You are on page 1of 72

ASUHAN KEPERAWATAN

MASA PRENATAL

Disusun Oleh :

1. Shelly Martha Tilaar (201604028)

2. Devi Agustin Kumalasari (201604041)

3. Ranaldi Mulyo Sandi (201604046)

4. Fairuz Brillianita (201604050)

5. Nindia Nurlaila Rizqi (201604071)

Program Studi D3 Keperawatan


STIKes BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugrah darinya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Kerangka Karangan” meskipun masih banyak
kekurangan didalamnya. Dalam makalah ini kami mengulas tentang Masa Prenata
pada ibu hamil.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai masa prenatal atau masa kehamilan
untuk calon ibu yang baru pertama hamil. Kami juga menyadari bahwa makalah
yang kami buat ini masih terdapat kekurangandan jauh dari kata sempurna. Kami
berharap adanya kritik, saran ataupun usulan demi memperbaiki makalah yang
telah kami buat, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah di susun ini berguna bagi diri sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
untuk memperbaiki makalah ini jika ada waktu.

Mojokerto, 10 Ferbruari 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDHULUAN

1
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Pengertian
Periode prenatal adalah periode persiapan baik secara fisik, yakni
pertumbuhan janin dan adaptasi maternal maupun secara psikologis, antisipasi
menjadi orangtua. Menjadi orang tua ialah salah satu krisis maturasi dalam
kehidupan sekaligus merupakan masa perkembangan tanggung jawab dan
perhatian terhadap orang lain.
Periode ini merupakan masa belajar yang intensif bagi orang tua dan
individu yang dekat dengan mereka dan juga merupakan kesempatan untuk
mengembangkan kesatuan keluarga. Kunjungan prenatal regular yang secara
ideal, dimulai segera setelah ibu pertama kali terlambat menstruasi,
merupakan kesempatan untuk memastikan kesehatan ibu hamil tersebut dan
bayinya. Supervise kesehatan prenatal memungkinkan diagnosis dan
penanganan gangguan maternal, baik yang sebelum sudah ada maupun yang
berkembang selama masa hamil. Kunjungan prenatal direncanakan untuk
mengikuti pertumbuhan dan perkembangan janin dan untuk mengidentifikasi
kelainan yang dapat menganggu proses persalinan normal. Wanita dan
keluarganya dapat mencari dukungan untuk mengatasi stress dan memperlajari
keterampilan menjadi orang tua.
2.2. Trimester Pertama
Kunjungan pertama wanita baik ke pusat pemberian perawatan
kesehatan atau ke klinik obstreti penting untuk menentukan kelanjutan
perawatannya. Wanita harus merasa penting dan di terima. Pada kunjungan
pertama diagnosis kehamilan dapat ditegakkan dan data dasar ditetapkan
tergantung kepada usia gestasi. Apabila kehamilan terlalu dini dan tidak dapat
diperiksa, maka kunjungan berikutnya dijadwalkan dalam dua minggu.
Kehamilan berlangsung selama 9 bulan menurut penanggalan
internasional, 10 bulan menurut penanggalan lunar, atau sekitar 40 minggu.
Kehamilan dibagi menjadi 3 periode 3 bulan atau trimester. Trimester pertama
adalah minggu pertama sampai minggu ke-13. Trimester kedua adalah periode

2
minggu ke-14 sampai ke-26, sedangkan trimester ke tiga, minggu ke-27
sampai kehamilan cukup bulan (38 sampai 40 minggu).
Setelah kehamilan didiagnosis, perawatan prenatal dilakukan. Asuhan
keperawatan mengikuti proses keperawatan: pengkajian, analisis dan
penegakkan diagnose keperwatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
2.3. Penatalaksanaan Kasus
A. Pengkajian
Proses pengkajian berlangsung sepanjang periode prenatal. Proses
dimulai saat wanita bertemu dengan tenaga kesehatan kerena ia menduga
dirinya hamil. Yeknik pengkajian meliputi wawancara, pemeriksaan fisik,
dan tes laboratorium. Setiap penyimpangan dari temuan normal dapat
mengidentifikasikan suatu komplikasi, sehingga harus dilakukan tes dan
pengkajian lebih lanjut.
Daftar titik (checklist)yang berisi kebutuhan perawatan selama masa
hamil merupakan alat yang berharga. Alat ini menjadi alat komunikasi bagi tim
tenaga kesehatan untuk mencega kesenjangan dan mengidentifikasi hal-hal yang
berulang kali menjadi masalah pasien. Dengan menceritakan pasien hal-hal yang
terdapat dalam daftar titik, universalitas antara wanita hamil dan keluarganya
divalidasi. Dengan mengetahui bahwa hal-hal yang dirasakan aneh oleh wanita
dialami juga oleh banyak wanita hamil lainnya, banyak wanita menjadi tenang.
Membaca daftar titik juga mengingatkan pasien akan data-data yang terlupakan.
KOTAK 7-1
Daftar Tilik Trimester Pertama
Diagnosis dan tanggal taksiran
partus
Jadwal dan peristiwa kunjungan Keletihan
Konseling untuk perawatan diri: Respons psikososial dan dinamika
Rencana melahirkan keluarga
Adaptasi/rasa tidak nyaman Latihan dan istirahat
Perubahan pada payudara Relaksasi
Sering berkemih Nutrisi
Mual dan muntah Seksualitas
Hidung tersumbat dan epistaksis Variasi budaya
Gingivitis dan epulis Tanda peringatan komplikasi yang
Leukore potensial
Sumber

3
Pendidikan
Pemeriksaan gigi
Pelayanan medis
Pelayanan social
Ruang gawat darurat
Tes diagnostic
Spesifikan
Lain-lain

1. Wawancara
Wawancara pada pengkajian pertama membina hubungan yang
terapeutik antara perawatn dan ibu hamil. Wawancara direncanakan dan
berisi komunikasi yang berfokus pada titik tertentu. Dua sumber biasanya
dipakai dalam mengumpulkan data: interpretasi subyektif pasien tentang
status kesehatan dan observasi obyektif perawat. Selama wawancara
perawat mengobservi efek klien, postur,bahasa tubuh, warna kulit, dan
tanda-tanda fisik serta tanda emosional lain. Observasi ini menjadi data
penting dalam pengkajian.
Evaluasi awal meliputi riwayat kesehatan kemprehensif yang
menekankan pada kehamilan saat ini, kehamilan sebelumnya, keluarga,
riwayat psikososisal, riwayat budaya, pengkajian fisik, tes diagnostic, dan
pengkajian semua resiko yang mungkin terjadi (NAACOG, 1991). Suatu
format riwayat prenatal .suatu format riwayat prenatal (kotak7-2,hal.146-
147) adalah metode terbaik untuk mencatat riwayat pada kunjungan
pertama dan mencatat kunjungan-kunjungan berikutnya.
Seringkali wanita ditemani oleh seorang anggota keluarga atau
lebih. Perawat membangun suatu hubungan dengan individu-individu ini
sebagai bagian dari konteks social pasien. Mereka juga membantu dalam
mengingatkan kembali atau memvalidasi informasi yang berkaitan dengan
masalah kesehatan wanita tersebut. Dengan persetujuan dari wanita
tersebut, orang yang menemaninya dalat dilibatkan dalam wawancara
prenatal pertama. Wright dan Leahey (1984) mengusulkan suatu pedoman
yang baik kepada perawatn untuk mengembangkan keterampilan untuk
mewawancari keluarga dan mengkajia interaksi antar anggota keluarga.

4
Obsevasi dan informasi tentang keluarga pasien adalah bagian dari
wawancara. Misalnya, jika pasien ditemani oleh anak-anak kecil, perawat
dapat menanyakan rencana ibu untuk perawatan anak-anaknya selama ia
menjalani persalinan dan melahirkan.
2. Alasan Mencari Perawatan
Penjelasan pasien tentang tujuan mencari perawatan kesehatan di catat
kata perkata dalam catatan pasien. Misalnya, “saya rasa, saya hamil” atau
“kaki saya menjadi begitu bengkak hingga saya sulit berjalan”. Pernyataan
ini tidka menyatakan suatu diagnosis karena kondisi wanita tersebut perlu
dikonfimasi oleh perawat atau pemberi perawatan primer lain sebelum
perawatan diberikan. Mencatat tujuan utama suatu kunjungan
menggunakan kata-kata pasien sendiri membantu personel lain melihat
kebutuhan utama pasien.
3. Kehamilan Saat Ini
Biasanya pasien datang berkunjung karena adanya tanda-tanda presumsi
kehamilan. Suatu tinjauan ulang gejala-gejala yang ia rasakan dan
bagaimana ia menanganinya membantu perawat mengumpulkan data dasar
untuk mengembangkan rencana perawatan. Perhitungan TPP dapat
dilakukan pada kesempatan ini.
4. Riwatat Obstetri/Ginekologi
Data yang dikumpulkan mencakup usia menarke dan riwayat menstruasi,
infertilisasi, setiap anomali ginekologi (misalnya, fibroid), riwayat
penyakit menular (PMS),riwayat seksual, semua kehamilan, termasuk
kehamilan saat ini, dan hasil akhirnya.
5. Riwayat Medis
Pewawancara mencatat informasi, seperti riwayat menstruasi wanita,
aktivitas seksual, dan kehamilan terdahulu serta hasilnya. Keadaan
kehamilan saat ini didasarka pada laporan tentang kehamilan terdahulu.
Riwayat medis menguraikan kondisi medis atau berdah yang dapat
memperngaruhi perjalanan kehamilan atau dipengaruhi kehamilan.
Misalnya, wanita hamil yang menderita diabetes atau epilepsy
membutuhkan perawatan spesifik. Karena kebanyakan pasien merasa
cemas selama wawancara pertama penggunaan isyarat, seperti gelang
Medic-Alert,membantu pasien menjelaskan alergi, penyakit kronis, atau

5
obat-obat yang dipakai (misalnya, kortison, insulin atau anti kejang).
Apabila wanita mengonsumsi obat, ia diminta menuliskan obat yang
digunakan dan menjelaskan penggunaannya.
Bedah terdahulu diuraikan. Apabila seorang wanita pernag
menjalani bedah Rahim atau perbaikan ekstensif dinding pelvis,
kemungkinan ia perlu menjalani bedah sesaria saat melahirkan.
Apendektomi menghilangkan kemungkinan apendisitis sebagai penyebab
nyeri pada kuadran kanan bawah, bedah spinal menjadi kontaindikasi
anestesi spinal atau epidural. Setidap cedera pelvis diberi perhatian khusus.
Seringkali wanita yang beradaptasi dengan baik terhadap kondisi
kecacatan atau kondisi kronis kecacatan atau kondisi kronis lupa
menyebutkan keadaan tersebut Karena mereka sudah begitu menyatu
dengan gaya hidupnya. Sepatu khusus atau jalan pincang mengindikasikan
defak strukturan pada pelvis, yang merupakan suatu pertimbangan penting
dalam kehamilan. Perawatn yang mengobservasi karakteristik khusus ini
dan dapat menanyakan hal ini dengan sensitif akan memperoleh data
individu yang menjadi dasar perencanaan asuhan keperawatan yang
komprehensif. Observasi merupakan komponen vital dalam proses
wawancara karena obseravasi menuntuk perawat dan wanita hamil untuk
berfokus pada kebutuhan spesifik wanita dan keluarganya.
6. Riwayat Nutrisi
Aspek ini adalah komponen penting dalam riwayat prenatal. Status nutrisi
seorang wanita hamil memiliki efek langsung pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dan wanita memiliki motivasi yang tinggi untuk
mempelajari gizi yang baik. Pengkajian diet dapat mengungkapkan data
praktik diet khusus, alergi makanan, dan perilaku makanan, serta faktor-
faktor lain yang terkait dengan status nutrisi.
7. Penggunaan Obat
Penggunaan obat saat ini dan pada waktu yang lalu perlu dikaji. Wanita
perlu ditanyai tentang penggunaan obat baik secara legal (obat-obatan
bebas, tembakau, obat yang diresepkan, rokok, kafein, alcohol,) maupun
illegal (mariyuana, kokain). Banyak substansi menembus plasenta dan
dapat menimbulkan efek merugikan bagi janin yang berkembang. Skrining

6
toksikologi urin periodic sering direkomendasikan untuk wanita hamil
yang memiliki riwayat obat-obatan illegal.
8. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga memberi informasi tentang keluarga dekat pasien,
termasuk orangtua, saudara kandung dan anak-anak. Hal ini membantu
mengidentifikasi gangguan genetic atau familia dan kondisi-kondisi yang
dapat mempengaruhi status kesehatan wanita atau janin.
9. Riwayat Sosial
Faktor-faktor situasi, seperti pekerjaan wanita dan pasangannya,
pendidikan, serta perkawinan, latar belakang budaya, dan etnik, serta
status social ekonomi, ditetapkan dalam riwayat social.
10. Rencana Melahirkan
Persiapan wanita untuk melahirkan dikaji. Apakah ia merencanakan untuk
mengikuti kelas pendidikan untuk orangtua (dengan atau tanpa
pasangannya) selama trimester pertama? Apakah pasangan tersebut
menyusun rencana melahirkan? Kehadiran dikelas pendidikan untuk
orangtua dan pengembangan rencana melahirkan bervariasi menurut
kebudayaan masing-masing wanita, koping yang biasa digunakan
(mengikuti pendidikan dikelas dan membaca materi atau cara lain), dan
perasaan tentang peran pemberi perawatan kesehatan. Beberapa wanita
datang dengan suatu bentuk rencana melahirkan, misalnya: setelah
melahirkan seorang bayi yang sakit, wanita yang mengantisipasi kelahiran
kedua cenderung memilih melahirkan dipusat perawatan intensif untuk
neonates. Wanita yang dependen mungkin membiarkan tim perawatan
kesehatan membuat keputusan tentang rencana melahirkan, menganggap
keputusan tim sebagai keputusan yang paling bijaksana. Wanita yang lebih
mandiri asertif mencari perawatan kesehatan, yang sesuai dengan
filosofinya tentang perawatan, keyakinannya dan pengetahuannya. Ia
berharap keinginannya dihargai selama ia hamil, bersalin dan melahirkan
juga pada periode pascapartum. Rencana melahirkan dibahas dibagian lain
bab ini.
11. Wanita yang Cacat
Wanita yang mengalami cacat fisik serius atau gangguan emosi, wanita
yang tuli, buta depresi, secara fisik tidak mampu mengalami, reterdasi

7
mental atau cedera otak harus dihargi dan pendekatan pengkajian harus
disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Wanita yang emosinya tidak
memadai mungkin tidak mampu menguraikan riwayat harus diperoleh dari
mereka sejauh yang dapat mereka berikan. Pandangan dan sikap mereka
memegang peranan. Namun, keluarga, profesi kesehatan lain yang
dilibatkan dalam perawatan dan catatan pasien harus ditinjau kembali
untuk memperoleh riwayat yang lengkap. Setiap wanita harus dihormati
seutuhnya dan dilibatkan sesuai dengan batasan emosi, kapasitas
kognitifnya, serta cacat fisik yang dialaminya.
12. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pertama memberi data dasar untuk mengkaji perubahan-
perubahan selanjutnya. Pemeriksaan harus menetapkan kebutuhan pasien
akan informasi dasar tentang struktruk organ genetalia dan memberi
informasi ini sekaligus dengan demonstrasi peralatan yang digunakan serta
penjelasan prosedur penggunaanya. Interaksi membutuhkan pendekatan
yang tidak tergesah-gesah, sensitive, dan lembut disertao sokap mawas
terhadap fakta yang ditemukan ditempat pada posisi yang tetap, sehingga
tidak menganggu jalannya pemeriksaan.
Dalam melakukan pemeriksaan privasi wanita harus dijaga.
Gunakan kain penutup tubuh sesuai kebutuha. Lingkungan dibuat hangat
dan nyaman.
Pemeriksaan fisik dimulai dengan memeriksa tanda-tanda vital,
tinggi dan berat badan, serta tekanan darah. Karena kandung kemih harus
kosong sebelum pemeriksaan panggul dilakukan maka specimen air kemih
harus diminta sebelum pemeriksaan dilakukan.
Setiap pemeriksaan harus mengembangkan suatu kebiasaan dalam
pemeriksaan fisik. Kebiasaan memilih cara pemeriksaan dari kepala
sampai ke ujung kaki. Jantung dan bunyi nafas di evaluasi dan tungkai
diperiksa. Distribusi, jumlah, dan kualitas rambut tubuh merupakan hal
yang sangat penting karena temuan ini mencerminkan status nutrisi, fungsi
endokrin dan higine secara umum. Kelenjar tiroid diperiksa dengan
seksama. Pemeriksaan dasar yang khas biasanya dapat diselsaikan tanpa
banyak kesukaran pada wanita yang sehat.

8
Pemeriksaan perlu tetap waspada terhadap petunjuk pada wanita,
yang mengarahkan pengkajian selanjutnya dan mengindikasikan respons
cepat yang tidak menguntungkan, misalnya hipotensi supine.
13. Kelenjar Tyroid
Kelenjar tyroid adalah kelenjar endokrin yang paling besar dalam tubuh
manusia dan merupakan satu satunya kelenjar yang bisa langsung
diperiksa pada pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fungsi tyroid atau
kemungkinan disfungsi memerlukan pemeriksaan yang lebih dari sekedar
observasi dan palpasi daerah kelenjar tyroid. Tingkat metabolic dan ritme,
dan termasuk keteraturan menstruasi pada wanita usia subur, diatur oleh
kelenjar tyroid. Efek aktifitas tyroid sangat luas. Oleh karena itu observasi
tingkah laku, penampilan, kulit, mata, rambut, dan status kardiovaskular
merupakan hal yang penting. Beberapa temuan memerlukan perhatian
lanjut (misalnya, pembesaran, konsisten yang kasar dan berpasir dan
nodul).
14. Payudara
Pemeriksaan genokologi perlu dilakukan dengan mula-mula
memeriksa payudara untuk menetapkan data dasar tentang keadaan
normal. Akan tetapi, pemeriksaan harus waspada terhadap kemungkinan
keganasan. Deteksi dini kemungkinan keganasan telah dan terus akan
menjadi faktor yang sangat penting dalam keberhasilan terapi penyakit ini.
Karena pemeriksaan oleh ahli hanya dilakukan secara periodic, setiap
wanita dinasihatkan untuk melakukan pemeriksaan payudara mandiri
setiap bulan yakni pada waktu payudara paling sedikit dipengaruhi siklus
menstruasi, 4 sampai 10 hari setelah periode terakhir. Karena payudara
mengalami perubahan selama masa hamil dan menyusui maka selama
waktu ini pemeriksaan payudara mandiri ridak dapat diandalkan.
15. Andomen
Pemeriksaan abdomen dilakukan dengan hati-hati dan sistematis.
Pengkajian kulit dilakukan untuk memperoleh gambaran ke adaan umum,
warna, ruam, lesi, jaringan parut, stria, dilatasi vena, tugor, tekstur, dan
distribusi rambut. Kontir, kesimetrisan, dan adanya hernia yang harus

9
dicatat. Bunyi usus di auskultasi. Tinggi fundus dicatat jika pemeriksaan
pertama dilakukan pada tahap lanjut kehamilan.
16. Pemeriksaan panggul
Pemeriksaan panggul bisa ditangguhkan sampai kunjungan
berikutnya bila wanita merasa cems, tegang, atau menolak menjalani
pemeriksaan saat ini. Vagina membesar dan struktur penyokong menjadi
lebih rileks dengan semakin tuanya kehamilan. Apabila pemeriksaan
dilakukan, tonus otot panggul dan kebutuhan akan serta pengetahuan
tentang latihan kegel juga dikaji. Selama pemeriksaan panggul, perawat
tetap mewaspadai hipotensi supine (kotak hal. 152)
Banyak wanita terintimidasi oleh bagian ginekologi pada
pemeriksaan fisik. Dalam kasus ini, perawat dapat berperan sebagai
advokat yang menyokong hubungan antara pasien dan pemberi perawatan
kesehatan.
Wanita ini dibantu untuk mengambil posisi litotomi untuk
diperiksa panggulnya. Ketika ia berada didalam posisi litotomi, pangkal
paha dan lutut fleksi dengan bokong berada di tepi meja periksa dan kaki
di topang oleh penyangga. Beberapa wanita lebih menyukai tetap
menggunakan kaos kaki dan sepatunya, terutama jika penyangga tidak
dilapisi bahan yang lunak.
Banyak wanita merasa tidak nyaman dan aneh bila ia harus
mengambil posisi litotomi. Selama pemeriksaan, perawat dapat membantu
menenangkan wanita ini dengan menggunakan teknik relaksasi. Perilaku
pemeriksaan dan perawat terhadap wanita tersebut pada saat ini dapat
mempengaruhi nya menjadi lebih tenang. Salah satu cara untuk membuat
tenang ialah meminta klien metelakkan tangannya di dada setinggi
diafragma, melakukan nafas dalam dengan perlahan (menghirup udara
melalui hidungnya dan mengeluarkan melalui mulut yang membentuk
huruf O), berkonsentrasi pada irama nafas, dan merelaksasi semua otot
tubuh saat mengeluarkan napas (Barkaukas 1994). Cara benapas ini sangat
baik untuk remaja atau wanita yang introitusnya sangat sempit atau bagi
mereka yang baru pertama kali menjalani ini dan merasa tegang.

10
Beberapa wanita menjadi tenang bila dilibatkan dalam proses
pemeriksaan dengan menggunakan cermin, sehingga ia dapat melihat apa
yang dikerjakan pemeriksa. Partisipasi seperti ini dapat sekaligus
membantu upaya pemberian pendidikan. Mengalihkan perhatian
merupakan teknik lain yang bisa digunakan dengan efektif, misalnya:
menempatkan gambar yang menarik atau gambar yang dapat bergerak di
langit-langit kamar pemeriksa.
Banyak wanita terasa tidak nyaman jika diperiksa dalam posisi
litotomi. Umumnya pasien akan berterimakasih jika terlebih dahulu diberi
penjelasan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan karena hal ini akan
membuatnya mengerti apa yang akan ia rasakan sebelum pemeriksaan
tersebut dilakukan. Akan tetapi, pada umumnya wanita lebih suka jika ia
tidak ditanyai sampai ia berdiri lagi dalam posisi normal. Pertanyaan yang
diberikan selama pemeriksaan, terutama ketika ia tidak bisa melihat mata
si penanya, membuatnya tegang.
17. Hipotensi Supine
Ketika seorang wanita berbaring dalam posisi litotomi, berat isi abdomen
menekan vena kava dan aorta, sehingga tekanan darah menurun (hipotensi
supine). Tanda objektif keadaan ini ialah polar, sesak napas dan kulit
lembab (keringat dingin). Tindakan keperawatan yang bisa dilakukan ialah
membaringkan wanita tersebut pada salah satu sisi sampai tanda dan gejala
mereda. Apabila wanita tidak dapat menoleransi posisi litotomi,
pemeriksaan kelamin dapat dilakukan pada posisi lateral.
18. Inspeksi Luar
Pemeriksaan duduk di ujung kaki meja periksa untuk menginspeksi
genetalia eksterna dan melakukan pemeriksaan dengan speculum, untuk
memudahkan komunikasi yang terbuka dan membantu wanita tersebut
rileks, kepala wanita diposisikan lebih tinggi dengan menggunakan bantal
dan kain penutup yang diletakan sedemikian rupa sehingga kontak mata
dapat dipertahankan. Dengan pencahayaan yang baik, genetalia eksterna
dapat diinspeksi untuk dinilai kematangan seksualnya; klitoris, labia dan
perineum dapat dilihat. Apabila wanita tersebut pernah melahirkan atau
mengalami trauma lain, akan terlihat jaringan parut yang memulih.

11
19. Palpasi Luar
Pemeriksaan melanjutkan dengan melakukan palpasi dan inspeksi.
Pemeriksaan mengenakan sarung tangan steril (tanpa pelumas) saat
melakukan pemeriksaan ini. Labia dibuka untuk melihat struktur di
vestibulum.: meatus urinates, kelenjar Skene, orifisium vaginalis dan
kelenjar Bartholini. Untuk menilai keadaan kelenjar Skene, pemeriksa
memasukkan salah satu jari kedalam vagina dan memijat di daerah uretra.
Setiap eksudat dari uretra atau kelenjar Skene dikumpulkan untuk
dibiakkan. Adanya massa atau eritema pada struktur ini harus diperiksa
lebih lanjut. Pada keadaan normal, muara kelenjar skene tidak terlihat.
Muara yang terlihat jelas dapat disebabkan oleh adanya infeksi pada
kelenjar ini (misalnya, gonore). Selama pemeriksaan, pemeriksa harus
tetap mengingat hal-hal yang ditemukan saat melakukan tinjauan ulang
system, missal adanya rasa seperti terbakar saat berkemih.
Orifisium vaginal diperiksa. Karunkula mirtiformis (sisa himen)
merupakan temuan normal. Dengan satu jari masih didalam vagina,
pemeriksa meletakkan jari telunjuk di dekat bagian posterior orifisium.
Dengan ibu jari berada didalam bagian posterior labia mayora, pemeriksa
menekan daerah kelenjar Bartholiniyang terletak diposisi jam 8 dan jam 4
dan mencari adanya pembengkakan, rabas dan rasa nyeri.
Sokongan dinding vagina anterior dan posterior diperiksa.
Pemeriksa membuka labia dengan jari telunjuk dan jari tengah dan
kemudian meminta wanita melemaskan otot-otonya. Setiap tonjolan di
dinding anterior (uretrokel atau sistokel) atau pada dinding posterior
(rektokel) dicatat dan dibandingkan dengan riwayat masa lalu, misalnya
adanya kesulitan untuk memulai berkemih atau adanya konstipasi.
Perineum (daerah antara vagina dan anus) diperiksa untuk
menemukan adanya jaringan parut akibat laserasi yang pernah terjadi
sebelumnya atau bekas episiotomy, juga periksa adanya penipisan, fistula,
massa, lesi dan peradangan. Anus diperiksa untuk mencari adanya wasir,
sisa wasir, dan integritas sfringer anus. Kadang kadang setelah mengalami
suatu persalinan traumatic disertai laserasi yang mengenai sfringer anus,

12
otot belum benar-benar pulih. Misalnya, pemeriksa akan menemukan
lekukan di antara ujung dua otot yang terpisah dan refleks menutup tidak
sempurna. Apabila sfingter anus tidak benar-benar pulih, wanita mungkin
memiliki riwayat inkontinensia. Daerah anus juga harus dikaji untuk
melihat adanya lesi, masa, abses, dan tumor. Apabila ada riwayat penyakit
hubungan seksual maka sewaktu melakukan pemeriksaan ini pemeriksa
perlu mengumpulkan specimen dari saluran anus untuk dikultur.
Sepanjang pemeriksaan genetalia ini, pemeriksa juga harus
memperhatikan bau di daerah perineum. Bau tertentu dapat
menunjukkan adanya infeksi dan praktik higine yang buruk.
KEDARURATAN

HIPOTENSI SUPINE
TANDA/GEJALA
Palor
Pusing, pingsan, sesak napas.
Takikardi.
Nausea.
Kulit lembab, dingin dan berkeringat.
INTERVENSI
Berikan wanita pada posisi miring sampai tanda dan gejala mereda dan tanda-
tanda vital menjadi stabil dalam batas normal.

20. Periksa Dalam


Ketika seorang wanita mengadakan perjanjian utnuk melakukan
pemeriksaan, ia diminta tidak melakukan irigasi (douching) selama 24 jam
sebelum pemeriksaan. (catatan: irigasi tidak direkomendasikan untuk
dilakukan kapanpun juga). Hal ini dapat mengaburkan diagnosis yang
didasarkan pada sekresi, sel dan bau. Selain itu, pemakaian douching depat
menghilangkan secret vagina, sehingga pemasangan speculum di vagina
menjadi lebih sukar. Beberapa wanita merasa sulit untuk mematuhi
permintaan ini, mereka tidak dapat datang di dokter atau klinik
pemeriksaan karena merasa daerah getetalianya tidak bersih.
Speculum vagina memiliki dua tuas pada ujungnya dan satu
gagang. Speculum terdiri dari berbagai tipe dan jenis. Speculum vagina
dipakai untuk melihat kuba vagina dan serviks.

13
Tuas speculum dibuka untuk melihat serviks dan dikunci pada
posisi terbuka. Serviks diinspeksi: posisi dan penampilan muara, posisis
serviks, warna, lesi, perdarahan dan secret. Temuan pada serviks yang
tidak berada dalam batas-batas normal (mislanya, tukak, massa,
peradangan, protrusi berlebihan ke kubah vagina), anomaly (misalnya,
jengger ayam [tonjolan pada serviks yang menyerupai jenger ayam
jantan], lipatan atau selaput pada serviks), dan polip harus diperhatikan.
Pengumpulan specimen untuk pemeriksaan sitology adalah bagian
penting dalam pemeriksaan ginekologi. Infeksi dapat didiagnosis melalui
pemeriksaan specimen yang dikumpulkan selama pemeriksaan panggul.
Infeksi ini meliputi gonore, Chlamiydia trachomatis, streptokokus beta,
Trichomonas vaginalis,dan herpes simpleks tipe 1 dan 2. Begitu diagnosis
ditegakkan, pengobatan dapat dilakukan. Kondisi karsinogenetik,baik yang
terjadi maupun yang mungkin terjadi, dapat ditemukan melalui
pemeriksaan sel serviks yang dikumpulkan untuk pemeriksaan panggul
dengan menggunakan tes Papanicolaou (Pap).
Setelah specimen diperoleh, vagina di sekitar serviks diperhatikan
dengan merotasi speculum. Tuas speculum dilepas dari kuncinya dan
sedikit ditutup. Sewaktu mengeluarkan speculum harus dilakukan sedikit
rotasi dan pemeriksaan dinding vagina untuk melihat warna, lesi, rugae,
fistula dan penonjolan.
Inkontinensia unin saat mengedan bukanlah temuan yang normal
dan perlu dicatat. Berbagai faktor dapat menyebabkan inkontinensia,
termasuk otot-otot pubokoksigis yang lemah karena kurang dilatih (Kegel)
atau akibat trauma semua persalinan.
21. Palpasi Bimanual
Untuk melakukan pemeriksaan ini, pemeriksa harus berdiri. Teteskan
sedikit lubrikan pada jari tangan yang dibungkus sarung tangan, yang akan
digunakan untuk melakukan pemeriksaan dalam. Untuk menghindari
trauma dan kontaminasi, ibu jari di abduksi, jari manis dan kelingking
difleksi kearah telapak tangan.

14
Vagina dipalpasi untuk mengkaji kekenyalan, lesi, dan nyeri tekan.
Serviks diperiksa untuk mengetahui posisi, bentuk, konsistensi, motilitas
dan lesi. Forniks di sekitar serviks dipalpasi.
Dengan memindahkan tangan yang berada di abdomen ke kuadran
kanan bawah dan jari-jari tangan didalam panggul ke forniks di lateral
kanan, pemeriksa dapat mengkaji posisi, ukuran, nyeri tekan, lemah,
wanita ini ditanyai sejauh mana pengetahuan tentang latihan Kegel.
22. Palpasi Rektovagina
Untuk mencegah kontaminasi pada rectum akibat organisme di dalam
vagina (mis., gonore) sarung tangan sebaliknya diganti, tambahkan
lubrikan baru, dan masukkan jari telunjuk ke vagina dan jari tengah ke
rectum. Jari akan lebih mudah dimasukkan jika wanita melemaskan otot-
ototnya. Tindakan pemeriksa abdominovagina diulang. Pemeriksaan
rektovagina dapat mengkaji septum rektovagina, permukaan posterior
Rahim, dan daerah di belakang serviks.
Setelah pemeriksaan panggul, wanita dibantu untuk duduk,
diberikan tisu untuk memberisihkan diri, dan diberi kesempatan untuk
berpakaian di ruangan khusus yang terpisah. Wanita biasanya akan
kembali keruangan pemeriksaan untuk membahas temuan yang diperoleh,
mendapatkan resep dan konseling.
23. Uji Laboratorium
Data yang diperoleh dari pemeriksaan specimen di laboratorium
menambah informasi tentang gejala kehamilan dan status kesehatan. Baik
diagnosa keperawatan maupun kedokteran ditegakkan dari informasi ini.
Specimen pada kunjungan pertama dikumpulkan, sehingga hasil
pemeriksaan tersebut sehingga hasil pemeriksaan tersebut digunakan.
TABEL 7-1 Uji Laboratorium pada Periode Prenatal
Uji Laboratorium Tujuan
Hemoglobin/hematocrit/WBC (sel Mendeteksi anemia/mendeteksi
darah putih), hitung jenis infeksi.
Jenis darah, Rh, dan antibody tidak Menemukan wanita yang
reguler menderita hemoglobinopati
(misalnya, anemia sel sabit,
talasemia)

15
Titer Rubela Menemukan janin yang memiliki
resiko mengalami eritroblastosis
fetalis atau hiperbiliruminemia
pada periode neonatus
Urinalisis, termasuk pemeriksaan Mengidentifikasi wanita penderita
mikroskopik sedimen urine; pH, berat diabetes mellitus yang tidak
jenis spesifik, warna, glukosa, diduga, penyakit ginjal, hipertensi
albumin, protein, sel darah merah, sel akibat kehamilan, infeksi,
darah putih, silinder, aseton;hCG kehamilan.
Biakan urine Mengidentifikasi wanita yang
mengalami bakteriuria
asimptomstik
Tes fungsi ginjal: BUN, kreatinin, Mengevaluasi tingkat komptomi
elektrolit, kreatinin klirens, eksreksi ginjal pada wanita yang memiliki
total protein riwayat diabetes, hipertemsi atau
penyakit ginjal.
Tes Pap Skrining neoplasia intraepitel dan
herpes simpleks tipe 2
Apusan vagina dan rectum untuk Skrining infeksi asimptomatik
Neisseria gonorrhoeae,Chlamydia, pada penduduk yang beresiko
HPV tinggi
VDRL/FTA-ABS Menemukan wanita yang
menderita penyakit sifilis yang
tidak diobati
Antibodi HIV, antigen permukaan Skrining infeksi
hepatitis B, toksopalsmosis
Toleransi glukosa 1 jam Skrining diabetes gestasional;
dilakukan pada kunjungan
pertama untuk wanita beresiko
tinggi; dilakukan pada minggu
ke-28 untuk semua wanita hamil.
Toleransi glukosa 3 jam Skrining diabetes pada wanita
dengan peningkatan kadar
glukosa desudah tes 1 jam; untuk
menegakkan diagnosis harus di
dapatkan satu hasil positif pada
waktu puasa atau dua hasil positif
Pemeriksaan jantung: EKG, foto Mengevaluasi fungsi jantung pada

16
toraks, dan ekokardiogram. wanita dengan riwayat hipertensi
atau penyakit jantung.
Untuk kunjungan berikutnya (table 7-11). Specimen urine bersih, yang
tidak terkontaminasi, diperiksa. Juga dilakukan uji tuberkulosa dengan
menggunakan derivate protein yang dimurnikan purified protein
derivative (PPD). Saat pemeriksaan panggul berlangsung, pemeriksaan
sitology dan infeksi dari apusan vagina dan serviks dilakukan.
Pemeriksaan darah dapat berguna untuk berbagai ke adaan: tes untuk
sifilis; HIV untuk menguji antibody AIDS; hitung darah lengkap (CBC,
complete blood count), serta hematocrit, hemoglobin dan hitung
diferensial; golongan darah dan faktor Rh; skrining antibody (rubella,
toksoplasmosis, dan anti-Rh); anemia sel sabit;kadar asam folat jika
diindikasikan. Air kemih diperiksa untuk mengetahui kadar glukosa,
protein dan aseton. Biarkan dan tes sensitivitas juga dilakukan bila perlu.
24. Perkembangan Janin
Ringkasan perkembangan janin disajikan pada kotak 7-3.
Pada awal kehamilan (pada usia sekitar 12 minggu), sebelum
Rahim menjadi organ abdomen, denyut jantung janin dapat didengar
dengan menggunakan fetoskop ultrasound atau stetoskop ultrasound. Alat
ini diletakkan di garis tengah, tepat dianterior simfisis pubis. Sewaktu
mendengarkan, stetoskop perlu ditekan. Calon ibu dan keluarga dapat duberi
kesempatan untuk emndengar denyut jantung bayi ini.
KOTAK 7-3
Perkembangan janin pada Minggu ke-13
Diferensiensi jaringan lengkap bersamaan dengan berakhirnya
organogenesis.
Tampak seperti manusia.
Jenis kelamin dapat dibedakan.
Skelet menjadi tulang.
Pambentukan pangkal gigi.
Aktivitas pernafasan dapat terlihat.
Insulin disekresi (sejak minggu ke-8).
Ginjal mulai menyekresi.
Usus turun ke abdomen.
Kepala berukuran sepertiga seluruh panjang tubuh.

17
Tinggi: 9 cm
Berat: 15 cm
Janin kurang rentan terhadap malformasi akibat agens teratogenik.
Resiko pada janin terutama berasal dari serangan toksin
terhadap perkembangan organ. Abortus spontan yang ekologinya tidak
diketahui terjad pada kira-kira satu dari enam kehamilan ((The Boston
Womens Health Book Collective 1992)
B. Diagnosa Keperawatan
Setiap wanita dan keluarganya memiliki suatu rangkaian respons
unik terhadapa kehamilan. Untuk meresponsi respon ini, perawat muai
menyusun diagnose keperawatan yang sesuai dari daftar berikut. Daftar ini
dihasilkan dari analisis temuan hasil pemeriksaan selama trimester
pertama :
Anietes yang berhubungan dengan:
 Kekhawatiran terhadap diri sendiri
 Perubahan fisik selama hamil
 Perasaannya atau perasaan orang lain terhadap kehamilan
 Rasa tidak nyaman pada awal kehamilan
Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan
 Respon keluarga terhadap diagnosis kehamilan
Defisi pengetahian yang berhunungan dengan
 Peran diri sendiri pada penatalaksanaan ksehatan dan kehamilan
Perubahan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
 Morning sickness
Perubahan ola seksual yang berhubungan dengan :
 Rasa kurang nyaman pada awal kehamilan
 Rasa aku bahwa senggama akan mencederai janin

1. Hasil akhir yang diharapkan


Rencana keperawatan pasien selama trimester pertama didasarkan
pada pengkajian biopsikososial pada wanita itu dan keluarganya. Untuk

18
setiap wanita, harus disusun sebuah rencana perawatan yang ada
hubungannya dengan masalah keperawatan dan klinis wanita tersebut.
Informasi didalam bab ini besifat umum. Tidak semua wanita akan
mengalami semua masalah yang di bahas dalam bab ini atau memerlukan
semua aspek perawatan yang di jelaskan. Perawat harus memilih aspek
aspek keperawatan yag relevan untuk kebutuhan klien dan keluarganya
berdasarkan hasil akhir yang diharapkan berikut. Hasil akhir ini berkaian
dengan perawatan fisiologis dan psikososial.
1. Wanita akan menunjukkan pengetahuan yang benar tentang
adaptasi yang dialami tubuh seorang ibu hamil terhadap
perkembangan janin sebaga dasar untuk memahami rasional dan
pentingnya perawatan
2. Wanita akan menggunakan pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi,
kebutuhan seksual, aktivias sehari-hari, rasa tidak nyaman akibat
hamil, dan perawatan diri
3. Wanita akan mengenali gejala-gejala yang menunjukkan deviasi
dari ehamilan normal dan melaprkan hal hal tersebut.
4. Wanita dan kerluarganya akan berpartisipasi secara aktif dalam
perawatannnya selama trimester pertama kehamilan.
2. Perawatan kolaboratif
Walaupun tenaga kesehatan lain juga terlibat dalam memberikan
perawatan kesehatan prenatal kepada ibu-ibu hamil, tetapi hubungan
pasien-perwatan merupaka aspek penting yang menentukan intensitas
interaksi selanjutnya. Teknik mendengar disertai perhatian , setuha, dan
kontak mata memiliki tempat tersendiri, demikian pula dengan teknik
untuk mengenali perasaan ibu dan hal ibu untuk engutarakan perasaannya.
Intervensi bias diberbagai tempat, baik secara formal maupun informal
untuk individu tertentu, keterlibatan dalam kelompok kesehatan, yang
diarahkan untuk mencapai suatu tujuan, tiak memungkinkan atau bahkan
tidak dapt diterima. Penjumpaan di lorong rumah sakit atau di ruang
periksa, kunjungan rumah, atau pembicaraan melalui telepon merupakan
kesempatan yang bias dipakai untuk melakukan kontak yng efektif.

19
Kadang-kadang calon ibu ini mencari informasi tentang suatu masalah
tertentu bukan untuk mendapatkan nasihat, tetapi untuk menarik perhtaian
perawat erhadap dirinya. Perawat dapat membentu wnita seperti ini
dengan mengajukan pertanyaan yang menuntun pasien untuk menjwab
maslahnya sendiri dan melaporkan hasilnya.
Dalam member dukungan kepadan pasien, setiap orang harus
menyadari bahwa bik perawat maupun pasien turut member sumbangsih
untuk membengun hubungan yang baik diantara merea. Perawat harus
menerima respon pasien sebagai suatu factor untuk member bantuan.
Suatu contoh hubungan parawat-pasien sebagai berikut :
 Ny…….Terus menerus mengatakan bahwa kehamilan ini tidak
direncanakan, tetapi menentangnya sendiri dengan kalimat-kalimat
seperti “semua hal yang terjadi adalah untuk suatu kebaikan” dan
“setiap anak membawa kasih tersendiri”.
Seiring erjalan waktu, hubungan kami berkembang menjadi suatu
hubungan yang mutual. Ia kemudian mengeluh tentang ras
takutnya dalam enghadapi rasa nyeri saat melahirkan,
ketidaksukaannya mengenakan baju hamil, dan keadaannya yang
tidak bias membantu keluarga. Akhirnya saya mengumpulkan
keberanian untuk berkata, ‘kadang-kadang juka suatu kehamilan
tidak direncanakn, rasa benci dan marah muncul.” Terlihat jelas, ia
merasa lega. Ia berkata,” oh, anda tidak tahu betapa marahnya
saya.”
Pertimbangan Etika
Skrining HIV
Wanita hamil secara etis bertanggung jawab untuk mencari
perawtan yang layak selama ia hamil dan harus menghundari hal hal yang
membehayakan janinnya. Perawtan harus mengutamakan bayi dan tidak
mengorbankann ibunya.
Skrinig HIV yang diwajibkan melibatkan masalah-masalah etika,
yang terkait dengan masalah privasi, diskriminasi, stigma social, dan

20
sesiko bereproduksi pada wanita hamil. Insiden transmisi perinatal dari
seorang ibu HIV positif ke janinnya bervariasi dari 25%-35%. Metode
untuk mencegah transmisi ibu janin dan pengobatan pada janin sampai
saat ini belum ada.sebelum ada perubahan teknologi yang mengubah
diagnosis dan pengobatan pada janin, tes pada wanita hamil harus
dilakukan atas kemauan wanita itu sendiri. Tenaga kesehatan memiliki
kewajiban memastikan calon ibu memperoleh informasi yang cukup
tentang gejala dan tes HIV.
Standar Peraatan Prenatal
 Pengkajian kemungkinan bahaya, perlunya membua rujukan,
kesejahteraan ibu dan janin
 Pemberan obat-obatan
 Pemberian dukungan
 Pembuatan catatan pasien yang akurat

Perawat juga perlu menerima kenyataan bahwa calon ibu harus


merupakan mitra kerja yang berkeinginan menjalin hubungan yang
sifatnya benar-benar sukarela. Oleh karena itu, hubungan ini bias berakhir
seiap saat karena ibu atau keluarganya menolak meneruskannya.
Perawatan suportif meliputi upya mengembangkan , menguatkan,
dan mengubah mekanisme yang di pakai oleh wanita dan keluarganya
untuk mengatasi strs. Usahakan untuk meningkatkan partiipasi aktif
individu dalam menyelesaikan masalahnya sendiri. Pasien dibantu untuk
mengumpulkan informasi yang tepat, mencari tindakan alternative,
membuat keputusan dari berbagai pilihan, dan memperkirakan tanggung
jawab yang timbul, yang dapat berupa: hidup bersama masalah
sebagaimana adanya, mengurangi efek suatu masalah, sehingga masalah
dapat diterima, atau menghilangkan masalah dengan mengadakan
perubahan.

21
Harapan sukses pada aspek perawatan untuk mndukung aspek
emosional harus fleksibel. Bukanlah kekuasaan setiap orang luar untuk
menjamin orang lain mengalami pengalaman yang memuaskan. Ibu dan
orang-orang yang dekat dengannya merupakan elemen penting dalam
prose ii. Banyak masalah merekea berada di luar jangkauan kemempuan
pekerja professional manapun. Walaupun begitu, hal ini tidak boleh
membuat perawat mundur dalam memberikan doronga kepada wanita
untuk menggunakan proses pengambilan keputusan sebagai sarana untuk
mengatasi masalah.
Pada kesempatan lain, hasil akhir yang sukses data mudah
diperoleh. Seorang wanita, yang pada awal kehamilannnya menduga akan
mengalami deperesi berat setelah melahirkan. Ia mengatakan kepada
perawat yang member dukungan selama ia hamil dan bersalin. “anda
adalah obat saraf terbaik yang pernnah saya jumpai”
3. Pendidikan tentang perawatan dini
Menjaga kesehatan merupakan aspek penting perawatan prenatal.
Partisipasi dalam hal in menjamin adanya laporan dini tentang respon yang
tidak diharapkan dalam kehamilan. Taggung jawab pasien untuk menjaga
kesehatannya terlihat dari pemahamannya tentang perubahan-perubahan
maternal dalam menghadapi perumbuhan anak yang belum lahir dan
keseiapannya untuk belajar. Perawat, sebagai pengajar, member pasien
informasi yang diperlukan menaati tindaan-tindakan yang berkaitan
dengan perawatan kesehatan.
Calon ibu memerlukan informasi tentang banyak hal. Selama
pemeriksaan kesehatan pertama, wanita mungkin telah menunjukkan suatu
kebutuhan untuk belajar aktivitas merawat diri sendiri, seperti mencegah
infeksi saluran kemih dan latihan kegel.
4. Mencegah Infeksi saluran Kemih
Infeksi saluran kemih bisa asimptomatik. Baik simptomatik atau
tidak, infeksi saluran kemih berisiko, baik bagi ibu maupun bagi janin.
Pencegahan infksi ini sangatlah penting. Pengertian wanita dan

22
penggunaan tindakan-tindakan hygiene umum perlu di kaji. Sebelum
membuat rencana perawatan, perawat perlu mengidentifikasi perasaan atau
ide tentang budaya, etnik, agama, atau factor-faktor lain yang
mempengaruhi praktik kesehatan.
Wanita perlu mempelajari bahwa setiap wanita harus selalu
melakukan gerakan membersihkan dari depan kebelakang seiap kalo
berkemih atau BAB dan harus menggunakan tisu yang bersih etiap kali
melakukannya. Membersihkan dengan mengelap dari belakang ke depan
akan membawa bakteri dari daerah rectum ke muara uretra dan
meningkakan resiko infeksi. Sebaiknya, gunakan tisu lembut dan
menyerap air, dan tidak kasar agar tidaak menimbulkan iritasi. Wanita
harus sering mengganti pelapis atau pelindung celana dalam. Bakteri dapat
berkembang biak pada pelapis yang kotor. Wanita sbaiknya menngenakan
celana dalam yang terbuat dari bahan katun tidak menggunakan celana
ketat atau jeans dalam waku ang lama. Panas dan kelembapan daerah di
genetalia yang terbentuk akibat penggunaan pakaian ketat, dapat
mempermudah pertumbuhan bakteri.
Beberapa wanita tidak mendapat cukup makanan dan ciran. Setelah
mengemukakan makan pilihannya, perawat harus menganjurkan agar
wanita ini meminum 8-12 gelas cairan setiap hari.8-10 ons jus kranberi
juga dapa digunakan karena bahan ini lebih asam dari pada cairan lain dan
dapat enurukan pH saluran kemih, sehingga mempersulit pertumbuhan
bakteri. Yogurt dan susu asam juga bisa membentu mencegah infeksi
salura kemih atau vagina.
Perawat harus memberitahukan cara berkemih yang sehat. Ibu
hamil harus sering berkemih. Mereka harus cukup minum agar produksi
air kemihnya cukup dan janagn sengaja megurangi minum untuk
menjarangkan berkemih. Apabila perasaan ingin berkemih muncul, jangan
diabaikan. Menahan kemih akan membuat bakteri didalam kandung kemih
berlipat ganda. Ia harus selalu berkemih sebelum berangkat tidur di malam
hari. Bakteri bisa masuk sewaktu melakukan hubungan seksual. Oleh

23
karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk berkemih sebelum dan sesudah
melakukan hubungan seksual dan minum banyak air untuk meningkatkan
produksi kemihnya.
Perawat dapat merasa bahwa pengajarannya berhasil dengan efektif
bila ibu hamil tersebut tidak mengalami infksi saluran kemih.
5. Latihan Kegel
Latihan kegel (latihan dasar panggul) memperkuat otot-otot
disekitar reproduksi dan memperbaiki tonus otot-otot tersebut.
Banyak wanita tidak mengenali otot-otot didasar penggul (lihat
Gbr. 3-11 dan 3-12) sampai mereka diberitahu bahwa inilah otot-otot yang
dipakai ketika berkemih dan melakukan hubungan seksual dan oleh kerena
itu otot-otot ini dapat di kendalikan secara sadar. Karena otot-otot dasar
panggul melingkari jalan keluar bayi, sangatlah penting otot-otot ini dilatih
karena otot yang terlatih dapat meregang dan berkonsetrasi dengan baik
selama proses melahirkan.
Untuk membantu otot-otot dasar panggul kembali ke fungsi
normal, latihan kegel harus dilatih dilakukan setelah melahirkan. Latihan
kegel memperkuat otot ini dan memperbaiki tonus otot. Apabila dilakukan
secara teratur latihan ini dapat mencegah prolaps uterus dan stress
inkontinensia di kemudian hari.
Perawat dapat merasa bahwa pengajarannya berhasil dengan
efektif, bila ibu hail melaporkan perbaikan tonus otot untuk mengontrol
aliran kemih da sewaktu berhubungan seksual.
Latihan Kegel
Latihan
Otot-otot yang menghentikan aliran kemih adalah otot-otot pubokosigis.
Melakukan latihan kegel sewaktu berkemih membantu ibu hmil untuk mengetahui
apakah ia telah melakukan latihannya dengan benar. Apabila ia dapat
menghentikan aliran kemihnya, berarti tonus ototnya baik.
Setelah ibu hamil mengetahui dengan benar tempat otot-otot tersebut, latihan
kegel dapat dilakukan dengan cara berikut :

24
1. Lambat : kencangkan otot, tahan sampai hitungan ketiga, dan lemaskan.
2. Cepat : kencangkan otot dan lemaskan secepat mungkin
3. Dorong keluar, tarik ke dalam : tarik ke atas seluruh dasar panggul seakan-
akan sedang mencoba menarik air masuk ke dalam vagina. Kemudian
dorong krluar seakan-akan mencoba mngeluarkan air tersebut. Latihan ini
juga menggunakan otot-otot abdomen
Pelaksanaan
Latihan ini harus dilakukan beberapa kali dalam sehari supaya efektif.
Latihan ini harus dilakukan setiap hari seumur hidup wanita tersebut.Latihan ini
dapat dilakukan 10 kali untuk stiap kali latihan dan dilakukan sedikitnya 3 kali
sehari. Walaupun ada yang enganjurkan 100 kali dalam 1 kali latihan, tetapi hal ini
akan terlalu melelahkan otot-otot dasar panggul.Waktu yang baik untuk meelakan
latihan ini ialah saat sedang berjalan ke kamar kecil, tetapi tambahan latihan
diwaktu lain akan lebih baik.

6. Pengajaran Tambahan
Informasi lain yang juga dibutuhkan oleh pasien adalah masalah
diet, latihan fisik, fisik,tidur, kebiasaan buang air besar, dan hubungan
seksual. Tidaklah mungkin mengajarkan semua hal yang dibutuhkan oleh
ibu hamil dan keluarganya sekaligus dalam satu kunjungan setelah ia
didiagnosis hamil. Ibu dapat diberi informasi tertulis yang saa itu sudah
tersedia, baik berupa catatan kecil yang sudah disiapkan sebelumnya oleh
perawat atau daftar buku tentang kehamilan yang ditulis untuk orang
awam. Apabila pilihan kedua yang diambil, perawat harus membaca buku
tersebut dan memastikan informasi yang dibutuhkan tercantum dalam
buku tersebut.
Nutrisi adalah factor penting untuk mempertahankan kesehatan ibu
selama hamil dan memberikan cukup nutrisi untuk perkembangan
embrio/janin. Mengkaji status nutrisi dan menyediakan informasi tentang
nutrisi atau rujukan ke ahli gizi merupakan bagian dari tanggung jawab
perawat dalam pemeriksaan prenatal.

25
*perawat harus menentukan, dengan sikap sensitive, bahwa ibu
hamil dapat membaca buku atau catatan yang diberikan kepadanya.
Beberapa ibu hamil tidak bisa membaca, sehingga mungkin ada sarana lain
yang lebih efektif (Misal Kast atau Video)

Tada Komplikasi Potensial


Trimester Pertama
Tanda/Gejala Kemungkinan Penyebab
Muntah berat Hiperemesis, Gravidarum
Menggigil, demam Infeksi
Rasa terbakar sewaktu berkemih Infeksi
Diare Infeksi
Kram perut, perdarahan dari vagina Abortus Spontan, Keguguran

Kelas Formal yang memberikan pengajaran tentang melahirkan


dan menjadi orang tua terbukti bermanfaat unuk bebrapa wanita dan
keluarga. Kelas awal member informasi dasar untuk memnuhi kebutuhan
hamper semua orang tua yang sedang mempersiapkan diri pada trimester
pertama. Member calon ibu atau keluarganya kesempatan untuk bertanya
dan mengekspresikan kecemasan atau ketakutan yang mungkin di alami
juga merupakan hal yang penting.
7. Jadwal Perawatan.
Pada kunjungan pertama, wanita hamil akan senang bila
diberitahukan jadwal kunjungan berikutnya. Kebanyaka ibu hamil perlu
dating berkunjung setiap selang waktu empat minnggu sampai usia
kandungan mencapai 2 minggu, kemudian setiap 2 minggu sampai minggu
ke 36 dan sejak minggu ke 37 sampai melahirkan jadwal kunjungan
menjadi setiap munggu. Untuk memenuhi kebutuhan ibu mungkin
diperlukan kunjungan yang lebih. Kunjungan prenatal pertama biasanya
memakan waktu lama. Beritahukan ibu ini apa saja yang akan dilakukan
pada kunjungan berikutnya
8. Tanda komplikasi potensial

26
Satu berbagai tanggung jawab utama pekerja yang teribat dalam
perawatan ibu hamil ialah menyadarkan ibu tentang tanda dan gejala yang
berpotensi menimbulkan komplikasi pada kehamilan. Ibu hamil harus
mengetahui cara melaporkan tanda-tanda bahaya seperti yang diatas.
Apabila seseorang berelut dengan satu gejala yang terasan menganggu,
akan sulit baginya untuk mengingatkan tindaan-tindakan yang perlu
dilakukan. Karena ibu hamil dan keluarganya akan merasa lebih tenang,
bila mereka diberi daftar tanda dan gejala tertulis yang juga
mencantumkan nomor telepon yang bisa di hubungi bila berada dalam
kondisi darurat.
9. Rasa tidak nyaman pada masa hamil
Ibu hamil utuk pertama kali dihadapkan pada gejala-gejala yang
dianggap abnormal dalam keadaan tidak hamil. Banyak pertanyaan dalam
perawata prenatal, yang dilontarkan oleh ibu-ibu ini, merupakan upaya
untuk meminta penjelasan penyebab rasa tidak nyaman dan tindakan yang
dapat mereka lakukan untuk mengurangi gejala-gejala tersebut. Rasa tidak
nyama ini biasanya berbeda-beda pada setiap trimester kehamilan.
Informas tentang fisiologis, pencegahan, dan pengobatan rasa tidak
nyaman yang dialami selama trimester.
Peratwan dapat mengantisipasi gejala-gejala ini dan member
pedoman antisipasi untuk ibu hamil. Ibu yang memiliki pengetahuan
tentang dasar fisik rasa tidak nyaman akibat kehamilan cenderung tidak
terlalu khawatir akan kondidi kesehatannya. Pemahaman tentang rasional
pengobaan akan membuat para ibu ini berpartisipasi dalam perawatan diri
mereka sendiri. Perawat harus memakai istilah yang dipahami oleh ibu
hamil atau pasangannya.
10. Pekerjaan
Pemeriksaan yang berkesinambungan selama masa prenatal
sangatlah penting untuk menentukan apakah bekerja menimbulkan stress
atau rasa letih. Dengan rekomendari dari tenaga kesehatan, ibu hamil dapat
dipindahkan untuk bekerja dibagian lain. Beberapa wanita tidak lagi

27
merasa senang ekerja setelah memaski trimester kedua, mereka menjadi
semakin tertutup. Respon semacam ini biasa terjadi seseatu yang sulit
dterima ileh wanita yang sebelum hamil selalu mandiri dan merasayain
akan kemampuannya.
Aktifitas bergantung kepada keseimbangan yang baik harus di
kurangi, terutama pada pertengahan kedua kehamilan. Pada umunnya, rasa
letih berlebihan menjadi factor penentu bagi ibu hamil
Table Rasa tidak nyaman akibat perubahan maternal pada trimester
pertama
Rasa Tidak Fisiologi Pendidikan untuk
Nyaman merawat diri sendiri
Perubahan Hipertofi jarigan kelenjar Kenaan korset
payudara, sensasi mamae dan peningkatan maternitas yang
bari : nyeri, rasa vaskularisasi, pigmentasi, memiliki pelapis
geli(tingling) ukuran, serta penonjolan untuk mengabsorpsi
putting susu dan areola cairan yang mungkin
merupakan akibat simulasi keluar pada malam
hormone hari. Bersihkan
dengan air hangat dan
jaga supaya tetap
kering
Urgensi dan sering Engorgement vascular dan Latihan kegel; batasi
kerkemih erubahan fungsi kandung masukan cairan
kemih distimulasi sebelum tidur ,
hormone. Kapasitas gunakan palapis pada
kandung kemih menurun clana dalam; rujuk ke
seiiring membesarnya tenaga kesehatan bila
rahim dan bagian bawah timbul nyeri dan
janin. sensasi terbakar
Rasa lesu dan Dapat diakibatkan akibat Beri kepastian yang
malaise :keletihan perubahan kadar melegakan; istirahat
(biasanya di awal esterogen, progeteron, dan bila perlu; diet

28
kehamilan) hCG atau peningkatan seimbang untu
BBT; respon psikologis mencegah anemia.
terhada kehamilan dan
kebutuhan secara
fisik/psikologis untuk
beradaptasi.
Mual dan muntah, Dapat disebabkan oleh Jangan biarkan perut
morning sickness perubahan hormonal, kososng atau terlalu
timbul pada 50% sebagian disebabkan oleh penuh; jaga postur
ampai 75% wanita emosi, mencerminkan rasa tubuh, berikan
hamil : Dimulai bangga terhadap lambung cukup ruang;
antara bulan kehamilan, ambivalensi hentikan atau kurangi
pertama dan kedua tentang kehamilan atau merokok, konsumsi
setlah terlambat menolak kehamilan karbohidrat kering
menstruasi dan saat bangun tidur,
berlangsung kira- tetap berbaring
kira bulan keempat ditempat tidur sampai
setelah terlabat gejalan mereda atai
menstruasi :juka ganti konsumsi
ibu hamil tidak karbohidrat kering
mengalami gejala selama 1 jam pertama
ini, kemungkinan dengan cairan
calon ayah yang seperti ;the panas,
merasakannaya susu, atau kopi encer
:dapat disertai sampai gejela mereda;
dengan rasa tidak konsumsi 5 makanan
enak di mulut. ringan tiap
hari;hindari makanan
yang di goring, bebau,
mengandung banyak
bumbu, lemak, atau

29
makanan penghasil
gas; kunjungi tenaga
kesehatan bila muntah
terus menerus; beri
hiburan yang
membuat lega,
Ptialisme (saliva Disebaban oleh Gunakan obat cuci
berlebihan bisa peningkatan kadar astrigin;kunyah
timbul sejak esterogen; dapat terjado permen karet
minggu kedua dan karena ibu hamil tidak
ketiga setelah sering menelan ludah
terlambat akibat rasa mual.
menstruasi
Dinaika Perubahan hormonal dan Pengobatan sama
psikososial, metabolic;ditambah dengan pencegahan;
perubahan mood, perasaan tentang peran kedua pasangan perlu
perasaan yang wanita, seksualitas, waktu ditenangkan dan diberi
bercampur aduk hamil, dan perubahan yang dukungan; beri
dihasilkan pada kehidupan penjelasan bahwa
dan gaya hidup wanita tetap menarik,
dsb; tingkatkan
komunikasi dengan
pasangan, keluarga,
dan orang lain; rujuk
ke pekerja sosila jika
perlu, atau beri
pelayanan pedukung
lain (bantuan
financial, kupon
makanan)

30
Untuk berhenti bekerja. Ibu hamil yang tidak banyak bergerak
dalam bekerja, harus berusaha utuk lebih sering erjalan di sekitar tempat
kerjanya dan upayakan untuk tidak duduk atau berdiri terlalu lama.
Aktivitas diperlukan untuk mengatasi rasa malas yang bisa muncul,
sirkulasi dependen yang berpotnsi menimbulkan varises dan
tromboflebitis. Kursi untuk ibu hamil harus cukup menopang punggung.
Tempat pijakan kaki dapat membantu ibu meredakan tekanan pada vena
sehingga menurunkan tegangan pada varises, dan meminimalkan
pembengkakan kaki. Pada jam istirahat kerja, ibu hamil sebaiknya
berbaring dan miring. Para pemimpin perusahaan dianjurkan menyediakan
suatu ruangan, tempat ibu hamil dapat berbaring. Standart perawatan
maternitas dan peraturan tempat kerja bagi wanita yang memiliki anak di
keluarkan oleh the unitetd states children’s bereu dalam upaya
memperhatikan kebutuhan ibu hamil.
Perawatn dapat member setap eanita asihat untuk
mempertimbangkan efek yang mungkin timbul akibat bekerja pada masa
pascanatal, baik bagi ibu itu sendiri maupun bagi bayinya. Apabila
memugkinkan, usahakan untuk bekerja dengan jam kerja dan jadwal kerja
yang fleksibel, sehingga ibu dapat untuk menyusui bayinya. Wanita yang
merencanakan untuk kembali bekerja setelah melahirkan akan
sangatmenghargai informasi tentang tempat penitipan bayi.
11. Bepergian
Apabila bepergian jauh, jadwalkan eaktu untuk gerakan bebas dan
beistirahat. Sambil duduk, ibu hamil dapat melakukan latihan napas dalam,
memutar-muta kaki, dan secara bergantian mengencangkan dan
melemaskan oto bagian tubuh yang berlainan. Hindari keletihan.
Walaupun perjalanan itu sendiri bukanlah penyebab abortus atau
persalinan premature, tetap direkomendasikan tindakan kewaspadaan
tertentu. Ibu hamil yang tidak menggunakan sbuk pengaman didalam
kendaraan merisikokan keselamatan bayi dan diri sendiri. Kematian ibu
akibat cedera merupakan penyebab paling umun kematian janin(Crosby,

31
1983). Penebab umu kedua ialah separasi plasenta, kontur tubuh berubah
akibat kekuatan benturan rahim sebagai organ berotot dapat beradaptasi
untuk menyesuaikan bentuk tubuh. Plasenta kurang dapt menyersuaikan
diri, sehingga terjadi sparasi plasenta. Pemakaian sabik pengamana yang
benar dalah metode yang efektif. Sabuk pengaman di pingang harus
dikenakan agak rendah yaitu sekitar pangkal paha dengan regangan
senyaman mungkin. Sabuk bahu harus dikenakan diatas rahim wanita
hamil dan dibawah leher untuk menghindari cedera. Wanita hamil harus
duduk dengan posisi tegak. Sandarac kepala haru dipakai untuk
menghindari benturan.
Pada daara tinggi, kadar oksigen yang rendah dapat menyebabkan hipoksia
janin, terutama bila wanita tersebut anemia. Ibu hamil yang melakukan
banyak perjalanan memiliki kemungkinan tidak dapat perawatan
maternitas yang baik. Selain itu, rasa letih da tegang, perubahan kebiasaan
sehari-hari dan makanan yang dikonsumsi sepanjang prjalanan panjang
tidak menguntungkan.
Apabila perjalanan panjang tiak dapet dihindari maka perjalanan ini
sebaiknya dilakukan denga menumpng pesawat. Perjalanan udara sendiri
memiliki resiko yang kecil. Magnetor yang digunakan dibagian keamanan
pelabuhan udara tidak membahayakan janin. Duduk diam dikursi terlalu
lama dapat menyebabkna flebitits superficial atau tromboplebitis dalam.
Untuk mengurangi rsiko ini, ibu hamil dianjurkan berjalan jalan selama 15
menit setiap 1 jam.
Keamanan selama masa kehamilan
Adaptasi maternal terhadap kehamilan meliputi relaksasi sendi,
perubahan pusat titik berat, terjadi pingsan, dan rasa tidak nyaman.
Masalah koordinas dan keseimbangan sering timbul. Oleh karena itu, ibu
hamil arus memperhatikan petunjuk berikut :
 Gunakan mekanika tubuh yang baik.
 Gunakan alat pengaman kendaraan; sabuk pengaman, sabuk bahu,
dan sandaran kepala, kaca mata pelindung, helm, dan alat lain

32
yang tersedia.
 Hindari aktivitas yang membutuhkan koordinasi, keseimbangan
dan konsentrasi.
 Upayakan untuk beristirahat; susun jadwal baru untuk aktivitas
harian yang memungkinkan ibu hamil mendapat cukup istirahat
dan relaksasi.
Perkembangan embrio dan janin sangatlah mudah dipengaruhi zat
teratogen lingkungan. Banyak senyawa kimia berbahaya didalam
rumah, kebun, dan tempat kerja; cairan pembersih, cat, ciran semprot.
Tanah dan air yang tersedia kemungkinan tidak aman. Oleh karena
itu, ibu hamil harus mematuhi pedoman berikut :
 Baca semua label untuk mengetahui isi sesuatu barang dengan
cara pengunaan yang benar. Uahan cukup ventilasi udara
bersih
 Buang sampah dengan baik
 Kenakan srung tangan saat bekerja
 Hindari tempat-tempat yang tiggi yang dapat membahayakan
kebutuhan oksigen

Tips latihan fisik untuk ibu hamil


Konsultasi dengan tenaga kesehatan bila anda mengetahui atau
menduga diri anda hamil. Ceritakan riwayat kesehatan dan riwayat
obsteri anda, obat yang saat ini anda pakai, latihan fisik yang anda ingin
teruskan sepanjang masa haml.
Cari bantuan untuk menentukan latihan fisik ruti yang sesuai
dengan kemampuan anda, terutama jika anda tidak melakukan latihan
fisik secara teratur sebelumnya.
Perrtimbangkn untuk mengurangi latihan yang membutuhkan
kekuatan untuk menaha berat badan (jogging, berlari) dan upayakan
untuk konsentrasi pada latihan yang tidak memerlukan kekuatan untuk

33
menahan berat badan, seperti bersepeda, berenang, atau latihan
merengangkan tubuh. Apaila anda seorang pelari, mulai bulan ketujuh
sebaiknya anda melakukan latidahn fisik dengan berjalan saja.
Hindari aktivitas berisiko, seperti berselancar, mendaki gunung,
skydivivng, dan racquetball. Aktivitas yang membutuhkan keseimbangan
dan koordinasi prima bisa membahayakan. Hindari aktivitas ang
menuntut andan menahan panas (valsava manuver). Gerakan melompat
sebaiknya juga dihindari.
Berlatih secara teratur sekurang kurangnya 3 kali seminggu
selama adnda sehat unntuk meningkatka tonus otot dan meningkatkan
atau mempertahankan stamina anda. Latihan yang sporadic tidak baik
untuk otot anda.
Batasi waktu aktivitas. Latihan selama 10 sampai 15 menit,
istirahat dua sampai tiga menit, emudian latihan lagi selama 10 sapai 15
menit.
Kurangi tingkat latihan seiring peningkatan usia kehamilan.
Perubajan normal pada kehamilan lanjut, seperti penurunan caurah
jantung dan peningkatan usaha napas dapat menimbulkan stress
fisiologis jika anda melakukan latihan berat untuk waktu yang lama.
Hitung denyut nadi anda setiap 10 sampai 15 menit sewaktu
melakukan latihan fisik. Apabila denyut nadi melampaui 140 kali/menit,
kurangi latian sampai denyut nadi mencapai 90 kali/menit. Anda harus
tetap mampu bercakap-cakap dengan mudah selama latihan. Apabila anda
tidak mampu melakukannya, kurangi latihan anda.
Hindari lingkungan yang terlalu panas untuk waktu yang lama.
Sebaiknya anda tidak melakukan latihan yang lebih dari 35 menit,
terutama dalam kondisi udara panas dan lembab. Seiring peningkatan
suhu tubuh anda, panas akan ditransmisi ke janin. Peningkatan suhu janin
untuk waktu yang lama atau berulang dapat menimbulkan defek
kelahiran, terutama selama tiga bulan pertama. Suhu tubuh ada tidak
boleh melampaui 100,40F (380C).

34
Latihan pemanasan dan perengangan menyiapkan sendi-sendi
anda untuk latihan yang lebih berat dan mengurangi kemungkinan cedera
pada sendi. Setelah bulan keempat, jangan lagi melaakukan latihan yang
mengharuskan anda berbaring terlentang.
Periode pendinginan setelah latihan dengan melakukan aktivitas
ringan yang melibatkan tngkai bawah, dapat membuat pernapasan, denyut
jantung, dan tingkat metabolism kembali normal dan menghindari
akumulasi ddarah di otot-otot yang banyak bekerja salam latihan tersebut.
Istirahat selama 10 menit setelah melakukan latihan, berbaring
dan posisi miring kiri. Peningkatan ukuran rahim akan menekan vena
besar di sisi kanan perut yag membawa darah kembali ke jantung.
Berbaring pada osisi kiri tidak menekan vena tersebut, sehingga darah
kembali bersirkulasi dari ekstremitas dan oto ke jantung. Hal ini
memperbaiki aliran darah ke placenta dan janin. Saat bangun dari posisi
berbaring,lakukan secara bertahap agar tidak mrasa pusing atau pingsan
(hipotensi ortostatik)
Minum 2 atau 3 gelas air berukuran 8 ons seelah melakukan
latihan fisik untuk mengganti cairan tubuh yag hilang melalui pernapasan.
Selagi melakukan latihan fisik, minum air kappa saja jika anda merasa
perlu.
Tambah asupan kalori anda untuk menganti kalori yang terbakar
saat latihan dan untuk menyediakan energy tambahan yang dibutuhkan
pada masa hamil. Pilih makanan berprotein tinggi sperti ikan, keju, telur,
daging.
Bersantai. Ini bukan saatnya melakukan aktivitas yang
membutuhkan ketahan fiik yang lama.
Kenakan bra berpenopang. Peningkatan berat payudara dapat
menyebabkan perubahan postur dan menekan saraf ulnaris.
Kenakan sepatu penopang. Karena uterus bertambah esar, perut
berat anda akan bergeser dan anda amengimbanginya dengan
melengkungkan punggung. Perubahan normal ini bisa membuat anda

35
kehilangan keseimbangan dan mudah jatuh.
Segera berhenti bberlatih dan kunjungi teanga kesehatan jika anda
mengalami sesak nafas, pusing, baal, tingling, nyeri, kontraksi lebih dari
empat kali alam 1 jam, aktivitas janin berkurang atau terjadi perdarahan
vagina

12. Aktivitas Fisik


Banyak wanita melakukan latihan fisik secara teratur selama tidak
hamil. Mereka takut kehilangan fisik yang fit selama periode mereka
terpaksa mengurangi kegiatan selama hamil (Culpepper, 1990;
Mittelmark,1991). Wanita yang biasanya tidak berolahraga harus memulai
kegiatan fisik yang intesitasnya rendah dan meningkatkan aktivitas secara
bertahap (Fishbein dan Phipilis,1990). Sejumlah penelitian
merekomendasikan latihan moderat selama masa hamil (Culpepper,1990;
Mittelmark,1991). Akan tetapi, aktivitas yang dilakukan terus menerus
sampai ibu hamil menjadi terlalu lelah atau letih membuat perfusi darah ke
rajim berkuranh dan pemberian oksigen ke fetoplasenta juga menurun.
Apabila wanita itu sudah biasa melakukan jogging, ia boleh melakukannya
terus, tetapi usahakan supaya tidak sampai melewati batas.
Stress panas juga bisa membahayakan janin. Disamping itu dengan
bertambahnya usia kehamilan , titik berat ibu hamil akan berubah,
dukungan tulang panggul melemah, koordinasi biasanya menurun, dan ia
akan merasa tidak nyaman, kelelahan pada jaringan penyambung
meningkatkan resiko secera pada sendi. Oleh karena itu gerakan meregang
tidak dapat dilakukan sampai titik maksimum kemampuan. Gerakam fleksi
dan ekstensi yang berlebihan harus dihindari. Setiap aktivitas, seperti
melompat, berputar atau mengubah arah gerakan secara mendadak,
merupakan kontraindikasi karena persendian tidak stabil
(Fishbein,Phipips,1990). Rasa tidak nyaman dapat menyebabkan ibu hamil
kehilangan keseimbangan dan jatuh, sehingga melukai dirinya sendiri.
13. Kesehatan Gigi
Perawatan gigi selama masa hamil merupakan hal yang sangat
penting. Rasa mual selama masa hamil dapat mengakibatkan perburukan

36
higine mulut dan karies gigi dapat timbul. Tidak ada perubahan fisiologis
selama masa hamil, yang dapat menimbulkan karies gigi. Kalsium dan
fosfor di dalam gigi menetap di email. Karena itu pepatah kuno yang
mengatakan “setiap anak mendapat satu gigi”, adalah tidak benar.
Tidak ada bukti ilmiah yang menunjang pendapat bahwa menambal
gigi atau mencabut gigi denganmenggunakan anastesi local atau oksida-
oksigen yang mengandung nitrogen dapat mengakibatkan abortus atau
kelahiran premature. Pemberian terapi antibakteri harus dipertimbangkan
jika terjadi sepsis, terapi, terutama pada ibu hamil yang menderita penyakit
jantung, rematik atau nefritis. Operasi gigi secara luas, jika mungkin
ditunda sampai setelah melahirkan demi kenyamanan ibu itu sendiri.
14. Obat-obatan
Walaupun selama tahun-tahun terakhir banyak penelitian tentang
keracunan obat pada janin (Appendiks E) dilakukan, masih banyak
kemungkinan teratogenitas pada banyak obat belum diketahui, baik itu
obat yang dijaul bebas atau obat yang membutuhkan resep dokter. Hal ini
terutama untuk obat baru dan obat kombinasi. Selain itu, kesalahan
subklinis teretentu atau didefinisikan pada metabolism intermediate pada
janin bisa mengubah obat yang sebenarnya tidak berbahaya menjadi obat
yang berbahaya. Bahaya terbesar, yang menyebabkan defek pada
perkembangan janin akibat penggunaan obat-obatan, dapat muncul sejak
fertilisasi sampai sepanjang trimester pertama. Upaya mengobati diri
sendiri sebaiknya tidak dilakukan. Semua obat termasuk aspirin harus
dibatasi, dan setiap obat yang digunakan harus dicatat dengan teliti
(Dicke,1989)
15. Imunisasi
Ada beberapa pertimbangan tentang keamanan berbagai teknik
imunisasi selama masa hamil (Barry Bia, 1989; Cunningham et al, 1993).
Imunisasi menggunakan virus hidup yang dilemahkan di
kontraindikasikan selama kehamilan karena berpotensi teratogenik. Vaksin
menggunakan virus yang telah dimatikan boleh digunakan. Vaksin virus
hidup mencakup vaksin campak (rubeola dan rubela) (Burgess,1990) dan
vaksin gondrong. Ada beberapa wanita membutuhkan imunisasi terhadap

37
influenza. Untuk proteksi segera setelah terpapar, bisa dipakai vaksin polio
yang dimatikan. Imunisasi terhadap kolera, tifoid dan poliomietis
diperlukan bila ibu hamil harus mengadakan perjalanan ke daerah
endemic. Toksoid tetanus atay imun globulin varisela boleh diberika bila
perlu.
16. Alkohol, asap rokok dan Substansi lain
Sampai saat ini belum ada standar penggunaan alcohol yang aman untuk
ibu hamil. Walaupun minum alcohol sesekali tidak berbahaya, sangat
dianjurkan tidak minum sama sekali. Ketergantungan alcohol pada ibu
hamil dikaitkan dengan angka tingginya abortus spontan. Resiko abortus
spontan berbanding lurus dengan dosis pemakaian alcohol (tiga gelas atau
lebih dalam sehari) pada trimester pertama (Cook,dkk,1990)
Merokok atau terus menerus menghirup asap rokok orang lain
(walaupun ibu sendiri tidka merokok) dikaitkan dengan raterdasi
pertumbuhan janin dan peningkatan mortalitas dan morbilitas bayi dan
perinatal. Merokok juga meningkatkan frekuensi persalinan premature,
ketuban pecah dini, abrupsio plasenta, plasenta previa, dan kematian janin
(McDonal, Armstrong,Sloan, 1992). Penelitian laboratorium
mengindikasikan kadar PO2 yang rendah, baik pada ibu maupun janin,
selama ia terpapar rokok. Merokok juga bisa menyebabkan jumlah air susu
menurun selama masa menyusui dan bahan-bahan berbahaya ditransfer
kebayi melalui air susu.
Apabila ibu hamil adalah perokok, perawat perlu membahas
metode yang dapat dipilih untuk membantunya menghentikan
kebiasaannya. Apabila ibu ini memilih tetap merokok,perawat bisa
menawarkan cara ,emirinkan jumlah rokok yang dihisap (Ershoff,dkk,
1989).
Kebanyakan penelitian tidak melaporkan adanya hubungan
penggunaan kafein dengan cacat pada bayi atau berat badan rendah
(Leviton, 1988;Cunningham,dkk.,1993). Efek lain tidak diketahui. Karena
itu ibu hamil dianjurkan untuk membatasi kafein.

38
Setiap zat yang mengubah kejiwaan merusak janin dan tidak boleh
digunakan. Mariyuana, heroin, san kokain (Peters, Theorell, 1991) adalah
contoh zat yang sangat popular.
17. Keluarga berencana
Keluarga berencana adalah suatu evolusi alami gaya hidup kontenporer
yang berorientasi pada upaya menciptakan kesejahteraan. Upayah ini
adalah suatu alat yang orangtua dapat gunakan untuk menelusuri pilihan
dalam melahirkan anak dan pilihan yang terpenting bagi mereka. Banyak
orang tua terlebih dahulu menetapkan pilihan dengan memilih jenis
pelayanan kesehatan yang akan mereka gunakan dan tempat untuk
melahirkan (rumah sakit, termasuk semua pilihan yang ditawarkan oleh
rumah sakit itu atau rumah bersalin yang tidak terikat dnegan suatu rumah
sakit). Beberapa ibu hamil menulis daftar pelayanan tenaga kesehatan
setelah mereka mewawancarai dna mengunjungi fasilitas bersalin yang
ada. Beberapa wanita lain tidak memberi waktu khusus untuk memikirkan
kehamilan, proses bersalin dan melahirkan, pemulihan dan masa awal
menjadi orang tua. Para ibu ini mungkin memerlukan bantuan dalam
mengambil keputusan. Setelah mendapat kepastian tentang kehamilan,
pasangan calon orangtua ini biasanya akan memusatkan pikiran pada
realitas keadaan dan respons emosi yang ada, akan tetapi, adalah baik bagi
perawat untuk memulai suatu diskusi tentang rencana persalinan pada saat
klien melakukan kunjungan tempat-tempat bersalin juga ditawarkan oleh
kebanyakan fasilitas yang menyediakan pelayanan perinatal.
Harapan pasien harus sejalan dengan kemampuan yang ada.
Perawat dapat menyediakan informasi bagi pasangan ibu calon orangtua
agar mereka dapat mengambil keputusan berdasarkan pengetahuan
mereka, menyadari mereka tentang berbagai pilihan yang ada serta
keuntungan dan kerugian masing-masing pilihan tersebut. Perawat harus
mengkaji kesiapan pasien untuk memperlajari apa yang diberikan.
Beberapa tenaga kesehatan memberi daftar rencana persalinan. Daftar
terulis ini dapat dipakai sebagai sarana untuk memulai diskusi agar

39
pasangan tersebut mulai berpikir, berdiskusi, dan menentukan apa yang
menjadi kepentingan pribadi mereka.
Topic untuk diskusi dan pengambilan keputusan bisa meliputi
semua atau sebagaian hal berikut:
 Partisipasi pasangan. Menghadiri kunjungan prenatal? Kelas
pendidikan orantua? Hadir selama persalinan? Selama operasi
sesaria?
 Tempat melahirkan. Ruang bersalin (delivery room) dirumah sakit
atau pusat melahirkan (birthing center) (jika tersedia)? Pusat
persalinan?
Keterangan: (pusat persalinan (Birth center) biasanya merupakan
tempat melahirkan dan biasanya hanya melayani kasus persalinan
normal. Ruang bersalin tampak seperti kamar tidur atau hotel tanpa
banyak dilengkapi peralatan kedokter yang menakutkan, sehingga
persalinan ditempat ini lebih alami)
 Penatlaksanaan persalinan. Apakah anda suka berjalan-jalan selama
masa persalinan? Menggunakan kursi goyang? Mandi dibawah
pemacuran? Jacuzzi (melahirkan sambil berendam dalam bak,
tersedia di banyak ruang LDRP [bersalin, melahirkan, pemulihan
dan pasca partum] baru)? Persiapan perineum atau enema (jika
masih dilakukan secara rutin ditempat tersebut)? Pertimbangkan
pemantauan denyut jantung janin dengan alat elektronik.
Pertimbangkan stimulasi persalinan. Pertimbangkan pengobatan-
apa jenisnya? Apakah klien tertarik mendengarkan music atau
pencahayaan yang temaram? Anak-anak yang lebih besar arang
lain juga hadir?
 Kelahiran. Apakah anda sudah memikirkan berbagai posisi
melahirkan berbaring, miring, litototmi, jongkok, berlutut? Atau
memakai tempat tidur bersalin? Atau meja bersalin? Apakah anda
akan mengabadikan peristiwa ini dengan foto atau video? Siapa
saja yang anda perbolehkan masuk kedalam ruang pasangan anda,
saudara yang lebih tua, anggota keluarga lain, teman? Apa perasaan

40
anda tentang forsep, episiotomy? Apakah pasangan anda mau
memotong tali pusar?
Topik lain yang relevan meungkin lebih baik disajikan pada trimester
kedua.
Rencana persalinan ini juga dapat berfungsi sebagai alat membuka
komunikasi antar ibu hamil dengan pasangannya dan antar mereka dan
tenaga kesehatan. Perkenalan dini tentang ide dan rencana persalinan
membuat psangan tersebut memiliki waktu yang lebih panjang untuk
memikirkan peristiwa-peristiwa tersebut, sehingga pengalaman
mendapatkan anak ini menjadi suatu pengalama yang sangat berarti
bagi mereka juga memikirkan hal-hal yang tidak mereka sukai.
Interaksi antara perawat dan pasien tentang rencana persalinan harus
terjadi dalam suasan ayang menyenangkan dimana ibu hamil dapat
melihat diri mereka sendiri sebagai suatu makhluk yang unik, tetapi
normal.
18. Konseling Seksual Selama Masa Hamil
Konseling seksual meliputi penjelasa tentang informasi yang salah
dalam masyarakat, memberi rasa tenang dan perasaan bahwa semua ini
adalah kesedihan yang normal, dan menganjurkan perilaku alternatef.
Keunikam setiap pasangan harus dihargai dalam kerangka kerja
biopsikososial.
Memberi konseling kepada pasangan tentang seksual selama masa
hamil menurut perawatn untuk mawas diri dan memahami respons fisik,
social, dan emosi terhadap seks selama masa hamil (Rynerson,
Lowdermik, 1993). Tidak semua perawat maternitas merasa nyaman untuk
membahas msalah seksual yang ingin diketahui pasien. Perawat menyadari
kekuatan dan keterbatasan pribadinya tentang masalah seksual akan lebih
mudah menentukan saat ia harus merujuk pasien.
Sejumlah besar pasien hanya memerlukan persetujuan untuk
melakukan tindakan seksual selama masa hamil. Banyak klien lain
memerlukan informasi tentang perubahan psikologis yang timbul selama
masa hamil. Memberi persetujuan dan menyediakan informasi merupakan

41
ruang lingkup perawat maternitas dan harus menjadi komponen integral
dalam memberikan pelayanan kesehatan (Pendekatan Pengajaran).
Beberapa pasangan harus dirujuk, baik ke ahli terapi seks atau
terapi keluarga. Pasangan yang sejak lama memiliki masalah disfungsi
seksual merupakan suatu gejalah dari masalah interaksi yang lebih serius,
psangan ini akan terbantu jika pergi ke ahli terapi keluarga.
Pasangan akan merasa lega ketika mempelajari bahwa ketakutan
dan kecemasan mereka tidak membuat mereka “aneh” atau “sinting”,
adalah penting bagi konselor untuk emmandang seksualitas dari aspek
yang luas. Berciuman, berpelukan, saling memijar, bermain dengan bagian
yang sensitive, dan tindakan yang lembut, dan sensitive adalah bentuk-
bentuk normal ekspresi seksual dan tanda kasig sayang. Setiap tindakan ini
adalah tindakan yang menyenangkan dan tidak slalu menjadi tindakan
awal yang berlanjut ke hubungan seksual. Apabila satu pasangan tidak
boleh melakukan atau memilih untuk tidak melakukan hubungan sexsual
dengan penis-vagina, maka tuntunan mereka untuk berintimasi dan bersatu
dapat diekspresikan dengan berbagai cara lain.
Sampai saat ini riset belum membuktikan dengan pasti bahwa
kontius dan orgasme dikontraindikasikan selama masa hamil untuk wanita
yang sehat secara medis dan memiliki kondisi obstetric yang prima
(Enkin, 1989; Scott,dkk.,1990; Cunning,cdkk.,1993). Akan tetapi riwayat
abortus spontan atau ancaman abortus lebih dari sekali, keguguran yang
nyaris terjadi pada trimester kedua, atau ketuban pecah dini, atau sakit
perut pada kehamilan trimester ketihga merupakan peringatak untuk tidak
melakukan koitus dan orgasme (Rynerson, Lowdermilk, 1993).
Masturbasi bersama atau hubungan oral-genetalia bisa dipakai
sebagai alternative hubungan seksual penis-vagina. Pria yang menikmati
kunilingus (stimulasi oral genetalia wanita) bisa kehilangan gairahnya
ketika mendapatkan bahwa secret vagina bertambah dan mengeluarkan
bau berlebih selama masa hamil. Pasangan yang melakukan kunilingus
harus berhati-hati untuk tidak meniupkan udara ke vagina, terutama
selama beberapa minggu teakhir kehamilan. Ada beberapa laporan

42
kehamilan ibu dan kasus-kasus yang hampir fatal akibat emboli udara
yang disebabkan meniupkan udara ke vagina (Bernhardt,dkk., 1988).
Apabila serviks sedikit terbuka (karena sudah mendekati aterm), ada
kemungkinan udara akan terdesak di antara ketuban dan dinding Rahim.
Udara kemungkinan bisa memasuki danau plasenta, dengan demikian
kemungkinan udara memasuki jaringan vascular maternal.
Gambar yang menunjukkan barbagai variasi posisi senggaa sering
membantu. Posisi wanita diatas, sisi dengan sisi, dan memasukkan dari
bawah adalah posisi alternative yang dapat menggantikan posisi pria
diatas. Posisi wanita diatas membuatnya dapat mengatur sudut dan
kedalaman peneterasi penis serta melindungi perut dan payudara. Posisi
sisi dengan sisi adalah posisi pilihan terutama pada trimester ketiga karena
posisi ini mengurangi energy dan tekanan pada perut ibu hamil.
Wanita multipara melaporkan nyeri tekan berat dipayudara
trimester pertama. Posisi koitus yang menghindari tekanan langsung pada
payudara wanita dan mengurangi tindakan merangsang pasangan pada
payudara sangat dianjurkan untuk keadaan ini. Ibu hamil ini juga harus
diberi tahu bahwa keadaan ini normal dan bersifat sementara. Ibu
menyusui dapat mengeluarkan air susu tanpa dapat dikendalikan saat
berespons terhadap suatu stimulasi seksual. Pasangan yang sudah
diberitahu sebelumnya akan menjadi siap jika hal ini terjadi.
The national Family planning and reproductive health
association,Washington, DC menyatakan bahwa untuk beberapa wanita,
pemakaian kondom harus dilanjutkan sepanjang masa hamil. Tujuannya
ialah mencegah penularan penyakit menular seksual (mislanya, virus
herpes simpleks (HSV), gonore, acquired immunodeficiency syndrome
[AIDS]) (Gold-smith, 1989)
19. Variasi Budapa dalam Perawatan prenatal
Sebagaimana kita ketahui, perawatan prenatal suatu fenomena
dalam pengobatan dibarat. Model prawtan biomedis barat menganjurkan
wanita hamil mencari perawata prenatal sedini mungkin. Kunjungan
biasanya dilakukan rutin dan mengikuti suatu rangkaian yang sistematis,

43
yakni kunjungan pertaman diikuti kunjungan bulanan dan kemudian
kunjungan mingguan. Pemantauan berat dan tekanan darah., pengujian
darah dan urine, penyuluhan informasi spesifik tentang diet, istirahat dan
aktivitas, serta persiapan menghadapi kelahiran anak adalah komponen
umum perawtan prenatal.
Masalah kesopanan juga merupakan penghambat perawatan
prenatal pada banyak orang. Pejanan bagian tubuh seseorang, khususnya
pria, merupakan suatu masalah kesopanan. Oleh karena itu , banyak anita
lebih memilih pemberi perawatan wanita dari pada pria. Kebanyakan
wanita menghargai dan menghormati upaya yang dilakukan untuk
mempertahankan kesopanan.
Walaupun kehamilan dianggap normal oleh banyak orang, semua
budaya mengharapkan wanita melakukan praktik tertentu untuk
memastikan hasil yang baik. Prescription menetapkan hal-hal yang dapat
dilakukan anita dan proscription menetapkan hal-hal yang tabu. Tujuan
praktik ini ialah mencegah penyakit maternal akibat ketidakseimangan
yang diinduksi-kehamilan dan melindungi janjnyang rentan. Prscription
dan proscription berhubungan dengan respon emosional, cara berpakaian ,
aktivitas dan istirahat serta praktik diet.
20. Respons Emosional
Sebenarnya semua budaya menekakan pentingnya lingkungan
social yang harmonis dan ramah. Kunjungan anggota keluarga jauh
mungkin diperlukan untuk menunjukan kelangsungan hubungan yang
menyenangka dan tidak kontroversi. Apabila ada perbedaan dalam
hubungan antar anggota keluarga, hal ini biasanya diatasi denganc cara-
cara yang ditetapkan budaya.
Kepercayaan takhayul berfungsi sebagai larangan tambahan
terhadap makanan. Seorang ibu sebaiknya tidak membeci sesorang karena
khawatir ananya akan menyerupai orang tersebut.perbaikan gigi sebaiknya
tidak dilakukan saat masa hamil karena hal itu dapat menyebabkan bayi
memiliki bibir sumbing.

44
21. Pakaian
Walaupun kebanyakan kelompok budaya tidak menetapkan penggunaan
pakaian tertenti selama masa hamil, banyak individu dharapkan berpakaian
sopan. Orang-orang yang berbahasa spanyol di barat daya memasang
sebuah tali di bawah dada dan di ikakan si umbilikuc. Tali yang di sebut
muneco ini, dianggap dapat mencegah morning sickness dan menjamin
keselamatan saat melahirkan.
22. Aktivitas fisik dan istirahat
Norma-norma yang mengatur aktivitas fisik ibu hamil sangat
bervariasi. Banyak kelompok menganjurkan ibu untuk aktif, berjalan, dan
terlibat dalam aktivitas-aktivitas normal, tatapi tidak melelahkan untuk
memastikan bayi yang dikandung sehat dan tidak terlalu besar. Orang-
orang Filipina percaya bahwa dengan tidak mlakukan aktivitas, ibu dan bai
terlindung. Ibu dianjurkan hanya untuk menghasilakn generasi
selanjutnya. Oemberi perawatan kesehatan dapat kelitu dalam
mengintepretasikan prilaku ini sebagai suatu kemalasan tidak patuh
terhadap program kesehatan yang diharapkan dalam perawatan prenatal.
Sekali lai penting bagi perawat untuk menemukan arti aktivits da istirahat
bagi setiap kelompk budaaya.
23. Aktivitas seksual
Pada kebanyakan budaya, aktivitas seksual tidak dilarang sampai akhir
kehamilan. Diantara orang afrika-amerika, hubungan seksual dipandang
alami karena kehamilan adalah suatu keadaan yang sehat. Orang meksiko-
amerika menganggap aktivitas seksual penting untuk mempertahankan
jalan lahir tetap licin. Tabu tentang seksualitas lebih umum setelah
melahirkan.
24. DIET
Informasi tentang nutrisi yag diberikan oleh perawatan kesehtan
barat dapat menjadi sumber konflik untuk banyak kelmpok budaya.
Konflik umumnya tidak diketahui oleh pemberi perawatan kesehatan,

45
kecuali mereka memahami keyakinan dan praktik diet iniidu yang mereka
rawat.
25. Evaluasi
Keadaan janin dan ibu secara kontinu di ealuasi menurut kriteris
yang ditetapkan dan dapat diukur. Temuan klinis yang menunjukkan
respons normal disajikan sebagai hasil yang diharapkan/rencana dalam
perawatan untuk sertap pasien. Criteria ini dipakai sebagai dasar untuk
memilih tindakan keperawatan yang sesuai dan mengevaluasi
keefektifannnya.
2.4. Trimester Kedua
2.5. Trimester Ketiga
Periode tenang pada trimester kedua memfasilitasi suatu periode aktif,
suatu trimester yang lebih berorientasi pada realitas untuk orang tua yang
menantikan kelahiran anak. Ikatan antara orang tua dan janin berkembang
pada trimester ketiga. Kekhawatiran orang tua yang berfokus pada defek
kemampuan mental dan fisik anak yang mungkin terjadi bercampur dengan
khayalan tentang bayi yang akan lahir. Perhatian ibu hamil biasanya mengarah
ke keselamatan dirinya dan anaknya. Rasa takut terhadap nyeri, mutilasi, dan
ke khawatiran tentang perilakunya dan kemungkinan ia kehilangan kendali
diri selama persalinan merupakan isu-isu yang penting.
Ketidaknyamanan fisik dan gerakan janin sering mengganggu istirahat
ibu. Dispnea, peningkatan urinasi, nyeri punggung, konstipasi, dan varises
dialami oleh kebanyakan wanita pada kehamilan tahap akhir. Peningkatan
ukuran abdomen dan kejanggalan mempengaruhi kemampuan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari. Posisi yang nyaman lebih sulit di dapat. Ibu
hamil menjadi semakin tidak sabar menanti saat-saat semua berlalu.
Bagi ayah yang menantikan anak, fase moratorium pada trimester
kedua berganti menjadi fase pemusatan. Aktivitas dan energi untuk mencipta
dan mencapai sesuatu mewarnai fase ini. Gaya keterlibatan ayah bervariasi
sesuai persepsi pria tersebut tentang peran kejantanan dan menjadi ayah dalam
kelompok sosialnya. Banyak ayah yang menantikan kelahiran anak menjadi

46
lebih terlibat dengan kehamilan. Mereka mulai mendefinisi ulang hubungan
mereka dengan janin dan diri mereka sebagai ayah. Khayalan tentang peran
ayah merupakan hal yang umum. Ayah yang menantikan kelahiran bayi
merasakan kekhawatiran yang sama dengan yang dirasakan pasangannya.
Namun, ia sering kali tidak mengungkapakan kekhawatiran ini kepada orang
lain
Keluarga yang menantikan kelahiran bayi memiliki banyak kebutuhan
menjelang kelahiran bayi. Saudara kandung dan kakek nenek juga harus
dipertimbangkan. Perawat secara jelas berada pada posisi sentral dalam tim
pemberi perawatan kesehatan untuk membantu orang tua memenuhi
kebutuhan selama trimester ketiga kehamilan. Jadwal perawatan
mencerminkan peningkatan kebutuhan. Sejak minggu ke 28 sampai minggu ke
36, kunjungan di jadwalkan setiap 2 minggu, selanjutnya setiap minggu
sampai bayi lahir.
A. PENATALAKSANAAN PERAWATAN
1. Pengkajian
Selama trimester ketiga peristiwa peristiwa yang baru terjadi dalam
keluarga dan efeknya terhadap kehamilan dikaji, misalnya, respons
kakek nenek dan saudara kandung terhadap kehamilan dan bayi yang
akan lahir. Selain itu, ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
 Rencana antisipasi apa yang sedang disusun berkenaan dengan
tanggung jawab baru menjadi orang tua, permusuhan saudara
kandung, pemulihan dari kehamilan dan melahirkan, dan
penatalaksanaan fertilitas?
 Keberhasilan dan rasa frustasi apa yang dialami ibu berkenaan
dengan diet, istirahat dan relaksasi, seksualitas, dan dukungan
emosional?
 Apa pemahaman ibu tentang kebutuhan keluarganya berkenaan
dengan kehamilan dan anak?
 Sejauh mana keisapan orang tua bila terjadi kedaruratan? Apakah
ibu mengetahui dan memahami tanda bahaya dan cara serta kepada
siapa ia harus melapor?
KOTAK 7-6

47
Daftar Periksa Trimester Ketiga
Jadwal dan peristiwa yang terjadi selama kunjungan
Konseling tentang perawatan diri
Adaptasi rasa tidak nyaman
Dispneu
Insomnia
Respons psikososial dan dinamika keluarga
Gringivitis dan epulis
Sering berkemih
Tekanan dan rasa tidak nyaman pada perineum
Kontraksi Broxton Hicks
Kram di tungkai kaki
Edema di mata kaki
Keamanan (keseimbangan)
Latihan dan istirahat
Relaksasi
Nutrisi
Seksualitas
Tanda bahaya kompikasi yang potensial
Tanda peringatan – persalinan premature
Pertumbuhan dan perkembangan janin
Perisapan untuk bayi
Metode pemberian makan
Persiapan payudara
Persiapan untuk melahirkan
Mengenali: kontraks palsu dan benar
Kelas peanatal
Mengontrol rasa tidak nyaman
Tur mengelilingi rumah sakit
Persiapan untuk anggota keluarga yang lainnya
Persiapan untuk pulang kerumah
Tes diagnostic
Spesifikasi
Lain lain

 Apakah ibu mengetahui tanda-tanda persalinan


premature dan persalinan aterm?
 Apa pemahaman ibu tentang proses persalinan, harapan
ibu terhadap dirinya dan orang lain selama persalinan,
serta apa yang harus dibawa ke rumah sakit?
 Apa rencana ibu dan keluarganya untuk menghadapi
persalinan?

48
 Kecemasan apa yang ibu dan keluarganya alami
berkenaan dengan persalinan?
 Apa yang ingin ibu ketahui tentang cara mengendalikan
rasa tidak nyaman selama persalinan?
 Apakah ibu memiliki rencana untuk menghadiri salah
satu kelas prenatal?
 Apakah ibu memiliki pertanyaan tentang perkembangan
janin dan metode untuk mengkaji kesejahteraan janin?
Pengkajian Maternal
1. Wawancara
Pertanyaan pertama pada wawancara trimester ketiga diajukan
dengan tujuan mengidentifikasi kekhawatiran utama wanita hamil pada
saat itu. Pemusatan perhatian pada wanita akan membantu kesiapannya
untuk belajar dan membuat wanita itu yakin bahwa perawat
memperhatikannya sebagai individu. Berdasarkan kebutuhan yang
diutarakan pasien, keadaan wanita pada saat itu, dan hal-hal yang biasa
dibutuhkan kebanyakan wanita pada tahap akhir kehamilan, keputusan
klinis perawat menjadi pedoman isi dan arah wawancara.
Tinjauan ulang system-sistem tubuh perlu dilakukan pada setiap
pertemuan. Setiap tanda atau gejala yang mencurigakan harus dikaji
dengan mendalam. Indentifikasi rasa tidak nyaman yang mencerminkan
adaptasi terhadap kehamilan. Pertanyaan-pertanyaan khusus diajukan
untuk mengkaji kemungkinan infeksi (contoh: saluran kemih, saluran
pernapasan). Pengetahuan tentang tindakan perawatan diri dan
keberhasilannya dan terapi yang di resepkan dikaji. Respons psikososial
terhadap kehamilan dan pendekatan menjadi orang tua dikaji.
2. Pemeriksaan Fisik
Selama pemeriksaan fisik pada trimester ketiga, suhu, nadi,
pernafasan, tekanan darah, dan berat dikaji dan di catat. Tanda dan
gejala yang mencurigakan dan ditemukan selama wawancara dikaji.
Keberadaan, lokasi, dan derajat edema di dokumentasi dengan cermat.
Usia gestasi di konfirmasi. Di beberapa klinik, pemeriksaan pelvis

49
mingguan dimulai pada minggu ke-36 sampai ke-38 dan dilanjutkan
sampai aterm, terutama untuk memastikan bagian presentasi, stasiun,
dan dilatasi dan effacement serviks. Pengkajian risiko berlanjut
sepanjang kehamilan.
3. Uji Laboratorium
Pada setiap kunjungan, dilakukan pemeriksaan urine untuk mendeteksi
glukosa dan protein albumin. Tes kultur dan sensitivitas urine
dilakukan jika diperlukan. Di beberapa fasilitas kesehatan, pada setiap
kunjungan dilakukan pemeriksaan hematokrit darahyang diambil
menggunakan pipet. Tes darah diulang sesuai kebutuhan tes untuk
mendeteksi sifilis; hitung darah lengkap meliputi hematokrit,
haemoglobin, dan hitung diferensial; skrining antibody (Kell, Duffy,
rubella, toksoplasmosis, anti-RH, AIDS); sel sabit; dan kadar asam
folat jika ada indikasi. Apabila tidak dilakukan pada awal kehamilan
maka pada wanita berusia lebih dari 25 tahun, dilakukan pemeriksaan
glukosa. Apusan serviks dan vagina diulang pada minggu ke-32 atau
sesuai kebutuhan untuk mendeteksi adanya organisme Chlamydia,
gonore, herpes simpleks tipe 1 dan 2, dan streptokokus grup B.

4. Pengkajian Janin
Sejak minggu ke-32, identifikasi presentasi, posisi, dan stasiun
(engagement) janin dengan bantuan manuver Leopold dilakukan seriap
minggu. Periode pertumbuhan janin yang cepat ini diringkas dalam
kotak 7-7.
Tinggi fundus diukur pada setiap kunjungan. Ukuran dan
besar (berat) uterus dibandingkan dengan usia kehmilan yang
sesungguhnya. Walaupun beberapa klinisi dapat memperkirakan berat
janin dengan ketepatan yang mengagumkan, perkiraan itu umumnya
tidak konsisten dan tidak dapat diandalkan. Perkiraan berat janin
meningkatkan keakuratannya melalui pengukuran diameter biparietal
(biparietal diameter determination [BPD]) pada pemeriksaan
ultrasonografi. Kemungkinan adanya retardasi pertumbuhan janin,

50
kehamilan kembar, dan ketidak akuratan taksiran partus (TP) dapat
diketahui melalui pemeriksaan ultrasonografi.
Status kesehatan janin di evaluasi pada setiap kunjungan.
Ibu diminta menjelaskan gerakan janin. Ibu ditanya apakah ia
mengalami tanda komplikasi potensial yang perlu dilaporkan,
misalnya, perubahan gerakan janin, ketuban pecah.
KOTAK 7-7
Perkembangan Janin pada Minggu ke-40
Nutrient dan immunoglobulin ibu disimpan
Lemak subkutan disimpan
Penyimpanan zat besi, nitrogen, dan kalsium dalam jumlah besar
Pada janin laku-laku; testis berada didalam kantung skrotum
Pada janin perempuan; labia terbentuk dan menutupi vesibulum
Umumnya lanugo tanggal, kecuali pada daerah bahu.
Kontur tubuh montok
Verniks berkurang
Panjang rambut kepala 2 sampai 3cm
Terbentuk tulang rawan di hidung dan telinga
Panjang 45 sampai 55 cm
Berat 3400 gram (rata-rata)
Tinggi fundus di bawah xifoid terjadi lightening (penurunan fundus)

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Setiap wanita hamil dan keluarganya dipengaruhi dan berespons terhadap
kehamilan dengan cara yang berbeda beda. Pemantauan kehamilan yang
cermat dan respons terhadap perawatan adalah hal yang paling penting.
Berikut ini adalah contoh diagnose keperawatan yang dapat ditetapkan
pada trimester ketiga dari data dasar kehamilan normal.
 Kerusakan koping individu yang berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang
 Pengkajian risiko, mis., persalinan premature
 Mengenali awitan persalinan palsu atau sejati
 Tindakan perawatan diri
 Pengaturan kedaruratan

51
Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan
 Pemahaman tentang perubahan dan kebutuhan pada trimester
ketiga yang tidak adekuat
 Kekhawatiran yang meningkat terhadap persalinan
 Insomnia atau kurang tidur
Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan
 Rasa tidak nyaman pada akhir kehamilan
 Kecemasan dalam menghadapi persalinan
Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan
 Peningkatan berat dan perubahan pusat gravitasi
 Ansietas
 Gangguan tidur

a. HASIL AKHIR YANG DI HARAPKAN


Rencana perawatan pasien dan keluarganya selama kehamilan trimester
ketiga di susun berdasarkan diagnose keperawatan yang di identifikasi dan
pengkajian yang kompreensif terhadap keluarga yang sedang menantikan
kelahiran bayi. Rencana sedapat mungkin dikembangkan secara mutual
bersama pasien. Rencana bersifat individual, disesuaikan dengan
kebutuhan spesifik pasien dan kebutuhan keluarganya. Hasil akhir yang
diharapkan sama dengan yang diharapkan pada trimester pertama dan
kedua.
Hasil akhir yang diharapakan, yang berkaitan dengan perawatan
fisiologis meliputi hal-hal berikut:
1. Wanita dan keluarganya akan menyatakan bahwa mereka telah
memiliki informasi yang berhubungan dengan adaptasi maternal
dan perkembangan janin sebagai dasar untuk memahami
penatalaksanaan perawatan selama trimester ketiga.
2. Wanita akan memahami perawatan diri.
3. Ibu akan mengenali gejala-gejala yang mengindikasikan
penyimpangan dari kemajuan normal dan mengetahui protocol
kemudian melaporkannya.
Hasil akhir yang diharapkan, yang berhubungan dengan perawatan
psikososial meliputi hal-hal berikut:
1. Wanita akan menyatakan bahwa ia perlu belajar.

52
2. Wanita dan keluarganya akan berpartisipasi aktif dalam perawatan
mereka selama trimester ketiga kehamilan.
3. Wanita akan memutuskan rencana melahirkan.
4. Hubungan saling percaya wanita akan terus berkembang.
C. PERAWATAN KOLABORATIF
Penghargaan, kasih sayang, kepercayaan, perhatian, pertimbangan
terhadap respons budaya dan agama, serta mendengarkan adalah
komponen-komponen dukungan emosi. Kepuasan ibu terhadap hubungan,
dukungan, dan pengendalian diri adalah masalah penting yang harus
diperhatikan pada trimester ketiga. Diskusi tentang pengetahuan orang tua
tentang respons bayi belum lahir terhadap stimulus, seperti bunyi, cahaya,
postur atau ketegangan ibu serta pola tidur dan terjaga akan bermanfaat.
Berikan juga kesempatan untuk membahas kemungkinan ketegangan
emosional yang berhubungan dengan pengalaman melahirkan, seperti rasa
takut akan mengalami nyeri, kehilangan kendali, dan kemungkinan
melahirkan anak sebelum tiba di rumah sakit; tanggung jawab dan tugas
menjadi orang tua; kekhawatiran orang tua yang muncul akibat rasa
cemas terhadap keselamatan ibu dan anak yang belum lahir; kekhawatiran
orang tau yang berkaitan dengan saudara kandung dan penerimaan
mereka terhadap bayi; kekhawatiran orang tua akan tanggung jawab
social dan ekonomi; dan kekhawatiran orang tua mengenai
ketidaksesuaian kognitif yang muncul akibat konflik budaya, agama, atau
sistim nilai pribadi (Starn, 1991).
Komitemen ayah terhadap kehamilan, hubungan dengan pasangan,
kekhawatiran mereka tentang seksualitas dan ekspresi seksual muncul
sebagai masalah pada banyak orang tua yang sedang menantikan
kelahiran bayi. Suatu tindakan yang bersifat mendukung dilakukan untuk
memvalidasi kenormalan respons mereka (jika respons tersebut berada
dalam batas normal). Validasi, umpan balik, dan perbandingan social
menjadi ciri dukungan penghargaan.
Kesempatan yang diberikan untuk mendiskusikan kekhawatiran,
mendengarkan klien dan memvalidasi kenormalan respons sampai tingkat
tertentu akan memenuhi kebutuhan wanita tersebut. Perawat juga perlu

53
mengimplementasi “intervensi tertentu guna meningkatkan kepuasan
wanita hamil atas dukungan pasangannya karena dukungan ini merupakan
bagian utama dari keseluruhan dukungan” (Brown, 1986).
Perawat perlu menyadari bahwa pria semakin rapuh selama masa
hamil, sehingga perawat perlu menerapkan tindakan antisipasi dan strategi
peningkatan kesehatan untuk membantu mereka mengatasi
kekhawatirannya. Intervensi keperawatandapat secara langsung
membantu ayah mengatasi masalahnya, seperti kebutuhan untuk
mengutarakan perasaan intim atau, secara tidak langsung, memberi
penyuluhan kepada ibu. Pemberi perawatan kesehatan dapat menstimulasi
dan mendorong pasangan untuk berbicara secara terbuka.

1. Pendidikan Tentang Perawatan Dini


Ketidaknyamanan bukan hanya dirasakan pada trimester ketiga, tetapi,
beberapa diantaranya juga dirasakan pada trimester pertama (misalnya,
keletihan). Wanita yang sedang hamil pada waktu selanjutnya akan
mengalami gangguan varises atau nyeri punggung hebat akibat
perubahan postur yang dikaitkan dengan abdomen yang berat dan
menggantung serta persendian yang relax. Gejala-gejala tersebut
menakutkan dan menimbulkan rasa tidak nyaman.
Pada table 7-4 fisiologi, pencegahan, dan pengobatan beberapa rasa
tidak nyaman dibahas. Relaksasi, latihan, mekanika tubuh, keamanan dan
masalah pekerjaan dijelaskan dan dibahas pada bagian awal unit ini.
TABEL 7-4 Ketidaknyamanan Berhubungan dengan Adaptasi Maternal
Selama Trimester Ketiga
Masalah Fisiologi Pendidikan Perawatan
Diri
Sesak napas dan Ekspansi diafragma Postur tubuh yang baik;
dispnea terjadi pada terbatas karena uterus saat tidur, tambahkan
60% wanita hamil membesar; diafragma bantal; hindari makanan
terangkat sekitar 4 cm; terlalu kenyang;
beberapa ibu merasa berhenti merokok; rujuk
lebih legah setelah ke pemberi perawatan

54
terjadi lightening kesehatan jika gejala
memburuk untuk
menyingkirkan
kemungkinan anemia,
emifisema, dan asma.
Insomnia (pada Gerakan janin, kram Tenangkan klien,
minggu-minggu) akhir otot, sering berkemih, lakukan relaksasi; pijat
kehamilan sesak napas, atau punggung atau
ketidak nyamanan effleurage; topang
lain. bagian-bagian tubuh
dengan bantal; minum
susu hangat atau mandi
air hangat sebelum
istrahat.
Respons psikososial: Adaptasi metabolic Ketenangan dan
perubahan mood, dan hormonal; dukungan dari orang-
perasaan bercampur perasaan dalam orang yang dekat dan
aduk, cemas menghadai perawat; perbaiki
meningkat pengalaman bersalin, komunikasi dengan
melahirkan, dan pasangan, keluarga, dan
menjadi orang tua orang lain.
Gingivitis dan epulis Peningkatan Diet seimbang yang
(hipremia, hipertrofi,
vaskularitas dan mengandung protein,
perdarahan, nyeri
proliferasi jaringan buah-buahan, sayur-
tekan): keadaan ini
ikat akibat stimulasi sayuran segar, sikat gigi
akan hilang dangan
esterogen. dengan perlahan dan
spontan satu sampai
juga kebersihan gigi;
dua bulan setelah
hindari infeksi
melahirkan.
Swering berkemih dan Pembengkakan Latihan Kegel; batasi
keinginan untuk vascular dan masukan cairan sebelum
berkemih kembali perubahan fungsi tidur; gunakan pelapis

55
terasa. kandung kemih akibat kesehatan jika klien
pengaruh hormone; merasa nyeri atau
kapasitas kandung terbakar.
kemih menurun akibat
pembesaran uterus
bagian presentasi
janin.
Rasa tidak nyaman Tekanan akibat uterus, Istirahat, lakukan
dan tekanan di terutama saat berdiri relaksasi dan upayakan
perineum atau berjalan; postur tubuh benar;
kehamilan kembar rujuk ke dokter untuk
dikaji dan diobati jika
terdapat nyeri;
singkirkan
kemungkinan akan
bersalin
Kontraksi Braxton Intensifikasi kontraksi Tenangkan klien;
Hicks uterus sebagai istirahat; ubah
persiapan persalinan. posisi;lakukan teknik
pernapasan saat
kontraksi menganggu;
efflurage ; dingkirkan
kemungkinan akan
bersalin.
Kram tungkai (spasme Kompres saraf yang Singkirkan
gastrocnemius) mempersarafi kemungkinan adanya
terutama saat ekstermitas bawah bekuan darah dengan
berbaring. akibat pembesaran melakukan pemeriksaan
uterus; penurunan tanda Hormans; jika
kadar kalsium yang kemungkinan tersebut
berdifusi atau telah disingkirkan,
peningkatakn fosfor lakukan masase dan

56
serum ; factor-faktor kompres hangat pada
yang mempererat; otot yang kram;
keletihan, sirkulasi dorsofleksi kaki sampai
perifer yang buruk, spasme hilang; berdiri
berpijak pada jari kaki di atas permukaan yang
yang meluruskan atau dingin; beri suplemen
saaat berjalan, minum tablet kalsium laktat
lebih dari 1 L susu atau kalsium karbonat
setiap hari peroral; gel aluminium
hidroksida 1 ons,
persiapan kali makan
fosfor hilang melaluo
absorpsi
Edema dimata kaki Sedema menjadi lebih Banyak minum air
(bukan pitting) sampai berat bila berdiri lama, untuk memperoleh efek
tungkai duduk, postur buruk, diuretic alami; kenakan
kurang latihan, kaos kaki penopang
pakaian ketat sebelum bangkit;
(misalnya, ikay kaos istirahat secara periodic
kaki), atau jika cuaca dengan tungkai dan
panas pinggang ditinggikan,
latihan ringan; rujuk ke
dokter jika timbul
edema; diuretic
dikontraindikasikan

2. Meninjau Kembali Tanda Peringatan


Perawat perlu menjawab pertanyaan yang muncul selama masa hamil
dengan jujur. Wanita hamil seringkali merasa sulit untuk mengetahui
kapan harus melaporkan tandadan gejala yang timbul. Ibu dianjurkan
merujuk ke daftar komplikasi potensial dan mendengarkan denyut
jantung bayinya. Apabila ia merasa ada sesuatu yang salah, ia harus

57
menghubungi pemberi perawatan kesehatannya. Beberapa tanda dan
gejala perlu dibahas dengan lebih ekstensif. Hal ini meliputi
perdarahanpervaginam, perubahan gerakan janin, gejala PIH, ketuban
pecah, dan persalinan premature.
Apabila terjadi perdarahan pervaginam pada trimester ketiga,
adalah penting untuk menyingkirkan bercak (spotting) kecoklatan yang
timbul 48 jam setelah periksa dalam dilakukan atau setelah
berhubungan seksual dan juga untuk menyingkirkan kemungkinan
“………” lendir kemerahan. Wanita harus segera dating ke bagian
kedaruratan rumah sakit untuk di diagnosis dan kemudian menjalani
terapi bila perdarahan yang terjadi bukan salah satu tipe perdarahan
yang disebutkan.
Apabila ibu hamil menyadari bahwa gerakan janin berhenti,
menjadi sangat jarang, atau jika jumlah gerakan janin meningkat ia
harus memberitrahu memberi perawatan kesehatan.
Edema ditangan dan disekitar mata, nyeri kepala hebat,
perubahan penglihatan, atau perasan gelisah perlu dievaluasi segera
untuk mendeteksi adanya PIH.
Semburan atau tetesan rabas cair jernih yang keluar dari vagina
dapat mengindikasikan ketuban pecah. Untuk menegakkan diagnosis,
wanita hamil harus datang ke klinik atau rumah sakit untuk dievaluasi.

3. Mengenali kejala persalinan


Pertanyaan yang paling sering ditanyakan wanita hamil pada trimester
ketiga adalah “ Bagaimana cara mengetahui kapan saya akan
bersalin?”. Penyuluhan tentang tanda dan gejala persalinan pada
wanita memliki dua tujuan. Yang pertama adalah untuk mengurangi
kecemasan dengan memberi informasi dan kedua memberi wanita
hamil kesempatan untuk berperan aktif dalam merencanakan
persalinannya. Kotak 7 sampai 8 memuat informasi tentang gejala-
gejala menjelang persalinan.
KOTAK 7-8
Gejala menjelang persalinan
Kontraksi uterus: wanita di instruksikan untuk melaporkan frekuensi,

58
durasi dan intensitas kontraksi uterus. Persalinan sejati yang benar ditandai
oleh frekuensi, kekuatan, dan durasi kontraksi yang meningkat. Pada
persalinan sejati, peningkatan aktivitas meningkatkan gejala-gejala ini.
Apabila wanita mengalami persalinan palsu, peningkatakn aktivitas
biasanya akan menghilangkan gejala. Wanita nulipara biasanya dianjurkan
untuk tetap dirumah sampai kontraksi menjadi rekuler, yakni setiap lima
menit. Wanita multipara biasanya dianjurkan untuk tetap dirumah sampai
kontraksi menjadi regular, yakni sampai setiap 10 menit. Apabila waktu
untuk mencapai rumah sakit dari tempat tinggal wanita lebih dari 20 menit
atau wanita memiliki riwayat persalinan cepat, insturuksi ini dimosifikasi
sesuai kebutuhan.
Ketuban pecah.
Aliran darah (bloody show); darah berwarna merah muda, lengket dan
jumlahnya sedikit (mengandung lendir)

4. Mengenali persalinan premature


Mengajari setiap wanita hamil cara mengenali persalinan premature
sangatlah penting (Jhonson, 1989; Bonovich, 1990). Rumah sakit
menyediakan pamphlet untuk membantu ibu mengingat hal-hal yang
mereka pelajari. Kotak Pendekatan Pengajaran disebelah kanan berisi
pedoman untuk mengenali persalinan preterm. Kadang-kadang anak
lahir sebelum wanita hamil bertemu dengan tenaga kesehatan
professional. Garis besar kelahiran darurat diuraikan pada unit 12.

5. Pendidikan Prenatal
Penyuluhan tentang pra-melahirkan membantu orang tua melakukan
transisi dari peran sebagai orang tua yang menantikan kelahiran bayi
menjadi orang trua yang bertanggung jawab atas bayi mereka yang
baru lahir.
Definisi ini mengandung makna pendidikan tentang kelahiran
anak merupakan persiapan menjadi orang tua, bukan hanya persiapan
persalinan dan melahirkan, yang secara tradisional telah menjadi focus
pendidikan tentang melahirkan anak. Dewasa ini, dianjurkan supaya

59
persiapan menjadi orang tua mulai diberikan sebagai konseling
prakonsepsi yang tercakup dalam perawatan kesehatan rutin wanita.
Pendidikan lebih dini tentang latihan fisik, nutrisi, alcohol, rokok, dan
obat-obatan dalam kehamilan juga pilihan-pilihan yang berhubungan
dengan reproduksi dapat memberi hasil akhir yang lebih sehat dan
memuaskan.
Kebanyakan individu yang memberi pendidikan tentang
melahirkan anak sepakat bahwa orang tua yang sedang memanti
kelahiran bayi memerlukan program pendidikan yang komprehensif
untuk mempersiapkan mereka berperan dan bertanggung jawab
sebagai orang tua namun, ada ketidaksepakatan filosofi tentang kapan
dan bagaimana topic yang berbeda-beda itu diberikan. Banyak
pendidik yang terus menerus berfokus pada persiapan persalinan dan
melahirkan pada trimester ketiga dengan cara yang hamper eksekutif
karena hal ini tampaknya merupakan kekhawatiran utama orang tua
(Beliss-Holtz, 1988).
Kehamilan sebelumnya dan pengalaman melahirkan anak adalah
unsur-unsur penting yang mempengaruhi kebutuhan pembelajaran
pasien dan pendukungnya saat ini. Usia, latar belakang budaya, filosofi
pribadi pasien (dan pendukungnya) tentang melahirkan anak, status
social ekonomi, keyakinan spiritual, dan cara belajar, semua ini perlu
dikaji untuk mengembangkan rencana terbaik untuk membantu wanita
memenuhi kebutuhannya.

6. Program Pendidikan Untuk Orang Tua


Orang tua yang menantikan kelahiran bayi dan keluarga mereka
memiliki ketertarikan dan kebutuhan informasi yang berbeda-beda
seiring kemajuan kehamilan. Suatu program yang khas dirancang
untuk memenuhi kebutuhan orang tua akan informasi, yakni kebutuhan
pada tiga tahap utama kehamilan dan kebutuhan setelah melahirkan.
Kelas tentang kehamilan tahapa awal memberi informasi dasar.
Kelas dikembangkan pada area berikut: (1) perkembangan janin pada
tahap dini, (2) perubahan fisiologis dan emosional selama masa hamil,

60
(3) seksualitas manusia, dan (4) kebutuhan nutrisi ibu dan janin.
Bahaya dilingkungan dan tempat kerja menjadi masalah penting pada
tahun-tahu terakhir ini. Walaupun kehamilan dianggap sebagai suatu
proses yang normal, latihan fisik, tanda bahaya, obat-obatan, dan
mengobati diri sendiri adalah topic-topik yang menarik.
Kelas tentang kehamilan tahap pertengahan menenkankan pada
partisipasi wanita dalam merawat dirinya. Kelas ini memberi informasi
tentang persiapan menyusui dan pemberian susu formula, perawatan
bayi, higine dasar, keluhan umum, serta obay-obatan yang sederhana
dan aman, kesehatan bayi, dan menjadi orang tua.
Kelas tentang kehamilan tahap akhir menekankan pada persalinan
dan proses melahirkan. Berbagai metode koping dalam menghadapi
persalinan dan proses melahirkan dikembangkan dan sering menjadi
dasar berbagai kelas prenatal. Hal ini mencakup Lamaze, Bradley, dan
Dick-Read. Efektivitas metode lain, seperti hypnosis, sedang
diselidiki.
Di dalam rangkaian kelas-kelas tersebut, dibahas sistem pendukung
yang dapat digunakan masyarakat selama masa hamil dan setelah
melahirkan, misalnya, system pendukung yang membantu orang tua
berfungsi mandiri dan efektif. Dalam semua kelas tersebut, peserta
diberi kesempatan untuk mengungkapkan perasaan dan
kekhawatirannya tentang aspek kehamilan, melahirkan, dan menjadi
orang tua.

7. Tren Terbaru Pendidikan Untuk Orang Tua


Berbagai pendekatan pendidikan untuk orang tua telah dikembangkan
oleh para penyuluh dalam upaya memenuhi kebutuhan pembelajaran
(Haire, 1991) orang tua. Selain kelas-kelas yang dirancang khusus
untuk remaja hamil, untuk pasangannya, dan atau untuk orang tua,
kelas-kelas untuk kelompok lain dengan kebutuhan pembelajaran
khusus, seperti ibu berusia lebih dari 35 tahun pada kehamilan
pertama, ibu tidak bersuami, orang tua adopsi, dan orang tua dengan

61
anak kembar, juga mulai diselenggarakan. Kelas-kelas penyegaran
untuk orang tua yang memiliki anak tidak hanya meninjau ulang teknik
koping untuk menghadapi persalinan dan proses melahirkan, tetapi
juga membantu mempersiapkan pasangan suami istri dalam
menghadapi reaksi dan penyesuaian saudara kandung terhadap
kehadiran bayi baru. Kelas melahirkan secara sesaria ditawarkan untuk
pasangan yang dijadwalkan menjalani sesaria karena janin sungsang
atau factor predisposisi lain. Kelas khusus lain berfokus pada
melahirkan pervaginam setelah sesaria (vaginal brith after caesarean
[VBAC]). Pilihan ini didukung oleh riset dan percobaan klinis yang
menunjukkan bahwa banyak wanita berhasil melahirkan pervaginam
setelah sebelumnya melahirkan secara sesaria (Safrin-Disler, 1990).
Akibat pengaruh lingkungan dan perilaku maternal yang sangat
kuat terhadap kesehatan bayi baru lahir, banyak program
menganjurkan wanita untuk memilih pola hidup sehat selama hamil
dan masa awal menjadi orang tua. Kelas prakonsepsi dan kelas
kehamilan tahap awal menganjurkan wanita untuk melakukan latihan
fisik dan memperhatikan nutrisi, yang berhubungan erat dengan
peningkatan hasil akhir kehamilan, dan untuk menghindari bahaya
lingkungan, rokok, alcohol, dan obat-obatan. Wanita yang memiliki
pengendalian diri yang baik cenderung terlibat dalam aktivitas untuk
meningkatkan kesehatan selama ia hamil (Riesch, 1988; Lewaller,
1989; Whitcher, 1989). Riset menyatakan bahwa latihan fisik ringan
selama masa usia subur tidak berpengaruh buruk pada wanita yang
sehat tetapi harus dilakukan berdasarkan pedoman latihan fisik untuk
masa hamil dan periode pasca partum (ACOG, 1985, Fishbein dan
phillips, 1990).
Kelas-kelas yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan penduduk
multi etnik yang berkembang di Amerika juga sangat penting. Kelas-
kelas untuk imigran baru sangat efektif bila diajarkan dalam bahasa
pertama (misalnya, Bahasa Spanyol, Tagalog, atau Mandarin). Supaya
kelas-kelas ini bermanfaat, pendidik harus memahami sistem nilai

62
dalam kebudayaan lain dan pengaruhnya terhadap nutrisi, system nilai
perawatan prenatal tahap awal, peningkatan berat badan ibu, dan
praktik pemberian makanan pada bayi. Penyuluh harus membina
hubungan baik, dapat dimengerti, dan mengembangkan praktik
budaya, memberi penguatan posistif, dan menganjurkan perubahan
hanya jika suatu praktik, misalnya pika, secara langsung
membahayakan (USDA, USDHHS, 1990; Waxler-Morrison, dkk,
1990).
Kebanyakan kelas penyuluhan untuk orang tua dihadiri oleh wanita
hamil dan pasangannya, walaupun seorang teman putri remaja
tersebut, atau orang tua dapat menjadi pendukung. Karena perawatan
yang berfokus pada keluarga menganjurkan kehadiran anggota
keluarga pada proses kelahiran, kelas ini juga ditujukan untuk kakek
nenek dan saudara kandung. Kelas ini mempersiapkan mereka dalam
menghadapi kehadiran dan/ atau kelahiran bayi. Saudara kandung
seringkali menonton film dan mempelajari cara membantu dan
penyambutan bayi. Merka juga belajar berkoping terhadap
penyesuaian, termasuk terhadap berkurangnya perhatian dan waktu
orang tua untuk mereka (Spadt, dkk, 1990). Kakek nenek mempelajari
praktik merawat anak yang dilakukan saat ini dan cara mebantu anak
mereka yang dewasa dalam beradaptasi terhadap peran orang tua tanpa
dispersepsi menganggu.

8. Pilihan Tempat Melahirkan


Konsep perawatan maternitas, yang berpusat pada keluarga diterapkan
diruang bersalin atau pusat melahirkan alternatif (Alternative birth
center [ABCs[) dirumah sakit. ABCs dirumah sakit dan pusat
melahirkan mandiri ditujukan untuk memberi keluarga alternatif
melahirkan dirumah merupakan suatu kompromi antara rumah sakit
dan rumah. Pilihan tempat melahirkan ini terbukti menjadi alternative
melahirkan yang aman dalam lingkungan persalinan tradisional (Hutti,
Jhonson, 1988; Eakins, dkk., 1989). Selain itu, tempat-tempat ini dapat

63
dirancang untuk menjamin control mutu dan pembiayaan yang efektif,
dua masalah yang signifikan dalam perawatan kesehatan ibu
melahirkan saat ini. Wanita mempertimbangkan berbagai factor dalam
memilih tempat melahirkan.
Pusat Melahirkan Alternatif. ABCs biasanya bertempat di
deretan ruangan rumah sakit, jauh dari departemen obstetri tradisonal.
ABCs b erlokasi dekat ruang operasi, ruang bersalin, dan fasilitas
perawatan intensif medis atau perawatan intensif untuk neonatus,
sehingga jika timbul masalah serius, tempat-tempat ini mudah
dijangkau.
ABCs memiliki akomodasi seperti dirumah, termasuk tempat tidur
ganda untuk pasangan dan tempat tidur untuk bayi. Peralatan dan obat-
obatan darurat serta pengobatan secara hati-hati disimpan di dalam
lemari, tersembunyi tetapi mudah dijangkau. Fasilitas kamar mandi
pribadi disediakan disetiap pusat melahirkan. Fasilitas ini juga dapat
dilengkapi dengan ruang duduk, ruang tamu, dan dapur kecil.
Dilakukan suatu skrining yang cermat pada setiap pasien yang datang,
sehingga ABCs tidak menerima wanita yang memiliki factor risiko.
Hanya wanita yang berisiko rendah dan wanita atau pasangan yang
siap, yang diterma di pusat melahirkan ini.
Keluarga diijinkan masuk ke ABCs. Wanita bersalin dan
melahirkan di ABCs. Anggota keluarga dapat tinggal di ABCs sampai
pulang jika waktu dan hal-hal yang dibutuhkan dalam penggunaan
ruang mengijinkan. Apalgi keluarga harus tinggal di rumah sakit lebih
dari 24 jam setelah wanita melahirkan, sedangkan pada saat yang sama
ruang tersebut dibutuhkan oleh keluarga lain keluarga yang pertama
perlu di transfer ke ruang pasca partum yang bias digunakan.
Ruang Bersalin, Melahirkan, Pemulihan, Pasca Pertum. Ruang
bersalin, melahirkan, pemulihan (labor, delivery, recovery [LDR])
dan ruang bersalin, melahirkan, pemulihan, pasca partum (labor,
delivery, recovery, post partum [LDRP]) memberi keluarga ruang
pribadi yang nyaman sebagai tempat melahirkan anak. Tidak seperti

64
ABCs di rumah sakit, ada beberapa kriteria penerimaan dan kriteria
risiko untuk penggunaan ruang ini.
Beberapa rumah sakit memberi dukungan persalinan dengan
menyediakan pelayan keperawatan yang sangat terampil. Wanita
bersalin, melahirkan, dan menggunakan waktu bonding pertama
bersama keluarganya di ruang LDR. Apalagi mereka tidak berada di
ruang LDRP, transfer ke ruang pasca partum biasanya merupakan satu
satunya pergantian ruang yang mereka alami.
Pusat Melahirkan Mandiri. Walaupun kebanyakan ABCs dan
ruang LDR atau LDRP berada di rumah sakit, semakin banyak pusat
melagirkan mandiri muncul. Unit-unit diluar rumah sakit ini seringkali
terletak rumah sakit utama, sehingga transfer cepat ke institusi tersebut
dapat dilakukan jika dibutuhkan.
Staf yang bekerja di kebanyakan pusat melahirkan mandiri adalah
dokter yang memiliki hak istimewa di rumah sakit setempat dan
perawat kebidanan-bersertifikat yang memiliki kemampuan
mendampingi wanita beresiko rendah melalui masa nifas. Pelayanan
ambulance dan prosedur kedaruratan selalu tersedia. Biaya bervariasi
berdasarkan pelayanan yang diberikan dan kemampuan keluarga untuk
membayar. Beberapa perusahaan asuransi dan Medicaid menerima dan
mengganti biaya di klinik-klinik ini.
Pelayanan yang diberikan oleh pusat pelayanan mandiri meliputi
pelayanan yang dibutuhkan untuk penatalaksanaan yang aman selama
siklus usia subur. Namun, ada beberapa tambahan signifikan lain.
Semua pasien diharapkan menghadiri kelas melahirkan dan menjadi
orang tua. Supervisi prenatal pada wanita yang status nutrisi dan
kesehatannya baik dan kehamilannya berisiko rendah harus dimulai
pada trimester pertama. Semua pasien harus mengenal situasi yang
membuat mereka di transfer ke rumah sakit. Setiap keluarga yang
sedang menantikan kelahiran bayi nya membuat rencana melahirkan,
suatu penjelasan tentang praktik atau prosedur yang mereka ingin dan
tidak ingin lakukan saat melahirkan

65
9. Melahirkan Di Rumah
Melahirkan di rumah merupakan praktik yang selalu popular di
Negara maju tertentu, seperti Swedia dan Belanda. Di Negara-negara
berkembang, rumah sakit atau fasilitas yang adekuat seringkali tidak
tersedia untuk kebanyakan wanita hamil, sehingga melahirkan dirumah
menjadi suatu kebutuhan. Di Amerika Utara, melahirkan di rumah
menjadi sesuatu yang popular.
Kelompok nasional yang mendukung praktik melahirkan di rumah
ialah Pengalaman Mternitas yang berorientasi di rumah (Home
Oriented Maternity Experience [HOME]) dan Asosiasi Nasional
Orang Tua untuk Alternatif Melahirkan yang Aman (National
Association of Parents for Safe Alternatives in Childbirth [NAPSAC]).
Kelompok ini mendukung perubahan praktik melahirkan di usia subur
yang lebih manusiawi pada semua tingkatan serta mengintegrasi
alternative melahirkan yang ada untuk memenuhi kebutuhan semua
penduduk.
Literature tentang melahirkan memuat data statistic yang sangat
cermat tentang layanan medis melahirkan di rumah, yang dilakukan
oleh perawat-bidan yang terampil dan di dukung oleh dokter.
Praktik melahirkan tertentu di rumah, yakni pada kehamilan tanpa
komplikasi, dapat dilakukan. Namun, wanita yang memiliki resiko
tinggi harus diidentifikasi selama periode prenatal dan dirujuk untuk
melahirkan di rumah sakit. Selain itu, harus tersedia suatu system
transport untuk mentransfer wanita yang mengalami komplikasi
persalinan mendadak ke fasilitas medis terdekat yang adekuat.

10. Melahirkan di Rumah Sakit


Apabila merencanakan untuk melahirkan di rumah sakit, wanita
biasanya harus mendaftar lebih dahulu di rumah sakit yang di pilih.
Kebanyakan rumah sakit saat ini menyediakan pamflet berisi
informasi, seperti kemana pasien harus melapor ketika persalinan
mulai berlangsung dan kebijakan tentang kunjungan dan waktu

66
kunjungan. Banyak fasilitas juga menyediakan orang untuk
menjelaskan peraturan di rumah sakit.
Konseling disediakan untuk meredakan ketegangan emosi, yang
seringkali berhubungan langsung dengan pengalaman melahirkan
(misalnya, rasa cemas tentang nyeri atau kemungkinan anak lahir
sebelum tiba di rumah sakit). Strategi keperawatan yang dilakukan
antara lain memberi wanita kesempatan untuk mendiskusikan rasa
cemas atau rasa takut yang dialami, membantunya membuat rencana
pasti tentang hal-hal yang ia lakukan saat persalinan mulai
berlangsung, dengan sukarela mengulangi instruksi, dan
menyelenggarakan suatu sesi dengan ibu yang baru melahirkan untuk
saling berbagi. Apabila memungkinkan, libatkan orang terdekat lain
dalam mempersiapkan proses melahirkan. Atur agar mereka turut
berpartisipasi selama proses persalinan dan melahirkan. Teknik ini
dapat secara efektif menghilangkan atau mengurang kecemasan.
Rasa cemas yang dialami keluarga wanita yang dalam waktu dekat
akan bersalin dapat berkurang bila dilakukan intervensi sebelum
persalinan berlangsung. Khayalan dapat diganti dengan pengetahuan
yang diperoleh melalui aktivitas berikut:
 Melakukan tur di rumah sakit untuk memungkinkan visualisasi
ruang bersalin dan ruang tunggu
 Mendemonstrasikan tindakan untuk membantu dan memberi
rasa nyaman kepada ibu selama ia bersalin
 Meninjau kembali secara singkat hal-hal yang mungkin terjadi
selama ibu bersalin
 Menguraikan hal-hal yang dapat diharapkan dari staf selama
ibu bersalin
Suatu diskusi realistis tentang semua factor yang diketahui
membantu ayah dalam menyelesaikan masalah secara rasional
dan dalam menyusun rencana untuk menghadapi persalinan.
Diskusi semacam ini menguatkan ego karena diskusi ini
memusatkan energy ayah untuk mengembangkan strategi
koping yang tepat untuk membantu menghilangkan rasa cemas

67
tenatng hal-hal yang tidak diketahui. Dewasa ini, para ayah
memilih untuk berparstisipasi aktif selama ibu bersalin dan
melahirkan anak mereka. Namun, beberapa pria yang memliki
konsep budaya atau konsep personal tertentu tentang peran
ayah tidak ingin berpartisipasi. Konsep yang penting ialah
bahwa pasangan mendukung peran pasangannya. Apabial
perawat membantu untuk mengubah peran-peran ini maka
dapat timbul kebingungan dan rasa bersalah.
Sangat disayangkan, banyak wanita hamil yang datang ke
rumah sakit untuk bersalin belum pernah menjalani perawatan
prenatal. Tanggung jawab perawat ialah memberi wanita ini
pengetahuan dan dukungan supaya dapat melalui masa usia
subur dengan berhasil. Pengkajian yang seksama tentang
kebutuhan jangka panjang dan saat ini harus dilakukan segera.
Klinisi perlu memberi informasi yang mencakupi hal-hal
berikut:
1. Proses persalinan: pemeriksaan, perawatan dalam
persalinan, tahapan persalinan
2. Metode pengontrolan nyeri: teknik bernapas dan
relaksasi, analgesic, dan anastesi
3. Tanggung jawab individu pendukung
Seringkali anggota lain tim perawtan perlu dihubungi,
misalnya, pekerja sosial, untuk membantu mengatur perawatan
anak atau finansial. Tidak jarang, wanita bersalin yang tidak
mendapat perawatan prenatal datang ke rumah sakit ditemani
anak-anaknya tanpa disertai orang lain yang menjaga mereka.

3.6 EVALUASI
Evaluasi adalah suatu proses yang kontinu karena setiap intervensi
dikaji efektifitasnya dan intervensi alternative digunakan sesuai
kebutuhan. Setiap ada perubahan pada kondisi atau keluhan pasien,
rencana asuhan keperawatan perlu disesuaikan kembali. Hasil akhir
yang duharaokan untuk ibu, pasangan, atau janin di evaluasi secara
kontinu menurut kriteria yang dapat diukur:

68
 Wanita dan keluarganya memiliki cukup informasi tentang
adaptasi maternal dan perkembangan janin dan mengatakan
bahwa mereka memahami penatalaksanaan perawatan dan
perawatan dini selama trimester ketiga.
 Wanita mengidentifikasi gejala yang dapat mengindikasikan
penyimpangan dari kemajuan dan protocol normal untuk
melaporkannya.
 Wanita mengatakan bahwa kebutuhannya akan informasi
terpenuhi.
 Wanita dan keluarganya berpartisipasi aktif dalam
perawatannya selama trimester ketiga kehamilan.
 Ibu telah menyusun rencana melahirkan.
 Hubungan saling percaya antara wanita dan pemberi perawatan
terus mengalami kemajuan.

69

You might also like