You are on page 1of 36

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH & GEOLOGI


JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MANUAL PROSEDUR PRAKTIKUM


MEKANIKA TANAH I
2017

1
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Daftar Isi
Pengenalan Mineral ....................... …………………………………………… 3
Pengenalan Batuan Beku ................................................................................... 13
Pengenalan Batuan Sedimen .............................................................................. 19
Pengenalan Batuan Metamorf ........................................................................... 30
Profil Tanah......................................................................................................... 35

2
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PENGENALAN MINERAL

TUJUAN PRAKTIKUM
Agar praktikan dapat mengenal dan memeri (mendiskripsi) mineral-mineral
pembentuk batuan atas dasar sifat-sifat fisiknya.

DASAR TEORI
Mineral adalah benda bentukan alam, biasanya bersifat padat, mempunyai struktur
dalam dan komposisi kimia (anorganik) tertentu dengan variasi komposisi kimia yang sangat
terbatas. Komposisi kimia dan struktur dalam yang tertentu mengakibatkan mineral mempunyai
sifat fisik tertentu pula, termasuk kecenderungan membentuk pola geometri tertentu atau
berbentuk kristal.
Dari 2000 mineral yang telah dijumpai, hanya beberapa mineral saja yang banyak dijumpai
sebagai mineral pembentuk batuan (lihat tabel Ia).

Tabel 1. Mineral pembentuk batuan yang banyak dijumpai

Kelompok Nama Mineral


Silikat Kaya Fe Mg : Olivin, Piroksen (Augit), Amfibol (Hornblende),
Garnet
Miskin Fe Mg : Kwarsa, Felspar (Ortoklas, Plagioklas), Mika
(Muskovit, Biotit), Talk, Klorit, Kaolinit.
Oksida Hematit, Magnetit, Limonit, Spalerit
Sulfida Pirit, Kalkopirit, Galena
Karbonat Kalsit, Dolomit
Sulfat Gipsum, Anhidrit
Pospat Apatit
Elemen tunggal Perak, Belerang, Karbon

Sifat-sifat fisik yang perlu diperhatikan dalam memeri mineral-mineral tersebut antara
lain: warna, kilap, belahan, pecahan dan bentuk (yang dapat diamati dengan bantuan kaca
pembesar dengan perbesaran 10 kali), cerat, kekerasan dan berat jenisnya.

Warna Mineral
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, tetapi tidak dapat
diandalkan di dalam pemrian mineral, karena satu macam mineral dapat berwarna lebih dari
satu, tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan pengotoranya. Sebagai contoh, kwarsa
dapat berwarna puth susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak berwarna. Walau deikian ada
beberapa mineral yang berwarna khas, seperti olivin berwarna hijau pucat, galena berwarna
abu-abu, azurit berwarna biru dan malasit berwarna hijau.

3
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Cerat
Yang dimaksud cerat ialah warna serbuk halus suatu mineral. Cerat dapat dipakai
sebagai penciri suatu mineral, karena walaupun warna mineral beraneka ragam maka ceratnya
selalu tetap. Untuk mendapatkan cerat, mineral digoreskan pada permukaan perselin yang tidak
diberi lapisan pengkilap (unglazed) atau disebut keping cerat (streak plate). Perlu diperhatikan
bahwa cerat yang dilihat terutama untuk mineral-mineral yang berkekerasan kurang dari 6 skala
Mohs.

Kilap
Kilap ialah kenampakan permukaan mineral yang segar didalam memantulkan cahaya .
Secara garis besar kilap mineral dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Kilap logam, nampak seperti permukaan logam yang telah digosok.
b. Kilap bukan logam yang dibedakan menjadi beberapa :
c. Kilap tanah (permukaan suram seperti tanah)
d. Kilap minyak (permukaan seperti minyak)
e. Kilap sutera
f. Kilap kaca (permukaan seperti kaca)
g. Kilap intan (permukaan sangat mengkilap)

Kekerasan
Kekerasan adalah ketahanan suatu mineral terhadap goresan. Sifat ini sangat
berhubungan erat dengan struktur kristal dan ikatan atomnya. Untuk mengukur kekerasan nisbi,
dua mineral digoreskan, maka mineral yang lebih keras akan menggores mineral yang lebih
lunak.
Guna kepentingan pemerian mineral, tolok ukur kekerasan telah dibuat. Tolok ukur tersebut
oleh Friedrich Mohs dari Jerman yang dikenal sebagai Skala Mohs yang terdiri dari 10
kekerasan tidak seragam. Sebagai contoh bila diambil nilai mutlaknya maka kekerasan intan
akan 42 kali kekerasan talkum.
Kekerasan itu sendiri dipengaruhi oleh keanekaragaman komposisi (kimia) mineral, sehingga
mengakibatkan mineral yang sama kadang-kadang lebih keras atau lebih lunak daripada
kekerasan normalnya. Dianjurkan didalam melakukan pengukuran kekerasan dilakukan pada
permukaan yang segar/tidak lapuk.

4
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Tabel 2: Skala kekerasan mineral menurut Mohs


Mineral Pokok Skala Mohs Benda sehari-hari
Intan 10 -
Korundum 9 -
Topas 8 -
Kwarsa 7 -
Ortoklas 6 Pisau baja (6)
Apatit 5 Pecahan kaca (5,5)
Fiourit 4 Uang logam (3,5)
Kalsit 3 Kuku jari (2,5)
Gipsum 2 -
Talkum 1 -

Belahan
Kekuatan ikatan atom didalam struktur kristal tidak seragam kesegala arah, apabila
mineral dikenai gaya (pukulan) maka mineral akan pecah sesuai dengan arah ikatan atom yang
lemah. Ikatan atom yang lemah biasanya membentuk suatu bidang, sehingga belahan selalu
membentuk bidang yang rata. Karena keteraturan sifat dalam mineral, maka belaha akan
nampak berjajar teratur dan mempunyai arah tertentu.
Arah bidang belah bisa 1 arah (mika), 2 arah (felspar, pirksen, amfibla), 3 arah (galena, kalsit,
dolomit), 4 arah (fluorit) dan 6 arah (spalerit). Pada gambar (Gamb.1) dibawah memperlihatkan
hubungan struktur dalam kristal dan belahan pada mineral piroksen dan amfibola.

Ujung Rantai Ganda Tetrahedra Silika


Ujung Rantai Tunggal Tetrahedra Silika AMFIBOL
PIROKSEN

Perlu diperhatikan perbedaan antara bidang belah dengan muka kristal. Bidang belah
terjadi karena terdapat bidang ikatan lemah di dalam struktur kristal, sedang muka-muka kristal
merupakan cerminan geometri struktur kristal.

PECAHAN
Beberapa mineral mempunyai tenaga pengikat atom di dalam struktur kristal
sangat kuat, sehingga bidang belah tidak tampak dan mineral tersebut akan cenderung
pecah menuruti pola yang tidak teratur. Pecahan yang tidak teratur ini disebut pecahan.

5
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Perbedaan pecahan dan belahan dapat dilihat dari sifat permukaannya dalam
memantulkan sinar. Permukaan bidang belah akan nampak halus dan dapat
memantulkan sinar seperti pada cermin datar, sedang bidang pecahan memantulkan
sinar ke segala arah.
Jenis pecahan yang banyak dijumpai adalah :
 Pecahan kerang (conchoidal): pada permukaan pecahan nampak bergelombang
memusat, seperti kenampakan kulit kerang atau botol yang pecah sebagai
permukaannya.
 Pecahan berserat/berserabut (splintery/fibrous) : bila pada permukaan pecah
nampak gejala serabut seperti batang bambu atau kayu yang patah.
 Pecahan rata (even): bila permukaan pecahan nampak rata. Pecahan rata ini
biasanya merupakan bidang belahannya.
 Pecahan tidak rata (uneven/irreguler): bila permukaan pecahan nampak tidak
rata, seperti permukaan bata yang pecah.
 Suatu jenis mineral tertentu dapat mempunyai belahan dan pecahan, mineral lain
hanya mempunyai belahan saja dan yang lain hanya mempunyai pecahan saja.

BENTUK
Secara garis besar dapat dibedakan bentuk teratur (kristalin) dan bentuk tidak
teratur (amorf). Bentuk Teratur dikendalikan oleh sistem kristalnya.
Sistem kristal tersebut :
 Kubik
 Hexagonal
 Trigonal
 Tetragonal
 Ortorombik
 Monoklin
 Triklin

Untuk lebih jelasnya tentang sistem kristal beserta keanekaragaman bentuk


kristalnya. Bentuk tidak teratur ialah bentuk-bentuk yang tidak nampak didalam pola
yang teratur. Bentuk tak teratur bisa disebabkan oleh :
 Muka kristal pada mineraal tidak berkembang baik.
 Mineral tersusun oleh kristal-kristal yang sangat halus (cryptocristalline), contoh
: kalsedon.
 Atom penyusun mineral tidak tersusun didalam pola yang teratur (amorf),
contoh : opal.

6
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Tabel 3: Bentuk kristal dan contoh mineral

CONTOH
SISTIM SUMBU CONTOH BENTUK KRISTAL
MINERAL

Pirit
Intan
Galena
Halit
Fluorit
KUBUS
 =  =  = 90
a=b=c

Casiterit
Zirkon

TETRAGONAL
 =  =  = 90
a=b c

Grafit
Apatit
Kwarsa

HEXAGONAL
 =  =  = 120  = 90
a=bc

Calsit
Magnesit
Siderit
Kwarsa
Ilmenit
Dolomit
Turmalin
TRIGONAL
 =  =  = 120  = 90
a=bc

7
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Tabel 3: Bentuk kristal dan contoh mineral (lanjutan)

SISTIM SUMBU CONTOH


CONTOH BENTUK KRISTAL
MINERAL

Serisit
Anhidrit
Olivin
Topas

Ortorombik
 =  =  = 90
a b c

Azurit
Malasit
Gipsum
Amfibola
Mika

Monoklin
 =  = 900;   90
a b c

Albit
Anortit

Triklin
      90
a b c

Catatan :
Walaupun mineral berbentuk teratur, keraturannya tidak selalu dikendalikan oleh sistem
kristalnya, tetapi dapat terkendali oleh belahannya. Sebagai contoh adalah kelompok mika yang
bersistem monoklin. Bila terdapat hal-hal seperti itu dan hal tersebut sangat membantu
pemerian mineral, maka kenampakan yang menyolok tersebut dapat dimasukkan sebagai
bentuk mineral. Bentuk tersebut dapat berupa: lembaran (mika), berserat (serpentin, asbes).

8
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

8. BERAT JENIS (Specific Gravity)


Berat jenis mineral adalah perbandingan berat mineral terhadap berat air pada hitungan air yang
sama. Untuk pemerian mineral secara ambil lalu dapat diperkirakan dengan cara menimang-
nimangnya di tangan. Mineral-mineral yang berat jenis besar antara lain : galena 7,5 ; pirit 5;
sedangkan mineral-mineral pembentuk batuan yang umum seperti kwarsa, feldspar, kalsit
mempunyai berat jenis sekitar 2.6 – 2,8.

CARA DAN URUTAN KERJA


 Buatlah tabel dengan kolom yang berketerangan Nomor Urut, Nomor Peraga, Warna,
Kilap, Kekerasan, Cerat, Bentuk, Belahan, Pecahan, Ciri Khas, Nama Mineral dan
Komposisi Kimia,
 Amatilah peraga mineral dengan baik dan menyeluruh.
 Tentukan warna, kilat dan bentuk mineral dan seterusnya sampai tabel yang telah
ditentukan terisi.
 Untuk menguji kekerasan, peraga yang sedang diamati anda gores dahulu dengan kuku
jari, apabila kuku jari anda tergores mak lakukan dengan skala mohs nomor 7 (kwarsa),
kemudian kebawah sampai ditemukan nilai kekerasannya. Apabila mineral yang anda
uji tergores dengan kuku jari, maka goreslah dengan skala mohs nomor 2 (gipsum).
 Untuk mengetahui ceratnya anda lihat bersamaan dengan menguji kekerasan.
Sedangkan untuk mengetahui ciri khas anda bandingkan dengan benda yang sering
anda jumpai sehari-hari.
 Untuk mengetahui nama mineral dan komposisi kimianya, ikutilah petunjuk dibawah.
Perhatikan kilat mineral, metalik, atau non metalik.
o Bila metalik, bandingkan degan daftar ciri-ciri pada halaman 8.
o Bila Non metaik perhatkan warnanya, gelap atau cerah. Bila gelap perhatikan
daftar ciri-ciri mineral pada halaman 9. Bila berwarna cerah perhatikan daftar
halaman 10.
 Tahap berkutnya perhatikan ciri-ciri lain kecuali kekerasan dan cerat mineral.

9
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

CIRI CIRI FISIK MINERAL

KILAT CIRI LAIN / NAMA-


WARNA HARD CERAT BELAHAN PECAHAN SG
METALIK KETERANGAN MINERAL
-Kristal oktahedral
Abu-abu MAGNETIT
biasaterdapat
gelap- 6 Hitam - - 5,2 Fe3O4
sebagai masa granul.
hitam
- Kemagnitan
Abu-abu
Coklat
logam,
kemerah Agregasi:granul,bers HEMATIT
hitam atau 5-6, 5 Jarang (?) - 5
- erat, lembaran Fe3O3
coklat
merahan
gelap
LIMONIT
Kuning, Kuning Fe2O3.H2O
3,5 -
coklat 5-5,5 kecoklat - - Berserat radial
4
atau hitam an (?)

Kuning Hitam
Kristal kubus, PIRIT
(kekuni- 6-6, 5 kehijaua Jarang (?) - 5
agregasi:granul Fe.S2
ngan n
Hitam
Kuning Kadang-kadang KALKOPIRIT
4 kehijau- - - 4,3
emas nampak noda ungu. Cu Fe S2
hijauan
Abu-abu
GALENA
perak 2,5 Abu-abu 3 arah - 7,6 -
Pb S
Permukaan terasa
Kadang-
Abu-abu berminyak –Dapat GRAFIT
kadang 1 Hitam - - 2
logam untuk menulis C.
pudar
kertas.

10
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

CIRI CIRI FISIK MINERAL


KILAT
WARNA CIRI LAIN /
NON HARD CERAT BELAHAN PECAHAN SG NAMA MINERAL
GELAP KETERANGAN
METALIK
Kristal berbentuk Kelompok
Hijau
6 - 2 arah 3,5 prisma pendek PIROKSEN (AUGITE
gelap-hitam
bersisi 8 yg. banyak dijumpai)
Hijau Kelompok AMFIBOL
Kristal berbentuk
gelap - 2 arah  60o (HORNBLENDE yg
6 - 3-3,5 prisma panjang
hitam atau 120o sering banyak
bersisi 6.
coklat dijumpai)
Hijau “Transparent- OLIVIN
Gelas 6,5-7 - - Konkoidal 3,5-4,5
zaitun translucent” (Fe,Mg)2 Si O4
Merah, Kristal
GARNET (Silikat
Gelas coklat, atau 7-7,5 - - Konkoidal 3,5-4,5 mempunyai bid.12
Fe,Mg,Ca,Al)
kuning yg baik
Coklat
1 arah sempur Tipis,fleksibel KLORIT
sampai 2,5 – 3 - - 3-3,5
na lembaran elastis
hitam
Hijau- BIOTIT
hijau 2-2,5 1 arah - 2,5-3,5 Tidak elastis K(Mg,Fe)3A Si3O10
gelap (OH)2
-Coklat SPALERIT
Coklat
Damar 3,5 – 4 kekuningan 6 arah - 4 - ZnS
kekuningan
- putih
Suram (?) Merah 1,5 Merah - - - Seperti tanah HEMATIT Fe2O3
Coklat
LIMONIT Fe2O3.H2O.
kekuningan Coklat
Tanah 1,5 - - - Kompak
sampai kekuningan
coklat tua
Merah
Mutiara atau ORTOKLAS (Kalium
daging atau 6-6,5 Putih 2 arah Rata 2,5 -
kaca feldspars) K AlSi3O8
hijau
Pada bidang
Mutiara atau Putih, abu- PLAGIOKLAS
6-6,5 - 2 arah - 2,5 belahan mnampak
kaca abu biru NaAlSi3O8-CaAl2Si2O8
striasi
Putih susu Transparan-
Kaca - KWARSA
(banyak 7 Putih - Konkoidal 2,65 translusen. Kristal
berlemak Si O2
dijumpai) prisma bersisi 6
1 arah
sempurna, 2 Fibrous Tidak elastis GIPSUM
Kaca (?) Putih 2 Putih 2,3
arah yg lain splinteri transparan CaSO4 .2H2O
kurang baik
Tak
Transparan-
berwarna
3 arah translusen ; KALSIT
Kaca (?) putih, 3 Putih - 2,7
75o berbuih dengan CaCO3
kuning
HCL
pucat.
Larut dgn HCL
Putih, bila telah berupa
3 arah seperti DOLOMIT
merah 3,5-4 Putih - 2,8 tepung kristal
kalsit Ca, Mg (CO3)2
jambu dibatasi oleh
bidang rombik
Lembar-
lembartipis dan
Kaca 1 arah MUSKOPIT
- 2-3 - - 2,8 elastis, bila tipis
sempurna K Al2 Al Si3O10(OH)2.
transparan dan
tidak berwarna
Kadang-kadang
kompak. Diraba TALK
Mutiara Hijau-putih 1 - 1 arah - 2,8
terasa seperti Mg3Si4O10(OH)2
sabun.
Seperti tanah,
Putih- plastis bila KAOLINIT,
1,2 - - - -
merah basah,dan bau Al4Si4O10(OH)8
tanah.
Tak
Rasa asin, larut HALIT
berwarna- 2-2,5 - 3 arah  - 2
dalam air. Na CL
putih
Tak
Kristal kubus, Flourit
berwarna 4 - 4 arah 3
transparant Ca F2
,kuning

11
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FORMULIR DISKRIPSI MINERAL

KETERANGAN
GAMBAR
Warna
Cerat
Kilap
Kekerasan
Belahan
Pecahan
Berat Jenis dan Kerapatan
Kemagnitan
Daya Hantar Panas
Indeks Bias
Daya Simpan Cahaya
Bentuk Kristal
Keterangan
Nama
Warna
Cerat
Kilap
Kekerasan
Belahan
Pecahan
Berat Jenis dan Kerapatan
Kemagnitan
Daya Hantar Panas
Indeks Bias
Daya Simpan Cahaya
Bentuk Kristal
Keterangan
Nama
Warna
Cerat
Kilap
Kekerasan
Belahan
Pecahan
Berat Jenis dan Kerapatan
Kemagnitan
Daya Hantar Panas
Indeks Bias
Daya Simpan Cahaya
Bentuk Kristal
Keterangan
Nama

Tanggal Praktikum : ………………………


Kelompok : ………………………
Asisten : ………………………

12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PENGENALAN BATUAN BEKU

1. TUJUAN PRAKTIKUM
Agar praktikan dapat mengenal, memeri dan memberi nama batuan beku atas
dasar sifat kimia dan ciri fisiknya dengan cepat.

2. DASAR TEORI
Batuan ialah kumpulan (agregasi) mineral yang terbentuk oleh alam, baik yang
sudah mengalami konsolidasi sehingga keras ataupun yang lunak dan sebagai
pembentuk kulit bumi. Atas dasar terbentuknya / cara terjadinya, batuan dapat
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
 Batuan beku
 Batuan sedimen / endapan
 Batuan metamorf / malihan
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari pembekuan magma,
baik dipermukaan bumi atau dibawah permukaan bumi. Klasifikasi batuan beku pada
umumnya didasarkan atas dua komponen, yaitu komposisi mineral dan teksurnya.
Dari komposisi mineral dapat ditafsirkan komposisi magma asal dan dari tekstur dapat
ditafsirkan sejarah pendinginan magmanya.

Komposisi Mineral Batuan Beku


Mineral yang sering dijumpai sebagai penyusun batuan beku (mineral utama)
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu mineral kaya unsur silika alumina dan mineral
kaya unsur besi, magnesium dan calsium. Kelompok mineral lain yang juga sebagai
penyusun batuan beku (mineral pelengkap) adalah kelompok felspathoid dan kelompok
mineral oksida. Kelompok mineral utama tersebut adalah :
 Mineral-mineral yang tersusun dari unsur silika dan alumunia dengan warna
yang cerah dan biasa disebut dengan mineral asam (felsik), kecuali Plagioplas
(Ca).
 Kwarsa : jernih, putih atau seperti gelas tanpa belahan.
 Muskovit : jernih sampai coklat muda, belahan satu arah sehingga
nampak sebagai lembaran-lembaran.
 Ortoklas : putih, merah daging (pink), belahan 2 arah saling tegak
lurus.
 Plagioklas : putih abu-abu (Na), abu-abu gelap (Ca), terdapat striasi
pada bidang belah.

 Mineral-mineral yang tersusun dari unsur-unsur besi, magnesium dan kalsium,


warna gelap dan biasa disebut sebagai mineral basa( mafic) :

13
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

 Olivin : kuning kehijauan (olive), kristal kecil seperti gula pasir.


 Piroksin : hijau tua \, hitam suram, pendek, (augit) belahan 2 arah
tegak lurus.

Amfibol : hitam mengkilat, panjang, belahan 2 arah 600 - 1200
 Biotit : hitam, belahan 1 arah sehingga nampak sebagai
lembaran-lembaran.

Sifat Kimia Batuan Beku


Atas dasar sifat kimianya batuan beku dapat dibedakan menjadi : bantuan beku
ultra basa, batuan beku basa, batuan beku sedang dan batuan beku asam.
 Batuan beku ultra basa banyak mengandung mineral- mineral mafik,
berwarna sangat gelap. Secara kimia mempunyai kandungan SiO2 kurang
dari 36 %.
 Batuan beku basa berwarna gelap, mengandung mineral mafik cukup banyak
dan sedikit mineral felsik (dari kelompok plagioklas). Secara kimia
mempunyai kandungan SiO2 antara 36 – 45 %.
 Batuan beku sedang berwarna abu-abu kehijauan, abu-abu kecoklatan dan
abu-abu gelap. Mineral penyusun dari kelompok felsik dan mafik relatif
seimbang. Secara kimia mempunyai kandungan SiO2 antara 45 – 66 %.
 Batuan beku asam berwarna cerah, tesusun oleh mineral – mineral felsik dan
sedikit mineral mafik. Secara kimia mempunyai kandungan SiO2 lebih dari
66 %.

Tekstur Batuan Beku


Tekstur batuan adalah hubungan antar penyusun batuan. Tekstur batuan sangat
ditentukan oleh ukuran, bentuk dan susunan butir mineral didalam batuan. Tekstur
batuan beku berkembang tergantung kecepatan pendinginan magma dam komposisinya.
Magma yang terletak jauh didalam kulit bumi akan mengalami pendinginan dengan
lambat, sehingga suatu kristal mendapat kesempatan tumbuh dengan baik dan
berukuran lebih kurang seragam, mencapai beberapa centimeter, sebaliknya
pendinginan yang cepat tidak akan memberikan kesempatan kristal tumbuh sehingga
ukurannya kecil-kecil dan batuannyapun kadang-kadang nampak masif dan tanpa
struktur. Bila sejarah pendinginan magma cukup komplek, akan terjadi pendinginan
lambat yang diikuti pendinginan cepat, maka memungkinkan terbentuk kristal-kristal
yang berbeda ukurannya.
Disamping hal tersebut diatas, ukuran kristal dipengaruhi pula oleh kekentalan
magmanya. Dari magma kental berkembang kristal-kristal berukuran kecil sedang dari
magma yang lebih cair akan berkembang kristal-kristal berukuran lebih besar.
Kekentalan magma sangat tergantung dari komposisi dan juga kandungan gasnya.
Magma yang banyak mengandung silika, akan lebih mental dibanding magma yang
mengandung sedikit silika, demikian pula magma yang banyak mengandung unsur gas
akan lebih cair.

14
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Tekstur batuan beku dibedakan atas lima macam :

FANERIK (KASAR) : Masing-


masing kristal penyusun batuan dapat
dilihat dengan mata telanjang dan
mempunyai besar butir yang relatif
seragam.
PORFIRITIK arti kata lain ialah
sekelompok mineral besar dikelilingi
oleh mineral yang berukuran lebih
kecil. Mineral yang berukuran lebih
besar disebut MINERAL SULUNG
(fenokris), sedang yang berukuran
kecil disebut MASA DASAR (ground
mass).
Bila masa dasar dapat dibedakan
dengan mata telanjang maka
teksturnya disebut
FANEROPORFIRITIK.
Bila masa dasar sangat halus sehingga
tak dapat dibedakan dengan mata
telanjang (afanitis) maka teksturnya
disebut PORFIROAFANITIK.
AFANITIK (HALUS) : mineral
penyusun batuan berukuran sangat
halus sehingga tak dapat dibedakan
dengan mata telanjang.

GELAS : batuan beku bertekstur


gelasan tersusun semata-mata oleh
gelas yang susunan atomnya tidak
teratur, tidak seperti susunan atom
pada kristal. Dibedakan atas dasar
strukturnya; amigdaloidal (berongga
yang terisi mienral lain) biasanya akan
memberikan pecahan yang conchoidal
dan vesikular (berongga dan saling
berhubungan).

FRAGMENTAL : Tersusun dari


fragmen-fragmen batuan yang
merupakan hasil erupsi gunung api.

15
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

3. CARA KERJA
 Perhatikan dengan baik contoh batuan dan tentukan warna batuan secara
keseluruhan.
 Tentukan sifat kimia batuan dengan cara menentukan jumlah prosentase (%)
mineral gelap, sehingga dapat ditentukan bahwa batuan :
 Asam, bila sedikit mineral gelapnya, umumnya berwarna cerah.
 Sedang, bila mineral gelapnya hampir 50%, umumnya bearwarna abu-abu
gelap.
 Basa bila mineral gelapnya lebih dari 70 %, tetapi masih dijumpai beberapa
mineral cerah, berwarna gelap bahkan hitam.
 Ultra basa apabila batuan hampir seluruhnya tersusun oleh mineral gelapnya,
berwarna sangat gelap.
 Tentukan tekstur batuan dengan melihat keseragaman ukuran butir terlebih
dahulu, kemudian ukuran butirnya, apakah kasar atau sangat halus.
 Hasil pengamatan 1 s/d 3 masukkan dalam tabel sehingga dapat ditentukan
nama batuannya. Untuk penamaan batuan beku yang bertekstur afanitik
ataupun porfiro afanitik biasanya agak sulit, maka senagai pegangan :
 Bila kwarsa atau ortoklas tampak sebagai mineral sulung, nama batuannya
Rhyolit
 Bila amfibola (hornblende) tampak sebagai mineral sulung, nama batuannya
andesit.
 Bila piroksen atau olivin tampak sebagai mineral sulung, nama batuannya
basalt.

16
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

KLASIFISIKASI BATUAN BEKU


(IAEG 1981, DENGAN MODIFIKASI)

Ultra Basa
Sifat Kimia Asam (Felsik) Sedang (intermediate) Basa (mafic)
(ultra mafic)
orthoklas
kwarsa plagioklas
Komposisi Mineral piroksin
muskovit olivin
biotit
hornblend
Warna
Cerah Sedang (kelabu) Gelap Sangat Gelap
Tekstur
Peridotit
Fanerik (kasar) Granit Granodiorit Diorit Gabro
Piroksinit
Faneroporfiritik Granit porfir Mikrodiorit Diorit porfir Gabro porfir
Porfiritik
Porfiroafanitik Rhyolit porfir Dasit porfir Andesit porfir Basalt porfir
Afanitik (halus)
Afanitik (halus) Rhyolit Dasit Andesit Basalt
Komposisi
Terutama dari gelas vulkanik
Tekstur
Amigdaloidal Obsidian
Glassy Skoria
Vesikular Pumis

17
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FORM DATA ANALISIS BATUAN BEKU


GAMBAR KETERANGAN
Warna
Tekstur
Struktur
Sifat Kimia
Komposisi Mineral
Ciri Khas
Nama
Warna
Tekstur
Struktur
Sifat Kimia
Komposisi Mineral
Ciri Khas
Nama
Warna
Tekstur
Struktur
Sifat Kimia
Komposisi Mineral
Ciri Khas
Nama
Warna
Tekstur
Struktur
Sifat Kimia
Komposisi Mineral
Ciri Khas
Nama
Warna
Tekstur
Struktur
Sifat Kimia
Komposisi Mineral
Ciri Khas
Nama

Tanggal Praktikum : ………………………


Kelompok : ………………………
Asisten : ………………………

18
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PENGENALAN BATUAN SEDIMEN

1. TUJUAN PRAKTIKUM
Agar praktikan dapat memeri (mendiskripsi), mengklasifikasikan dan memberi nama
batuan sedimen berdasarkan sifat fisiknya.

2. DASAR TEORI.
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari hasil litifikasi (pembatuan) hancuran
batuan lain atau larutan kimiawi, atau pertumbuhan binatang pada suatu lingkungan
pengendapan. Dalam pengertian batuan, litifikasi tidak harus menghasilkan batuan yang keras.
Proses litifikasi diawali transportasi material, sedimentasi, kompaksi, sementasi dan litifikasi.
Lingkungan pengendapan yang dimaksud tidak harus di air, tetapi dapat juga di darat.
Kalau dilihat dari proses pembentukan batuan sedimen, maka komposisi batuan
sedimen terdiri atas :
 pecahan batuan (detritus)
 mineral
 fosil ( sisa kehidupan)
Klasifikasi batuan sedimen didasarkan atas tekstur, dimana tekstur tersebutmerupakan
pencerminan proses pembentukan (asal muasal) batuan sedimen. Berdasarkan cara
terbentuknya, batuan sedimen diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
 batuan sedimen klastik
 batuan sedimen non klastik
 Batuan Karbonat

Batuan sedimen klastik.


Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari hasil
litifikasi hancuran batuan yang sudah ada sebelumnya, baik batuan beku, metamorf
maupun batuan sedimen.

Proses pembentukan batuan sedimen klastik


Dalam pembentukan batuan sedimen bertekstur klastik, prosesnya melalui 2
tahap, yang meliputi tahap pembentukan endapan dan pembentukan batuan sedimen.
Gambaran proses pembentukan batuan sedimen klastik dapat dilihat pada gambar di
bawah.Kenampakan batuan sedimen klastik ini dicirikan oleh beberapa faktor, yakni :
Ukuran butir terdiri dari berbagai macam ukuran, mulai dari lempung sampai bongkah.
Komposisi terdiri dari pecahan batuan, fosil, dan mineral.

19
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Proses pembentukan endapan


Batuan yang telah ada (batuan beku, batuan sedimen, dan atau batuan metamorf)
mengalami proses pelapukan (weathering) erosi (erosion), pengangkutan
(transportation), kemudian diendapkan (deposition) pada suatu tempat yang disebut
sebagai lingkungan pengendapan.

Proses pembentukan batuan sedimen


Sedimen yang telah terendapkan itu akan mengalami beberapa proses sebagai
berikut :
 Pemampatan (desication) : keluarnya air dari rongga batuan
 Pemadatan (compaction) : memadatnya massa endapan karena pengisian semen.
 Sementasi (cementation ) : endapan tersebut akan tersemenkan oleh larutan
kimia (karbonat, silika, oksida besi)
 Pembatuan (litification) : membatunya endapan yang telah kompak.

Struktur
Dalam batuan sedimen ini terdapat berbagai kenampakan susunan butir
(struktur), yang disebut sebagai struktur sedimen. Struktur ini terbentuk bersama-sama
dengan berlangsungnya pembentukan batuan sedimen tersebut, atau dikenal dengan
struktur primer. Struktur yang sering dijumpai pada batuan sedimen adalah :

Struktur berlapis (“ bedded”) :


Yaitu struktur yang yang menampakkan adanya lapisan-lapisan, kenampakan ini
terbagi dalam :
 berlapis sejajar (“paralel bedding”)
 berlapis simpang siur (“cross beding”)
 berlapis tersusun (“graded bedding”)
 Laminasi : lapisan yang tipis, ketebalan 1 cm
Kenampakan struktur berlapis disebabkan oleh beberapa hal yaitu
 perbedaan warna
 tekstur
 perbedaan komposisi
 porositas

20
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Struktur berfragmen :
Adalah struktur yang menunjukkan adanya perbedaan ukuran butir dan jenisnya.
Dimana hal ini mencirikan adanya pencampurab material saat sedimentasi berlangsung.
Dalam struktur ini akan dijumpai fragmen, matriks dan semen.

Struktur berfosil
Bila nampak adanya fragmen fosil dalam batuan tersebut. Fosil tersebut
bermacam-macam.

Struktur kompak
Bila tidak dijumpai lapisan lapisan dan ternayata ukuran butirnya seragam atau
hampir seragam.

Klasifikasi dan penamaan


Klasifikasi dan penmaan batuan sedimen klastik didasrkan pada ukuran butir,
bentuk butir, struktur dan komposisi. Cara penamaan tersebut adalah sebagai berikut :

Ukuran Butir : (menurut WENTWORTH, 1922)


 256 mm : bongkah („boulder‟)
 64 – 256 mm : brangkal („cable‟)
 4 - 64 mm : kerakal („peble‟)
 2 - 4 mm : kerikil („granula‟)
 ½ - 2 mm : pasir kasar („coarse sand‟)
 ¼ - ½.mm. : pasir sedang („medium sand‟)
 1/16 - ¼ mm : pasir halus („fine sand‟)
 1/256 – 1/16 mm : lanau („silt‟)
 1/256 mm : lempung(„clay‟)

Cara penamaan ukuran butir yang lain adalah :


 2 – 256 mm : rudit
 1/16 - 2 mm : arenit
 1/256 – 1/16 mm : lutit

Bentuk butir, Berlaku untuk ukuran butir 2 mm, yakni :


 membulat : konglomerat
 meruncing : breksi („breccia‟)

Komposisi, didasarkan pada kandungan mineral yang menonjol Contoh:


 karbonatan : batu lempung karbonatan
 Batu lempung gampingan
 kwarsa : konglomerat kwarsa, dll

21
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Batuan sedimen non klastik (kimia dan biokimia)


Adalah batuan sedimen yang terbentuk dari litifikasi larutan kimia atau hasil
pertumbuhan binatang. Batuan sedimen nonklastik ini sering dijumpai bersama-sama dengan
batuan sedimen klastik. Komposisi batuan sedimen nonklastik pada umumnya terdiri dari satu
macam mineral.
Tekstur batuan ini dicirikan oleh :
 Kenampakan „interlocking‟(saling menutupi): yaitu kenampakan individu mineral
yang amat besar ukurannya atau bahkan amat kecil, yang saling mengunci
sehingga tidak ada kenampakan pori-pori („lubang‟).
 Kenampakan kristalisasi : nampak ada pertumbuhan kristal-kristal.

Proses pembentukan sedimen non klastik


Batuan sedimen non klastik ini mengalami proses pembentukan sebagai berikut :
 Akumulasi larutan kimiawi atau organik kimiawi, antara lain : karbonat, silika, oksida
besi, garam-garam atau karbon.
 Pertumbuhan kristal („cristalization‟)
 Pemampatan: keluarnya air (pelarut)
 Pembatuan.

Struktur
Struktur batuan sedimen nonklastik pada umumnya ditentukan oleh komposisi kimia
dan lingkungan pendendapan. Struktur batuan non klastik yang umum dijumpai adalah struktur
masif. Struktur lain yang sering dijumpai adalah :
 Nodul (bentuk membulat panjang)
 Konkresi (bulat tidak teratur)
 Bended (berlapis karena perbedaan warna)

Klasifikasi dan penamaan


Klasifikasi batuan sedimen non klastis didasarkan atas komposisi kimia larutan asal:
 Karbonat : kalsit – dolomit
 Silika : chert (rijang) – diatom – radiolarit
 Oksida besi : nodule mangan atau konkresi besi
 Karbon : gambut, lignit, batubara
 Garam : gipsum, halit, anhidrit

Gambar : bebeapa jenis batuan sedimen non-klastik

22
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Batuan Karbonat
Batuan karbonat didefinisikan sebagai batuan dengan kandungan material
karbonat lebih dari 50 % yang tersusun atas partikel karbonat klastik yang tersemenkan
atau karbonat kristalin hasil presipitasi langsung (Reijers & 1986). Bates & Jackson
(1987) mendefinisikan batuan karbonat sebagai batuan yang komponen utamanya
adalah mineral karbonat dengan berat keseluruhan lebih dari 50 %. Sedangkan
batugamping, menurut definisi Reijers & Hsu (1986) adalah batuan yang mengandung
kalsium karbonat hingga 95 %. Sehingga tidak semua batuan karbonat merupakan
batugamping.
Batuan karbonat adalah batuan sedimen yang mengandung mineral karbonat
lebih dari 50%. Sedangkan mineral karbonat adalah mineral mengandung CO3 dan satu
atau lebih kation Ca, Mg, Fe, dan Mn. Pada umumnya, mineral karbonat adalah kalsit
(CaCO3) dan dolomit (CaMg (Co3)2). Batuan karbonat umumnya terdiri atas
batugamping (kalsit sebagai mineral utama) dan batudolomit (dolostone). Umur batuan
ini sangat bervareasi mulai dari pra-Kambrium sampai Kuarter. Batuan karbonat pra-
Kambrium dan Paleosen umumnya dikuasai oleh batudolomit. Di alam batuan karbonat
menempati 1/5 – 1/4 dari seluruh catatan stratigrafi dunia. Sekitar 40 % dari minyak
bumi dan gas dunia diambil dari batuan karbonat. Reservoar karbonat di Timur Tengah
merupakan salah satu contoh reservoar karbonat dengan produksi migas yang besar.
Sedimen karbonat, yang dijumpai di dunia, kebanyakan terbentuk pada lingkungan laut
dangkal dan beberapa di antaranya terbentuk di daerah teresterestrial, tetapi laut
dangkal tropis. Indonesia merupakan daerah yang mempunyai sedimen karbonat
melimpah.
Proses Pembentukannya dapat terjadi secara insitu, yang berasal dari larutan
yang mengalami proses kimiawi maupun biokimia dimana pada proses tersebut,
organism turut berperan, dan dapat pula terjadi butiran rombakan yang telah mengalami
transportasi secara mekanik dan kemudian diendapkan pada tempat lain, dan
pembentukannya dapat pula terjadi akibat proses diagenesa dari batuan karbonat yang
lain (sebagai contoh yang sangat umum adalah proses dolomitisasi, dimana kalsit
berubah menjadi dolomite). Seluruh proses pembentukan batuan karbonat tersebut
terjadi pada lingkungan laut, sehingga praktis bebas dari detritus asal darat.
Komposisi Batuan Karbonat
Menurut Tucker (1991) komponen penyusun batugamping dibedakan atas non
skeletal grain, skeletal grain, matrix, dan cement.

1). Non Skeletal Grain, terdiri dari :


 Ooid dan Pisolid, Ooid adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat atau elips
yang mempunyai satu atau lebih struktur lamina yang konsentris dan mengelilingi
inti. Inti penyusun biasanya partikel karbonat atau butiran kuarsa. Ooid memliki
ukuran butir < 2 mm dan apabila memiliki ukuran > 2 mm disebut pisoid.
 Peloid, Peloid adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat, elipsoid atau
meruncing yang tersusun oleh micrite dan tanpa struktur internaL Ukuran dari
peloid antara 0,1 - 0,5 mm.

23
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

 Pellet, Pellet merupakan partikel berukuran < 1mm berbentuk spheris atau elips
dengan komposisi CaCO3. Secara genetic pellet merupakan kotoran dari
organisme.
 Agregat dan Intraklas. Agregat merupakan kumpulan dari beberapa macam
butiran karbonat yang tersemen bersama-sama oleh semen mikrokristalin atau
tergabung akibat material organik. Sedangkan intraklas ialah fragmen dari
sedimen yang sudah terlitifikasi atau setengah terlitifikasi yang terjadi akibat
pelepasan air lumpur pada daerah pasang surut/ tidal flat.

2). Skeletal Grain


Merupakan butiran cangkang penyusun batuan karbonat yang terdiri dari seluruh
mikrofosil, butiran fosil ataupun pecahan dari fosil-fosil makro. Cangkang ini
merupakan allochem yang paling umum dijumpai dalam batugamping.

3). Lumpur Karbonat dan Micrite.


Micrite adalah matriks yang biasanya berwarna gelap. Pada batugamping hadir
sebagai butir yang sangat halus. Micrite memilliki ukuran butir kurang dari 4 um.
Micrite dapat mengalamai alterasi dan dapat tergantikan oleh mosaik mikrospar
yang kasar.

4). Semen
Semen terdiri dari material halus yang menjadi pengikat antar butiran dan mengisi
rongga pori yang terendapkan setelah fragmen dan matriks. Semen dapat berupa
kalsit, silika, sulfat atau oksida besi.

Lingkungan Pengendapan Karbonat


Menurut Tucker tahun 1985 dijelaskan bahwa endapan karbonat pada laut
dangkal terbentuk pada 3 macam lokasi yaitu platform, shelf, dan ramps.

 Fasies karbonat ramp


Fasies karbonat ramp merupakan suatu tubuh karbonat yang sangat besar yang
dibangun pada daerah yang positif hingga ke daerah paleoslope, mempunyai
kemiringan yang tidak signifikan, serta penyebaran yang luas dan sama. Pada
fasies ini energi transportasi yang besar dan dibatasi dengan pantai atau inter tidal

24
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

 Fasies karbonat platform


Fasies karbonat platform merupakan suatu tubuh fasies karbonat yang sangat
besar dmana pada bagian atas lebih kurang horisontal dan berbatasan langsung
dengan shelf margin. Sedimen sedimen terbentuk dengan energi yang tinggi.

 Fasies Shelves
Fasies Shelves (shelf) lokasi pengendapan karbonat relatif sempit ratusan meter
sampai beberapa km saja). Endapan karbonat pada daerah ini dicirikan dengan
adanya break slopepada daerah tepi paparan, terdapatnya terumbu dan sand
body karbonat. Kompleks terumbu pada fasies ini terbagi menjadi : Fasies
terumbu muka (Force reef), inti terumbu (reef core) dan terumbu belakang (back
reef).

25
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Model Terumbu Karbonat


Transisi dari shelf ke slope berpengaruh pada perubahan yang cepat dari pola
fasies karbonat. Pola pertama yang dicari oleh kebanyakan interpreter adalah
bentuk mound yang merepresentasikan reef. Beberapa contoh dengan seismik yang
bagus adalah karbonat Cretaceous di timur laut Amerika Serikat dan Teluk Meksiko,
karbonat Jurassic di Maroko, karbonat Miosen di Papua Nugini dan karbonat Permian
di Texas Barat. Beberapa buildup dapat mencapai ketinggian melebihi 1000 meter.
Salah satu signature kunci adalah adanya refleksishingled kecil yang miring ke arah
lingkungan paparan (shelf). Ini adalah hasil dari transpor endapan karbonat oleh badai
dan arus dari puncak reef menuju bagian dalam platform. Signature internal
dari buildup biasanya adalah hilangnya amplitudo dan kemenerusan walaupun ini tidak
selalu benar. Karena kemiringan utama dari slope karbonat dapat melebihi 300 maka
transisi dari buildup ke slope bagian atas dapat terjadi secara mendadak.

26
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

CARA KERJA
 Amatilah contoh batuan dengan baik dan tentukan warnanya.
 Tentukan tekstur batuan sedimen, apakah klastik atau nonklastik, berdasarkan ciri
masing-masing tekstur.
 Apabila mempunyai tekstru klastik, tentukan ukuran butirnya. Kalau ukuran butirnya
lebih dari 2 mm, anda harus menentukan butirnya, apakah membulat atau meruncing.
 Setelah tahu ukuran butirnya tentukan komposisinya, apakah bersifat karbonatan atau
tidak. Untuk menentukan karbonat atau tidak, gunakan larutan HCL, apabila bereaksi
berarti mempunyai komposisi karbonat, Karena batasan batu gamping atau tidak
ditentukan dari jumlah karbonat yang mencapai 50 %, maka dapat dibantu dengan
mengamati warna batuan. Apabila berwarna putih, putih kekuningan sampai
kecoklatan, maka dapat anda anggap batuan tersebut adalah batu gamping.
 Apabila bertekstur non klastik maka anda tidak perlu menentukan ukuran butir, tetapi
cukup menentukan ukuran kristal apakah halus, sedang atau kasar dan komposisi
mineral.
 Dari diskripsi nomor 1 s/d 5 kemudian masukkan dalam tabel klasifikasi sehingga
diketahui namanya.

27
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN


(IENG 1981, DENGAN MODIFIKASI)

ASAL NUASAL KLASTIK KARBONAT NON KLASTIK


STRUKTUR UMUM Mekanik : laminasi, berlapis, gradasi, silangsiur, dsb Biogenik dan mekanik Masif, monomineral
KOMPOSISI pecahan batuan, kuarsa, feldspar, - > 50% butiran karbonat Garam Karbon
mineral lempung, fosil, dsb - fosil Karbonat Silika
Butiran BATUAN GARAM

Batu gamping terumbu


Rudaceous
> 64 sangat Butiran terdiri pecahan batuan - Halit - Anhidrit
kasar membundar : konglomerat - Gipsum - Barit
Ukuran Butir Dominan (mm)

Kalsirudit
meruncing : breksi BATUAN KARBONAT
Butiran
2-64 - Kalsit - Dolomit
kasar
- Aragonit
Aranaceous

Butiran terdiri dari pecahan batuan, mineral BATUAN SILIKA


Butiran dan fosil kecil - Rijang
0,062-2 Kalkarenit
Sedang Batupasir - Flint
- Calsendon
Butiran - Batu lumpur / > 50% butiran halus BATUAN KARBON
Argiliaceous

0,062-0,004
Lutaceous /

Batu napal
Halus mudstone Batulanau
Butiran - Shale (Batu > 50% butiran sangat halus Kalsilutit - Gambut - Lignit
>0,004 sangat lumpur berlapis Batulempung - Batubara
halus

28
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FORM DATA ANALISIS BATUAN SEDIMEN


GAMBAR KETERANGAN
Warna
Tekstur
Struktur
Komposisi Mineral
Ciri Khas
Nama
Warna
Tekstur
Struktur
Komposisi Mineral
Ciri Khas
Nama
Warna
Tekstur
Struktur
Komposisi Mineral
Ciri Khas
Nama
Warna
Tekstur
Struktur
Komposisi Mineral
Ciri Khas
Nama
Warna
Tekstur
Struktur
Komposisi Mineral
Ciri Khas
Nama

Tanggal Praktikum : ………………………


Kelompok : ………………………
Asisten : ………………………

29
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PENGENALAN BATUAN METAMORF


1. Tujuan Praktikum
Agar mahasiswa dapat mendiskripsi dan menentukan nama batuan metamorf
berdasarkan sifat fisiknya.

2. Dasar Teori
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk oleh proses metamorfisme pada batuan
yang telah ada lebih dahulu. Proses metaforfisme (rekristalisasi) adalah proses perubahan
mineral dan tekstur/ struktur batuan dalam keadaan padat akibat perubahan tekanan dan suhu
yang tinggi didalam kerak bumi. Pada metaforfisme tidak terjadi perubahan komposisi kimia
yang berarti, kecuali penambahan atau pengurangan unsur H (hidrogen) dan O (Oksigen) dalam
bentuk H2O (air) atau OH (hidroksil).
Berdasarkan proses pembentukan, metaforfisme dapat dibedakan atas :
 Metaforfisme sentuh : metaforfisme yang terjadi akibat intrusi magma. Perubahan
yang terjadi terutama akibat adanya perubahan temperatur yang tinggi.
 Metaforfisme regional : metaforfisme yang terjadi pada daerah luas akibat
pembentukan pegunungan (orogenesa). Batuan yang termetaforfisme adalah batuan
yang tertimbun sangat dalam, terpanasi dan terubah oleh pelipatan atau patahan.
 Metaforfisme dinamik : metaforfisme yang terjadi pada daerah yang mengalami
dislokasi intensif, biasanya berdaerah sempit, misal akibat patahan.

Komposisi Mineral
Mineral pada batuan metamorf dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
 Mineral yang bertahan terhadap proses metaforfisme, sehingga baik komposisi
maupun strukstur kristal relatif tetap.
 Mineral baru yang terbentuk selama atau akibat metaforfisme.Sebagai contoh,
kwarsa adalah mineral yang sangat stabil, sehingga mampu bertahan terhadap
proses metaforfisme( kondisi yang baru) dan oleh sebab itu kwarsa tetap hadir
pada batuan metamorf. Dilain hal, hornblende dan piroksin akan berubah menjadi
mineral lain selama proses metaforfisme, sesuai dengan kondisi yang baru.
Mineral yang umum dijumpai didalam batuan metamorf :
1. Kwarsa 6. Muskopit
2. Kalsit 7. Garnet
3. Feldspar 8. Staurolit
4. Klorit 9. Kyanit
5. Biotit 10. Sillimanit

Mineral berikut ini sering pula dijumpai didalam batuan metamorf :


1. Talk 6. Wollastonit
2. Grafit 7. Kordiorit
3. Epidot 8. Andalusit
4. Tremblit 9. Korundum

30
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

5. Aktinolit

Susunan Mineral (Struktur)


Susunan mineral didalam batuan metamorf secara garis besar dapat dibagi dalam dua
kategori.
a. Foliasi
Batuan metamorf yang tersusun oleh mineral-mineral yang menunjukkan penjajaran.
Batuan yang mempunyai struktur ini sebagian besar besar tersusun oleh mineral pipih. Batuan
jenis ini biasanya dihasilkan oleh metaforfisme tipe regional.
Susunan mineral folasi pada batuaaan metamorf dibedakan lagi menjaadi :
 Gneissic atau “bended‟ : Merupakan bentk penjajaran mineral-mineral berbutir
kasar, umumnya berupa kwarsa, feldspar dan hornblende. Nama batuannya disebut
Gness (Gneis).
 “Schistosic”: Merupakan penjajaran mineral-mineral yang berbentuk pipih,
umumnya ditunjukkan oleh kehadiran mineral mika yang sangat banyak. Nama
batuannya disebut Schist (Sekis).
 “Phyllitic” : Bentuk penjajaran ineral mika dan beberapa mineral halus. Pada
permukaan filit tampak kilap/kilau sutera, yang disebabkan oleh kehadiran
klorit/mika yang sangat halus.
 “Slaty cleavage”: Kenampakan kesejajaran pada batuan metamorf yang berbutir
halus, ditunjukkan oleh kehadiran bidang-bidang belah yang sangat rapat.
Keteraturan bidang-bidang belah tersebut merupakan pengejawantahan susunan
mineral-mineral yang sangat halus, yang sejajar didalam batuan tersebut. Nama
batuannya disebut Slate (batusabak).

31
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

b. Non Foliasi
Batuan yang tersusun oleh mineral-mineral yang tidak menunjukkan penjajaran.
Penamaan batuannya biasanya didasarkan atas komposisi mineral yang dominan dan ciri
khusus.
Selain kedua struktur tersebut, beberapa batuan metamorf mempunyai struktur transisi
antara strktur foliasi dan non foliasi. Hal ini disebabkan metaforfisme yang berlangsung tidak
sempurna. Batuan-batuan ini umumnya masih menunjukkan struktur batuan asal, kalau berasal
dari batuan beku, maka struktur batuan beku masih terlihat.

3. Cara Kerja
 Amatilah contoh batuan metamorf dengan baik , catat warnanya.
 Amatilah susunan mineral (struktur) yang ada, apakah menunjukkan penjajaran
(foliasi) atau tidak (non foliasi).
 Apabila mempunyai struktur foliasi, lihatlah ukuran butirnya, apakah termasuk
aksar, sedang atau halus. Tentukan apakah gneissic, schistose atau yang lainnya.
Kemudian tentukan komposisi mineralnya.
 Apabila mempunyai struktur non foliasi, lihatlah ciri-ciri yang ada dan tentukan
komposisi mineralnya.
 Setelah mengetahui ciri-cirinyatentukan nama batuan yang anda diskripsi sesuai
dengan tabel yang ada.

32
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

KLASIFIKASI BATUAN METAMORF


(IENG, 1981 DENGAN MODIFIKASI)
TEKSTUR/ ukuran Nama
Struktur Kompos is i Mine ral Ciri Khas
butiran (mm) Batuan

Amphibole
Warna kemerahan, banyak

Piroksin
Sangat kasar > 60 Migmatitic Migmatit

Feldspar
feldspar dan kuarsa
Gneiss kuarsa & felspar berseling,
Kasar 2-60 Gneissic
Genes kaya mika

Mika
Kwarsa
Schist Foliasi bergelombang, batuan

Foliasi
Sedang 0.06-2 Schistose
Sekis tipis

Klorit
Pnyllite Warna kelabu- kehjauan,
Halus 0.06-0.02 Phyilitic
Filit belahan tidak berkembang
Slaty Slate Warna kelabu-kehitaman, kilap
Sangat halus < 0.02
Cleavage Batusabak suram
Kasar Brecciated Batuan asal, kl, kw, klst Breksi sesar Seperti breksi
Sedang Liniation Amphibole, kwarsa Amphibolit Hitam kehijauan
Halus Mylonitic Min. lmp., kl, klst, kw Mylonite Halus, kehijauan
Kwarsa Kwarsit Keras, warna beraneka
Kwarsa, mika Hornfels Warna gelap, butir halus
Dolomit, Kalsit Marble bereaksi dengan HCl, warna
Non - Foliasi

Marmer putih dan hitam


Warna hijau, berserat seperti
Serpentin Serpentinit
kayu
Hitam mengkilap, pecahan
Karbon Antrasit
konkoidal
Talk Soapstone Lunak, licin, warna kelabu
Batusabun sampai biru
Keterangan :
kw = kwarsa, kl = klorit, klst = klastika, min. lmp = mineral lempung, fld = feldspar

33
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FORM DATA ANALISIS BATUAN METAMORF

GAMBAR KETERANGAN
Warna
Tekstur
Struktur
Komposisi Mineral
Ciri Khas
Nama
Warna
Tekstur
Struktur
Komposisi Mineral
Ciri Khas
Nama
Warna
Tekstur
Struktur
Komposisi Mineral
Ciri Khas
Nama
Warna
Tekstur
Struktur
Komposisi Mineral
Ciri Khas
Nama
Warna
Tekstur
Struktur
Komposisi Mineral
Ciri Khas
Nama

Tanggal Praktikum : ………………………


Kelompok : ………………………
Asisten : ………………………

34
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PROFIL TANAH

1. TUJUAN PRAKTIKUM
Agar mahasiswa dapat memahami proses pembentukan tanah dan mendiskripsi (memeri)
profil tanah.

2. DASAR TEORI
Tanah mempunyai berbagai pengertian tergantung dari disiplin ilmu yang memandang. Bagi
ahli bidang pertanian, pengertian tanah adalah material di permukaan bumi yang memungkinkan
tanaman tumbuh. Bagi ahli teknik sipil, tanah merupakan bagian permukaan bumi yang dapat digali
tanpa melakukan peledakan, sedangkan bagi ahli geologi tanah merupakan hasil pelapukan batuan
yang belum mengalami pengangkutan.
Dari beberapa pengertian tersebut di atas dapat diambil pengertian umum, bahwa tanah
merupakan hasil pelapukan batuan yang dapat digali tanpa menggunakan peledakan dan
memungkinkan tanaman untuk tumbuh.
Dilihat dari cara terbentuknya tanah dapat dibedakan menjadi dua macam :
 Tanah insitu (residual soil), yaitu tanah yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan dan
masih berada di bagian atas batuan induknya. Tanah jenis ini pada umumnya mempunyai
perubahan warna dan tekstur secara gradual, dari bawah ke atas. Namun, beberapa macam
batuan meampunyai warna dan tekstur yang berubah secara mencolok, misalnya pada
batugamping.
 Tanah terangkut (transported soil), yaitu tanah yang telah berpindah dari tempat asal
pembentukannya. Tanah jenis ini pada umumnya mempunyai perbedaan warna, struktur
dan tekstur yang mencolok dengan batuan atau tanah disekitarnya. Dalam pengertian
geologi tanah jenis ini sudah dimasukkan dalam batuan sedimen. Meskipun belum
terkonsolidasi.
 Tanah vulkanik (vulkanik soil) adalah tanah yang terbentuk oleh hasil letusan gunungapi.
Ketebalan atau profil tanah ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain : macam batuan
induk, morfologi atau lereng, iklim dan kegiatan manusia yang berada diatas tanah. Profil tanah yang
ideal terdiri dari empat horison seperti yang digambarkan pada gambar dibawah. Di Indonesia, profil
tanah yang ideal jarang dijumpai, karena iklim di Indonesia memungkinkan proses pembentukan
tanah sangat cepat.

35
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Horison A, kaya arang. Butiran dominan pasir, dan


sedikit lanau dan lempung.

Horison B, humus tidak ada, akar tanaman banyak,


butiran dominan lempungdan lanau, sedikit pasir, ada
koloid.

Horison C, akar tanaman sedikit, kerikikil dan pasir


dominan, pasir dan lempung sebagai matriks, dijumpai
kerakal.

Horison D, tidak ada akar tanaman, batuan dasar

Profil tanah yang lengkap

3. CARA PRAKTIKUM
 Pada praktikum kali ini, mahasiswa ditugaskan untuk mencari singkapan profil tanah
di lapangan. Singkapan profil tanah mudah dijumpai pada tebing sungai terutama
sungai yang mengalir diatas batuan dasar atau lembah yang sangat curam. Setiap
kelompok lokasinya berbeda dan dapat memilih sendiri.
 Singkapan tanah yang dijumpai, dibuat sketsa profil tanahnya dan bila perlu diambil
gambarnya dengan kamera. Dalam mengambil gambar dengan kamera supaya
digunakan pembanding, misalnya dengan meteran atau oeang yang sedang berdiri.
 Dari singkapan profil tanah yang dijumpai, catatlah horison yang dijumpai, ketebalan
masing-masing horison, wara, kandungan organik atau ada tidaknya akar tanaman,
ukuran butir dominan dan beberapa hal lain yang dianggap perlu. Apabila batuan
dasarnya tersingkap, diskripsilah batuan dasarnya sesuai dengan cara mendiskripsi
batuan (acara 2 – 4).

36

You might also like