You are on page 1of 5

Profesionalisasi

asd

Profesionalisasi berasal dari kata professionalization yang berarti kemampuan profesional.

Menurut Eric Hoyle (1980) konsep profesionalisasi mencakup dua dimensi yaitu : the
improvement of status and the improvement of practice”. Peningkatan status dan peningkatan
pelatihan.

Profesionalisasi secara garis besar adalah proses sosial di mana setiap tanggung jawab
pekerjaan akan mengubah dirinya menjadi benar dan menuju kepada profesi integritas dan
kompetensi tertinggi.

Proses ini cenderung melibatkan badan profesional atau asosiasi untuk mengawasi perilaku
anggota profesi dari beberapa derajat yang berkualitas sampai amatir tanpa pengecualian. Dan di
sinilah seiring dengan perjalanan waktu, profesionalisasi akan membuat seseorang atau
kelompok orang menjadi profesional dan dapat diandalkan.

Profesionalisasi yaitu suatu proses sosial dimana setiap orang dituntut untuk memiliki
kualitas diri yang diperoleh dari suatu badan professional atau asosiasi yang mengawasi anggota
profesi, dimana seseorang atau kelompok yang pada mulanya masih amatir akan menjadi orang
yang professional serta dapat diandalkan.

Contoh dari Profesionalisasi :

Peningkatan mutu guru lewat program sertifikasi ini sebagai upaya peningkatan mutu
pendidikan. Rasionalnya adalah apabila kompetensi guru bagus yang diikuti dengan penghasilan
bagus, diharapkan kinerjanya juga bagus. Apabila kinerjanya bagus maka KBMnya juga bagus.
KBM yang bagus diharapkan dapat membuahkan pendidikan yang bermutu. Pemikiran itulah
yang mendasari bahwa guru perlu disertifikasi

Menurut Martinis Yamin (2006:3) lembaga penyelenggara sertifikasi telah diatur oleh UU
14 tahun 2005, pasal 11 (ayat 2) yaitu perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan
tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah. Maksudnya
penyelenggaraan dilakukan oleh perguruan tinggi yang memiliki fakultas keguruan, seperti FKIP
dan Fakultas Tarbiyah UIN, IAIN, STAIN, STAIS yang telah terakreditasi oleh Badan
Akredittasi Nasional Republik Indonesia dan ditetapkan oleh pemerintahPelaksaan sertifikasi
diatur oleh penyelenggara, yaitu kerja samaantara Dinas Pendidikan Nasional Daerah atau
Departemen Agama Provinsi dengan Perguruan Tinggi yang dittunjuk.

Menurut Mulyasa (2007:33), sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai tenaga
professional, sedangkan sertifikasi guru adalah suatu proses pemberian pengakuan bahwa
seorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi.

Dapat disimpulkan bahwa proses profesionalisasi cenderung untuk membentuk norma-


norma kelompok perilaku dan kualifikasi anggota profesi dan cenderung juga bersikeras bahwa
anggota profesi harus mencapai "kesesuaian dengan norma." Dan mematuhi prosedur ketat yang
ditetapkan dan siap menyetujui kode etik, yang diawasi oleh badan-badan profesional, untuk
sebuah "akreditasi” yang akan menjamin kesesuaian dengan harapan umum profesi.
Pada umumnya masyarakat berpandangan bahwa pekerjaan guru yang berupa mendidik
dan mengajar dapat dilakukan oleh siapa saja. Sebagaimana Pidarta (1997) mengemukakan
bahwa kalau mendidik diartikan sebagai memberi nasehat, petunjuk, mendorong agar rajin
belajar, memberi motivasi, menjelaskan sesuatu atau ceramah, melarang perilaku yang tidak
baik, menganjurkan dan menguatkan perilaku yang baik, dan menilai apa yang telah dipelajari
anak, maka memang hampir semua orang bisa melakukannya dan tidak perlu bersusah-payah
membuat orang menjadi pendidik profesional. Namun demikian, apakah mendidik seperti ini dapat
menjamin anak-anak untuk berkembang sempurna secara batiniah dan lahiriah ?

Menurut Imawan (1997:77 ) profesionalisme menunjukkan hasil kerja yang sesuai sesuai
dengan standar teknis atau etika sebuah profesi.Aktivitas kerja itu lazim berhubungan dengan
penghasilan dalam bentuk uang. Untuk menciptakan kadar profesionalitas dalam melaksanakan
misi institusi persyaratan dasarnya adalah tersedianya sumber daya manusia yang andal,
pekerjaan yang terprogram dengan baik, dan waktu yang tersedia untuk melaksanakan program
tersebut serta adanya dukungan dana yang memadai dan fasilitas yang memadai dan fasilitas
yang mendukung.

Profesionalisme menurut Sedarmayanti (2010:96) adalah pilar yang akan menempatkan


birokrasi sebagai mesin efektif bagi pemerintah dan sebagai parameter kecakapan aparatur dalam
bekerja secara baik.

Dalam Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia, karangan J.S. Badudu
(2003), definisi profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri
suatu profesi atau ciri orang yang profesional. Sementara kata profesional sendiri berarti: bersifat
profesi, memiliki keahlian dan keterampilan karena pendidikan dan latihan, beroleh bayaran
karena keahliannya itu.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa profesionalisme memiliki dua kriteria
pokok, yaitu keahlian dan pendapatan (bayaran). Kedua hal itu merupakan satu kesatuan yang
saling berhubungan. Artinya seseorang dapat dikatakan memiliki profesionalisme manakala
memiliki dua hal pokok tersebut, yaitu keahlian (kompetensi) yang layak sesuai bidang tugasnya
dan pendapatan yang layak sesuai kebutuhan hidupnya.

CIRI-CIRI PROFESIONALISME

1. Memiliki keterampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam
menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
yangbersangkutan dengan bidang tadi.
2. Memiliki ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan
peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil
keputusan terbaik atas dasar kepekaan.
3. Memiliki sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi
perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya.
4. Memiliki sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka
menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih yang
terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya.

Profesionalisme guru menjadi perhatian secara global, karena guru memiliki tugas
danperan bukan hanya memberikan informasi-informasi ilmu pengetahuan dan
teknologi,melainkan juga membentuk sikap dan jiwa yang mampu bertahan dalam era
hiperkompetisi.

Jadi Profesionalisme yaitu sikap seorang professional dalam menjalankan profesi yang
dilakukannya sehingga didalam profesionalisme terdapat komitmen, tanggung jawab dan mutu
cirri orang yang professional.

PROFESIONAL AMATIR
Guru memandang tugas sebagai Guru memandang tugas semata-
bagian dari ibadah mata bekerja
Guru memandang profesi guru Guru memandang profesi guru
adalah mulia dan terhormat biasa saja
Guru menganggap kerja itu Guru memandang kerja itu hanya
adalah amanah mencari nafkah
Guru memandang profesi guru Guru memandang profesi guru
sebagai panggilan jiwa sebagai keterpaksaan
Guru menganggap kerja itu Guru memandang kerja itu beban
nikmat dan menyenangkan dan membosankan
Guru menganggap kerja itu Guru memandang kerja itu murni
sebagai bentuk pengabdian mencari penghasilan
Guru memiliki rasa / ruhul jihad Guru mengajar sekadar
dalam mengajarnya menggugurkan kewajiban
Guru mempelajari setiap aspek Guru amatir mengabaikan untuk
dari tugasnya mempelajari tugasnya
Guru akan secara cermat Guru amatir menganggap sudah
menemukan apa yang merasa cukup apa yang
diperlukan dan diinginkan diperlukan dan diinginkan
Guru memandang, berbicara Guru amatir berpenampilan dan
dab berbusana secara sopan dan berbicara semaunya
elegan
Guru akan menjaga lingkungan Guru amatir tidak memerhatikan
kerjanya selalu rapi dan teratur lingkungan kerjanya
Guru bekerja secara jelas dan Guru amatir bekerja secaratidak
terarah menentu dan tidak teratur
Guru tidak membiarkan terjadi Guru amatir mengabaikan atau
kesalahan menyembunyikan kesalahan
Guru berani terjun kepada Guru amatir menghindari
tugas-tugas yang sulit pekerjaan yang dianggap sulit

You might also like