You are on page 1of 173

i

“AIRCRAFT MOTOR ENGINE”

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1. Tujuan Kurikuler ...................................................................... 1


2. Pokok Bahasan ........................................................................ 1

BAB II PISTON ENGINE ………………………………………………………… 2

3. Tujuan Instruksional ……………………………………………… 2


4. Sub Pokok Bahasan ……………………………………………... 2
5. Prinsip Kerja Piston Engine …………………………………….. 2
6. Types of Piston Engines ………………………………………… 5
7. Pesawat Terbang TNI AU Bermotor Piston …………………… 27
8. Soal – Soal Latihan ……………………………………………… 29

BAB III JET ENGINE J-85 .............................................................................. 30

9. Tujuan Intruksional .................................................................. 30


10. Sub Pokok Bahasan ................................................................ 30
11. Prinsip kerja Jet Engine .......................................................... 30
12. Jet engine J 85 …………………………………………………… 32
13. Bagian – bagian besar engine J 85 ………………………….. 35
14. Pemeliharaan engine J 85 .................................................... 73
ii

15. Soal – Soal Latihan ................................................................. 79

BAB IV TURBOPROP ENGINE …………………………………………………. 80

16. Tujuan Instruksional ................................................................ 80


17. Sub Pokok Bahasan ............................................................... 80
18. Engine Turboprop T-56-7/15 …………………………………… 80
19. Bagian besar Engine Turboprop T-56-7/15 …………………… 82
20. Prinsip Kerja Engine Turboprop T-56-7/15 ............................. 112
21. Pemeliharaan Engine Turboprop T-56-7/15 …………………… 112
22. QEC (Quick Engine Change) .................................................. 113
23. QEC Kits ................................................................................. 115
24. Soal – Soal Latihan ................................................................. 124

BAB V TURBO SHAFT ENGINE ................................................................... 125

25. Tujuan Instruksional ................................................................ 125


26. Sub Pokok Bahasan ................................................................ 125
27. Turbo Shaft Engine ................................................................. 125
28. Bagian – bagian besar Engine Makila 1 A 1 / 1 A 2 ……….. 129
29. Prinsip kerja Engie Makila 1 A 1 / 1 A 2 ………………………. 150
30. Bongkar pasang Engine Makila 1 A 1 / 1 A 2 / teori ……….. 155
31. Pemeliharaan Engine Makila 1 A 1 / 1 A 2 …………………… 158
32. Soal-Soal Latihan. ……………………………………………….. 168

BAB VI PENUTUP ………………………………………………………………… 170


1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Tujuan Kurikuler. Agar siswa dapat memahami dan mengenal Motor Pesawat
Terbang serta memahami kerjanya sehingga dapat menjawab minimal 75% soal – soal.

2. Pokok Bahasan

a. Piston Engine
b. Turbo Jet
c. Turbo Prof
d. Turbo Shaft
2

BAB II

PISTON ENGINE

3. Tujuan Instruksional. Siswa memberikan penjelasan tentang piston Engine


sehingga dapat menjawab 75% soal – soal yang diberikan dengan benar.

4. Sub Pokok Bahasan

a. Prinsip Kerja Piston Engine


b. Types of Piston Engines
c. Pesawat Terbang TNI AU Bermotor Piston

5. Prinsip Kerja Piston Engine

a. Alat Penggerak. Alat penggerak sederhana atau penggerak mula


digerakkan oleh tenaga manusia dengan menggunakan alat Bantu lainnya.
Contohnya adalah mengungkit yang digerakkan tangan dan kombinasi batang
ungkit. Alat penggerak yang digabungkan dengan konstruksi mesin
menghasilkan suatu system tenaga, contoh penggerak yang digabungkan dengan
konstruksi mesin menghasilkan suatu system tenaga, contoh sepada kayuh. Jadi
system tenaga merupakan perpaduan beberapa tenaga (F) untuk menghasilkan
suatu tenaga penuh untuk melakukan kerja (work) yang ditentukan dalam dimensi
jarak (S). sehingga rumus umumnya ditulis :

W = F X S, dimana :

W = Work
F = Force (Gaya pada system)
S = Surface (Jarak Langkah)
3

b. Gerak Translasi dan Rotasi. Dalam fisika, benda bergerak apabila


terjadi perubahan posisi. Gerak translasi adalah gerak naik turunnya (bolak-balik
pada sumbu) Vertikal atau Horizontal, yang jaraknya sama. Sedangkan gerak
rotasi adalah gerakan berputar (Rotation) pada sumbu dengna radius tetap dan
tersu menerus.
Motor Torak (Piston Engine) adalah contoh motor penggerak yang merubah
gerakan bolak balik torak pada jarak atauh langkah yang sama secra tersu
menerus menjadi gerak putar pada poros engkol. Gerakan piston ini disebut juga
Reciprocating Piston Movement.

c. Motor Bakar. Ada dua tipe motor bakar, yaitu tipe pembakaran dalam
(Internal Combustion Chamber) dan pembakaran luar (External Combustion
Chamber). Prinsip kerja motor bakar adalah system pembakaran yang terjadi
dari campuran bahan bakar (Fuel) dan Oksigen (udara) menimbulkan panas (heat),
panas menyebabkan gas dalam ruang bakar mengembang (Expand). Gerak
yang mengembang ini mengakibatkan suatu tenaga.
4

Aplikasi motor bakar yang paling banyak digunakan untuk engine pesawat terbang
adalah Motor Piston (Piston Engine) dan Motor Turbin (Turbo Engine)
5

6. Types of Piston Engines

a. In Line Engine. In Line Engine biasanya jumlah silinder ganjil. Engine


ini dapat didinginkan dengan zat cair maupun udara. Tipe ini disebut juga
Inverted Engine, yang hanya menghasilkan tenaga rendah dan menengah saja
serta digunakan pada pesawat kecil saja.

b. Opposed Or O-Type Enginers. Engine ini mempunyai dua sisi dari


silinder – silinder yang secara langsung berlawanan satu dengan yang lainnya
terlihat pada gambar piston – piston dari kedua silinder yang berlawanan
dihubungkan dengna Crank Shaft yang sama. Kuntungan engine ini adalah
hamper tidak ada getarannya kalau dibandingkan dengan engine tipe lain.
6

c. V Type Engine. Biasanya diatur pada sudut 60°. Engine tipe ini
mempunyai silinder 12 buah pendinginnya dapat menggunakan cairan atau udara.

d. Radial Engine. Silindernya diatur melingkar crankcase yang menjadi


pusatnya (lihat gambar). Jumlah silindernya dapat 3, 5, 7 atau 9.
7

e. Compression Ratio. Semua engine yang pembakarannya dilakukan


didalam engine, harus menekan campuran fuel dan udara untuk mendapatkan
sejumlah “work” dari setiap “power stroke” perbandingan suatu tekanan pada suatu
engine Reciprocating adalah perbandingan volume ruangan didalam Cylinder pada
waktu piston dibagian paling bawah suatu stroke dan pada waktu piston dibagian
paling atas dari stroke barikutnya.
Tekanan pada manifold tergantung dari kecepatan engine (posisi throttle) dan
super charging.
Keuntungan dari keadaan ini adalah lebih banyak jumlah udara yang dipaksa
masuk kedalam cylinder yang volumenya tetap dan ini akan mengakibatkan power
yang dihasilkan pada engine
8

Kebanyakan pembuatan engine yang perbandingan tekanannya tinggi untuk


menghilangkan / mengurangi knock pada tekanan di manifold yang tinggi dengan
cara menginjeksikan fluida antiknock ke campuran fuel dan udara penambahan
additives ini hanya dapat dilakukan pada waktu yang tidak lama saja.
Piston Engine And Construction Reciprocating Engine dapat dibagi menjadi
empat bagian yaitu :

1) Nose Section merupakan bagian depan dari engine


2) Power Section
3) Supercharger Section dan
4) Accessory Section

Nose Section, Bentuk dari Nose Section tergantung dari enginernya


biasanya meruncing atau bulat : Section engine yang menghasilkan 1000 s/d 2500
hp biasanya berbentu bulat dan kadang-kadang diberi penguat agar dapat
menahan beban yang memang benar. Nose section yang berbentuk meruncing
biasanya dipakai pada engine Lycoming AE10-360 blt.
Dibuat dari Alluminium Allby atau magnesium Alloy yang dicetak karena memang
power yang dihasilkan oleh engine ini tidak benar dan propellernya juga kecil.
9

f. Engine Siction. Bagian – bagian utama dari engine section adalah :

1) Crankcase
2) Cylinder
3) Piston
4) Connecting Rod
5) Valve
6) Valve Operating Mechanism dan
7) Crankshaft

Dibagian atas dari setiap Cylinder terdapat valve dan Spark Plug. Satu dari Valve
itu adalah saluran dari system Induction dan satunya lagi adalah saluran yang
menuju ke system Exhaust. Didalam setiap Sylinder terdapat Piston yang
bergerak keatas/kebawah, dihubungkan dengan Crankshaft melalui / oleh
connecting Rod.
10

g. Crankcase Section. Pondasi suatu Reciprocating Engine adalah


Crankcase. Terdiri dari bearing-bearing dimana Crancase berputar. Disamping
untuk menyangga Engine, maka Crankcase harus sanggup menampung oli untuk
pelumasan. Tidak bocor, dan menyangga mechanisme Engine baik yang didalam
maupun yang diluar. Disamping itu harus dilengkapi juga dengan alat dimana
Cylinder dipasang dan menyangganya dan alat untuk memasang engine
dipesawat. Crankcase harus cukup teguh dan kuat untuk mencegah
ketidaklurusan antara Crankshaft dan bering-bearingnya. Biasanya terbuat dari
Allumunium Alloy karena ringan dan kuat. Untuk engine yang menghasilkan
power yang tinggi biasanya terbuat dari Stell Alloy. Crankcase harus tahan
terhadap getaran dan tenaga yang selalu berubah. Pada saat cylinder-cylinder
dipasang pada Crankcase, tenaga pengembangan udara yang sangat besar
cenderung untuk menarik Cylinder lepas dari Crankcase. Tenaga centrifugal
yang tidak seimbang dan tenaga inertia dari crankshaft yang bekerja pada bearing
utamanya cenderung untuk membengkokkan Crankcase. Bila engine dilengkapi
dengna Reduction Gear, maka bagian depan Crankcase akan terpengaruhi oleh
torque yang sangat besar. Disamping thrust yang dihasilkan oleh Propeller, bila
terjadi perubahan arah pesawat akan menimbulkan centrifugal force yang sangat
besar dan mempengaruhi Crankase.
11

h. Cylinders. Bagian Engine dimana power dihasilkan disebut Cylinder.


Cylinder dilengkapi dengan Combustion Chamber, dimana pembakaran dan
pengembangan dara terjadi dan terdapat juga didalamnya piston dan Connecting
Rod. Ada empat hal yang harus diperhatikan pada Cylinder Assembly, yatu :

1) Harus cukup kuat sehingga tahan terhadap tekanan yang dihasilkan


selama Engine bekerja (hardness)

2) Harus dibuat dari metal yang ringan untuk mempengaruhi berat


engine keseluruhannya

3) Harus mempunyai sifat meneruskan panas yang sempurna, sehingga


system pendinginannya bekerja sempurna (conductivity)

4) Harus relative murah, mudah dikerjakan, diperiksa dan diatur.


(machine ability)
12

Head terpasang satu demi satu untuk setiap Cylinder bagi engine yang
pendinginannya menggunakan udara, atau satu untuk satu block untuk Engine
yang pendinginannya menggunakan udara. Biasanya dibuat dari Alluminium
Alloy. Karena mempunyai sifat sebagai pengantar panas yang baik dan ringan,
sehingga mengurangi berat keseluruhan Engine. Bentuk bagian dlam dari
Cylnder Head dapat datar, setengah lingkaranm, atau runcing dalam bentuk atap
rumah. Yang berbentuk setengah lingkaran ternyata sangat membantu dan
mempercepat pengeluaran gas buang. Cylinder yang digunakan pada Engine
yang pendinginannya menggunakan udara adalah “Overhead Type” seperti terlihat
pada gambar. Setiap Cylinder Assembly terdiri dari dua bagian utama, yaitu :

1) Cylinder head dan


2) Cylinder Barrel

Pada waktu pemasangan Cylinder Head pada Cylinder Barrel, maka Cylinder Head
dipanaskan dulu agar mengembang kemudian dipasang pada ulir di Cylinder Barrel
yang telah didinginkan. Sehingga pada waktu Cylinder head dingin dan
mengerut, sedangkan Cylinder Barrel panas tetap keras dan kedap udara
13

Connecting Rod

i. Cylinder Head. Guna dari Cylinder Head adalah untuk menyediakan


tempat untuk pembakaran campuran fuel/udara dan untuk menjadikan Cylinder
lebih bersifat sebagai penghantar panas bagi system cooling yang sempurna.
Campuran fuel/udara dibakar oleh spark plug didalam Chambustion Chamber dan
14

mulai terjadi pembakaran pada waktu piston hampir sampai di Top Dead Center
dadalam langkah penekanan. Hasil pembakaran mengembangkan dengan
cepatnya pada saat ini dan tekanan bertambah, sehingga pada waktu Piston
mencapai Top Dead Center, langsung ditekan kebawah dalam langkah bekerja.
Intake dan Exhaust Valve, spark plug, Intake dan Exhaust Valve mechanism
terletak pada Cylinder head. Valve guide/pemandu valve yang biasanya terbuat
dari Bronze atau steel biasanya dipasangkan pada lubang di Cylinder head untuk
menghasilkan pemandu tangkai Valve. Tempat kedudukan Valve adalah
lingkaran yang dibuat dari metal keras yang melindungi Cylinder yang bahannya
relative lunak dari palu yang dipakai pada waktu pemasangan valve dan dari
Exhaust yang panas. Cylinder head dari engine yang pendinginannya memakai
udara biasanya mengalami temperature yang sangat tinggi, karena itu dibutuhkan
adanya fin/sirip yang cukup luas yang terbuat dari metal penghantar panas yang
baik. Daerah sekeliling Exhaust Valve adalah daerah yang mengalami panas
yang paling tinggi dipermukaan dalamnya, karena itu luas sirip daerah ini haruslah
cukup.

j. Cylinder Barrels. Pada umumnya Cylinder barrel dimana Piston bekerja


harus terbuat dari material yang mempunyai kekuatan yang tinggi, biasanya dai
steel. Disamping itu juga harus seringan mungkin, namun yang terpenting
adalah mempunyai karekter yang sempurna untuk tahan terhadap temperature
yang sangat tinggi. Cylinder Barrel dibaut dari steel Alloy yang dikeraskan bagian
dalamnya agar tidak rusak (dalam hal ini terkikis) oleh Piston dan Piston Ring yang
bergerak di dalamnya. Pengerasan ini biasanya dilakukan dengan mencelupkan
ke gas ammonia atau Cyanida pada waktu selesai dipanaskan. Steel diberi
Nitrogen yang membentuk Iron Nitrade pada permukaan dalamnya. Biasanya
Cylinder Barrel mempunyai Barrel finnya dapat dilepas dan diganti, tetapi sebagian
lagi fin merupakan bagian Cylinder Barrel yang tidak dapat dilepas.

k. Cylinder Numbering. Kadang-kadang diperlukan untuk menentukan


bagian kiri atau kanan dari suatu Engine, atau membentukkan Cylindernya.
Karena itu penting untuk mengetahui arah engine dan penomoran Cylinder.
Ujung Propeller Shaft selalu merupakan bagian ujung depan dari suatu engine atau
Exhaust merupakan bagian belakang dari suatu Engine. Untuk menentukan
15

bagian kiri atau kanan suatu Engine, maka berciri dibagian belakang engine
menghadap kedepan Engine dan bagian kiri kita adalah bagian kiri Engine,
sedangkan bagian kanan kita adalah bagian kanan Engine. Bagian kiri adalah
jam sembilan sedangkan bagian kanan adalah jam tiga.
Cylinder untuk Engine Radial diberi penomoran sesuai dengan arah jarum jam bila
dilihat dari belakang. Cylinder untuk Engine type V dan In line biasanya diberi
penomoran dari belakang. Pada V-Engine sisi Cylinder disebut sisi kiri dan sisi
kanan seperti pada bagian Engine lainnya dilihat dari belakang.
Penomoran Cylinder suatu Engine seperti terlihat digambar, untuk Opposed
Engine terlihat mulai dari kanan belakang sebagai no. 1, kemudian kiri belakang
nomor 2, didepan no 1 adalah nomor 3 dan didepan no. 2 adalah nomor 4 dan
seterusnya. Penomoran Opposed Engine (Cylindernya) tidak mempunyai
standard yang tertentu. Sebagai pembuat memberi nomor pada Cylinder dari
belakang dan membuat lainnya dari depan dan Engine yang bersangkutan.
Karena itu harus melihat dari manualnya untuk penomoran yang betul yang
digunakan oleh pembuatnya. Cylinder Single-Row Radial Engine diberi nomor
sesuai arah jarum jam bila dilihat dari belakang Engine. Cylinder no. 1 adalah
Cylinder yang berada diatas (jam 12.00). pada Engine Double-Row system
penomerannya yang dipakai adalah sama, yaitu sylinder No. 1 adalah Cylinder dari
jajaran belakang yang diatas (jam 12.00). Cylinder nomor 2 adalah Cylinder
sebelah kanannya, tetapi ini dari jajaran yang depan. Jadi semua Cylinder nomor
ganjil adalah Cylinder jajaran belakang dari Cylinder nomor genap Cylinder adalah
Cylinder jajaran depan.
16

l. Firing Order. Aturan/urut-urutan pembkaran dari suatu Cycle adalah urut-


urutan power stroke pada Cylinder-Cylinder yang berbeda. Urutan-urutan
pembakaran ini diciptakan untuk mendapatkan keseimbangan dan mengurangi
getaran sampai sekecil mungkin. Pada engine radial urut-urutan pembakaran
harus mengikuti pola khusus karena gerakan yang diakibatkan oleh pembakaran
harus mengikuti gerakan Crankthrow selama perputaran. Pada Engine In-Line
urut-urutan pembakaran diatur sedemikian rupa sehingga pembakaran dari suatu
Cylinder dapat dibagi rata pada Crankshaft. Engine In-Line yang Cylindernya
enam, biasanya urut-urutan pembakarannya adalah 1, 5, 6, 2, 4, pada engine
Opposed urutan-urutan pembakarannya biasanya dalam pasangan. Urut-urutan
pembakaran pada Engine Opposed yang silindernya enam buah adalah 1, 4, 5, 2,
3, 6. sedangkan untuk 4 Cylinder nomor ganjil dengan nomor berurutan,
kemudian semua Cylinder nomor genap dengan nomor berurutan, kemudian
semua Cylinder nomor genap dengan nomor berurutan. Pada radial yang
mempunyai lima Cylinder, maka urut-urutan pembakarannya adalah 1, 3, 5, 2, 4,
pada engine radial yang Cylindernya tujuh, maka urut-urutan pembakarannya
adalah 1, 3, 5, 7, 2, 6, sedangkan urut-urutan pembakarannya pada engine radial
yang Cylindernya sembilan adalah 1, 3, 5, 7, 9, 2, 4, 6, 8. Pada engine radial dua
jajaran, urut-urutan pembakarannya tidak sederhana yang satu jajar. Urut-urutan
pembakarannya diatur dengna cara pembakaran yang terjadi pada suatu Cylinder
pada jajar pertama diikuti pembakaran disuatu Cylinder pada jajar pertama diikuti
pembakaran disuatu Cylinder pada jajaran kedua, karena itu dua Cylinder pada
jajaran yang sama tidak pernah terjadi pembakaran yang berurutan.
Cara mendapatkan urut-urutan pembakaran pada engine radial jajar yang
Cylindernya 14 adalah, dapat dimulai dari Cylinder yang mana saja dari No 1 s/d
14 juga. Contohnya, kita mulai dari No. 8 angka 9 tidak dapat ditambahkan
karena hasilnya lebih dari 14, karena itu kurangi 5, sehingga mendapatkan No 3
tambah 9 akan didapatkan No 12, kurangi 5, didapatkan No 7, kurangi lagi 5,
didapatkan No 2 dan seterusnya. Untuk yang Cylinder 18, maka angka urut-
urutan pembakarannya adalah 11 dan 7, disini adalah ditambah 11 atau dikurangi 7
dan caranya adalah seperti diatas
17

m. Piston Construction. Piston Engine pesawat kebanyakan dibuat dari


Aluminium Alloy yang dicetak. Beberapa alur tercetak dipermukaan luar Piston
untuk tempat Ring (Piston Ring) dan sisip untuk pendinginan terdapat dibagian
dalam Piston untuk menambah kemampuan menindahan panas ke oil.
Ada dua tipe piston. Yaitu : Thrunk dan S1
Type Slipper tidak digunakan pada pesawat mutakhir, engine yang bertenaga
besar, karena piston tipe ini tidak begitu kuat dan cepat aus. Bagian atas
Piston/Piston Head dapat datar, Cekung atau Cembung. Recess (ceruk) dapat di
buat di Piston Head untuk mencegah gangguan terhadap valve. Sebanyak enam
celah dapat dibuang sekeliling Piston untuk menempatkan Compression Ring dan
Oil Ring. Compression Ring dipasang tempat diatas Piston fin. Piston
biasanya dilubangi pada Control Oil Ring Groove/celah Oil Ring yang
memungkinkan kelebihan Oil yang tercecer dari dinding Cylinder oleh Oil Control
Ring, melewati kembali ke Crankcase. Oil scraper Ring dipasang pada dasar
piston wall/dinding Piston untuk mencegah pemakaian oil yang terlalu banyak.
Bagian dinding piston yang berada diantara sepasang alur ring disebut “Ring
Lands”. Disamping untuk memandu Piston Head, maka dinding piston tergabung
dengan piston fin boss. Boss ini terbuat dari metal yang kuat menahan beban
yang besar, yaitu beban piston head yang dipindahkan ke fin.
18

n. Hydraulic Valve Tappet. Sebagian Engine pesawat menggunakan


Hydraulic yang secara otomatis menjaga jarak Valve nol, sehingga tidak lagi
memerlukan pengaturan.
Pada waktu valve dari Engine menutup, permukaan dari Tappet (cam
Follower) berada pada dasar lingkaran atau bagian belakang dari Cam (terlihat
pada gambar diatas). Plunger Spring menyebabkan plunger Hydraulic terangkat
sehingga ujungnya menyentuh Push Rod Socket memberikan sedikit tekanan
sehingga menghilangkan setiap jarak yang kemungkinan terjadi pada penghubung
Valve. Pada waktu plunger bergerak keluar maka Ball Check Valve bergerak
lepas dari kedudukannya. Oil dari Supply Chamber yang secara langsung
dihubungkan dengan system pelumasan Engine mengalir masuk dan mengisi
Pressure Chamber. Pada waktu Camshalt berputar, maka Cam menekan Tappet
body keluar. Hal ini memaksa Ball Check Valve kembali kedudukannya semula,
jadi oil yang berada didalam Pressure Chamber berlaku sebagai bantalan. Pada
waktu Valve membuka (Engine bekerja) akan terjadi sedikit oil yang keluar dari
Pressure Chamber melalui celah antara Cylinder dan Plunger. Tetapi setelah
19

Engine Valve menutup oil yang diperlukan untuk memenuhi Pressure Chamber
mengalir masuk lagi dari system pelumasan engine dan setiap untuk kerja
berikutnya.

o. Reciprocating Engine Operating Principles. Pelajaran ini akan


membantu memahami prinsip dasar kerja Engine Reciprocating. Prinsip yang
mengatur hubungan antara tekanan, volume dan temperature dari gas adalah
prinsip dasar dari kerja Engine. Engine yang pembakarannya terjadi didalam
engine itu sendiri adalah suatu alat untuk mengubah tenaga panas menjadi tenaga
mechanic. Gosolin diusapkan dan dicampur dengan udara, dimasukan kedalam
Cylinder, ditekan oleh Piston dan dibakar oleh electrical spark perubahan dari
tenaga panas menjadi tenaga mechanic kemudian menjadi kerja terjadi didalam
Cylinder. Operating cycle (urut-urutan kerja) dan Engine Reciprocating yang
pembakarannya didalam engine adalah merupakan kejadian yang terus terulangm
yaitu pemasukan, penekanan, pembakaran dan pengembangan campuran
fuel/udara didalam Cylinder, dan untuk mengeluarkan hasil sampingan dari proses
pembakaran. Bila campuran fuel/udara yang telah ditekan dibakar maka hasil
pembakaran yang berupa gas akan mengembang dengan cepatnya dan memaksa
piston untuk bergerak menjauhi Cylinder Head.
Gerakan kebawah dari piston ini mengandung tenaga ini diteruskan ke Crankshaft
melalui Connecting Rod, dan diubah menjadi gerakan memutar oleh Crankshaft
Valve yang berbeda dibagian atas atau head dari Cylinder membuka yang
memungkinkan gas hasil pembakaran tadi keluar dari Cylinder, dan piston didalam
20

Cylinder kembali keatas dan siap untuk mengulangi kejadian-kejadian diatas.


Valve yang lain yang juga berada di Cylinder Head kemudian membuka yang
memungkinkan campuran fuel/udara yang masih segar masuk kedalam Cylinder.
Valve yang memungkinkan keluarnya gas hasil pembakaran dari Cylinder disebut
“Exhaust Valve”, dan Valve yang memungkinkan masuknya campuran fuel/udara
yang segar kedalam Cylinder disebut “intake Valve”.
21

Kedua valve ini akan membuka dan menutup secara mechanism pada waktu yang
tepat yang diatur oleh “Valve Operating Mechanism”. Bore/ukuran dari Cylinder
adalah garis tengah bagian dalam Cylinder. Stroke/langkah adalah jarak gerakan
piston dari salah satu ujung Cylinder keujung lainnya, yaitu dari T.D.C (top dead
center) sampai ke B.D.C (Bottom dead center).

p. Operating Cycle. Ada dua macam operating cycle, yaitu :

1) Two-Strokes/dua langkah dan


2) Four Strokes/empat langkah.

Sekarang Engine two-strokes tidak lagi dipakai pada penerbangan karena itu tidak
akan dibicarakan. Seperti tercantum pada namanya, Engine four-stroke cycle
yang biasa juga disebut “Otto Cycle” memerlukan dua langkah keatas dan dua
langkah kebawah dari piston untuk menyelesaikan satu cycle kerja Engine.
Engine pesawat yang empat lengkah mempunyai beberapa keuntungan, salah
satunya adalah dengan sendirinya memungkinkan siap untuk mencapai
performance yang tinggi dengan supercharger. Dua putaran penuh dari
Crankshaft (720°) dibutuhkan bagi Engine 4 langkah untuk menyelesaikan 1 cycle
kerja Engine, artinya setiap Cylinder dari Engine ini akan terjadi pengapian sekali
setiap 2 kali putaran Crankshaft.

q. Four-Strokes Cycle. Pada kerja engine empat langkah, harus diingat


bahwa waktu terjadinya pembakaran dan membuka/menutupnya Valve akan
sangat berbeda tergantung dari jenis Enginenya. Banyak hal-hal yang
mempengaruhi waktu terjadinya pembakaran dari setiap Engine, karena itu sangat
penting untuk mengikuti pedoman-pedoman yang telah dibuat oleh pembuat
Engine dalam pemeliharaan dan oberhaul Engine. Waktu terjadinya pembakaran
dan membuka/menutupnya Valve selalu pada posisi (derajat) Crankshaft yang
tertentu. Karena itu pada pelajaran ini waktu terjadinya setiap kejadian selalu
ditunjukkan dalam derajat dari gerakan/putaran Crankshaft pada suatu langkah
dimana kejadian yang bersangkutan terjadi. Harus diingat bahwa agar Valve
membuka penuh diperlukan gerakan Crankshaft yang tertentu jauhnya, karena itu
22

lebih ditekankan/diperlukan waktu yang tertentu dimana Valve memulai dibka dari
pada kapan terbuka penuh Valve.
23

r. Intake Stroke

Selama Intake Stroke/langkah pemasukan. Piston tertarik kebawah


karena putaran-putaran Crankshaft. Ini akan mengurangi tekanan didalam
Cylinder yang mengakibatkan udara luar masuk kedalam carburetor yang akan
mengukur jumlah fuel yang benar. Campuran fuel/udara mengalir melalui pipa
aliran masuk dan Intake Valve masuk kedalam Cylinder. Jumlah atau beratnya
campuran fuel/udara didalam Cylinder tergantung dari derajat bukan throttle.
Intake Valve dibuka sebelum Piston mencapai T D C pada langkah pembuangan,
agar mendapatkan jumlah campuran fuel/udara yang masuk kedalam Cylinder
lebih banyak yang mengakibatkan bertambahnya hp yang dihasilkan oleh engine.
Jarak waktu dibukanya valve sebelum T D C, adalah sangat terbatas oleh
beberapa hal seperti kemungkinan gas panas yang masih didalam Cylinder bekas
cycle belm dapat mengalir ke intake pipa dan bahkan ke system indikasi. Semua
engine pesawat yang menghasilkan power yang besar, Intake dan Exhaust Valve
keduanya mengikuti pedoman-pedoman yang telah dibuat oleh pembuat Engine
dalam pemeliharaan dan overhaul Engine. Waktu terjadinya pembakaran dan
membuka/menutupnya Valve selalu pada posisi (derajat) Crankshaft yang tertentu.
Karena itu pada pelajaran ini waktu terjadinya setiap kejadian selalu ditunjukan
dalam derajat dari gerakan/putaran Crankshaft pada suatu langkah dimana
kejadian yang bersangkutan terjadi. Harus diingat bahwa agar Valve membuka
penuh diperlukan gerakan Crankshaft yang tertentu jauhnya, karena itu lebih
24

ditekankan/diperlukan waktu yang tertentu dimana Valve mulai dibuka dari pada
kapan terbuka penuh Valve.
Selama Intake Stroke/langkah pemasukan, piston tertarik kebawah karena
putaran-putaran Crankshaft. Ini akan mengurangi tekanan didalam Cylinder yang
mengakibatkan udara luar masuk kedalam Carbulator yang akan mengukur jumlah
fuel yang benar. Campuran fuel/udara mengalir melalui pipa aliran masuk dan
Intake masuk kedalam Cylinder.
Jumlah atau beratnya campuran fuel/udara dimana Cylinder tergantung dari derajat
bukan Throttle. Intake Valve dibuka sebelum piston mencapai T D C pada langkah
pembuangan, agar mendapatkan jumlah campuran fuel/udara yang masuk
kedalam Cylinder lebih banyak yang mengakibatkan bertambahnya hp yang
dihasilkan oleh Engine. Jarak waktu dibukanya valve sebelum T D C, adalah
sangat terbatas oleh beberapa hal seperti kemungkinan gas panas yang masih
didalam Cylinder bekas cycle sebelum dapat mengalir ke intake pipa dan bahkan
ke system indikasi. Semua Engine pesawat yang menghasilkan power yang
besar, Intake dan Exhaust Valve keduanya terbuka pada waktu piston di T D C,
dimana Intake Stroke dumulai. Seperti diterangkan diatas bahwa Intake Valve
membuka sebelum piston mencapai T D C pada Exhaust Stroke (Valve
mendahului) dan menutupnya Exhaust Valve ditunda tepat setelah Piston melewati
T D C dan telah dimulai Intake Stroke (Valve Ketinggalan).
Pengaturan waktu demikian disebut “Valve Overlap” dan ini dirancang untuk
membantu pendinginan didalam Cylinder dengan mengalirkan campuran fuel/udara
yang masih segar dan dingin menambah jumlah campuran fuel/udara yang masih
segar dan dingin menambah jumlah campuran fuel/udara yang masuk kedalam
Cylinder dan membantu mengeluarkan sisa-sisa pembakaran. Intake Valve
dijadwalkan untuk menutup sekitar 50 s/d 75° setelah B D C pada Compression
Stroke tergantung dari Engine yang bersangkutan untuk memungkinkan pengisian
gas/campuran fuel/udara kedalam Cylinder dengan sempurna. Karena terhitung
isi yang besar dari Cylinder diatas Piston bila Piston didekat B D C, maka gerakan
Piston yang sedikit keatas (pada saat ini) tidak mempunyai pengaruh yang besar
terhadap aliran masuknya campuran fuel/udara. Kalau keterlambatan menutup
ini terlalu lama, maka campuran fuel/udara dapat terdesak keluar melalui intake
Valve dan merusak tuan keterlambatan menutup.
25

s. Compression Stroke

Setelah Intake Valve menutup, terusnya Piston keatas, akan menekan


campuran/udara untuk mendapatkan hasil pembakaran dan mengembangkan gas
seperti yang dikehendaki. Campuran fuel/gas yang telah ditekan akan dibakar
oleh electric spark pada waktu Piston hampir mencapai T D C. waktu
pembakaran/pengapian akan berbeda antara 20 s/d 35° sebelum Piston mencapai
T D C, tergantung dari kebutuhan Engine yang bersangkutan, untuk memastikan
campuran fuel/udara didalam Cylinder sempurna terbakar pada waktu piston
sedikit melewati T D C. Banyak hal yang mempengaruhi waktu pengapian dan
biasanya pembuat Engine telah banyak melakukan penelitian dan percobaan untuk
menentukan waktu yang terbaik bagi suatu Engine tertentu. Semua Engine
dilengkapi dengan alat untuk mengatur penyalaan, dan harus diingat bahwa yang
terpenting adalah waktu pengapian harus dijadwalkan sesuai dengan ketentuan
yang telah dibuat oleh pembuat Engine yang bersangkutan.
26

t. Power Stroke

Gambar 18. Power Stroke

Pada waktu piston bergerak melalui T D C pada akhir dari Compression


Stroke dan mulai bergerak kebawah pada power stroke, maka piston akan ditekan
kebawah oleh gas hasil pembakaran yang dengan cepatnya mengambang didalam
cylinder head dengan tenaga yang dapat lebih besar dari 15 ton (30.000 psi) pada
power yang dihasilkan oleh engine maximum. Temperature dari gas hasil
pembakaran ini berkisar antara 3.000 s.d 4.000”. Pada waktu piston ditekan
kebawah pada waktu Power stroke oleh tekanan dari gas hasil pembakaran,
gerakan kebawah dari connecting rod diubah menjadi gerakan memutar oleh
crankshaft. Kemudian gerakan memutar ini diteruskan ke Propeller Shaft untuk
memutar propeller. Pada waktu gas hasil pembakaran mengembang,
temperaturnya turun sampai kebatas aman sebelum gas hasil pembakaran ini
mengalir melalui lubang pembuangan. Waktu pembuangan exhaust valve
ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : keinginan untuk
menggunakan sebanyak mungkin tenaga dari pengembangan gas hasil
pembakaran dan pembuangan gas hasil pembakaran dari dalam Cylinder secepat
mungkin dan bersih mungkin. Valve dibuka tepat sebelum piston mencapai B D
C pada power stroke, yaitu antara 50 dan 75° sebelum B D C dimana masih
banyak tekanan didalam cylinder. Tekanan didalam Cylinder ini digunakan untuk
menekan gas keluar melalui lubang pengeluarannya secepat mungkin. Proses
ini membebaskan Cylinder dari penghampuran panas setelah tercapai dan
mencegah panas yang berlebihan dari Cylinder dan Piston.
27

u. Exshaust Stroke

Gambar 19. Exhaust Stroke

Setelah Piston melewati B D C, maka power stroke telah selesai dan


mulailah gerakan keatas dari piston pada exhaust port. Kecepatan aliran gas
keluar dari cylinder menimbulkan tekanan yang rendah didalam cylinder, yang
mengakibatkan penambahan kecepatan aliran campuran fuel/udara masuk
kedalam cylinder, pada waktu intake Valve melalui dibuka. Pembukaan intake
valve diatur waktunya untuk terjadi pada 8 s/d 55° sebelum piston mencapai T D C
pada Exhaust Stroke, tergantung dari enginenya.

7. Pesawat Terbang TNI AU Bermotor Piston

a. BELL H – 47 G Soloy. Merupakan tipe pesawat bersayap putar (Rotary


Wing Aircraft) yang didesain pada tahun 50-an. Menggunakan konstruksi
fuselage truss-beam (pipa) dan alat pendarat berupa landing skid. Tipe heli ini
digunakan untuk latih (Trainer) karena Landing dan Controling lebih ringan dengan
menggunakan piston engine. Ditempatkan di Skadron Udara 7 Lanud
Suryadarma, Kalijati.
28

b. Sikorsky S – 56 Twinpac. Heli ini dirancang oleh Igor Sirkorsky dengan


menggunakan piston engine tipe radial. Power engine ditransmisikan ke main
rotor melalui gerabox, tipe yang lebih modern dimodifikasikan menggunakan motor
turbine, sehingga versinya jadi 5 – 56 “T”, tipe ini termasuk heli angkut personil dan
barang.
Tipe ini termasuk kategori battle – provent (pernah terjun ke medan tempur),
dioperasikan dijajaran armada Skadron Udara 6, Lanud ATS, Bogor.

Gambar 6. Sikonsky S – 58 Twinpac

c. AS – 202 BRAVO. Pesawat Sayap tetap (Fixed – wing aircraft) untuk


keperluan latih (trainner) dengan konfigurasi opposite type.

Dioperasikan di jajaran armada sekolah penerbang (SEKBANG) untuk melatih para


siswa penerbang. Control dan Handlingnya lebih mudah karena berada pada
level subsonic, sehingga lebih mudah dipelajari dan dioperasikan, juga mempunyai
karakter manuver ability yang tinggi.
29

Gambar 7. AS – 202 BARAVO

8. Soal – Soal Latihan

a. Jelaskan pengertian gerak secar Fisika !


b. Apa sajakah Type Reciprocating Engine ?
c. Sebutkan bagian-bagian besar dari Reciprocating Engine ?
d. Sebutkan tipe-tipe pesawat TNI AU Bermotor Piston ?
e. Mengapa piston engine banyak digunakan pada pesawat latih ?
30

BAB III

JET ENGINE J-85

9. Tujuan Intruksional : Agar siswa dapat menjelaskan tentang Turbo Jet Engine
dengan benar.

10. Sub Pokok Bahasan :

a. Prinsip kerja jet engine.


b. Jet engine J 85.
c. Bagian – bagian besar engine J 85.
d. Pemeliharaan engine J 85.
e. Bongkar pasang engine J 85.
f. Soal – Soal Latihan

11. Prinsip Kerja Jet Engine. Jet Engine adalah salah satu dari engine yang
memerlukan udara luar (Air Breathing), mesin jet mendapat nama dari designya. Ini
berarti bahwa engine ini menggunakan gas buangnya untuk memutar turbine dan turbine
tersebut akan memutar compressor. Kejadian yang serupa yang terjadi pada jet engine
terjadi pula seperti pada Turboprop. Didalam jet engine, tiap-tiap kejadian pada ruang
yang terpisah pada bagian-bagian tersebut. Dan semua kejadian tersebut terjadi dalam
waktu yang sama tanpa ada selang waktu (Interruption). Bagian-bagian tersebut adalah
compressor assy, turbine assy, combustion assy, turbine dan exhaus assy.

Gambar 1 Prinsip Cara Kerja Jet Engine


Cara kerjanya, compressor akan menyedot udara dan menempatkannya bahan
bakar kemudian disemprotkan kedalam ruang bakar dan dibakar, pembakaran campuran
31

udara dengan bahan bakar tersebut mengembang dan keluar melalui sudut-sudut turbine
dan memutar compressor. Sisa dari tenaga pemuaian tersebut keluar melalui exhaust dan
menghasilkan thrust dari engine tersebut. Berikut beberapa hokum dasar yang berkaitan
dengan jet engine:

a. Hukum Newton ke 3. Hukum Newton ke 3 menyatakan bahwa aksi =


reaksi. Pada turbo jet engine sejumlah massa udara yang dipancarkan ke
belakang dan kecepatannya dipercepat. Apabila ini terjadi maka engine dan
pesawat akan bergerak ke depan, Pancaran udara ( exhaust gas ) kebelakang
adalah sebagai aksi, sedangkan reaksinya adalah thrust ( gaya dorong ).

Gambar 1 Hukum Newton ke 3

b. Hukum Bernouly. Bernouly menyatakan tekanan dari suatu gas akan


menurun pada suatu tempat/daerah kecepatannya bertambah atau apabila suatu
gas mengalir melalui suatu tabung ( duct ) yang berdiameter tidak sama
ukurannya, maka tekananya akan mencapai tekanan tertinggi pada tabung yang
berdiameter paling besar dan sebaliknya, tabung ini disebut tabung ventury.
Untuk mempercepat aliran suatu gas melalui sebuah nozzle tersebut harus
berbenuk convergent atau mangecil ke ujung.
32

Gambar Hukum Bernoully

12. Jet engine J 85. Salah satu armada udara TNI-AU yang memakai jet engine
sebagai komponen propulsion adalah pesawat F-5 E/, dengan 2 buah jet engine turbo
jenis J 85 - GE - 21. F5 E/F adalah jenis pemburu ( Fighter Aircraft ) yang diproduksi
oleh Northrop Aircraft Corporation. Hidung pesawat berbentuk panjang meruncing
kedepan (long and pointed). Sayap horizontal tail dan vertical stabilizer berbentuk
sweptback. Gaya dorong ( thrust ) dari pesawat ini dihasilkan oleh turbo jet engine yang
dilengkapi dengan afterburner. kedua engine tersebut terpasang berdampingan secara
parallel dibagian belakang badan pesawat ( fuselage ). Untuk mendapatkan tambahan
udara masuk yang diperlukan oleh engine pada waktu take off dan pada waktu terbang
dengan kecepatan rendah, maka pada kedua sisi pesawat dipasang sebuah automatic
auxiliary intake door automatic wing trailing edge Pada fuselage bagian belakang
terdapat beberapa lubang atau pintu - pintu kecil ( acces door ) untuk melihat engine,
33

untuk keperluan pemeriksaan dan penyetelan. Berikut penjelasan singkat tentang


engine J85 - GE - 21:

a. Engine data

1). Type engine : Turbo jet dengan menggunakan afterburner


dilengkapi dengan variable exhaust nozzle ( VEN ). Dirancang dan dibuat
oleh Aircraft group dan General Electric Company

2). Type compressor : Multi stage axial flow mempunyai 9 stage/


tingkat .

3). Type c / chamber : Single annular trough flow

4). Putaran Engine : Searah jarum jam ( clock wise ) dilihat dari
belakang.

b. Bahan bakar / fuel yang digunakan.

1). Mil - T - 5624 / JP 4


2). Avtur + FSSI ( fuel specific integrated ice )

c. Lubrication / Oli yang digunakan

1). Mil - L - 23699


2). MIL - L - 7808

Pesawat F 5 E / F menggunakan dua buah turbo jet engine yaitu engine kiri
( L/H ) dan engine kanan ( R/H ). Pada prinsipnya kedua engine itu ( R/H dan L/H )
sama dan kedua engine bisa dirubah engine kiri menjadi engine kanan dan
begitu juga sebaliknya menurut kebutuhan pada saat itu. Adapun untuk merubah
engine kiri menjadi kanan atau kanan menjadi kiri hanya memerlukan/mengganti
beberapa komponen antara lain :
34

a. Quick engine change ( QEC )


b. Fuel line
c. Engine mounting
d. Oil filler neck
e. Air duck ( pada turbine )

Pada prinsipnya turbo jet engine menggunakan dasar / hukum Newton ke 3


dan hukum Bernouly yang sudah dijelaskan didepan dengan jelas. Turbo jet engine
menggunakan turbine yang digerakan oleh air pressure ( udara yang bertekanan )
yang berasal dari sebuah alat yang disebut Ground power. Air pressure
menggerakan turbine wheel dan turbine memutarkan compressor , karena turbine
dan compressor satu as ( shaft ) sehingga apabila turbine berputar maka
compressor juga akan berputar . kejadian ini akan berlangsung terus – menerus
apabila sudah terjadi pembakaran diruang bakar / combustion chamber . Jadi untuk
jelasnya cara kerja engine j 85 adalah sebagai berikut : Air pressure masuk
melalui air duck ( Air Impingement Starting Duck ) yang terpasang pada turbine
casing ( stator ) bagian bawah , kemudian air pressure memutarkan turbine rotor
dan turbine memutarkan compressor .Dengan berputarnya compressor maka udara
luar akan masuk / kesedot melalui compressor dan di compressor ini udara
dimampatkan untuk dibakar bersama fuel ( fuel air mixture ) .

Adapun proses terjadinya pembakaran sebagai berikut : setelah compressor


berputar pada RPM ± 10 % maka ignition / alat penyala / busi di ON kan dan
kemudian baru throtle juga di ON kan pada posisi idle , sehingga terjadi
pembakaran . Fungsi throtle adalah untuk membuka fuel , melalui fuel nozzle
untuk disemprotkan ke combustion chamber . Pada engine j 85 putaran engine
ditentukan sebagai berikut :

Idle : 50 % ± 1 % atau pada 8300 rpm.


Military : 100 % ± 1 % atau pada 16600 rpm.
Afterburner : 100 % ± 1 % atau pada 16600 rpm.
35

Pada engine kiri ( L / H engine ) dilengkapi dengan cross bleed valve yang
berguna : untuk menghidupkan R / H engine ( engine kanan ) dalam keadaan
darurat : yaitu dalam latihan perang , scramble dan latihan yang lain .
Cara menggunakan cross bleed valve untuk menghidupkan engine kanan adalah
sebagai berikut : pertama engine kiri dihidupkan kemudian pesawat sambil jalan
dengan posisi throttle pada ± 70 % kemudian cross bleed ON . .Dengan di ON
kan / dibukanya valve ini maka udara dari nine stage akan mengalir ke engine
kanan yaitu memutar kan turbine sehingga engine kanan hidup .

13. Bagian – Bagian Besar Engine J 85.

Gambar 1 Engine Assembly

Bagian – bagian besar dari jet engine J-85 adalah sebagai berikut :

a. Engine Cold Section. Yaitu : bagian – bagian yang langsung


berhubungan dengan udara dingin yang termasuk bagian ini adalah:

1) Front frame section fungsinya untuk mengarahkan udara dari


luar terdiri dari :

a) Ada 15 buah strut, 5 diantaranya berfungsi service line


bearing no 1.
36

b) Terdapat 15 buah Inlet Guide Vane (IGV) penyangga

c) Terdapat bearing no 1 (type roller bearing)

d) Blade nozzle dan Anti Ice manifold

Front frame casing terdiri dari outer dan inner shell yang
dihubungkan oleh 15 struts/penyangga yang berlubang (tidak padat).
Dibelakang strut ini terdapat beberapa vane yang berukuran berbeda –
beda. Fungsi dari vane – vane ini ialah untuk mengarahkan udara ke
compressor untuk mendapat efesiensi yang maximum . Vane ini juga
disebut INLET GUIDE VANE . Vane ini oleh ring penggerak (actuating
ring) yang dihubungkan kesetiap outer end ring penggerak ini disebut
juga Actuaror ring.

Gambar 2 Front Frame

Bearing no 1adalah sebuah roller bearing yang berbentuk bulat


yang mempunyai sifat dapat meluruskan posisinya sendiri (self alignment).
37

Apabila compressor shaft bagian depan sedikit keluar (agak menceng


/misalignment) maka bearing no 1 akan memperbiki posisinya. bearing
tersebut dilumasi oleh sebuah pipa oli. pipa oli tersebut masuk melalui strut
yang berada pada posisi jam 8 pada strut posisi jam 1 dan jam 2 terdapat
pipa ventilasi dari bearing no 1. pada strut posisi jam 5 terdapat pipa oli
scavenge pump. Semua pipa–pipa tersebut dihubungkan kerumah (housing)
atau sump dari bearing no 1 dengan di las.

Pada setiap ujung dari pipa-pipa tersebut terdapat external fitting.


External fitting ini dihubungkan ke shell luar (outer shell) dengan cara di las.
manifold anti-icing ke permukaan shell bagian luar (outer shell) dari front
frame dengan cara di las. Udara dari tingkat ke Sembilan dari compressor
diberikan kepada manifold anti-icing. Begitu udara anti-icing sirkulasi di
manifold, sebagian dari udara tersebut dialirkan ke inlet guide vanes. Dari
inlet guide vanes udara diarahkan ke aliran udara utama (primary air
flow) dari compressor . Sebagian dari manifold mengalir melalui strut ke
dome assembly. Dome assembly terletak di tengah bagian depan dari front
frame. Hal ini akan membuat aliran udara yang datang lurus, kemudian
udara kembali ke primary air, lihat gambar no 3. Gambar no 3
memperlihatkan aliran udara anti-icing melalui front frame.
38

Gambar 3 Anti-Icing Air Frame

b. Compressor section

Compressor section / assembly berfungsi untuk menghisap udara luar


dan memampatkannya kemudian memberikannya ke combustion chamber
dicampur dengan fuel untuk dibakar . Compressor assembly terdiri dari :

1) Compressor Stator assembly

Fungsi utama compressor stator assembly ( gambar 4 ) ialah


untuk menurunkan kecepatan udara yang masuk dan menaikan
tekanannya . Dengan memaksakan udara masuk melalui beberapa
tingkat vanes , maka udara akan dikompresikan , sehingga tekanannya
semakin tinggi . Compressor stator assembly terdiri dari :

a) Upper dan lower half ( casing )


b) Stator vane terdiri dari :
39

(1) Variable stage 1, 2, dan 3.


(2) Stationary stage 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.

c) Variable Geometry terdiri dari :

(1) Dua buah actuator yang digerakan oleh Main Fuel


Control ( MFC )

(2) Variable Inlet Guide Vanes ( IGV )

(3) Tiga variable stator vanes

(4) Empat buah actuator ring dan actuator boers:

Gambar 4 Compressor Section


40

2) Compressor rotor assembly : Fungsi utama compressor rotor


assembly ( gambar 4 ) ialah untuk memaksa udara masuk melalui
compressor . .Udara luar dihisap masuk kedalam dengan putaran
rotor assembly . Blade tingkat satu sampai dengan empat terpasang
pada front spool , tingkat lima sampai dengan delapan terpasang
pada rear spool , dan blade tingkat Sembilan terpasang pada disk .
disk dan seal dipasang dijadikan satu pada ujung bagian belakang
dari rear spool , seal mencegah kebocoran dari tekanan udara tinggi
dari compressor.

Rotor assembly diputar oleh drive shaft , bearing no 2 berfungsi


untuk menyangga dan merupakan tempat berputarnya compressor
drive shaft. Compressor rotor assembly terdiri dari :

a) Rotor Blade 9 tahap


b) Dua Rotor terdiri dari
1) Front spool ( firing )
2) Rear spool
3) Nine stage disk
4) Nine stage single stead labirin seal.
5) Drive shaft dan beberapa seal ( pencegah kebocoran )

Engine J85–21 menggunakan Axial flow compressor dan cara


kerjanya sebagai berikut, udara masuk ke compressor melalui inlet duck
karena hisapan compressor. Kemudian udara tersebut melalui suatu set
dari inlet guide vanes (IGV). IGV mempersiapkan atau mengarahkan
aliran udara ke tingkat pertama (stage 1) dari compressor rotor blade,
selanjutnya aliran udara tersebut mengarah ke tingkat pertama dari stator
blade. Pada stator blade kecepatan aliran udara di perlambat, kemudian
udara tersebut melalui stator set dan rotor set tingkat dua sampai dengan
ke tingkat Sembilan. Tekanan udara akan bertambah pada setiap tingkat
dari stator dan rotor set. Akhirnya udara semakin dimampatkan temperatur
udara juga semakin meningkat pada setiap tingkat rotor dan stator.
Peningkatan temperature ini dikarenakan putaran rotor assembly.
41

Mechanical energy dari rotor diubah menjadi heat energy (energy panas).
Inilah yang menyebabkan temperature udara meningkat.

c. Main frame section.


42

Gambar 6 Main frame Section

Main Frame section fungsinya untuk :

1) Untuk mengalirkan udara dari compressor ke combustion


section dengan divergent duck (tabung yang diameternya makin
membesar)

2) Sebagai rumah dari power take off (PTO).


PTO drive assembly terpasang dibagian dalam mainframe. fungsi
PTO assembly adalah untuk memudahkan tenaga dari main engine drive
shaft ke accessories gearbox. Perhatikan gambar 5 dan 8. PTO drive
assembly terdiri dari sebuah housing (rumah-rumah) yang didalamnya
terdapat komponen - komponen PTO assembly lainnya. Sebuah aligment
pin (pasak pelurus) yang tidak terlihat pada gambar 5 dan 8, menempatkan
possisi PTO housing pada bearing support no 2. Pada bagian bawah dari
housing terdapat sebuah driver shaftgear, sumbu (axis) dari gear ini tegak
lurus terhadap compressor drive shaft dan PTO drive gearshaft. Flange
bagian depan dari PTO housing, juga terpasang pada flange bagian depan
dari mainframe.

3) Tempat pemasangan (mounting) dari accessory drive gearbox assy.


4) Sebagai rangka utama untuk pemasangan engine.
43

Gambar 5 PTO housing dan bearing support assembly

Main Frame section Terdiri dari :

1) Main Frame Casing


44

Gambar 7 Main Frame Casing

Main frame casing (gambar 6) terdiri dari outer dan inner casing,
kedua rangka ini dihubungkan dengan enam strut yang berlubang
terpasang secara radial (melingkar). Setiap strut berakhir pada sebuah
mounting pad pada rangka luar ( outer casing ). semua lubang (ports) dan
pad (bantalan) rangka luar (outer casing). Ada dua belas fuel nozzle
mounting pad yang terletak pada posisi jam. Pad berguna untuk
pemasangan flow divider fuel nozzle Empat lubang compressor discharge
pressure ( CDP ) bleed air terletak pada posisi jam 1, jam 5, dan jam
7. Lubang - lubang tersebut digunakan untuk bleed air. Lubang udara
yang terletak pada posisi jam 7 juga digunakan CDP air untuk anti
icing air system (anti es dengan system udara panas) Pada gambar
7 kita bisa melihat pad untuk flow divider fuel nozzle , flow divider
fuel nozzle dan CDP bleed airport. Dua lubang (ports) pada posisi
jam 4 dan jam 8 berdekatan dengan strut pad. kedua lubang ini
sebagai jalan masuk CDP air mengalir menuju main fuel nozzle dan
afterburner fuel control. Lubang strut pada posisi jam 12 tidak dipakai
selama engine hidup karena itu ditutup . pada posisi strut jam 8
45

digunakan untuk pemasangan dan saluran untuk lube in line “ dan


PTO oil scaveng line . Strut pada posisi jam 4 dan mounting pad
berguna utuk pemasangan dan saluran no 3 bearing scavenge line ,
CDP line dan frontframe pressure line tap. Pad strut pada posisi jam
2 dan jam 10 berguna untuk pemasngan popet valve Strut pada
posisi jam 6 melindungi PTO radial drive shaft dan perapatannya
( shield ) .
a) Outer casing .
b) Inner casing

2) Enam hollow struts .


3) Bearing no 2 .
4) Bingkai fuel nozzle .
5) Dua buah nine stage leakage air popet valve .
6) Gearbox mounting.

d. Accessory gearbox. Accessories Gearbox section mempunyai dua


fungsi utama yaitu :

a) Untuk meneruskan power/memudahkan tenaga putar (drive power)


b) Tempat pemasangan engine accessories .
46

Gambar 8 Main Frame Mounting Pads

2) Komponen - komponen utama dan fungsi masing – masing :


Engine accessory drive gearbox assembly ( gambar 9 ) terpasang di
bagian bawah mainframe section pada posisi jam 6 terpasang pada dua
buah bracket . pada accessory gearbox casing terdapat tujuh buah pad.
Enam buah pad sebagai mounting surface ( tempat pemasangan ) accessory
komponen , pad yang ketujuh accessory gearbox dan fungsi masing –
masing sebagai berikut :

a) Main Fuel Control ( MFC ) mengatur pemberian fuel ke engine flow


divider fuel nozzle.

b) Main Fuel Pump ( MFP ) berfungsi untuk memompakan fuel ke


main fuel control.

c) Afterbuner Fuel Control ( ABC ) berfungsi untuk mengatur fuel ke


afterburner pilot dan main sprybar.
47

d) Afterburner Fuel Pump memberikan fuel yang bertekanan


kepada Afterburner control.

e) Lube dan scavenge pump merupakan sumber oli bertekanan


untuk pelumasan dan sebuah positif scavenge pump untuk
mengembalikan oli ( oil return ).

f) Alternator Tachometer Generator memberikan tenaga listrik “


.temperatur control amplifier dan electrical speed signal “.

g) Oil tank untuk menyimpan oli untuk lubrication system.

h) Hydraulic Power Unit ( Power Pack ) gunanya untuk memberikan


oli yang bertekanan , yang digerakan oleh tiga Variable Exhaust
Nozzle actuator.

i) Over Speed Governor ( OSG ) Untuk mencegah putaran engine


berlebihan. apabila main fuel control tidak berfungsi dengan baik ( fail ).

j) Custumer take off / aircraft gear drive

(1) Custumer aircraft hydraulic pump


(2) Custumer aircraft generator
48

Gambar 9 Accesory Drive Gearbox Component

Cara kerja Accessory Drive Gearbox


Didalam ccessory Drive Gearbox terdapat enam shaftgear
subassemblies, subassemblies ini memindahkan tenaga ke komponen
-komponen . Lokasi subassemblies ini ditandai dengan sumbu A, B, C,
D, E, dan F. Pada gambar 10 memperlihatkan gear mana yang
bekerja. Gearbox dihubungkan ke gearbox mounting bracket pada
mainframe pada posisi jam 6. accessory gearbox menerima tenaga
penggeraknya pada axis A, sebuah radial drive shaft menghubungkan
PTO driven bevel gear dengan shaft gear sumbu A.Pad bagian depan
dari sumbu B digunakan untuk memasang accessory yang biasa
diperlukan (custumer accessory) , pad bagian belakang dari sumbu B
49

dipakai untuk memasang variable exhaust nozzle ( VEN ) power


unit .

Gambar 10 Accessory Drive Gearbox

Shaftgear pada sumbu B digerakan oleh shaftgear axis A, pada


kecepatan minimum dari 7,858 rpm dengan putaran searah jarum jam
(clockwise). Pad belakang pada axis C dipakai untuk memasang
overspeed governor , shaftgear axis C digerakan oleh idle gear F
pada kecepatan maksimum dari 7 , 131 rpm , Overspeed governor
digerakan oleh gearshaft daari axis C , Pad depan dari axis D dipakai
untuk memasang main fuel control pump dan main fuel control . Pad
belakang dari axis D dipakai untuk memasang lube dan scavenge
pump , sebuah mounting pad yang terdapat pada ujung bagian
belakang dari lube dan scavenge pump dipakai untuk memasang
alternator tachometer genertator ., shaftgear dari axis D digerakan oleh
50

shaftgear axis B pada kecepatan minimum dari 8 ,029 rpm , Ujung


depan shaftgear axis D Menggerakan main fuel pump dan main fuel
control pada kecepatan maksimum dari 8 .029 rpm . ujung belakang m
shaftgear axis D adalah pinion gear yang kecil. Pinion gear ini
menggerakan lube dan scavenge pump pada kecepatan maksimum
4 .190 rpm. Pad dengan axis E dipakai untuk memasang afterburner
fuel pumpm dan afterburner fuel control ,shaftgear axis E digerakan
oleh idle axis F pada kecepatan maksimum dari 24 . 067 rpm,
Shaftgear axis F adalah sebuah idle gear . shaftgear axis F digerakan
oleh shaftgear axis B pada kecepatan maksimum rate dari 16, 044
rpm.

Splines
Splines adalah suatu bagian yang berbentuk gigi pada ujung
bagian luar dari suatu shaftgear atau pada bagian dalam dari sebuah
gear ( roda gigi ) . Pada umumnya seperti roda gigi , tetapi tidak
dipakai untuk memutar suatu gear . splines dibuat untuk menghindari
terjadinya slip . Pada gambar 11 , kita bisa melihat. Biasanya splines
terdiri dari dua bagian , yaitu female spline dan male splines .
Accessory drive gearbox assembly mempunyai banyak gears
dan gearshaft yang d di splined . splines ada dua macam yaitu wet
spline dan dry spline Dry spline adalah spline yang tidak
memerlukan pelumasan , sedangkan wet spline memerlukan
pelumasan oleh engine oil .
51

Gambar 11 Female and male splines.

e. Engine Hot Section. Engine Hot Section yaitu : bagian – bagian


yang langsung berhubungan dengan udara panas. Bagian tersebut adalah

1) Combustion chamber section. Fungsi dari combustion chamber


adalah untuk mencampur udara dan fuel dibakar sekitar 25 % udara
dipakai untuk membakar bahan bakar ( fuel ) Gas hasil pembakaran
ini menanbah heat energy pada srjumlah massa udara , energi ini
dipakai untuk memutarkan turbine wheel kemudian keluar melalui jet
( exhaust nozzle ) untuk menghasilkan thrust . Bahan bakar
disemprotkan ke combustion chamber dengan menggunakan fuel
nozzle dan pembakaran ini menggunakan busi ( igniter ) dan
digunakan pada waktu start saja , sesudah engine hidup busi (igniter )
mati secara automatic

Komponen – komponen utama dan fungsi masing – masing dari


C / Chamber. Combustion chamber terletak diantara mainframe dengan
turbine section terdiri dari tiga bagian utama yaitu :

a). Outer combustion casing. Outer combustion casing


merupakan bagian dari combustion section, berfungsisebagai
rangka utama dari pada engine (gambar 12). Inner combustion
52

casing berfungsi untuk melindungi compressor drive shaft dan untuk


membentuk suatu ruangan untuk combustion liner. casing ini
dibungkus dengan suatu blanket ( selimut pelindung ) yang terdiri
dari bagian atas dan bawah, untuk melindungi bagian-bagian
tertentu supaya tidak terlalu panas sebuah ignitor boss terpasang
pada bagian atas dari outer casing Igniter plug ( alat penyala )
terpasang pada boss ini, dan terarah pada combustion liner .

Igniter plug fungsinya untuk menyalakan bahan bakar ( fuel


dan udara ) pada waktu starting process. dibagian bawah dari
casing terdapat sebuah drain boss.Pada outer casing terdapat
viewport (lubang pemeriksaan) yang dipersiapkan untuk mekanik
apabila akan memeriksa bagian hotm section ini dangan tanpa
membongkar engine.

Gambar 12 Combustion section


53

b) Inner combustion casing. Inner combustion casing


berbentuk seperti sebuah cylinder (gambar 13), Flange bagian
depan dihubungkan ke mainframe. flange bagian belakang
digunakan untuk pemasangan bearng no 3 dan turbine nozzle
stage 1( tingkat satu ) Inner combustion casing ini juga dipakai
untuk pemasangan atau alur untuk compressor drive shaft dan shaft
shield. Inner casing akan membentuk suatu combustion liner
compartment apabila sudah dilengkaapi atau disatukan dengan
outer casing. Pada flange bagian belakang dari inner casing ini
terdapat beberapa lubang kecil-kecil lubang-lubang ini diganakan
untuk m mengalirkan udara compressor untuk mendinginkan daerah
antara bearing no 3 stage 1 turbine wheel. Stage 1 turbine wheel ini
tidak terlihat pada gambar.

Gambar 13 Combustion section component .


54

Didalam inner combustion casing terdapat shaft shield


( gambar 3 ). Fungsi dari shaft shield ini ialah untuk melindungi oil
lines dan compressor drive shaft agar tidak terlalu panas. Flange
bagian depan dari shaft shield dihubungkan ke PTO assembly
dengan baut ( bolted ), sedangkan flange bagian belakang di
hubungkan ke bearing support no 3, juga dengan baut. shaft shield
ini dibungkus atau ditutup dengan insulation blanket bagian atas dan
bawah ( upper and lower insulation blanket ) lihat gambar 14

Gambar 14 Shaft shield

c) Combustion liner. Combustion liner (gambar 15) adalah


merupakan sebuah single component wheel, yang terdiri : swirl
cups , sebuah dome plate dan sebuah inner dan outer shell .
Fungsi dari combustion liner ialah untuk mencampur bahan
bakar ( fuel dan udara ) Juga untuk membantu penyalaan
( ignition ) . Udara dari compressor masuk ke combustion liner
55

melalui lubang – lubang pemasukan ( thimble holes ) dan


louvers, yang terdapat pada inner dan outer shell. Louvers
mengarahkan lapisan – lapisan udara pendingin sepanjang inner
surface dari liner , untuk mencegah liner dari api sejumlah kecil
udara dari compressor memasuki liner dome melali louvers .
Kemusian udara tersebut diarahkan ke swirl cups , ada dua
belas fuel nozzle di arahkan ( ditonjolkan ) ke swirl cups . Fuel
nozzle menyemprotkan fuel yang mengabut kedaerah antara
inner dan outer shell , dari combustion liner ,

Gambar 15 Combustion liner

Fuel dinyalakan dengan alat penyala ( ignition plug ) yang


terdapat pada combustion chamber. Louvers yang terdapat
didalam dome plate memberikan udara tambahan untuk air
fuel mixture, hal ini dimaksudkan untuk menyempurnakan
campuran fuel dan udara sehingga pembakaran menjadi
sempurna .
56

Combustion liner hanya disangga pada ujung bagian


belakang saja , hal ini di maksudkan agar liner bias memuai
dengan bebas sesuai dengan perubahan panas akibat
pembakaran . Flange bagian belakang dari outer shell dari liner
mempunyai lubang – lubang yang besar . Lubang ini
memberikan jalan udara masuk untuk mendinginkan stage 1
turbine nozzle .

Operation ( cara kerja )


Pembakaran yang baik memerlukan kondisi – kondisi
tertentu, keadaan ini meliputi kehilangan tekanan gas yang
melalui combustion chamber seminimum mungkin dan efisiensi
pembakaran yang tinggi. Engine J85–21 menggunakan sebuah
single annular type combustion chamber, yang terdiri dari inner
dan ouiter casing dan inner liner. Dalam operasi pembakaran
terjadi di dalam combustion liner basket, karena dengan adanya
thimble hole sehingga mirip dengan sebuah keranjang

Primary udara masuk ke tengah-tengah combustion liner


melalui thimble hole. Bahan bakar yang berupa kabut dipancarkan
ke combustion liner oleh dua belas flow divider fuel nozzle.
swirl cup yang terdapat di sekeliling fuel nozzle, menyebabkan
udara disekelilingnya berputar, hal ini akan membantu
pencampuran antara udara dan fuel . Fuel air mixture ini
kemudian dinyalakan oleh ignition plug / alat penyala, ignition
plug (busi) terpasang pada bagian atas dari combustion outer
casing dan menjorok / mengarah ke liner .Sesudah beberapa
saat plug / busi memberi pengapian / penyalaan pada fuel air
mixture terbakar , setelah engine hidup secara otomatis
pengapian / busi mati ( off ), energi dari hasil pembakaran ini
dipakai untuk memutar turbine wheel dan menghasilkan thrust (
gaya dorong pesawat ).
57

b Turbine section
Fungsi dari turbine adalah untuk menyerap energi panas (heat
energi) pembakaran dan kemudian dipakai untuk memutarkan turbine rotor
assembly, begitu turbine rotor berputar maka ia akan memutarkan
compressor dan engine driven accessories. Kecepatan putaran turbine
tergantung jumlah bahan bakar yang dibakar di combustion chamber.

Bagian utama Turbine section dan fungsinya masing - masing.


Turbine section (gambar 16 dan 19) terletak antara combustion section
dan afterburner section . Turbine section pada engine J 85 - 21 ini
terdiri dari sebuah two stage assembly terdiri dari empat component
utama yaitu :

Gambar 16 Turbine Section


58

a) Stage 1 Turbine Nozzle .

Gambar 17 Stage 1 Turbine nozzle .


Stator vane dari stage 1 turbine nozzle ( gambar 7 )
membentuk suatu jalan masuk gas yang berfungsi sebuah
nozzle untuk gas datang , ia mepunyai dua fungsi utama yaitu
memungkinkan gas panas dari combustion liner untuk expansi
dan mengarahkan gas tersebut ke stage 1 Turbine wheel
59

blades. Stage 1 turbine terdiri dari sebuah outer inner band, flanges
dari outer dan inner band dihubungkan dengan baut ke flange
bagian belakang dari combustion outer dan inner casing. Kedua
band (pengikat) tersebut dihubungkan satu dengan lainnya oleh
hollow stator vanes (stator vanes yang berlubang) dengan di las
(welded). pada front edge dari stator vanes ini terdapat sederetan
lubang - lubang, dan pada aft edge stator ini terdapat sederetan
slot . lubang dan slot tersebut akan dilalui udara daricompressor
yang keluar dari combustion section untuk mendinginkan stator
vanes tersebut, dengan cara membuat lapisan udara pendingin di
sekitar vanes. Pada Nozzle inner band terdapat sederetan slot
sebagai lubang masuk udara dari compressor untuk pendinginan.
Pada gambar ini slot tidak kelihatan.

Gambar 18 Flow of Cooling Air Through


Noz of Cooling Air Through Nozzles

b) Bearing area no. 3.


60

Gambar 19 Number 3 Bearing Area Component

Bearing area no 3 terdiri dari roller bearing no 3, bearing


support no 3, rear rubber seal no 3 dan seal support ( gambar no 9 )
Daerah ini ( area ) terletak pada ujung depan dan belakang dari
turbine nozzle no 1. Bearing area no 3 menahan merupakan
tempat berputarnya turbine rotor assembly. Bearing support no 3
merupakan rumah roller bearing no 3 . Pada bearing no 3 terdapat
sebuah penyemprot oli (oil ozzle) untuk melumasi bearing
( bantalan / lager ). Bearing rear support no 3 dihubungkan ke
bagian belakang dari turbine nozzle stage 1 dengan cara dibaut.
Bearing rear seal support no 3 menahan atau memegang rubbing
seal no 3 bearing insulation blanket no 3 dan rear air seal.

Bearing no 3 dan rear seal support , nozzle inner band


tingkat 1 turbine stationary seal dan permukaan bagian depan
dari turbine wheel tingkat 1 membentuk suatu daerah yang
disebut balance piston chamber ( gambar no 6 ).
61

Padanya terdapat lubang – lubang pada flange dari


bearing component no 3 . Lubang – lubang tersebut dimaksud
untuk mengalirkan udara dari compressor ke ruang balance
piston. Udara ini memberikan tekanan pada turbine wheel
tingkat 1 atau rotor Tekanan udara ini membantu untuk
membangkitkan forward thrust movement dari compressor rotor .
tenaga ini sering disebut rotor shift .

c) Turbine Stator assembly .

Gambar 20 Turbine stator assembly .

Turbine stator assembly terdiri dari sebuah turbine stator


casing, sebuah air impingement starting duck, turbine nozzle
tingkat 2, sealing shrouds tingkat 1 dan 2, dan sebuah interstage
stationary seal ( gambar no 10 ).

Turbine stator casing mengelilingi / melindungi turbine


rotor assembly . Ia terdiri dari dua bagian yang sama dan
masing – masing bagian mempunyai flange . Pada casing
bagian bawah ini dipasang air impingement starting duct . duct
ini mengarahkan aliran udara untuk starting engine ke nozzle
tingkat 2 turbine blades tingkat 2
62

Turbine nozzle 2 , sealing shroud tingkat 1 dan sealing


shroud tingkat 2 , terpasang pada slots didalam turbine stator
casing . Nozzle tingkat 2 di bagi menjadi dua bagian yang
sama dan terdiri dari sebuah outer band dan sebuah inner
band pada inner band dari nozzle tingkat dua dipasang
interstage seal dengan cara dibaut .

Sealing shrouds tingkat 1 dan 2 membentuk suatu


permukaan yang akan mengurangi kebocoran aliran gas yang
melalui ujung dari daun turbine (turbine blade tips) Nozzle tingkat 2
mengarahkan aliran udara panas ke turbine wheel blade tingkat
2. Kemudian energi ini dipakai untuk memutar turbine wheel .

d) Turbine Rotor assembly .

Gambar 21 Turbine Rotor Assembly


63

Bagian utama dari turbine rotor assembly adalah : Turbine


wheel tingkat 2, dua buah baffles dan hardware untuk perakitan
(gambar 11) Turbine wheel tingkat 1 mempunyai sebuah internal
drive spline yang terpasang pada compressor drive shaft.
Apabila turbine rotor bergerak, maka compressor drive shaft
juga akan ikut bergerak. Turbine wheel blades tingkat 1 dan 2
dimasukan/dipasang pada fir tree slots sekeliling roda turbine
(wheel) Fir tree slot adalah suatu cara pemasangan turbine
blade ke turbine wheel yang memungkin bahwa turbine blade
bisa terpasang dengan kuat dan kukuh tatapi masih
memungkinkan blade tersebut masih bisa menembang atau
memuai karena pengaruh panas Turbine blade dipertahankan
untuk tetap pada posisinya oleh locking strips Bafles dipasangdi
antara blade shanks, Fungsi baffles adalah untuk mencegah
terjadinya aliran gas yang tidak searah juga untuk mengurangi
terjadinya getaran ( vibration ) pada turbine blades ( blade
vibration ) Pada permukaan bagian depan dari turbine wheel
tingkat pertama terpasang inner dan outer labyrinth seal
dengan cara dibaut , Inner labyrinth seal pemasangannya lebih
dekat ke titik pusat dari turbine wheel Outer labyrinth seal dan
torque ring dipasang pada turbine wheel tingkat pertama
dengan baut.
Torque ring menghubungkan turbine wheel tingkat
pertama dan kedua .Turbine rotor assembly dihubungkan ke
ujung belakang dari compressor rotor shaft , hubungan ini
diperkuat dengan locknut ( turbine rotor locknut ) . Udara dari
center vent system dikeluarkan / diarahkan kealiran gas panas .
Udara ini keluarnya melalui lubang yang terdapat pada turbine
rotor locknut dan roda roda turbine ( wheels ) .

Turbine bekerja pada putaran dan temperature yang sangat tinggi.


Oleh sebab itu bisa memungkinkan perubahan pitch, perubahan bentuk
dari blade karena adanya pemanjangan ( lengthening atau stretching ).
Apabila terjadi perubahan bentuk ( lengthening atau stretching ) pada
64

blade disebut creep. Apabila terjadi perubahan pitch atau creep pada
blade ini sangat membahayakan. Oleh sebab itu maka bagian dari
turbine ini terbuat dari material ( metal ) yang istimewa, harus mempunyai
sifat-sifat yang istimewa yaitu: tahan terhadap stress, korosi, expansion
dan tahan terhadap temperature yang tinggi.
Selama beroperasi, aliran gas terbakar keluar dari combustion
chamber, kemudian masuk ke turbine section, turbine nozzle no 1( tingkat
1). Nozzle ini di bentuk mempunyai sudut tertentu oleh stator vanes.
Begitu aliran gas masuk ke turbine nozzle kecepatan bertambah, tetapi
tidak ada penurunan tekanan. Aliran udara dengan kecepatan tinggi ini
di arahkan ke turbine wheel timgkat 1 hal ini meyebabkan, turbine
wheel berputar. Kemudian aliran udara ini masuk ke turbine nozzle
tingkat 2. kecepatan udara ini bertambah lagi dan diarahkan ke turbine
wheel tingkat 2, akhirnya turbine wheel ini berputar juga. Setiap set dari
dari stator vanes suatu nozzle assembly untuk turbine wheel berikutnya,
apabila turbine wheel berputar, maka ia akan memutarkan compressor
drive shaft .

c. Afterburner section

Gambar 22 Afterburner section

Fungsi utama dari afterburner section adalah menambah gaya


dorong engine dengan menambahkan fuel untuk membakar exhaust
65

gas . Bagian – bagian utama dan fungsi – fungsi dari afterburner


section :

1) Diffuser Assembly
Fuel ditambahkan (disemprotkan) ke diffuser assembly
kepada exhaust gas yang datang dari turbine sehingga
terjadilah pembakaran kembali exhaust gas tersebut (gambar 23).
Afterburner diffuser terdiri dari : Diffuser casing, Centerbody
cone/Exhaust cone, flameholder, Diffuser liner, Main spraybar 16
dan manifold kiri dan kanan, Pilot spraybar 4 buah dan sebuah
pilot manifold, sebuah AB Igniter/AB Plug, Delapan buah
thermocouple bosses dan Thermocouple Harness 2 buah. Empat
buah radial strut dan centerbody support ( gambar 24 )

Gambar 23 Afterburner Diffuser .

Diffuser casing merupakan bagian rangka utama. Flange


bagian depan dihubungkan ke turbine stator casing dengan baut.
sebuah support ring ke sekeliling permukaan luar dari diffuser
casing. Trunion mounts dihubungkan ke support ring dan flange
66

bagian belakang pada posisi jam 3 dan jam 9. Trunion merupakan


support point untuk menahan ujung belakang dari engine pada
airframe. Di support ring pada posisi jam 12 terdapat sebuah
lubang, lubang ini dipakai untuk menahan/memegang engine pada
waktu pemasangan dan perawatan. Pada diffuser outer casing pada
posisi jam 7 terdapat sebuah boss, tempat pemasangn igniter plug
untuk afterburner, Pada diffuser outer casing terdapat enam belas
spaced pads yang sama untuk pemasangan spraybars. Untuk
pemasangan pilot spraybar terdapat empat buah pad tambahan
pada posisi jam 12, 3, 6 dan 9.

Figure 24 Diffuser component

Delapan buah boss yang mempunyai ulir / drat untuk


pemasangan harness thermocouple terletak disekeliling outer
67

casing , juga terdapat dua buah pad tingkat ke Sembilan dari


leakage air duck pada posisi jam 2 dan jam 10 . Di diffuser
casing terdapat enam belas bracket dan enam belas pasang
hangers yang digunakan untuk menggantungkan dan menyangga
diffuser liner. Pada delapan boss thermocouple terdapat 8
pasang sensing probe . Probe ini akan memberikan suatu signal
listrik ke temperature amplifier dan instrument pesawat .

Centerbody cone (exhaust cone) membentuk suatu jalan/


saluran exhaust gas, exhaust cone juga berfungsi sebagai penutup
dari turbine wheel bagian belakang. exhaust cone dipasang pada
outer casing oleh empat buah penyangga (exhaust cone support).
Penyangga ini menembus outer casing sampai ke radial struts
dan dihubungkan ke mounting pad yang terletak di luar outer
casing. Ruangan-ruangan yang sempit yang terdapat antara
centerbody cone opening, struts dan support ini memberikan
kemungkinan untuk memuai dan mengkerut pada bagian-bagian
tersebut.
Sebuah mounting bracket dipasang pada trailing edge
dari tiap strut . pada bracket dipasang empat buah lengan arm
yang menyangga flameholder. Antara casing dan liner terdapat
ruangan yang sempit untuk mengalirkan udara pendingin melewati
afterburner dan liner assembly .

Flameholder mempunyai dua fungsi, yang pertama sebagai


pilot burner dan yang kedua mengarahkan api pembakaran,
sehingga pembakan fuel air mixture menjadi sempurna .

Diffuser liner terdiri dari liner shell dimana slip rings


hanger bracket, pins, straps dihubungkan kepadanya dengan cara
di las. Bagian ini dihubungkan ke bracket dan hanger didalam
diffuser casing. Diffuser liner terpasang seolah-olah menggantung
pada casing. Dengan pemasangan seperti ini (suspension)
memungkinkan liner untuk memuai dengan bebas apabila kena
68

panas. Diffuser liner melindungi diffuser casing dari panas yang


berlebihan . Fuel diinjeksikan ke flameholder oleh pilot spraybars,
yang terpasang padaouter diffuser casing, kemudian fuel dinyalakan
oleh afterburner igniter plug. plug ini terletak pada sebuah boss
yang terletak pada bagian bawah dari outer diffuser casing
.Fuel spraybars utama menginjeksikan fuel ke aliran gas buang
(exhaust gas). Main fuel sprays terletak sedikit didepan pilot
spraybars

2) A / B Casing

AB casing dan liner assembly merupakan suatu ruang


pembakaran exhaust gas fuel air mixture . AB casing merupakan
rumah untuk liner assembly yang menggantung dari hanger oleh
batang penyangga ( support rods ) .Bagian depan dari AB casing dibaut
ke variable exhaust nozzle ( VEN ). Sebuah stiffiner ring (reinforceing )
dipasang ditengah – tengah antara ujung depan dan ujung belakang
dari casing . Pada stiffener ring ini terpasang tiga buah actuator
bracket .Tiga buah VEN actuator dihubungkan pada actuator bracket
yang berada di stifferner ring , pada bagian belakang dari casing
terdapat 12 pasang support brackets . variable exhaust housing
dihubungkan kepada 12 support bracket ini . Penyangga dan bracket
yang lain dihubungkan ke casing untuk memegang hydraulic supply
tubs dan return tubs . Disekeliling bagian dalam dari casing liner
dipasang hanger dari ujung depan sampai ujung belakang . AB liner
dihubungkan dan tergantung pada hanger ini.
69

Gambar 25 Afterburner casing dan Liner

3) A / B Liner

Aferburner liner terdiri dari empat bagian (gambar 26). Fungsi utsms
dari AB liner adalah untuk membantu peninginan. Keempat liner ini
dihubungkan satu sama lainnya dengan slip ring. Liner ini dihubungkan ke
casing dengan support rods dengan hanger bracket. Untuk mencegah
getaran pada support rods maka dipasang sebuah snuber bar. Pada liner
shell terdapat ribuan lubang-lubang kecil dan louver sebagai lubang masuk
udara pendingin sepanjang permukaan liner.
Pada bagian depan dari liner terdapat dua band yang berlubang
besar, lubang-ubang ini berfungsi sebagai screech dampener (peredam
suara) untuk mengurangi kebisingan suara engine. Kebisingan ini
disebabkan karena adanya perubahan tekanan yang tinggi didalam
afterburner. Support bracket dipasang pada bagian luar dari liner, liner
bergantung pada casing dengan hanger dan baut-baut tambahan.
Pemasangan slip joint dan hanger suspension memungkinkan liner untuk
memuai karena panas.
70

Gambar 26 Afterburner liner

4) Variable exhaust nozzle ( V E N )

Figure 29 Variable Exhaust Nozzle Assembly


VEN berfungsi sebagai tempat pengeluaran exhaust gas. VEN
dimaksud untuk mendapatkan effisiensi dan mengontrol temperature dari
exhaust gas. Apabila afterburner tidak dipakai/dioperasikan, maka lubang
pengeluaran diperkecil, dan apabila afterburner dioperasikan maka
71

exhaust nozzle diperbesar. VEN terdiri dari: sebuah housing, sebuah


actuator ring, rollers, inner dan outer leafs. Rangka utama dari VEN adalah
VEN housing. Pada bagian depan dari housing ini terdapat 12 support
bracket, yang digunakan untuk pemasangan VEN assembly ke afterburner
casing. Actuator ring dihubungkan ke inner dan outer leafs dari pada
nozzle dan menggerakannya dengan bantuan beberapa link dan roller. Tiga
buah bracket pada actuator ring dihubungkan ke ujung dari batang
penggerak (rod) dari ketiga actuator. Actuator menyebabkan actuator ring
bergerak keluar atau kedalam, hal ini menyebabkan nozzle membuka dan
menutup (lihat gambar 28).

Figure 28 Afterburner actuator .

Gambar 27 variable exhaust nozzle component


72

Bongkar Pasang Engine J 85

a. Pembongkaran Engine ( Disassembly Of Engine ).

Sebelum melaksanakan pembongkaran engine, maka kita harus


memperhatikan/mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan, keselamatan kerja,
penggunaan special tools dan penggunaan common tools, safety precoution,
engine support equipment dan urut-urutannya, sesuai dengan TO 2J-J85-136-3.
yaitu yang berisi urut -urutan procedure pembongkaran engine/disassembly of
engine. Bagian-bagian yang harus dilepas sebelum melaksanakan
pembongkaran engine antara lain :

1). Air intake adapter .


2). Dome assy untuk pemasangan pilot .
3). Buang oli yang ada di dalam tangki .
4). Melepas Afterburner assembly .
5). Kemudian engine dipindahkan ke pedestal / engine sudah dalam
keadaan berdiri kemudian engine siap dibongkar .

Tahap selanjutnya melepas Diffuser section , kemudian turbine section


dan di lanjutkan membongkar Combustion section. didalam pembongkaran
dalam pemeliharaan tingkat sedang ( Intermidiate maintenance ) di SKATEK
terbatas pada hot section saja. Dalam setiap melaksanakan pembongkaran
engine, jangan lupa kita catat dalam work sheet nama barang, part number
( P/N ), serial number ( S/N ), tanggal pembongkaran dan dibongkar oleh siapa.
Kemudian barang – barang yang sudah dilepas jangan lupa harus di beri
label dan label disesuaikan dengan kondisi barang tersebut dan kemudian
barang kita taruh pada satu tempat sehingga memudahkan untuk pengecheckan
dan pencarian atau keperluan yang lain.

b. Pemasangan / perakitan engine ( Assembly Of Engine ).

Sedangkan untuk pemasangan/perakitan engine kita mengikuti procedure


yang berlaku yaitu menggunakan TO 2J-J85-136-7 (Assembly Of Engine). Dalam
73

melaksanakan pemasangan engine ini harus lebih hati-hati dan teliti, jangan
sampai ada benda / mur atau benda yang lain masuk kedalam engine, untuk
mengambil benda tersebut kita harus bongkar engine sampai ke compressor.

Untuk pemasangan engine adalah kebalikan dari pembongkaran dan


kita harus selalu membaca T O untuk step – step / langkah – langkah yang
harus diikuti dan petunjuk apa yang harus kita ikuti dan dilaksanakan
dengan benar, sehingga tidak terjadi kesalahan yang fatal terhadap benda
atau mechanic yang mengerjakan. Setiap selesai memasang suatu barang atau
component jangan lupa untuk di catat dalam lembar kerja/work sheet nama
barang, part number (P/N), serial number (S/N), tanggal berapa dipasang, oleh
siapa, inspector dan masing-masing harus tanda tangan dengan maksud untuk
mempertanggung jawabkan pekerjaannya.Setelah component yang pertama
selesai dipasang dilanjutkan berikutnya, tetap ber pedoman kepada Tecnical
Order, sehingga semua component sudah terpasang dan rangkaian component
tersebut sudah berwujud menjadi sebuah engine kembali.

14. Pemeliharaan Turbo Jet Engine J 85

Untuk pelaksanaan pemeliharaan engine J 85 , kita berpedoman pada aturan


yang ada yaitu : BP3A (Buku Pedoman Pelaksanaan Pemeliharaan Alutsista ) dan
TOs( Technical Order ). Ditinjau dari tingkat pemeliharaan engine J 85 ada tiga
tingkat yaitu :

a. Tingkat ringan yang dilaksanakan di Skadron udara .

b. Tingkat sedang yang dilaksanakan Skadron Teknik .

c. Tingkat berat yang dilaksanakan di Depo . Untuk pemeliharaan tingkat


berat harus dikirim ke luar negeri karena TNI – AU hanya mempunyai satu
Skadron ( 12 pesawat F 5 ) .
74

Adapun pelaksanaan pemeliharaan engine J 85 yang akan di bahas adalah


pemeliharaan tingkat sedang ( Intrermidiate Maintenance ) di Skadron Teknik.
Pemeliharaan Engine J 85 tingkat sedang ada dua macam :

a. Schedule (perawatan yang terjadwal)


contoh :

1). P I ( Phase Inspection ) 400 jam terbang untuk engine J 85 - 21 A


2). P I ( Phase Inspection ) 600 jam terbang untuk engine J 85 - 21B
3). P I ( Phase Inspection ) 900 jam terbang untuk engine J 8 5 - 21C

b. Unschedule / Rectification (pemeliharaan yang tidak terjadwal/perbaikan)


Contoh :

1) TCTO ( Time Compliance Technical Order ) .


2) Kerusakan yang tidak bisa diatasi di Skadron Udara .
3) Atau kerusakan yang mengakibatkan pesawat tidak bisa terbang

Untuk pemeliharaan engine J 85, tentang pemeliharaan tingkat sedang yaitu


Phase Inspection (PI) 400 jam, 600 jam, 900 jam terbang, cara pemeliharaannya sama.
TOs yang digunakan untuk PI engine J85 adalah :

a. BP3A ( Buku Pedoman Pelaksanaan Pemeliharaan Alutsista )


b. 1F – 5E – 6WC – 4. Work card untuk Power plant .
c. 2J - J85 – 136 – 1. Instruction , General Information .
d. 2J – J85 – 136 – 2 . Engine support and equipment .
e. 2J – J85 – 136 – 3. Disassembly of Engine .
f. 2J – J85 – 136 – 4. Disassembly of sub assembly .
g. 2J – J85 – 136 – 5. Cleaning , Inspection , Repair .
h. 2J – J85 – 136 – 6. Assembly of sub Assembly .
i. 2J – J85 – 136 – 7. Assembly of engine .
j. 2J – J85 – 136 – 8. Condition Maintenance .
k. 2J – J85 – 136 – 9. Afterburner Maintenance .
l. 2J – J85 – 136 – 10. Assembly , Replacement .
75

m. 2J – J85 – I36 – 11. Rigging , adjustment .


n. 2J–J85–136–12 . Engine Test Cell, Trouble shooting, Preservation .
o. 2 J – J 85 – 136 – 94. Illustration Part Breakdown (IPB). Digunanya
mencari barang/spare part yang dibutuhkan, kemudian kita bisa mencari Serial
Number (S/N) dan Part Number (P/N ).

Dalam pelaksanaan Phase Inspection (PI) 400/600 jam terbang, dasar yang kita
gunakan adalah Work Card 1 F – 5E – 6 WC, menjelaskan tidak semua component /
bagian dari engine dibongkar, melainkan sebatas pada Hot Section Inspection (HSI)
yaitu dari combustion section sampai dengan Afterburner section. Karena engine J 85
kecil namun sangat complex dibandingkan dengan engine pesawat tempur lainnya ,
maka dalam pengerjaan cukup beberapa orang saja yaitu :

a. Ketua kelompok / NCO ( Non Comision Offiser )


b. Mechanic .
c. Trademan . / pembantu mechanic .
d. Inspector .

Karena disini dituntut ketelitian dan ketepatan maka tidak perlu banyak orang untuk
melaksanakan phase ini . Walaupun mechanic sudah hafal dalam bongkar / pasang
engine, maka TO harus selalu disiapkan ditempat kerja. Langkah-langkah dalam
pengerjaan phase (PI ) adalah sebagai berikut :

a. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang digunakan .


b. Melepas dome assy , untuk pemasangan pilot .
c. Buang oli sampai habis .
d. Remove / lepas Afterburner Assembly .
e. Engine dipindahkan kepedestal / diberdirikan .

Melaksanakan pembongkaran bagian dari engine (Dissassembly Of Engine)


tersebut sesuai dengan TO-2J–J85–136–3 Dissasembly of engine , setelah selesai
melepas satu bagian tersebut maka kita catat di work sheet ( lembar pekerjaan )
agar tidak keliru dengan yang lain yaitu : nama barang , part number ( P / N ) ,
serial number ( S / N ) T SN ( Time Since New ) , tanggal pelepasan , oleh siapa dan
76

tanda tangan . Setiap melaksanakan pekerjaan harus selalu ditulis di work sheet
Kemudian kita ambil kartu riwayat component yang dilepas tadi , untuk diadakan
pemeriksaan usia barang tersebut , ini sangat penting sebab barang tersebut ada yang
mempunyai usia / life time dan ada yang tidak mempunyai usia ( Oncondition ) Jadi
pentingnya harus mengecheck kartu component adalah untuk mengetahui usia dari
komponent tersebut masih banyak / sedikit untuk mencapai usia P I yang akan
datang, kalau masih cukup tidak masalah tapi kalau tidak cukup component
tersebut harus diganti baru , kemudian barang tersebut dikirim ke unit cleaning untuk
dicuci. Dan barang yang oncondition / O C masih baik dan bisa digunakan
berdasarkan TO 2J – J85 – 136 – 5 , bisa dipasang lagi .

cleaning
Bagian – bagian komponen yang telah dibongkar dikirim ke unit cleaning untuk
dicuci sehingga mudah mengetahui baik / buruknya barang tersebut sesuai dengan
batasan – batasan yang ditentukan . Dalam TO 2J – J85 – 136 – 5 disebutkan
procedure pencucian yaitu menggunakan bahan apa , menggunakan alat apa dan
bagaimana cara mencucinya dan ini sudah jelas untuk dilaksanakan , setelah
komponen tersebut selesai di cuci segera dikembalikan ke bengkel untuk proses
berikutnya .

Inspection / pemeriksaan

Komponen yang telah di cuci selanjutnya diadakan pemeriksaan terhadap


kerusakan yaitu : cracks , dent , dan sebagainya sesuai TO 2J – J85 – 136 – 5
.didalam TO ini juga tercantum limit / batasan cracks yang diperbolehkan .
Dalam pemeriksaan ini ada dua cara yaitu :

a. Visual check : yaitu untuk barang / komponen yang mudah dilihat /


diperiksa berdasarkan TO .
b. Non Deatructive Inspection ( N D I ) .yaitu untuk komponen yang sulit
dilihat secara visual / dengan menggunakan mata , maka sesuai dengan TO
harus diguakan alat – alat NDI , bila dikhawatirkan adanya cracks dibagian
dalam atau bagian yang tidak dapat secara jelas .
77

Repair

Apabila dalam pemeriksaan komponen ada kerusakan / cracks maka barang


tersebut di kirim ke bengkel structure repair untuk diperbaiki, untuk crack dikirim
kebengkel las

Assembly of sub assembly .

Bagian – bagian dari komponen yang telah diperiksa dan dinyatakan baik,
maka proses selanjutnya merakit kembali sesuai dengan TO 2J – J85 – 136 – 6 .
Didalam perakitan harus teliti betul – betul mengikuti procedure T O . jika salah
dalam perakitan berakibat fatal , terutama mengenai ukuran – ukuran yang
menggunakan torque meter . Setelah perakitan satu komponen selesai kemudian
diadakan pengecheckan kekurangan / kelengkapan komponen tersebut dan apa bila
dalam perakitan tidak ada kekurangan maka barang tersebut diberi label warna
kuning untuk memudahkan pengontrolan selanjutnya.Kemudian kita lanjutkan untuk
pemeliharaan komponen yang lainnya sesuai procedure dan batasan – batasan
yang berlaku sampai semua komponen / bagian dari engine mendapatkan
pemeliharaan .

Assembly of Engine

Dengan telah selesainya perakitan semua bagian Engine ,selanjutnya


pemasangan tiap tiap bagian berdasarkan T O 2J – J85 – 136 – 7 . setelah semua
bagian Engine sudah dipasang dan ujudnya sudah menjadi engine yang utuh
kemudian dilanjutkan melengkapi yaitu, kabel – kabel , pipa – pipa , dan perlengkapan
yang lainnya .
Untuk menghidari kekurangan / salah pasang diadakan cross check untuk
mengurangi kesalahan dan apabila menemukan kesalahan / kekurangan, maka
dicatat dan kemudian diserahkan ke ketua kelompok / NCO untuk diadakan
pembetulan . kemudian kalau semua sudah beres kemudian engine dikirim ke
Engine Test Cell beserta WO untuk dilaksanakan ground running .
78

Engine test cell / test stand

Sesuai dengan fungsinya tugas engine test cell adalah melaksanakan


pengetesan / pengujian terhadap engine yang telah selesai menjalani pemeliharaan/
phase inspection maupun engine yang mengalami kerusakan. Sebelum dilaksanakan
ground run procedure yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :

a. Rigging : yaitu melakasakan penyetelan – penyetelan sebelum engine


di test sesuai T O 2J – J 85 – 136 – 11 , gunanya untuk menyesuaikan kondisi
engine pada waktu ground run.

b. Washing : setelah engine selesai di rigging , maka proses selanjutnya


adalah washing , washing dilaksanakan untuk engine yang selesai P I .
Tujuan washing adalah untuk membersihkan bagian dalam engine /
compressor blade , turbine blade dan komponen yang lainnya dari kotoran –
kotoran seperi grease, oli , dan kotoran kotoran lain , agar dalam pengetesan
nanti tidak banyak mengalami hambatan .
Prosedure washing yang harus diikuti missal bahan apa yang digunakan
untuk washing (sabun ) air dan waktu yang ditentukan , berapa kali disemprot
dengan sabun / air . untuk sabun dua kali dengan interval waktu 45 menit ,
setelah 30 menit kita bilas dengan air sampai bersih minimal dua kali
dengan interval waktu 15 menit dan yang terakhir enginen di blowing agar
sisa air didalam engine betul betul bersih . Kemudian dipasang pada test
stand untuk dilengkapi sambungan / conection sesuai dengan check list dan
engine siap ground running .

Ground running .
Untuk melaksanakan pekerjaan ini memerlukan beberapa personil antara
lain:
a. Operator ( didalam kabin ) .
Tugasnya ialah untuk melaksanakan ground running sesuai dengan T
O 2J – J 85 – 136 – 12
79

b. Pembantu operator ( didalam kabin ).


Tugasnya adalah membantu operator untuk mencatat semua kejadian /
hasil pengetesan selama ground run berlangsung .

c. Ground man ( diluar kabin ) .


Pembantu operator yang berada diluar kabin yang tugasnya
melaksanakan perintah operator dalam melaksanakan penyetelan – penyetelan
dan mengawasi situasi sekitar engine , kebocoran - kebocoran dan yang lainnya
selama ground run berlansung .

15. Soal – Soal Latihan

a. Jelaskan prinsip dari Jet Engine dan Sejarahnya (10) !


b. Sebutkan dan Jelaskan bagian-bagian besar Jet Engine J-85 dan fungsinya
(20) ?
c. Apakah yang dimaksud dengan engine cold section dan engine hol section
(20) ?
d. Sebutkan bagian besar / komponen-komponen dan fungsinya dari (30)

- Compressor
- Combustion Chamber
- Turbine
- After Burner
- Nozle

e. Jelaskan system pemeliharaan engine J-85 yang dilaksanakan di TNI AU


(10) !
f. Jelaskan langkah-langkah bongkar pasang engine J-85
80

BAB IV

TURBOPROP ENGINE

16. Tujuan Instruksional : Agar siswa dapat menjelaskan Turboprop Engine


yang diberikan dengan benar.

17. Sub Pokok Bahasan :

a. Engine Turboprop T-56-7/15


b. Bagian besar Engine Turboprop T-56-7/15
c. Prinsip Kerja Engine Turboprop T-56-7/15
d. Pemeliharaan Engine Turboprop T-56-7/15
e. QEC (Quick Engine Change)
f. QEC Kits
g. Soal – Soal Latihan

18. Engine T-56-7/15. Pada bab Turboprop Engine ini kita mengambil contoh dari
engine T-56-7/15 pada pesawat Hercules. Dibawah ini gambar Prototype engine
Hercules tetapi tanpa Reduction Gear (RG). Sedangkan Engine T-56-7/15 pada engine
hercules (Gambar 2 dan 3) lengkap dengan Reduction Gear nya. Engine ini di overhaul
di Sathar 31 Depo 30 Abd Rahman Saleh Malang. Jika pesawat yang ada di Skadron
Udara 31 atau 32 dinyatakan perawatan, maka engine diturunkan dari sayap pesawat
lalu dikirim ke Depo pemeliharaan 30 Sathar 31engine masih lengkap dengan QEC-nya,
dilepas QEC-nya di Bengkel PPM (Bengkel Perlengkapan dan Bengkel Percobaan Motor
disingkat Bengcobmot), dan enginenya dilepas di Bengmotaks (Bengkel Motor dan
Accessory). Engine ini dalam keadaan ” US ” .artinya rusak setelah selesai perawatan
dinyatakan engine” S ” dan siap di kembalikan ke Skadron Udara untuk digunakan lagi .
Seperti tersebut dari namanya, maka engine ini mempunyai propeller. Perbedaan
utama dari turbojet engine adalah propeller dan reductin gear. Kalau turboprop power
yang dihasilkan oleh turbine sebagian besar dipakai memutarkan propeller untuk
menghasilkan thrust, hanya sebagian kecil gas ( exhaust ) yang dijadikan tenaga dorong,
karena tujuan utama turbine untuk memutarkan propeller. Untuk itulah roda turbinnya
81

ditambah menjadi 4 tingkat. Dengan adanya penambahan ini, maka turbine berputar lebih
sempurna untuk memutarkan propeller beserta compressor dan accessory drive housing.

Gambar 2 Prototype engine T-56-7/15


82

Gambar 3 T56 Turboprop Engine


Keuntungan-keuntungan turboprop engine:

a. Fuel consumtion lebih sedikit .


b. Pemakaian landasan yang pendek
c. Suara tidak terlalu keras dan bising

19. Bagian besar Engine Turboprop T-56-7/15. Bagian-bagian utama turboprop


adalah propeller, reductiongear, torquemeter assy, compressor, combustion chamber, dan
turbine serta accessory drive housing .

a. Turbine. Rangkaian turbine adalah untuk meneruskan atau merubah


energi panas (thermal) yang dihasilkan oleh combustion chamber ke energi gerak
(mekanik) guna menggerakan compressor dan accessory drive housing dan
propeller untuk menghasilkan thrust dan sebagian kecil tenaga dorong yang
dihasilkan oleh gas buang (exhaust). Turbine dibuat dari bahan yang tahan
terhadap bermacam-macam perubahan seperti panas, getaran, putaran, dan
tekaan tinggi juga than karat yang disebabkan karena panas.
83

Gambar 4 Turbin Unit Assembly

Gambar 5 Turbine Unit


Bagian-bagian rangkaian turbine adalah :

1) Turbine Inlet Casing dan Thermocouples (18)


Turbine Inlet Casing berfungsi mengarahkan gas masuk kedalam
turbine assembly juga tempat memasang turbine vane tingkat pertama,
roller bearing nomor 3, dan 18 thermocouples. Fungsi thermocouple adalah
mengukur gas yang akan masuk ke turbine yaitu Turbine Inlet Temperature
(TIT) dan dikirim ke indicator gauge pada bagian depan, dibautkan ke
combustion outer casing dan inner casing, serta ke liner casing.
84

Gambar 6 Turbine Inlet Casing dan Thermo Couple

2). Turbine Vane Casing

Gambar 8 Turbine Vane Casing

Meneruskan dan mengarahkan gas dari ruang pembakaran ke daun-


daun turbine rotor dan mempercepat aliran gas, sehingga mendapatkan
energi dengan baik. Membentuk dinding luar yang mengelilingi turbine rotor
dan rangkaian vanes. (gambar 6). Juga merupakan rumah dari turbine
nozzle tingkat 2, 3, dan 4 serta rumah dari stage 1, 2, 3dan 4 turbine rotor.
Empat stage, tipe reaksi turbine rotor dilihatkan pada ganbar 9 dan 10.
Empat stage diperlukan untuk mengambil cukup energi untuk memutar
85

compressor, accessories dan propeller. Turbine rotor disanggah pada ujung-


ujungya masing-masing oleh sebuah bearing untuk melancarkan putaran
dan bagian depan menempel pada bagian belakang dari compressor.
Pendukung bearing belakang terpasang diujung belakang turbine
pendukung bearing bagian belakang menahan roller bearing nomor 4.
Turbine bearing belakang turbine rear oil scavenge pump support dan
pembungkus bagian dalam exhaust cone

3). Turbine Rotor assembly


Mempunyai 4 buah roda (wheels) turbine dan 3 buah specer.
dipasang diantara roda-roda itu. roda-roda dan spacer itu disatukan oleh
sebuah “Tie Bolt“. Daun-daun turbine dipasang ke roda secara spline untuk
menghindari daun-daun lepas dari roda sebelum daun-daun dipasang,
ditimbang lebih dulu agar mendapatkan keseimbangan putaran yang baik .

Gambar 9 Turbine Rotor Assembly


86

Gambar 10 Reaction Type Turbine Rotor

4). Turbine Rear Bearing Support & Turbine Rear Oil Scavenge Pump.
Turbine Rear Bearing Support dan Turbine Rear Oil Scavenge Pump.
Turbine Rear Bearing Support menyanggah bearing belakang dan roda
turbine .Juga tempat memasang turbine rear oil scavenge pump dan tempat
memasang inner exhaust cone .pada bagian dalan turbine rearing support
dipasang strut assy .Untuk menyanggah rear bearing support. Strut tersebut
bagian dalamnya berongga, kecuali ujung luar yang dipasang pada
lingkaran dalan dari pada bearing support strut tersebut dibuat sedemikian
rupa sehingga dapat menahan bila terjadi getaran, dan pengembangan yang
diakibatkan oleh panas, bila terjadi ketegangan yang disebabkan oleh
pengembangan panas. maka akan dibagi rata keliling, dimana strut itu
dipasang atau dilas, selain fungsi strut tersebut diatas, juga membantu
meluruskan arah gas yang keluar dari turbine, dan juga tempat lewatnya
udara pendingin yang diambil dari bleed air. Sedangkan inner cone, juga
membantu mengarahkan aliran gas yang keluar dari turbine, mencegah
turbullance dan tempat circulasi udara pendingin pada bagian turbine.
87

Gambar 11 Rear Bearing Support


Ada kaitanya dengan turbine unit adalah compressor dan accessory
drive housing Energi panas yang dihasilkan oleh combustion chamber atau
thermal energy ke mechanical energy [energi panas dirubah menjadi gerak
dalam hal ini rotation {putar}], putaran turbine karena satu shaft dengan
compressor dan accessory drive housing, yang selanjutnya bagian ini
disebut cold section.

b. Compressor
Compressor (gambar 12) berfungsi menyediakan udara ke ruang
pembakaran dengan cara mengisap udara luar dari 14,7 psi menjadi 140 psi, yang
bertekanan tinggi dan kecepatan sedang. Rangkaian compressor terdiri dari 4
bagian utama : air inlet, Vane Casing, diffuser dan accessory drive housing.
acceleration bleed valve. 8 (delapan) buah acceleration bleed valve dipasang pada
compressor housing. Fungsinga ialah untuk mencegah campressor stall.
88

Gambar 12 Axial Flow Compressor Assembly

1). Compressor Air Inlet Casing.


Compressor Air Inlet Casing digunakan untuk mengarahkan arus
udara masuk ke kompressor. Compressor itu mempunyai 8 lubang
penunjang penopang untuk mengalirkan udara panas untuk anti-icing dari
stage 14, dan merupakan dudukan dari compressor bearing no 1, dan juga
sebagai sambungan torque shaft dengan compressor. Merupakan ”One
piece Casting”, sebagai tempat memasang drive box accessory drive
housing. Mempunyai 8 buah struts yang berongga didalamnya untuk
membagi ruangan air inlet 8 bagian yang sama, disamping sebagai
penyanggah strut juga sebagai lewatnya udara panas sebagai anti icing
yang diambil dari compressor tingkat 14 udara panas tersebut masuk
melalui dua horizontal strut yang posisinya jam 9 dan 3. Pada dua horizontal
strut, dipasang anti icing valve yang berguna mengirim dan mengatur udara
anti icing yang menuju ke strut dan extension shaft housing. Jalur hubungan
kedua valve tersebut disebut balance line.
89

Gambar 13 Compressor Air Inlet Casing

Pada air inlet housing, juga terdapat tempat sambungan compressor


shaft. Pada sambungan shaft tersebut, bagian depan memakai roller, dan
bagian belakang memakai ball bearing. Pada bagian belakang dari air inlet
housing dipasang anti icing inlet vane. gunanya ialah mengarahkan udara
langsung pada daun-daun rotor tingkat pertama. juga menghalangi semua
FOD (Foreign Object Damage) atau benda-benda asing yang akan masuk
ke compressor dan merusaknya, serta menghilangkn udara yang berputar.
Udara ditekan masuk ke anti icing ke anti icing inlet ke assembly, melalui
ujung-ujung dari inner dan outer vane yang berongga. Pada trailing edge
dari tiap-tiap vane {daun] dibuat celah atau lubang kecil untuk dilalui udara
panas, yang diarahkan ke kompressor Untuk memanasi compressor agar
tidak terjadi es bagian depan dari air inlet housing dipasang sensing phrobe
gunanya untuk mengukur {detect} tekanan dan temperatur udara yang
masuk ke compressor. ini dihubungkan ke fuel control, dan kerja sama untuk
mengatur fuel flow.
90

2). Compressor Housing / Vane Casing.


Fungsinya ialah untuk menutupi rotor dan tempat memasang stator
vane. Pada bagian dalamnya terdapat aluran sebanyak 13. untuk
memasang stator vane. Compressor casing terdiri dari 4 belahan casing,
stator vane assembly dan 8 buah accelleration bleed valve. Pada bagian
dalam dipasang vane untuk mengalirkan udara agar tepat mengenai sudut
daun-daun rotor assembly. Pada antara compressor rotor dan stator, terdapt
celah untuk menghindari kebocoran udara melalui celah tersebut, maka
ditutup dengan metal yang lembek.

Gambar 14 Compressor Housing

3). Accelleration Bleed Valve.


Ada 8 buah acceleration bleed valve dipasang pada compressor
housing berfungsi mencegah compressor stall. Acceleration bleed valve
terdapat pada the fifth 4 buah dan tenth stage 4 buah. Adapun cara kerjanya
yaitu ia membuka dan menutup dikontrol oleh tekanan udara. Pada waktu
membuka dikontrol oleh tekanan udara dari tingkat masing-masing, pada
wuktu engine star ia membuka dan mengeluarkan sebagian udara dari
compressor, untuk menghindari stall ia tetap akan membuka selama rpm
engine dibawah 94% atau 13 000 rpm. Bila kecepatan engine sudah diatas
13 000 rpm. maka flyweight menggerakan speed sensitive valve yang
dihubungkan udara luar. pada saat itu pula valve yang dihubungkan dengan
tingkat 14 compressor terbuka, dan udara dari compressor tingkat 14
91

menutup acceleration bleed valve karena tekananya lebih tinggi dari pada
tekanan yang dari 5 dan 10 .

Gambar 15 Accelleration Bleed Valve

Compressor stall adalah keadaan dimana aliran udara didalam


compressr terganggu atau sama sekali berhenti. ini disebabkan oleh
tekanan udara didepan turbine lebih tinggi dari pada tekanan campran yang
belum terbakar. sehingga udara seolah-olah akan kembali lagi ke
compressor. Compressor stall bisa terjadi kapan saja, akan tetapi
kemungkinan besar terjadi pada waktu start. Stall bisa terjadi pada seluruh
compressor, atau hanya sebagian saja, Compressor ”surge” adalah
compressor stall yang hanya terjadi pada sebagian dari compressor saja.
ada waktu terjadi stall, rotor blade tidak bisa memberi udara yang cukup ke
combustion chamber. Waktu starting, kecepatan bertambah terus, untuk itu
fuel juga bertambah terus, akan tetapi udara yang dari compressor tidak
cukup, maka tekanan gas didepan turbine {sebelum masuk turbine} lebih
tinggi dari pada tekanan udara tekanan udara yang dikeluarkan oleh
compressor. Maka terjadilah tekanan yang membalik {aliran uadara
terganggu} atau ”compressor stall” untuk menambah ini kecepatan pada
waktu starting tidak boleh terlalu cepat {tiba-tiba} untuk menghindari hal
tersebut, maka compressor engine T-56-7/15 dilengkapi acceleration bleed
92

valve. Dibelakang dari cpmpressor housing dipasang 2 exit guide yang


ginanya untuk mengarahkan udara masuk ke combustio chamber.

4). Compressor Rotor Assembly.


Fungsinya Compressor Rotor Assembly ialah menyedot udara luar
dan memampatkanya kemudian mengalirkan ke combustoin chamber.
Compressor rotor terdiri dari 14 roda {wheel} yang disatukan antara satu
dengan yang lainya dengan ”long tie bolt”. Dibagian depan disanggah oleh
roller bearing, yang dipasang pada sumbu roda compressor depan. Sedang
yang bagian belakang disanggah ball bearing yang dipasang pada sumbu
sumbu roda compressor belakang. Daun-daun dipasang pada roda secara
”dove tail” dan dikunci oleh sebuah pin daun.

Gambar 16 Compressor Stages


93

Gambar 17 Compressor Rotor


Adapun keuntungan dari axial flow compressor : high peak efficiency,
frontal area kecil straight air flow, dan penambahan pressure tiap tingkat
tanpa kehilangan efficiency. Dan kerugianya efficiency terbatas pada
rotational speed range yang kecil, sukar membuatnya, mahal, berat dan
starting pewer yang besar .

Gambar 18 Dove Tail

Adapun cara kerjanya sebagai berikut : pada waktu rotor berputar,


udara ditekan dan dilemparkan, mengenai tepat pada sudut daun-daun dari
stator, dan udara tersebut memantul. Kembali daun-daun dari rotor menekan
dan melemparkanya. Sampai kejadian tersebut berulang sampa 14 x.
Sesuai dengan jumlah tingkat dari compressor tersebut udara dinaikan
tekananya sampai kurang lebih 9x. pada tingkat pertama compressor,
tekanan udara kurang lebih 14,7 psi dan pada tingkat 14 menjadi kurang
lebih 140 psi. Tetapi pada indicator hanya menunjuk 125 psi, serta
94

temperatur kurang lebih 370 derajat celcius. Pada compressor axial flow,
udara dilemparkan sejajar dengan shaft dari compressor itu sendiri .

Gambar 19 Kerja Rotor dan Stator

5). Diffuser Assy .


Fungsinya disamping untuk mengurangi kecepatan udara dan
menambah tekananya, juga untuk mengarahkan udara yang dikeluarkan
oleh compressor ke combustion chamber dan letaknya antara bagian
belakang compressor dan bagian depan combustion chamber, tempat roller
bearing dan penyanggah shaft compressor rotor juga mengeluarkan udara
untuk keperluan pnumatic system pada pesawat. Pada bagian belakang 6
buah fuel nozzles pada posisi jam 2, 4, 6, 8, 10 dan 12 dan memanjang
sampai combustion liner. Diffuser mempunyai 6 struts, 4 diantaranya dapat
dilalui udara yang diambil dari inner diffuser case 2 diantaranya 1 ditujukan
untuk memberi udara panas pada compressor bleed air duct. Dan yang ke
empat ditujukan pada starting bleed control valve, anti icing engine dan
speed sensitive valve.

6). Accessory Drive Housing.


Fungsi dari pada accessory drive housing sebagai tempat beberapa
gear untuk menggerakkan component accessory drive housing melalui
accessory drive shaft, imi diambil dari sambungan compressor shaft, melalui
95

accessory main drive shaft dan air inlet housing strut, posisinya yang
menuju ke connection compressor shaft.

Gambar 21 Accessory Drive Housing Assembly (Front Side)


96

Gambar 20 Accessory Drive Housing Assembly

Adapun accessory drive housing yang digerakan atau diputar


dibagian depan accessory adalah main pressure and scavenge oil pump,
speed sensitive control dan speed sensitive valve. Sedangkan yang bagian
belakang adalah fuel control, coordinator, external oil scavenge pump, fuel
pump dan high pressure fuel filter. Fungsi component bagian depan :

(1) Main pump . Terdiri dari dua pompa yaitu main pump untuk
memompa oli ke seluruh system dan scavenge pump untuk mengisap atau
menarik kembali oli dari system .

(2) Speed sensitive control. memparalelkan pada fuel pump. sehingga


banyak fuel yang diberikan untuk pembakaran menghidupkan ignition
/pembakaran pada waktu rpm engine 16 % memberikan kerja pada fuel
pump kembali dan mematikan ignition rpm engine rpm 65 %. Dan pada rpm
engine 94 %, bekerja sama dengan temperature datum valve mengatur
pemakaian fuel dengan sempurna sesuai dengan yang diinginkan oleh
engine.
97

(3) Speed sensitive valve . Untuk menutup/mengontrol accelleration


bleed valve pada waktu putaran engine diatas 94 % atau 13.000 rpm .

Sedangkan fungsi accessory bagian belakang adalah

(1) Fuel Control .

(a) Memberikan bermacam-macam aliran fuel untuk


menselaraskan antara tenaga engine sudut dalam baling-balimg dan
putaran engine.

(b) Mengatur jumlah fuel yang dikirim selam penambahan


kecepatan, untuk mennghindari temperature yang berlebihan turbine
inlet.

(c) Mengontrol pengurangan jumlah fuel flow selama


pengurangan kecepatan untuk menghindari flmeout.

(d) Mengntrol kecepatan diluar batas dari propeller, governor


(control)

(e) Melindungi/menjaga engine selama overspeed dengan jalan


mengurangi aliran fuel .

(f) Bekerja sama dengan temperature datum valve mengontrol


aliran fuel. Selama engine start untuk menghindari over temperature
dan compressor surge
98

Gambar 22 Accessory Drive Housing Assy ( Rear Side ).

(2) Coordinator control, berfungsi menselaraskan antra baling-baling


(Prop), electronic temperatur datum control dan fuelcontrol.

(3) Fuel Pump, berfungsi untuk mengirim fuel ke low pressure fuel
filter, dan 2 buah gear pump yang mengirim fuel ke high pressure fuel filter
yang berfungsi untuk menyaring fuel, dan dikirimkan ke fuel control dan fuel
enrichment valve.

c. Combustion chamber Section.


Combustion chamber section tempat bercampurnya fuel dan udara, dan
tempat pembakaran campuran yang menghasilkan gas panas untuk memutar
turbine Ada 3 macam type combustiom chamber yaitu : can, annular , dan
canannular .
99

1) Can Type.

Gambar 24 Combustion Chamber Can Type .

Type ini tiap-tiap ruang pembakaran diatur .tempatnya mengelilingi


badan engine. Pada tiap-tiap ruang pembakaran mempunyai outer casing
sendiri-sendiri jumlah ruang pembakaran 6 -16 dan dilengkapi fuel nozzle
dan hanya 2 atau 3 yang dilengkapi igniter. Tiap-tiap ruang pembakaran
dihubungkan demgan csossover tube untuk menyalurkan nyala api dn
menyamakan tekanan gas pada tiap-tiap ruang pembakaran.

2) Annular Type .
Bentuk ini, sesuai dengan namanya berbentuk lingkaran yang hanya
mempunyai satu ruang pembakaran serta mempunyai satu outer dan inner
casing

3) Can Annular Type .


Mempunyai tempat pembakaran yang terpisah-pisah, tetapi tetapi
dikelilingi 1 outer dan 1 inner casing atau ruang-ruang pembakaran berada
pada antara outer dan inner casing. Pada engine T–56 pesawat C-130
Hercules memakai tipe combustion chamber can anular. Component utama
antara lain : Outer Casing, Combustion Liner (6), Inner casing dan Nozzles
100

(6) Igniter dan Burner Drain Valve.Nozzles dipasang tiap-tian liner bagian
depan dan Igniter pada posisi nomor 2 dan 5, serta 4 buah dummy.

Gambar 25 Combustion chamber can anular type.

Gambar 23 Igniters

a) Outer Casing.
Menutupi ruang pembakaran (liners), Penyangga antara
diffuser dan turbine Igniter memberikan api pada wuktu permulaan
saja. Dua buah burner drain valve, posisi jam 6 untuk membuang
sisa-sisa fuel yang tidak terbakar waktu engine dimatikan yang cara
kerjanya valve-valve ini akan membuka karena tekanan per pada
101

waktu engine tidak bekerja, dan menutup pada waktu engine hidup
karena tekanan udara sekitar 1-4 psi.

Gambar 27 Combustion Outer Casing


102

b) Combustion Liner.

Gambar 28 Combustion Liners

Pada Combustion Liner, Enam buah liners dikunci 6 nozzles


pada bagian depan dan dan turbine inlet casing pada bagian
belakang. Pada waktu engine bekerja ke 6 ruang pembakaran ini
dikelilingi oleh udara dari compressor sebagai pendinginan. Hanya
25% dari udara yang di hasilkan oleh compressor sebagai canpuran
bahan bakar. Ruang pembakaran dibagi 3 : primary section, second
section, dan transition section. Pada primary fuel dan udara dicampur
udara masuk melalui lubang-lubang kecil yang terdapat pada convex
dome atau bagian depan dari ruang pembakaran. dibelakang lubamg-
lubang tersebut dipasang baffle plate, untuk membelokan udara yang
103

masuk ke ruang pembakaran tepat pada waktu itu pula fuel


disemprotkan ke udara tersebut dan bercanpur perbandingan antara
udara : fuel adalah 15:1.

Gambar 26 Burner Drain Valve

4. Reduction Gear (RG).


Fungsi utama RG adalah untuk merubah putaran tinggi dengan tenaga
rendah yang dihasilkan dari power unit menjadi putaran rendah denga tenaga yang
besar guna keperluan kerja dari Propeller. Bagian utama : front casing dan rear
casing. Front casing sebagai kedudukan propeller shaft sedangkan rear casing
merupakan rumah dan dudukan dari safety coupling dan 5 buah engine accessory :
AC generator, hydraulic pump, oil pressure pump, pneumatic starter dan
tachometer generator. Roda untuk menurunkan putaran tersebut dibagi 2 tingkat.
Pertama torque (power) diterima dari power unit melalui tprque shaft dan safety
coupling ke pinion input gear dan main drive gear. Gambar Pada penurunan tingkat
kedua torque (power) diterima oleh main drive gear diteruskan oleh sun gear,
planetary gear, dan selanjutnya ke propeller shaft.
104

Gambar 29 Reduction Gear

Gambar 30 RG Accessories
105

Gambar 31 RG Oil Pressure System

Gambar 32 Torquemeter Assembly and Tie Strute


106

Torquemeter berguna untuk menghubungkan power unit dan RG serta


mentransfer besarnya torque dari power unit ke RG juga untuk mengukur besarnya
torque dari engine Torquemeter Assy. Gambar terdiri dari inner shaft (torque shaft)
dan outer shaft (reference shaft) dan tersambung menjadi 1 dibagian belakang,
sedang bagian lain terpisah. Torqueshaft disambungkan ke compressor extension
shaft dan safety coupling. Torquemeter housing berfungsi sebagai penyanggah
antara power unit dan RG. Tie strut dan torquemeter housing perlu ke akuratan
untuk menjaga kelurusan antara power unit dan RG dan diperlukan tanbahan
penguat untuk membantu menstabilkan RG dan untuk itu 2 buah tie strut yang
dihubungkan dan terpasang kuat antara power unit dan RG.

5. Propeler
Fungsi propeller adalah untuk merubah engine shaft horse power atau
torque (tenaga putar) dari engine pada porosnya menjadi engine thrust hourse
power (tenaga tarik atau tenaga dorong dari engine yang biasa kita sebut thrust ).
107

Gambar 33 Propeller Gambar 34 Basic Propeller Part.

Bagian – Bagian Propeller

a. Leading Edge : Bagian tepi depan dari propeller yang langsung


memukul /membelah udara yang pertama.

b. Trailing Edge : Bagian tepi belakang yang merupakan lawan dari leading
edge.

c. Blade Shank : Bagian yang tebal yang biasanya bulat dari propeller serta
terltak dekat akar dari propeller .
108

d. Blade butt : Bagian dari propeller yang tertanam didalam barrel atau biasa
kita namakan akar dari propeller .

e. Blade Tip : Bagian paling luar atau ujung dari propeller .

f. Thrust Side : Bagian sisi dari propeller yang rata .

g. Chamber Sideb : bagian dari propeller Blade yang menjorok / melengkung


ke dalam

h. Dome : bagian depan dari propeller dan diletakan mechanisme untuk


merubah sudut dari baling-baling .

i. Barrel : Merupakan suatu silinder yang memegang prop shaft agar prop
blde tersebut terpasang pada dudukanya .

j. Pump Housing : (tidak terlihat) berguna untuk rumah dari pompa-pompa


guna menghasilkan tekanan oli atau hydraulic untuk perubahan sudut baling-
baling.
109

(a)

(b)
109

Gambar 35. a. Propeller, Blade, Barrel nad Shaft


b. Proportion of Propeller Blade

Gambar 37 Propeller Thrust


110

Gambar 38 Major T56 Propeller Component

Gambar 41 Propeller Components


111

Gambar 39 Propeller Control Assembly

Gambar 40 Retaining Nut and Snap Ring


112

20. Prinsip Kerja Turboprop Engine. Compressor menarik udara luar sekelilngnya
dan memampatkanya dari 14,7 sampai 140 psi. Compressor ini menghasilkan udara
panas dan bertekanan sebagai bekal untuk pembakaran di combustion chamber, disini
dicampur udara dan fuel dan membakarnya oleh igniter. Gas panas yang dihasilkan
combustion chamber digunakan untuk memutarkan turbine. Turbine ini merubah energi
panas (thermal energy) ke energy mekanik (mechanical energy) dalam hal ini tenaga
putar atau rotation atau juga torque. Putaran turbine diikuti shaft dengan compressor,
RG, dan propeller maka propeller berputar dan menghasilkan thrust apabila sudut
propeller (+) dan apabila 0 derajat neutral dan apabila ( - ) revers .

21. Pemeliharaan Turboprop Engine. Untuk melaksanakan kegiatan


pemeliharaan diperlukan adanya suatu tempat pemeliharaan yang disesuaikan dengan
macam/beban kerja yang dihadapi. Tempat tersebut diperlengkapi dengan sarana
pemeliharaan yang memenuhi persyaratan tertentu dan mahal. Dengan demikian
pendayagunaannya perlu dilakukan secara efektif dan efisien dengan cara mencegah
terjadinya duplikasi kemampuan. Cara tersebut adalah melaksanakan sentralisasi
penempatan di satuan-satuan pemeliharaan sesuai dengan tempat dan macam
pemeliharaan yang dilaksanakan.

a. Skadron Udara. Merupakan tempat pelaksana pemeliharaan tingkat ringan


dengan peralatan yang bersifat umum. Komandan Skadron bertanggung jawab atas
terselenggaranya kegiatan ini yang biasanya wewenang pelaksananya dilimpahkan
kepada Kasihar/Dan Flighthar Skadron.

Kegiatan yang dilaksanakan antara lain adalah :

1) Kegiatan di Flight line berupa penyiapan/pemeriksaan Pesawat


sebelum dan sesudah terbang termasuk pemeriksaan hariannya.

2) Kegiatan Dock berupa serving, penggantian komponen secara


terbatas, perbaikan terbatas serta pemeliharaan terjadwal/tak terjadwal
lainnya yang termasuk kategori pemeliharaan tingkat ringan.
113

3) Bagi skadron Udara yang mempunyai kemampuan pemeliharaan


tingkat sedang terbatas, disamping melaksanakan pemeliharaan tingkat
ringan juga melaksanakan pemeliharaan tingkat sedang terbatas. (contoh
Skadron 31, Skadron 32, Skadron 12, Skadron 12, Skadron 14 dan lain-
lain).

b. Skadron Teknik. Adalah tempat pelaksanaan pemeliharaan tingkat sedang


terhadap Pesawat Terbang dan komponennya dengan peralatan yang bersifat umum
dan spesialis secara terbatas. Komandan Skadron Teknik bertanggung jawab atas
kelancaran kegiatan.

c. Depo Pemeliharaan. Depo Pemeliharaan adalah tempat pelaksanaan


kegiatan pemeliharaan tingkat berat dengan peralatan yang bersifat umum spesialis
secara lengkap. Depo Pemeliharaan yang dimiliki TNI-AU dan selalu
dibina/diupayakan sebagai pusat kemampuan pemeliharaan adalah :

1) Sathar 31. Berada dibawah Depo Pesbang 30 yang bertugas


menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan Pesawat Terbang tingkat berat

2) Sathar 15. Berada dibawah Depo Pesbang 1 yang bertugas


menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan Pesawat Terbang tingkat berat .

22. Q E C (Quick Engine Change). Fungsi QEC atau yang kita sebut sehari-hari
naccelle adalah untuk menempatkan dan melindungi bagian dari engine dan component
beserta systemnya. QEC juga menyanggah dudukan dari RG dan engine power unit.
Semua dari engine component yang terpasang di QEC, dinamakan QEC Kits. Kits ini
dapat dipasang atau dilepas dari sayap dengan mudah dan tidak memakan waktu
terlampau lama bersama-sama dengan dudukan dari QEC.
Apabila engine dilepas dari QEC beberapa component harus dilepas dan biarkan
tetap berada dalam QEC .sampai engine terlepas dari QEC atau dilepas apabila perlu.
Component – component itu seperti :
114

a. Lord Mount. Terpasang pada bagian depan dari QEC dan berada disebelah
kanan dan kiri dan berguna untuk menyanggah RG dan pada strukturnya .

b. Rear Engine mount. terpasang pada bagian belakang QEC diatas dari engine
fire wall collar. Dudukan ini berguna untuk memegang power unit pada QEC.

c. Engine Fire Seal. Engine fire wall terletak di bagian belakang engine yaitu
turbine dan berguna untuk memisahkan antara cold section dan hot section .

d. Engine fireseal Collar. menyanggah engine firewall dan membantu


memisahkan cold and hot section.

Gambar 43 QEC Component


115

Dibawah ini sebagian contoh dari QEC kits:

Gambar 44 Overheat Warning Detectors

23. QEC Kits. Component Oil System pada QEC dan termasuk QEC Kits:

a. Oil System . Oil tank ditempatkan diatas yang berada ditengah-tengah


dari engine QEC .dari tangki ini oil akan dialirkan melalui saringan yag berbentuk
scupper yang merupakan persediaan oli secara gravitasi kecil pump .
mempunyai kapasitas 12 gallon serta 7,5 gallon ruang udara .

b Oil pressurizeng valve. Fungsi dari oil pressurizeng valve adalah untuk
memberikan tekanan oil yang berada pada oil tank.sehingga aliran yang terus
menerus untuk power unit dan reduction gear unit senangtiasa dapat dimaintain.oil
tank pressurizing valve mempunyai vent pada ovebort drain.
116

c. Engine fuel heater and strainer.Engine fuel heater and strainer akan
merambatkan panas dari oil ke fuel yang akan dipakai untuk engine tersebut untuk
menghindarkan es pada bagian-bagian dari fuel system.

d. Oil Cooler . Untuk mendinginkan oli , dan sebagai kedudukan dari oil
cooler regulator valve yang akan mengatur oli yang masuk juga menghindarkan
tekamam yang mendadak .

e. Oil Pressure Transmitter . Ada 2 transmitters yaitu untuk power


section dan RG . Alat ini mengirimkan tekanan oli pada indicator yang
berada di cockpit .

f. Oil temperature control thermostat . Mengirimkan suhu dari oli ke oil


cooler regulator untuk mengukur banyaknya oli yang perlu didinginkan .

g. Oil Shut Off Valve . sebuah motor listrik dari oil shut off valve
terpasang pada oil sump gambar Power membuka dan menutup valve dan
bisa dilihat pada handle . Pada keadaan normal dimana fire emergency handle
pada posisi close (in) dan open(out) .

h. Oil Temperature Bulb . Pada outlet line dan akan mengirimkan


temperature dari oil yang hendak dipakai oleh engine dan RG .

i. Oil Tank Sump . ada drain Valve yang berguna mengedrain oli
117

Gambar 45 QEC Assembly Oil System Component Location


118

Gambar 46 Oil Tank Components

Oil pressure pada power unit yaitu : main oil pump untuk memompa engine ke
seluruh system. Pressure regulating valve untuk membypass oli dari filter kembali ke
pressure element inlet dan untuk mengatur tekanan oli yang akan dipakai.
119

Gambar 47 Power Uit Oil System Components


Oil Pressure pada RG , pompa ini adalah spur gear type dengan output kapasitasnya
17,5 gallon setiap menit. Ini memompa ke seluruh component-component RG.

Gambar 48 Reduction Gear Unit Pressure Oil System Components


120

Gambra 49 Reduction Gear Unit Scavenge Oil System Components


Component Fuel System pada QEC
121

Gambar 50 Fuel System Component (Power Unit)

Fungsi dari engine fuel system adalah untuk memberikan jumlah fuel yang benar
bagi ruang bakar pada saat berbagai macam kondisi operating dari engine. Pemberian
jumlah bahan bakar yang benar dari engine sangat diperlukan guna mengontrol suhu dari
engine dan juga untuk menghindarkan engine mati. Pemberian fuel secara terpisah
sangat diperlukan untuk tiap-tiap engine di pesawat terbang. Fuel diterima oleh engine
dari engine naccelle (QEC) yang dikirimkan oleh aircraft fuel system (sayap pesawat).
Component-component dari engine fuel system ditempatkan dipower unit dan naccelle,
122

tetapi semuanya berfungsi menjadi suatu kesatuan. QEC Fuel System Component dan
Fungsinya adalah:

a. Fuel Heater and Strainer. Alat ini menerima fuel dari aircraft fuel system ,
disini fuel akan disaring dan dipanaskan oleh engine oil yang habis dipakai untuk
melumasi engine dan untuk menghindarkan terjadinya es pada fuel , dan fuel
diteruskan ke dual fuel pump yang berada di accessory drive housing .

Gambar 51

b, Temperature Datum Control. Gambar Alat ini berguna untuk mengolah


suhu udara yang lewat inlet dari turbine dan akan mengirimkan data tersebut ke
temperature datum valve, yang akan menambah dan mengurangi fuel sesuai
dengan signal yang diberikan oleh thermocouple dari TIT.

c. Dual Fuel Pump. pompa sentrifugal yang akan mengirimkan fuel ke low
pressure fuel filter dan dua buah pompa gear type yang akan mengirimkan tersebut
ke high pressure fuel filter.
123

d. Low Pressure Fuel Filter. Menerima fuel dari dual fuel pump dan akan
menyaring fuel tersebut kemudian akan meneruskanya ke high pressure fuel filter
melalui dua buah gear pump di duel fuel pump.

e. High Pressure Fuel Filter. Menerima fuel dari dual fuel pump yang
sebelumnya sudah disaring low pressure fuel filter. disini fuel akan disaring
kembali dan selanjutnya dikirimkan ke fuel control atau fuel enrichment valve .

f. Fuel control. Menerima fuel darri high pressure fuel filter dan mengatur
jumlah fuel yang diperlukan dan kemudian meneruskan fuel tersebut ke engine
temperature datum valve .

g. Fuel Enrichment Valve. Fuel akan melewati valae ini dari high pressure
fuel filter dan diteruskan ke fuel manifold pada waktu starting engine saja .

h. Temperature Datum Valve. Menerima fuel dari fuel control dan kemudian
mengatur kembali sesuai dengan jumlah yang diperlukan kemudian meneruskanya
ke fuel manifold. bila jumlah fuel yang diberikan terlampau banyak jumlah sisanya
akan dikembalikan ke fuel control. Hanya jumlah fuel yang diperlukan saja yang
dikirim ke fuel flow meter. Alat ini bekerja sama dengan thermocouples.

i. Fuel Manifold. Fuel dari flowmeter dan meneruskan ke fuel nozzles. Bila
engine dimatikan fuel yang tersisa dikeluarkan manifold drain valve .

j. Nozzles.Menabutkan fuel ke combustion chanber .

k. Coordinator. Mengkoordinasikan jumlah fuel untuk engine sesuai dengan


suhu dari engine untuk diteruskan ke TD valve . signal hasil koordinasi
tersebut bersama-sama dengan signal dengan TD Control akan memberitahu TD
valve sebagaimana jumlah fuel yang harus diberikan untuk keperluan engine .
124

24. Soal – Soal Latihan

a. Terangkan tentang combustion chamber !


b. Bagaimana cara kerja burner drain valve ?
c. Ada berapa combustion chamber ? dan jelaskan masing-masing type !
d. Sebutkan fungsi utama RG !
e. Sebutkan bagian utama RG !
f. Terangkan guna torquemeter assy. !
g. sebutkan fungsi utama propeller !
h. Sebukan dan jelaskan bagian-bagian propeller !
125

BAB V

TURBO SHAFT ENGINE.

25. Tujuan Instruksional. Agar siswa dapat menjelaskan tentang Turbo Shaft
Engine dengan benar.

26. Sub Pokok Bahasan :

a. Turbo Shaft Engine


b. Bagian – bagian besar Engine Makila 1 A 1 / 1 A 2
c. Prinsip kerja Engie Makila 1 A 1 / 1 A 2
d. Bongkar pasang Engine Makila 1 A 1 / 1 A 2 / teori
e. Pemeliharaan Engine Makila 1 A 1 / 1 A 2
f. Soal-Soal Latihan.

27. Turbo Shaft Engine.

Turbo shaft Engine ini sebenar nya adalah turbo Jet engine yg di gabungkan /
ditambahkan di bagian belakang Engine : Free ( power ) Turbine, untuk memutarkan
receiver ( Main gear box ) yg di hubungkan dgn Rotor .
Sedangkan Turbojet engine adalah disebut juga Gas Turbine Engine yg menggunakan
sebuah Exhaust untuk memperoleh daya dorong yg dihasilkan dari proses pembakaran
yg memutarkan Turbine dan menggerakkan Compressor serta Engine Accessories.
126

Sedang kan Gas Turbine Engine adalah hampir sama dengan Piston Engine
( reciprocating Engines ) yg memampatkan udara , mencampur fuel dan udara untuk
pembakaran yg menghasilkan gas bertekanan shg menghasilkan Tenaga gerak.
Turbo shaft Engine banyak digunakan pada engine pesawat Helicopter, Type / model
engine nya bermacam macam.
Turbo shaft Eng ini menggunakan aliran udara axial bahkan gabungan axial dan radial
dengan menggabungkan prinsip free turbine.
Engine nya dilengkapi dengan system control aliran bahan bakar untuk menjaga putaran
dari pada free / power turbine pada kecepatan tertentu secara otomatis dengan
mengubah aliran bahan bakar nya bertambah / berkurang selain menggunakan control
throttle.
Control otomatis nya adalah untuk mencegah terjadi nya :

a. Compressor stall.
b. Turbine overtemperature, overspeed.
c. Combustion flame out.

Dilengkapi juga Emergency control system digunakan bila FCU system otomatis tidak
bekerja / rusak ( fail ).
Starter terletak di nose engine , berfungsi untuk memutarkan gas generator rotor dan
engine accessories pada sa’at engine starting . Engine sendiri dipasang menghadap
kedepan yang di ikat oleh mouting bolt ke fuselage pesawat .
127

Bagian bagian besar Turbo shaft engine adalah :

a. Air intake.
b. Compressor.
c. Combustion chamber.
d. Compressor / Gas generator Turbine dan Free / power Turbine.
e. Exhaust.

Juga mempunyai Accessories Section atau Accessory Case sbg tempat spt Pupm , starter
, Generator dls yg menggerakkan ber macam-macam Engine Systems

a. Air intake Adalah jalan masuk nya udara luar ke Compressor

b. Compressor Adalah menghasilkan udara yg bertekanan sebelum masuk ke


Combustion Chamber.

Ada 2 macam Compressor :

1. Axial Flow Compressor. Aliran udara nya sejajar dengan engine.

2. Centrifugal Compressor. Aliran udara nya berputar atau keliling


engine.

c. Combustion Section Adalah tempat dimana udara dan fuel bercampur


kemudian terbakar.
Proses pembakaran mulai terjadi nya pd satu Chamber , dan ke lain chamber
melalui tubes ( pipa ) yg di sebut Crossover tubes atau Inter Connector.
Combustion Section terdiri dari : Combustion Chamber atau Cans yg terdiri dari :
Outher Combustion Chamber, Inner liners, Igniter Plug, Crossover tubes dan Fuel
nozzle.
128

Ada 3 macam Combustion Chamber :

1) Can combustion chamber.


2) Annular combustion chamber.
3) Can Annular combustion chamber.

d dan e. Compressor / Gas generator Turbine dan Free / power turbine Section.
Generator turbine adalah menghasilkan tenaga mekanik hasil merubah tenaga
panas / kenetik untuk memutarkan compressor dan accessories drive.
Free turbine adalah merubah tenaga kenetik yg menjadi tenaga mekanik dan Gas
dari compressor turbine tersebut sebelum di buang ke Exhaust diarahkan ke Free /
Power Turbine yg di hubungkan ke drive shaft , gear box untuk memutarkan main
dan tail rotor.
Turbine Assembly menurut kegunaan nya ada 2 yaitu :
Stator  turbine nozzle / Turbine guide vane ( yg diam / arah kan udara )
Rotor  turbine wheel ( yg ber putar / yg menerima aliran udara )
Turbine bisa single maupun multi, yg berarti mempunyai dua atau lebih pasangan
Stator dan rotor.

e. Exhausht Section.
Exhausht Cone / Collector adalah tempat untuk mengarahkan keluar nya gas dari
turbine ke udara luar.

Accessories Section : adalah suatu tempat tertentu yg di gunakan suatu engine


untuk menampung shafts, gears, pumps, dsb
129

28. Bagian – Bagian Besar Engine Super Puma Makila 1A 1/ 1 A 2 ( Makila


Module )
130

Untuk Engine Makila 1 A 2 module pebedaan nya hanya pada module 3 dan 4 digabung
dan penomeran module nya tidak berubah, yaitu tetap 1 ; 2 ; 3 dan 5 .
Sedangkan Bagian – bagian besar Engine Makila 1 A 1 / 1A 2 adalah :
131

a. Air Intake .
b. Axial Compressor .
c. Centrifugal compressor .
d. Combustion chamber .
e. Generator turbine .
f. Free / Power turbine .
g. Exhaust.
h. Power Transmission Shaft / output Shaft.
i. Accessory Drive / accessory box .
132

a. Air Intake. Air Intake Casing terbuat dari light alloy dimana air / udara
masuk ke engine melalui depan air intake casing tsb dengan aliran udara / Air flow
G = 5.5 kg/s. Air intake casing termasuk bagian besar engine module yaitu
module M01.
Bagian bagian nya :

1) Oil tank .
2) Accessory Support .
3) Accessory Drive .
4) Inlet cone .
133

b. Axial Compressor. Adalah menghasilkan udara yg bertekanan sebelum


masuk ke Centrifugal compressor, Udara masuk melalui air intake duct , antara
blades daripada axial compressor dengan hasil velocity / kecepatan nya akan
bertambah , kemudian udara akan mengalir melalui diffuser vane ( karena bentuk
nya divergent ) sehingga didapat pressure / tekanan nya yang bertambah.
134

Udara akan mengalir ke stator vanes yang terakhir kemudian melalui sebuah
annular duct baru ke centrifugal compressor.
Air flow : 5,5 kg / sec ( 12,1 lbs / sec )
Air outlet pressure : 340 kPa ( 49,3 PSI )
Air outlet temperature : 150 degress C ( 302 Degress F )
Max N1 rotation speed : 34650 RPM, ACW.

Axial compressor terdiri dari 3 axial stages termasuk bagian besar engine module
yaitu module M02 , yang terletak di dalam counter casing yang dihubungkan
dengan Module M03 oleh sebuah Tie-bolt terhadap rotor dan oleh sebuah ring nut
terhadap Stator.
Bagian bagian nya :

Bagian yang bergerak :

1) 3 Axial wheels, disc terbuat dari titanium sedangkan blades terbuat


dari solid.

2) 2 half shafts di hubungkan dengan bolt ke 2nd stage wheel.

3) 1st dan 3rd wheels tersusun satu shaft dan diikat dengan nuts.

4) Front bearing ( Rollers ).

5) Rear bearing ( Roller ).

Bagian yang tidak bergerak :

1) Diffuser pada 1st dan 2nd adalah sebuah deret terdiri dari vane
tersusun divergen yaitu untuk mengarah kan aliran udara.

2) Diffuser pada stage ke tiga dan ini bukan termasuk Axial compressor
module melain kan generator module M03.
135

3) A ring nut menghubungkan module M02 dan module M03.


136

c. Centrifugal compressor. Cetrifugal compressor terdiri hanya satu stage,


dan termasuk dalam bagian besar engine module yaitu gas generator engine
module / M03 , adalah sama fungsinya dengan axial compressor , menghasilkan
udara yang bertekanan sebelum masuk combustion chamber , udara dari axial
compressor masuk melalui antara blades dari pada centrifugal compressor, stage
pertama diffuser vanes , sebuah elbow , stage kedua diffuser vanes baru kemudian
masuk ke combustion chamber dan centrifugal compressor .
Bagian bagian nya :
Bagian – bagian yang bergerak ;

1) Centrifugal wheel adalah sebuah disc terbuat dari titanium alloy yang
mempunyai beberapa blades terbuat dari solid.

2) Sebuah coupling sleeves untuk memutarkan axial compressor.

3) Sebuah curvic coupling yang menghubungkan centrifugal fuel


injection wheel.

4) Sebuah tie-bolt sebagai penghubung rotating component.

Bagian bagian yang tidak bergerak :

1) Compressor front cover dipasang pada turbine casing dengan sebuah


ring yang di baut.

2) Diffuser assembly terdiri dari stage pertama dan stage kedua diffuser
( Radial dan Axial stator vanes ).
137

d. Combustion chamber . Combustion chamber adalah suatu tempat dimana


udara dan fuel bercampur kemudian terbakar yang terletak terjadi di dalam Turbine
casing dan masih dalam golongan Gas generator HP turbine module.
138

Di dalam combustion chamber , udara yang bertekanan dibagi menjadi 2 aliran


yaitu : Primary air flow akan bercampur dengan fuel untuk pembakaran dan
secondary air flow untuk pendinginan dari pada gas yang terbakar.
Primary air flow bercampur dengan fuel dan terbakar di dalam combustion chamber
antara dua swirl plate yang temperature nya mencapai sekitar 2500 degress C
( 4532 degrees F ).
Secondary air flow mengalir melalui orifices dari pada mixer unit , untuk
mendapatkan pembakaran yang stabil, pendinginan dari pada gas yang terbakar
,serta pengiriman panas ke turbine.
Kecepatan putaran compressor wheel adalah juga sama dengan putaran dari pada
gas generator .
Macam nya : Annular combustion chamber with centrifugal fuel injection.
Perbandingan fuel dengan udara = 1: 15
Total perbandingan fuel dan udara = 1 : 45
Turbine inlet temperature = 1180 degress C ( 2156 degress F ) .
Bagian bagian Combustion chamber, yaitu :

1) Outer part , termasuk front swirl plate dan mixer unit.


Front swirl plate dilengkapi dengan calibrated orifices untuk saluran daripada
primary air flow yang berhubungan dengan mixer unit dengan special rivet.
Mixer unit dilengkapi dengan calibrated orifice untuk saluran dari pada
secondary air flow yang di pasang pada inner flange of turbine casing
dengan dibaut, juga terdapat 4 lubang saluran untuk start injector dan
ignition plugs.

2) Inner part temasuk rear swirl plate dan shroud.


Rear swirl plate dilengkapi dengan calibrated orifices untuk saluran dari
pada bagian kedua dari pada primary air flow.
Shroud mengelilingi shaft yang dibaut dengan turbine nozzle guide vanes.
Outer dan inner terbuat dari special alloy.

3) Fuel injection system terdiri dari : Fuel inlet union, inner fuel injection
tube, fuel distributor dan centrifugal injection wheel.
139

Injection wheel dipasang dengan menggunakan curvic couplings antara


compressor dan turbine shaft.
140

e. Gas generator turbine . Gas generator turbine adalah merubah energi panas
hasil pembakaran menjadi tenaga mekanik untuk memutarkan compressor dan
bermacam macam acessories.
Gas yang terbakar akan melalui turbine nozzle guide vanes, kecepatan gas akan
bertambah karena convergent , kemudian akan mendorong blades dari pada
turbine sehingga akan memutarkan turbine wheels.
Turbine inlet temperature = 1180 degress C ( 2156 degress F )
Turbine outlet temperature = 800 degress C ( 1472 degress F )
Putaran maximum N1 = 34650 RPM, ACW.
Setelah itu sisa gas akan memutarkan juga power turbine.
Turbine ini mempunyai dua stage yaitu axial flow turbine , yang di tumpu oleh Gas
generator rear bearing ( roller bearing ).
Bagian – bagian nya :
Bagian bagian yang bergerak :

1) Turbine wheels , masing masing terdiri dari sebuah disc dan


terpasang fir-tree single crystal blades.
Pada bagian pertama wheel, di coupled / digabungkan oleh sebuah curvic-
coupling pada shaft untuk menghubungkan turbine ke compressor. Pada
bagian belakang Wheel yang ke dua , di coupled / digabung kan oleh curvic-
coupling pada sebuah shaft yang di belakang.
Kedua turbine disc di coupled / digabungkan kemasing masing oleh sebuah
curvic-coupling.

2) Bagian belakang dari pada shaft di tumpu oleh sebuah roller bearing,
dan di lengkapi Rotating labyrinths seal.
Turbine wheel assembly digabungkan oleh sebuah tie-bolt.

Bagian bagian yang tidak bergerak :

1) Turbine nozzle guide vanes yang termasuk juga containment shield


dan intermediate diffuser.
141

2) Stage pertama nozzle guide vanes yang terdapat sebaris lubang dari
pada vanes yang dibaut ke combustion chamber inner part dan ke
containment shield.

3) Containment shield adalah rumah dari pada turbine wheels dan


melindungi serpihan yang disebabkan / jika terjadi turbine failure ( kerusakan
pada turbine ).
Containment shield dibaut ke stage kedua nozzle guide vanes dan ke inner
mouting flange dari pada nozzle guide vane casing.
142

f. Free / power turbine. Power turbine adalah merubah gas yang dihasilkan
oleh gas generator menjadi tenaga mekanikal power dan termasuk dalam module
M05 yang mempunyai 2 stage axial turbine.
Gas dari gas generator akan mengalir melalui nozzle guide vane, kemudian ke
blades dari pada turbine wheels yang menyebabkan wheel berputar , kemudian
gas akan di buang keluar melalui exhaust pipe.
Turbine inlet temperature = 800 degress C ( 1472 degress F ) .
Kecepatan putaran = 22962 RPM at 100 % , ACW .
Tenaga yang dihasilkan 1300 kW ( 1742 Shp ) .

Bagian bagian yang bergerak :

1) Turbine wheel terdiri dari sebuah disc dengan fir-tree mounted blades
yang ditumpu oleh 2 bearings : depan Roller bearing dan belakang Ball
bearing yang dilengkapi dengan labyrinth seals.

2) Bagian belakang dari pada shaft disebut power drive yang juga
dipasang ponic wheels untuk mengukur kecepatan.
143

Bagian bagian yang tidak bergerak :

1) Nozzle guide vanes yang juga adalah sebuah deret yang terdiri dari
vanes.

2) Power turbine casing adalah rumah dari pada M03 yang di


hubungkan dengan a ring of bolt dan bagian atas juga terdapat Identification
plate.

3) Bearing housing ( rumah bering ) yang dipasang di dalam inner hub


of casing , stage pertama nozzle guide vane yang dipasang di intermediate
diffuser dari pada M03.
144

g. Exhaust pipe. Gas hasil pembakaran setelah melalui free / power turbine
di buang keluar melalui exhaust pipe dengan masih menyisakan sedikit thrust .
Exhaust pipe terpasang pada rear mouting flange dari pada power turbine casing
dengan menggunakan sebuah clamp. Exhaust ini tidak termasuk dalam engine
module dan bisa di pasang bolak balik , maksud nya bisa dipasang di engine kiri
maupun kanan . Gas temperature nya mencapai sekitar 570 degress C ( 1058
degress F ) .
Exhaust pipe adalah sebuah sheet metal assembly yang terbuat dari stainless steel
, venturi extension dari pada exshaut pipe mempercepat ventilasi/ angin angin /
pendinginan dari pada engine compartment. Mempunyai sebuah lubang / drain
pada bagian bawah bertujuan untuk membuang sisa sisa fuel pada sa’at engine
Stop / shut down. ( system drain nya : sistem ventilasi dengan airframe collector
karena bentuk venturi ketika engine Running ).
Terdapat juga a heat shield yang terpasang diantara exhaust pipe dan rear
mounting tube untuk melindungi tube terhadap perambatan panas.
145

h. Power transmission Shaft / output drive. Output drive berada di rear


flange dari pada free turbine shaft, yang memindahkan power dari pada free
turbine ke receiver ( MGB ) daripada helikopter melalui sebuah Flexible shaft
( bendix type ) .
Bendix shaft adalah sebuah fleksibel coupling yang termasuk didalamnya
diaphragms assembled by welding ( electron beam welding ), juga dilengkapi
dengan dua sleeves untuk melindungi shaft jika terjadi rusak / patah.
Linking tube terdapat dua orifices untuk sensor kecepatan dan a central cardan
( which allow small displascement ) untuk toleransi pemasangan yang tidak terlalu
tepat.
Linking tube digunakan sebagai pemasangan rear engine mounting.
Flexible coupling terbuat dari steel diaphragms assembled by welding ( electron
beam process ), dan mempunyai sifat-sifat tahan terhadap :

1) beban puntir krn putaran .


2) Perubabahan panjang karena pemuaian .
3) Perubahan bentuk sudut perputaran karena tidak senter.
146

i. Accessory Drive / accessory box. Accessory drive terletak pada bagian


atas dari pada air intake casing dan di putar oleh sebuah bevel gear yang dipasang
pada depan dari pada axial compressor .
Accessory drive untuk memutarkan daripada engine accessories pada saat engine
starting dan engine normal running.
147

Engine starting
Pada saat engine start, starter motor akan memutarkan accessory gear box
kemudian gas generator assembly, compressor akan memampatkan udara masuk
ke combustion chamber untuk starting sequency continous. ( tahap starting system
berlanjut )
Pada saat self sustaining speed (+- 45 % N1), power listrik ke starter motor
otomatis akan mati kemudian free wheel disengaged ( melepas starter )
Starter memutarkan drive gear melalui free wheel, terdapat ponic wheel untuk
signal N1.
Kecepatan = 24376 RPM, ACW.

Engine normal running


Gas generator akan memutarkan accessory gear train melalui bevel gear yang
terletak di depan aksial compressor.
Bagian-bagian yang diputar oleh accessory adalah :
Ponic wheel : untuk signal daripada kecepatan N1
Centrifugal breather : untuk memisahkan uap air. Terdiri dari dari double gear.
Kecepatannya 5572RPM CW.
Oil pump : untuk pompa oil system kecepatannya 4366 RPM ACW
Fuel control unit : untuk mengatur dan mengirimkan fuel sebagai pembakaran
kecepatannya 4366 RPM ACW.
Note :
The gear rotation direction are given looking at the front face the engine.
148

Rotating Assembly – Bearings. Engine dilengkapi dengan beberapa bearing ,


tempat , macam dan kegunaan nya adalah sbb :

1) Gas generator dipasang 4 bearings .


2) Free turbine di pasang 2 bearings .
3) Kegunaan bearing sebagai tumpuan menahan beban axial maupun
radial dan di lumasi dengan sistim pelumasan yang menggunakan Sealing
untuk menjaga kebocoran system pelumasan ( pressurized labyrinth seals
opposed abradable layers .
149

Material Manufacture
150

29. Prinsip kerja Engine Makila.

Penjelasan singkat tentang engine Makila 1A 1 dan 1 A 2.


Engine Makila 1 A 1dan 1 A 2 dipasang dipesawat Helicopter AS 332 Super Puma L 1
ataupun L 2, tiap pesawat di pasang dua engine yang bekerja ber sama2 untuk
memutarkan Rotor Blade.Terletak di engine compartment dengan posisi di depan Main
gear box Compartment dipisahkan dengan fire walls yang terbuat dari fire proof enclosure
dan removable cowling untuk memudahkan pengecekan ke engine , juga terdapat lubang
151

lubang ventilasi yang berhubungan dengan udara luar sehingga temperature engine tetap
terjaga pada level yang ditentukan pada masing masing zone.
Engine dipasang ke airframe pesawat dengan beberapa support , engine mounting yaitu :

a. Front  Two brackets on the counter casing.


b. Rear  Lingking tube
c. Three legs  one at the front, two at the rear.

Kemudian di engine terdapat juga Lifting rings :

a. Front  Integral with the rear cover of the tank .


b. Rear  bolted to the flange of the power turbine casing.

Armada TNI AU yang menggunakan Pesawat ini adalah Skadron 6 Ats Bogor dan
Skadron 17 Halim P Jakarta.

Perkembangan Engine Makila .

Engine Makila 1 A 2 adalah hasil dasar penelitian dan pengembangan lain engines :

a. Generasi Engine pertama : ASTAZOUS , ARTOUSTE , dan TURMO .


b. Generasi Engine kedua : ARRIEL , MAKILA .

MAKILA 1 A 2 adalah sebuah perubahan dari MAKILA 1 A , Kelebihan nya adalah


peningkatan Performance dari pada engine dan biaya perawatan lebih murah.
Basic version : tahun 1979 .
First production engine : tahun 1980 .
MAKILA 1 A 1 : tahun 1985 .
MAKILA 1 A 2 : tahun 1988 .
MAKILA 1 A 2  - 1 : Type
- A : Variant
- 2 : version
152

PERBANDINGAN POWER ENGINE

ASTAZOUS : 500-1000 Shp


ARTOUSTE : 400-800 Shp
TURMO : 1500-1600 Shp
ARRIEL 1 : 650-700 Shp
MAKILA 1 A : 1700-1800 Shp
Makila 1 A 2 : 2000 Shp

Engine data .
Type Engine : Free turbine Turboshaft Engine with rear direct power drive , buatan
Turbomeca France.
Power : 1300 kW class ( 1742 Shp )
Type compressor : Axial 3 stages dan Centrifugal 1 stage Compressor .
Type combustion chamber : Annular .
Putaran engine : searah jarum jam . ( clock wisa dilihat dari depan ) .
A digital fuel flow governor system yaitu menjaga putaran Free turbine constant / tetap
dgn reaksi kerja dari pada putaran gas generator. Dilengkapi jg dgn manual governing
control jika system tsb tdk bekerja.
Automatic starting mechanism dan dilengkapi juga dengan manual jika sistim tsb tidak
bekerja.
Berat engine kosong ( bare engine ) : 176 kg.
Berat engine keseluruhan ( total weght ) : 243 kg.

Bahan bakar / fuel yang di gunakan .

a. Mil - T - 5624 / JP 4
b. Avtur + FSSI ( fuel specific integrated ice ).
153

Lubrication / Pelumasan oli yang di gunakan.


Mobil Jet II

Prinsip kerja Turbo shaft Engine.


Pada prinsip nya Kerja Turbo shaft Engine hampir sama dengan turbo jet engine, Turbo
jet engine menggunakan turbine yang digerakan oleh air pressure ( udara yang
bertekanan ) yang berasal dari sebuah alat yang disebut Starter ( Gas turbine
engine kecil )
Air pressure menggerakan turbine wheel dan turbine memutarkan compressor ,
karena turbine dan compressor satu as ( shaft ) sehingga apabila turbine berputar
maka compressor juga akan berputar , kejadian ini akan berlangsung terus –
menerus apabila sudah terjadi pembakaran diruang bakar / combustion chamber .
Jadi untuk jelasnya cara kerja Turbo Shaft Engine Makila 1A1 / 1A2 adalah sebagai
berikut : Electric Starter berputar , maka akan memutar kan Accessory drive dan
accessory drive akan memutarkan shaft dari pada compressor turbine, karena
compressor dan turbine satu shaft , maka compressor juga ikut berputar , karena
154

perputaran dari pada compressor , akan menyebabkan udara terhisap masuk melalui air
intake dan dimampatkan melalui tiga stage axial compressor dan satu stage centrifugal
compressor , kemudian udara hasil pemampatan dibakar bersama fuel di ruang
pembakaran ( combustion chamber ).

Adapun proses terjadinya pembakaran adalah sebagai berikut :


Control lever pada posisi start , maka akan terjadi :

a. fuel akan membuka dan mengalir melalui fuel nozzle untuk disemprot kan ke
combustion chamber.

b. Secara bersamaan ignition akan hidup ,sehingga akan terjadi pembakaran di


combustion chamber .

Pada Rpm kurang lebih 45 % secara otomatis Ignition akan off dan starter juga cut off
( self sustaining speed / engine bisa hidup dengan sendirinya ).
Pada engine Makila putaran engine ditentukan sebagai berikut :

a. Idle rotation speed Ng : 65 % 21000 Rpm.

b. Gas generator rotation speed-Maximum rotation speed Ng : 101,4 % 33600


Rpm. (100 % 33200 Rpm ) .

c. Free turbine rotation speed -Nominal Nf : 23000 Rpm

Karena turbo shaft adalah basic jet engine yang di tambah kan di belakang nya Free
turbine untuk menggerakkan Receiver ( Main gear box untuk menggerakkan Rotor ),
maka sisa hasil pembakaran yang melalui gas generator turbine juga di gunakan untuk
memutarkan Free turbine sebelum dibuang keluar melalui Exshaust.
Disini putaran dari pada Free turbine disingkat dgn Istilah Nf. Putaran free turbine ini di
pertahankan constant oleh putaran Gas generator turbine yang mendapat input dari
control collective yang berhubungan ke anticipator yang diatur secara otomatis oleh :
155

ECU (Electronic Control Unit) Makila Box / DECU(Digital Engine Control Unit) , yaitu suatu
alat untuk mengontrol dan memonitor Engine system, Yang diantara nya mendapat input
dari : Nf / Free Turbine dan Ng / compressor Turbine.
Mechanical Power yang digunakan engine untuk memutarkan Helicopter rotor melalui
sebuah mechanical Transmission , dengan perbandingan untuk memutarkan sbb :

a. main rotor sekitar 82 % .


b. tail rotor sekitar 10 % .
c. Main gear box sekitar 8 % .

Engine dan Rotor blade Pesawat dihubungkan melalui Bendix shaft ke Main gear box , ke
main rotor head baru menggerakkan rotor Blade, untuk ke tail rotor dari main gear box ke
drive shaft ke Intermidiate Gear Box ( ini merubah sudut yang di hubungkan dengan
Incline Shaft ke tail gear box ), baru memutarkan tail rotor. Pada putaran Ng 5700 Rpm /
17 % , Rotor blade sudah mulai berputar .
Adapun cara kerja dan fungsi masing – masing bagian telah dijelaskan didepan
pada bagian – bagian besar engine makila 1A1 dan 1A2 dengan jelas .
Untuk Ground Run engine pesawat helicopter harus dengan penerbang .

30. Bongkar Pasang Engine Makila I A


Pembongkaran Engine ( disassembly of Engine ) .
Sebelum melaksanakan pembongkaran engine , maka kita harus mempersiapkan
peralatan yang dibutuhkan , keselamatan kerja , penggunaan tools dan safety precaution
equipment.
Chapter 71 Maintenance Manual adalah referensi untuk Removal and Installation
( bongkar dan pasang ) Engine dari pesawat. Bagian bagian yang harus dilepas sebelum
di bongkar melaksanakan pembongkaran engine Antara lain :

a. Engine attachment rods.


b. Linking tube.
c. Starter cable .
d. FCU Flexible Control.
e. P2 Pipe.
f. Fuel union.
156

g. Grouding Braid.
h. Junction Box.

kemudian engine di pindahkan ke Engine Stands dengan posisi berdiri ( Vertical ),


kemudian engine siap di bongkar.

Tahap selanjut nya Engine bisa dilepas per module.


Chapter 72 Maintenance manual adalah referensi Removal and Installation of Engine
Module .
157

Langkah langkah Yang dilaksanakan adalah :

- Disassembly.
- Cleaning.
- Inspection.
- Investigation.
- Repair atau Overhaul.
- Installation / Assembly ( of engine and accessories ).
- Test.

Untuk tahap ini Skadron Udara 17 belum diperbolehkan melepas karena Skadron Udara
adalah Perawatan ringan dan masih dalam garansi pabrik ( Kontrak PBH : Power By Hour
dengan Segneg ) . hanya di perbolehkan mengganti bagian2 kecil saja seperti : remove
and Install FCU; Bleed Valve; Starter; oil Pump.

Istilah istilah :

Overhaul
158

Adalah dilaksanakan apabila engine / module telah mencapai batas TBO ( Time Between
Overhaul ) atau Operating hour atau Cycles.

Repair
Adalah dilaksanakan apabila engine atau module Unserviceable.

TBO biasa digunakan untuk engine, module, dan accessories.


Component life limits adalah komponen tertentu ( mainly rotating part / bagian utama yang
bergerak ) yang ditentukan waktu nya jika tercapai waktu / umur nya harus diganti.
Counting of hour and cycles.
Cycle adalah …mm chapt 5..

Maintenance cycle.
The maintenance cycle is based upon the running hours of the engine or calendar life.
The basic frequency is fixed at 500 hours or 24 months (first limit reached). A non-
cumulative tolerance of + 50 hours or krg lbh 1 month applies to that frequency.
However, some procedures or inspections have different time intervals.

Contoh contoh TBOs.


Engine and Module in hours.
Accessories : Fuel Control Unit ; engine TBO or 10 years.
Semua accessories tergantung kondisi, consumable atau repairable.

Contoh Life Limit .


Bagian bagian utama yang bergerak :
Axial compressor rotor : 13000 cycles.
Centrifugal compressor rotor : 10000 cycles.
Turbine wheels : 6000 cycles .

31. Pemeliharaan Turbo Shaft Engine Makila 1 A


Ditinjau dari tingkat pemeliharaan engine Makila 1 A , ada tiga tingkat di TNI AU yaitu :

a. Tingkat ringan yang dilaksanakan di Skadron udara .


159

b. Tingkat sedang yang dilaksanakan Skadron Teknik .

c. Tingkat berat yang seharus nya dilaksanakan di Depo, untuk sementara


dikirim keluar negeri karena Engine Makila 1 A yang di pasang Di pesawat Super
Puma masih dalam kontrak Garansi dari pabrik .

Untuk pelaksanaan pemeliharaan engine Makila 1 A , kita berpedoman pada aturan yang
ada yaitu BP3A ( Buku Pedoman Pelaksanaan Pemeliharaan Alutsista ) dan TO
( Technical Order ) . Adapun pelaksanaan pemeliharaan Engine Makila 1 A yang akan
dibahas adalah pemeliharaan tingkat ringan di Skadron Udara.

Pemeliharaan Engine Makila 1 A tingkat ringan .

Pemeliharaan Engine Makila 1 A tingkat ringan ada dua macam :


a. Schedule : Yaitu perawatan yang terjadwal
Contoh : PI ( Phase Inpection ) 25 ; 50 ; 75 ; 100 ; 125 ; 150 jam dst s/d 450 jam
terbang untuk Engine Makila 1 A
Contoh Blanko PI pesawat Super Puma NAS 332 Yang dilaksanakan di Skadron
Udara 17 :
Contoh : work sheet 25 jam; 50 jam dan 100 jam
160
161
162
163
164

b. Unschedule / Rectification ( perbaikan ) : Yaitu pemeliharaan yang tidak


terjadwal .
Contoh :
1) TCTO ( Time Compliance Technical Order ) atau S B ( service
bulletin ).

2) Pengerjaan throuble shooting .


165

3) Compressor washing.

TOs yang di gunakan untuk PI engine Makila 1 A adalah :

a. BP3A ( Buku Pedoman Pelaksanaan Pemeliharaan Alutsista )


b. Maintenance Manual.

Dalam pelaksanaan Phase Inspection ( P I ) 25 ; 50 ; 75 ; 100 ; 125 ; 150; dst s/d 450
jam terbang , dasar yang kita gunakan adalah Work sheet ….. , menjelaskan tidak
semua component , maka dalam pengerjaan cukup beberapa orang saja yaitu :

a. Ketua kelompok / Chief ( Bintara atau Perwira )


b. Inspector .
c. Mechanic .
d. Avionic.
e. Trademan . / pembantu mechanic.

Untuk pengerjaan P I di Skadron Udara adalah mengerjakan seluruh system yang ada di
pesawat tersebut dan untuk engine hanya pengecekan Engine Rundown time dan
Bonding of heating Mats serta Visual Inspection Engine air intake Protection againt ice
and rain.
Untuk Chip Detector Engine dilengkapi dengan warning light jika oli terdapat partikel
partikel yang cukup banyak akan menyalakan warning light tsb.
166

Setelah pelaksanaan PI selesai, Chief / Inspector mengecek ulang pekerjaan mekanik


untuk meyakinkan apakah sudah dikerjakan dengan benar sesuai work sheet , kemudian
baru melaksanakan Engine Ground Run bila di perlukan , atau langsung menanda tangani
hasil pekerjaan dengan cap Inspector, bahwa pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan
pesawat siap / laik terbang kembali.
Sebelumnya sudah dijelaskan , untuk pesawat Helicopter , ground Run Engine harus
dengan Penerbang , Inspertor / JMU hanya memonitor / duduk di antara Penerbang.

Dalam pengerjaan pemeliharaan tak terjadwal sebagai contoh :

a. Pengerjaan throuble shooting : pada waktu start engine , engine tidak mau
start kemudian setelah diadakan pengecekan dan di ketemukan , maka diadakan
penggantian komponen atau perbaikan komponen yang rusak ditulis di logbook
dan ditanda tangani oleh mekanik yang mengganti komponen tsb.

b. Compressor washing : dilaksanakan untuk mencegah fouling dan korosi


yang disebabkan oleh partikel udara yang terjadi di compressor.
167

c. Macam nya :

a. Washing : Removal of corrosive deposits ( particulary salt deposit )


menghilangkan tumpukan korosi ( biasa nya garam )

b. Cleaning : removal of deposits on the internal parts. Menghilangkan


tumpukan kotoran bagian bagian dalam .

c. Protection : protection of surfaces against corrosion. Pelindung


permukaan terhadap pengaruh korosi .

d. Waktu nya :

1) Washing : Frequently in salt laden atmosphere. sekitar atmosfir


banyak mengandung garam.

2) Cleaning : during period inspection and before storage. Pada waktu


PI dan penyimpanan.

3) Protection : before storage in case of long term down time. Sebelum


penyimpanan dalam jangka waktu lama.
168

32. Soal – Soal Latihan.

a. Apa yang anda ketahui tentang turbo shaft engine ?


b. Sebutkan bagian bagian besar turbo shaft engine dan fungsi nya !
c. Sebutkan bagian bagian besar engine Makila Module ( Makila 1A1 dan
1A2).
d. Sebutkan bagian bagian besar engine Makila ( bukan menurut module ).
e. Apa jenis / type compressor yang ada pada engine makila 1A1dan1A2 dan
ada berapa stage ?
f. Dimana letak dari pada accessory drive dan apa kegunaan nya ?
g. Apakah starter di putarkan oleh accessory drive , kenapa ?
h. Apa perbedaan compressor / gas turbine dengan free / power turbine ?
i. Apa macam bahan bakar dan minyak pelumas yang di gunakan di engine
Makila 1A1 dan 1A2 yang di pasang di pesawat milik TNI AU ?
j. Sebutkan prinsip kerja turbo shaft engine !
k. Sebutkan Referensi Maintenance Manual yang digunakan untuk bongkar
pasang engine makila mulai engine dari pesawat sampai diturunkan dan bongkar
pasang engine per module !
169

l. Apa yang anda ketahui tentang Pemeliharaan ringan di Skadron Udara !


m. Sebutkan tingkat pemeliharaan Pesawat yang ada di TNI AU !
n. Untuk pengerjaan Throuble shouting di Skadron Udara , termasuk dalam
Pemeliharan apa dan dimana di laksanakan ?
o. Sebutkan bagian bagian yang ditunjukkan dalam gambar di bawah ini !

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
170

BAB VI

PENUTUP

33. Demikian diktat Motor Pesawat Terbang kami buat, dengan harapan diktat
pelajaran Motor Pesawat Terbang ini dapat membantu para siswa dalam
permasalahan pemeliharaan engine pesawat terbang. Semoga sukses dalam
melaksanakan tugas di kesatuan masing – masing .

You might also like