Professional Documents
Culture Documents
dan meliputi (1) hiperurisemia, (2) serangan inflamatori akut, khas monoartikuler, (3) deposisi
tofus kristal urat dalam dan sekitar sendi, (4) deposisi interstisil kristal urat dalam parenkim
ginjal dan (5) urolitiasis. Hiperurisemia, gambaran biokimia cardinal dan syarat gout,
didefenisikan sebagai konsentrasi urat plasma lebih dari 420 mol/L (7,0 mg/dL) dan merupakan
petunjuk peningkatan urat tubuh total. Hiperurisemia dapat terjadi akibat peningkatan produksi
urat, penurunan ekskresi asam urat atau kombinasi kedua proses. Jika terjadi hiperurisemia ,
plasma dan cairan ekstraseluler sangat jenuh terhadap urat dan keaadaan ini mempermudah
pembentukan kristal serta deposisi jaringan. Keadaan ini dapat mengakibatkan manifestasi klinis
Asam urat adalah produk pemecahan akhir purin pada manusia. Asam urat merupakan
asam lemah dengan pKa 5,75 dan 10,3. Urat, bentuk terionisasi asam urat, terutama dalam
plasma, cairan ekstraseluler dan cairan synovial dengan perkiraan 98% dalam bentuk urat
monosodium pada pH 7,4. Monosodium urat mudah diultrafiltrasi dan didialisis plasma.
Plasma menjadi jenuh dengan konsentrasi urat monosodium 415 mol/L (6,8mg/dl) pada
suhu 37oC. pada konsentrasi lebih tinggi, plasma menjadi sangat jenuh dengan urat dan mungkin
menyebabkan presipitasi kristal urat. Namun presipitasi tidak terjadi sekalipun konsentrasi urat
Asam urat lebih mudah larut dalam urin dibandingkan dalam air, mungkin karena adanya
urea, protein, dan mukopolisakarida. Kelarutannya sangat dipengaruhi oleh pH urin. Pada pH
5,0, urin menjadi jenuh dengan asam urat pada konsentrasi antara 360 sampai 900 mol/L (6
sampai 15 mg/dL). Pada pH 7,0, saturasi tercapai pada konsentrasi antara 9480 dan 12000 mol/L
(158 dan 200 mg/dL). Bentuk terionisasi asam urat dalam urin meliputi mono dan disodium,
Meskipun sintesis dan pemecahan nukleotid purin terjadi dalam semua jaringan, urat
hanya dihasilkan dalam jaringan yang mengandung xantin oxidase, terutama hati dan usus kecil.
Jumlah urat dalam tubuh merupakan hasil akhir jumlah yang dihasilkan dan jumlah yang
dikeluarkan (Gambar). Produksi urat bervariasi tergantung kandungan purin dalam diet dan
kecepatan biosintesis, degredasi dan penyimpanan purin. Normalnya dua pertiga hingga tiga
perempat urat yang dihasilkan dikeluarkan melalui ginjal dan sebagian besar sisanya dibuang
melalui usus .
Hiperurisemia
Hiperurisemia dapat didefinisikan sebagai konsentrasi urat plasma (atau serum) lebih dari 420
mol/L (7,0 mg/dL). Definisi ini didasarkan pada kriteria fisikokimiawi, epidemiologis dan
berkaitan dengan penyakit. Secara fisikokimiawi, hiperurisemia adalah konsentrasi urat dalam
darah melebihi kelarutan urat monosodium dalam plasma, 415 mol/L (6,8mg/dL). Pada
deviasi yang ditentukan dari populasi sehat yang dipilih secara acak. Pada penelitian besar, 95
persen individu yang tidak diseleksi memiliki konsentrasi urat serum di bawah 420 mol/L (7,0
mg/dL). Akhirnya hiperurisemia dapat didefinisikan berkaitan dengan resiko mengalami suatu
penyakit. Risiko mengalami gout atau urolitiasis meningkatkan konsentrasi urat lebih dari 420
mol/L (7,0 mg/dL) dan meningkat sebanding dengan derajat peningkatan konsentrasi. Prevalensi
hiperurisemia sebesar 2,0 sampai 13,2 pada pasien dewasa rawat jalan dan sedikit lebih tinggi
Penyebab Hiperurisemia
Klasifikasi hiperurisemia menurut fisiologi yang mendasari sangat berguna, yaitu apakah
hiperurisemia berasal dari peningkatan produksi, penurunan ekskresi atau kombinasi keduanya
(gambar).
Diet merupakan sumber eksogen purin karenanya memberi konsentrasi urat serum
rata-rata urat serum sekecil 60 mol/L (1,0 mg/dL) dan ekskresi asam urat urin kira-kira 1,2
mmol/hari (200mg/hari). Karena kira-kira 50 persen purin RNA dan 25 persen purin DNA yang
dimakan muncul dalam urin sebagai asam urat, makanan tinggi asam nukleas memberi efek yang
bermakna terhadap kadar urat serum. Makanan ini meliputi hati, sweetbreads (timus dan