You are on page 1of 11

3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Mikroorganisme
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat
kecil (biasanya kurang dari 1 mm) sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat
bantu. Mikroorganisme sering ditemukan dalam wujud bersel tunggal (uniseluler)
meskipun beberapa praktisa bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang.
Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua prokariota, protista, dan alga.
Renik atau fungi terutama berukuran kecil dan tidak membentuk hifa dapat pula
dianggap sebagai bagiannya meskipun banyak yang tidak menyepakatinya.
Kebanyakan orang beranggapan bahwa yang dianggap mikroorganisme adalah
organisme yang dapat dibiakkan di dalam cawan petri di dalam laboratorium.
Mikroorganisme terdapat diberbagai habitat. Mereka terdapat pada tubuh
kita, di dalam tubuh kita, dan di sekeliling kita. Mikroorganisme juga dapat
diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, substrat yang berupa pangan, tanaman,
dan hewan. Mikroorganisme merupakan komponen penting dalam ekosistem. Pada
habitat alaminya, mereka hidup dalam suatu komunitas yang terdiri dari berbagai
jenis mikroorganisme, bersama spesies-spesies biologi lainnya. Pada komunitas ini,
satu spesies mikroba dapat mempengaruhi spesies lain, beberapa spesies dapat
bersifat menguntungkan dan beberapa spesies dapat bersifat merugikan.

2.2. Pertumbuhan Mikroorganisme


Pertumbuhan secara umum dapat didefinisikan sebagai pertambahan
secara teratur pada suatu komponen di dalam sel hidup. Pada organisme
multiseluler, pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah sel untuk tiap
organisme, dimana ukuran sel menjadi lebih besar. Pada organisme uniseluler,
pertumbuhan merupakan pertambahan jumlah sel yang juga berarti jumlah
organisme yang membentuk suatu biakan. Pada organisme aseluler selama proses
pertumbuhan berlangsung, ukuran sel menjadi besar tetapi tidak terjadi pembelahan
sel. Pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba dapat berlangsung secara alami
maupun dengan bantuan manusia melalui substrat yang disebut sebagai medium.
4

Pertumbuhan makhluk hidup dapat juga ditinjau dari dua sudut yaitu
pertumbuhan individu dan pertumbuhan kelompok. Pertumbuhan individu pada
makhluk hidup diartikan sebagai adanya penambahan sel serta bagian-bagian sel
lainnya. Sedangkan pertumbuhan kelompok pada makhluk hidup merupakan akibat
pertumbuhan individu misalnya dari satu sel menjadi dua sel. Cara khas bakteri
berkembangbiak adalah dengan cara pembelahan biner secara melintang.
2.2.1. Syarat dan Nutrisi Pertumbuhan Mikroorganisme
Dalam pertumbuhan mikroorganisme, syarat yang paling utama yaitu
keperluan nutrisi dan faktor lingkungan untuk kelangsungan hidup. Suatu
mikroorganisme pada kehidupannya memerlukan komponen-komponen tertentu
untuk pertumbuhannya yaitu energi, sumber karbon, sumber nitrogen, elemen non
metal, elemen metal, vitamin, dan air. Mikroorganisme.dapat dibedakan menjadi
dua kelompok berdasarkan kebutuhan energinya, yaitu fototrof dan kemotrof.
Mikroorganisme fototrof menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energinya,
sedangkan mikroorganisme kemotrof sumber energi berasal dari oksidasi senyawa
organik seperti glukosa atau senyawa anorganik seperti H2S maupun NaNO2.
Berdasarkan komponen sumber karbonnya, mikroorganisme dapat
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu mikroorganisme autotrof dan heterotrof.
Mikroorganisme autotrof adalah mikroorganisme yang menggunakan karbon
organik (CO2) sebagai sumber karbonnya, sedangkan mikroorganisme heterotrof
memerlukan sumber karbon organik, misalnya glukosa. Nutrisi pertumbuhan
mikroorganisme berupa nitrogen yang diambil dalam bentuk gas nitrogen,
amonium, garam nitrat atau berupa N dari senyawa organik misalnya asam amino.
Nutrisi mikroba elemen non metal yaitu berupa sulfur dan fosfor,
sedangkan elemen metal terdiri dari Ca2+, Zn2+, Na, Cu2+, Mn2+, Mg2+, Fe2+, Fe3+
dalam bentuk garam-garam anorganik. Ion-ion ini berperan penting dalam
osmoregulasi, mengatur aktivitas enzim, dan transfer elektron. Selain elemen metal
dan non metal, vitamin juga penting dalam pertumbuhan sel dan diperlukan dalam
jumlah yang sedikit serta berperan sebagai co-enzym. Nutrisi selanjutnya yaitu air
yang diperlukan semua sel di dalam medium sebagai pelarut, sehingga nutrien-
nutrien dengan berat molekul yang rendah tersebut dapat melewati membran sel.
5

2.3. Medium
Medium adalah bahan yang terdiri dari campuran zat-zat untuk
menambahkan mikroba, selain itu juga berguna untuk isolasi sifat-sifat fisiologi dan
perhitungan jumlah mikroba dalam suatu bahan. Medium pertumbuhan merupakan
tempat yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba. Media pertumbuhan
mikroorganisme adalah.suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan
(nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme
dapat memanfaatkan nutrisi media yakni berupa molekul-molekul kecil yang
nantinya akan dirakit untuk menyusun beberapa komponen-komponen sel.
Pada saat membuat media bakteri, pastikan semua peralatan sudah steril
dan dikerjakan secara aseptik. Aseptik adalah dimana keadaan bebas dari jasad
renik yang bersifat patogen, keadaaan ini dicapai dengan menggunakan cara-cara
tertentu, alat-alat yang disterilisasikan melalui proses pemanasan. Medium
didiamkan atau disimpan selama 2x24 jam untuk menyakinkan bahwa medium
masih steril, karena selain pH sebagai penentu tumbuhnya mikroba, alat dan
medium yang steril juga menentukan. Autoklaf digunakan sebagai alat sterilisasi
uap dengan tekanan tinggi. Penggunaan autoklaf untuk sterilisasi, tutupnya jangan
diletakkan sembarangan dan dibuka-buka karena isi botol atau tempat medium akan
meluap dan hanya boleh dibuka ketika manometer menunjukkan angka nol.
2.3.1. Persyaratan Media
Medium pertumbuhan mikroorganisme, harus memenuhi persyaratan
mediumnya adalah mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme, mempunyai tekanan osmosa,
tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba, dan media
harus keadaan steril, artinya sebelum ditanami mikroorganisme yang diinginkan,
media tersebut tidak akan ditumbuhi oleh mikroba yang tidak diharapkan.
Selain nutrisi, pH medium untuk biakan juga mempengaruhi kecepatan
pertumbuhan, untuk pertumbuhan bakteri juga terdapat rentang pH dan pH optimal.
Beragam mikroba tumbuh baik pada pH sekitar netral dan pH 4,6-7,0 merupakan
kondisi yang sangat optimum untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan untuk kapang
dan khamir tumbuh pada pH yang lebih rendah. Suhu merupakan salah satu faktor
6

lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba. Setiap mikroba


mempunyai kisaran suhu dan suhu optimum tertentu untuk pertumbuhannya.
Sebaliknya tekanan osmosis lingkungan yang hipotonis akan menyebabkan sel
membengkak dan juga dapat mengakibatkan rusaknya sel. Oleh karena itu, dalam
mempertahankan hidupnya, pada sel bakteri harus berada pada tingkat tekanan
osmosis yang sesuai, walaupun pada sel bakteri ini memiliki daya adaptasi,
perbedaan dari tekanan osmosis dengan lingkungannya tidak boleh terlalu besar.

2.4. Jenis-jenis Medium Pertumbuhan


Medium yang digunakan sebagai sarana pertumbuhan serta perkembangan
mikroorganisme dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan klasifikasinya.
Jenis-jenis medium pertumbuhan dibagi berdasarkan bentuk, susunan, dan sifat
media. Bentuk, susunan, dan sifat media tersebut ditentukan oleh senyawa
penyusun media itu sendiri, persentase campuran, dan tujuan penggunaan medium.
2.4.1. Bentuk Media
Media berdasarkan bentuknya ditentukan oleh ada tidaknya penambahan
zat pemadat seperti agar-agar atau gelatin, bentuk media tersebut yaitu media padat,
cair, dan semi padat. Media padat memerlukan 12-15 gr agar-agar untuk 1000 ml
media. Media padat digunakan untuk menumbuhkan bakteri, ragi, dan jamur.
Media padat merupakan media yang mengandung banyak agar atau zat pemadat
kurang lebih 15% agar sehingga media menjadi padat. Jumlah tepung agar-agar
yang ditambahkan tergantung kepada jenis mikroba yang dipelihara. Zat pemadat
tidak ditambahkan ke media dilakukan untuk pembiakkan mikroalga tetapi juga
mikroba lain, terutama bakteri dan ragi. Ada yang memerlukan kadar air tinggi
sehingga jumlah tepung agar-agar rendah, tetapi ada pula yang memerlukan
kandungan air rendah sehingga penambahan tepung agar-agar haru sedikit.
Media ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis menurut bentuk dan
wadahnya yaitu, media tegak, media miring, dan media lempeng. Media tegak
merupakan media yang menggunakan tabung reaksi yang ditegakkan sebagai
wadahnya, sedangkan media miring menggunakan tabung reaksi yang dimiringkan,
sedangkan media lempeng menggunakan petridish (plate) sebagai wadahnya.
Media ini umumnya digunakan untuk pertumbuhan koloni bakteri atau kapang.
7

Media cair digunakan jika ke dalam medium tidak ditambahkan bahan


pemadat dan untuk membiakkan mikroalga. Jika ke dalam media tidak ditambahkan
zat pemadat, umumnya dipergunakan untuk pembiakkan mikroalga tetapi juga
mikroba lain, terutama bakteri dan ragi. Media semi padat di mana penambahan zat
padat hanya 50% atau kurang dari yang seharusnya. Media semi padat atau semi
cair mengandung agar kurang dari yang seharusnya kurang lebih 0,3% - 0,4%
sehingga media menjadi kenyal, tidak padat dan tidak begitu cair. Untuk
menumbuhkan mikroba yang memerlukan sedikit air dan hidup anaerobik.
2.4.2. Susunan
Berdasarkan komposisi atau susunannya, media terbagi menjadi tiga jenis
media yaitu media alami, media semi sintetis, dan media sintetis. Media alami atau
dapat juga disebut dengan.media non sintetis merupakan media yang disusun dari
bahan-bahan alami yang di mana komposisinya tidak dapat diketahui secara pasti
dan biasanya dapat langsung diekstrak dari bahan dasarnya seperti kentang, tepung,
daging, telur, dan roti. Kentang, roti, dan nasi biasanya digunakan sebagai media
untuk menumbuhkan kapang, sedangkan telur untuk menumbuhkan virus.
Media semi sintetis merupakan media yang disusun oleh senyawa kimia
dan takarannya diketahui secara pasti, misalnya Czapek dox agar (jamur), nitrogen
free manitol broth (Azotobacter). Media semi sintesis merupakan media yang
disusun dari bahan-bahan alami dan bahan-bahan sintesis. Contohnya adalah touge
agar dan kaldu nutrisi yang terdiri dari pepton, ekstrak daging, NaCl, dan aquadest.
2.4.3. Sifat
Penggunaan suatu media bukan hanya untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroba, tetapi juga untuk tujuan-tujuan lain, misalnya untuk
isolasi, seleksi, diferensiasi, dan lain-lain. Berdasarkan sifatnya, media dapat
dibedakan menjadi media basal, media diferensial, media selektif, media diperkaya,
media pengkayaan, media uji, media umum, media khusus, media penguji, dan
media perhitungan jumlah mikroba. Media basal atau yang sering disebut media
dasar merupakan media yang digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat media
lain yang lebih kompleks. Media ini dapat mendukung pertumbuhan dari hampir
semua jenis mikroorganisme, contohnya adalah nutrient broth, dan kaldu pepton.
8

Media diferensial adalah media yang bila ditumbuhi oleh mikroba yang
berbeda dari jenisnya, mikroba tersebut akan tumbuh dengan ciri khusus sehingga
dapat dibedakan. Contohnya media Triple Sugar Iron Agar (TSIA), media Sulfit
Indol Motility (SIM), dan sebagainya. Media.differensial ini juga merupakan media
yang ditambahkan bahan-bahan kimia lain maupun reagensia tertentu yang
menyebabkan mikroba yang tumbuh memperlihatkan perubahan-perubahan
spesifik terhadap bakteri tersebut sehingga dapat dibedakan dengan jenis lainnya.
Media selektif adalah media yang memungkinkan suatu jenis mikroba
tumbuh dengan pesat, sementara jenis mikroba yang lain akan terhambat
pertumbuhannya. Contohnya yaitu media Salmonella Shigella Agar (SSA),
Thiosulphate Citrate Bile Salt (TCBS), dan sebagainya. Media selektif merupakan
media yang ditambahkan bahan tertentu yang akan menghambat pertumbuhan
mikroba yang tidak diinginkan yang ada dalam suatu spesimen. Penghambat yang
digunakan berupa antibiotik, garam dan bahan-bahan kimia lainnya.
Media diperkaya (enrichment) adalah media yang dirancang untuk
mendukung pertumbuhan mikroorganisme. Media tersebut memiliki konstituen
nutrisi yang mendorong pertumbuhan mikroba tertentu. Contoh dari media
diperkaya yaitu kaldu selenit atau kaldu tetrationat untuk memisahkan bakteri
Salmonella thyposa dari tinja. Media diperkaya (enrichment media) juga
merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu untuk menstimulasi
pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Hal ini dilakukan untuk menstimulasi
pertumbuhan mikroba yang jumlahnya sedikit dalam suatu campuran berbagai
mikroba contoh media coklat dan Yeast-Extract-potasium nitrat agar.
Media pengkayaan merupakan media yang pada umumnya mengandung
bahan-bahan tertentu yang di satu pihak dapat menghambat pertumbuhan bakteri
tertentu, akan tetapi di lain pihak sebaliknya dapat menunjang pertumbuhan bakteri
tertentu lainnya. Media tersebut misalnya media muller-kauffman yang
mengandung natrium tetrationat yang menunjang pertumbuhan Salmonella tetapi
menghambat pertumbuhan Escherichia, sedangkan media uji atau identifikasi
merupakan media yang digunakan untuk identifikasi mikroba, medium litmus milk
yang umumnya ditambah dengan substansi tertentu yang menjadi indikator.
9

Medium umum merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan yang


bertujuan menstimulasi pertumbuhan mikroorganisme secara umum. Contoh dari
Nutrient Agar (NA) yaitu untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato Dextose
Agar (PDA) untuk menstimulasi pertumbuhan suatu fungi. Medium khusus atau
disebut medium spesifik merupakan medium untuk menentukan tipe pertumbuhan
mikroorganisme dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan
kimia tertentu misalnya, medium tetes tebu untuk Saccharomyces cerevisiae.
Medium penguji atau Assay medium merupakan medium dengan susunan
tertentu yang digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu dengan
bantuan bakteri misalnya medium yang digunakan untuk menguji vitamin-vitamin,
antibiotika dan lain-lain. Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium
spesifik yang digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan,
misalnya medium untuk menghitung jumlah bakteri Escherichia coli air sumur.

2.5. Sterilisasi
Sterilisasi merupakan usaha untuk membebaskan alat dari segala bentuk
kehidupan mikroorganisme yang dapat menganggu aktivitas mikroogranisme. Pada
saat melakukan suatu pekerjaan dalam praktek mikrobiologi sangat dipengaruhi
oleh kebersihan suatu alat yang digunakan sehingga perlu dilakukan sterilisasi
untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal pada saat melakukan biakan murni
yaitu hanya satu spesies mikroba yang berkembang. Tujuan utama sterilisasi adalah
untuk meminimalisir atau meniadakan potensi kontaminasi dari mikroba yang tidak
diinginkan. Kontaminasi yang timbul dari mikroba yang tidak diharapkan
dikhawatirkan dapat menghambat aktivitas dari mikroba yang ditumbuhkan atau
dapat membahayakan keselamatan dari pelaksana kegiatan tersebut.
Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat dari segala
macam bentuk kehidupan, terutama mikroba. Dalam praktek, sterilisasi atau media
dapat dikerjakan secara mekanik (misalnya dengan cara penyaringan), secara kimia
dengan menggunakan desinfektan ataupun cara fisik dengan pemanasan, sinar ultra
violet, sinar X dan lain-lain. Cara-cara sterilisasi yang digunakan tergantung pada
macam dan sifat-sifat bahan yang akan disterilkan misalnya ketahanan terhadap
panas atau bentuk bahan yang disterilkan apakah itu berupa padat, cair atau gas.
10

2.5.1. Metode Sterilisasi


Metode sterilisasi dapat dilakukan secara fisik dan kimia. Sterilisasi secara
fisik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu pemanasan, penyaringan, dan radiasi.
Pada metode pemanasan, digunakan air dan uap sebagai media panas yang baik.
Dalam waktu yang relatif singkat, alat yang akan disterilkan akan mencapai suhu
yang diinginkan. Udara adalah penyalur panas yang kurang baik, oleh karena itu
untuk mencapai suhu yang diinginkan akan membutuhkan waktu yang cukup lama
jika digunakan udara sebagai media panasnya. Pada metode pemanasan, terdapat
dua jenis panas yaitu panas kering dan panas basah. Sterilisasi panas kering
digunakan untuk membunuh mikroba dengan memakai udara panas kering yang
tinggi. Sterilisasi panas kering dibedakan atas panas membara, melidah, dan kering.
Panas kering jenis membara dilakukan dengan jalan menaruh benda yang
akan disterilkan ke dalam nyala api bunsen sampai merah membara. Alat yang
disterilkan dapat berupa sengkelit, jarum, ujung pinset, dan ujung gunting,
sedangkan sterilisasi dengan.melidah-apikan yaitu sterilisasi yang dilakukan secara
melewatkan benda dalam api bunsen, namun tidak sampai menyala terbakar. Alat
yang disterilkan yaitu scalpel, kaca benda, mulut tabung dan mulut botol. Lalu
udara kering yang berupa oven, alat ini terbuat dari kotak logam. Udara yang
terdapat di dalamnya mendapat udara panas melalui nyala listrik. Alat yang
disterilkan yaitu tabung reaksi, cawan petri, pipet, scalpel dari logam, gunting dan
botol. Pemanasan dilakukan satu jam dengan temperatur 160oC dianggap cukup.
Panas basah adalah pemanasan menggunakan air atau uap air. Uap air
adalah media penyalur panas yang terbaik dan terkuat daya penetrasinya. Panas
basah mematikan mikroba. Oleh karena koagulasi dan denaturasi enzim serta
protein protoplasma mikroba. Untuk mematikan spora diperlukan panas basah
selama 15 menit pada suhu 121oC. Sterilisasi dengan metode panas basah dapat
dibedakan atas tiga golongan yaitu panas basah di bawah 100oC, panas basah pada
suhu 100oC, dan panas basah di atas 100oC. Panas basah di bawah 100oC atau sering
disebut dengan pasteurisasi merupakan pemanasan yang dilakukan pada suhu 60oC
selama 30 menit. Pasteurisasi tidak dapat membunuh spora atau dipanaskan pada
suhu 71,6-80oC selama 15-30 detik kemudian cepat-cepat didinginkan.
11

Panas basah pada suhu 100oC menggunakan air mendidih (suhu 100oC)
selama 10 menit. Untuk mematikan bentuk spora dilakukan pemansan 3 hari
berturut-turut selama 15-45 menit sehingga spora yang tidak mati pada pemanasan
pertama akan beruah menjadi bentuk vegetatif pada hari kedua setelah inkubasi
pada suhu 37oC begitu pula spora yang tidak mati pada hari kedua, akan berubah
menjadi bentuk vegetatif pada hari ketiga. Sterilisasi panas basah di atas 100oC
merupakan sterilisasi yang dengan cara ini hasilnya mutlak steril, sehingga biasa
dipergunakan di rumah sakit dan laboratorium besar. Cara ini menggunakan tangki
yang diisi dengan uap air yang disebut autoclave. Alat yang disterilkan adalah alat
dari kaca, kain kasa, media pembenihan, cairan injeksi, dan bahan makanan.
Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan larutan melalui suatu alat
penyaringan yang memiliki pori-pori cukup kecil untuk menahan mikroorganisme
dengan ukuran tertentu. Saringan yang umum digunakan tidak dapat menyaring
virus. Penyaringan yang dilakukan dengan tujuan untuk mensterilkan jenis cairan
yang tidak tahan terhadap proses pemanasan dengan suhu tinggi seperti serum,
larutan yang mengandung.enzim, toksin kuman, ekstrak sel, antibiotik, dan asam
amino. Sterilisasi dengan metode radiasi dilakukan dengan proses penyinaran.
Mikroorganisme dapat dibunuh dengan cara penyinaran yang memakai sinar
ultrraviolet yang panjang gelombangnya antara 220-290 nm. Radiasi paling efektif
adalah 253,7 nm. Sinar matahari langsung mengandung sinar ultraviolet 290 nm,
sehingga sinar matahari adalah sinar yang bersifat bakteria yang baik.
Sterilisasi yang dilakukan dengan cara kimia menggunakan zat-zat kimia
yang berwujud gas maupun larutan. Zat kimia gas berupa ozon, formaldehid, dan
gas etilen oksida, sedangkan zat kimia wujud larutan berupa deterjen, yodium,
alkohol, fenol peroksida, formalin, AgNO3, dan merkuroklorida. Sterilisasi dengan
cara kimia dapat dilakukan dengan menggunakan disenfektan. Daya kerja anti
mikroba disenfektan ditentukan oleh konsentrasi, waktu, dan suhu. Beberapa
contoh disenfektan yang digunakan antara lain desinfektan lingkungan, misalnya
untuk permukaan meja yaitu lisol, formalin, dan alkohol. Jika untuk di udara,
desinfektan berupa natrium hipoklorit, lisol atau senyawa fenol lain, sedangkan
desinfektan kulit yaitu dicuci dengan air sabun, providon yodium dan etil alkohol.
12

2.6. Autoklaf
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan
yang menggunakan tekanan 15 psi dan suhu 121oC. Untuk mendeteksi bahwa
autoklaf bekerja dengan sempurna dapat digunakan.mikroorganisme penguji yang
bersifat termofilik dan memiliki endospora yaitu Bacillus stearothermophillus.
Lazimnya mikroorganisme ini tersedia secara komersial dalam bentuk spore
strip. Kertas spore strip ini dimasukkan dalam autoklaf dan disterilkan. Setelah
proses sterilisai, lalu ditumbuhkan pada media. Jika media tetap bening maka
menunjukkan autoklaf tersebut telah bekerja dengan baik. Beberapa media atau
bahan yang tidak dapat disterilkan dengan autoklaf sebagai berikut:
1. Bahan tidak tahan panas seperti serum, vitamin, antibiotik, dan enzim.
2. Pelarut organik, seperti fenol.
3. Buffer dengan kandungan deterjen seperti Sodium Dodesyl Sulfate (SDS).

Gambar 2.1. Tabletop Autoclave


(Sumber: Estridge, 2000)

Untuk mencegah terjadinya presipitasi, pencoklatan (media menjadi


coklat) dan hancurnya substrat, maka dapat dilakukan pencegahan dengan
menggunakan glukosa yang disterilkan terpisah dengan asam amino atau senyawa
fosfat, senyawa fosfat disterilkan terpisah.dengan asam amino atau senyawa garam
mineral lain. Senyawa garam mineral disterilkan terpisah dengan agar. Media yang
memiliki pH di atas 7,5 jangan disterilkan dengan autoklaf dan jangan
mensterilisasi larutan agar dengan pH kurang dari enam. Jika mensterilkan media
satu liter yang ditampung pada erlenmeyer, maka sterilisasi diatur selama 30 menit.
13

You might also like