Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Psoriasis adalah suatu penyakit autoimun yang bersifat kronik residif, dan ditandai
dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar dan
berlapis-lapis dan transparan, disertai dengan fenomena tetesan lilin, auspitz, dan
kobner.1
Psoriasis vulgaris juga kerap disebut dengan psoriasis, maka bila disebutkan
sekedar psoriasis itu adalah psoriasis vulgaris. Penyakit ini disebabkan oleh kelainan
autoimun, dan memiliki sifat kronik dan residitif.1
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi1
Psoriasis adalah penyakit peradangan kulit kronik dengan dasar genetik yang kuat
karakteristik perubahan pertumbuhan dan diferensiasi sel epidermis disertai
manifestasi vaskuler, juga diduga adanya pengaruh sistem saraf. Patogenesis psoriasis
digambarkan dengan gangguan biokimiawi, dan imunologik yang menerbitkan
berbagai mediator perusak mekanisme fisiologis kulit dan mempengaruhi gambaran
klinis. Umumnya lesi berupa plak eritematosa berskuama berlapis berwarna putih
keperakan dengan batas yang tegas. Letaknya dapat terlokalisir, misalnya pada siku,
lutut atau kulit kepala (skalp) atau menyerang hampir 100% luas tubuhnya.
2.2 Epidemiologi1
2.3 Etiologi1,3
Penyebab psoriasis vulgaris adalah belum jelas, tetapi yang pasti adalah
pembentukan epidermis yang dipercepat. Faktor lain seperti Faktor lingkungan jelas
2
berpengaruh pada pasien dengan predisposisi genetik. Beberapa faktor pencetus
kimiawi, mekanik, dan termal akan memicu psoriasis melalui mekanisme koebner,
misalnya garukan, aberasi superfisial, reaksi fototoksik, atau pembedahan. Ketegangan
emosional dapat menjadi pencetus yang mungkin diperantarai mekanisme
neuroimunologis. Beberapa macam obat misalnya beta-bloker, Ace inhibitor,
antimalaria, litium, nonsteroid antiinflamasi, gembfibrosil dan beberapa antibiotik.
2.4 Patogenesis1
Gambaran klasik berupa plak eritematosa diliputi skuama putih disertai titik-titik
perdarahan bila skuama dilepas, berukuran seujung jarum sampai plakat menutupi
sebagian besar area tubuh, umumnya simetris. Penyakit ini dapat menyerang kulit,
kuku, mukosa, dan sendi tetapi tidak mengganggu rambut. Penampilan berupa infiltrat
eritematosa, eritema yang muncul bervariasi dari yang sangat cerah (hot psoriasis)
biasanya diikuti gatal sampai merah pucat (cold psoriasis). Fenomena koebner adalah
peristiwa munculnya lesi psoriasis setelah terjadi trauma atau mikrotrauma pada kulit
pasien psoriasis. Pada lidah dapat dijumpai plak putih berkonfigurasi mirip peta yang
disebut lidah geografik. Fenotip psoriasis dapat berubah-ubah, spektrum penyakit pada
pasien yang sama dapat menetap atau berubah dari asimtomatik sampai dengan
generalisata. Stadium akut dapat dijumpai pada orang muda, tetapi dalam waktu tidak
3
terlalu lama dapat berjalan kronik residitif. Keparahan memiliki gambaran klinik dan
proses evolusi yang beragam, sehingga tidak ada kesesuaian klasifikasi variasi klinis.
1. Psoriasis vulgaris, bentuk ini ialah yang lazim terdapat karena itu disebut vulgaris,
dinamakan pula tipe plak karena lesi-lesinya umumnya berbentuk plak.
3. Psoriasis inverse, yaitu psoriasis yang mempunyai tempat predileksi pada daerah
fleksor sesuai dengan namanya.
4
4. Psoriasis eksudativa, bentuk ini sangat jarang. Biasanya kelainan psoriasis kering,
tetapi pada bentuk ini kelainannya eksudatif seperti dermatitis akut.
7. Eritroderma, disebabkan oleh pengobatan topikal yang terlalu kuat atau oleh
penyakitnya sendiri yang meluas. Biasanya lesi yang khas untuk psoriasis tidak
tampak lagi karena eritema dan skuama yang tebal dan universal. Ada kalanya lesi
psoriasis masih tampak samar-samar, yakni lebih eritematosa dan kulitnya lebih
meninggi.
2.7 Histopatologik1
5
tetapi juga epidermis. Gambaran spesifik psoriasis adalah bermigrasinya sel radang
granulosit-neutrofilik berasal dari ujung kapiler dermal mencapai bagian atas
epidermis yaitu lapisan parakeratosis stratum korneum yang disebut mikroabses munro
atau pada lapisan spinosum yang disebut spongioform pustules of kogoj.
Pada diagnosis banding hendaknya selalu diingat, bahwa pada psoriasis terdapat
tanda-tanda khas yakni skuama kasar, transparan serta berlapis-lapis, fenomena tetesan
lilin, fenomena Auspitz, dan koebner.
1. Dermatitis seboroik2,3
2. Pitiriasis rosea2
Biasanya berjalan subakut, lesi berbentuk oval, tepi sedikit meninggi dan
ditutupi skuama halus. Predileksi biasanya di daerah badan yang tertutup pakaian.2
2.9 Komplikasi1
Pasien dengan psoriasis memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang meningkat
terhadapgangguan kardiovaskular terutama pada pasien psoriasis berat dan lama.
Risiko infark miokard terutama sekali terjadi pada pasien psoriasis muda usia yang
menderita dalam jangka waktu panjang. Pasien psoriasis juga mempunyai peningkatan
risiko limfoma malignum. Gangguan emosional yang diikuti masalah depresi
sehubungan dengan manifestasi klinis berdampak terhadap menurunnya harga diri,
penolakan sosial, merasa malu, masalah seksual, dan gangguan kemampuan
profesional. Semuanya diperberat dengan perasaan gatal dan nyeri, dan keadaan ini
menyebabkan penurunan kualitas hidup pasien.
2. 10 Pengobatan1,4
6
Pengobatan psoriasis kronik memerlukan pengetahuan tentang berbagai metode
pengobatan, kesabaran dokter serta perawat yang berpengalaman. Penyakit yang
terlokalisasi diobati dengan kortikosteroid topikal pada wajah dan daerah intertriginosa
dan pada anak-anak digunakan steroid yang lemah seperti hidrokortison 1,5%. Steroid
lain yang lemah adalah aclometason dan desonid. Sedangkan pada tubuh, ekstremitas
dan kulit kepala dianjurkan pemakaian steroid potensi kuat golongan III, seperti
triamcinolone, mometason, betametason valerat, dan flutikason. Steroid kuat seperti
fluosionida, halsinonida, klobetasol, halobetasol, dan betametason dipropionat dipakai
hanya untuk plak yang resisten. Steroid topikal yang kuat lebih efektif dibandingkan
dengan steroid berkekuatan sedang namun dapat menyebabkan atrofi kulit yang
ireversibel dan penekanan sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal. Tidak dianjurkan
pengobatan dengan steroid topikal yang kuat melebihi 2 minggu, dan dosis total tidak
boleh melebihi 50 gram krim perminggu.4
Ter berasal dari destilasi destruktif bahan organik, misalnya kayu, batu bara, dan
fosil ikan (iktiol). Contoh ter kayu ialah minyak cemara tidak bersifat fotosensitasi
namun lebih alergenik dibandingkan ter batu bara. Ter merupakan senyawa aman
untuk pemakaian psoriasis ringan sampai sedang, namun pemakaiannya dapat
menyebabkan kulit lengket, mengotori pakaian, berbau, kontak iritan, terasa terbakar,
dan terjadi fotosensitasi.
Antralin disebut juga ditranol mempunyai efek antimitotik dan menghambat enzim
proliferasi. Biasanya dimulai dengan konsentrasi yang rendah 0,05% sekali sehari,
kemudian ditingkatkan menjadi 1 % dengan kontak singkat 15-30 menit setiap hari.
Obat ini mampu membersihkan lesi psoriasis. Efek samping yang ditimbulkan adalah
dapat menyebabkan iritasi.1
2.12 Prognosis1
7
BAB III
LAPORAN KASUS
3.2 Anamnesis
Autoanamnesis (Tanggal 19 Januari 2018, pukul 12.30 WIB)
Keluhan Utama :
Timbul bercak kemerahan pada lengan, tangan, tungkai, kaki, sejak 1 bulan yang lalu.
Keluhan Tambahan :
Gatal
8
digaruk sisik putih tersebut mudah lepas seperti ketombe. Pasien sudah mendapatkan
pengobatan di dokter praktik klinik, pasien diberikan obat salap racikan dan obat
makan. Obat salap racikan berwarma putih dioleskan 3x sehari, digunakan sampai obat
salap tersebut habis. Obat makan diberikan 2 macam, bulat kecil berwarna hijau dan
putih. Seterlah diberikan pengobatan tersebut, keluhan bercak masih tetap ada dan
bertambah ke lutut kanan dan kiri serta punggung kaki kanan dan kiri namun rasa gatal
sedikit berkurang.
Sejak 2 minggu yang lalu, pasien merasa keluhan bercak kemerahan semakin
banyak pada tungkai kanan dan kiri, punggung kaki kanan dan kiri serta lutut kanan
dan kiri serta rasa gatal tidak berkurang. Keluhan gatal seperti biasa dan dirasakan
menyebar ke daerah tubuh lain seperti lengan bawah kanan dan kiri serta punggung
tangan kanan dan kiri. Pasien tidak dapat menahan rasa gatal tersebut dan akhirnya
pasien berobat ke RSUD Palembang Bari.
Hari ini pasien datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Palembang Bari
untuk kontrol mengenai penyakit pasien. Keluhan gatal masih dirasakan namun sudah
berkurang.
9
Riwayat Kebersihan:
Pasien mandi 2 kali sehari menggunakan air PDAM
Pasien jarang mengganti pakaian, hanya setelah mandi saja terutama ketika
berkeringat pasien hanya mengelap bagian tubuhnya.
B. Status Generalisata
Keadaan Spesifik
Kepala
- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)
- Hidung : Sekret (-/-), Hipertrophy (-/-)
- Telinga : Sekret (-/-), Deformitas (-/-)
10
Leher
- JVP 5-2 cmH2O
- Pembesaran KGB (-), Pembesaran kelenjar tiroid (-/-)
Thorax
Pulmo
Inspeksi : Simetris kanan=kiri, retraksi sela iga (-/-).
Palpasi : Stem fremitus kanan =kiri.
Perkusi : Sonor kedua lapang paru.
Auskultasi : Vesikuler (+/+) normal, Wheezing (-/-), Ronkhi (-/-).
Cor
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Teraba iktus kordis ICS IV linea aksilaris anterior sinistra
Perkusi : Batas jantung paru normal
Auskultasi : S1/S2 normal, Gallop (-), Murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar, lemas, simetris.
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas
Ekstremitas Superior : Tidak ada kelainan fungsi pergerakan maupun
deformitas
Ekstremitas Inferior : Tidak ada kelainan fungsi pergerakan maupun
deformitas
11
3.4. Status Dermatologis
Pada regio cruris anterior dextra et sinistra, patella dextra et sinistra, dorsum
pedis dextra et sinistra, dorsum dan dorsum manus dextra et sinistra terdapat plak
eritem multipel irreguler dengan ukuran 2,5-17cm x 2-8cm x 0,3-0,4cm diskret
sebagian konfluens dengan sebagian skuama berwarna putih.
Gambar 4. Gambar 5.
Regio Patella Regio Cruris Gambar 6.
Dextra Anterior Sinistra Regio Dorsum
Pedis Sinistra
12
3.5 Diagnosis banding
Psoriasis Vulgaris
Dermatitis Seboroika
Pitiriasis Rosea
3.8 Penatalaksanaan
1. Non Farmakologi
Penatalaksanaan umum yaitu dengan memberikan konseling dan edukasi
kepada pasien:
1) Menjelaskan bahwa penyakit kulit yang diderita pasien adalah penyakit
autoimun atau penyakit yang disebabkan oleh sistem pertahanan yang
menyerang tubuh.
2) Menjelaskan bahwa tujuan pengobatan adalah untuk mengendalikan
penyakit bukan untuk menyembuhkan, sehingga menerangkan perlunya
kontrol ke dokter secara teratur.
3) Memberitahukan kepada pasien tentang peran stress dalam
menyebabkan psoriasis.
4) Memberikan saran untuk memperbaiki gaya hidup seperti olahraga,
menghindari alkohol, dan mengendalikan stress.
13
2. Farmakologi
Obat sistemik
Cetirizine tab 10 mg 1x sehari
Terapi topical
Fluticasone Propionate 0,005% ointment 15 g dioleskan 1 kali sehari
selama 2 minggu
3.9 Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
14
BAB IV
ANALISA KASUS
Pada pasien Ny. F, perempuan, berusia 28 tahun, dengan keluhan timbul bercak
kemerahan, gatal yang dirasakan sejak 1 minggu yang lalu, dan munculnya sisik pada
lengan, tangan, lutut, tungkai dan kaki. Pasien sudah berobat namun keluhan hilang
timbul. Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan serupa. Pasien tidak memiliki
faktor pencetus seperti minum alkohol, merokok dan gangguan psikis. Hal ini sesuai
dengan teori dimana didapatkan keluhan gatal ringan, kemudian disetai dengan
skuama dan eritema yang bersifat kronik residif. Psoriasis vulgaris merupakan
kelainan herediter, namun pada kasus ini penderita mengaku tidak ada keluarga yang
menderita keluhan serupa. Faktor pencetus berupa alkohol, merokok, gangguan psikis
yang tidak ditemukan pada pasien ini.
Pemeriksaan fisik status dermatologis tampak plak eritema, irregular, multiple,
lentikuler-plakat, diskret dan dilapisi skuama berwarna putih. Sesuai dengan teori
bahwa psoriasis vulgaris tergolong penyakit eritroskuamosa, dengan ciri khas skuama
tebal seperti mika, berwarna keperakan. Pada pemeriksaan goresan lilin akan tampak
gambaran seperti lilin saat dilakukan goresan di atas lesi, tes Autspitz akan tampak
gambaran bintik perdarahan ketika skuama dicabut dan koebner akan tampak
gambaran yang sama (isomorfik) disekitar tempat memberi goresan di kulit sehat, dan
pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan karena pasien menolak.
Tabel 1. Perbandingan Teori dan Kasus Psoriasis Vulgaris
Anamnesis
Teori Kasus
Psoriasis adalah penyakit Keluhan dirasakan sejak 1
peradangan kulit kronik dengan minggu yang lalu
dasar genetik yang kuat Plak eritema, irregular,
karakteristik perubahan multiple, lentikuler-plakat, diskret
pertumbuhan dan diferensiasi sel dan dilapisi skuama berwarna
15
epidermis disertai manifestasi putih.
vaskuler, juga diduga adanya Gejala mengeluh gatal sekali.
pengaruh sistem saraf. Letak lesi lengan, tangan, lutut
Penyebab psoriasis salah satunya dan tungkai.
adalah adanya predisposisi genetik.
Beberapa faktor pencetus lainnya
adalah kimiawi, mekanik, dan
termal akan memicu psoriasis.
melalui mekanisme koebner,
misalnya garukan, aberasi
superfisial, reaksi fototoksik, atau
pembedahan. Ketegangan
emosional dapat menjadi pencetus
yang mungkin diperantarai
mekanisme neuroimunologis.
Gejala gatal
Lesi berupa plak eritematosa
diliputi skuama putih disertai
titik-titik perdarahan bila skuama
dilepas, berukuran seujung jarum
sampai plakat menutupi sebagian
besar area tubuh, umumnya
simetris
Penyakit ini dapat menyerang kulit,
kuku, mukosa, dan sendi tetapi
tidak mengganggu rambut.
Letaknya dapat terlokalisir,
misalnya pada siku, lutut atau kulit
16
kepala (skalp) atau menyerang
hampir 100% luas tubuhnya.
17
tangan, lutut, misalnya pada di daerah kulit tungkai atas yang
tungkai dan kaki, siku, lutut, atau kepala berambut; tersusun sesuai
kulit kepala wajah; alis; lipat dengan lipatan
(Skalp) atau nasolabial; telinga kulit.
menyerang hampir dan liang telinga;
100% luas bagian atas-tengah
tubuhnya. dada; dan
punggung; lipat
gluteus; inguinal;
genital dan ketiak.
Efloresensi tampak plak plak eritematosa Dapat ditemukan Lesi berbentuk
eritema, dengan diliputi skuama skuama kuning eritema dan
jumlah multipel, putih keperakan berminyak, skuama halus
irreguler dengan dengan batas yang eksematosa ringan, dipinggir. Lesi
batas tegas tegas disertai dapat juga pertama dimulai
(sirkumskrip) titik-titik dijumpai dengan (herald
berukuran perdarahan bila kemerahan patch), soliter,
lentikular-plakat, skuama dilepas. perifolikular yang berbentuk oval dan
diskret dan pada tahap lanjut anular,
sebagian menjadi plak diameternya
konfluens eritematosa kira-kira 3 cm.
dilapisi skuama berkonfluensi, Lesi berikutnya
tebal berwarna bahkan dapat timbul 4-10 hari
putih membentuk setelah lesi
rangkaian plak. pertama,
memberikan
gambaran yang
khas sama dengan
18
lesi pertama hanya
lebih kecil,
susunannya sejajar
dengan kosta,
sehingga
menyerupai pohon
cemara terbalik.
Pada penderita ini diberikan tatalaksana umum untuk psoriasis vulgaris berupa
terapi non farmakologi berupa edukasi dan farmakologi berupa pengobatan topikal
dan sistemik.
Edukasi yang diberikan yaitu memberikan penjelasan mengenai penyakitnya,
berusaha menghindari stress dan memperbaiki gaya hidup seperti berolahraga
menghindari alkohol dan rokok. Pada penatalaksanaan farmakologi diberikan obat
anti histamin cetirizin tab 1 x 10 mg untuk menghilangkan keluhan gatal, dan
kortikosteroid topikal (potensi tinggi) fluticasone propionate 0,005 % ointment 15 g
dioleskan 1 kali sehari. Penatalaksanaan pada kasus ini sudah sesuai dengan teori
dimana untuk psoriasis vulgaris yang ringan (<10% dari luas tubuh), pegobatan lini
pertamanya dapat diberikan kortikosteroid topikal dan pelembut permukaan kulit
dengan bahan dasar vaselin atau minyak kelapa yang dioleskan secara teratur pada
kulit yang kering, fungsinya untuk meninggikan daya penetrasi per kutan.
19
Untuk menghitung jumlah KT yang diresepkan, sebaiknya menggunakan
ukuran “fingertip unit” yang dibuat oleh Long dan Finley. Satu “fingertip unit” setara
dengan 0,5 gram krim atau salep.5
Pada laki-laki satu fingertip unit setara dengan 0,5 gram, sedangkan pada
perempuan setara dengan 0,4 gram. Bayi dan anak kira-kira 1/4 atau 1/3 nya. Jumlah
krim atau salep yang dibutuhkan per hari dapat dikalkulasi mendekati jumlah yang
seharusnya diresepkan.
Pada kasus ini, diperlukan 6 FTU pada lengan bawah kanan dan kiri (2,4
gram) dan kiri, 2 FTU punggung kanan dan kiri (0,8 gram), dan 12 FTU pada tungkai
bawah kanan dan kiri (4,8 gram). ). Perkiraan jumlah yang dibutuhkan adalah 8 gram
per hari untuk satu kali pengolesan.
Pengolesan KT yang dianjurkan adalah 1-2 kali per hari tergantung dermatosis
dan area yang dioles. Pengolesan lebih dari 2 kali tidak memberikan perbedaan
bermakna, bahkan dapat mengurangi kepatuhan pasien. Teknik aplikasi pengolesan
KT, aplikasi sederhana oleskan salep tipis merata pijat perlahan-lahan.
Prognosis pada pasien ini bonam namun dapat mengganggu kosmetika karena
perjalanan penyakitnya bersifat kronis dan residif. Sehingga berdasarkan teori
20
prognosis pasien ini untuk Quo ad vitam et quo ad functionam adalah bonam
sedangkan, quo ad sanationam dubia ad malam.
21
BAB V
KESIMPULAN
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda, A (ed.). 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Keenam.
Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Siregar, R. 2010. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta : EGC
23