You are on page 1of 9

ANALISIS KRITIS JURNAL INTERNASIONAL

BAGIAN BAB I

JUDUL RENCANA DISERTASI:

PENGEMBANGAN FLORA Nepenthes SEBAGAI SARANA


IDENTIFIKASI PADA PERKULIAHAN TAKSONOMI TUMBUHAN

TUGAS INDIVIDU MATAKULIAH


SEMINAR KAJIAN DAN ANALISIS PENELITIAN PENDIDIKAN
BIOLOGI

Dosen Pembina: 1. Prof. Dr. Herawati Susilo, M.Sc., Ph. D


2. Prof. Dr. Hj. Siti Zubaidah, M.Pd

OLEH:
Mhd. Rafi’i Ma’arif Tarigan
NIM. 160341900379

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
MEI 2017
ANALISIS KRITIS JURNAL INTERNASIONAL KE-1

A. Referensi
Clarke, C., & Moran, A.J. 2011. Incorporating Ecological Context: a
Revised Protocol for the Preservation of Nepenthes Pitcher Plant
Specimens. Blumea, 56 (3): 225-228.
doi: http://dx.doi.org/10.3767/000651911X605781

B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana karakteristik
morfologi Nepenthes dan memberikan informasi taksonomi untuk membuat
spesimen herbarium.

C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah metode koleksi spesimen
Nepenthes sebagai herbarium

D. Fakta-fakta Pendukung Disertasi

No Fakta Pendukung Disertasi Ket


1. Genus Nepenthes L. (Nepenthaceae) terdiri dari 120 BAB I
spesies tanaman Nepenthes yang merambat atau semak
subscandent (Pipi & Jebb 2001, Phillipps et al. 2009,
McPherson 2009)
2. Pusat keanekaragaman Nepenthes dan endemiknya BAB I
terdapat di Kalimantan, Sumatera dan Filipina Selatan
(Pipi & Jebb, 2001)
3. Daun kantong berbentuk sulur yang timbul dari apeks BAB II
bilah daun Nepenthes (Jebb, 1997)
4. The pitcher (kantong) berfungsi untuk menarik, BAB I
menjebak, dan mencerna serangga sebagai bahan nutrisi
(Lloyd 1942, Clarke et al. 2009).
5. Nepenthes memiliki daya tarik yang khusus sehingga BAB I
banyak orang ingin mendatangi habitat alami dari
Nepenthes
6. Penggemar Nepenthes mengakui betapa pentingnya BAB I
mempelajari taksonomi tumbuhan terutama sifat
morfologi tanaman dan para ahli taksonomi bersaing
dalam menemukan literatur-literatur tentang takson (Lee
et al. 2009, McPherson 2009, Robinson et al. 2009)
7. Karakteristik morfologi kantong dan geometrik BAB I
Nepenthes berperan penting dalam fungsi perangkap
serangga dalam penyerapan nutrisi
8. Karakteristik ekologi dapat memainkan peran penting BAB I
dalam kunci identifikasi dan sangat penting sebagai
informasi ekologi dalam koleksi herbarium.
9. Penelitian ini menjelaskan tentang penelitian ekologi BAB IV
yang dapat digunakan untuk mengatasi ketidakpastian
taksonomi tentang status spesies Borneo Nepenthes, dan
mengusulkan tentang metode koleksi spesimen Nepenthes
untuk herbarium (Clarke & Moran, 2011)
10. Nepenthes memiliki kristal lilin pada kantungnya BAB I
(pitcher) yang berfungsi menjebak serangga masuk ke
dalam kantong atas (peristom) Nepenthes memiliki kristal
lilin pada kantungnya (pitcher) yang berfungsi menjebak
serangga masuk ke dalam kantong atas (peristom)
11. Nepenthes ada yang hidup di habitat hutan hujan tropik BAB II
dataran rendah dan hutan pegunungan bersifat epifit,
yaitu menempel pada batang atau cabang pohon lain

E. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal


Artikel ini memiliki kelebihan untuk digunakan sebagai referensi guna
mendukung disertasi saya di antaranya:
1. Pembahasan tentang Ekologi Nepenthes secara lengkap
2. Analisis tipe kantong Nepenthes terlihat jelas, disertai gambar yang lengkap
3. Metode yang dikemukakan detil dan lengkap yaitu berupa pengumpulan
spesimen Nepenthes sebagai media herbarium

F. Pertanyaan yang dimunculkan


Bagaimana agar mahasiswa itu dapat memahami tentang konsep taksonomi
tanaman khususnya tanaman Nepenthes?

G. Konsep yang dipelajari


1. Pentingnya konsep Ekologi Nepenthes ini dalam pembelajaran
2. Pentingnya memahami konsep taksonomi Nepenthes khususnya memahami
kunci determinasi.
3. Pentingnya memahami pembuatan herbarium khususnya Nepenthes

4. Refleksi
Artikel ini memberikan gambaran kepada saya tentang pentingnya
memahami konsep ekologi Nepenthes dan konsep taksonomi Nepenthes. Uraian
dari artikel ini bisa menjadi gambaran buat saya dan bisa menjadi referensi kajian
teori tentang rujukan penelitian Disertasi saya. Karena dengan adanya artikel ini,
saya bisa lebih mengerti tentang ekologi Nepenthes seperti habitat, keadaan
lingkungan dan karakteristik tentang tanaman Nepenthes.

ANALISIS KRITIS JURNAL INTERNASIONAL KE-2

A. Referensi
Baver, U., Clemente, J.C., Renner, T., & Federles, W. 2012. Form Follows
Function: Morphological Diversification and Alternative Trapping
Strategies in Carnivorous Nepenthes Pitcher Plants. Journal of Evolutionary
Biology, 25: 90-102.
doi: 10.1111/j.1420-9101.2011.02406.x

B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini menjelaskan tentang analisis morfologi dan fungsi dari
kantong Nepenthes berdasarkan hubungan filogenik dalam genus

C. Metode Penelitian
Analisis komparatif morfologi kantong Nepenthes berdasarkan hubungan
filogenik dalam genus
Data morfometrik (peristom lebar) diambil dari 60 spesies, dikoreksi untuk
mengetahui perbedaan ukuran kantong antara spesies dan diuji untuk sinyal
filogenetik sebelum analisis lebih lanjut. Satu set data kedua yang terdiri 78
spesies (termasuk 59 spesies) yang disusun dari data literatur yang
diterbitkan oleh McPherson (2009).

D. Fakta-fakta Pendukung Disertasi

No Fakta Pendukung Disertasi Ket


1. Pusat Keragaman Nepenthes terletak di Pulau Borneo (36 BAB I
spesies), Sumatera (>30 spesies) dan Filipina (21 spesies).
Tingkat endemik sangat tinggi (sekitar 75 % untuk
Sumatera, 80 % untuk Borneo, dan 95 % untuk Filipina)
dan banyak spesies pegunungan yang memiliki jangkauan
distribusi yang sempit (Clarke, 1997, 2001; McPherson,
2009).
2. Nepenthes memiliki daya tarik yang unik dengan bentuk BAB I
kantungnya (pitcher) yaitu dengan mengeluarkan nektar
berupa seperti kristal lilin yang licin untuk menjebak
serangga masuk ke dalam kantong atas (peristom)
(Junifer et al. 1989; Gaume et al. 2002; Bohn & Federle,
2004; Bohn & Federle, 2009).
3. Nepenthes merupakan tumbuhan merambat atau semak BAB II
yang memiliki daun yang telah termodifikasi menjadi
kantong yang berfungsi untuk menarik, menjebak,
mempertahankan, dan mencerna arthropoda sebagai
tambahan nutrisinya (Clarke, 2001).
4. Kantong Nepenthes telah mengalami evolusi berdasarkan BAB I
alat perangkapnya yaitu berupa kristal lilin pada dinding
kantong atas dan berupa aquaplaning serangga pada tepi
bawah (peristom) (Baver et al. 2012).
5. Nepenthes merupakan tumbuhan karnivora yang mampu BAB II
hidup di lingkungan yang miskin akan nitrogen (Junifer
et.al. 1989)
6. Bentuk dan ukuran peristom yang bervariasi antara BAB II
spesies yang berbeda dari Nepenthes
7. Genus Nepenthes terdiri lebih dari 100 spesies yang BAB I
terdapat di wilayah Malesia (Krutzsch, 1985, 1989;
Meimberg et al. 2001).
8. Variasi ukuran dan bentuk daun nepenthes termodifikasi BAB I
untuk membentuk perangkap arthropoda
9. Penelitian ini menjelaskan tentang analisis komparatif BAB III
tentang variasi morfologi di Nepenthes berdasarkan
hubungan filogenetik dalam genus. Data morfometrik
(peristom) dikumpulkan dari 60 spesies, untuk melihat
perbedaan ukuran kantong antara spesies dan diuji. Satu
set data kedua yang terdiri 78 spesies (termasuk 59
spesies yang diukur) disusun dari data literatur yang
diterbitkan oleh McPherson (2009). Karena perbedaan
struktural antara kedua set data (nilai rata-rata dengan
ukuran sampel dan kemungkinan perbedaan dalam
metode pengukuran, dua set data dianalisis secara
terpisah. Analisis korelasinya menegaskan bahwa
pengukuran kedua set data ukuran pitchernya: Q57 =
0,56, P <0,001; width peristom: Q57 = 0,76, P <0,001).

E. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal


Artikel ini memiliki kelebihan untuk digunakan sebagai referensi guna
mendukung disartasi saya di anataranya:
1. Pembahasan tentang morfologi kantong Nepenthes sangat lengkap dan
filogeniknya
2. Analisa filogenetik jelas, disertai gambar pohon filogenik dan ulasan detil
tentang karakter kantong pada tanaman Nepenthes.
3. Metode yang dikemukakan detil dan lengkap

F. Pertanyaan yang dimunculkan


Mengapa bentuk morfologi kantong Nepenthes itu bervariasi?

G. Konsep yang dipelajari


1. Pentingnya konsep kajian Nepenthes ini dalam pembelajaran
2. Karakter variasi morfologi yaitu daun, batang, kantong
3. Hubungan filogenetik spesies Nepenthes dengan karakter morfologi kantong

H. Refleksi
Artikel ini memberikan gambaran kepada saya tentang hubungan filogenetik
spesies Nepenthes dan karakter morfologi kantong yang bervariasi yang bernilai
secara taksonomi. Uraian dari artikel ini bisa menjadi gambaran buat saya dan
bisa menjadi referensi kajian teori tentang rujukan penelitian Disartasi saya.
ANALISIS KRITIS JURNAL INTERNASIONAL KE-3

A. Referensi
Amoroso, B.V., & Aspiras, A.R. 2011. Hamiguitan Range: A Sanctuary for
Native Flora. Saudi Journal of Biological Sciences, 18, 7-15.

B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi flora endemik yang
terancam punah

C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah metode transek untuk
mengidentifikasi tanaman-tanaman endemik seperti tanaman Nepenthes
D. Fakta-fakta Pendukung Disertasi

No Fakta Pendukung Disertasi Ket


1. Pengidentifikasian spesimen yang dikumpulkan yaitu BAB I
dengan menggunakan flora dan monograf
(Merrill, 1912; Valmayor, 1981; Ashton, 1982; Van
Steenes, 1987; Rodl-Linder, 1987; Zamora, 1991;
Brummitt, 1992; Madulid, 1995a,b; Pipoly and
Madulid, 1996; Amoroso et al., 1996; Barcelona et
al. 1996; Rojo, 1996; Huang, 1996, 1997;
Hovenkamp, 1998; Nooteboom, 1998; De Wilde,
2000; Jebb and Cheek, 2001; Cootes, 2001; Berg
and Corner, 2005; Middleton, 2007; Kurata,
2008; McPherson et al. 2009).
2. Penemuan Nepenthes micramphora merupakan spesies BAB II
baru tanaman Nepenthes yang endemik, dan langka.
Spesies ini tumbuh pada ketinggian 980-1560 m dpl.
Diidentifikasi sebelumnya sebagai Nepenthes bellii
memiliki kesamaan morfologi di batang, lamina, dan
bunga (McPherson et al. 2009).
3. Nepenthes alata yang merupakan tanaman endemik BAB II
dan langka, habitat berlumut dan tumbuh di hutan
dengan ketinggian 360-1200 m dpl, Nepenthes
copelandii tumbuh di hutan dengan ketinggian 1170 m
dpl, Nepenthes micramphora tumbuh di hutan dengan
ketinggian 980-1560 m dpl (Amoroso & Aspiras,
2011).

4. Pengidentifikasiaan spesies flora yang endemik dilhat BAB II


dari data-data buku Flora Malesiana Series (1995-
2007).
5. Pengembangan flora ini berisikan tentang identifikasi BAB I
dan habitat spesies-spesies tanaman endemik.
6. Penelitian ini menjelaskan tentang cara BAB I
mengidentifikasi tanaman-tanman endemik yang akan
punah keberadaannya.
7. Flora endemik di Filipina terancam punah karena BAB I
degradasi hutan dan konversi lahan hutan untuk
pertanian, perladangan dan koleksi berlebihan.
Akibatnya beberapa spesies ini akan punah sebelum
dilestarikan.

E. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal


Artikel ini memiliki kelebihan untuk digunakan sebagai referensi guna
mendukung disartasi saya di anataranya:
1. Pembahasan tentang Flora endemik diulas secara lengkap dan disertai
gambar tanaman yang dianggap langkah keberadaannya.
2. Metode yang dikemukakan detil dan lengkap yaitu pengidentifikasian tipe
vegetasi, pengumpulan spesimen tanaman endemik sebagai bahan
identifikasi, penilaian tentang flora spesies, pengidentifikasian flora
endemik berdasarkan habitatnya.
3. Pembahasan hasil tentang persentase spesies endemik yang ditemukan
diulas secara lengkap

F. Pertanyaan yang dimunculkan


Bagaimana cara melindungi tanaman-tenaman endemik yang akan punah
agar dapat terjaga kelesatariannya?

G. Konsep yang dipelajari


1. Pentingnya memahami isi konsep dari flora sebagai sarana identifikasi
2. Pentingnya memahami pengembangan flora khususnya Nepenthes

H. Refleksi
Artikel ini memberikan gambaran kepada saya tentang pentingnya konsep
dari flora itu sendiri karena hal ini menjadi landasan saya untuk mengembangkan
isi flora tersebut dan menjadi referensi disartasi saya nanti. Karena artikel ini
menjelaskan secara terperinci tentang flora itu digunakan sebagai bahan
identifikasi tanaman-tanaman endemik yang telah ditemukan.

You might also like