You are on page 1of 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK

DENGAN ASIDOSIS METABOLIK

By : Siti Romlah

A. Latar Belakang

Penyakit ginjal kronis adalah kerusakan ginjal setidaknya selama tiga bulan atau

lebih, yang didefinisikan sebagai abnormalitas struktural atau fungsional ginjal, dengan

atau tanpa penurunan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) yang bermanifestasi sebagai

kelainan patologis atau kerusakan ginjal; termasuk ketidakseimbangan komposisi zat di

dalam darah atau urine serta ada tidaknya gangguan hasil pemeriksaan pencitraan

(Konsensus Dialisis, 2013).

Penyakit gagal ginjal kronik merupakan penyakit yang progesif artinya penyakit

ini berlangung terus semakin berat. Kemunduran fungsi ginjal ini berakhir pada keadaan

yang disebut sebagai end stage renal disease sehingga angka kejadian dari penyakit gagal

ginjal sukar untuk ditentukan. Di Indonesia pada tahun 2006 didapatkan insiden gagal

ginjal kronik 0,068/1000 penduduk, tahun 2007 meningkat menjadi 0,166/1000 penduduk

(Suhardjono, 2007).

Saat fungsi ginjal sangat menurun terjadi pembentukan anion dari asam lemak

dalam cairan tubuh yang tidak eksresikan oleh ginjal. Selain itu penurunan laju filtrasi

glomerulus mengurangi eksresi fosfat dan NH4+yang mengurangi jumlah bikarbonat.

Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam

jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normal bisa menyebabkan asidosis

jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai

asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita

dengan kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.


Penyebab mendasar asidosis metabolik adalah penambahan asam terfiksasi

(nonkarbonat), kegagalan ginjal untuk mengekskresi beban asam harian, atau kehilangan

bikarbonat basa. Peyebab asidosis metabolik umumnya dibagi dalam dua kelompok

berdasarkan selisih anion yang normal atau meningkat. Selisih anion dihitung dengan

mengurangi kadar Na+ dengan jumlah dari kadar Cl- dan HCO3- plasma. Nilai normalnya

adalah 12. Penyebab asidosis metabolik dengan selisih anion yang tinggi adalah

peningkatan anion yang tak terukur seperti asam sulfas, asam fosfat, asam laktat dan

asam – asam organik lainnya. Apabila asidosis disebabkan oleh hilngnya bikarbonat

(seperti pada diare) maka selisih anion akan normal. Sebaliknya jika asidosis metabolik

disebabkan oleh peningkatan produksi asam organik (seperti asam laktat pada syok

sirkulasi) atau retensi asam sulfas dan asam fosfat (seperti pada gagal ginjal), maka kadar

anion tak terukur (selisih anion) akan meningkat.

B. Patofisiologi Terjadinya Asidosis Metabolik Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

Beberapa studi menunjukkan bahwa beberapa pasien dengan penyakit ginjal yang

parah banyak membuang bikarbonat. Pada studi awal oleh Schwartz et al., 3 dari 4 pasien dengan gagal

ginjal mempunyai bikarbonaturia yang signifikan.

Penyakit ginjal kronis adalah penyebab paling sering asidosis metabolik kronis.

Ginjal normalnya mengkonserve HCO3-dan sekresi ion H+ ke dalam urin yang berarti

regulasi asam basa terjadi seimbang. Pada penyakit ginjal kronis, terdapat fungsi

glomerulus dan tubulus hilang, sehingga terjadi retensi sisa-sisa nitrogen dan asam

metabolik.

Konsentrasi bikarbonat serum rendah. Defek asidifikasi utama pada asidosis

dengan insufisiensi renal kronis adalah gangguan ekskresi asam direnal.


Ada bukti penelitian yang menyatakan bahwa asidosis metabolik merangsang pemecahan

protein otot dan asam amino nitrogen dengan disertai beberapa rantai karbon yang diubah

menjadi glutamine. Kemudian glutamine diambil oleh ginjal selama asidosis metabolik.

Selain itu, laporan lainnya menjelaskan asidosis metabolik tidak menyebabkan pelepasan

glutamine. Saat ini, peningkatan pelepasan glutamine selama asidosis mungkin bukan

hasil degradasi protein yang diuraikan dari asam amino lain. Faktanya, studi Schrock et

al, menyatakan bahwa tidak ada perubahan pelepasan tirosin, fenilalanin, atau lisin (asam

amino tidak disintesis juga tidak didegradasi dari otot) selama asidosis. Peningkatan

keseimbangan nitrogen pada studi papadoyanna dan penurunan nitrogen urea selama

koreksi asidosis metabolik adalah paling mungkin merupakan hasil peningkatan sintesis

protein atau penurunan pemecahan protein. Tetapi tampaknya bahwa degradasi protein

oto adalah penyebab asidosis.

C. MANIFESTASI KLINIK

Asidosis metabolik biasanya asimtomatik, namun jika gejalanya muncul biasanya

tidak spesifik dan dapat berupa fatigue, anoreksia, bingung, takikardi, takipneu, dan

dehidrasi. Manifestasi lainnya tergantung penyebabnya.

Efek dari memburuknya asidosis metabolik dapat mengancam kehidupan.

Peningkatan keasaman dapat menyebabkan terjadinya vasokonstriksi pulmonary

sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan vaskuler paru. Keadaan ini jika

terus berlangsung dapat menyebabkan terjadinya gagal ventrikel kanan. Pada saat pH

arteri kurang dari 7,2 umumnya sering terjadi depresi miokard. Pada otot pembuluh darah

arteri, penurunan pH dapat memicu terjadinya vasodilatasi sistemik yang kemudian

menyebabkan terjadinya hipotensi dan kegagalan sirkulasi.


Manifestasi Klinis yang terjadi pada pasien Gagal Ginjal Kronik dengan asidosis

Metabolik, antara lain :

1. Kardiovaskular

 Palpitasi

 Nyeri dada

2. Neurologi

 Sakit kepala

 Perubahan penglihatan

 Mental confusion

3. Pulmoner

 Subjective dyspnea dari hasil observasi pasien yang hiperventilasi

 Pasien dengan asidosis metabolik akut mengalami takipneu dan hiperpneu

sebagai tanda fisik yang khas.

 Pernafasan kussmaul, yaitu suatu usaha pernafasan yang sangat dalam.

4. Gastrointestinal

 Mual dan muntah

 Abdominal pain

 Diare

 Polyphagia

5. Muskuloskeletal

 Kelemahan otot

 Nyeri tulang
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Laboratorium

a. Laboratorium darah :

Analisa Gas Darah, BUN, Kreatinin, elektrolit (Na, K, Ca, Phospat), Hematologi

(Hb, trombosit, Ht, Leukosit), protein, albumin

b. Pemeriksaan Urin

Warna, PH, BJ, kekeruhan, volume, glukosa, protein, sedimen, SDM, keton, SDP,

TKK/CCT

2. Pemeriksaan EKG

Untuk melihat adanya hipertropi ventrikel kiri, tanda perikarditis, aritmia, dan

gangguan elektrolit (hiperkalemi, hipokalsemia).

3. Pemeriksaan USG

Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan parenkim ginjal,

anatomi system pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemih serta prostate.

4. Pemeriksaan Radiologi

Renogram, pemeriksaan rontgen dada

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GAGA GINJAL KRONIK DENGAN

ASIDOSIS METABOLIK

1. Pengkajian

a. Identitas pasien

Identitas pada klien yang perlu diketahui diantaranya : Nama, umur, Jenis Kelamin, Alamat,

pendidikan, pekerjaan
b. Riwayat kesehatan

1) Keluhan utama

Biasanya badan tersa lemah, mual, muntah, dan terdapat udem.

2) Riwayat kesehatan sekarang

Keluhan lain yang menyerta biasanya : gangguan pernapasan, anemia, hiperkelemia,

anoreksia, tugor pada kulit jelek, gatal-gatal pada kulit, asidosis metabolik.

3) Riwayat kesehatan dahulu

Apakah pasien mempunyai riwayat Diabet, hipertensi ?

c. Aktivitas/istirahat.

Gejala : Kelelahan ekstrem, kelemahan, malaise, gangguan tidur (Insomnia/gelisah atau

samnolen).

Tanda : Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak.

d. Sirkulasi.

Gejala : Riwayat hipertensi lama atau berat.

Palpitasi : nyeri dada (angina).

Tanda : Hipertensi : DVJ, nadi kuat, edema jaringan umum dan pitting pada kaki,

telapak, tangan.

Distritmia jantung.

Nadi lemah halus, hipotensi ortostatik menunjukkan hipovolemia, yang jarang pada

penyakit tahap akhir.

e. Integritas Ego.

Gejala : Faktor stress, contoh financial, hubungan dan sebagainya. Perasaan yang tak

berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan.

Tanda : Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan kepribadian.


f. Eliminasi.

Gejala : Penurunan frekuensi urine, oliguria, onuria (gagal tahap lanjut). Abdomen

kembung, diare atau konstipasi.

Tanda : Perubahan warna urine, contoh kuning pekat, merah, coklat, berawan, oliguria,

dapat menjadi anuria.

g. Makanan/cairan.

Gejala : Peningkatan berat badan cepat (edema), penurunan berat badan (malnutrisi),

anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap pada mulut (Pernapasan

ammonia).

Tanda : Distensi abdomen/asites, pembesaran hati (tahap akhir). Perubahan turgor

kulit/kelembaban.

h. Neurosensori.

Gejala : Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot/kejang, sindrom “kaki gelisah”

bebas rasa terbakar pada telapak kaki. Bebas kesemutan dan kelemahan, khususnya

ekstremitas bawah (neuropati perifer).

Tanda : Gangguan status mental, contoh penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan

berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, strupor, koma.

i. Nyeri/kenyamanan.

Gejala : Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/nyeri kaki (memburuk saat malam hari).

Tanda : Perilaku berhari-hari/distraksi, gelisah.

Pernapasan.

Gejala : Napas pendek; dispnea noktural paroksismal; batuk dengan/tanpa sputum kental

dan banyak.

Tanda : Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi/kedalaman (pernapasan kussmaul).

Batuk produktif dengan sputum merah muda encer (edema paru).


j. Keamanan.

Gejala : Kulit gatal.

Ada/berulangnya infeksi.

Tanda : Pruritis.

Demam (sepsis, dehidrasi), normotermia dapat secara actual terjadi peningkatan pada pasien

yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal (efek GGK/depresi respon imun),

petekie, area ekimosis pada kulit.

Fraktur tulang; deposit fosfal kalsium (klasifikasi metastatik) pada kulit, jaringan lunak,

sendi, keterbatasan gerak sendi.

k. Seksualitas.

Gejala : Penurunan libido; amenonea; infertilitas.

Interaksi sosial.

Tanda : Kesulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekerja, mempertahankan

fungsi peran biasanya dalam keluarga.

l. Pembelajaran/penyuluhan.

Gejala : Riwayat DM keluarga (resiko tinggi untuk gagal ginjal) penyakit polikistik,

nefritis, herediter, kalkulus urinaria, malignansi.

Riwayat terpajan pada toksin, contoh obat, racun lingkungan.

Penggunaan antibiotic nefrotoksik saat ini/berulang.

2. PEMERIKSAAN FISIK

BODY SYSTEM

a. B1 ( Breath )

Gejala : Nafas pendek, dispnoe, batuk dengan/tanpa sputum, kental dan banyak.

Tanda : Tahipnoe, peningkatan frekuensi, batuk produktif dengan/tanpa sputum


b. B2 ( Blood )

Gejala : Riwayat hipertensi lama atau berat, palpitasi nyeri dada atau angina dan sesak

nafas,gangguan irama jantung, edema.

Tanda : Hipertensi, nadi kuat, oedema jaringan umum, piting pada kaki, telapak tangan,

Disritmia jantung, nadi lemah, hipotensi ostiostatik, friction crub pericardial, pucat, kulit

coklat kehijauan, kuning.

c. B3 (Brain)

Kesadaran : Disorioentasi, gelisah, apatis, letargi, somnolent sampai koma.

d. B.4 (Bladder)

Kencing sedikit (kurang dari 400 cc/hari), warna urine kuning tua dan pekat, tidak dapat

kencing.

Gejala : Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (gagal ginjal tahap lanjut) abdomen

kembung, diare atau konstipasi.

Tanda : Perubahan warna urine, (pekat, merah, coklat, berawan) oliguria atau anuria.

e. B5 (Bowel)

Anoreksia, nausea, vomiting, fektor uremicum, hiccup, gastritis erosiva dan diare.

f. B 6 ( Bone)

Gejala : Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki, (memburuk saat malam hari),

kulit gatal, ada/berulangnya infeksi.

Tanda : Pruritus, demam (sepsis, dehidrasi), ptekie, area ekimoosis pada kulit, fraktur

tulang, defosit fosfat kalsium,pada kulit, jaringan lunak, sendi keterbatasan gerak sendi.

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang bias muncul akibat terjadinya asidosis metabolic pada pasien Gagal

ginjal Kronik, yaitu :

a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,

gangguan frekuensi irama, penumpukan urea toksin.

b. Gangguan pertukaran Gas berhubungan dengan edema paru

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhungan dengan mual muntah

d. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan kebutuhan okigen dengan

suplay oksigen, kelemahan

4. INTERVENSI

DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN KEPERAWATAN (NOC) RENCANA TINDAKAN (NIC)

Penurunan curah jantung Pompa jantung efektif Perawatan Jantung


berhubungan dengan : Kaji tekanan darah, sianosis,status
Status sirkulasi adekuat
Ketidakseimbangan cairan dan pernafasan dan status mental
elektrolit, gangguan frekuensi Status tanda vital dalam
rentang yang diharapkan Kaji toleransi aktivitas : mulainya nafas
irama, penumpukan toksin. pendek, nyeri, palpitasi, atau pusing
Data Subyektif Setelah dilakukan Asuhan Monitor denyut jantung, irama dan nadi
Klien mengatakan : keperawatan selama …x 24 jam.: Monitor efektifitas pemberian O2
Nyeri dada Monitor status mental: gelisah, cemas
Gambaran ECG normal
Sesak nafas Atur posisi tidur sesuai kondisi klien.
Tidak ada edema paru, perifer,
Berdebar-debar Hindari Valsafa Manuever : mengejan,
acites, distensi vena jugularis bersin, menahan bowel, menahan bab/bak
Data Obyektif Dapat mentoleransi aktifitas, tidak
Jelaskan penggunaan, dosis, efek samping
ada kelelahan.
Dispnea pengobatan kepada klien dan keluarga.
Tidak sianosis
Disritmia Berikan informasi meliputi pembatasan
Nilai AGD normal (PaO2: 70-110 aktifitas, perubahan diet kepada klien dan
Perubahan EKG
mmHg, PaCO2: 36-44 mmHg, pH keluarga.
Edema : ekstremitas art.: 7,36-7,44, HCO3: 22-26 Kolaborasi : medis (untuk pemberian terapi
Kulit dingin / lembab mmol/l ) antiaritmia, nitrogliserin, vasodilator, anti
Capilary Refill>3 detik BJ urine normal :1,010–,025 mg/l koagulan, terapi cairan & oksigenasi), sosial
Kekuatan denyut nadi Urine output normal (30 cc/jam) pastoral, ahli gizi.
menurun / melemah TTV dalam batas normal;
Frekuensi denyut jantung Perawatan sirkulasi
dan respirasi meningkat Monitor tanda kelebihan cairan, asupan
Sianosis cairan, haluaran urine
Monitor denyut perifer, pengisian kapiler,
suhu, dan warna ekstremitas
Auskultasi bunyi paru untuk mengetahui
adanya ronchi basah, atau bunyi tambahan
Monitor tanda vital
Monitor tanda vital saat klien berbaring,
duduk, berdiri, sebelum, selama, dan
sesudah klien aktifitas..
DIAGNOSA TUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN (NOC ) (NIC )

Gangguan pertukaran gas Status respirasi : Manajemen jalan nafas


berhubungan dengan : Pertukaran gas adekuat Kaji bunyi paru, frekuensi, kedalaman, usaha
Status respirasi : Ventilasi nafas, dan produksi sputum.
Ketidak seimbangan efektif Identifikasi kebutuhan insersi jalan nafas, dan
perfusi ventilasi : siapkan klien untuk tindakan ventilasi mekanik
Keseimbangan elektrolit
bronkospasme / PPOM , sesuai indikasi
dan asam basa
bronkiektasis, empisema, Monitor vital sign tiap ...jam, adanya sianosis, dan
asthma
Setelah dilakukan asuhan efektifitas pemberian oksigen yang dilembabkan.
Perubahan membran keperawatan selama …. x 24 Jelaskan penggunaan alat bantu yang dipakai klien
kapiler alveoli : atelektase, jam : : oksigen, mesin penghisap, dan alat bantu nafas
kolaps jalan nafas, edem
Menunjukkan pertukaran gas Ajarkan tehnik nafas dalam, batuk efektif
paru, effusi pleura, sekresi
efektif Lakukan tindakan untuk mengurangi konsumsi
berlebihan / perdarahan - pH : 7.35 – 7.45
aktif oksigen : kendalikan demam, nyeri, ansietas, dan
- PaCO2 : 35 – 45 % tingkatkan periode istirahat yang adekuat
- PaO2 : 85 – 100 %
Data Subyektif - BE : + 2 s/d – 2 meq/L Kolaborasi dgn Tim medis : pemberian O2, obat
Klien mengatakan : - SaO2 : 96-97 % bronkhodilator, terapi nebulizer / inhaler, insersi
Sakit kepala jalan nafas
Tidak ada dyspnea dan
Manajemen Elektrolit & Asam-basa
Gangguan penglihatan / sianosis, mampu bernafas
visual : pandangan kabur dengan mudah Pertahankan kepatenan IV line, dan balance cairan
Kelelahan Menunjukkan ventilasi Monitor status mental, elektrolit, dan abnormalitas
adekuat, ekspansi dinding serum
Sesak nafas
dada simetris, suara nafas Monitor tanda-tanda gagal nafas : hasil AGD
Merasa kebingungan
bersih, tidak ada : abnormal, kelelahan
penggunaan otot-otot nafas Berikan terapi oksigen sesuai indikasi
Data Obyektif tambahan, retraksi dinding Monitor status neurologi dan atau neuromuskular :
Dispnea dada, nafas cuping hidung, tingkat kesadaran dan adanya kebingungan,
Takikardi dyspnea, taktil fremitus parestesia, kejang
Sianosis TTV dalam batas normal Kolaborasi dengan Tim medis untuk pemeriksaan
Gelisah Menunjukkan orientasi AGD, pencegahan dan penanganan asidosis dan
Hipoksia(penurunan PO2) kognitif baik, dan status alkalosis: Respiratorik & Metabolik
mental adekuat Hemodynamic regulation
Hiperkarbia(peningkatan
PCO2) Menunjukkan keseimbangan Monitor status hemodinamik: saturasi oksigen,
elektrolit dan asam basa nadi perifer, capillary refill, suhu dan warna
Irama / frekuensi
Na : 135 – 145 meq/L ekstremitas, edema, distensi JVP
/kedalaman nafas
Cl : 100-106 meq /L Kolaborasi dgn Tim Medis untuk obat vasodilator
abnormal
K : 3,5 – 5.5 meq/L dan atau vasokonstriktor
Tensi ………. mmHg Mg :1,5 – 2,5 meq / L
RR …………. x /mnt Ca : 8,5- 10,5 meq /L
Nadi ………x/mnt BUN : 10-20 mg/dl
SpO2 …………. %
AGD / BGA abnormal
DIAGNOSA TUJUAN RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN KEPERAWATAN (NIC )
( NOC )
Perbahan nutrisi : kurang dari Status nutrisi :makanan Manajemen nutrisi
kebutuhan tubuh berhubungan dan cairan adekuat Kaji kemampuan klien untuk memenuhi
dengan : kebutuhan nutrisi
Pemberian ASI/PASI Informasikan kepada klien / keluarga
Tidak mampu dalam faktor yang dapat menimbulkan mual dan
adekuat
Memasukkan makanan muntah
Mencerna makanan BB seimbang Lakukan / tawarkan oral higiene sebelum
Mengabsorbsi makanan makan
karena faktor biologi, psikologi Ajarkan pada klien / keluarga tentang
Hilangnya nafsu makan Setelah dilakukan asuhan pentingnya kebutuhan nutrisi/ASI/PASI
Mual, muntah keperawatan selama ......x Informasikan kepada klien untuk
24 jam menghindari mengunyah makanan pada
Data Subyektif bagian mulut yang sakit / luka
Klien mengatakan : Intake nutrisi/ASI/PASI
Monitor asupan nutrisi, dan intake -
Mudah merasa kenyang sesaat adekuat
output cairan
setelah mengunyah makanan Tidak terjadi kram perut
Kolaborasi dengan medis dan ahli gizi
Intake makan kurang dari Nafsu makan meningkat untuk :
kebutuhan yg dianjurkan Tidak ada luka, inflamasi □ Program therapi, diet,
Perubahan sensasi rasa pada rongga mulut pemeriksaan laborat
Tidak mampu mengunyah Bising usus dalam batas □ Pemasangan NGT
makanan normal 5-35 x /mnt □ Pemberian nutrisi parenteral
Kram perut Berat badan meningkat Dukungan kenaikan BB
Nyeri abdomen patologi Klien mandiri dan Monitor BB klien sesuai indikasi
Tidak ada nafsu makan mampu mengidentifikasi Sediakan makanan sesuai dengan
kebutuhan nutrisi
kesukaan klien & program diit
Data Obyektif Data Lab ……………… Bantu klien dalam makan dan libatkan
Konjungtiva dan membran ................................ keluarga dalam pemberian makanan
mukosa pucat Pendampingan pemberian ASI/PASI
Luka, inflamasi pada rongga Ciptakan lingkungan yang nyaman
mulut(sariawan) saat menyusui
Tonus otot buruk Kaji kemampuan reflek menelan bayi
Diare Lakukan konseling laktasi bila
Suara usus hiperaktif ……x /m diperlukan.
Penurunan BB ………………
Data Lab: ……………………
DIAGNOSA TUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN (NOC) (NIC )

Intoleransi aktivitas Toleransi daya tahan Managemen Energi


berhubungan dengan : Adekuat Tentukan penyebab keletihan: :nyeri, aktifitas,
Penghematan energi efektif perawatan , pengobatan
Tirah baring atau Kaji respon emosi, sosial dan spiritual terhadap
Perawatan diri optimal
Imobilisasi aktifitas.
Kelemahan umum Setelah dilakukan Asuhan Evaluasi motivasi dan keinginan klien untuk
Ketidakseimbangan antara keperawatan selama …. x 24 meningkatkan aktifitas.
kebutuhan & suplay O2 jam : Monitor respon kardiorespirasi terhadap aktifitas
Gaya hidup yang monoton : takikardi, disritmia, dispnea, diaforesis, pucat.
Nyeri kronis Klien mampu Monitor asupan nutrisi untuk memastikan ke
mengidentifikasi aktifitasadekuatan sumber energi.
Data Subyektif dan situasi yang Monitor respon terhadap pemberian oksigen :
Klien mengatakan : menimbulkan kecemasan
nadi, irama jantung, frekuensi Respirasi terhadap
Merasa kelelahan & lemah yang berkonstribusi pada aktifitas perawatan diri.
intoleransi aktifitas.
Penurunan aktifitas Letakkan benda-benda yang sering digunakan
Klien mampu berpartisipasi
Tidak nyaman yang sangat pada tempat yang mudah dijangkau
dalam aktifitas fisik tanpa
…………………….. disertai peningkatan TD, N, Kelola energi pada klien anak dengan pemenuhan
RR dan perubahan ECG kebutuhan makanan, cairan, kenyamanan /
Data Obyektif digendong untuk mencegah tangisan yang
Klien mengungkapkan
menurunkan energi.
Nadi dan tekanan darah secara verbal, pemahaman
tidak normal: tentang kebutuhan oksigen, Kaji pola istirahat klien dan adanya faktor yang
................................ pengobatan dan atau alat menyebabkan kelelahan.
Perubahan EKG yang dapat meningkatkan
menunjukkan iskemia & toleransi terhadap aktifitas. Terapi Aktivitas
disritmia Klien mampu berpartisipasi Bantu klien melakukan ambulasi yang dapat
dalam perawatan diri tanpa ditoleransi.
Dispnoe
bantuan atau dengan Rencanakan jadwal antara aktifitas dan istirahat.
RR: ……x/mnt
bantuan minimal tanpa Bantu dengan aktifitas fisik teratur : misal:
……………………
menunjukkan kelelahan ambulasi, berubah posisi, perawatan personal,
……………………
……………………….. sesuai kebutuhan.
Minimalkan anxietas dan stress, dan berikan
istirahat yang adekuat
Kolaborasi dengan medis untuk pemberian terapi,
sesuai indikasi.

You might also like