You are on page 1of 14

Perubahan Persepsi, Sensori, dan Kognitif

Sensory Defisit
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Aman Nyaman
Dosen Pembimbing: Ns. Henni Kusuma, M.Kep., Sp.Kep.MB

Disusun oleh:

1. Intan Indah Sari (22020116120003)


2. Firda Sefy Faradila (22020116120005)
3. Alya Nuur Taufiana (22020116120008)
4. Siti Lutfiyana (22020116120009)
5. Isnanda Feby Nur Aini (22020116120011)
6. Cahyaning Arum M (22020116120013)

Kelompok 1

Kelas A.16.1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO

2017

I. Definisi Defisit Sensori


Defisit sensori adalah suatu kerusakan dalam fungsi normal penerimaan dan persepsi sensori.
Klien tidak mampu menerima stimulus tertentu (misal : kebutaan atau tuli), atau stimulus
menjadi distorsi (missal : penglihatan kabur karna katarak). Kehilangan sensori tiba-tiba
dapat menyebabkan ketakutan, marah dan perasaan tidak berdaya. Apabila indra rusak maka
perasaan terhadap diri juga rusak. Pada awalnya seseorang dapat menarik diri dengan
menghindari komunikasi atau sosialisasi dengan orang lain dalam suatu usaha untuk
mengatasi kehilangan sensori. Hal ini menjadi sulit bagi seseorang untuk berinteraksi dengan
aman pada lingkungan sampai mempelajari keterampilan baru fungsi yang ada. Jika deficit
terjadi bertahap atau waktu yang dapat dipertimbangkan telah terlewati sejak permulaan dari
suatu kehilangan sensori yang akut, seseorang belajar untuk bergantung pada indra yang tidak
terkena.

II. Karakteristik Atau Gejala Defisit Sensori

Gejala defisit sensori dapat dilihat dengan adanya penurunan fungsi sensori dalam
menerima stimulus sehingga respon yang dihasilkan juga kurang baik. Klien yang mengalami
defisit sensori dapat mengubah perilaku dalam cara-cara yang adaptif atau maladaptif.
Sebagai contoh seorang klien yang mengalami kerusakan pendengaran dapat memutar telinga
yang tidak terganggu ke arah pembicara untuk mendengar dengan lebih baik, sementara klien
lain mungkin menghindar dari orang lain untuk menghindari malu karena tidak mampu
memahami pembicaraan mereka.

Contoh defisit sensori umum :

a. Visual : presbiopi, katarak, glaukoma


b. Pendengaran : presbikusis, otitis eksternal
c. Neurologis : stroke, neuropati perifer

Cek pathway: http://askep33.com/2015/12/14/laporan-pendahuluan-hipertensi/

III. Gangguan Defisit Sensori


Sensory deficit 1

Ny.C (65 th) dirawat di ruang perawatan khusus lansia dengan diagnosis medis
hipertensi. Ny B telah mengalami penurunan pendengaran sehingga keluarga maupun
petugas kesehatan agak kesulitan berkomunikasi. Klien masih mampu membaca tulisan
yang cukup besar.
No. Data subyektif Data obyektif
1. - Klien mengalami penurunan - Pasien terlihat dibantu orang lain
pendengaran, kesulitan dalam saat melakukan aktivitas.
berkomunikasi
- Klien tampak sering memegangi
kepalanya
- Masih mampu membaca tulisan
yang cukup besar. - Klien bertanya tentang
penyakitnya
- Klien mengatakan sakit kepala

- Klien mengatakan kurang tahu


tentang penyakit hipertensi.

- Klien mengatakan makan


makanan yang sama dengan
keluarganya, tanpa adanya
perbedaan

A. Analisis data
No. Tanggal Data Fokus Problem Etiologi
& Jam
1. DS : klien mengalami Hambatan Gangguan persepsi
penurunan pendengaran, Komunikasi
kesulitan dalam verbal
berkomunikasi dan masih (00051)
mampu membaca tulisan
yang besar.
DO : Pasien terlihat dibantu
orang lain saat melakukan
aktivitas.
DS : Klien mengatakan sakit Gangguan Gejala terkait
kepala. rasa nyaman penyakit
DO : Klien tampak sering
(00214)
memegangi kepalanya

DS : Klien mengatakan Defisiensi Kurang informasi


kurang tahu tentang penyakit pengetahuan
hipertensi.
(00126)
- Klien mengatakan makan
makanan yang sama dengan
keluarganya, tanpa adanya
perbedaan
DO : Klien bertanya tentang
penyakitnya

B. Rencana Tindakan Keperawatan


No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil Keperawatan
1. Hambatan Setelah dilakukan Peningkatan Peningkatan
Komunikasi perawatan selama 2 komunikasi: komunikasi: kurang
Verbal X 24 Jam, kurang pendengaran (III Q
berhubungan diharapkan klien pendengaran (III 4974)
1. Menghindari
dengan dapat mengontrol Q 4974)
1. Hindari lingkungan yang
gangguan masalah persepsi
lingkungan yang berisik itu dapat
persepsi dengan kriteria
berisik saat lebih
hasil :
1. Klien sudah berkomunikasi. memfokuskan
dapat (III Q 4974 8) suara yang harus
2. Hindari
menginterpreta didengarkan oleh
berkomunikasi
sikap dengan klien
lebih dari 2-3 2. Menggunakan
bahasa isyarat
kaki jauhnya jarak komunikasi
dari level 1 ke
dari pasien (III yang dekat dapat
level 3. (II J
Q 4974 9) mempermudah
090404)
3. Gunakan
2. Klien mampu klien dalam
gerakan tubuh
mengenali menangkap suara
jika diperlukan 3. Dengan
pesan yang
(III Q 4974 10) menggunakan
diterima dari
4. Fasilitasi
gerakan tubuh,
level 1 ke 3. (II
pembacaan bibir
klien dapat lebih
J 090406)
dengan
3. Klien mampu mudah dalam
menghadap
menginterpreta menangkap pesan
pasien langsung
sikan foto dan yang dikirim
dengan 4. Pencahayaan
gambar dari
pencahayaan yang baik dan
level 1 ke 3 (II
yang baik (III Q bertatap muka
J 090403)
4974 13) dengan klien
dapat
Peningkatan
mempermudah
komunikasi: kurang
klien dalam
penglihatan (III Q
berkomunikasi
4978)
1. Menyediakan dengan gerakan
literature bibir
Peningkatan
dengan (huruf)
komunikasi: kurang
cetakan yang
penglihatan (III Q
besar. (III Q
4978)
4978 5)
1. Menggunakan
2. Membantu klien
huruf cetakan
untuk
yang besar akan
meningkatkan
membuat klien
stimulasi
jauh lebih mudah
indera-indera
dalam
lainnya
membacanya.
(misalnya
2. Meningkatkan
menikmati
stimulus indera
aroma, rasa, dan
lain dapat
tekstur
membantu klien
makanan). (III
dalam
Q 4978 19)
mengidentifikasi
3. Memberikan
suatu benda.
alat bantu untuk
3. Jika klien ingin
kehidupan
memakai suatu
sehari-hari
alat maka
(misalnya jam
diusahakan
dan telepon
dengan tulisan
dengan angka
besar agar klien
yang besar).
lebih mudah
( III Q 4978 9)
dalam
menggunakannya.
Gangguan rasa Setelah dilakukan Manajemen nyeri Manajemen nyeri ( I
nyaman perawatan selama 2 ( I E 1400) E 1400)
1. Mengendalikan 1. Dengan
berhubungan X 24 Jam,
faktor lingkungan yang
dengan gejala diharapkan klien
lingkungan yang nyaman akan
terkait dapat mengontrol
dapat membuat klien
penyakit masalah persepsi
mempengaruhi merasa lebih tenang
dengan kriteria
respon pasien sehingga dapat
hasil :
1. Klien mampu terhadap sedikit melupakan
mengontrol ketidaknyamanan rasa nyerinya.
2. Memberikan obat
gejala dari level (misalnya suhu
anelgesik dapat
1 ke 3. (VI U ruangan,
mengurangi rasa
200802) pencahayaan,
2. Klien mampu nyeri.
suara bising) (I E
3. Memberikan
menyejahterakan
1400 28)
pengetahuan tentang
psikologis dari
2. Memberikan segala hal yang
level ke 1 ke 3.
individu berhubungan dengan
(VI U 200803)
3. Klien mampu penurunan nyeri rasa nyeri yang
melakukan yang optimal dirasakan klien,
perawatan sesuai dengan dengan begitu klien
dengan peresepan dapat mengetahui
kebutuhan. (VI U analgesik.(I E dan memposisikan
200811) 1400 14) dirinya sendiri
3. Memberikan
(antisipasi dari
informasi
ketidaknyaman
mengenai nyeri
klien).
seperti penyebab
nyeri, berapa
lama nyeri akan
dirasakan dan
antisipasi dari
ketidaknyamanan
akibat prosedur.
(I E 1400 27)
Defisiensi Setelah dilakukan Peningkatan Peningkatan
pengetahuan perawatan selama 2 kesadaran kesadaran kesehatan
berhubungan X 24 Jam, kesehatan (III S (III S 5515)
1. Komunikasi yang
dengan kurang diharapkan klien 5515)
1. Menggunakan sesuai dan jelas akan
informasi dapat mengontrol
komunikasi yang membuat klien lebih
masalah persepsi
sesuai dan jelas. (III paham mengenai
dengan kriteria
S 5515 2) informasi yang
hasil :
2. Menggunakan
1. klien mampu diberkan.
Bahasa yang 2. Bahasa yang
menargetkan
sederhana. (III S sederhana akan
tekanan darah dari
5515 3) mudah dimengerti
level 1 ke 3. (IV S
3. Memberikan
oleh klien karena
183703)
Pendidikan
2. klien mampu klien sudah lansia ,
kesehatan satu
mematuhi sehingga pemberian
persatu atau
pengobatan dari informasi tidak perlu
konseling jika
level 1 ke 3. (IV S berbelit-belit dan
memungkinkan. (III
183713) diusahakan
3. klien mengetahui S 5515 15)
menggunakan kosa
strategi mengelola
kata yang sering
stress dari level 1 ke
digunakan dalam
3. (IV S 183720)
kehidupan sehari-
hari agar tidak
menimbulkan salah
persepsi dalam setiap
orang.
3. Dengan diberikan
pengetahuan maka
klien akan lebih
memahami dan
mengerti tentang apa
yang dibutuhkan
tubuh dalam diri
klien.
1. Apakah jenis gangguan persepsi, sensori, kognitif yang dialami oleh
pasien/klien pada kasus di atas? Jelaskan definisi dan karakteristik yang
didapatkan dari analisa kasus !
Gangguan persepsi:
Karena kerja dari sistem pendengaran Ny. C mengalami penurunan, maka pesan
yang diterima kurang dapat dipahami dengan baik, hal itu disebabkan karena
persepsi yang dihasilkan kurang tepat. Persepsi yang kurang tepat itu dikarenakan
oleh stimulus yang diterima sensori kurang baik sehingga akan mengganggu kerja
otak dalam mempersepsi stimulus yang diterima.
Gangguan sensori:
Defisit sensori pada Ny.C adalah penurunan fungsi indera pendengaran dan juga
sedikit penurunan penglihatan. Ny.C pada sistem sensori pendengaran mengalami
gangguan yang menyebabkan ketidaknormalan sensori dalam menerima stimulus
yang mengakibatkan Ny.C sulit untuk diajak berkomunikasi. Meskipun begitu Ny.
C masih bisa membaca tulisan dengan ukuran besar hal ini karena kurangnya
kemampuan penglihatan namun tidak separah dari gangguan pada pendengaran.
Gangguan kognitif:
Karena penurunan kemampuan pendengaran Ny.C maka kemampuan dalam
berpikir dan menyelesaikan masalah akan terganggu. Dalam melakukan pekerjaan
Ny. C akan kurang maksimal serta hasil kerja juga akan kurang baik, hal itu
dikarenakan pesan yang diterima kurang tepat.
1. Apakah tindakan yang dilakukan untuk membantu memenuhi kebutuhan
aman dan nyaman pada pasien/klien ?
Perawat harus membantu pasien agar mampu berkomunikasi dengan baik.
Berbagai tindakan yang mungkin dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
aman dan nyaman pasien, yaitu saat berkomunikasi tanpa berteriak namun
berhadapan ke arah pasien agar pasien bisa melihat gerakan bibir, menjaga agar
lingkungan dalam kondisi yang kondusif (tidak berisik), jarak saat berkomunikasi
tidak terlalu jauh, berbicara secara perlahan-lahan dan jelas, berbicara sekaligus
menggunakan isyarat serta menggunakan sentuhan jika diperlukan.
Sensory deficit 2

Tn. S (57 tahun) mempunyai riwayat diabetes mellitus tipe II sejak 20 tahun yang
lalu dan sering dirawat di RS karena penyakitnya. Pasien mengalami penurunan fungsi
pengelihatan dan pendengaran sejak 3 tahun yang lalu. Tn. S mengaku telapak dan jari-
jarinya kaki terasa baal dan kesemutan sehingga kakinya sering terluka dan sulit sembuh.

No. Data subyektif Data obyektif


1. Klien mengalami mengalami Kaki klien sering terluka dan sulit
penurunan fungsi pengelihatan sembuh
dan pendengaran.
2. Klien merasa telapak dan jari-
jarinya kaki terasa baal dan
kesemutan.

A. Analisis Data

No. Tanggal Data Fokus Problem Etiologi


& Jam
1. DS: Klien merasa telapak dan Ketidakefekt Diabetes
jari-jarinya kaki terasa baal dan ifan perfusi melitus
kesemutan jaringan
perifer
DO: kaki klien sering terluka
(00204)
dan sulit sembuh.

2. DS: Klien mengalami Ketakutan Gangguan


penurunan fungsi pengelihatan (00148) sensorik
dan pendengaran. (penglihatan
DO:-
dan
pendengaran)
B. Rencana Tindakan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawata Hasil Keperawatan
n
1. Ketidakefek Setelah dilakukan Manajemen 1. Melatih dan
tifan perfusi perawatan selama sensasi perifer: memastikan apa
1. Monitor
jaringan 3X24 Jam, diharapkan yang dirasakan
sensasi tumpul
perifer perfusi jaringan pasien
atau tajam dan
berhubunga perifer dengan kriteria 2. Mengawasi
panas atau
n dengan hasil : keadaan kulit
1. Pengisian dingin (yang
diabetes pasien agar
kapiler jari dari dirasakan
mellitus tidak terjadi
level 1 ke level pasien)
infeksi karena
2. Instruksikan
3.
penyembuhan
(040715) pasien dan
2. Pengisian luka yang lama.
keluarga untuk
kapiler jari kaki 3. Mengawasi agar
memeriksa
dari level 1 ke tidak ada benda
adanya
level 3. asing yang
kerusakan kulit
(040716)
melukai kulit
3. suhu kulit ujung setiap harinya.
3. Cek sepatu, pasien.
kaki dan tangan
kantung, dan 4. Memastikan agar
dari level 1 ke
baju terkait aliran darah tetap
level 3.
(040710) adanya kerutan lancar sehingga
4. Tekanan darah
atau benda dapat
sistolik dari
asing. mengurangi
level 1 ke level 4. Letakkan
kesemutan.
3. bantalan pada
5. Mengawasi
(040727)
bagian tubuh
5. Tekanan darah pasien agar posisi
yang
diastolik dari yang dilakukan
terganggu
level 1 ke level 3 dalam suatu
(040728) untuk
keadaan benar.
6. Mati rasa dari
melindungi
level 1 ke level 3
area tersebut.
(040741)
5. Instruksikan
pasien dan
keluarga untuk
menjaga posisi
tubuh ketika
sedang mandi,
duduk,
berbaring, atau
merubah
posisi.

2. Ketakutan Setelah dilakukan Peningkatan 2. Melatih pasien


berhubunga perawatan 3X24 jam Koping : untuk selalu
1. Instruksikan
n dengan diharapkan tingkat relaksasi dan
pasien untuk
gangguan ketakutan dengan tidak terlalu
menggunakan
sensorik kriteria hasil : mencemaskan
1. Menggunakan teknik
(penglihatan sesuatu
teknik relaksasi
dan keadaan.
relaksasi untuk sesuai dgn
pendengara 3. Memberikan
mengurangi kebutuhan.
n) motivasi
2. Bantu pasien
rasa takut dari
tentang
untuk
level 5 ke level
kesembuhan
melewati
3. (140407)
dalam
2. Mempertahank kondisi karena
menghadapi
an fungsi fisik penyakit
penyakit
dari level 5 ke kronik dengan
kronik yang
level 3. tepat.
3. Turunkan diderita
(140414)
3. Mengontrol stimulus yg pasien.
respon takut dapat 4. Melatih rasa
dari level 5 ke diartikan optimisme
level 3. sebagai suatu terhadap
(140417) ancaman keadaan pasien
1.
dalam suatu agar selalu
lingkungan mempertahank
tertentu. an kesehatan
4. Dukung
fisiknya.
keluarga,
5. Meminta
untuk
dukungan
memverbalisa
keluarga untuk
sikan perasaan
selalu
mengenai
mendampingi
sakitnya
pasien dan
anggota
menenangkan
keluarga.
pikiran pasien.

2. Apakah jenis gangguan persepsi, sensori, kognitif yang dialami oleh


pasien/klien pada kasus di atas? Jelaskan definisi dan karakteristik yang
didapatkan dari analisa kasus !
Gangguan persepsi:
Tn. S menderita penyakit diabetes melitus II selama bertahun-tahun sehingga
meyebabkan menurunnya fungsi pengelihatan dan pendengaran. Tn. S tidak
mampu mempersepsikan warna, bentuk, ukuran secara jelas. Apalagi dengan
menurunnya fungsi pendengaran sehingga Tn. S kurang mampu menerima
komunikasi dan informasi secara tepat. Selain itu juga, kulit pada kakinya baal
sehingga tidak bisa merasakan sensasi tumpul atau tajamnya suatu benda yang
mengenai kulit kakinya.
Gangguan sensori:
Kasus Tn. S ini merupakan deficit sensori karena stimulus pendengaran dan
penglihatan semakin menurun, selain disebabkan oleh faktor usia namun juga
adanya penyakit DM II yang dideritanya. Tn. S tidak mampu memberikan respons
secara maksimal. Selain itu kakinya yang baal juga menyebabkan Tn. S tidak
mampu merasakan stimulus yang datang pada kakinya. Menurunnya penglihatan
karena diabetes yang menyebabkan kadar cairan dalam tubuh bergeser, termasuk
di dalam mata sehingga penglihatan tidak menentu. Menurunnya pendengaran
karena diabetes mengakibatkan kerusakan pembuluh darah dan saraf telinga
bagian dalam. Kemudian, diabetes dengan neuropati sensorik yaitu hambatan
rangsangan dalam menyampaikan pesan ke otak menyebabkan sirkulasi darah
kaki dari tungkai yang menurun, berkurangnya perasaan pada kaki dan
berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi.
Gangguan kognitif:
Karena penurunan kemampuan melihat dan mendengar Tn. S mengalami
penurunan kemampuan dalam berpikir, mengontrol keadaan dan emosi. Kemudian
diabetes menyebabkan neuropati motorik juga, ditandai dengan kelemahan sistem
otot, otot mengecil, mudah lelah, kram otot, dan kulit kaki terlihat kering, pecah
serta tidak ada keringat.
3. Apakah tindakan yang dilakukan untuk membantu memenuhi kebutuhan
aman dan nyaman pada pasien/klien ?
Perawat harus membnatu klien untuk memenuhi kebutuhan dasar klien tersebut.
Jika klien kesulitan untuk berjalan karena gangguan pengelihatannya, perawat
memberikan bantuan lengan untuk pegangan. Berkomunikasi dengan sabar
dengan klien untuk memberikan informasi. Tidak berbicara dengan keras tapi saat
berbicara dengan menatap muka agar klien bisa memperhatikan apa yang perawat
sampaikan. Menyarankan kepada klien untuk tidak melakukan kegiatan yang
monoton agar posisi kaki bisa berubah-ubah sehingga kaki tidak baal.
DAFTAR PUSTAKA

etd.repository.ugm.ac.id/.../S2-2015-322686-introduction.pdf

http://ners.unair.ac.id/materikuliah/Pengantar%20Keperawatan%20Persepsi%20Sensori.pdf

Nanda Internasional.2015.Diagnosis Keperawatan 2015-2017. EGC : Jakarta.

Bulechek G, dkk.2016.Nursing Interventions Clarification (NIC). Sixth Edition. Mosby :


Elsevier Inc.

Moorhead S, dkk.2016.Nursing Outcames Clasification (NOC).Fifth Edition.Mosby :


Elsevier Inc.

You might also like