You are on page 1of 14

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
3.1.1 Anamnesis
3.1.1.1 Umur
Katarak bisa terjadi pada semua umur tetapi pada umumnya pada usia lanjut.
3.1.1.2 Riwayat trauma
Trauma tembus ataupun tidak tembus dapat merusak kapsul mata.
3.1.1.3 Riwayat pekerjaan
Pada pekerjaan laboratorium atau yang berhubungan dengan bahan kimia atau terpapar
radioaktif/sinar-X.
3.1.1.4 Riwayat penyakit/masalah kesehatan yang ada
Beberapa jenis katarak komplikata terjadi akibat penyakit mata yang lain dan penyakit sistemik.
3.1.1.5 Riwayat penggunaan obat-obatan.
3.1.2 Pemeriksaan Fisik
3.1.2.1 Klien mengeluhkan penurunan pandangan bertahap dan tidak nyeri.
3.1.2.2 Pandangan kabur, berkabut atau pandangan ganda.
3.1.2.3 Klien juga melaporkan melihat glare/halo di sekitar sinar lampu saat berkendaraan di malam
hari, kesulitan dengan pandangan malam, kesulitan untuk membaca, sering memerlukan
perubahan kacamata dan gangguan yang menyilaukan serta penurunan pandangan pada cuaca
cerah. Klien juga memberikan keluhan bahwa warna menjadi kabur atau tampak kekuningan
atau kecokelatan. Perlu peningkatan cahaya untuk membaca.
3.1.2.4 Jika klien mengalami kekeruhan sentral, klien mungkin melaporkan dapat melihat lebih baik
pada cahaya suram daripada terang, karena katarak yang terjadi di tengah dan pada saat pupil
dilatasi klien dapat melihat melalui daerah di sekitar kekeruhan.
3.1.2.5 Jika nucleus lensa terkena, kemampuan refraksi mata (kemampuan memfokuskan bayangan
pada retina) meningkat. Kemampuan ini disebut second sight, yang memungkinkan klien
membaca tanpa lensa.
3.1.2.6 Katarak hipermatur dapat membocorkan protein lensa ke bola mata, yang menyebabkan
peningkatan. Tekanan intraokuler dan kemerahan pada mata
3.1.2.7 Kaji visus, terdapat penurunan signifikan.
3.1.2.8 Inspeksi dengan penlight menunjukkan pupil putih susu dan pada katarak lanjut terdapat area
putih keabu-abuan di belakang pupil.

3.2 Diagnosa Keperawatan


3.2.1 Pre Operatif
Kecemasan b/d kurang terpapar terhadap informasi tentang prosedur tindakan pembedahan.
3.2.2 Pasca Operatif
3.2.2.1 Risiko tinggi terhadap cedera b/d peningkatan TIO, perdarahan intraokuler, kehilangan vitreous.
3.2.2.2 Risiko tinggi terhadap infeksi b/d prosedur invasif (bedah pengangkatan katarak).
3.2.2.3 Gangguan sensori-perseptual: penglihatan b/d gangguan penerima sensori/status organ indera,
lingkungan secara terapeutik dibatasi.
3.2.2.4 Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, pengobatan b/d tidak
mengenal sumber informasi, salah interpretasi informasi, kurang terpajan/mengingat,
keterbatasan kognitif.
3.3 Intervensi Keperawatan

3.3.1 Intervensi Pre Operatif


No Diagnosa Tujuan/kriteria evaluasi: Intervensi
Keperawatan

1. Kecemasan b/d1. Pasien mengungkapkan dan


1. Kaji tingkat kecemasan pasien dan1. Derajat k
kurang terpapar mendiskusikan rasa catat adanya tanda- tanda verbal bagaiman
terhadap informasi cemas/takutnya. dan nonverbal. oleh indiv
tentang prosedur
2. Pasien tampak rileks tidak
2. Beri kesempatan pasien untuk 2. Mengung
tindakan tegang dan melaporkan mengungkapkan isi pikiran dan terbuka di
pembedahan. kecemasannya berkurang perasaan takutnya. ditujukan
sampai pada tingkat dapat
3. Observasi tanda vital dan 3. Mengetah
diatasi. peningkatan respon fisik pasien. ditimbulk
3. Pasien dapat mengungkapkan
4. Beri penjelasan pasien tentang 4. Meningka
keakuratan pengetahuan prosedur tindakan operasi, harapan dalam ran
tentang pembedahan dan akibatnya. dan koope
5. Beri penjelasan dan suport pada 5. Menguran
pasien pada setiap melakukan meningka
prosedur tindakan 6. Menguran
6. Lakukan orientasi dan perkenalan
pasien terhadap ruangan, petugas,
dan peralatan yang akan digunak

3.3.2 Intervensi Pasca Operatif

No Diagnosa Tujuan/kriteria Intervensi Rasional


Keperawatan evaluasi:

1. Risiko tinggi
1. Menyatakan Mandiri:
terhadap cedera b/d pemahaman faktor
1. Diskusikan apa
1. Membantu
peningkatan TIO, yang terlibat yang terjadi pada mengurangi rasa takut
perdarahan dalam pascaoperasi dan meningkatkan
intraokuler, kemungkinan tentang nyeri, kerja sama dalam
kehilangan cedera. pembatasan pembatasan yang
vitreous. 2. Mengubah aktivitas, diperlukan.
lingkungan sesuai penampilan, 2. Istirahat hanya
indikasi untuk balutan mata. beberapa menit sampai
meningkatkan 2. Beri pasien posisi beberapa jam pada
keamanan. bersandar, kepala bedah rawat jalan atau
tinggi, atau miring menginap semalam
ke sisi yang tak bila terjadi komplikasi.
sakit sesuai Menurunkan tekanan
keinginan. pada mata yang sakit,
meminimalkan risiko
perdarahan atau stress
3. Batasi aktivitas pada jahitan/jahitan
seperti terbuka.
menggerakkan 3. Menurunkan stress
kepala tiba-tiba, pada area
menggaruk mata, operasi/menurunkan
membongkok. TIO.
4. Ambulasi dengan
bantuan; berikan
4. Memerlukan sedikit
kamar mandi regangan daripada
khusus bila sembuh penggunaan pispot,
dengan anastesi. yang dapat
5. Anjurkan meningkatkan TIO.
menggunakan 5. Meningkatkan
teknik manajemen relaksasi dan koping,
stres contoh, menurunkan TIO.
2.
bimbingan
1. Meningkatkan imajinasi, 6. Digunakan untuk
penyembuhan luka visualisasi, nafas melindungi dari cedera

Risiko tinggi tepat waktu, bebas dalam, dan latihan kecelakaan dan

terhadap infeksi b/d drainase purulen, relaksasi. menurunkan gerakan

prosedur invasif eritema dan


6. Pertahankan mata.

(bedah demam perlindungan mata


7. Menunjukkan prolaps

pengangkatan 2. Mengidentifikasi sesuai indikasi. iris atau rupture luka

katarak). intervensi untuk


7. Observasi disebabkan oleh
mencegah/menuru pembekakan luka, kerusakan jahitan atau
nkan risiko bilik anterior tekanan mata.
infeksi. kempis, pupil
8.
berbentuk buah pir. Mual/muntah dapat
Kolaborasi: meningkatkan TIO.
8. Berikan obat sesuai Memerlukan tindakan
indikasi: segera untuk mencegah
Antiemetic, contoh cedera okuler.
proklorperazin
Diberikan untuk
(Compazine)
menurunkan TIO bila
terjadi peningkatan.
Asetazolamid
3. Membatasi kerja enzim
pada produksi akueus
Mandiri: humor
1. Meningkatkan
ketajaman 1. Diskusikan

penglihatan dalam pentingnya 1. Menurunkan jumlah


Gangguan sensori-
batas situasi mencuci tangan bakteri pada tangan,
perseptual: sebelum mencegah kontaminasi
individu.
penglihatan b/d
2. Mengenal menyentuh/mengo area operasi.
gangguan
gangguan sensori bati mata. 2. Teknik aseptik
penerima 2. menurunkan risiko
dan
sensori/status organ Gunakan/tunjukkan penyebaran bakteri dan
berkompensasi
indera, lingkungan teknik yang tepat kontaminasi silang.
terhadap
secara terapeutik perubahan. untuk
dibatasi. 3. Mengidentifikasi/ membersihkan 3. Mencegah kontaminasi
memperbaiki mata dari dalam ke dan kerusakan sisi
potensial bahaya luar dengan tisu operasi.
dalam lingkungan. basah/bola kapas
untuk tiap usapan,
4.
ganti balutan dan Sediaan topical
masukan lensa digunakan secara
kontak bila profilaksis, dimana
menggunakan. terapi lebih agresif
3. Tekankan diperlukan bila terjadi
pentingnya tidak infeksi. Catatan:
menyentuh/mengga steroidmungkin
ruk mata yang ditambahkan pada
dioperasi. antibiotic topical bila
Kolaborasi: pasien mengalami
4. Berikan obat implantasi IOL.
sesuai indikasi : Digunakan untuk
Antibiotic (topical, menurunkan inflamasi
parenteral,atau 1. Kebutuhan individu
subkonjungtival). dan pilihan intervensi
4. bervariasi sebab
kehilangan penglihatan
Steroid terjadi lambat dan
Mandiri : progresif. Bila
1. Temukan bilateral, tiap mata
1. Menyatakan ketajaman dapat berlanjut pada
pemahaman penglihatan, catat laju yang berbeda,
kondisi/proses apakah satu atau tetapi biasanya hanya
penyakit dan kedua mata terlibat. satu mata diperbaiki
pengobatan. per produser.
Kurang 2. Melakukan 2. Memberikan
pengetahuan dengan prosedur
2. Orientasikan peningkatan
(kebutuhan belajar) benar dan pasien terhadap kenyamanan dan
tentang kondisi, menjelaskan lingkungan, staf, kekeluargaan.
prognosis, alasan tindakan. orang lain di Menurunkan cemas
pengobatan b/d areanya. dan disorientasi
tidak mengenal 3. Observasi tanda- pascaoperasi.
sumber informasi, tanda dan gajala-
3. Terbangun dalam
salah interpretasi gejala disorientasi: lingkungan yang tak
informasi, kurang pertahankan pagar dikenal dan mengalami
terpajan/mengingat, tempat tidur keterbatasan
keterbatasan sampai benar-benar penglihatan dapat
kognitif. sembuh dari mengakibatkan
anestesia. bingung pada orangtua.
Menurunkan risiko
4. Pendekatan dari sisi jatuh bila pasien
yang tak dioperasi, bingung/tak kenal
bicara dan ukuran tempat tidur.
menyentuh sering;
4. Memberikan rangsang
dorong orang sensori tepat terhadap
terdekat tinggal isolasi dan
dengan pasien. menurunkan bingung.
5. Perhatikan tentang
suram atau5. Gangguan
penglihatan kabur penglihatan/iritasi
dan iritasi mata, dapat berakhir 1-2 jam
dimana dapat setelah tetesan mata
terjadi bila tetapi secara bertahap
menggunakan tetes menurun dengan
mata. penggunaan. Catatan:
Iritasi local harus
dilaporkan ke dokter,
tetapi jangan hentikan
penggunaan obat
6. Ingatkan pasien sementara.
menggunakan 6. Perubahan ketajaman
kacamata katarak dan kedalaman
yang tujuannya persepsi dapat
memperbesar menyebabkan bingung
kurang lebih 25%, penglihatan/meningkat
penglihatan perifer kan risiko cedera
hilang, dan buta sampai pasien belajar
titik mungkin ada. untuk
7. Letakkan barang mengkompensasi.
yang 7. Memungkinkan pasien
dibutuhkan/posisi melihat objek lebih
bel pemanggil mudah dan
dalam jangkauan memudahkan
pada sisi yang tak panggilan untuk
dioperasi. pertolongan bila
diperlikan.

Mandiri :
1. Kaji informasi
tentang kondisi,
1. Meningkatkan
prognosis, tipe pemahaman dan
prosedur/lensa. meningkatkan kerja
2. Tekankan sama dengan program
pentingnya pasca operasi.
evaluasi perawatan
2. Pengawasan periodik
rutin. Beritahu menurunkan resiko
untuk melaporkan komplikasi serius.
penglihatan Pada beberapa pasien
berawan. kapsul posterior dapat
menebal atau menjadi
berkabut dalam dua
minggu sampai
beberapa tahun pasca
operaasi, memerlukan
3. Informasikan terapi laser untuk
pasien untuk memperbaiki defisit
menghindari tetes penglihatan.
mata yang dijual
3. Dapat bereaksi
bebas. silang/campur dengan
4. Diskusikan obat yang diberikan.
kemungkinan efek
atau interaksi
4. Penggunaan obat mata
antara obat mata topikal, contoh agen
dan masalah medis simpatomimetik,
pasien, contoh penyekat beta, dan
peningkatan agen anti kolinergik
hipertensi, PPOM, dapat menyebabkan
diabetes. Ajarkan TD meningkat pada
metode yang tepat pasien hipertensi;
memasukkan obat pencetus dispnea pada
tetes untuk pasien PPOM; gejala
meminimalkan krisis hipoglikemik
efek sistemik. pada diabetes
tergantung pada
insulin. Tindakan
benar dapat membatasi
absorbsi dalam
sirkulasi sistemik,
meminimalkan
5. Anjurkan pasien masalah seperti
menghindari interaksi obat dan efek
membaca, sistemik tak
berkedip: diinginkan.
mengangkat berat,
5. Aktivitas yang
mengejan saat menyebabkan mata
defekasi, lelah atau regang,
membongkok pada manufer Valsalva, atau
panggul, meniup meningkatkan TIO
hidung; dapat mempengaruhi
penggunaan sprei, hasil bedah dan
bedak bubuk, mencetuskan
merokok pendarahan. Catatan:
(sendiri/orang iritasi pernafasan yang
lain). menyebabkan
6. Dorong aktivitas batuk/bersin dapat
pengalih seperti meningkatkan TIO.
mendengar radio,
6. Memberikan masukan
berbincang- sensori,
bincang, menonton mempertahankan rasa
televisi. normalitas, melalui
waktu lebih mudah bila
tak mampu
menggunakan
penglihatan secara
penuh. Catatan:
menonton televisi
7. Anjurkan pasien frekuensi sedang
memeriksa ke menuntut sedikit
dokter tentang gerakan mata dan
aktivitas seksual. sedikit menimbulkan
8. Tekankan stres dibanding
kebutuhan untuk membaca.
menggunakan kaca
7. Dapat meningkatkan
pelindung selama TIO, menyebabkan
hari cedera kecelakaan pada
pembedahan/penut mata.
up pada malam. 8. Mecegah cedera
9. Anjurkan pasien kecelakaan pada mata
tidur terlentang, dan menurunkan resiko
mengatur intensitas peningkatan TIO
lampu dan sehubungan dengan
menggunakan kaca berkedip atau posisi
mata gelap bila kepala.
keluar/dalam 9. Mencegah cedera
ruangan terang, kecelakaan pada mata.
keramas dengan
kepala kebelakang
(bukan kedepan),
batuk dengan
mulut/mata
terbuka.
10. Anjurkan
10. Menurunkan
mengatur posisi penglihatan perifer
pintu sehingga atau gangguan
mereka terbuka kedalaman persepsi
atau tertutup dapat menyebabkan
penuh: pindah kan pasien jalan ke dalam
perabot dari lalu pintu yang terbuka
lalang. sebagian atau
menabrak perabot.
11. Mempertahankan
11. Dorong konsistensi feses untuk
pemasukan cairan menghindari
adekuat, makan mengejan.
berserat atau kasar:
gunakan pelunak
feses yang dijual
12. Intervensi dini dapat
bebas bila mencegah terjadinya
diindikasikan. komplikasi serius,
12. Identifikasi kemungkinan
tanda/gejala kehilangan
memerlukan upaya penglihatan.
evaluasi medis,
contoh nyeri tajam
tiba-tiba,
penurunan
penglihatan,
kelopak bengkak,
drainase purulen,
kemerahan, mata
berair, fotofobia.
3.4 Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan tindakan keperawatan atau implementasi keperawatan terhadap pasien yang


mengalami katarak disesuaikan dengan intervensi yang telah dirancang atau disusun sebelumnya.

3.5 Evaluasi Keperawatan

Hasil Asuhan Keperawatan pada klien yang menderita katarak adalah sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan pada intervensi. Evaluasi ini berdasarkan pada hasil yang di
harapkan atau perubahan yang terjadi.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya yang biasanya
mengenai kedua mata dan berjalan progresif (Mansjoer,2000).
Katarak dapat diklasifikasikan menjadi katarak kongenital, katarak senile, katarak
juvenile dan katarak komplikata. Penyebab dari katarak adalah usia lanjut (senile) tapi dapat
terjadi secara kongenital akibat infeksi virus dimasa pertumbuhan janin, genetik, dan gangguan
perkembangan, kelainan sistemik, atau metabolik, seperti diabetes melitus, galaktosemi, atau
distrofi mekanik, traumatik: terapi kortikosteroid, sistemik, rokok, dan konsumsi alkohol
meningkatkan resiko katarak.
Gejala umum gangguan katarak meliputi penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut
menghalangi objek, peka terhadap sinar atau cahaya, dapat melihat doubel pada satu mata,
memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca, lensa mata berubah menjadi buram
seperti kaca susu.
Komplikasi katarak adalah glaukoma, infeksi pasca operasi, perdarahan dan edema.
Tidak ada terapi obat untuk katarak. Jenis pembedahan untuk katarak mencakup extracapsular
cataract extractive (ECCE) dan intracapsular cataract extractive (ICCE).

4.2 Saran
Untuk menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan katarak sebaiknya perawat
mengkaji masalah yang ada pada klien. Disamping itu, pengetahuan, sikap dan keterampilan
perawat juga diperlukan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai rencana dan keadaan
klien secara utuh, terencana dan sistematis.

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta; EGC

Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta; Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran UI

Smeltzer,Suzanne. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 3. Jakarta; EGC

Istiqomah, Indriana. 2004. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata. Jakarta; EGC

You might also like