You are on page 1of 30

asuhan kebidanan

Kamis, 19 September 2013


asuhan kebidanan post natal care patologis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perdarahan postpartum merupakan penyebab penting kematian maternalkhususnya di
negara berkembang. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan perdarahanpostpartum adalah
grandemultipara, jarak persalinan yang pendek kurang dari 2 tahun,dan persalinan yang
dilakukan dengan tindakan pertolongan kala III sebelumwaktunya, pertolongan persalinan oleh
dukun, persalinan dengan tindakan paksa,persalinan dengan narkosa.Perdarahan setelah
melahirkan atau haemoragic post partum (HPP) adalahkonsekuensi perdarahan berlebihan dari
tempat implantasi plasenta, trauma di traktusgenitalia dan struktur sekitarnya, atau keduanya
(Wiknjosastro H, Saifuddin 2002).
Diperkirakan ada 14 juta kasus perdarahan dalam kehamilan setiap tahunnyapaling
sedikit 128.000 wanita mengalami perdarahan sampai meninggal. Sebagianbesar kematian
tersebut terjadi dalam waktu 4 jam setelah melahirkan (Wiknjosastro H, Saifuddin AB,
Rachimhadi T, 2002).Di Inggris (2000), separuh kematian ibu hamil akibat perdarahan
disebabkan olehperdarahan post partum (Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadi T,
2002).Di Indonesia, Sebagian besar persalinan terjadi tidak di rumah sakit, sehingga seringpasien
yang bersalin di luar kemudian terjadi perdarahan post partum terlambatsampai ke rumah sakit,
saat datang keadaan umum/hemodinamiknya sudahmemburuk, akibatnya mortalitas tinggi
(Prawirohardjo S.,2002). Menurut Depkes RI,kematian ibu di Indonesia (2002) adalah 650 ibu
tiap 100.000 kelahiran hidup dan 43%dari angka tersebut disebabkan oleh perdarahan post
partum (Wiknjosastro H,Saifuddin AB, Rachimhadi T, 2002).
Apabila terjadi perdarahan yang berlebihan pasca persalinan harus dicari etiologiyang
spesifik. Atonia uteri, retensio plasenta (termasuk plasenta akreta dan variannya),sisa plasenta,
dan laserasi traktus genitalia merupakan penyebab sebagian besarperdarahan post partum. Dalam
20 tahun terakhir, plasenta akreta mengalahkanatonia uteri sebagai penyebab tersering
perdarahan post partum yang keparahannyamengharuskan dilakukan tindakan histerektomi.
Laserasi traktus genitalia yang dapat terjadi sebagai penyebab perdarahan post partum antara lain
laserasi perineum,laserasi vagina, cedera levator ani dan cedera pada serviks uteri.Berdasarkan
uraian diatas, jelas terlihat bahwa kejadian perdarahan postpartumcukup banyak sehingga
penatalaksanaanya memerlukan partisipasi dan kerjasama darisemua pihak termasuk profesi
kebidanan.

1.2 Tujuan

• Tujuan Umum

Setelah melakukan Asuhan kebidanan pada post partum dengan haemoragic post partum
diharapkan mahasiswa mampu memahami dan melasanakan asuhan secara komprehensif

• Tujuan Khusus

Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny”D” P1001 Ab000 Dengan Late haemoragic post
partum diharapkan :
1) Mahasiswa dapat melakukan pengkajian baik dari data subyektif maupun data obyektif pada
klien / penderita
2) Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi pada masa nifas.
3) Mahasiswa dapat menentukan masalah potensial yang mungkin terjadi
4) Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan segera untuk ibu nifas
5) Mahasiswa mampu menentukan rencana tindakan yang akan diberikan
6) Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan yang telah direncanakan
7) Mahasiswa dapat menilai kembali / mengevaluasi dari tindakan yang telah diberikan.

1.3 Metode Penulisan


Teknik pengumpulan data diperoleh melalui :

• Studi kasus
Dengan melihat dan mempelajari kasus dari rekam medik di RSUD dr. R. Soedarsono- Pasuruan

• Studi kepustakaan

Dengan membaca dan mempelajari buku-buku referensi yang berhubungan dengan masalah yang
ditulis. Tujuannya agar mendapat data dasar yang teoritis dan bersifat ilmiah

• Observasi

Dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap klien tentang keadaan dan
perkembangan kondisinya dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi

• Wawancara

Dengan mengadakan tanya jawab secara langsung kepada klien dan keluarga tenaga kesehatan
(dokter, bidan, perawat) tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah kesehatan ibu.
Tujuannya untuk memperoleh data secara langsung dari sumber data

1.4 Sistematika Penulisan


BAB I : Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, tujuan yang terdiri dari tujuan
umum dan tujuan khusus, metode penulisan dan sistematika penulisan
BAB II: Tinjauan Teori
Berisi tentang teori pada masa nifas dan menajemen verney
BAB III : Tinjauan kasus
Berisi tentang pengkajian data, indentifikasi diagnosa/masalah,
antisipasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi,
implementasi dan evaluasi
BAB IV : Pembahasan
Membahas ada tidaknya kesenjangan antara teori dengan kasus
dalam praktek dilapangan
BAB V : Penutup
Berisi tentang kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Nifas


2.1.1 Pengertian
Masa nifas ( postpartum/ puerperium) berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “ puer”
yang artinya bayi dan “parous” yang berarti melahirkan. Yaitu masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat- alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama pada masa ini
berkisar 6- 8 minggu.
( Sujiyatini, 2010)
Masa nifas ( puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat- alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira- kira 6
minggu.
(Prawirohardjo, 2006)
Puerperium ialah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat
kandungan yang lamanya 6 minggu.
2.1.2 Macam-Macam nifas
a. Puerperium dini
Yaitu kepulihan dinama ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan dan boleh bekerja
setelah 40 hari
b. Puerperium intermedial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia lamanya 6 – 8 minggu
c. Remote Puerperium
Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau
waktu persalinan mempunyai komplikasi waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu,
bulan atau tahunan.
( Sujiyatini, 2010)
2.1.3 Tujuan asuhan masa nifas

• Memulihkan dan mempertahankan kesehatan fisik ibu dengan :

1) Mobilasi bertahap
2) Menjaga kebersihan
3) Mencegah terjadinya anemi
• Memulihkan dan mempertahankan kesehatan psikologis ibu dengan memberi
dukungan dan memperkuat keyakinan ibu dalam menjalankan peran ibu

• Mencegah terjadinya komplikasi selama masa nifas dan bila perlu melakukan
pengobatan ataupun rujukan

• Memperlancar dalam pembentukan ASI

• Memberikan konseling informasi dan edukasi / KIE pada ibu dan keluarganya
tentang perubahan fisik dan tanda- tanda infeksi, pemberian ASI, asuahan pada
diri sendiri, gizi seimbang, kehidupan seksual dan kontrasepsi sehingga ibu
mampu merawat dirinya dan bayinya secara mandiri selama masa nifas.

( Sujiyatini, 2010)
2.1.4 Perubahan Fisiologis Masa Nifas
Selama hamil, terjadi perubahan pada sistem tubuh wanita, diantaranya terjadi perubahan pada
sistem reproduksi, sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem muskuluskeletal, sistem
endokrin, sistem kardiovaskular, sistem hematologi, dan perubahan pada tanda- tanda vital. Pada
masa postpartum perubahan- perubahan tersebut akan kembali menjadi seperti saat sebelum
hamil. Adapun perubahannya adalah sebagai berikut :
a. Sistem Reproduksi
1) Involusi uterus
Involusi uterus melibatkan reorganisasi dan penanggalan decidua /metrium dan pengelupasan
lapisan pada tempat implantasi plasenta sebagai tanda penurunan ukuran dan berat serta
perubahan tempat uterus, warna dan jumlah lochia
2) Involusi tempat plasenta
Setelah plasenta , tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan kasar, tidak rata dan
kira- kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka ini akan mengecil, pada akhir minggu ke-2
hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm.
3) Perubahan ligamen
Ligamen- ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilandan partus,
setelah janin lahir, berangsur- angsur menciut kembali seperti sediakala.
4) Perubahan pada serviks
Serviks mengalami involusi bersama- sama uterus. Setelah persalinan, bentuk serviks agak
menganga seperti corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak kadang-kadang
teradapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir tangan masih bisa masuk rongga rahim
setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari
5) Lochea
Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina pada masa nifas.
a) Lochea rubra (cruenta)
Berisi darh segar, sisa-sisa selaput etuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa lanugo dan
mekonium. Selama 2 hari pasca persalinan
b) Lochea sangunolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir. Pada hari ke 3-7 pasca persalinan
c) Lochea serosa
Berwarna kuning. Cairan tidak berdarah lagi. Pada hari ke 7 – 14 pasca persalinan.
d) Lochea alba
Cairan putih setelah 2 minggu
6) Perubahan pada vulva, vagina dan perineum
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses
melahirkan bayi dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap
berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak
hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur- angsur akan muncul kembali sementara labia
menjadi lebih menonjol.
b. Sistem Pencernaan
1) Nafsu makan
Ibu biasanya laparsegera setelah melahirkan, sehingga ia boleh mengonsumsi makanan ringan.
2) Mortilitas
Secara khas, penurunan tonus dan mortalitas otot traktus cerna menetap selama waktu yang
singkat setelah bayi lahir.
3) Pengosongan usus
Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai tiga hari setelah ibu melahirkan.
c. Sistem Perkemihan
1) Keseimbangan cairan dn elektrolit
a) Mencapai hemostasis internal
b) Keeimbangan asam basa
c) Mengeluarkan sisa metabolisme, racun dan zat toksin
2) Keseimbangan dan keselarasan berbagai proses di dalam tubuh
a) Pengaturan tekanan darah
b) Perangsangan produksi sel darah merah
3) Sistem urinarius
Perubahan hormonal pada masa hamil ( kadar streroid yang tinggi) turut menyebabkan
peningkatan fungsi ginjal, sedangkan penurunan kadar steroid setelah wanita melahirkan
sebagian menjelaskan sebab penurunan fungsi ginjal selama masa postpartum.
4) Komponen urin
Glikosuria ginjal yang diinduksikan oleh kehamilan menghilang.

5) Diuresis postpartum
Dalam 12 jam pasca melahirkan, ibu mulai membuang kelebihan cairan yang tertimbun di
jaringan selama ia hamil.
6) Uretra dan kandung kemih
Trauma bila terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses melahirkan, yakni sewaktu
bayi melewati jalan lahir.
d. Sistem Muskuluskeletal
Adaptasi sistem muskuluskeletal ibu yang terjadi selama masa hamil berlangsung secara terbalik
pada masa postpartum. Adapatasi ini mencakup hal- hal yang membantu relaksasi dan
hipermobilitas sendi dan perubahan pusat gravitasi ibu akibat pembesaran rahim. Stabilitasi sensi
lengkap pada minggu ke 6 sampai minggu ke- 8 setelah wanita melahirkan. Akan tetapi,
walaupun semua sendi lain kembali normal sebelum hamil, kaki wanita tidak menglami
perubahan setelah melahirkan.
e. Sistem Endokrin
1) Hormon plasenta
Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan. HCG menurun dengan cepat dan
menetap sampai 10% dalam 3 jam sampai hari ke- 7 postpartum dan sebagai onset pemenuhan
mamae pada hari ke- 3 postpartum
2) Hormon pituitary
Prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2
minggu. FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke- 3, dan LH
tetap rendah hingga ovulasi terjadi
3) Hipotalamik pituitary ovarium
Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan mempengaruhi lamanya ia mendapatkan
menstruasi
f. Sistem Kardiovaskular
Pada persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar300- 400 cc. Bila kelahiran melalui seksio
sesaria, maka kehilangan darah dapat dua kali lipat. Perubahan terdiri dari volume darah dan
hematokrit. Bila persalianan pervaginam, hematokrit akan naik dan pada seksio sesaria,
hematokrit cenderung stabil dan kembali normal setelah 4- 6 minggu.
Setelah persalianan, shunt akan hilang dengan tiba- tiba. Volume darah ibu relatif akan
bertambah. Keadaan ini akan menimbulkan beban pada jantung, dapat menimbulkan
decompensation cordia pada penderita vitum cordia. Keadaan ini dapat diatasi dengan timbulnya
haemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti sediakala, umumnya hal ini terjadi
pada hari 3- 5 pospartum
g. Sistem Hematologi
Selama minggu- minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta faktor- faktor
pembekuan darah meningkat
h. Perubahan Pada Tanda- Tanda Vital
1) Suhu badan
Suhu badan setelah persalianan mungkin naik 0,5° C hingga 37,2° C- 37° C, tetapi tidak
melebihi 38° C.
2) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60- 80 kali permenit. Sehabis melahirkan bisa terjadi
brakardia puerperial yang denyut nadinya mencapai 40-50 kali/ menit.
3) Tekanan darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan lebih rendah setelah ibu melahirkan
katena ada perdarahan.
4) Pernapasan
Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi.
( Sujiyatini, 2010)
2.1.5 Aspek psikososial yang terjadi pada masa nifas
a. Fase taking in
Yaitu terjadi fantasi, introspeksi, proyeksi dan penolakan.perhatian ibu terutama terhadap
kebutuhan dirinya,mungkin pasif dan ketergantungan
b. Fase taking hold
Yaitu tahap meniru dan role play
c. Fase letting go
Yaitu ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayinya.
( Sujiyatini, 2010)
2.1.6 Kebutuhan dasar ibu nifas
a. Nutrisi dan Cairan
Disamping perawatan pada bayi, yang juga sangat penting diperhatikan adalah merawat
kesehatan ibu. Demikian pula dengan asupan makanannya terutama bagi ibu yang menyusui
b. Ambulasi
Ambulasi sedini mungkin sangat dianjurkan bagi ibu pasca bersalin karena hal ini akan
meningkatkan sirkulasi darah dan mencegah resiko terjadi tromboplebitis, meningkatkan fungsi
kerja peristaltik dan kandung kemih sehingga dapat mencegah konstipasi dan retensi urine serta
ibu akan merasa sehat.
c. Eliminasi BAB/ BAK
Ibu pasca bersalin harus berkemih dalam 6-8 jam pertama minimal 200cc.
d. Kebersihan diri
Menjaga kebersihan bagi ibu nifas sangatlah penting karena ibu postpartum sangat rentan
terhadap kejadian infwksi sehingga ibu perlu selalu menjaga kebersihan seluruh tubuhnya,
pakaian yang dikenakannya serta kebersihan lingkungannya
e. Perawatan Luka Perineum
Perawatan luka perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan antara paha yang
dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran plasenta sampai dengan
kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil.
f. Istirahat
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, hal ini penting karena jika ibu kurang istirahat akan
mempengaruhi kondisi kesehatan secara umum.
g. Seksual
Pada masa nifas sering terjadi penurunan libido pada ibu. Adanya ruptur perineum dan
penurunan hormon steroid akan mempengaruhi keinginan ibu untuk berhubungan seksual.
h. Keluarga berencana
Pada periode postpartum, pemakaian kontrasepsi diperlukan oleh karena dapat meningkatkan
kesehatan ibu dan janin dengan memperpanjang masa interval diantara kehamilan, karena jarak
kehamilan yang terlalu dekat (3 -18 bulan) akan meningkatkan kejadian BBLR, kelahiran
prematur, bayi kecil, kematian neonatal, dan kematian janin.
i. Senam nifas
Senam nifas adalah senam yang terdiri atas sederetan gerakan- gerakan tubuh yang dilakukan
ibu- ibu setelah melahirkan guna mempercepat pemulihan keadaan ibu.
( Sujiyatini, 2010)
2.1.7 Frekuensi Kunjungan Masa Nifas
a. Kunjungan I
Waktu 6- 8 jam setelah persalinan
Tujuan :
1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan berlanjut
3) Memberikan konseling pada ibu dan keluarganya cara mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri
4) Pemberian ASI awal
5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
6) Menjaga bayi tetap sehat dengan mencegah terjadinya hipotermi
7) Mendampingi ibu dan bayi baru lahir bagi petugas kesehatan yang menolong persalinan ibu
minimal 2 jam setelah lahir atau sampai kondisi ibu dan bayi stabil
b. Kunjungan II
Waktu 6 hari setelah persalinan
Tujuan :
1) Memastikan involusi uterus berlangsung normal yaitu kontraksi uterus baik, fundus uteri
dibawah umbilicus dan tidak ada perdarahan maupun bau yang abnormal
2) Menilai adanya tanda- tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
3) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda- tanda peyulit
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi meliputi : perawatan tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari- hari
c. Kunjungan III
Waktu 2 minggu setelah persalinan
Tujuan sama dengan tujuan kunjungan 6 hari setelah bersalin
d. Kunjungan IV
Waktu 6 minggu setelah persalinan
Tujuan :
1) Mengidentifikasi tentang kemungkinan terjadinya penyulit pada ibu dan bayinya
2) Memberikan konseling metode kontrasepsi/ KB secara dini
( Sujiyatini, 2010)

2.2 Perdarahan Nifas Sekunder (Late HPP)


2.2.1 Pengertian
Perdarahan yang terjadi setelah lebih dari 24 jam Post Partum dan biasanya terjadi pada minggu
kedua nifas. (Rustam Mochtar.1998;420)
Angka kejadian : Ditemukan kurang dari 1 % dari semua persalinan.
2.2.2 Etiologi
Faktor penyebab perdarahan nifas sekunder :
a. Sub Involusi
b. Kelainan kongenital uterus
c. Inversio uteri
d. Mioma uteri submukosum
e. Sisa placenta
f. Pemberian estrogen untuk menekan laktasi
2.2.3 Tanda Dan Gejala
a. Secara khusus :
1) Sub involusi :
a) Inspeksi : Lokhea bertambah banyak, berbau dan terdapat perdarahan
b) Palpasi : Teraba uterus lebih besar dan masih tinggi, serta lebih lembek daripada seharusnya
* Sub involusi bisa terjadi karena infeksi (endometritis), sisa placenta, mioma uteri, bekuan-
bekuan darah, dll.
2) Sisa placenta :
i : Perdarahan yang banyak
ksaan dalam : Terdapat bagian dari placenta satu atau lebih lobus yang tertinggal
* Sisa Placenta dalam nifas dapat menyebabkan perdarahan dan infeksi.
2.2.4 Penatalaksanaan
a. Secara umum :
1) Jika terjadi anemia berat (Hb <8 gr %/Hct <20 %), siapkan tranfusi, berikan Tablet besi oral dan
Asam folat.
2) Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, sekret vagina yang berbau), berikan Antibiotik.
3) Berikan Oksitosin; Terapi dapat dimulai dengan pemberian 0,5 Ergometrin IM yang dapat
diulang dalam 4 jam/kurang.
4) Jika cerviks masih berdilatasi, lakukan eksplorasi dengan tangan untuk mengeluarkan bekuan-
bekuan besar dan sisa placenta.
5) Jika cerviks tidak berdilatasi, evakuasi uterus untuk mengeluarkan sisa placenta.
6) Jika perdarahan berlanjut, kemungkinan melakukan ligasi arteri uterina dalam utero
ovarika/histerektomi.
7) Lakukan pemeriksaan histologi dari jaringan hasil kuret/histerektomi, jika memungkinkan untuk
menyingkirkan penyakit Trofoblas ganas.
* Penyebab perdarahan nifas sekunder karena kelinan uterus, inversio uteri, dan mioma uteri
memerlukan pennganan khusus.
b. Secara khusus :
1) Sub involusi :
Terapi : Pemberian Ergometrin per oral atau suntikan IM.
2) Sisa placenta :
Terapi :
 Pemberian Antibiotik
 Sisa placenta dikeluarkan secara digital/ dengan kuret besar
 Jika ada demam,ditunggu sampai suhu turun dengan pemberian Antibiotik 3-4 hari kemudian
rahim dibersihkan
 Jika perdarahan banyak maka rahim harus segera dibersihkan walaupun demam.
 Jika perdarahan berlanjut, lakukan uji pembekuan darah (kemungkinan koagulapati)

2.3 Konsep Manajemen Varney


2.3.1 Pengkajian
Tanggal : Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada klien
Jam : Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada klien
No. RM : Untuk dapat membedakan antara pasien satu dengan pasien yang lain
dalam satu ruangan
a.Data Subjektif
1) Biodata
ama : Nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil dan
menghindari terjadinya kekeliruan
mur : Untuk mengetahui apakah usia ibu
gama : Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan pasien, dengan
diketahuinya agama pasien akan memudahkan kita dalam melakukan pendekatan didalam
melaksanakan asuhan kebidanan.
uku bangsa : Untuk mengetahui dari suku mana, ibu berasal dan memudahkan
bidan dalam memberikan komunikasi kepada ibu untuk mengadakan persiapan dan agar nasihat
yang diberikan dapat di terima dan dimengerti oleh ibu / keluarga.
endidikan : Tingkat penyampaian komunikasi yang diberikan tergantung pada
tingat pengetahuan dan sebagai dasar dalam memberikan asuhan
ekerjaan : Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi
penderita agar nasehat yang diberikan nanti sesuai.
enghasilan : Untuk mengetahui status ekonomi penderita dan mengetahui
pola kebiasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan klien
lamat : Untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai apakah lingkungannya bersih dan aman
untuk kesehatannya serta memudahkan tenaga kesehatan dalam melakukan kunjungan.
2) Alasan datang
Ibu datang kerumah sakit dirujuk atau datang sendiri dengan alasan-alasan tertentu dan untuk
menegakkan diagnosa serta tindakan yang seharusnya dilakukan
3) Keluhan utama
Kelauhan pada umumnya ibu dengan late HPP biasanya ibu mengatakan pusing dan mengeluarkan
darah segar pada jalan lahirnya. Dan terkadang ibu pingsan.
4) Raiwayat kesehatan yang lalu
Merupakan penyakit yang pernah diderita / dialami oleh ibu, karena penyakit ini timbul kembali
pada waktu ibu hamil atau sesudah melahirkan, seperti penyakit menular (TBC, Hepatitis, malaria)
penyakit menurun seperti (jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis dan pernakah ibu dirumah
sakit/tidak
5) Riwayat kesehatan sekarang
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita penyakit menular seperti, TBC,
Hepatitis, malaria atau penyakit keturunan seperti jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis
dan apakah ibu sedang menderita tumor/ kanker
6) Riwayat kesehatan keluarga
b) Anggota keluarga yang mempunyai penyakit menular seperti TBC, Hepatitis dan malaria
c) Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, jantung, ginjal dan darah tinggi
d) Riwayat kehamilan kembar, faktor yang meningkatkan kemungkinan hamil kembar adalah
faktor ras keturunan, umur wanita dan paritas oleh karena itu apabila ada yang pernah
melahirkan atau hamil dengan anak kembar harus diwaspadai karena hal ini bisa menurun pada
ibu
7) Riwayat haid
Ditanyakan mengenai :
a) Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche terjadi pada usia puberfas yaitu sekitar
12 – 16 tahun
b) Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang normal/dianggap sebagai siklus
adalah 28 hari, tetapi siklus ini bisa maju sampai tiga hari atau mundur sampai 3 hari. Panjang
iklus haid yang biasa pada wanita adalah 25 – 32 hari
c) Lamanya haid. Biasanya antara 2 – 5 hari, ada yang 1 – 2 hari diikuti darah sedikit-sedikit dan
ada yang sampai 7 – 8 hari. Pada wanita biasanya lama haid ini tetap
d) Keluhan yang dirasakan
e) Keputihan warnanya, bau, gatal / tidak
8) Riwayat perkwinan
Meliputi beberapa kali menikah, berapa lama dan berapa usia pertama kali ibu menikah dan
apakah ibu berganti-ganti pasangan atau tidak (apakah ibu memiliki resiko dalam IMS atau
tidak)
9) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ini merupakan kehamilan, persalinan dan nifas ibu yang pertama
a) Riwayat kehamilan
Ditanyakan keluhan, berapa kali ibu periksa hamil, dimana ibu periksa hamil dan selama periksa
ibu diberi apa saja

b) Riwayat Persalinan
Ditanyakan ibu melahirkan dimana, ditolong oleh siapa, bagaimana caranya serta penyakit yang
dialami selama melahirkan. Kemudian ditanyakan tentang jenis kelamin, berat badan lahir dan
panjang badan bayi yang dilahirkan
c) Riwayat Post Natal
Ditanyakan ibu mengeluarkan darah yang bagaimana. Seberapa banyak kontraksi uterus baik/
tidak, ASI sudah keluar atau belum, ada luka jahitan pada jalan lahir / tidak
10) Riwayat KB
Ditanyakan pernahkah ibu mengikuti KB/tidak. Apa jenisnya. Ada keluhan atau tidak, setelah
persalinan rencananya ibu menggunakan KB apa
11) Pola kebiasaan sehari-hari
a) Nutrisi
Ibu makan dengan komposisi nasi, lauk, sayur, minum teh hangat dan air putih
b) Eliminasi
Ibu BAK 6-7 kali/ hari dan BAB 1 kali/ hari
c) Istirahat
Ibu tidur malam ± 7 jam/ hari, tidur siang ± 1-2 jam/ hari
d) Aktivitas
Ibu merawat anaknya dan terkadang membantu pekerjaan rumah tangga
12) Riwayat psikososial dan budaya
a) Psilologi
Untuk mengetahui keadaan psiologi ibu terhadap kelahiran bayinya
b) Sosial
Untuk mengetahui ibu tinggal bersama siapa. Bagaimana hubungan ibu dengan keluarga serta
masyarakat sekitar

c) Budaya
Untuk mengetahui kebiasaan dan tradisi yang dilakukan ibu dan keluarga berhubungan dengan
kepercayaan, kebiasaan berobat dan semua yang berhubungan dengan kondisi kesehatan ibu.
e) Riwayat Spiritual
Untuk mengetahui kegiatan spiritual ibu
b.Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik / cukup/ lemah
Kesadaran : Komposmentis / somnolen / koma
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : Normal (90/60-140/90 mmHg)
Nadi : Normal (60 – 80 kali/menit)
Suhu : Normal (36,1 – 37,6oC)
Pernafasan : Normal (16 – 24 kali / menit)
2) Pemeriksaan fisik
a) Inspeksi
kepala : rambut Bersih / kotor, warna, mudah rontok / tidak
Wajah : Pucat/tidak, terdapat cloasma gravidarum / tidak, oedema/tidak
Mata : Sklera kuning / tidak, konjungtiva pucat / tidak
Telinga : Simetris / tidak, ada serumen / tidak
Hidung : Ada secret / tidak, ada polip
Mulut : Bibir sianosis / tidak, lidah bersih / tidak, ada canes pada gigi / tidak
Leher : Tampak pembesaran kelenjar tyroid/tidak, ada pembesaran kelenjar limfe/tidak,
ada pembesaran vena jugularis / tidak
Dada : Simetris / tidak, payudara tegang / tidak, hiperpigmentasi areola mammae /
tidak, putting susu menonjol / datar / masuk.
Abdomen : Ada striae livida / tidak, ada linea nigra / tidak, ada bekas luka operasi /
tidak,
Genetalia : Bersih/tidak, ada varises/tidak, oedema / tidak, ada flour albus/tidak, ada
condilomata / tidak, terdapat luka episiotom/tidak terdapat lochea / tidak
Anus : ada hemoroid / tidak
Ekstremitas :
Atas : Ada oedema / tidak, pucat pada kuku jari/ tidak reflek +/-
Bawah : ada oedema / tidak, pucat pada kuku jari / tidak reflek +/-
b) Palpasi
Leher : Ada pembesaran kelenjar tyroid/tidak, ada pembesaran kelenjar limfe/tidak, ada
pembesaran vena jugularis / tidak
Dada : payudara sudah mengeluarkan colostrum / tidak
Abdomen : TFU 3 jari bawah pusat Kontraksi lembek Massa tidak ada
c) Auskultasi
Dada : Ada ronchi / tidak, ada wheezing/tidak
Abdomen : Terdengar bising usus / tidak, kembung / tidak
d) Perkusi
Reflek patella +/-
2.3.2 Indentifikasi Diagnosa dan masalah
Dx : Ny”…….P…..Ab….. dengan late HPP hari ke 3
Ds : Data yang diperoleh dari anamnese pada pasien secara langsung
Do : K/U : Baik / cukup / lemah
Kesadaran : Composmentis / somnolen / koma
Tanda-tanda vital:
Tekanan darah : Normal (90/60-140/90 mmHg)
Nadi : Normal (60 – 80 kali/menit)
Suhu : Normal (36,1 – 37,6oC)
Pernafasan : Normal (16 – 24 kali / menit)
Payudara : Tegang / tidak, hiperpigmentasi areola mammae/tidak, putting susu
menonjol / tidak. Colostrum sudah keluar / tidak.
Abdomen : Ada striae livide / tidak, ada linea nigra / tidak, ada bekas luka
operasi/tidak. TFU 3 jari bawah pusat
Genetalia : Ada varises / tidak, oedema/tidak ada flour albus/tidak, ada condilomata / tidak,
terdapat luka episiotomi / tidak lochea rubra

2.3.3 Antisipasi masalah potensial


Potensial Anemia berat
Potensial Shock hipovolemik

2.3.4 Indentifikasi kebutuhan segara


Menentukan tindakan yang akan segera dilakukan berdasarkan pada masalah potensial yang terjadi

2.3.5 Intervensi
Dx : Ny”…….P…..Ab….. dengan late HPP hari ke 3
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan masa nifas berjalan normal
tanda adanya komplikasi
Kriteria hasil : K/U : Baik / cukup/lemah
Kesadaran : Composmentis / somnolen/ koma
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : Normal (90/60-140/90 mmHg)
Nadi : Normal (60 – 80 kali/menit)
Suhu : Normal (36,1 – 37,6oC)
Pernafasan : Normal (16 – 24 kali / menit)
Payudara :Tegang / tidak, hiperpigmentasi areola mammae/tidak, putting susu menonjol /
tidak. Colostrum sudah keluar / tidak.
Abdomen : TFU di bawah pusat
Kontraksi lembek
Tidak ada massa
Genetalia : luka episiotomi / tidak,ada lokhea rubra/tidak
Intervensi
1. Lakukan pendekatan secara terapieutik dengan ibu dan keluarga
R/ ibu dan keluarga dapat lebih kooperatif dengan petugas kesehatan
2. Lakukan pemeriksaan terhadap ibu
R/ keadaan umum ibu menunjukkan perubahan pada ibu apakah membaik atau memburuk
3. Lakukan observasi TTV, TFU, Kontraksi uterus, kandung kemih perdarahan, dan pengeluaran
lokhea
R/ merupakan parameter bagi tubuh ibu jika terdapat suatu kelainan pada tubuh ibu
4. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemerikasan
R/ agar ibu mengerti tentang keadaan dirinya dan bisa lebih kooperatif
5. Lakukan kateterisasi dan plasenta manual apabila perlu
R/ mencegah perdarahan lebih lanjut
6. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
R/ istirahat yang cukup dapat membantu dalam pemulihan tenaga
7. Kaloborasi dengan dokter untuk pemberian terapi ( perbaiki Keadaan umum ibu dengan
pemberian infus RL,oksitosin dan ergometrin (apabila tidak Hipertensi) dan transfusi darah
apabila Hb < 8 gr/ dL)
R/ untuk instruksi yang tepat dan mempercepat proses penyembuhan

2.3.6 Implementasi
Dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat. Rencana menyeluruh seperti yang
diuraikan diatas secara efisien dan aman
2.3.7 Evaluasi
Dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan dan keberhasilan dari asuhan kebidanan
yang telah diberikan dengan mengacu pada kriteria hasil
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
Hari / tanggal : Senin, 07 November 2011
Jam : 14.30 WIB

3.1.1 Data Subyektif


a. Biodata
Nama ibu : Ny.”D” Nama Ayah : Tn.”M”
Umur : 22 Tahun Umur : 24 Tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Penghasilan :- Penghasilan :-
Alamat : Contong Alamat : Contong
b. Keluhan utama
Ibu mengatakan pusing sampai pingsan dan jalan lahir keluar darah
c. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah mederita penyakit menular seperti TBC, hipatitis malaria tidak
pernah menderita penyakit menurun seperti jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis dan ibu
tidak pernah dirawat di rumah sakit
d. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, malaria, tidak
pernah menderita penyakit menurun seperti jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis dan ibu
sekarang lagi dirawat di Rumah Sakit
e. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga ibu mengatakan tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC,
Hepatitis, malaria dan tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti jantung, darah tinggi,
ginjal, kencing manis dan tidak ada riwayat kehamilan kembar.
f. Riwayat haid
Menarche : 14 tahun
Siklus haid : 28 hari
Lama haid : 6-7 hari
Flour albus : tidak ada
Keluhan : tidaka ada
g. Riwayat perkawinan
Menikah : 1 kali
Lama : 2 tahun
Usia pertama menikah : 20 tahun
Jumlah anak :1
h. Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu
Ibu mengatakan ini adalah kelahiran yang pertama dan sebelumnya ibu belum pernah hamil
i. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sekarang
1) Riwayat kehamilan
TM 1: Ibu mengatakan melakukan kunjungan antenatal pada awal tes kehamilan dan ibu
dinyatakan hamil dan ibu mengatakan mengalami mual muntah sampai usia kehamilan 3 bulan
TM II: ibu periksa lagi pada usia kehamilan 6 bulan dan ibu mendapatkan vitamin dan tablet
tambah darah, dan tidak ada keluhan
TM III: ibu periksa 2 kali pada usia kehamilan 8 – 10 bulan dan mengeluh sering kencing dan
ibu mendapatkan vitamin dan tablet tambah darah
2) Riwayat Persalinan
Ibu mengatakan melahirkan di Rumah sakit ditolong oleh bidan secara normal dan tidak ada
penyulit. Tanggal 6 November 2011 jam 02.30 Lahir bayi laki-laki, berat badan lahir 3100 gram
dan panjang badan 50 cm
3) Riwayat postpartum
Ibu mengatakan selama 3 hari ini merasa mules pada perut bagian bawahnya. Ibu mengatakan
menyusui bayinya. Dan mengkonsumsi obat yang diberikan saat keluar dari rumah sakit ( Fe 1x
1, Asam mefenamat 2x1, amoxylin 3x 1)
j. Riwayat KB
Ibu mengatakan pernah ikut KB suntik 3 bulan 2 kali sebelum hamil dan rencana KB
selanjutnya akan menggunakan KB suntik 3 bulan
k. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
Ibu mengatakan makan dengan komposisi : nasi, lauk, sayur dan minum ± 8 gelas/ hari
2) Eliminasi
Ibu mengatakan BAK 7-8 kali/ hari dan BAB 1 kali/ hari
3) Istirahat
Ibu mengatakan tidur siang ±1 jam/ hari dan malam 7-8 jam/ hari
4) Aktivitas
Ibu merawat anaknya dan terkadang membantu pekerjaan rumah tangga
l. Riwayat psikososial dan budaya
1) Psikologi
Ibu mengatakan senang dengan kehadiran bayinya
2) Sosial
Ibu mengatakan tinggal bersama suami, hubungan ibu dnegan keluarga baik, hubungan ibu
dengan masyarakat sekitar juga baik.

3) Budaya
Ibu mengatakan selalu berobat kerumah sakit/ tenaga kesehatan terdekat bila sakit. Tidak ada
kebiasaan pantang makan, tidak pernah minum jamu dan tidak percaya dengan tahayul
m. Riwayat Spiritual
Ibu mengatakan selalu menjalankan sholat 5 waktu dan puasa
3.1.2 Data Obyektif
a. Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : Composmetis
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 100 / 60 mmHg
Nadi : 89 kali/ menit
Suhu : 365 oC
Pernafasan : 20 kali/menit
b. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
Kepala : Rambut bersih tidak ada ketombe
Wajah : Tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum dan tidak
oedama
Mata : Sklera tidak kuning , konjungtiva pucat
Telinga : Simetris , tidak ada serumen
Hidung : Tidak ada secret / bersih, tidak ada polip
Mulut : Bibir pucat, lidah bersih, gigi tidak karies
Leher : Tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe maupun
vena jugularis
Dada : Simetris, payudara tegang, hiperpigmentasi areola mammae, putting susu menonjol,n kiri
keluar ASI pada payudara kanan d
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra
Genetalia : Bersih, tidak ada luka bekas jahitan dan keluar darah ± 200cc dan
lokhea rubra
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstiemitas
Atas : Tidak oedema, kuku jari tidak pucat
Bawah : Tidak oedema, kuku jari tidak pucat
2) Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe maupun vena
jugularis
Dada : kolostrum belum keluar
Abdomen :
TFU : 3 Jari bawah pusat
Kontraksi : lembek
Massa : tidak ada
3) Auskultasi
Dada : Tidak terdengar bunyi ronchi maupun wheejing
Abdomen : Terdengar bising usus 20 kali / menit, tidak kembung
4) Perkusi
Reflek patella +/+
c. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 8,4 gr/ dL

3.2 Identifikasi diagnosa dan masalah


Dx : Ny. ”D” P1001 Ab000 dengan late HPP hari ke 3
Ds : Ibu mengatakan pusing sampai pingsan dan mengeluarkan darah pada jalan lahir
Do : Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 100/ 60 mmHg
Nadi : 89 kali/ menit
Suhu : 365 oC
Pernafasan : 20 kali/menit
Dada : Simetris, payudara tegang, hiperpigmentasi areola mammae, putting susu
menonjol, sedikit pengeluaran kolustrum di paayudara kanan dan kiri
Abdomen
TFU : 3 Jari bawah pusat
Kontraksi : Lembek
Massa : tidak ada
Genetalia : tidak ada bekas luka jahitan perineum, darah yang keluar sedikit ± 200 cc,
dan lochea rubra
Pemeriksaan Penunjang
Hb : 8,4 gr/ dL
3.3 Antisipasi Masalah potensial
Potensial Anemia berat
Potensial Shock hipovolemik

3.4 Indentifikasi kebutuhan segera


Potensial Anemia berat : transfusi darah
Potensial Shock hipovolemik : infus RL dan drip oxytosin

3.5 Intervensi
Dx : Ny. ”D” P1001 Ab000 dengan late HPP hari ke 3
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan masa nifas berjalan normal tanpa adanya
komplikasi
Kriteria hasil
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 100 / 60 mmHg
Nadi : 89 kali/ menit
Suhu : 365 oC
Pernafasan : 20 kali/menit
Dada : Simetris, payudara tegang, hiperpigmentasi areola mammae,
putting susus menonjol, sedikit pengeluaran colustrum di payudara kanan dan kiri
Abdomen : TFU : 3 Jari bawah pusat
Kontraksi : Lembek
Massa : tidak ada
Genetalia : Bersih, bekas luka jahitan baik dan keluar darah ±200cc dan
keluar lokhea rubra
Pemeriksaan Penunjang
: 8,4 gr/ dL
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan secara terapieutik dengan ibu dan keluarga
R/ ibu dan keluarga dapat lebih kooperatif dengan petugas kesehatan
2. Lakukan pemeriksaan terhadap ibu
R/ keadaan umum ibu menunjukkan perubahan pada ibu apakah membaik atau memburuk
3. Lakukan observasi TTV, TFU, Kontraksi uterus, kandung kemih perdarahan, dan pengeluaran
lokhea
R/ merupakan parameter bagi tubuh ibu jika terdapat suatu kelainan pada tubuh ibu
4. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemerikasan
R/ agar ibu mengerti tentang keadaan dirinya dan bisa lebih kooperatif
5. Lakukan kateterisasi dan plasenta manual apabila perlu
R/ mencegah perdarahan lebih lanjut
6. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
R/ istirahat yang cukup dapat membantu dalam pemulihan tenaga
7. Kaloborasi dengan dokter untuk pemberian terapi ( perbaiki Keadaan umum ibu dengan
pemberian infus RL,oksitosin dan ergometrin (apabila tidak Hipertensi) dan transfusi darah
apabila Hb < 8 gr/ dL)
R/ untuk instruksi yang tepat dan mempercepat proses penyembuhan

3.6 Implementasi
Tanggal : 28 Desember 2011
Jam : 04.45 WIB
Dx : Ny. ”D” P1001 Ab000 dengan late HPP hari ke 3
Implementasinya :
1. Melakukan pendekatan secara terapieutik dengan ibu dan keluarga
2. Melakukan pemeriksaan terhadap ibu
3. Melakukan observasi TTV Tekanan darah : 100 / 60 mmHg, Nadi : 89 kali/ menit, Suhu : 365
o
C, Pernafasan : 20 kali/menit
TFU : 3 jari bawah pusat
Kontraksi uterus: lembek
kandung kemih : penuh perdarahan
pengeluaran lokhea: rubra
4. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemerikasan
5. Melakukan kateterisasi ( urin ±100cc) dan plasenta manual (terdapat bekuan darah)
6. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
7. Melakukan kaloborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
infus RL drip oksitosin dan di rencanakan transfusi darah

3.7 Evaluasi
Tanggal : 09 November 2011
Jam : 15.00 WIB
1. Ibu dan keluarga dapat lebih kooperatif dengan petugas kesehatan
2. Ibu mengatakan sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan petugas
3. Ibu mengerti tentang kondisi dirinya
4. Ibu mengatakan akan melakukan apa yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan
5. Terpasang infus Rl drip oksitosin

BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam kasus Ny.”D” diperoleh data-data sebagai berikut yakni data subyektif yang
langsung dikatakan oleh ibu, bahwa ibu telah melehirkan banyinya secara normal pada tanggal
06 November jam 02.30 WIB. Data objektifnya keadaan umum ibu, kesadaran, tanda-tanda vital
ibu dalam batas normal,dan pemeriksaan fisik lainnya yang mendukung seperti kontraksi baik,
TFU 2 jari bahwa pusat dan lochea rubra yang akan berlangsung selama tiga hari.
Diagnosa Ny. ”D” P1001 Ab000 dengan dengan late HPP hari ke 3. Intervensi yang akan
dilakukan pada ibu adalah melakukan kateterisasi dan plasenta manual apabila perlu serta
Kaloborasi dengan dokter untuk pemberian terapi ( perbaiki Keadaan umum ibu dengan
pemberian infus RL,oksitosin dan ergometrin (apabila tidak Hipertensi) dan transfusi darah
apabila Hb < 8 gr/ dL).
Pada pengidentifikasian diagnosa dan identifikasi masalah tidak terjadi kesenjangan pula,
karena diagnosa diambil dari prosedur anamnesa, pada kasus ini tidak ada masalah yang muncul.
Pada langkah antisipasi masalah potensial tidak muncul masalah potensial berdasarkan diagnosa
karena keadaan ibu baik- baik saja. Dalam identifikasi kebutuhan segera juga tidak muncul
karena tidak terjadi masalah potensial. Pada pengembangan rencana, implementasi dan evaluasi
tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek. Dimana dalam praktek langkah-langkah
tersebut disesuaikan dengan keadaan pasien.sehingga asuhan kebidanan pada Ny”D” P₁₀₀₁
AB000 dapat berjalan normal tanpa komplikasi.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Masa nifas yang abnormal seperti terjadi perdarahan, bisa disebabkan oleh sub involusi,
kelainan kongenital uterus, inversio uteri, mioma uteri, sisa placenta, dan pemberian estrogen
untuk menekan laktasi. Oleh karena itu dibutuhkan asuhan kebidanan yang tepat agar tidak
membahayakan nyawa ibu. Pengetahuan dan ketrampilan yang memadai akan menunjang dalam
pemberian Asuhan Kebidanan.
Dengan demikian, seorang Bidan hendaknya memberikan pelayanan yang sesuai dengan
Standart Profesi Kebidanan, sehingga masa nifas dapat berjalan dengan baik.
Dalam asuhan kebidanan pada Ny. ”D” P1001 Ab000 dengan late HPP hari ke 3 mulai dari
langkah I sampai langka ke VIII sesuai dengan prinsip menajaman kebidanan verney

5.2 Saran
5.2.1 Bagi petugas kesehatan
a. Dalam memberikan Asuhan kebidanan diharapkan tetap mempertahankan komunikasi yang baik antara
petugas kesehatan dengan klien dengan harapan asuhan yang diberikan berhasil bai.
b. Selalu memberikan KIE tentang kebutuhan ibu terutama personal hygiene karena hal ini bila tida
di jaga dengan baik akan memperburuk keadaan ibu yang belum pulih secara sempurna
5.2.2 Bagi klien
a. Harus tetap merawat dan menjaganya bayi dengan baik
b. Selalu menyusui bayinya sempai bayi berumur 6 bulan.

DAFTAR PUSTAKA
• Bagian Obsetri dan Ginekologi fakultas kedokteran Universitas Padjajaran. 1983. Obsetri
fisiologi. Bandung. Eleman

• Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP Sarwono Prawirohardjo

• Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo.

• Sudarti. 2010. Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta. Nuha Medika

• Sujiyatini. 2010. Catatan Kuliah Asuhan Ibu Nifas. Yogyakarta. Cyrillus Publisher

Diposkan oleh Rizta S A Ningsih di 07.37


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog
• 2013 (15)
• September (15)
• asuhan kebidanan post natal care patologis
• asuhan kebidanan post natal care fisiologis
• asuhan kebidanan pada akseptor kb non hormonal
• asuhan kebidanan pada akseptor KB Hormonal
• asuhan kebidanan intra natal care patologis
• asuhan kebidanan intra natal care fisiologis
• asuhan kebidanan gynekology
• asuhan kebidanan deteksi dini tumbuh kembang
• asuhan kebidanan pada bayi baru lahir patologis
• asuhan kebidanan pada bayi baru lahir fisiologis
• asuhan kebidanan pada bayi sehat / imunisasi
• asuhan kebidanan pada ante natal care patologis
• asuhan kebidanan pada ante natal care dengan masal...
• asuhan kebidanan pada anak sakit
• asuhan kebidanan ante natal care kunjungan awal

Mengenai Saya

Rizta S A Ningsih
Lihat profil lengkapku

Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like