You are on page 1of 29

MAKALAH

KOMUNTAS I

“ASKEP KELUARGA HIPERTENSI”

DISUSUN OLEH

1. ISNAINI SITI FAJRIA (10214016)


2. VINA FAJAR OKTAVIA (10214008)
3. VRIARNO UMBU R (10214030)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2016

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat –Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Komunitas I yang berjudul Hipertensi.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat memberikan informasi untuk pembaca dan dapat bermanfaat untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................... i


Daftar Isi ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 3
C. Tujuan
1. TujuanUmum ................................................................................................ 3
2. Tujuan khusus ............................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Keluarga ............................................................................................... 4
B. Definisi Hipertensi .............................................................................................. 7
C. Etiologi ............................................................................................................... 8
D. Patofisiologi ....................................................................................................... 8
E. Tanda dan Gejala ............................................................................................... 9
F. Penatalaksanaan Medis ...................................................................................... 9
G. Komplikasi ......................................................................................................... 9
H. Dampak Masalah ............................................................................................... 10
I. Klasifikasi .......................................................................................................... 11
J. Manifestasi Klinis .............................................................................................. 11
K. Pemeriksaan Penunjang .....................................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian .......................................................................................................... 12
B. Rencana Keperawatan ........................................................................................ 18
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 25
B. Saran .................................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang cukup dominan di negara-negara
maju. Di Indonesia prevalensi untuk menderita hipertansi masih rendah presentasinya.
Walaupun demikian bukan berarti ancaman penyakit hipertensi diabaikan begitu saja.
Bagi masyarakaat golongan atas hipertensi benar-benar menjadi momok yang
menakutkan (Sri Rahayu : 2000).
Prevalensi penyakit hipertensi di negara maju seperti Amerika Serikat rata-rata 20 %.
Penyakit hipertensi merupakan penyakit nomor satu di Amerika Serikat. Di negara
Indonesia rata-rata 6-15 %. Presentasi ini mungkin masih tinggi karena jumlah anak
dibawah 15 tahun di negara Indonesia lebih kurang 15 % dari populasi (Rahayu : 2000).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Budi Darmojo bahwa di Indonesia 1,8-
28,6 % penduduk yang berusia > 20 tahun adalah penderita Hipertensi dan pada
umumnya berkisar antara 6 – 10 % . Di provinsi Jawa Timur angka kesakitaan penyakit
hipertensi tahun 1998 –1999 : 12,42 % (Data Provil). Sedangkan dari laporan bulanan
puskesmas Mojo terhitung dari bulan Januari 1998 sampai bulan Desember tahun 1999
yang berkunjung ke Puskesmas Mojo adalah 19,13 % . dan tahun 2000 : 47,1%.
Mengamati data tersebut dapat memberikan gambaran bahwa masalah penyakit
hipertensi khususnya di puskesmas Mojo perlu mendapat pengamatan, pengawasan serta
perawatan yang komprehensip.
Hipertensi merupakan factor resiko, primer yang menyebabkan penyakit jantung dan
stroke. Hipertensi disebut juga sebagai The Shilent Disease karena tidak ditemukan tanda
–tanda fisik yang dapat dilihat (Gede Yasmin : 1991).
Banyak ahli beranggapan bahwa hipertensi lebih tepat disebut sebagai Heterogenus
Group of Disease dari pada single disease. Hipertensi yang tidak tekontrol akan
menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti otak, ginjal, mata dan jantung serta
kelumpuhan anggota gerak. Namun kerusakan yang paling sering adalah gagal jantung
dan stroke serta gagal ginjal (Susi Purwati : 2000).
Untuk menghindari hal tersebut perlu pengamatan secara dini. Hipertensi sering
ditemukan pada usia tua/lanjut kira-kira 65 tahun keatas (Sri Rahayu : 2000 : 7 ).
Untuk mencegah komplikasi diatas sangat diperlukan perawatan dan pengawasan
yang baik. Banyak kasus penderita dan kematian akibat penyakit kardiovaskuler dapat
dicegah jika seorang merubah perilaku kebiasaan yang kurang sehat dalam

1
mengkonsumsi makanan yang menyebabkan terjadinya hipertensi, selalu berolah raga
secara teratur serta merubah kebiasan hidup lainnya yang dapat mencetus terjadinya
penyakit hipertensi seperti merokok, minum-minuman beralkohol. Adapun factor dietik
dan kebiasaan makan yang mempengaruhi tekanan daran yang meliputi, cara
mempertahankan berat badan ideal, natrium klorid, Kalium, Kalsium, Magnesium, lemak
dan alcohol. (Dr. Wendra Ali 1996 : 3, 20, 21).
Apabila dalam satu keluarga ada anggota keluarga yang menderita penyakit
hipertensi, maka mungkin dapat timbul beberapa masalah seperti :
1. Ketidak patuhan diit rendaah garam dan rendah lemak.
2. Resiko terjadinya komplikasi bagi penderita.
3. Sumber daya keluarga kurang.
4. Perubahan fisiologi (mudah marah dan tersinggung).
5. Keadaan ekonomi (bertambahnya pengeluaran dan berkurangnya pendapatan.
Keluarga).
Dalam pelaksanaan tugas–tugas kesehatan keluarga mempunyai peranan yang sangat
penting dalam pemeliharaan kesehatan bagi anggota keluarga yang menderita penyakit
hipertensi. Freedmen (1981) membagi lima (5) peran yang dilakukan keluarga yaitu :
mengenal gejala hipertensi, mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
yang tepat untuk menolong klien hipertensi, mampu memberikan asuhan keperawatan
pada anggota keluarga yang menderita hipertensi dalam mengatasi masalahnya dan
meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidup anggota keluarga,
yang menderita penyakit hipertensi.
Untuk mencapai tujuan perawatan kesehataan keluarga yang optimal, sangatlah
penting peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
Adapun peran perawat dalam membantu keluarga yang anggota keluarganya
menderita penyakit hipertensi antara lain : mampu mengenal asuhan keperawatan pada
keluarga yang menderita penyakit hipertensi, sebagai pengamat masalah dan kebutuhan
keluarga, sebagai koordinator pelayanan kesehatan, sebagai fasilitator, sebagai pendidik
kesehatan, sebagai penyuluh dan konsultan dalam asuhan perawatan dasar pada keluarga
yang menderita penyakit hipertensi.

2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran keluarga dalam membantu mengatasi masalah yang salah satu
anggotanya menderita penyakit hipertensi.
2. Bagaimana peran perawat dalam mengarahkan dan membantu keluarga yang
anggotanya menderita penyakit hipertensi.
3. Bagaimana perawat membuat asuhan keperawatan pada keluarga yang menderita
penyakit hipertensi.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu menerapkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan
asuhan keperawataan keluarga dengan penyakit hipertensi yang disebabkan oleh
akibat nutrisi melalui pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penulisan karya tulis ini agar penulis mampu :
a. Mengumpulkan data pada keluarga pasien dengan penyakit hipertensi.
b. Menganalisa data yang telah dikumpulkan.
c. Merumuskan masalah kesehatan keluarga.
d. Menentukan prioritas masalah.
e. Menentukan diagnosa keperawatan .
f. Menentukan rencana tindakan keperawatan .
g. Melaksanakan tindakan keperawaatan.
h. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan.
i. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keperawatan Kesehatan Keluarga
1. Defenisi keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah
satu atap dalam keadaan saling ke tergantungan ( Nasrul Effendi ,1998 : 33 ).
Hal ini dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan suatu system yan saling
berinteraksi satu sama lainnya dalam memenuhi kebutuhan termasuk kesehatan,
sehingga keluarga mempunyai peran penting dalam mengembangkan, mencegah dan
mengatasi atau memperbaiki masalah kesehatan yang ada dalam keluarga. Keluarga
juga dipandang sebagai instansi (lembaga) yang dapat memenuhi kebutuhan insani
(Amanui, 2007).
Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup bersama dalam
satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (S.G .Bailon dan Aracelis Maglaya
1989).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah :
a. Unit terkecil dari masyarakat.
b. Terdiri atas dua orang atau lebih.
c. Adanya ikatan perkawianan dan pertalian darah.
d. Hidup dalam satu rumah tangga.
e. Dibawah asuhan seorang kepala keluarga.
f. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.
g. Setiap anggota keluarga mempunyai perannya masing-masing.
h. Menciptakan dan mempertahankan kebudayaan
2. Keperawaatan kesehatan keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat
yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang
dirawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana penyalur
(Nasrul Effendi,1998:39)

4
3. Tipe keluarga terdiri dari :
a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak-
anak.
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah dengan sanak
saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan dan sebagainya.
c. Keluarga berantai (serial family) ialah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda/janda (single family) adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (composite) adalah keluarga yang perkawinanya
berpoligami dan hidup secara bersama–sama.
f. Keluarga kabitas (cahabitasia) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan
tetapi membentuk suatu keluarga .
4. Keluarga sebagai unit keperawatan
Alasan keluarga sebagai unit pelayanan (R.B freedman, 1981)
adalah sebagai berikut :
a. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat .
b. Keluarga sebagai suatu dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau
memperbaiki masalah – masalah dalam kelompoknya.
c. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila salah
satu angota keluarganya mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh
terhadap anggota keluarga yang lain.
d. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien) keluarga
tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan anggota
keluarganya yang menderita hipertensi.
e. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah dalam upaya kesehatan
bagi anggota keluarga yang menderita sakit hipertensi.
5. Factor yang mempengaruhi sehat – sakit
Faktor yang mempengaruhi status kesehatan individu dan keluarga menurut H.
L Bloom yaitu:
a. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat mencegah terjadinya penyakit hipertensi adalah
dengan cara menghindari adanya stres.

5
b. Faktor social budaya
1) Factor social budaya yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi adalah :
a) Kebiasaan merokok
b) Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam
c) Pola diet tidak teratur
d) Bila sakit tidak segera berobat
2) Status social budaya yang dapat meningkatkan stasus kesehatan pada kasus
hipertensi adalah :
a) Menghindari kebiasaan merokok.
b) Mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung garam .
c) Menjaga berat badan dan olah raga yang teratur
d) Melakukan kontrol yang teratur
c. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan sangat diperlukan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian akibat hipertensi.
d. Faktor keturunan
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang bersifat genetic.
6. Tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
Menurut Freedman (1981) keluarga mempunyai lima (5) tugas memelihara
kesehatan keluarga khususnya keluarga yang anggotanya menderita penyakit
hipertensi yaitu :
a. Mengenal gangguan dan perkembangan kesehatan setiap anggota
keluarga tentang gejala hipertensi.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap anggota
keluarga yang menderita penyakit hipertensi.
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang menderita hipertensi.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepada anggota keluarganya.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik dengan fasilitas kesehatan yang dapat
mengatasi penyakit hipertensi.
7. Peran perawat dalam memberi asuhan keperawatan pada keluarga yang menderita
penyakit hipertensi.
Dalam proses membantu keluarga yang menderita penyakit hipertensi maka
peran perawat diperlukan sebagai berikut :

6
a. Pengenal tentang gejala hipertensi
Perawat membatu keluarga untuk mengenal tentang gejala penyakit hipertensi.
b. Pemberi perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi.
Dalam memberikan perawatan pada anggota keluarga yang menderita
penyakit hipertensi, perawat memberikan kesempatan kepada keluarga untuk
mengembangkan kemampuam mereka dalam melaksanakan perawatan dan
memberikan demonstrasi kepada keluarga bagaimana merawat anggota keluarga
yang menderita hipertensi.
c. Koordinator pelayanan kesehatan kepada keluarga yang menderita penyakit
hipertensi.
Perawat melakukan hubungan yang terus menerus dengan keluarga yang
menderita penyakit hipertensi, sehingga dapat menilai, mengetahui masalah dan
kebutuhan keluarga serta mencari cara penyelesaian masalah penyakit yang
sedang dihadapi.
d. Fasilitator
Menjadikan pelayanan kesehatan dengan mudah untuk mengenal masalah
pada keluarga yang menderita penyakit hipertensi dan mencari alternatif
pemecahanya.
e. Pendidik kesehatan
Perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku keluarga
dari perilaku tidak sehat menjadi sehat dalam mencegah penyakit hipertensi.
f. Penyuluh dan konsultasi
Perawat berperan sebagai petunjuk dalam asuhan keperawatan dasar terhadap
keluarga yang anggotanya mederita penyakit hipertensi.

B. Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah baik tekanan sistolik dan
diastolic serta merupakan suatu factor terjadnya komplikasi penyakit kardiovaskuler
(soekarsohardi, 1999 : 151).
Hipertensi adalah tekanan darah, darah persisten dimana tekanan sistolnya
diatas 140mmHg dan tekanan diastolnya > 90mmHg (Smelzen,2002: 269).
Hipertensi adalah tekanan darah sistoloik > 140mmHg dan tekanan darah
diastolic > 90mmHg, atau bila pasien memakai obat antihipertensi (mansjoer, 2001).

7
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolic diatas
standar dihubungkan dengan usia (Gede Yasmin,1993 : 191 ).
Dari definisi–definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolic diatas normal sesuai umur
dan merupakan salah satu factor resiko terjadinya komplikasi penyakit
kardiovaskuler.
2. Etiologi
Hipertensi dapat dikelompokan dalam dua kategori :
a. Hipertensi primer artinya belum diketahui penyebabnya yang jelas. Berbagai
factor yang turut berperan sebagai penyebab hipertensi seperti bertambahnya usia,
factor psikologis, dan keturunan. Sekitar 90 % hipertensi tidak
diketahui penyebabnya .
b. Hipertensi sekunder telah diketahui penyebabnya seperti stenosis arteri renalis,
penyakit parekim ginjal, Koartasio aorta. Hiperaldosteron, pheochromositoma
dan pemakaian oral kontrasepsi.
Adapun factor pencetus hipertensi seperti, keturunan, jenis kelamin, umur,
kegemukan, lingkungan, pekerjaan, merokok, alcohol dan social ekonomi
(Susi Purwati , 2000 : 25 ).
3. Patofisiologi
Jantung adalah sistim pompa yang berfungsi untuk memompakan
darah keseluruh tubuh, tekanan teresebut bergantung pada factor cardiac output
dan tekanan peririfer.
Pada keadaan normal untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan
tubuh yang meningkat diperlukan peningkatan cardiac output dan tekanan perifer
menurun.
Konsumsi sodium (garam) yang berlebihan akan mengakibatkan
meningkatnya volume cairan dan pre load sehingga meningkatkan cardiac aouput.
Dalam sistim Renin - Angiotensien - aldosteron pada patogenesis hipertensi,
glandula supra renal juga menjadi factor penyebab oleh karena faktor hormon.
Sistim Renin mengubah angiotensin menjadi angiotensin I kemudian
angitensin I menjad angiotensin II oleh Angitensi Convertion Ensym (ACE)
Angiotensin II mempengaruhi Control Nervus Sistem dan nervus perifer yang
mengktifkan system simpatik dan menyebabkan retensi vaskuler perifer meningkat.

8
Disamping itu angiotensin II mempunya efek langsung terhadap vaskuler
smoot untuk vasokontruksi renalis. Hal tersebut merangsang adrenal untuk
mengeluarkan aldosterone yang akan meningkatkan extra Fluid volume melalui
retensi air dan natrium.
Hal ini semua akan meningkatkan tekanan darah melalui peningkatan cardiac
output (Jurnlistik international cardiovaskuler,1999).
4. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala hipertensi dibedakan menjadi (Edward K Chung, 1995):
1. Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal
ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri
tidak terukur.
2. Gejala yang lazim sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis.
5. Penatalaksanaan Medis
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
penatalaksanaan :
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis :
1) Diet
Pembatasan atau pengukuran konsumsi garam. Peurunan BB dapat menurukan
tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan
kadar adosteron dalam plasma.
2) Aktifitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,
bersepedah atau berenang.
b. Penatalaksanaan Farmakologis.
6. Komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi seperti (Sri Rahayu, 2000 : 22,
23 dan patologi penyakit jantung RSUD dr.Soetomo,1997) :
a. Penyakit jantung koroner.
b. Gagal jantung.
c. Gagal ginjal.

9
d. Kerusakan pada masa yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan sampai
kebutaan.
e. Kerusakan pembuluh darah otak.
7. Dampak masalah.
a. Terhadap individu.
1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat.
Hypertensi merupakan penyakit yang tidak diketahui penyebabnya
oleh penderita. Kurangnya pengetahuan klien terhadap penyakit hypertensi,
sebagian besar timbul tanpa gejala yang khas.
2) Pola nutrisi dan metabolisme.
Pada penderita hypertensi sering mengalami keluhan kepala pusing dan
bila berlangsung lama disertai mual-mual dan muntah.
3) Psikologi.
Penderita hypertensi biasanya iritabel, mudah marah dan tersinggung.
4) Pola tidur dan istirahat
Pada klien hypertensi mengalami gangguan tidur sering terbangun
karena sering sakit kepala dan tegang pada leher bagian belakang.
5) Pola persepsi dan pengetahuan.
Pada klien hipertensi sering terjadi kebosanan akan prosedur
pengobatan yang lama, diet, olah raga, merokok, minuman beralkohol.
6) Pada pola tata nilai dan kepercayaan
Klien akan merasa cemas akan kesembuhan penyakitnya dan merasa
tidak berdaya dengan keberadaan sekarang.
b. Terhadap keluarga
1) Merepotkan dalam memberikan perawatan, pengaturan diet, mengantar
kontrol dan manambah beban biaya hidup yang terus –menerus.
2) Produktifitas menurun. Apabila hipertensi mengena kepala keluarga yang
berperan sebagai pencari nafkah untuk kebutuhan keluarga, maka akan
menghambat kegiatannya sehari-hari untuk kegiatan seperti semula.
3) Psikologi. Peran kepala akan diganti oleh anggoata keluarga yang lain.
c. Terhadap masyarakat
Dengan adanya klien hipertensi dimasyarakat memungkinkan terjadi
perubahan peran dalam masyarakat Selain itu akan menimbulkan kecemasan
terhadap masyarakat dan akan terjadi ancaman kehilangan salah satu anggotanya. .

10
d. Pelayanan kesehatan.
Mengamati prevalensi penyakit hipertensi yang semakin meningkat, maka
akan terjadi beban pelayanan kesehatan di masa yang akan datang.
8. Klasifikasi
No. Kategori Sistolik Diastolic
1 Optimal <120 <80
2 Normal 120 – 129 80 – 84
3 High Normal 130 – 139 85 – 89
4 Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99
Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109
Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119
Grade 4 (sangat berat) >210 >120

9. Manifestasi Klinis
Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis beberapa pasien yang mendeita
hipertensi yaitu :
a. Mengeluh sakit kepala, pusing.
b. Lemas, kelelahan.
c. Sesak nafas.
d. Gelisah.
e. Mual.
f. Muntah.
g. Epitaksis.
h. Kesadaran menurun.

11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Data umum
Nama kepala keluarga : Tn.B
Alamat : RT.2 RW.III kelurahan gunung anyar
Pekerjaan : buruh pabrik
Pendidikan : SMP
Daftar anggota keluarga :
NO Nama J.K Hubungan dengan umur pendidikan Status Ket.
keluarga
1. Ny. S P Ibu 40 SD Lengkap HT
2 An. M L Anak 15 SMP Lengkap Sehat
3 An. F P Anak 9 SD Lengkap Sehat

Genogram :

40 46

Ny. S Tn. B

15 An. M 9 An. F

Keterangan :

Laki laki Perempuan Tinggal serumah

Penderita hipertensi Penderita TBC

Keluarga ini tergolong dalam nuclear family karena dalam satu rumah terdapat
ayah, ibu dan anak. Keluarga ini berbudaya suku jawa yang mempunyai anggapan makan

12
tidak makan asal kumpul, sehingga akan dapat mempercepat penularan penyakit jika
salah satu anagota keluarga menderita penyakit yang dapat menular. Keluarga ini
menganut agama islam. Kepala keluarga bekerja, sebagai buruh pabrik.

2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


Riwayat kesehatan anggota keluarga
a. Ny.S
Ny.S mengatakan bahwa ia menderita tekanan darah tinggi, Ny.S
mengungkapkan bahwa didalam keluarganya tidak memiliki penyakit keturunan
seperti kencing maupun penyakit menular.
Saat dilakukan pengkajian tekanan darah 160/90 mmHg, Ny.S batuk terus dan
pada saat dilakukan pemeriksaan fisik (auskultasi) terdengar ronkhi. Ny.S juga
mengatakan bahawa ia sering sakit kepala / pusing.
b. Tn. B
Selama ini tidak pernah menderita penyakit berat. Sakit yanag sering dialami
adalah flu dan batuk dan pada saat ia sakit maka ia akan memebelikan obat obat yang
ada di warung dan jika belum sembuh maka ia akan pergi ke puskesmas.
c. An.M
Penyakit yang sering diderita oleh An.M adalah batuk pilek. usaha yang
dilakukan oleh ibu untuk mengatasi hal ini adalah memebelikan obat di warung yang
di jual bebas, apabila masih sakit maka oleh ibu akan dibawa ke puskesmas.
d. An. F
Selama ini tidak pernah menderita sakit berat, sakit yang sering dideritanya
adalah batuk pilek yang oleh ibunya akan dibelikan obat di warung dan apabila tidak
sembuh akan dibawa ke puskesmas.
3. Lingkungan
Rumah yang dimiliki keluarga ini merupakan rumah permanen, luas rumah
keseluruhan ±75 M² dengan jumlah kamar yang dimiliki adalah 4 kamar tidur, 2 ruang
tamu, 1 kamar mandi, 1 dapur serta 1 ruang keluarga yang berfungsi untuk tempat
menonton televise bersama. Pencahayaan didalam rumah ini kurang karena rumah masih
tampak gelap pada kamar-kamarnya dan pada bagian kamar belakang ventilasi kurang
karena tidak memiliki jendela, lantai rumah tampak kotor. Air minum yang digunakan
oleh keluarga ini adalah air PDAM yang sudah dimasak. Keluarga ini memiliki tempat
tinggal yang tetap dan tidak berpindah-pindah.

13
Denah rumah Ny.S

Keterangan 5 4 1
1. kamar tidur
2. ruang tamu
3. ruang keluarga 1 1
4. dapur 3
5. kamar mandi 2 1

Di lingkungan RT setempat memiliki budaya untuk selalu mengunjungi warga yang


sakit dengan memberikan sedikit bantuan sehingga dapat meringankan beban keluarga
yang sakit. Ny.S mengatakan bahwa ia mengikuti kegiatan arisan di linkungan RT 3
tetapi jika ia sakit ia tidak mengikutinya.
4. Struktur keluarga
Pola komunikasi didalam keluarga ini terbuka dan didalam keluarga semua anggota
keluarga menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Menurut Ny.S di dalam
keluarganya menganut norma yang berlaku di dalam masyarakat dan adat jawa.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi efektif
Menurut Ny.S ia senang memiliki keluarga yang lengkap serta sangat senang
karena dapat berkumpul dengan mereka. Keluarga tampak harmonis, saling
memperhatikan satu dengan yang lain serta saling menghargai satu dengan yang lain,
apabila ada anggota keluarga yang lain yang membutuhkan maka anggota keluarga
akan membantu sesuai dengan kemampuan.
b. Fungsi sosialisasi
Hubungan antar anggota keluarga baik, di dalam keluarga ini tampak
kepedulian anggota keluarga dengan saling tolong menolong dan melaksanakan tugas
didalam keluarga ini. keluarga ini juga membina hubungan yang baik dengan tetangga
sekitar rumahnya terbukti dengan seringnya tetangga mainke teras rumahnya untuk
berbincang bincang dengan anggota keluarga.

14
c. Fungsi perawatan kesehatan
Ny.S mengatakan bahwa ia tidak mengetahui penyakit tekanan darah
tingginya berbahaya jika dibiarkan tanpa adanya control, ia juga tidak mengetahui
tanda-tanda terjadinya peningkatan tekanan darah yang diketahuinya hanya kepala
pusing. Ny.S mengatakan ia tidak mengurangi atau pantangan makanan apapun
karena ia tidak tahu serta makanan yang dikonsumsinya sama dengan makanan yang
dikonsumsi oleh keluarga (tidak disendirikan karena kurang garam).
Menurut keluarga, sakit yang dialami Ny.S ini tidak terlalu dirasakan karena
Ny.S dibawa kepuskesmas jika ada keluhan saja. anggota keluarga mengatakan bahwa
ia tidak mengetahui akibat yang bisa timbul dari tekanan darah tinggi yang tidak
terkontrol serta cara merawat anggota keluarga yang sakit.
Keluarga mengatakan bahwa yang menjaga kebersihan rumah adalah Ny.S
dibantu oleh anak-anaknya secara bergantian. keluarga mengatakan bahwa mereka
melakukannya karena kebiasaan. keluarga mengetahui jika sakit ia harus pergi ke
puskesmas apalagi puskesmas yang ada cukup dekat rumah dengan hanya berjalan
kaki maka akan sampai.
6. Stress dan koping keluarga
Ny.S mengatakan bahwa ia di dalam keluarganya jika ada masalah mengenai anak,
sekolah anak atau apapun akan berusaha diselesaikan dengan berunding bersama-sama
untuk mencari jalan yang terbaik.
Dan apabila masalah tersebut belum terpecahkan juga maka keluarga akan minta
bantuan kepada anggota keluarga yang labih tua dalam membantu memecahkan masalah.
7. Pemeriksaan fisik
a. Ny.S
Saat dilakukan pengkajian tekanan darah 160/90 mmHg, Ny.S batuk terus
menerus dan pada saat dilakukan pemerikasaan fisik terdengar ronkhi (auskultasi),
konjungtiva merah muda, sklera putih.
b. Tn.B
Pada pemeriksaan fisik Tn.B dalam batas normal, tidak ada kelainan pada
system organ. Tekanan darah 120/80 mmHg.
c. An. M
An. M tampak segar dengan riang bermain dengan adiknya. Berat badan yang
dimiliki oleh anak M adalah 40 kg.
d. An.F

15
An.F tampak segar dengan riang ia bermain kesana kemari. Berat badan yang
dimiliki oleh anak F adalah 25 kg.
8. Harapan keluarga
Keluarag mengharapkan agar petugas dapat membantu mengatasi masalah yang
dihadapi oleh keluarganya dan ia mengaharapkan dapat membantu mempercepat
kesembuhan bagi penyakit yang sedang dideritanya.
9. Kesimpulan
Keluarga Ny.S merupakan keluarga besar dengan keadaan ekonomi pas-pasan.
Dimana penghasilan keluarga berasal dari Tn.B. keadaan rumah permanen, peneranga
cukupan, ventilasi cukupan dengan lantai yang agak kotor dan cukup lembab. Keluarga
kurang mengetahui bagaimana perawatan pada anggota yang menderita tekanan darah
tinggi. didalam rumah ini terdapat MCK milik sendiri.
Keluarga mengguanakan air PDAM untuk dikonsumsi sebagai air minum dengan
dimasak terlebih dahulu tentunya. Didalam keluarga ini Ny.S usia 40 tahun menderita
hipertensi tekanan darah Pada saat dilakukan pengkajian 160/90 mmHg.ia juga sedang
batuk yang sudah terjadi ± 2 minggu. Keluarga menagatakan sudah membawa Ny.S untuk
berobat tetapi tidak kunjung sembuh batuk yang dialaminya.

B. ANALISA DATA
Tgl Data Etiologi Diagnosa/Masalah
Keperawatan
10/8/13 DS : Ketidak mampuan Resiko cidera :
- Ny.S mengatakan: “saya keluarga merawat pendarahan otak
sering sakit kepala sampai anggota keluarga pada anggota
di bagian belakang leher dan
yang menderita keluarga Tn.B yaitu
leher terasa kaku”.
- Ny.S mengatakan: “selama tekanan darah Ny.S.
ini saya tidak ada pantangan tinggi.
makan dan jarang kontrol ke
Puskesmas”.
- Ny.S mengatakan: bila saya
pusing saya membeli obat di
warung”.
DO: - Tekanan darah saat
pengkajian 160/90mmHg.
- Nadi 100x/mnt.
- Respirasi 20x/mnt.
- Kaku leher (+).
- Oedema (-/-).

16
- Kelemahan otot (-/-).
- Ny.S berusia 40th.

10/8/13 DS : Ketidak mampuan Resiko terjadinya


- Tn.B mengatakan: “ mulut keluarga gangguan saluran
saya rasanya pahit jika tidak mengambil pernafasan (ISPA)
merokok”. keputusan untuk pada Tn.B.
- Tn.B mengatakan: “ mengatasi
biasanya saya merokok kebiasaan kurang
setiap selesai makan dan sehat : merokok.
minum kopi ”.
O:
- Tekanan darah 120/80
mmHg, usia Tn.M 46th.
- Nadi 80x/mnt.
- Respirasi 20x/mnt.
- Rochi (-/-).
- Wheezing (-/-).
- Sesak (-).

C. SKORING
1. Resiko cidera (perdarahan pada pembuluh darah di otak).
No Kriteria Bobot Skor Pembenaran
1 Sifat masalah : 3/3x1=1 Adalah kurang/tidak sehat dan
Skala :
memerlukan penanganan yang
- Tidak/ kurang 3
sehat secepatnya untuk mencegah
- Ancaman 2 1
peningkatan tekanan darah atau
kesehatan
- Keadaan 1 terjadinya komplikasi akibat
sejahtera
peningkatan tekanan darah.
2 Kemungkinan ½ x 2=1 Masalah dapat diatasi sebagian
masalah dapat
karena keluarga kurang
diubah :
Skala : Mudah 2 memiliki pengetahuan tentang
Sebagian 1
cara merawat anggota keluarga
Tidak dapat 0 2
kurang memiliki pengetahuan
tentang cara merawat anggota
keluarga yang menderita
tekanan darah tinggi.
3 Potensial masalah 2/3x1=2 Masalah dapat diubah karena
untuk dicegah : /3
penyakit hipertensi merupakan
Skala : Tinggi 3 1
Cukup 2

17
Rendah 1 suatu penyakit yang dapat
dipertahankan dengan menjaga
keseimbangan tekanan darah.
4 Menonjolnya ½x Keluarga tidak menyadari
masalah : 1=½
betapa pentingnya menjaga
Skala :
- Masalah berat, 2 kestabilan tekanan darah pada
harus segera
penderita hipertensi.
ditangani 1
- Ada masalah, 1
tetapi tidak
perlu ditangani
- Masalah tidak 0
dirasakan
Total skor 3¼

2. Resiko terjadinya penyakit (DHF&ISPA)


No Kriteria Skor Bobot Skor Pembenaran
1 Sifat masalah : 2/3x1=2/ Merupakan ancaman
Skala : 3
kesehatan karena dapat
- Tidak/ kurang 3
sehat 1 menimbulkan berbagai
- Ancaman 2
masalah kesehatan oleh
kesehatan
- Keadaan 1 karena lingkungan yang
sejahtera.
kotor.
2 Kemungkinan ½ x 2=1 Masalah dapat diatasi
masalah dapat
sebagian karena keluarga
diubah :
Skala : Mudah 2 2 memiliki fasilitas dan
Sebagian 1
kemauan untuk menjaga
Tidak dapat 0
kebersihan lingkungannya.
3 Potensial masalah 2/3x1=2/ Masalah dapat diubah karena
untuk dicegah : 3
anggota keluarga memiliki
Skala : Tinggi
Cukup 3 1 waktu yang cukup guna
Rendah 2
membersihkan rumah.
1
4 Menonjolnya ½ x 1=½ Keluarga tidak menyadari
masalah :
bahwa lingkungan yang kotor
Skala :
- Masalah berat, 2 1 dapat menimbulkan penyakit.
harus segera
ditangani
- Ada masalah, 1

18
tetapi tidak
perlu ditangani
- Masalah tidak 0
dirasakan
Total skor 3

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko cidera (perdarahan pada pembuluh darah di otak) berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit tekanan darah
tinggi.
2. Resiko terjadinya penyakit (DHF&ISPA) berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam memelihara lingkungan rumah.

E. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil
Keperawatan Umum Khusus
1 Resiko cidera Setelah dilakukan Keluarga mampu : a. Kognitif
(perdarahan pada perawatan atau a. Menyebutkan b. Kognitif.
pembuluh darah di kunjungan 4x kembali tentang c. Kognitif.
otak) berhubungan diharapkan kemungkinan d. Kognitif.
dengan keluarga mampu penyebab e. Efektif.
ketidakmampuan merawat anggota terjadinya f. Psikomotor.
keluarga dalam keluarga yang peningkatan g. Psikomotor.
merawat anggota menderita tekanan tekanan darah.
keluarga yang sakit darah tinggi. b. Menyebutkan
tekanan darah tinggi. tanda dan gejala
terjadinya
peningkatan
tekanan darah.
c. Menyebutkan
akibat yang bisa
terjadi bila
tekanan darah
terlalu tinggi.
d. Menyebutkan
makanan yang
boleh dan tidak

19
boleh untuk
penderita tekanan
darah tinggi.
e. Memeriksakan
diri secara teratur.
f. Penderita mau
mengurangi
konsumsi garam.
g. Menyediakan
makanan yang
rendah garam.
2 Resiko terjadinya Setelah dilakukan Keluarga dapat : a. Kognitif.
penyakit (DHF dan kunjungan 2x a. Menyebutkan b. Kognitif.
ISPA) berhubungan keluarga beberapa syarat c. Psikomotor.
dengan diharapkan rumah sehat. d. Psikomotor.
ketidakmampuan mampu b. Menyebutkan e. Psikomotor.
keluarga dalam memelihara kembali dampak
memelihara lingkungan rumah dari lingkungan
lingkungan rumah. yang sehat. rumah yang tidak
sehat.
c. Menjaga
kebersihan
lingkungan
rumah terutama
kamar.
d. Merapikan baju
yang
bergantungan.
e. Membersihkan
lingkungan
rumah secara
teratur.

20
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Evaluasi
1 Resiko cidera (perdarahan 1. Jelaskan kepada keluarga 1. Menyebutkan
pada pembuluh darah di tentang kemungkinan kemungkinan
otak) berhubungan dengan penyebab terjadi penyebab
ketidakmampuan keluarga peningkatan tekanan terjadinya
dalam merawat anggota darah. peningkatan
keluarga yang sakit 2. Jelaskan tentang tanda tekanan darah.
tekanan darah tinggi. atau gejala terjadinya 2. Menyebutkan tanda
peningkatan tekanan peningkatan
darah. tekanan darah.
3. Jelaskan tentang akibat 3. Menyebutkan
dari peningkatan tekanan akibat yang bisa
darah. terjadi pada
4. Jelaskan kepada keluarga peningkatan
tentang diet pada tekanan darah.
penderita tekanan darah 4. Menunjukkan
tinggi. makanan yang
5. Observasi kemampuan boleh dan tidak
keluarga setelah mendapat boleh dimakan.
penjelasan dari petugas.
6. Anjurkan kepada keluarga
untuk memeriksakan diri
secara teratur.
7. Motivasi penderita untuk
mengurangi garam dalam
setiap makanan.
8. Anjurkan kepada keluarga
untuk menyediakan
makanan yang sesuai
dengan diet.
2 Resiko terjadinya penyakit 1. Jelaskan kepada keluarga 1. Menyebutkan
(DHF dan ISPA) tentang syarat rumah yang kembali syarat dari
berhubungan dengan sehat. rumah yang sehat.

21
ketidakmampuan keluarga 2. Jelaskan keluarga tentang 2. Menyebutkan
dalam memelihara hal-hal dapat terjadi akibat akibat yang bisa
lingkungan rumah. rumah yang kurang sehat timbul akibat
(lembab,kurang sinar lingkungan rumah
matahari,bak mandi jarang yang tidak sehat.
dikuras). 3. Keluarga mau
3. Diskusikan dengan melipat baju yang
keluarga tentang bergantungan.
pembagian tugas dalam 4. Keluarga
menjaga kebersihan membersihkan
rumah. rumah secara
4. Anjurkan kepada keluarga teratur.
untuk membuka
jendela,melipat baju yang
bergantungan.
5. Anjurkan kepada keluarga
untuk tetap menjaga
kebersihan lingkungan
rumah.
6. Beri pujian untuk tindakan
yang tepat.

F. IMPLEMENTASI
Diagnosa Keperawatan Pelaksanaan
Resiko cidera (perdarahan pada 1. Menjelaskan kepada keluarga bahwa tekanan darah
pembuluh darah di otak) tinggi bisa terjadi akibat ada faktor
berhubungan dengan keturunan,peningkatan usia,dan tidak menjaga
ketidakmampuan keluarga keseimbangan makanan.
dalam merawat anggota 2. Menjelaskan kepada keluarga tentang tanda dan
keluarga yang sakit tekanan gejala dari peningkatan tekanan darah antara lain :
darah tinggi keplala pusing,tengkuk atau leher terasa kaku,mata
berkunang-kunang.
3. Menjelaskan kepada keluarga dampak yang bisa
terjadi akibat dari tekanan darah tinggi yang tidak

22
terkontrol yaitu :
- Perdarahan pada otak atau orang lazim
menyebutnya stroke atau lumpuh separo atau
lumpuh total.
- Kematian akibat stroke yang parah.
4. Menjelaskan kepada keluarga bahwa tekanan darah
yang tinggi dapat diturunkan dengan :
- Mengatur makanan atau keseimbangan
makanan.
- Makanan rendah garam (kurang garam).
- Olahraga secara teratur.
- Mengkonsumsi makanan yang dapat
menurunkan tekanan darah antara lain : buah
belimbing,buah ketimun,daun alpukat.
5. Menganjurkan keluarga untuk melakukan kontrol
secara teratur ke puskesmas untuk mengetahui
tekanan darah.
6. Menganjurkan kepada keluarga untuk menjelaskan
kembali kepada petugas tentang hal-hal yang telah
dijelaskan oleh petugas.
Resiko terjadinya penyakit 1. Menjelaskan kepada keluarga dampak yang bisa
(DHF dan ISPA) berhubungan muncul akibat rumah yang kurang bersih dan
dengan ketidakmampuan sirkulasi udara tidak lancar serta ruangan yang
keluarga dalam memelihara kurang sinar matahari,antara lain :
lingkungan rumah. - Banyaknya nyamuk.
- Mempercepat penularan penyakit.
- Penyakit pernafasan (seperti
batuk,flu,pilek,alergi).
2. Menjelaskan kepada keluarga beberapa syarat
rumah sehat antara lain :
- Penerangan dengan sinar matahari yang cukup.
- Sirkulasi udara yang lancar.
- Lantai yang keras dan bersih.

23
3. Mendiskusikan dengan Ny.S dalam membagi tugas
untuk menjaga kebersihan lingkungan rumah.
4. Menganjurkan kepada keluarga untuk membuka
jendela yang ada selebar-lebarnya setiap hari agar
sirkulasi udara lancar.
5. Menyarankan kepada keluarga untuk menjaga
kebersihan rumah secara bergantian.
6. Menganjurkan kepada keluarga untuk menjelaskan
kembali kepada petugas tentang syarat rumah sehat
dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
7. Melakukan penyuluhan dengan topik tanda dan
gejala terjadinya peningkatan tekanan darah.
8. Melakukan penyuluhan dengan topik diet untuk
penderita tekanan darah tinggi.

G. EVALUASI
Tanggal Evaluasi
S : - Ny.S mengatakan bahwa ia sudah membersihkan kamarnya dan
melipat baju yang bergantungan,serta menyapu lantai.
- Ny.S mengatakan bahwa ia sudah menyuruh anaknya untuk
menguras bak kamar mandi dan sudah di lakukannya.
O : Rumah tamapak bersih dan rapi.
A : - Bak mandi bersih (tidak ada jentik atau larva).
- Masalah teratasi.
P : Rencana perawatan dihentikan.
S : - Ny.S mengatakan pusing yang dirasakan sudah berkurang.
- Ny.S mengatakan bahwa ia sudah menyendirikan makanannya
yang garamnya sudah dikurangi.
O : - Tekanan darah 140/90mmHg.
- Masakan yang dikonsumsi oleh Ny.S sudah tidak asin lagi.
A : Masalah teratasi.
P : - Rencana perawatan dihentikan.
- Menganjurkan kepada keluarga untuk selalu kontrol ke
puskesmas atau pusat pelayanan kesehatan secara teratur.

24
BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan tekanan sistolik
lebih tinggi dari 140 mmHg menetap atau telkanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg.
Diagnosa dipastikan dengan mengukur rata-rata dua atau lebih pengukuran tekanan darah
pada dua waktu yang terpisah. Patologi utama pada hipertensi adalah peningkatan tahanan
vaskuler perifer pada tingkat arteriol.
Hipertensi disebabkan oleh pola makan dan kebiasaan yang kurang baik, begitu juga
factor usia dan keturunan termasuk factor resiko terjadinya hipertensi.
Keluarga dengan salah satu anggota mengalami hipertensi harus mengetahui
pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan hipertensi dan komplikasi hipertensi.

2. Saran
a. Hindari makanan yang tinggi garam dan tinggi lemak karena hal itu akan
memperberat hipertensi
b. Olahraga yang cukup dan terapkan pola hidup yang sehat, berhenti merokok.
c. Pergilah ke pelayanan kesehatan untuk memeriksa keadaan tubuh jika dirasa ada yang
sakit, sehingga penyakit akan diketahui sedini mungkin.

25
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Nasrul, 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatanh masyarakat. Jakarta : EGC.

Beevers, D.G. 2002, Bimbingan Dokter Pada Tekanan Darah, Dian Rakyat, Jakarta.

ITB, 2001. Pengendalian Hipertensi, ITB, Bandung.

Mansjoer, Arief, 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Media Auskulapius. Jakarta.

Persatuan Ahli Gizi Indonesia, 2001. Penuntun Diet. Gramedia, Jakarta.

Engram, Barbara. 1998. Keperawatan Medikal Bedah Vol.2. Jakarta : EGC.

FK UI, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, Jakarta : 2001.

Mansjoer Arif, dkk, The sixt Report of Join National Committee on Prevention (JNL, 1997).

Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi. Jakarta : EGC.

26

You might also like