You are on page 1of 12

MODUL

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN KOLESTASIS

Praba Diyan Rachmawati


Pediatric and Maternity Departemen
Faculty Of Nursing, Universitas Airlangga

Kolestasis merupakan suatu kondisi dimana adanya hambatan aliran cairan empedu

menuju duodenum mulai dari hepatosit, saluran empedu intrasel, ekstrasel dan

ekstrahepatal, sehingga jumlah cairan empedu yang masuk ke duodenum berada pada

jumlah yang tidak normal. Hal ini menyebabkan terjadinya akumulasi zat zat yang ada

didalam cairan empedu, seperti bilirubin, asam empedu dan kolesterol didalam darah.

Kolestasis terjadi apabila jumlah bilirubin direk melebihi 20% dari total bilirubin normal

[1].

PATOFISIOLOGI

Berdasarkan sumber terjadinya hambatan aliran empedu kolestasis digolongkan

menjadi hepatoseluler/ Intrahepatik dan Ekstrahepatik. Penyebab gangguan ini adalah

adanya kerusakan jaringan hati akibat infeksi virus intra uterin khususnya TORCH.

Penyebab lain yaitu seperti gangguan genetik, gangguan system kekebalan tubuh, gangguan

metabolic dan gangguan secara mekanis yang terjadi intrahepatic maupun ekstrahepatik [2].

Beberapa gangguan ini dapat menyebabkan obstruksi aliran cairan empedu menuju

duodenum sehingga menyebabkan akumulasi bilirubin didalam hepar, terjadi peningkatan

tekanan intrahepatic dan juga kemudian terjadinya peningkatan bilirubin di dalam darah.

Modul Askep Klien dengan Kolestasis (Praba Diyan Rachamawati 2017) 1


Peningkatan bilirubin didalam darah ini akan menimbulkan beberapa keluhan pada

klien. Komponen bilirubin garam dan asam empedu akan menimbulkan rasa gatal pada

kulit, dan komponen kolesterol akan menimbulkan klien mengalami hiperkolestolemia.

Selain itu bilirubin yang meningkat didalam darah akan memberikan warna pada urin

(urobilinogen) menjadi gelap seperti warna teh.

Cairan empedu memiliki fungsi sebagai pengemulsi lemak diusus halus dan

membantu absorbsi lemak, adanya hambatan aliran empedu ini menyebabkan cairan

empedu tidak dapat mengalir ke duodenum sehingga menimbulkan gangguan absorbsi

nutrient- nutrient yang dibutuhkan klien. Salah satu gejala pada klien yaitu gangguan nutrisi

dan gagal tumbuh pada anak. Akibat adanya hambatan ini bilirubin juga tidak dapat

memberikan warna pada feses menyebabkan feses pada klien berwarna pucat.

Kolestasis intrahepatik

Kolestasis intrahepatic disebut juga dengan kolestasis hepatoseluler. Kolestasis jenis

ini disebabakan oleh karena adanya kerusakan atau kelainan pada struktur hepatosit dan

ductus biliaris pada bagian intrahepatic. Hal ini mengakibatkan peningkatan tekanan

intrahepatic yang disebabkan karena akumulasi komponen empedu seperti kolesterol dan

garam empedu. Kelainan jenis ini merupakan kelaianan yang paling sering ditemukan.

Penyebab dari kolestasis intrahepatic antara lain infeksi virus hepatisis

(menyebabkan peradangan intrahepatic), alkohol, Infeksi bakteri (adanya reaksi radang

hingga nekrosis jaringan hati) dan adanya tumor hati atau tumor yang menyebar pada hati

dari bagian tubuh yang lain.

Modul Askep Klien dengan Kolestasis (Praba Diyan Rachamawati 2017) 2


Penyebab Kolestasis Intrahepatik pada orang dewasa [3].

1. Sepsis

2. Hepatitis virus

3. CMV

4. Alcoholic or non-alcoholic

5. Intrahepatic Cholestasis of Pregnancy (ICP),

6. Kanker pada hepar

7. Ductal plate malformations: congenital hepatic fibrosis

8. Nodular regenerative hyperplasia Vascular disorders: Budd–Chiari syndrome,

veno-occlusive disease

9. Kelainan metabolik: cystic fibrosis, galactosemia, tyrosinemia, fatty acid oxidation

defects, lipid and glycogen storage disorders, peroxisomal disorders

10. Kelainan anatomi saluran empedu

11. Sirosis Hepatis

12. Kelainan endokrin: Hipotiroid, hipopituitarisme

Kolestasis ekstrahepatik

Kolestasis Ektrahepatik lebih jarang ditemukan dibandingkan dengan kelaianan

intrahepatic. Kolestasis jenis ini sebagian besar kelainan atresia bilier. Kelainan yang dapat

menyebabkan kolestasis jenis ini adalah seperti infeksi virus yang dapat menyebabkan

inflamasi ataupun sclerosis sehingga pada tahap selanjutnya akan terjadi suatu

penyumbatan atau obstruksi saluran empedu ekstrahepatik atau pasca hepar.

Gangguan/ kelaianan yang menjadi Kolestasis Ektrahepatik diantaranya adalah

Modul Askep Klien dengan Kolestasis (Praba Diyan Rachamawati 2017) 3


 Kolelitiasis

 Kolesistisis

 Atresia Bilier

 Kista Duktus Choledocus

 Tumor Pankreas

Atresia Bilier [4]

Atresia biliaris merpakan salah satu kelaianan kolestasis ektrahepatik yang cukup

sering terjadi. Atresia biliaris merupakan suatu gangguan yang disebabkan karena adanya

fibrosis saluran empedu ekstrahepatik yang kemudian menyebabkan hambatan atau

obstruksi pada saluran empedu menuju duodenum. Etiologi atresia bilier tidak diketahui,

namun ada beberapa factor yang dapat menjadi pemicu kelainan pada saluran empedu pada

pasien dengan atresia bilieryaitu mekanisme imun dan viral injury

Penanganan utama pada anak dengan atresa bilier adalah dengan portoenterostomy

hepatic (prosedur kasai), yang dilakukan dengan melakukan anastomosis segmen usus pada

porta hepatica untuk mengalirkan getah empedu. Prognosis atresia biliaris yaitu apabila

bayi tidak ditangani segera dan dengan baik akan terjadi sirosis hepatis yang progresif dan

kematian pada sebagian besar anak pada usia kurag dari 2 tahun.

MANIFESTASI KLINIS KOLESTASIS [1] [5]

1. Jaundice

2. Gatal gatal pada kulit

3. Urin berwarna gelap seperti warna teh

Modul Askep Klien dengan Kolestasis (Praba Diyan Rachamawati 2017) 4


4. Tinja berwarna pucat

5. Distensi Abdomen

6. Hepatosplenomegali

7. Gagal tumbuh

8. Hiperkolesterol

9. Perdarahan karena defisiensi vitamin K

PEMERIKSAAN

Anamnesa

Pada saat melakukan anamnesa kaji bagaimana riwayat kehamilan dan kelahiran: Apakah

ibu pernah mengalami infeksi selama masa hamil atau melahirkan, riwayat pertumbuhan

bayi (bayi dengan kolestasis umumnya memiliki berat badan lahir <3000 g).

Anamnesa riwayat keluarga adakah keluarga yang memiliki penyakit kuning pada keluarga,

tumor hati, hepatitis B, hepatitis C, perkawinan antar keluarga, atau riwayat keluarga

beresiko penularan hepatitis vitus B/C (melalui tranfusi darah atau operasi).

Kaji riwayat icterus pada bayi apakah kurang dari 24 jam kelahiran ataukah lebih dari usia

14 hari pasca kelahiran.

Pemeriksaan Fisik

1. Pertumbuhan (berat badan , lingkar kepala)

2. Kulit :icterus, spider angioma abdomen, eritema palmaris, ederma

3. Abdomen:

a. Hepatomegali, konsistensi, permukaan

b. Splenomegali

Modul Askep Klien dengan Kolestasis (Praba Diyan Rachamawati 2017) 5


c. Vena kolateral, asites

4. Mata : icterik

Pemeriksaan Penunjang

1. Gambaran darah Tepi

2. Bio kimia darah

 Serum bilirubin direk dan indirek

 ALT (SGPT), AST(SGOT)

 Gamma Glutamil Transpeptidase(GGT)

 Masa protombin

 Albumin, Globulin

 Kolesterol, Trigliserida

 Gala darah puasa

 Ureum,keratin

 Asam empedu

3. Urin : leukosit urin, bilirubin,urobilinogen, reduksi dan kultur urin

4. DAT (aspirasi cairan duodenum)

5. Pemeriksaan Etiologi : TORCH, hepatitis virus B/C, skrining sederhana penyakit

metabolic (gula darah, trigiserida)

6. USG untuk melihat keadaan kandung empedu dan hepar serta memeriksa ukurannya

7. Kolangiografi intraoperative

8. Biopsi Hepar

Modul Askep Klien dengan Kolestasis (Praba Diyan Rachamawati 2017) 6


PENATALAKSANAAN

1. Tindakan pembedahan untuk kolestasis ektrahepatik, waktu pembedahan yang efektif

adalah sebelum anak berusia 2 bulan [4]

2. Farmakoterapi untuk kolestasis intrahepatic yang telah diketahui causa atau

penyebabnya

3. Supportif Teraphy

a. Asam ursodeoksikolat

b. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan memberikan diet mengandung lemak rantai

sedng (Medium chain trigliseride-MCT) (Kebutuhan kalori pada bayi kolestasis

mencapai 130-150% dari kebutuhan bayi normal)

c. Memenuhi kebutuhan vitamin yang larut dalam lemak:

d. A, D, E, K

e. Pemenuhan kebutuhan mineral: Ca, P. Mn, Zn, Se, Fe

f. Menghilangkan pruritus: Antihistamin, Rifampisin, dan Kolestiramin

DIAGNOSA KEPERAWATAN [6]

1. Gangguan Pola nafas berhubungan dengan hambatan ekspansi paru

2. Resiko Perdarahan berhungan dengan gangguan fungsi hati

3. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient

4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya pruritus

5. Gangguan pertumbuhan berhubungan dengan gangguan metabolisme

Modul Askep Klien dengan Kolestasis (Praba Diyan Rachamawati 2017) 7


DAFTAR PUSTAKA

[1] S. ilmu K. Anak, Pedoman Diagnosis dan Terapi SMF ilmu Kesehatan Anak.
Surabaya: Rumah Sakit Dokter Soetomo Surabaya, 2006.
[2] G. M. Hirschfield, E. J. Heathcote, and M. E. Gershwin, “Pathogenesis of cholestatic
liver disease and therapeutic approaches.,” Gastroenterology, vol. 139, no. 5, pp.
1481–96, Nov. 2010.
[3] European Association for the Study of the Liver, “EASL Clinical Practice
Guidelines: Management of cholestatic liver diseases,” J. Hepatol. , vol. 51, pp.
237–267, 2009.
[4] D. Hockenbery, M., J., & Wilson, Wong’s Esential of Pediatric Nursing. Missouri:
Elsevier Mosby, 2013.
[5] D. Prasetyo, Y. Setiati Ermaya, I. Martiza Departemen Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran, and U. Padjadjaran Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung,
“Perbedaan Manifestasi Klinis dan Laboratorium Kolestasis Intrahepatal dengan
Ekstrahepatal pada Bayi Differences of Clinical Manifestation and Laboratory
Findings in Intra- Hepatic and Extra-Hepatic Cholestasis in Infants,” MKB, vol. 48,
no. 1, 2016.
[6] PPNI, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI, 2017.

Modul Askep Klien dengan Kolestasis (Praba Diyan Rachamawati 2017) 8


KASUS 1
An K usia 4 bulan 10 hari, dating dengan keluhan anak sesak nafas, tubuh menguning dan
perut membesar, anak menguning sejak usia kurang lebih 1 minggu setelah lahir, mual
tidak ada, muntah tidak ada, panas badan naik turun, Kencing warna seperti teh, BAB
kuning pucat dengan konsistensi lembek. Setelah usia anak 2 bulan kuning menetap serta
perut semakin membesar. Nafsu makan baik, minum ASI dan Sufor: 250 cc/hari
Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan:
BB saat ini: 3200 gram, BB lahir: 1800 gram, PB: 50 CM.
Tanda tanda vital:
Kesadaran: CM
TTV: Nadi: 180x/ menit, Suhu: 38.3 C, RR: 48X/ mnt.
Pola nafas ireguler, adanya retraksi otot bantu nafas pada ICS, Supraklavikular dan
Suprasternal. Alat bantu nafas: O2 Maser 5 lpm, SpO2 99%.
Abdomen menunjukkan adanya caput medusa, umbilicus menonjol, distensi abdomen, hasil
palpasi menunjukkan hepatomegali. Adanya ruam kemerahan pada kulit sekitar gluteus.
Pemeriksaan penunjang
USG Abdomen: Kista ductus coledocus.
Kolestasis intra dan esktra hepatal.
PPT: 32,7 detik (9-12)
APTT 49,8 detik (23-33)
Total bilirubin >25 mg/dl (0,2-1)
Albumin: 2,5 g/dl (3,4-4,8)
Terapi yang didapatkan anak
Inj Meropenem , Inj Metil Prednisolo dan Urdafalk

TUGAS:
Berdasarkan kasus diatas:
1. Buatlah Analisa data
2. Tentukan Diagnosa Keperawatan
3. Susunlah Intervensi keperawatan

Modul Askep Klien dengan Kolestasis (Praba Diyan Rachamawati 2017) 9


LEMBAR JAWABAN
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

Modul Askep Klien dengan Kolestasis (Praba Diyan Rachamawati 2017) 10


KASUS 2
An K usia 2 bulan, dengan disgnosa medis Cholestasis, S. Atresia billier. Keluhan utama
Anak kuning dan perut membesar. Anak kuning sejak anak lahir, oleh ibu anak dibawa ke
puskesmas dan dianjurkan untuk di jemur dan diberikan banyak minum. Kuning tidak
kunjung mereda, sehingga orang tua membawa anak ke RS, perut anak semakin membesar.
Kesadaran: CM
TTV: Nadi: 126x/ menit, Suhu: 37 C, RR: 36X/ mnt.
BB saat ini: 4,8 kg, BB lahir: 3 kg, PB: 56 CM.
Riwayat Nutrisi: ASI eksklusif, Keinginan anak untuk minum ASI berkurang, sejak perut
membesar dan anak lebih banyak menangis.
Hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Mukosa bibir lembab, bersih. Adanya distensi abdomen, konsistensi feses lunak, bau khas
dan berwarna pucat.
Terdapat kekeringan ada lengan bagian bawah dan tungkai bawah, kulit terkelupas.
Kimia Klinik:
SGOT: 237 U/L
SGPT: 119 U/L
Albumin 3,7 g/dl
Total bilirubin 16,79 mg/dl
Faal koagulasi:
APT 11,1 dtk (9-12)
APTT 36,4 dtk (23-33)
Ig M Anti TOXO (-)
Ig G Anti TOXO (+)
Ig G anti Rubela (+)
Ig M anti Rubela (+)
Ig M anti CMV (+)
Ig G anti CMV (+)
Terapi Farmakologi:
Inj Metil Prednisolon 1 mg
Vt B6
VIT B1
Urdafalk 35 mg

TUGAS:
Berdasarkan kasus diatas:
1. Buatlah Analisa data
2. Tentukan Diagnosa Keperawatan
3. Susunlah Intervensi keperawatan

Modul Askep Klien dengan Kolestasis (Praba Diyan Rachamawati 2017) 11


LEMBAR JAWABAN
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

Modul Askep Klien dengan Kolestasis (Praba Diyan Rachamawati 2017) 12

You might also like