Professional Documents
Culture Documents
Kolestasis merupakan suatu kondisi dimana adanya hambatan aliran cairan empedu
menuju duodenum mulai dari hepatosit, saluran empedu intrasel, ekstrasel dan
ekstrahepatal, sehingga jumlah cairan empedu yang masuk ke duodenum berada pada
jumlah yang tidak normal. Hal ini menyebabkan terjadinya akumulasi zat zat yang ada
didalam cairan empedu, seperti bilirubin, asam empedu dan kolesterol didalam darah.
Kolestasis terjadi apabila jumlah bilirubin direk melebihi 20% dari total bilirubin normal
[1].
PATOFISIOLOGI
adanya kerusakan jaringan hati akibat infeksi virus intra uterin khususnya TORCH.
Penyebab lain yaitu seperti gangguan genetik, gangguan system kekebalan tubuh, gangguan
metabolic dan gangguan secara mekanis yang terjadi intrahepatic maupun ekstrahepatik [2].
Beberapa gangguan ini dapat menyebabkan obstruksi aliran cairan empedu menuju
tekanan intrahepatic dan juga kemudian terjadinya peningkatan bilirubin di dalam darah.
klien. Komponen bilirubin garam dan asam empedu akan menimbulkan rasa gatal pada
Selain itu bilirubin yang meningkat didalam darah akan memberikan warna pada urin
Cairan empedu memiliki fungsi sebagai pengemulsi lemak diusus halus dan
membantu absorbsi lemak, adanya hambatan aliran empedu ini menyebabkan cairan
nutrient- nutrient yang dibutuhkan klien. Salah satu gejala pada klien yaitu gangguan nutrisi
dan gagal tumbuh pada anak. Akibat adanya hambatan ini bilirubin juga tidak dapat
memberikan warna pada feses menyebabkan feses pada klien berwarna pucat.
Kolestasis intrahepatik
ini disebabakan oleh karena adanya kerusakan atau kelainan pada struktur hepatosit dan
ductus biliaris pada bagian intrahepatic. Hal ini mengakibatkan peningkatan tekanan
intrahepatic yang disebabkan karena akumulasi komponen empedu seperti kolesterol dan
garam empedu. Kelainan jenis ini merupakan kelaianan yang paling sering ditemukan.
hingga nekrosis jaringan hati) dan adanya tumor hati atau tumor yang menyebar pada hati
1. Sepsis
2. Hepatitis virus
3. CMV
4. Alcoholic or non-alcoholic
veno-occlusive disease
Kolestasis ekstrahepatik
intrahepatic. Kolestasis jenis ini sebagian besar kelainan atresia bilier. Kelainan yang dapat
menyebabkan kolestasis jenis ini adalah seperti infeksi virus yang dapat menyebabkan
inflamasi ataupun sclerosis sehingga pada tahap selanjutnya akan terjadi suatu
Kolesistisis
Atresia Bilier
Tumor Pankreas
Atresia biliaris merpakan salah satu kelaianan kolestasis ektrahepatik yang cukup
sering terjadi. Atresia biliaris merupakan suatu gangguan yang disebabkan karena adanya
obstruksi pada saluran empedu menuju duodenum. Etiologi atresia bilier tidak diketahui,
namun ada beberapa factor yang dapat menjadi pemicu kelainan pada saluran empedu pada
Penanganan utama pada anak dengan atresa bilier adalah dengan portoenterostomy
hepatic (prosedur kasai), yang dilakukan dengan melakukan anastomosis segmen usus pada
porta hepatica untuk mengalirkan getah empedu. Prognosis atresia biliaris yaitu apabila
bayi tidak ditangani segera dan dengan baik akan terjadi sirosis hepatis yang progresif dan
kematian pada sebagian besar anak pada usia kurag dari 2 tahun.
1. Jaundice
5. Distensi Abdomen
6. Hepatosplenomegali
7. Gagal tumbuh
8. Hiperkolesterol
PEMERIKSAAN
Anamnesa
Pada saat melakukan anamnesa kaji bagaimana riwayat kehamilan dan kelahiran: Apakah
ibu pernah mengalami infeksi selama masa hamil atau melahirkan, riwayat pertumbuhan
bayi (bayi dengan kolestasis umumnya memiliki berat badan lahir <3000 g).
Anamnesa riwayat keluarga adakah keluarga yang memiliki penyakit kuning pada keluarga,
tumor hati, hepatitis B, hepatitis C, perkawinan antar keluarga, atau riwayat keluarga
beresiko penularan hepatitis vitus B/C (melalui tranfusi darah atau operasi).
Kaji riwayat icterus pada bayi apakah kurang dari 24 jam kelahiran ataukah lebih dari usia
Pemeriksaan Fisik
3. Abdomen:
b. Splenomegali
4. Mata : icterik
Pemeriksaan Penunjang
Masa protombin
Albumin, Globulin
Kolesterol, Trigliserida
Ureum,keratin
Asam empedu
6. USG untuk melihat keadaan kandung empedu dan hepar serta memeriksa ukurannya
7. Kolangiografi intraoperative
8. Biopsi Hepar
penyebabnya
3. Supportif Teraphy
a. Asam ursodeoksikolat
d. A, D, E, K
[1] S. ilmu K. Anak, Pedoman Diagnosis dan Terapi SMF ilmu Kesehatan Anak.
Surabaya: Rumah Sakit Dokter Soetomo Surabaya, 2006.
[2] G. M. Hirschfield, E. J. Heathcote, and M. E. Gershwin, “Pathogenesis of cholestatic
liver disease and therapeutic approaches.,” Gastroenterology, vol. 139, no. 5, pp.
1481–96, Nov. 2010.
[3] European Association for the Study of the Liver, “EASL Clinical Practice
Guidelines: Management of cholestatic liver diseases,” J. Hepatol. , vol. 51, pp.
237–267, 2009.
[4] D. Hockenbery, M., J., & Wilson, Wong’s Esential of Pediatric Nursing. Missouri:
Elsevier Mosby, 2013.
[5] D. Prasetyo, Y. Setiati Ermaya, I. Martiza Departemen Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran, and U. Padjadjaran Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung,
“Perbedaan Manifestasi Klinis dan Laboratorium Kolestasis Intrahepatal dengan
Ekstrahepatal pada Bayi Differences of Clinical Manifestation and Laboratory
Findings in Intra- Hepatic and Extra-Hepatic Cholestasis in Infants,” MKB, vol. 48,
no. 1, 2016.
[6] PPNI, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI, 2017.
TUGAS:
Berdasarkan kasus diatas:
1. Buatlah Analisa data
2. Tentukan Diagnosa Keperawatan
3. Susunlah Intervensi keperawatan
TUGAS:
Berdasarkan kasus diatas:
1. Buatlah Analisa data
2. Tentukan Diagnosa Keperawatan
3. Susunlah Intervensi keperawatan