You are on page 1of 25

MAKALAH SISTEM SARAF

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Struktur Perkembangan Hewan I


Yang dibina oleh : 1. Dra. Hj. Susilowati, M.S.
2. Dr. Abdul Ghofur, M.Si

Disusun oleh:
Kelompok 5A : Amalia Nur Latifah / 160341606001
(Offering A) Firdaus / 160341606021
Naimmatus Solikhah / 160341606003

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, taufik, serta hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Saraf” sebagai tugas mata
kuliah SPH 1 (Struktur Perkembangan Hewan) di semester 2 tahun 2017/2018 dengan baik
dan tepat waktu.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam
menyusun makalah ini sehingga penulisdapat menyelesaikan makalah ini dalam waktu yang
telah ditentukan. Tak lupa penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Ibu Susilowati , selaku pembimbing dan dosen mata kuliah SPH 1 (Struktur
Perkembangan Hewan)
2. Bapak Abdul Gofur , selaku pembimbing dan dosen mata kuliah SPH 1 (Struktur
Perkembangan Hewan),
3. Teman-teman, yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan laporan percobaan ini
utamanya kelompok 5.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan
pengalaman dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk
saran serta masukan yang membangun dari berbagai pihak. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis sekaligus pembaca.

Malang, 19 April 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Sistem saraf memungkinkan tubuh untuk dapat merespon lingkungannya dengan
memantau rangsangan sensorik, menginterpretasikan informasi yang diberikan oleh indera,
dan meyarankan respon yang sesuai. Mekanisme sistem saraf tersebut kompleks dengan
banyak tigkatan pengaturan dan jutaan jaringan yang saling berhubungan. Oleh karena itu,
sewaktu mempelajari sistem yang komplek ini, perlu dipahami susunan anatomi sistem saraf
dengan seluruh subdivisi multiplenya.
Sistem saraf mempunyai dua subdivisi anatomi. Sistem saraf tepi mencakup baik saraf
kranial maupun spinal, serta ganglion yang terkait. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan
medulla spinalis.
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri
terutama dari jaringan saraf. Sistem persarafan merupakan salah satu organ yang berfungsi
untuk menyelenggarakan kerjasama yang rapi dalam organisasi dan koordinasi kegiatan
tubuh. Fungsi sistem saraf yaitu : mendeteksi perubahan dan merasakan sensasi,
menghantarkan informasi dari satu tempat ke tempat yang lain, dan mengolah informasi
sehingga dapat digunakan segera atau menyimpannya untuk masa mendatang sehingga
menjadi jelas artinya pada pikiran.

RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pengelompokkan sistem saraf serta penjelasannya mengenai sistem saraf tersebut?

TUJUAN
Agar mengetahui pengelompokkan sistem saraf serta penjelasannya mengenai sistem saraf
tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

A. SISTEM SARAF
Bersama-sama dengan sistem endokrin, sistem saraf merupakan pengendali utama dan
pusat integrasi tubuh. Secara uum, sistem saraf vertebrata memegang tiga peranan penting,
yaitu : 1) Orientasi terhadap lingkungan luar, yaitu menerima rangsang, menerjemahkan, dan
mengadakan respon ; 2) regulasi yaitu mengatur lingkungan internal tubuh dan kesesuaian
kerja seluruh sistem kerja organ, dan ; 3) sebagai tempat penyimpan informasi. Dengan kata
lain, sistem saraf merupakan suatu sistem dari bntuk reaksi tubuh dalam menyesuaikan diri
terhadap lingkungan dan pengaturan kegiatan seluruh organ tubuh (Tenzer, A, 2014).
Sistem saraf tersusun atas tiga unsure dasar, yaitu : 1) sel saraf (neuron); 2) sel intertestial,
yang meliputi sel neuroglia, sel neurilema dan sel satelit; 3) jaringan pengikat (Tenzer, A,
2014).

B. PEMBAGIAN SISTEM SARAF


Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf
pusat terdiri atas otak (esensefalon) dan sumsum tulang belakang (medulla spinalis).
Berdasarkan lokasi atau topografinya sistem saraf perifer dibagi menjadi saraf kranial (yang
timbul dari otak) dan saraf spinal (yang timbul dari sumsum tulang belakang). Kedua macam
saraf ini mengandung komponen sensoris (afferen) dan motoris (efferen) (Tenzer, A, 2014).
Berdasarkan kerjanya, sistem saraf perifer dibagi menjadi siste saraf somatik dan sistem
saraf otonom. Sistem saraf somatik bersifat volunter (bekerja di bawah kesadaran), terdiri dari
neuron-neuron sensoris yang menyampaikan impuls dari kulit dan rseptor-reseptor perasa
khusus dalam kepala, dinding tubuh, dan anggota badan ke sistem saraf pusat, dan neuron-
neuron motoris yang menyampaikan impuls dari sistem saraf pusat ke otot rangka. Sistem
saraf otonom bersifat involunter (bekerja di luar kesadaran), terdiri dari neuron-neuron
sensoris yang menyampaikan impuls dari organ-organ visera ke sistem saraf pusat dan
neuron-neuron motoris yang menyampaikan impuls dari sistem saraf pusat ke otot polos, otot
jantung, dan kelenjar-kelenjar ( Tenzer, A, 2014).
1. Otak
Otak vertebrata mulai dari ikan sampai manusia dibangun menurut pola dasar yang
sama. Otak merupakan perkembangan dai bumbung neural bagian anterior, sedangkan
bagian bumbung neural yang tersisa akan membentuk sumsum tulang belakang. Selama
evolusi vertebrata, terjadi perubahan struktur otak secara besar-besaran dari otak yang
relative lurus pada piscs dan amfibi bisa mnjadi otak yang kaya akan lipatan-lipatan yang
dalam dan sangat kompleks pada mamalia. Rasio antara berat otak dan sumsum tulang
belakang menunjukkan tingkat kecerdasan hewan. Rasio pada pisces dan amfibi kurang
lebih 1:1, sedangkan pada manusia 55 : 1. Pada awal pekembangan, otak vertebrata terbagi
atas 3 bagian, yaitu prosensefalon (otak depan), mesensefalon (otak tengah), dan
rombensefalon (otak belakang). Dalam prkembangan selanjutnya pada mamalia
prosensefalon terbagi menjadi telensefalon dan diensefalon, sedangkan rombensefalon
terbagi menjadi metensefalon dan mielensefalon, mesensefalon tidak terbagi. Di bagian
otak tersebut berkembang stuktur-struktur yang berbeda secara fungsional. Telensefalon
membentuk serebrum (otak besar), diensefalon berkembang menjadi thalamus dan
hipotalamus, mesensefalon menjadi otak tengah, metensefalon menjadi pons dan
serebelum (otak kecil), dan mielensefalon berkembang menjadi medulla oblongata
(Tenzer, A, 2014).

2. Medula Spinalis (Sumsum Tulang Belakang)


Medula spinalis merupakan kelanjutan dari medula oblongata, menembus foramen
magnum tulang belakang kepala dan meemanjang dalam saluran vertebra. Pada pisces
tingkat rendah, urodela, dan reptilia, medula spinalis memanjang sampai ujung akhir
kolumna vertebralis. Pada vertebrata yang lain, panjang medulla spinalisnya lebih pendek
dari kolumna vertebralisnya. Pada katak misalnya medula spinalis berakhir pada bagian
anterior urostil, sedangkan pada manusai berakhir pada vertebra lumbar ke-2. Panjang
medula spinalis manusia dewasa adalah 42-45 cm, dengan diameter sekitar 2,54 cm
(Tenzer, A, 2014).

3. Saraf Kranial
Saraf kranial merupakan bagian dari saraf perifer yang bersumber dari otak. Sebagian
besar dari saraf ini bersumber dari batang otak. Saraf kranial tersusun berpasang-pasangan,
dan penomorannya menggunakan angka Romawi. Pisces dan amfibi mempunyai 10 pasang
saraf kranial. Pada reptilia, aves, dan mamalia selain 10 pasang saraf cranial seperti pada
pisces dan amfibi, terdapat 2 pasang saraf tambahan sehingga saraf kranialnya berjumlah
12 pasang (Tenzer, A, 2014).

4. Saraf Spinal
Saraf spinal merupakan saraf campuran yang terdiri atas serabut sensoris (dari akar
dorsal) dan serabut motoris (dari akar ventral). Masing-masing saraf spinal keluar dari
kolumna vertebralis melalui foramen invertebralis (lubang diantara 2 ruas vertebra), kecuali
saraf spinal 1 (saraf servikal 1) yang meninggalkan medula spinalis melalui saluran diantara
tulang oksipital dan tulang atlas. Pada vertebrata primitive tidak terjadi persatuan antara akar
ventral dan akar dorsal (Tenzer, A, 2014).

5. Sistem Saraf Otonom


Secara fungsional, sistem saraf otonom bekerja secara involunter. Disebut sebagai
sistem saraf otonom, karena semula dianggap bahwa sistem ini mempunyai pengaturan
sendiri, di luar kontrol sistem saraf pusat. Sekarang telah diketahui bahwa secara structural
maupun fungsional, sistem saraf otonom tidak terlepas dari sistem saraf pusat. Sistem saraf
otonom diatur oleh pusat-pusat (inti) dalam otak,khususnya korteks serebrum, hipotalamus,
dan, medula oblongata (Tenzer, A, 2014).

C. SISTEM SARAF PISCES


Otak terletak pada bagian yang lebih tinggi daripada cyclostome. Empat bagian
penting yaitu cerebrum (otak besar), cerebellum (otak kecil), bagian penglihatan, dan medulla.
Otak mempunyai saraf otak sebagai organ perasa dan bagian lain pada anterior dari tubuhnya.
Saluran saraf merupakan pusat dari tulang belakang dan melalui saraf arches dari vertebrata
(Isnaeni, W, 2006).
Pada ikan terdapat terdapat dua kelompok kerja sistem saraf, yakni sistem saraf pusat
dan sistem saraf otonom. Kedua sistem saraf tersebut pada dasarnya tidak bisa bekerja secara
terpisah, tetapi saling melengkapi. Sistem saraf pusat berupa jaringan saraf yang menjalin
seluruh tubuh berakar dalam otak maupun sumsum tulang belakang (Isnaeni, W, 2006).
Otak Ikan dibagi menjadi beberapa daerah. Di depan adalah lobus penciuman,
sepasang struktur yang menerima dan memproses sinyal dari lubang hidung melalui dua saraf
penciuman Lobus penciuman yang sangat besar dalam ikan yang berburu terutama oleh bau,
seperti. hagfish, hiu, dan lele. Di balik cuping pencium adalah dua-lobed telencephalon ,
setara struktural ke otak dalam vertebrata yang lebih tinggi. Dalam ikan telencephalon yang
bersangkutan kebanyakan dengan penciuman (Isnaeni, W, 2006).
Gambar 2.1 otak pada ikan hiu
Otak ikan hiu merupakan tipe otak yang lebih maju dibandingkan dengan lintah laut.
Dari dua kantung olfaktori dihidung, saluran olaktori besar dan memanjang ke lobus
olfaktori, yang melekat dengan erat ke pasangan hemisfer serebral di diensefalaon. Di bagian
dorsal, diensefalaon mengandung sebuah tangkai pineal serta badan pineal dan di bagian
ventraldiensefalon terdapat infundibulum, tempat melekatkan hipofisis. Semua struktur ini
merupakan bagian darai otak depan. Dua lobus optik yang bundar terdapat di bagian dorsal
otak tengah. Otak belakang terdiri atas serebelum dorsal median yang berukuran besar di
atas medula oblongata yang membuka di bagaian atas. Sepuluh pasang saraf kranial melayani
struktur, terutama kepala, kira-kira distribusinya sama dengan vertebrata lain. Tali saraf
dilindungisepenuhnya dilindungi oleh lengkung neural tulang belakang, selanjutnya saraf
spinal yang berpasang ke setiap somit tubuh muncul di antara lengkung neural dari tulang
belakang berturut-turut (Isnaeni, W, 2006).
Ikan perak mempunyai otak yang pendek. Lobus olfaktorius, hemisfer serebral, dan
diensefalon kecil, sedang lobus optikus dan serebellum besar. Ada 10 pasang saraf kranial.
Korda saraf tertutup dengan lengkung-lengkung neural sehingga mengakibatkan saraf spinal
berpasangan pada tiap segmen tubuh (Isnaeni, W, 2006).

D. SISTEM SARAF AMPHIBI


Sistem saraf pada Amphibi dibedakan menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula
spinalis). Pada amphibi, otak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh tengkorak dan
ruas-ruas tulang belakang juga dibungkus oleh 2 lapisan selaput yaitu durameter yang
berbatasan dengan tulang dan pipiamater yang batasan dengan jaringan saraf (Kimball, 1996)
Di antara dua lapisan tersebut terdapat spatium subdurale, dan terdapat cairan
cerebrospinalis. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut
meningitis. Sistem saraf amphibi terdiri dari otak. Pada amphibi, otak tengah sebagai pusat
penglihatan berkembang lebih baik sehingga amphibi memiliki penglihatan yang baik
(Kimball, 1996)
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya
berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian
putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu
berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih (Kimball, 1996)

Gambar 2.2 Otak pada Amphibi


1. Otak (Ensefalon)
Otak merupakan pusat koordinasi dalam tubuh, yang terletak didalam tulang
tengkorak dan diselubungi oleh jaringan, berupa jaringan meninges.Otak terbagi atas lima
bagian dan serebellum merupakan bagian yang terkecil. Ada 10 saraf kranial. Tiga saraf
pertama membentuk pleksus brakeal. Saraf ke-7, ke-8, dan ke-9 membentuk pleksus
iskiadikus. Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu:
a. Lobus olfaktorius
Lobus olfaktorius pada amphibi memiliki trunckus bulbus olfaktorius. Lobus ini
tidak terlalu berkembang. Oleh karenanya berbentuk relative kecil dan merupakan
penonjolan dari bagian yang disebut hemisperium serebri. Kurang berkembangnya
lobus olfaktorius yang berperan sebagai pusat pembau pada amphibi, berhubungan
dengan cara hidupnya yang tidak terlalu banyak membutuhkan peran dari lobus
olfaktorius sebagai pusat pembau.
b. Otak besar (cerebrum)
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan atau gerakan sadar atau sesuai
dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian
korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area
sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan
sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang
menghubungkan area motor dan sensorik.
Serebrum pada amphibi terdiri atas sepasang hemispermiun serebri. Pada
serebrum memungkinkan terjadinya aktivitas-aktivitas yang kompleks, misalnya
pembiakan dan macam-macam gerak.
c. Otak tengah (mesencephalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil. Di depan otak tengah terdapat talamus
dan kelenjar hipofisis. Thalamus amphibi terletak di bagian dorsal otak dan merupakan
jembatan antara serebrum dan mesenshefalon. Sedangkan kelenjar hipofisis terletak
pada bagian ventral otak yang berfungsi mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin.
Oleh karenanya dikatakan sebagi Master of Glands.
Pada bagian atas (dorsal) otak tengah juga terdapat lobus optikus dan sepasang
nervus optikus yang saling bersilangan. Pertemuan atau persilangan antara dua nervus
optikus disebut sebagai chiasma. Lobus ini merupakan pusat penglihat, karena semua
nervus optikus bermuara pada lobus ini. Lobus ini juga berfungsi mengatur refleks
mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran. Lobus
optikus pada amphibi lebih berkembang daripada lobus olfaktorius. Hal ini karena
amphibi, contohnya katak merupakan hewan Nokturnal. Selain itu, pada bagian dorsal
otak tengah juga terdapat kelenjar epifisis. Kelenjar ini disebut juga Badan pineal yang
berfungsi ketika terjadi pembentukan pigmen pada permukaan tubuh.
Pada bagian ventral, selain terdapat kelenjar hipofisis juga terdapat kelenjar
hypothalamus dan infundibulum. Pada kelenjar hypothalamus terdapat sel-sel
neurosekretori (sel saraf yang menghasilkan secret). Secret dari sel ini berupa
neurohormon yang berfungsi untuk mempercepat penyampaian impuls dari sinapsis
yang satu ke sinapsis yang lain. Sedangkan infundibulum, merupakan tangkai dari
hipofisis yang berfungsi menghubungkan hipofisis dengan hypothalamus.
d. Otak Kecil (Serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi
secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan
atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
Serebelum pada amphibi mereduksi, karena aktifitas otot relative berkurang.
e. Sumsum lanjutan (medulla oblongata)
Sumsum lanjutan berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis
menuju ke otak. Sumsum lanjutan juga mempengaruhi refleks fisiologi seperti detak
jantung (pusat pengatur percepatan dan penghambat denyut jantung) , tekanan darah
(pusat pengaturan penyempitan dan pelebaran pembuluh darah), volume dan kecepatan
respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum
lanjutan juga mengatur gerak refleks yang lain (Pratiwi, D. A, 1996).
2. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Medulla spinalis merupakan lanjutan dari medulla oblongata yang masuk ke dalam
kanalis vertebralis. Pada amphibi, medulla spinalis mengalami pembesaran di bagian
servikalis. Medulla spinalis berfungsi menghantarkan impuls sensori dari saraf perifer ke
otak dan menyampaikan impuls motoris dari otak ke saraf perifer. Selain itu juga
merupakan pusat dari reflex (Pratiwi, D. A, 1996).
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna
putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada bagian
putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat saraf).
Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang membawa
impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden. Pada penampang
melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas
disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral (Pratiwi, D. A, 1996).

E. SISTEM SARAF REPTILIA


Reptile mempunyai susunan saraf yang serupa dengan susunan saraf pada burung.
Otak pada reptile Juga terdiri atas empat bagian. Kekhususanya hanyalah terdapat tonjolan
Otak besar yang berkembang dengan baik sehingga pusat saraf pembau jelas kelihatan.
Otak besar ini meluas ke atas sehingga menutupi otak tengah. Bagian-bagian otak lainnya
kurang berkembang bila di bandingkan dengan otak pada burung (Pratiwi, D. A, 1996).
Pada bagaian dorsal, otak menunjukkan bagian dorsal, otak menunjukkan dua lobus
olfaktori ramping yang terhubung ke hemisfer serebral besar; di belakang hemisfer tersebut
terdapat dua lobus optik berbentuk oval. Berikutnya adalah serebelum yang berbentuk
buah pir, lebih besar darai serebelum amfibi. Medula oblongata tersebar secara lateral di
bawah serebelum, kemudian menyempit ke sum-sum tulang belakang. Di bagian ventral, di
antara bagaian dasar hemisfer serebral, terdapat saluran optik dan saraf optik, diikuti
dengan infundibulum dan hipofisis. Terdapat 12 pasang saraf kranial dan saraf spinal yang
berpasangan ke setiap somit tubuh. Sistem saraf pada reptil terdiri dari sistem saraf pusat
dan sistem saraf tepi (Pratiwi, D. A, 1996).
Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang.
1. Otak (ensefalon)

Gambar 2.3 Otak pada Reptil

Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu:


a. Otak besar (serebrum)
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan
kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks
serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang
terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau
merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area
motor dan sensorik (Pratiwi, D. A, 1996).
b. Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar
endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur
refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran
(Pratiwi, D. A, 1996).
c. Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi
secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan
atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan (Pratiwi,
D. A, 1996).
d. Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan
kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang (Pratiwi, D. A,
1996).
e. Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis
menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi
seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat
pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga
mengatur gerak refleks yang lain (Pratiwi, D. A, 1996).

2. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)


Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang
terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral.
Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk
dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral
menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi
konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya
ke saraf motor. Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf
membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan
saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan
saluran desenden (Pratiwi, D. A, 1996).
Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf
otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan
saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung,
gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat (Pratiwi, D. A, 1996).
1. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari
otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang
belakang (Pratiwi, D. A, 1996).
Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
a) Tiga pasang saraf sensori
b) Lima pasang saraf motor
c) Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati
leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian
saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut
saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting (Pratiwi, D. A,
1996).
2. Sistem Saraf Tak Sadar (Saraf Otonom)
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari
sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat
beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga
membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra
ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion. Sistem
saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion.
Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel
pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan
saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel
pada organ yang dibantu. Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan
(antagonis) (Pratiwi, D. A, 1996).

F. SISTEM SARAF AVES


Burung merupakan hewan aktif yang banyak melakukan pergerakan serta memiiki
keseimbangan yang bagus terutama saat terbang. Beberapa burung juga memiliki ketajaman
penglihatan yang bagus. Karena itu pusat koordinasi gerak dan keseimbangan burung
berkembang baik hal ini dapat terlihat dari adanya lekukan-lekukan pada otak kecil burung
yang menjadikan volume otak kecilnya menjadi lebih besar (Syamsuri I, 2014).

Gambar 2.4 Otak pada Aves


Susunan saraf burung serupa dengan susunan saraf manusia dan hewan menyusui
(mammalia). Semua aktivitas saraf diatur oleh oleh susunan saraf pusat yang terdiri atas otak
dan susm-sum tulan belakang. Otak burung terdiri dari beberapa bagian, yakni otak besar,
otaak tengah, otak kecil, dan sum-sum lanjutan. Selain otak kecil, otak besar pada burung
tumbuh dengan baik. Otak besar burung berbeda pula dengan otak besar manusia. Permukaan
otak besar burung tidak berlipat-lipat sehingga jumlah neuron pada burung tidak banayak.
Otak tengah burung berkembang membentuk dua gelembung. Perkembangan ini berhubungan
dengan fungsi penglihatannya. Otak kecil burung mempunyai banyak lipatan yang
memperluas permukaannya sehingga dapat menampung neuron cukup banyak. Perkembangan
otak kecil ini berguna untuk pengaturan keseimbanagan burung waktu terbang (Syamsuri I,
2014).

G. SISTEM SARAF MANUSIA


a. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi pada tubuh,
baik gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yang menjadi penggerak
sistem saraf pusat adalah otak dan sumsum tulang belakang. Otak manusia merupakan
organ vital yang harus dilindungi oleh tulang tengkorak. Sementara itu, sum-sum tulang
belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Otak dan sum-sum tulang belakang
sama-sama dilindungi oleh suatu membran yang melindungi keduanya. Membran
pelindung tersebut dinamakan meninges. Meninges dari dalam keluar terdiri atas tiga
bagian, yaitu piameter, arachnoid, dan durameter. Piameter merupakan lapisan
membran yang paling dalam. Lapisan ini berhubungan langsung dengan otak atau
sumsum tulang belakang. Pada piameter banyak terkandung pembuluh darah.
Arachnoid merupakan lapisan yang berada di antara piameter dan durameter. Adapun
durameter adalah lapisan membran yang paling luar. Durameter berhubungan langsung
dengan tulang. Pada daerah di antara piameter dan arachnoid, terdapat rongga yang
berisi cairan serebrospinal. Cairan ini berfungsi melindungi otak atau sumsum tulang
belakang dari goncangan dan benturan.
Selaput ini terdiri atas tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
a) Piamater
Merupakan selaput paling dalam yang menyelimuti sistem saraf pusat. Lapisan ini
banyak sekali mengandung pembuluh darah.
b) Arakhnoid
Lapisan ini berupa selaput tipis yang berada di antara piamater dan duramater.
c) Duramater
Lapisan paling luar yang terhubung dengan tengkorak. Daerah di antara piamater dan
arakhnoid diisi oleh cairan yang disebut cairan serebrospinal. Dengan adanya lapisan
ini, otak akan lebih tahan terhadap goncangan dan benturan dengan kranium. Kadang
kala seseorang mengalami infeksi pada lapisan meninges, baik pada cairannya

ataupun lapisannya yang disebut meningitis.


1) Otak
Otak merupakan organ yang telah terspesialisasi sangat kompleks. Berat total
otak dewasa adalah sekitar 2% dari total berat badannya atau sekitar 1,4 kilogram
dan mempunyai sekitar 12 miliar neuron. Pengolahan informasi di otak dilakukan
pada bagian-bagian khusus sesuai dengan area penerjemahan neuron sensorik.
Permukaan otak tidak rata, tetapi berlekuk-lekuk sebagai pengembangan neuron
yang berada di dalamnya. Semakin berkembang otak seseorang, semakin banyak
lekukannya. Lekukan yang berarah ke dalam (lembah) disebut sulkus dan lekukan
yang berarah ke atas (gunungan) dinamakan girus.Otak mendapatkan impuls dari
sumsum tulang belakang dan 12 pasang saraf kranial. Setiap saraf tersebut akan
bermuara di bagian otak yang khusus. Otak manusia dibagi menjadi tiga bagian
utama, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang (Gambar 9.10). Para ahli
mempercayai bahwa dalam perkembangannya, otak vertebrata terbagi menjadi tiga
bagian yang mempunyai fungsi khas. Otak belakang berfungsi dalam menjaga
tingkah laku, otak tengah berfungsi dalam penglihatan, dan otak depan berfungsi
dalam penciuman (Campbell, et al, 2006: 578)

Gambar 9.10 Bagian-bagian dari otak manusia.

a) Otak depan
Otak depan terdiri atas otak besar (cerebrum), talamus, dan hipotalamus. Otak
besar merupakan bagian terbesar dari otak, yaitu mencakup 85% dari volume
seluruh bagian otak. Bagian tertentu merupakan bagian paling penting dalam
penerjemahan informasi yang Anda terima dari mata, hidung, telinga, dan bagian
tubuh lainnya. Bagian otak besar terdiri atas dua belahan (hemisfer), yaitu belahan
otak kiri dan otak kanan (Gambar 9.11). Setiap belahan tersebut akan mengatur
kerja organ tubuh yang berbeda.

Gambar 9.11 Otak besar terdiri atas dua belahan, yaitu hemisfer otak kiri dan
hemisfer otak kanan.

Otak kanan sangat berpengaruh terhadap kerja organ tubuh bagian kiri, serta
bekerja lebih aktif untuk pengerjaan masalah yang berkaitan dengan seni atau
kreativitas. Bagian otak kiri mempengaruhi kerja organ tubuh bagian kanan serta
bekerja aktif pada saat Anda berpikir logika dan penguasaan bahasa atau
komunikasi. Di antara bagian kiri dan kanan hemisfer otak, terdapat jembatan
jaringan saraf penghubung yang disebut dengan corpus callosum. Talamus
mengandung badan sel neuron yang melanjutkan informasi menuju otak besar.
Talamus memilih data menjadi beberapa kategori, misalnya semua sinyal
sentuhan dari tangan. Talamus juga dapat menekan suatu sinyal dan memperbesar
sinyal lainnya. Setelah itu talamus menghantarkan informasi menuju bagian otak
yang sesuai untuk diterjemahkan dan ditanggapi.
Hipotalamus mengontrol kelenjar hipofisis dan mengekspresikan berbagai
macam hormon. Hipotalamus juga dapat mengontrol suhu tubuh, tekanan darah,
rasa lapar, rasa haus, dan hasrat seksual. Hipotalamus juga dapat disebut sebagai
pusat kecanduan karena dapat dipengaruhi oleh obatobatan yang menimbulkan
kecanduan, seperti amphetamin dan kokain. Pada bagian lain hipotalamus,
terdapat kumpulan sel neuron yang berfungsi sebagai jam biologis. Jam biologis
ini menjaga ritme tubuh harian, seperti siklus tidur dan bangun tidur. Di bagian
permukaan otak besar terdapat bagian yang disebut telensefalon serta diensefalon.
Pada bagian diensefalon, terdapat banyak sumber kelenjar yang menyekresikan
hormon, seperti hipotalamus dan kelenjar pituitari (hipofisis). Bagian telensefalon
merupakan bagian luar yang mudah kita amati dari model torso.

Gambar 9.12 Pembagian fungsi otak yang berada dibelahan (hemisfer) otak besar.

Beberapa bagian dari hemisfer mempunyai tugas yang berbeda terhadap


informasi yang masuk. Bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut.
a. Temporal, berperan dalam mengolah informasi suara.
b. Oksipital, berhubungan dengan pengolahan impuls cahaya dari penglihatan.
c. Parietal, merupakan pusat pengaturan impuls dari kulit serta berhubungan
dengan pengenalan posisi tubuh.
d. Frontal, merupakan bagian yang penting dalam proses ingatan dan perencanaan
kegiatan manusia (Gambar 9.12).

b) Otak tengah
Otak tengah merupakan bagian terkecil otak yang berfungsi dalam sinkronisasi
pergerakan kecil, pusat relaksasi dan motorik, serta pusat pengaturan refleks pupil
pada mata. Otak tengah terletak di permukaan bawah otak besar (cerebrum). Pada
otak tengah terdapat lobus opticus yang berfungsi sebagai pengatur gerak bola
mata. Pada bagian otak tengah, banyak diproduksi neurotransmitter yang
mengontrol pergerakan lembut. Jika terjadi kerusakan pada bagian ini, orang akan
mengalami penyakit parkinson. Sebagai pusat relaksasi, bagian otak tengah
banyak menghasilkan neurotransmitter dopamin.
c) Otak belakang
Otak belakang tersusun atas otak kecil (cerebellum), medula oblongata, dan
pons varoli. Otak kecil berperan dalam keseimbangan tubuh dan koordinasi
gerakan otot. Otak kecil akan mengintegrasikan impuls saraf yang diterima dari
sistem gerak sehingga berperan penting dalam menjaga keseimbangan tubuh pada
saat beraktivitas. Kerja otak kecil berhubungan dengan sistem keseimbangan
lainnya, seperti proprioreseptor dan saluran keseimbangan di telinga yang
menjaga keseimbangan posisi tubuh. Informasi dari otot bagian kiri dan bagian
kanan tubuh yang diolah di bagian otak besar akan diterima oleh otak kecil
melalui jaringan saraf yang disebut pons varoli. Di bagian otak kecil terdapat
saluran yang menghubungkan antara otak dengan sumsum tulang belakang yang
dinamakan medula oblongata. Medula oblongata berperan pula dalam mengatur
pernapasan, denyut jantung, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, gerak
menelan, dan batuk. Batas antara medula oblongata dan sumsum tulang belakang
tidak jelas. Oleh karena itu, medula oblongata sering disebut sebagai sumsum
lanjutan.
Gambar 9.13 Otak kecil, pons varoli, dan medula oblongata
Pons varoli dan medula oblongata, selain berperan sebagai pengatur sistem
sirkulasi, kecepatan detak jantung, dan pencernaan, juga berperan dalam
pengaturan pernapasan. Bahkan, jika otak besar dan otak kecil seseorang rusak, ia
masih dapat hidup karena detak jantung dan pernapasannya yang masih normal.
Hal tersebut dikarenakan fungsi medula oblongata yang masih baik. Peristiwa ini
umum terjadi pada seseorang yang mengalami koma yang berkepanjangan.
Bersama otak tengah, pons varoli dan medula oblongata membentuk unit
fungsional yang disebut batang otak (brainstem).
2) Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)

Sumsum tulang belakang (medulla spinalis) merupakan perpanjangan dari sistem


saraf pusat. Seperti halnya dengan sistem saraf pusat yang dilindungi oleh tengkorak
kepala yang keras, sumsum tulang belakang juga dilindungi oleh ruas-ruas tulang
belakang. Sumsum tulang belakang memanjang dari pangkal leher, hingga ke
selangkangan. Bila sumsum tulang belakang ini mengalami cidera ditempat tertentu,
maka akan mempengaruhi sistem saraf disekitarnya, bahkan bisa menyebabkan
kelumpuhan di area bagian bawah tubuh, seperti anggota gerak bawah (kaki).
Secara anatomis, sumsum tulang belakang merupakan kumpulan sistem saraf
yang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang atau biasa
disebut medulla spinalis ini, merupakan kumpulan sistem saraf dari dan ke otak.
Secara rinci, ruas-ruas tulang belakang yang melindungi sumsum tulang belakang ini
adalah sebagai berikut:
Sumsum tulang belakang terdiri dari 31 pasang saraf spinalis yang terdiri dari 7
pasang dari segmen servikal, 12 pasang dari segmen thorakal, 5 pasang dari
segmen lumbalis, 5 pasang dari segmen sacralis dan 1 pasang dari segmen
koxigeus.

 Vertebra Servikalis (ruas tulang leher) yang berjumlah 7 buah dan membentuk daerah
tengkuk.
 Vertebra Torakalis (ruas tulang punggung) yang berjumlah 12 buah dan membentuk
bagian belakang torax atau dada.
 Vertebra Lumbalis (ruas tulang pinggang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk
daerah lumbal atau pinggang.
 Vertebra Sakralis (ruas tulang kelangkang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk os
sakrum (tulang kelangkang).
 Vertebra koksigeus (ruas tulang tungging) yang berjumlah 4 buah dan membentuk
tulang koksigeus (tulang tungging).

b. Sistem Saraf Perifer


Susunan saraf tepi terdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf sumsum tulang
belakang (spinal). Serabut saraf sumsum dari otak, keluar dari otak sedangkan serabut
saraf sumsum tulang belakang keluar dari sela-sela ruas tulang belakang. Tiap pasang
serabut saraf otak akan menuju ke alat tubuh atau otot, misalnya ke hidung, mata,
telinga, dan sebagainya. Sistem saraf tepi terdiri atas serabut saraf sensorik dan motorik
yang membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi
dibagi menjadi dua, berdasarkan cara kerjanya, yaitu sebagai berikut :
1) Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan kita. Ketika Anda
makan, menulis, berbicara, maka saraf inilah yang mengkoordinirnya. Saraf ini
mene-ruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, dan meneruskan impuls dari
sistem saraf pusat ke semua otot kerangka tubuh. Sistem saraf sadar terdiri atas 12
pasang saraf kranial, yang keluar dari otak dan 31 pasang saraf spinal yang keluar
dari sumsum tulang belakang 31 pasang saraf spinal terlihat pada Gambar 8.8. Saraf-
saraf spinal tersebut terdiri atas gabungan saraf sensorik dan motorik. Dua belas
pasang saraf kranial tersebut, antara lain sebagai berikut :
a) Saraf olfaktori, saraf optik, dan saraf auditori. Saraf-saraf ini merupakansaraf
sensori.
b) Saraf okulomotori, troklear, abdusen, spinal, hipoglosal. Kelima saraf tersebut
merupakan saraf motorik.
c) Saraf trigeminal, fasial, glossofaringeal, dan vagus. Keempat saraf tersebut
merupakan saraf gabungan dari saraf sensorik dan motorik. Agar lebih memahami
tentang jenis-jenis saraf kranial.
2) Sistem Saraf Tak Sadar (Otonom)
Sistem saraf ini bekerja tanpa disadari, secara otomatis, dan tidak di bawah
kehendak saraf pusat. Contoh gerakan tersebut misalnya denyut jantung, perubahan
pupil mata, gerak alat pencernaan, pengeluaran keringat, dan lain-lain. Kerja saraf
otonom ternyata sedikit banyak dipengaruhi oleh hipotalamus di otak. Coba Anda
ingat kembali fungsi hipotalamus yang sudah dijelaskan di depan. Apabila
hipotalamusdirangsang, maka akan berpengaruh terhadap gerak otonom seperti
contoh yang telah diambil, antara lain mempercepat denyut jantung, melebarkan
pupil mata, dan menghambat kerja saluran pencernaan.Sistem saraf otonom ini
dibedakan menjadi dua, yaitu :
a) Sistem Saraf Simpatik
Saraf ini terletak di depan ruas tulang belakang. Fungsi saraf ini terutama
untuk memacu kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa yang malah
menghambat kerja organ tubuh. Fungsi memacu, antara lain mempercepat detak
jantung, memperbesar pupil mata, memperbesar bronkus. Adapun fungsi yang
menghambat, antara lain memperlambat kerja alat pencernaan, menghambat
ereksi, dan menghambat kontraksi kantung seni.
b) Sistem Saraf Parasimpatik
Saraf ini memiliki fungsi kerja yang berlawanan jika dibandingkan dengan
saraf simpatik. Saraf parasimpatik memiliki fungsi, antara lain menghambat detak
jantung, memperkecil pupil mata, memperkecil bronkus, mempercepat kerja alat
pencernaan, merangsang ereksi, dan mepercepat kontraksi kantung seni. Karena
cara kerja kedua saraf itu berlawanan, makamengakibatkan keadaan yang normal.

Kerja saraf simpatik dan saraf parasimpatik adalah sebagai berikut:


Saraf simpatik Saraf parasimpatik
Melebarkan pupil mata Menyempitkan pupil mata
Menghambat kerja kelenjar ludah Merangsang kelenjar ludah
Merelaksasikan bronkiolus paru-paru Mengkontraksikan bronkiolus paru-paru
Mempercepat denyut jantung Memperlambat denyut jantung
Menghambat aktivitas lambung dan usus Merangsang aktivitas lambung dan usus

Menghambat aktivitas pankreas Merangsang aktivitas pankreas


Merangsang pelepasan glukosa dari hati, Merangsang kantung empedu
Menghambat kantung empedu
Merangsang medula adrenal Meningkatkan ereksi genitalia
Menghambat pengosongan kandung Meningkatkan pengosongan kandung
kemih kemih
Meningkatkan ejakulasi dan kontraksi
vagina

Perbedaan Saraf Simpatik dan Parasimpatik


Serabut saraf simpatik keluar dari bagian bawah otak, bagian sakral (tulang
ekor) sumsum tulang belakang. Sedangkan saraf parasimpatik keluar dari bagian
tengah dan bawah sumsum tulang belakang, yaitu pada bagian sumsum torax (dada)
dan lumbar (pinggang). Saraf simpatik memiliki ganglion yang terletak pada sumsum
tulang belakang, sedangkan saraf parasimpatik memiliki ganglion pada pada organ
target atau di dekat organ target. Ganglion adalah kumpulan badan sel saraf yang
terdapat pada suatu organ. Dengan kata lain, badan sel saraf simpatik terletak pada
sumsum tulang belakang, sedangkan badan sel saraf parasimpatik terletak pada organ
target atau di dekat organ target. Perbedaan kedua macam saraf tersebut terangkum
di bawah ini :
Saraf simpatik
 Saraf ini keluar dari bagian bawah otak
 Memiliki ganglion pada sumsum tulang belakang
 Memiliki serabut praganglion (serabut saraf sebelum ganglion) pendek
 Memiliki serabut pascaganglion (serabut saraf setelah ganglion) panjang
Saraf parasimpatik
 Saraf ini keluar dari bagian tengah dan bawah sumsum tulang belakang
 Memiliki ganglion pada organ target atau di dekat organ target
 Memiliki serabut praganglion (serabut saraf sebelum ganglion) panjang
 Memiliki serabut pascaganglion (serabut saraf setelah ganglion) pendek

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran
impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi
anggapan rangsangan. Bagian-bagian sistem saraf dapat dikelompokkan berdasarkan struktur
atau fungsinya. Pembagian sistem saraf secara anatomis atau secara strukturai adalah sebagai
berikut :
1. Sistem saraf sentral /pusat (SSS), meliputi otak (encephalon) dan sumsum tulang
belakang (medulla spinalis).
2. Sistem saraf perifer / tepi (SSP) terdiri dari seluruh saraf di luar SSS, yang meliputi
saraf kranial (nervus cranialis) dan saraf spinal (nervus spinalis). Saraf kranial adalah
saraf yang membawa impuls dari dan ke otak, sedangkan saraf spinal adalah saraf
yang membawa pesan-pesan dari dan ke sumsum tulang belakang.
Sistem saraf otonom mempunyai banyak ganglion (ganglia) yang berperan sebagai stasiun
pemancar. Di dalam ganglia ini setiap pesan ditransfer pada sinapsis dari neuron pertama ke
neuron ke dua dan dari sana menuju sel kelenjar atau otot.
Sistem saraf otonom mengatur tindakan kelenjar, otot organ lekuk yang lembut, dan
jantung. Tindakan ini semuanya dibawa secara ototmatis; kapan saja setiap perubahan terjadi
yang meminta suatu penyesuaian pengaturan, penyesuaian dibuat tanpa seseorang
menyadarinya. Bagian simpatetik sistem saraf otonom cenderung untuk bertindak sebagai
akselerator bagi organ-organ yang diperlukan untuk menemui situasi yang penuh tekanan.
Bagian parasimpatetik dari sistem saraf otonom normalnya berperan sebagai penyeimbang
bagi sistem simpatetik ketika krisis telah berlalu.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A., Reece, J. B., dan Nitchel, L. G. (2006). Biologi: Edisi Kelima Jilid 3.
Jakarta: Erlangga.
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Kanisius
Kimball, John. W. 1996. Biologi. Jakata : Erlangga
Nur Aisyah, I., Nursamsiyah, S. 2013. Anatomi Fisiologi Sistem Saraf Pada Manusia.
Bandung: Sekolah Tinggi Farmasi Bandung
Pratiwi, D. A. 1996. Biologi 2. Jakarta : Erlangga
Syamsuri, I. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga
Tenzer, A,Umie L, Abdul G, dkk. 2014. Struktur Perkembangan Hewan ( SPH 1) bagian 2.
Malang: Universitas Negeri Malang

You might also like