Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Kelompok 5A : Amalia Nur Latifah / 160341606001
(Offering A) Firdaus / 160341606021
Naimmatus Solikhah / 160341606003
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, taufik, serta hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Saraf” sebagai tugas mata
kuliah SPH 1 (Struktur Perkembangan Hewan) di semester 2 tahun 2017/2018 dengan baik
dan tepat waktu.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam
menyusun makalah ini sehingga penulisdapat menyelesaikan makalah ini dalam waktu yang
telah ditentukan. Tak lupa penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Ibu Susilowati , selaku pembimbing dan dosen mata kuliah SPH 1 (Struktur
Perkembangan Hewan)
2. Bapak Abdul Gofur , selaku pembimbing dan dosen mata kuliah SPH 1 (Struktur
Perkembangan Hewan),
3. Teman-teman, yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan laporan percobaan ini
utamanya kelompok 5.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan
pengalaman dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk
saran serta masukan yang membangun dari berbagai pihak. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis sekaligus pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sistem saraf memungkinkan tubuh untuk dapat merespon lingkungannya dengan
memantau rangsangan sensorik, menginterpretasikan informasi yang diberikan oleh indera,
dan meyarankan respon yang sesuai. Mekanisme sistem saraf tersebut kompleks dengan
banyak tigkatan pengaturan dan jutaan jaringan yang saling berhubungan. Oleh karena itu,
sewaktu mempelajari sistem yang komplek ini, perlu dipahami susunan anatomi sistem saraf
dengan seluruh subdivisi multiplenya.
Sistem saraf mempunyai dua subdivisi anatomi. Sistem saraf tepi mencakup baik saraf
kranial maupun spinal, serta ganglion yang terkait. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan
medulla spinalis.
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri
terutama dari jaringan saraf. Sistem persarafan merupakan salah satu organ yang berfungsi
untuk menyelenggarakan kerjasama yang rapi dalam organisasi dan koordinasi kegiatan
tubuh. Fungsi sistem saraf yaitu : mendeteksi perubahan dan merasakan sensasi,
menghantarkan informasi dari satu tempat ke tempat yang lain, dan mengolah informasi
sehingga dapat digunakan segera atau menyimpannya untuk masa mendatang sehingga
menjadi jelas artinya pada pikiran.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pengelompokkan sistem saraf serta penjelasannya mengenai sistem saraf tersebut?
TUJUAN
Agar mengetahui pengelompokkan sistem saraf serta penjelasannya mengenai sistem saraf
tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SISTEM SARAF
Bersama-sama dengan sistem endokrin, sistem saraf merupakan pengendali utama dan
pusat integrasi tubuh. Secara uum, sistem saraf vertebrata memegang tiga peranan penting,
yaitu : 1) Orientasi terhadap lingkungan luar, yaitu menerima rangsang, menerjemahkan, dan
mengadakan respon ; 2) regulasi yaitu mengatur lingkungan internal tubuh dan kesesuaian
kerja seluruh sistem kerja organ, dan ; 3) sebagai tempat penyimpan informasi. Dengan kata
lain, sistem saraf merupakan suatu sistem dari bntuk reaksi tubuh dalam menyesuaikan diri
terhadap lingkungan dan pengaturan kegiatan seluruh organ tubuh (Tenzer, A, 2014).
Sistem saraf tersusun atas tiga unsure dasar, yaitu : 1) sel saraf (neuron); 2) sel intertestial,
yang meliputi sel neuroglia, sel neurilema dan sel satelit; 3) jaringan pengikat (Tenzer, A,
2014).
3. Saraf Kranial
Saraf kranial merupakan bagian dari saraf perifer yang bersumber dari otak. Sebagian
besar dari saraf ini bersumber dari batang otak. Saraf kranial tersusun berpasang-pasangan,
dan penomorannya menggunakan angka Romawi. Pisces dan amfibi mempunyai 10 pasang
saraf kranial. Pada reptilia, aves, dan mamalia selain 10 pasang saraf cranial seperti pada
pisces dan amfibi, terdapat 2 pasang saraf tambahan sehingga saraf kranialnya berjumlah
12 pasang (Tenzer, A, 2014).
4. Saraf Spinal
Saraf spinal merupakan saraf campuran yang terdiri atas serabut sensoris (dari akar
dorsal) dan serabut motoris (dari akar ventral). Masing-masing saraf spinal keluar dari
kolumna vertebralis melalui foramen invertebralis (lubang diantara 2 ruas vertebra), kecuali
saraf spinal 1 (saraf servikal 1) yang meninggalkan medula spinalis melalui saluran diantara
tulang oksipital dan tulang atlas. Pada vertebrata primitive tidak terjadi persatuan antara akar
ventral dan akar dorsal (Tenzer, A, 2014).
a) Otak depan
Otak depan terdiri atas otak besar (cerebrum), talamus, dan hipotalamus. Otak
besar merupakan bagian terbesar dari otak, yaitu mencakup 85% dari volume
seluruh bagian otak. Bagian tertentu merupakan bagian paling penting dalam
penerjemahan informasi yang Anda terima dari mata, hidung, telinga, dan bagian
tubuh lainnya. Bagian otak besar terdiri atas dua belahan (hemisfer), yaitu belahan
otak kiri dan otak kanan (Gambar 9.11). Setiap belahan tersebut akan mengatur
kerja organ tubuh yang berbeda.
Gambar 9.11 Otak besar terdiri atas dua belahan, yaitu hemisfer otak kiri dan
hemisfer otak kanan.
Otak kanan sangat berpengaruh terhadap kerja organ tubuh bagian kiri, serta
bekerja lebih aktif untuk pengerjaan masalah yang berkaitan dengan seni atau
kreativitas. Bagian otak kiri mempengaruhi kerja organ tubuh bagian kanan serta
bekerja aktif pada saat Anda berpikir logika dan penguasaan bahasa atau
komunikasi. Di antara bagian kiri dan kanan hemisfer otak, terdapat jembatan
jaringan saraf penghubung yang disebut dengan corpus callosum. Talamus
mengandung badan sel neuron yang melanjutkan informasi menuju otak besar.
Talamus memilih data menjadi beberapa kategori, misalnya semua sinyal
sentuhan dari tangan. Talamus juga dapat menekan suatu sinyal dan memperbesar
sinyal lainnya. Setelah itu talamus menghantarkan informasi menuju bagian otak
yang sesuai untuk diterjemahkan dan ditanggapi.
Hipotalamus mengontrol kelenjar hipofisis dan mengekspresikan berbagai
macam hormon. Hipotalamus juga dapat mengontrol suhu tubuh, tekanan darah,
rasa lapar, rasa haus, dan hasrat seksual. Hipotalamus juga dapat disebut sebagai
pusat kecanduan karena dapat dipengaruhi oleh obatobatan yang menimbulkan
kecanduan, seperti amphetamin dan kokain. Pada bagian lain hipotalamus,
terdapat kumpulan sel neuron yang berfungsi sebagai jam biologis. Jam biologis
ini menjaga ritme tubuh harian, seperti siklus tidur dan bangun tidur. Di bagian
permukaan otak besar terdapat bagian yang disebut telensefalon serta diensefalon.
Pada bagian diensefalon, terdapat banyak sumber kelenjar yang menyekresikan
hormon, seperti hipotalamus dan kelenjar pituitari (hipofisis). Bagian telensefalon
merupakan bagian luar yang mudah kita amati dari model torso.
Gambar 9.12 Pembagian fungsi otak yang berada dibelahan (hemisfer) otak besar.
b) Otak tengah
Otak tengah merupakan bagian terkecil otak yang berfungsi dalam sinkronisasi
pergerakan kecil, pusat relaksasi dan motorik, serta pusat pengaturan refleks pupil
pada mata. Otak tengah terletak di permukaan bawah otak besar (cerebrum). Pada
otak tengah terdapat lobus opticus yang berfungsi sebagai pengatur gerak bola
mata. Pada bagian otak tengah, banyak diproduksi neurotransmitter yang
mengontrol pergerakan lembut. Jika terjadi kerusakan pada bagian ini, orang akan
mengalami penyakit parkinson. Sebagai pusat relaksasi, bagian otak tengah
banyak menghasilkan neurotransmitter dopamin.
c) Otak belakang
Otak belakang tersusun atas otak kecil (cerebellum), medula oblongata, dan
pons varoli. Otak kecil berperan dalam keseimbangan tubuh dan koordinasi
gerakan otot. Otak kecil akan mengintegrasikan impuls saraf yang diterima dari
sistem gerak sehingga berperan penting dalam menjaga keseimbangan tubuh pada
saat beraktivitas. Kerja otak kecil berhubungan dengan sistem keseimbangan
lainnya, seperti proprioreseptor dan saluran keseimbangan di telinga yang
menjaga keseimbangan posisi tubuh. Informasi dari otot bagian kiri dan bagian
kanan tubuh yang diolah di bagian otak besar akan diterima oleh otak kecil
melalui jaringan saraf yang disebut pons varoli. Di bagian otak kecil terdapat
saluran yang menghubungkan antara otak dengan sumsum tulang belakang yang
dinamakan medula oblongata. Medula oblongata berperan pula dalam mengatur
pernapasan, denyut jantung, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, gerak
menelan, dan batuk. Batas antara medula oblongata dan sumsum tulang belakang
tidak jelas. Oleh karena itu, medula oblongata sering disebut sebagai sumsum
lanjutan.
Gambar 9.13 Otak kecil, pons varoli, dan medula oblongata
Pons varoli dan medula oblongata, selain berperan sebagai pengatur sistem
sirkulasi, kecepatan detak jantung, dan pencernaan, juga berperan dalam
pengaturan pernapasan. Bahkan, jika otak besar dan otak kecil seseorang rusak, ia
masih dapat hidup karena detak jantung dan pernapasannya yang masih normal.
Hal tersebut dikarenakan fungsi medula oblongata yang masih baik. Peristiwa ini
umum terjadi pada seseorang yang mengalami koma yang berkepanjangan.
Bersama otak tengah, pons varoli dan medula oblongata membentuk unit
fungsional yang disebut batang otak (brainstem).
2) Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)
Vertebra Servikalis (ruas tulang leher) yang berjumlah 7 buah dan membentuk daerah
tengkuk.
Vertebra Torakalis (ruas tulang punggung) yang berjumlah 12 buah dan membentuk
bagian belakang torax atau dada.
Vertebra Lumbalis (ruas tulang pinggang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk
daerah lumbal atau pinggang.
Vertebra Sakralis (ruas tulang kelangkang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk os
sakrum (tulang kelangkang).
Vertebra koksigeus (ruas tulang tungging) yang berjumlah 4 buah dan membentuk
tulang koksigeus (tulang tungging).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran
impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi
anggapan rangsangan. Bagian-bagian sistem saraf dapat dikelompokkan berdasarkan struktur
atau fungsinya. Pembagian sistem saraf secara anatomis atau secara strukturai adalah sebagai
berikut :
1. Sistem saraf sentral /pusat (SSS), meliputi otak (encephalon) dan sumsum tulang
belakang (medulla spinalis).
2. Sistem saraf perifer / tepi (SSP) terdiri dari seluruh saraf di luar SSS, yang meliputi
saraf kranial (nervus cranialis) dan saraf spinal (nervus spinalis). Saraf kranial adalah
saraf yang membawa impuls dari dan ke otak, sedangkan saraf spinal adalah saraf
yang membawa pesan-pesan dari dan ke sumsum tulang belakang.
Sistem saraf otonom mempunyai banyak ganglion (ganglia) yang berperan sebagai stasiun
pemancar. Di dalam ganglia ini setiap pesan ditransfer pada sinapsis dari neuron pertama ke
neuron ke dua dan dari sana menuju sel kelenjar atau otot.
Sistem saraf otonom mengatur tindakan kelenjar, otot organ lekuk yang lembut, dan
jantung. Tindakan ini semuanya dibawa secara ototmatis; kapan saja setiap perubahan terjadi
yang meminta suatu penyesuaian pengaturan, penyesuaian dibuat tanpa seseorang
menyadarinya. Bagian simpatetik sistem saraf otonom cenderung untuk bertindak sebagai
akselerator bagi organ-organ yang diperlukan untuk menemui situasi yang penuh tekanan.
Bagian parasimpatetik dari sistem saraf otonom normalnya berperan sebagai penyeimbang
bagi sistem simpatetik ketika krisis telah berlalu.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A., Reece, J. B., dan Nitchel, L. G. (2006). Biologi: Edisi Kelima Jilid 3.
Jakarta: Erlangga.
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Kanisius
Kimball, John. W. 1996. Biologi. Jakata : Erlangga
Nur Aisyah, I., Nursamsiyah, S. 2013. Anatomi Fisiologi Sistem Saraf Pada Manusia.
Bandung: Sekolah Tinggi Farmasi Bandung
Pratiwi, D. A. 1996. Biologi 2. Jakarta : Erlangga
Syamsuri, I. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga
Tenzer, A,Umie L, Abdul G, dkk. 2014. Struktur Perkembangan Hewan ( SPH 1) bagian 2.
Malang: Universitas Negeri Malang