You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kejadian dan angka kematian akibat kanker leher rahim

(Serviks) di dunia menempati urutan kedua setelah kanker payudara.

Sementara itu di negara berkembang masih menempati urutan teratas

sebagai penyebab kematian akibat kanker di usia reproduktif (Rasjidi,

2009). Kanker ini menempati urutan keempat dari seluruh keganasan pada

wanita didunia setelah kanker payudara, kolorektum dan paru. Insiden

kanker serviks sekitar 7,9% di dunia (IARC,2014). Pada tahun 2012

diperkirakan sekitar 528.000 kasus baru kanker serviks dan 266.000

kematian akibat kanker serviks. Hampir 87% kematian tersebut terjadi di

negara berkembang yaitu afrika sekitar 69.000 kasus, di Amerika Latin

sekitar 77.000 kasus, dan di Asia sekitar 235.000 kasus (IARC,2012).

Sampai saat ini, Kanker Serviks menjadi masalah kesehatan

perempuan di negara- negara berkembang termasuk Indonesia sehubungan

dengan angka kejadian dan angka kematianya yang tinggi (Rasjidi,2009).

menurut WHO, di Indonseia kanker serviks menempati urutan kedua

setelah kanker payudara. Didapatkan kasus baru kanker serviks sekitar

20.928 dan kematian akibat kanker serviks dengan presentase 10,3%

(WHO,2014).

Di Indonesia Sampai dengan tahun 2014 hasil IVA positif

sebanyak 44.654 orang (4,94%), suspek kanker leher rahim (Serviks)

sebanyak 1.056 orang (1,2 per 1.000 orang) (Depkes,2015). Menurut data
Riskesda tahun (2013) angka kejadian kanker serviks 98,692 penyakit

kanker serviks dan kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan

prevalensi tertinggi di indonesia pada tahun 2013, yaitu kanker servik

0,8% Provinsis Kepulauan Riau, Provinsi Maluku utara dan Provinsi D.I.

Yogyakarta memiliki prevalensi kanker serviks tertinggi yaitu

sebesar1,5%.

Profil Kesehatan Indonesia (2010) menyebutkan bahwa indikator

penyakit kanker leher rahim (Serviks) adalah 19,70% per 10.000

penduduk. Berdasarkan laporan program yang berasal dari rumah sakit dan

Puskesmas SeProvinsi Banten tahun 2013 sebanyak 2.252 kasus kanker

serviks., kasus penyakit kanker yang di temukan sebanyak 2.020 kasus

(Depkes RI ,2015).

Menurut Depkes RI tahun 2010 kanker serviks sebanyak 100 per

100.000 penduduk pertahun dan angka ini diperkirakan akan terus

meningkat 25% dalam kurun waktu 10 tahun mendatang jika tidak

dilakukan tindakan pencegahan (Dewi et al, 2013).

American Cancer Society (2008), kanker merupakan sekelompok

penyakit yang ditandai oleh pertumbuhan dan perkembangan sel – sel

yang tidak terkontrol dan abnormal. Kanker dapat dicetuskan oleh faktor

eksternal dan faktor internal yang memicu terjadinya karsinogenesis (

proses pembentukan kanker). Kanker dapat menyerang berbagai jaringan

di dalam organ tubuh, termasuk organ reproduksi wanita yang terdiri dari

payudara, rahim, indung telur, dan vagina (Savitri,2015).


Kanker Serviks merupakan salah satu penyakit yang menimbulkan

dampak psikososial yang luas, terutama bagi pasien dan keluarganya.

Menurut Penelitian Rachmadahniar pada tahun (2008) menunjukan setiap

tahunya di dunia terdapat sekitar 500.000 kasus baru kanker leher rahim

dengan tingkat kematian sekitar 200.000 kasus.

Beberapa faktor yang diduga meningkatkan kejadian kanker leher

rahim yaitu faktor sosiodemografis yang meliputi Usia, status sosial

ekonomi, dan faktor aktifitas seksual yang meliputi usia pertama kali

menikah, pasangan seks yang berganti-ganti, paritas, kurang menjaga

kebersihan genital, merokok, riwayat penyakit menular seksual (PMS),

serta penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka lama yaitu lebih dari 4

tahun (Savitri,2011).

Menurut hasil penelitian Setyarini (2009) di RSUD Dr Moewardi

Surakarta, menunjukan sebagian besar penderita kanker serviks

berdasarkan usia pada kategori usia >35 tahun yaitu sebanyak (60,6%).

Proporsi kanker leher rahim (serviks) terbanyak pada responden usia

pertama kali menikah ≤20 tahun (60%). yang mengalami kanker serviks

paling banyak berdasarkan memiliki paritas >3 (57,9%). Kejadian kanker

serviks paling banyak terjadi pada responden yang menggunakan

kontrasepsi oral > 4 tahun sebanyak 14 (40%). didapatkan hasil statistik

bahwa ada hubungan yang bermakna antar usia, usia pertama kali

menikah, paritas, penggunaan kontrasepsi oral > 4 tahun dengan kejadian

kanker serviks.
Berdasarkan survey pendahuluan di RSUD Kabupaten Tangerang

pada tanggal 05 juni 2017 didapatkan hasil bahwa penderita kanker servik

pada tahun 2015 didapatkan 4 orang 0,0294% dari jumlah wanita di

wilayah RSUD Kabupaten Tangerang, dan terjadi peningkatan angka

kejadian kanker serviks pada tahun 2016 menjadi 36 orang 0,213% % dari

jumlah wanita di wilayah RSUD Kabupaten Tangerang, Berdasarkan latar

belakang tersebut dan tingginya jumlah wanita yang menderita kanker

leher rahim penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang Faktor-

Faktor yang berhubungan dengan kejadian kanker serviks terutama

menganalisisnya ada hubungan antar usia ,usia pertama kali menikah,

paritas, dan penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka lama yaitu lebih

dari 4 tahun dengan kejadian kanker serviks di RSUD Kabupaten

Tangerang pada tahun 2016.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis buat maka penulis

membuat rumusan masalah yaitu Faktor Usia, Usia pertama kali menikah,

Paritas, Penggunaan kontrasepsi oral lebih dari 4 tahun yang Berhubungan

dengan Kejadian Kanker Serviks di RSUD Kabupaten Tangerang tahun

2016.
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian

kanker serviks di RSUD Kab.Tangerang.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kejadian Kanker Serviks

berdasarkan Usia, Usia pertama kali menikah, paritas, penggunaan

kontrasepsi oral, di RSUD Kab. Tangerang tahun 2016.

b. Untuk mengetahui hubungan antara Usia dengan kejadian Kanker

Serviks di RSUD Kabupaten Tangerang tahun 2016.

c. Untuk mengetahui hubungan antara Usia Pertama kali Menikah

dengan kejadian Kanker Serviks di RSUD Kabupaten Tangerang

tahun 2016.

d. Untuk mengetahui hubungan antara Paritas dengan kejadian

Kanker Serviks di RSUD Kabupaten Tangerang tahun 2016.

e. Untuk mengetahui hubungan antara Penggunaan Kontrasepsi oral

dalam waktu lama dengan kejadian Kanker Serviks di RSUD

Kabupaten Tangerang tahun 2016.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Responden

Dapat memberikan informasi yang bermanfaat mengenai

Kanker Serviks pada Wanita yang mengalami Kanker Serviks dan

diharapkan mereka mengerti, mengetahui dan mengenali dampak


dari Kanker Serviks sehingga dapat mengurangi kejadian Kanker

Serviks.

2. Bagi Lahan Penelitian

Dapat memberikan referensi, menambah pengetahuan

kepada pihak RSUD Kabupaten Tangerang,mengenai dampak dari

kanker serviks serta angka kejadian kanker serviks pada RSUD

tersebut sebagai bahan pertimbangan untuk dapat mengatasinya

agar kehidupan wanita lebih sejahtera.

3. Bagi Profesi

Sebagai tambahan pengetahuan serta salah satu bahan

masukan bagi tenaga kesehatan yang berada di RSUD untuk

melakukan tindakan proaktif seperti penyuluhan dan meningkatkan

mutu pelayanan khusunya pelayanan pencegahan Kanker serviks

pada wanita.

4. Bagi Peneliti

Untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan

dengan Kejadian Kanker Serviks di RSUD Kabupaten Tangerang.

Dan untuk menambah ilmu pengetahuan tentang Kanker Serviks.

You might also like