You are on page 1of 7

ANALISIS BEBAN KERJA, KELUHAN MUSKULOSKELETAL, DAN

KELELAHAN
UNTUK MENENTUKAN KERJA LEMBUR PADA PT. MEGA ANDALAN
KALASAN
Risma Adelina Simanjuntak, Joko Susetyo
,
Fitri Astiwahyuni
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri
Institus Sains &
Teknologi AKPRIND Yogyakarta
ABSTRACT
PT. Mega Andalan Kalasan
is a company in Yogyakarta which focuses on hospital
equipment products. Quality and on time fulfillment of customer needs
continue to be improved.
One of the efforts made by the company is im
plementing additional overtime. Employees have
the lack of expertise that could be overtime effect employee work load,
musculoskeletal
disorders, and fatigue.
This study analyzed work load, musculoskeletal disorders, and fatigue
using pulse method,
Nordic
Body Map, Bourdon Wiersma Test, and Subjective Self Rating Test.
Measurements were
taken before work, before the break, and after work.
Based on the results of this study obtained and average Body Mass
Index included in the
normal category. Pulse measureme
nt results there is a difference between the three conditions
(F
count
= 51.517). The measurement results of Nordic Body Map there is a
difference fatigue
between before work and after work (F
count
= 6.789). The measurement results of Bourdon
Wiersma Test t
here is no speed difference between the three conditions (F
count
= 0.117); there is
a difference in accuracy between before work and after work (F
count
= 5.836); there is no
difference between the three conditions of the constancy (F
count
= 0.842). The measurement
results of Subjective Self Rating Test there isn’t difference between the
three conditions (F
count
=
0.812). The addition of overtime permissible, adjusted duration needs of
the company and not to
exceed the provisions of the Law
of Republic of Indonesia.
Keywords: Work Load, Musculoskeletal Disorders, Fatigue, Pulse,
Nordic Body
Map, Bourdon Wiersma Test, Subjective Self Rating Test, Overtime
INTISARI
PT. Mega Andalan Kalasan (MAK) adalah perusahaan di Yogyakar
ta yang fokus pada
produk perlengkapan rumah sakit.
Kualitas dan waktu pemenuhan kebutuhan pelanggan terus
ditingkatkan. Salah satu upaya yang dilakukan oleh adalah
mengimplementasikan kerja lembur.
Karyawan memiliki keterbatasan kemampuan sehingga bisa sa
ja kerja lembur mempengaruhi
kondisi beban kerja, keluhankelelahan karyawan.
Penelitian ini menganalisis beban kerja, keluhan musculoskeletal, dan
kelelahan
menggunakan metode denyut nadi,
Nordic Body Map,
Bourdon Wiersma Test,
dan
Subjective
Self Rating
Test
. Pengukuran dilakukan sebelum bekerja, sebelum istirahat, dan setelah
bekerja.
Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil
rata
-
rata IMT pekerja
termasuk dalam kategori
normal. Hasil pengukuran
denyut nadi
terdapat perbedaan antara ketiga kondisi ters
ebut (F
hitung
= 51,517). Hasil pengukuran
Nordic Body Map
terdapat perbedaan kelelahan antara sebelum
bekerja dan setelah bekerja (F
hitung
= 6,789). Hasil pengukuran
Bourdon Wiersma Test
tidak
terdapat perbedaan kecepatan antara ketiga kondisi tersebut (F
h
itung
= 0,117); terdapat perbedaan
ketelitian antara sebelum bekerja dan setelah bekerja (F
hitung
= 5,836); tidak terdapat perbedaan
konstansi antara ketiga kondisi tersebut (F
hitung
= 0,842). Hasil pengukuran
Subjective Self
Rating Test
tidak terdapat
perbedaan antara ketiga kondisi tersebut (F
hitung
= 0,812).
Penambahan
waktu kerja lembur boleh dilakukan, durasi menyesuaikan kebutuhan
perusahaan
dan tidak melebihi ketentuan UU Republik Indonesia.
Kata kunci: Beban Kerja, Keluhan Musculoskeletal,
Kelelahan
,
Denyut Nadi,
Nordic Body
Map,
Bourdon Wiersma test
,
Subjective Self Rating Test
, Kerja Lembur
PENDAHULUAN
PT. MAK menjadi salah satu industri yang berkembang di Yogyakarta,
khususnya untuk
perlengkapan
rumah
sakit. Sistem
continuous improvement
diterapkan oleh perusahaan sehingga
perusahaan terus menerus melakukan pengembangan diri untuk
menjadi perusahaan yang
lebih
baik dari sebelumnya. Kualitas dan waktu pemenuhan kebutuhan
pelanggan terus ditingkatkan
untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk dapat
memenuhi hal tersebut
adalah mengim
plementasikan kerja lembur. Kerja lembur tersebut dapat berpengaruh
pada
kondisi perusahaan, sebab perusahaan ini merupakan perusahaan
padat karya. Karyawan tetap
di perusahaan ini bagi menjadi dua yaitu
direct worker
yang merupakan operator produksi dan
i
ndirect worker
yang merupakan staf. Karyawan memiliki kemampuan, kebolehan, dan
keterbatasan kemampuan sehingga bisa saja kerja lembur
mempengaruhi kondisi karyawan.
Penilaian berat ringannya beban kerja dapat dilakukan dengan
pengukuran denyut nadi.
Kepe
kaan denyut nadi terhadap perubahan pembebanan yang diterima tubuh
cukup tinggi
(Tarwaka dkk, 2004). Menurut Grandjean (1993) keluhan
muskuloskeletal adalah keluhan pada
bagian
-
bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan
sangat ringan
sampai
sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang
-
ulang dan dalam waktu lama dapat
menyebabkan keluhan hingga kerusakan muskuloskeletal. Kelelahan
menurut Granjean (1993)
menunjukkan kondisi yang berbeda
-
beda dari setiap individu, tetapi sem
uanya bermuara kepada
kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan
tubuh.
Sigit Tri Sudharman
(2011) dalam penelitiannya tentang
shift
kerja terhadap kelelahan mengungkapkan kelelahan
(
fatigue)
erat kaitannya dengan perasaan sehingga
bagi setiap orang bersifat subjektif dan
objektif. Berdasarkan latar belakang di atas
,
ingin mengetahui beban kerja, keluhan
muskuloskeletal, dan kelelahan karyawan untuk menentukan kerja
lembur boleh dilakukan atau
tidak agar kondisi kesehatan karyawan t
etap terjaga.
Beban Kerja
Melakukan pekerjaan perlu memperhatikan aplikasi tenaga otot dengan
benar agar
diperoleh daya otot yang optimal.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti: umur, jenis
kelamin, kondisi kesehatan fisik dan kemampuan tubuh untuk
menyesuaikan dengan
lingkungan.Salah satu indikator kesehatan seseorang juga dapat
diketahui dari status gizi dilihat
dari berat dan
tinggi badan. Cara untuk mengetahui kondisi kesehatan ditinjau dari
status gizi
berdasarkan berat dan tinggi badan adalah dengan menghitung Indeks
Masa Tubuh (IMT) atau
Body Mass Index
(BMI), yaitu angka yang menunjukkan tingkat perbandingan antara berat
b
adan (dalam satuan kg) dengan nilai kuadrat ukuran tinggi badan (dalam
satuan meter
2
)
(Soekirman, 1994).
Menurut Tarwaka dkk (2004) pengukuran denyut jantung kerja
merupakan suatu metode untuk
menilai
cardiovascular strain.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menghitung
denyut nadi adalah metode 10 denyut. Metode tersebut dapat dihitung
denyut nadi kerja sebagai
berikut:
(
)
Denyut nadi akan segera berubah seirama dengan perubahan
pembebanan, baik yang berasal
dari pembebanan mekanik, fisika maupun kimiawi (Tarwaka dkk, 2004).
Menurut Tarwaka dkk (2004) keluhan muskuloskletal adalah keluhan
pada bagian
-
bagian otot
skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat
ringan sampai sakit. Keluhan
hingga kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan dengan keluhan
musculo
skletal disorders
(MSDs) atau cedera pada sistem muskuloskeletal
.
Menurut Grandjean (1993) keluhan otot
skeletal pada umumnya terjadi karena kontraksi otot yang berlebihan
akibat pemberian beban
kerja yang terlalu berat dengan durasi pembebanan yang panjan
g. Suplai oksigen ke otot

You might also like