You are on page 1of 8

TUGAS ANTROPOLOGI

KESENIAN DI INDONESIA

Oleh Kelompok:
1. Malita Istiyani B. Donu
2. Sesilia E. Jemamut
3. Gloria C. Ho
4. Maria M. Enem
5. Oktaviana P. Elisa
6. Victorianus Oskar
7. Frederikus D. Aventus
8. Emiliana Suryati
9. Ivontiaris Mutiara
10. Yovita Vilo
11. Katarina Rivanti Balik

SMAK ST. GREGORIUS REO

2017/2018
DAFTAR ISI

BAB I KESENIAN DI INDONESIA

A. Pengertian Seni
B. Jenis-jenis Karya Seni
C. Hubungan Seni dan Masyarakat
D. Fungsi Seni
E. Seni di Indonesia
F. Dampak Positif dan Negatif Seni

RANGKUMAN

EVALUASI
BAB I

KESENIAN DI INDONESIA

A. Pengertian Seni
1. Secara Etimologis
Seni berasal dari bahasa Sansekerta sani yang berarti “pemujaan”,
“penyembahan” dan “pelayanan”. Dalam bahasa Inggris, “seni” disebut art yang
berasal dari bahasa Latin artem yang memiliki arti sama.
2. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Seni memiliki tiga arti
1. Seni berarti keahlian untuk membuatsuatu karya yang bermutu
2. Seni adalah karya yang diciptakan dengan keahlian luar biasa
3. Seni adalah kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang luar biasa
3. Menurut Para Ahli
1. Koentjaraningrat
Seni adalah keahlian dan keterampilan manusia untuk
mengekspresikan dan menciptakan hal-hal yang indah serta bernilai.
2. Aristoteles
Seni adalah peniruan terhadap alam tetapi sifatnya harus ideal.
3. Ki Hajar Dewantara
Seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaan dan
sifat indah sehingga menggerakan jiwa perasaan manusia.

Jadi, berdasarkan pengertian diatas seni merupakan keahlian dan keterampilan


manusia untuk mengekspresikan dan menciptakan hal-hal yang indah serta bernilai.
B. Jenis-jenis Karya Seni
1. Seni Rupa
Seni rupa merupakan jenis seni yang diwujudkan dalam bentuk rupa
tertentu, seperti garis, warna, bidang, tekstur, dan pencahayaan yang ditata
sedemikian rupa menurut prinsip-prinsip tertentu. Seni ini juga sering disebut
seni visual karena seni rupa berwujud bentuk-bentuk yang dapat dilihat oleh
indra pengelihatan.
Seni rupa memiliki jenis-jenis:
a. Seni Rupa Murni
Seni rupa murni merupakan hasil kegiatan berkesenian yang
mengutamakan kepuasan pribadi perupa (seniman) dalam mengungkapkan
gagasan dan ekspresinya. Seni rupa murni mencakup seni lukis, seni
patung, dan seni grafis.
b. Seni Rupa Terapan
Seni rupa terapan merupakan seni yang memiliki fungsi tertentu,
baik fungsi sosial maupun fungsi guna, dalam kehidupan manusia. Seni
rupa terapan mencakup kriya (kerajinan) tekstil, kriya keramik, desain
komunikasi visual, desain interior, dan lain-lain.
2. Seni Sastra
Seni sastra merupakan jenis seni yang menggunakan bahasa sebagai
mediumnya. Sastra biasanya menggunakan bahasa yang mengalir dan lancar
dalam mengungkapkan gagasan. Bahasa dalam karya sastra mengandung
ungkapan-ungkapan sehingga menjadi bahasa yang indah.
Ciri-ciri seni sastra dapat dibagi sebagai berikut:
a. Seni sastra berupa Bahasa
Seni saatra berupa bahasa merupakan sastra yang berbentuk ungkapan,
kata-kata, cerita, maupun gaya Bahasa.
b. Seni sastra berupa curahan perasaan
Seni sastra berupa curahan perasaan yang dimaksud yaitu sastra yang
berbentuk kitab, buku, tulisan maupun karangan.
c. Seni sastra yang tertuang dalam gagasan atau nilai
Seni sastra yang tertuang dalam gagasan atau nilai yakni sastra yang
berbentuk ajaran, pedoman, perintah, maupun pendidikan.
3. Seni Pertunjukan
Seni pertunjukan adalah seni yang dipergelarkan untuk dinikmati oleh para
penontonnya. Dalam seni ini, terdapat pembahauran seni-seni lain, seperti
musik, sastra, tari, dan seni peran.
Dalam Indonesian Heritage, disebutkan bahwa ada tiga tipologi seni
pertunjukan di Indonesia, yakni:
a. Tipologi berdasarkan unsur artistik, yaitu seni didasarkan pada jumlah
unsur keindahan yang disajikan. Contohnya adalah pertunjukan Calung
dati Jawa Timur (yang berupa musik saja), Sampek pada suku Dayak di
Kalimantan, Kesok-kesok dari suku Bugis di Sulawesi. Pertunjukan tari
dan musik seperti ini sering kali dipertunjukan pada saat upacara adat dan
upacara keagamaan di daerah tersebut. Ada juga tari yang menampilkan
dialog antara pemusik dan penari, misalnya dalam pertunjukan Gambyong
di Jawa, drama Gong dari Bali, Ketoprak dari Jawa, dan Mak Yong dari
Riau.
b. Tipologi berdasarkan fungsi sosial, yang berarti bahwa pertunjukan itu
merupakan bagian dari upacara keagamaan. Contohnya adalah drama tari
suci Barong di Bali, Bedhaya dan Serimpi dari Jawa, Patuddu dan Pajaga
dari Sulawesi Selatan.
c. Tipologi berdasarkan apakah seni tersebut merupakan suatu dramatisasi
atau bukan. Contohnya adalah tari Kanjet Teweg dari Kalimantan, tari
Alau Ambek dari Sumatra Barat, dan tari Legong Keraton dari Bali.
C. Hubungan Seni dan Masyarakat
Kita dapat menemukan tiga unsur yang terkait dalam hal hubungan seni dan
masyarakat misalnya pengadaan benda-benda hasil kerajinan. Unsur-unsur yang
dimaksud sebagai berikut:
1. Pelaku seni atau seniman yang menjadi pencetus ide pengadaan barang-barang
kerajinan.
2. Hasil karya seni yang diproduksi
3. Masyarakat yang berperan sebagai pelaksana produksi sekaligus sebagai
konsumen.
Mengamati berbagai bentuk karya seni yang diciptakan oleh para seniman, kita
perlu berpikir lebih jauh tentang masa depan dari karya seni tersebut, sekaligus
kelangsungan hidup seniman itu sendiri. Maksudnya jika hasil suatu karya seni
disambut baik oleh masyarakat ( karena selain mengandung nilai estetika juga mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat), maka hasil karya tersebut akan mengandung nilai
ekonomi yang tinggi, dalam arti mudah laku di pasar. Nilai fungsional yang
terkandung dalam sebuah komoditi yang dibutuhkan masyarakat, sehingga perlu
diproduksi secara missal untuk memenuhi permintaan masyarakat. Pemanfaatan hasil
karya seni oleh masyarakat luas akan mendatangkan keuntungan, baik dari segi moril
maupun materil bagi si pelaku seni. Di bidang moril, pelaku seni akan merasa bangga
dan merasa dihargai hasil karyanya secara rohaniah karena hasil karyanya
dimanfaatkan/dicari masyarakat. Nilai ekonomi yang dimiliki benda-benda hasil
karya seni tersebut memberikan keuntungan bagi pelaku seni. Kondisi tersebut
merupakan motivasi bagi pelaku seni untuk mengembangkan ide dan kreativitasnya
sehingga mampu menyalurkan bakat sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sebuah karya seni akan berharga jika ada pihak lain yang mengakui keberadaan karya
seni tersebut. Pihak lain yang dimaksud adalah masyarakat yang menjadi pencinta
seni maupun maupun masyarakat yang memanfaatkan karya seni sebagai upaya
memenuhi kebutuhan. Oleh karena itu, diperlukan adanya keseimbangan antara
kebutuhan pasar (masyarakat luas) dengan idealisme seniman sebagai pelaku seni
yang utama. Antara karya seni, pelaku seni dan masyarakat terjalin suatu bentuk
keterkaitan hal itu dapat kita temukan dalam contoh berikut ini. Dalam kehidupan
masyarakat tradisional yang masih lekat dengan adat istiadat warisan masa lampau
memiliki kecenderungan masih mempertahankan kesenian yang penuh dengan nilai-
nilai dan norma-norma yang berlaku pada masa lampau. Oleh Karena itu, apresiasi
masyarakat terhadap seni tradisional masih sangat tinggi dan kurang bisa menerima
bentuk-bentuk kesenian kontemporer (modern). Sebaliknya di lingkungan masyarakat
modern, baik yang tinggal di pedesaan maupun di perkotaan, seni tradisional kurang
mendapatkan tempat di dalam kehidupan mereka. Akan tetapi, mereka cenderung
menyukai kesenian modern atau seni kontemporer. Dinamika masyarakat yang terus
berubah membawa dampak pada perubahan terhadap apresiasi seni pada masyarakat.
Kondisi inilah yang menyebabkan pasang-surutnya kehidupan seniman sebagai
pelaku seni dalam menghasilkan karya-karya seni sekaligus mencerminkan
kebudayaan suatu bangsa.
D. Fungsi Seni
Fungsi seni adalah:
1. Sebagai akualisasi diri. Melalui karya seni seseorang mampu mencoba
mengaktualisasikan dirinya dengan mengekspresikan segala bentuk perasaan
hatinya ke dalam karya seni. Barbagai bentuk karya sastra merupakan ungkapan
perasaan hati yang tertuang dalam bentuk tulisan.
2. Sarana rekreasi. Seni rupa, seni sastra, dan seni pertunjukan merupakan bagian
dari sarana hiburan bagi masyarakat luas.
3. Fungsi edukasi. Seni rupa, seni sastra, dan seni pertunjukan dapat dipergunakan
sebagai media pembelajaran bagi masyarakat luas. Melalui seni pertunjukan
dapat diambil hikmah yang terkandung melalui kisah yang dipentaskan tersebut.
Penyampaian berbagai bentuk pesan maupun kebijakan pemerinrah yang
disosialisasikan kepada masyarakat luas cenderung mudah diterima, jika
disampaikan melalui seni pertunjukan.
4. Fungsi sosialisasi. Seni pertunjukan merupakan salah satu sarana yang
dipergunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat
luas yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah, penanaman nilai, dan norma
sosial. Melalui pertunjukan seni tradisional (ketoprak, wayang, lenong) ataupun
seno modern (film), berbagai program pemerintah dapat disosialisasikan ke
masyarakat luas.
5. Fungsi religi. Seni rupa, seni sastra, dan seni pertunjukan dapat berfungsi
sebagai sarana dalam menuangkan ajaran-ajaran agama untuk dikenalkan
kepada masyarakat luas.
E. Seni di Indonesia
1. Seni rupa
Seni rupa adalah hasil seni yang berupa visual yang diciptakan oleh
manusia dalam berbagai media. Seni rupa terbagi menjadi 3 jenis yaitu seni
lukis, seni patung, seni arsitektur.
2. Seni sastra
Seni sastra merupakan perwujudan pengalaman sastrawan atau pujangga
yang diungkapkan sepenuh hati dengan imajinasi dan bahasa yang khas.
Terdapat banyak karya sastra yang berkembang di Indonesia. Karya sastra di
Indonesia yang berkembang sejak masa Hindu-Budha dan semakin berkembang
ketika masuknya kebudayaan islam, seperti: syair, sajak, puisi, cerpen, roman,
novel. Dalam seni sastra terbagi menjadi 2 jenis, yaitu: seni prosa dan puisi.
3. Seni pertunjukan
Menurut Edy Sedyawati (2006) memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Fungsi religious
b. Fungsi edukasi
c. Fungsi peneguhan integrasi sosial
d. Fungsi hiburan
e. Fungsi mata pencaharian
Dalam seni pertunjukan terdapat seni lain yang mengisi seni pertunjukan
yaitu:
a) Seni Musik, dalam kerangka kebudayaan telah telah dilakukan sejak abad
ke-19, dengan cara mengumpulkan nyanyian-nyanyian rakyat.
b) Seni tari. Seni tari yang berkembang di Indonesia banyak sekali.
Keberagaman kebudayaan menambah corak atau ciri khas dari tari tersebar
itu.
c) Seni teater (drama). Seni teater mempunyai fungsi hiburan, selain itu juga
berfungsi sebagai sarana pewarisan nilai-nilai masyarakat dari generasi ke
generasi. Selain itu dalam seni teater terdapat seni musik, seni suara, seni
tari, dan lain-lain.
Terdapat bentuk-bentuk seni yang merupakan cabang dari seni yang baik
itu seni rupa, seni sastra, dan seni pertunjukan yang berkembang di Indonesia
dan mempunyai cirri khas kedaerahan, misalnya:
a. Seni yang berkembang pada masyarakat suku bangsa Batak
b. Seni yang berkembang pada masyarakat suku bangsa Minangkabau
c. Seni yang berkembang pada masyarakat suku bangsa Sunda
d. Seni yang berkembang pada masyarakat suku bangsa Jawa
e. Seni yang berkembang pada masyarakat suku bangsa Bali
f. Seni yang berkembang pada masyarakat suku bangsa Dayak
g. Seni yang berkembang pada masyarakat suku bangsa Bugis-Makasar
h. Seni yang berkembang pada masyarakat suku bangsa Asmat-Dani
F. Dampak Positif dan Negatif Seni
1. Dampak positif
a. Sebagai sumber devisa Negara
b. Sebagai sumber kesejahteraan masyarakat
c. Sebagai identitas Bangsa
2. Dampak negatif
a. Semakin rendahnya apresiasi masyarakat khususnya generasi muda
terhadap potensi seni tradisional.
b. Kurangnya perhatian terhadap perkembangan potensi seni tradisional
menyebabkan beberapa bentuk kesenian tradisional makin langkah.

RANGKUMAN

EVALUASI

You might also like