You are on page 1of 58

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

SEKTOR KONTRUKSI
TUKANG PASANG WATERPROOFING

PEMASANGAN WATERPROOFING

KODE UNIT KOMPETENSI:


F45 PW 02 003 01

BUKU INFORMASI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


B AD AN PEMBIN AAN KON STRUKSI
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI
Jalan Sapta Taruna Raya, Komplek PU Pasar Jumat - Jakarta Selatan
2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

KATA PENGANTAR

Pengembangan sumber daya manusia di bidang jasa konstruksi bertujuan untuk


meningkatkan kompetensi sesuai standar kompetensi yang dipersyaratkan dengan
bidang kerjanya. Berbagai upaya ditempuh, baik melalui pendidikan formal, pelatihan
secara berjenjang sampai pada tingkat pemagangan di lokasi proyek atau kombinasi
antara pelatihan dan pemagangan, sehingga tenaga kerja mampu mewujudkan
standar kinerja yang dipersyaratkan di tempat kerja.

Untuk meningkatkan kompetensi tersebut, Pusat Pembinaan Kompetensi dan


Pelatihan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum yang merupakan salah satu
institusi pemerintah yang ditugasi untuk melakukan pembinaan kompetensi, secara
bertahap menyusun standar-standar kompetensi kerja yang diperlukan oleh
masyarakat jasa konstruksi. Kegiatan penyediaan kompetensi kerja tersebut dimulai
dengan analisa kompetensi dalam rangka menyusun suatu standar kompetensi kerja
yang dapat digunakan untuk mengukur kompetensi tenaga kerja di bidang jasa
konstruksi yang bertugas sesuai jabatan kerjanya sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-Undang No. 18 Tahun 1999, tentang Jasa Konstruksi dan peraturan
pelaksanaannya.

Penyusunan Modul Pelatihan (Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi) untuk jabatan


kerja Tukang Pasang Waterproofing mengacu kepada SKKNI Tukang Pasang
Waterproofing, yang dalam penjabarannya kepada program pelatihan tertuang pada
Kurikulum Pelatihan Berbasis Kompetensi (KPBK). Penyusunan KPBK dilakukan
dengan mengindentifikasi Unit-unit Kompetensi melalui analisis terhadap Kriteria Unjuk
Kerja (KUK) yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang
merupakan dasar rumusan penyusunan kurikulum dan silabus pelatihan.

Modul ini merupakan salah satu sarana dasar yang digunakan dalam pelatihan
sebagai upaya memenuhi kompetensi standar seorang pemangku jabatan kerja seperti
tersebut diatas, sehingga dimungkinkan adanya tambahan materi-materi lainnya untuk
lebih meningkatkan kompetensi dari standar yang dipersyaratkan setiap jabatan kerja

Penyusunan modul ini melalui beberapa tahapan diantaranya Focus Group Discusion
serta Workshop yang melibatkan para nara sumber, praktisi, pemangku jabatan serta
stakeholder. Dengan keterbatasan pelibatan stakeholder terkait dalam proses
penyusunan modul ini, dan seiring dengan perkembangan dan dinamika teknologi
konstruksi kedepan, maka tetap diupayakan penyesuaian dan perbaikan secara
berkelanjutan sejalan dengan dilaksanakannya pelatihan dengan menggunakan modul
ini dilapangan melalui respon peserta pelatihan, instruktur , asesor serta semua pihak.

Pada kesempatan ini disampaikan banyak terimakasih kepada tim penyusun yang
telah mencurahkan segala kemampuannya sehingga dapat menyelesaikan modul ini,
serta semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan modul pelatihan ini.

Jakarta Nopember 2012

KEPALA PUSAT PEMBINAAN


KOMPETENSI DAN PELATIHAN
KONSTRUKSI

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 1 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

DAFTAR ISI

Daftar Isi ....................................................................................................................... 2

BAB I PENGANTAR ................................................................................................. 3


1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) ........................... 3
1.2 Penjelasan Materi Pelatihan.................................................................. 3
1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini ............................................................ 4
1.4 Pengertian-pengertian / Istilah .............................................................. 5

BAB II STANDAR KOMPETENSI............................................................................... 7


2.1 Peta Paket Pelatihan ............................................................................ 7
2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi .................................................... 7
2.3 Unit Kompetensi yang Dipelajari .......................................................... 8

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ....................................................... 12


3.1 Strategi Pelatihan ................................................................................. 12
3.2 Metode Pelatihan ................................................................................. 13
3.3 Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan .......................................... 13

BAB IV PELAPISAN/PEMASANGAN WATERPROOFING ........................................ 24


4.1 Umum .................................................................................................. 24
4.2 Pelapisan/Pemasangan Waterproofing ................................................. 25
4.3 Pemasangan Waterproofing Bahan Membrane Sheet ........................ 35
4.4 Pemasangan Waterproofing Jenis Bahan Liquid ................................. 42
4.5 Pembersihan Akhir Sebelum Melakukan Test Kebocoran .................... 50

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN


KOMPETENSI ................................................................................................ 56
5.1 Sumber Daya Manusia ......................................................................... 56
5.2 Sumber-sumber Perpustakaan ............................................................. 56

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 2 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

BAB I

PENGANTAR

1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)


1.1.1 Pelatihan berbasis kompetensi.
Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang
menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar
kompetensi yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja.
1.1.2 Kompeten ditempat kerja.
Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang
bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja
yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.

1.2 Penjelasan Materi Pelatihan


1.2.1 Desain materi pelatihan
Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan
Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri.
1) Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang
instruktur.
2) Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh
peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang
diperlukan dengan bantuan dari instruktur.

1.2.2 Isi Materi pelatihan


1) Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk instruktur maupun
peserta pelatihan.
2) Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat
setiap pertanyaan dan kegiatan praktek, baik dalam Pelatihan Klasikal
maupun Pelatihan Individual / mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:
a. Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk
mempelajari dan memahami informasi.
b. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor
pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
c. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan
dalam melaksanakan praktek kerja.

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 3 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

3) Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh instruktur untuk menilai jawaban
dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai
pernyataan keterampilan.
b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian
keterampilan peserta pelatihan.
c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk
mencapai keterampilan.
d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku
Kerja.
e. Petunjuk bagi instruktur untuk menilai setiap kegiatan praktek.
f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
1.2.3 Penerapan materi pelatihan
1) Pada pelatihan klasikal, kewajiban instruktur adalah:
a. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta
pelatihan sebagai sumber pelatihan.
b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.
c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam
penyelenggaraan pelatihan.
d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban /
tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku
Kerja.
2) Pada Pelatihan individual / mandiri, kewajiban peserta pelatihan
adalah:
a. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.
b. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja.
c. Memberikan jawaban pada Buku Kerja.
d. Mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja.
e. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh instruktur.

1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini


1.3.1 Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency-
RCC)
Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang
bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang
berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan.
1.3.2. Persyaratan
Untuk mendapatkan pengakuan kompetensi terkini, seseorang harus
sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, yang diperoleh
melalui:

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 4 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan,


keterampilan dan sikap kerja yang sama atau
2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang
sama atau
3) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan
keterampilan yang sama.

1.4 Pengertian-pengertian / Istilah


1.4.1 Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap,
pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh
dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau
penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu
pekerjaan/jabatan.
1.4.2 Standarisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta
menerapkan suatu standar tertentu.
1.4.3 Penilaian / Uji Kompetensi
Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui
perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta
keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan
membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang
dipersyaratkan.
1.4.4 Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk
mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas
pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian
unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.
1.4.5 Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja
yang ditetapkan.
1.4.6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat
menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang
pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam
rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur
pekerjaan di berbagai sektor.

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 5 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

1.4.7 Standar Kompetensi


Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus
dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang
didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan
unjuk kerja yang dipersyaratkan.
1.4.8 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan
pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1.4.9 Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu
kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh
Lembaga Sertifikasi Profesi.
1.4.10 Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara
sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada
standar kompetensi nasional dan/ atau internasional.

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 6 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

BAB II

STANDAR KOMPETENSI

2.1 Peta Paket Pelatihan


Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja Tukang
Pasang Waterproofing yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi
Pemasangan Waterproofing - Kode Unit F 45 PW 02 003 01 sehingga untuk
kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan
mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya, yaitu:
 Melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3)
 Melakukan Komunikasi Timbal Balik di Tempat Kerja
 Melakukan Persiapan Pekerjaan Waterproofing
 Pekerjaan Awal Pemasangan Waterproofing
 Melakukan Test Kebocoran
 Melakukan Pekerjaan Waterproofing dengan Metode Penjenuhan Pori-pori
Beton.

2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi


2.2.1 Unit Kompetensi
Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan
yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit
komptensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu
jabatan kerja tertentu.
2.2.2 Unit kompetensi yang akan dipelajari
Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini
adalah “Menerapkan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja dan
lingkungan hidup di tempat kerja”.
2.2.3 Durasi / waktu pelatihan
Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada
pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang
berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi
kompeten dalam melakukan tugas tertentu.
2.2.4 Kesempatan untuk menjadi kompeten
Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan
pertama, Instruktur akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih
yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali
kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level
yang diperlukan.
Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga)
kali.

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 7 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

2.3 Unit Kompetensi yang Dipelajari


Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi
peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :
 mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
 mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.
 memeriksa kemajuan peserta pelatihan.
 menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja
telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.
2.3.1 Judul Unit
Pemasangan Waterproofing
2.3.2 Kode Unit
F 45 PW 02 003 01
2.3.3 Deskripsi Unit
Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
yang diperlukan untuk memasang waterproofing dengan menggunakan
bahan membrane sheet dan liquid membrane.
2.3.4 Kemampuan Awal
Peserta pelatihan harus mempunyai pengalaman minimum 2 (dua) tahun
kerja di bidang Waterproofing.

2.3.5 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Melakukan pelapisan/ 1.1 Perlengkapan dan peralatan untuk pemasangan
pemasangan primer waterproofing, disiapkan.
1.2 Kebutuhan material primer untuk area yang akan
dilapisi waterproofing dihitung sesuai ketentuan.
1.3 Kebutuhan material yang digunakan sebagai
lapisan primer, ditakar sesuai dengan ketentuan.
1.4 Komponen primer dicampur dalam satu wadah
sesuai kebutuhan sampai homogen.
1.5 Permukaan dilapisi dengan campuran primer
sesuai ketentuan.
2. Melakukan 2.1 Gulungan membran digelar pada permukaan yang
pemasangan akan dilapisi sesuai dengan jenis membran yang
waterproofing bahan digunakan (dibakar/ ditempel).
membrane sheet. 2.2 Penyambungan antar lapisan dilakukan sesuai
dengan jenis membran yang digunakan (dibakar
atau ditempel)
2.3 Hasil pemasangan membrane sheet diperiksa.
3. Melakukan 3.1 Aplikasi coating pertama dilaksanakan sesuai
pemasangan ketentuan.
waterproofing jenis 3.2 Jika diperlukan, mesh dipasang setelah coating.
bahan liquid. 3.3 Aplikasi coating kedua dan seterusnya
dilaksanakan sesuai ketentuan.
3.4 Hasil coating liquid membrane diperiksa.
4. Melakukan 4.1 Sisa material dan benda-benda asing (scrap) hasil

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 8 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

pembersihan akhir pekerjaan pelapisan dikumpulkan pada tempat


sebelum melakukan test yang ditentukan.
kebocoran. 4.2 Material/bahan sisa yang masih dapat digunakan,
disimpan pada tempat yang ditentukan.
4.3 Material/ bahan sisa yang sudah tidak dapat
digunakan dan scrap dibuang pada tempat
pembuangan yang ditentukan.
4.4 Peralatan yang masih ada di area kerja pelapisan
waterproofing disimpan pada tempat yang
ditentukan.

2.3.6 BATASAN VARIABEL


1. Konteks Variabel
1.1 Unit kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan atau
berkelompok, pada lingkup pekerjaan sektor konstruksi utamanya pada
pelaksanaan pekerjaan waterproofing.
1.2 Unit kompetensi ini berlaku dalam memasang waterproofing.
1.3 Konteks variabel yang dapat mendukung atau menambah kejelasan
tentang isi sejumlah elemen kopetensi pada unit kompetensi yang
diperlukan dalam melaksanakan tugas, meliputi:
1.3.1 Melakukan pelapisan/ pemasangan primer, sesuai dengan
material/ bahan waterproofing yang akan diaplikasikan .
1.3.2 Melakukan pemasangan waterproofing bahan membrane sheet,
baik yang ditempel maupun menggunakan sistem pembakaran.
1.3.3 Melakukan pemasangan waterproofing jenis bahan liquid
membrane, sesuai dengan petunjuk pabrik.

2. Perlengkapan yang diperlukan


2.1 Peralatan
2.1.1 Kuas/ roskam/ sprayer (untuk bahan liquid membrane)
2.1.2 Torching (untuk bahan membrane sheet melalui pembakaran)
2.2 Bahan
2.2.1 Liquid waterproofing
2.2.2 Membrane sheet

3 Tugas yang harus dilakukan


3.1 Melakukan pelapisan / pemasangan primer.

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 9 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

3.2 Melakukan pemasangan waterproofing bahan membrane sheet.


3.3 Melakukan pemasangan waterproofing jenis bahan liquid membrane.
3.4 Melakukan pembersihan akhir sebelum melakukan test kebocoran.

4 Peraturan-peraturan yang diperlukan


4.1 Peraturan perundang-undangan terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3)
4.2 Panduan yang terkait dengan penggunaan material waterproofing, yang
diterbitkan oleh produsen material/bahan waterproofing yang akan
digunakan.
4.3 Standard Operating Procedure (SOP), yang diterbitkan perusahaan.

2.3.7 PANDUAN PENILAIAN


1. Penjelasan prosedur penilaian
Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya dan yang diperlukan sebelum
menguasai unit kompetensi ini serta unit-unit kompetensi yang terkait
1.1 Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya, meliputi:
1.1.1 F45 PW 01 001 01 Melaksanakan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
1.1.2 F45 PW 01 002 01 Melakukan komunikasi timbal balik di
tempat kerja.
1.1.3 F45 PW 02 001 01 Melakukan persiapan pekerjaan waterproofing
1.1.4 F45 PW 02 002 01 Melakukan pekerjaan awal pemasangan
waterproofing.
1.2 Unit kompetensi yang terkait, meliputi:
1.2.1 F45 PW 02 004 01 Melakukan test kebocoran
1.2.2 F45 PW 03 001 01 Melakukan pekerjaan waterproofing
dengan metode penjenuhan pori-pori beton.

2. Kondisi Pengujian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan
dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar
kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan
menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja sesuai dengan tuntuan standar.

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 10 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

Metode uji antara lain:


1.3 Tes tertulis
1.4 Tes lisan/wawancara
1.5 Praktek menggunakan alat peraga/simulasi
1.6 Praktek di tempat kerja
1.7 Portofolio atau metode lain yang relevan

2. Pengetahuan yang diperlukan


2.1 Gambar kerja
2.2 Metoda kerja
2.3 Teknologi bahan (karakteristik bahan permukaan yang akan di waterproofing)

3. Keterampilan yang dibutuhkan


3.1 Menggunakan peralatan yang tepat pada situasi dankondisi lapangan, dalam
melakukan pelapisan waterproofing.
3.2 Melakukan identifikasi permukaan yang mungkin perlu dilakukan penanganan
khusus, seperti misalnya : pertemuan dinding dan lantai, pertemuan pipa
dengan permukaan yang akan dilapisi waterproofing dan stek tulangan beton
yang menonjol pada permukaan yang akan dilapisi waterproofing

4. Aspek Kritis
4.1 Ketelitian dalam mempelajari kebocoran/ rembesan yang mungkin terjadi pada
lokasi/ area permukaan yang akan dilapisi waterproofing.
4.2 Kecermatan dalam memilih alat yang tepat dalam melakukan pelapisan
waterproofing
4.3 Ketelitian dalam menentukan kondisi permukaan yang akan dilapisi
waterproofing, khususnya pada saat pembersihan lokasi dari material asing
(loose material)

2.3.8 KOMPETENSI KUNCI


NO KOMPETENSI KUNCI TINGKAT
1. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisis informasi 1
2. Mengomunikasikan ide dan informasi 1
3. Merencanakan dan mngorganisasikan kegiatan 1
4. Bekerjasama dengan orang lain dan dalam kelompok 1
5. Menggunakan ide dan teknik matematika 1
6. Memecahkan masalah 1
7. Menggunakan teknologi 1

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 11 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

BAB III

STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1 Strategi Pelatihan


Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan
pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh instruktur. Pada sistem ini peserta
pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara sendiri, artinya
bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan/proses belajar dengan
Instruktur dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana
yang telah dibuat.
3.1.1 Persiapan / perencanaan
1) Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap
belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi
proses belajar yang harus diikuti.
2) Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
3) Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh
berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah
dimiliki.
4) Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan.
3.1.2 Permulaan dari proses pembelajaran
1) Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang
terdapat pada tahap belajar.
2) Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan
pengetahuan yang telah dimiliki.
3.1.3 Pengamatan terhadap tugas praktek
1) Mengamati keterampilan praktek yang didemonstrasikan oleh
instruktur atau orang yang telah berpengalaman lainnya.
2) Mengajukan pertanyaan kepada instruktur tentang kesulitan yang
ditemukan selama pengamatan.
3.1.4 Implementasi
1) Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
2) Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan
praktek.
3) Mempraktekkan keterampilan baru yang telah diperoleh.
3.1.5 Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar peserta
pelatihan

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 12 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

3.2 Metode Pelatihan


Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa
kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
3.2.1 Belajar secara mandiri
Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar
secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing.
Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan
disarankan untuk menemui instruktur setiap saat untuk
mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
3.2.2 Belajar berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang
bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar
berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan
kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi
antar peserta, instruktur dan pakar/ahli dari tempat kerja.
3.2.3 Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang
dilaksanakan oleh instruktur atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya
mencakup topik tertentu.

3.3 Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan


Rancangan pembelajaran materi pelatihan bertujuan untuk melengkapi hasil
analisis kebutuhan meteri pelatihan. Rancangan pembelajaran materi pelatihan
memberikan informasi yang bersifat indikatif yang selanjutnya dapat dijadikan oleh
instruktur sebagai pedoman dalam menyusun rencana pembelajaran (session
plan) yang lebih operasional dan yang lebih bersifat strategis untuk membantu
para peserta pelatihan mencapai unit kompetensi yang merupakan tugasnya
sebagai instruktur.

Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan sebagai berikut:


Unit Kompetensi 5 : Memasang Waterproofing
Elemen Kompetensi 1 : Melakukan pelapisan/ pemasangan primer
Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
1.1 Perlengkapan Pada akhir 1. Ceramah 1. Menguraikan 1. Kebocoran & 15 menit
dan peralatan pembelajaran 2. Diskusi tentang Rembesan,
untuk sesi ini, Kelompok penyiapan Zamiel Ahmet,
pemasangan peserta dapat 3. Peragaan perlengkapan Des 2010
waterproofing, menyiapkan dan peralatan
disiapkan. perlengkapan untuk 2. Waterproofing
dan peralatan pemasangan Serial Rumah,
1) Dapat untuk waterproofing, Februari 2009
menjelaskan pemasangan
penyiapan waterproofing 2. Memberikan 3. Internet

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 13 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
perlengkapan contoh
dan peralatan penyiapan
untuk perlengkapan
pemasangan dan peralatan
waterproofing, untuk
pemasangan
2) Mampu waterproofing.
menyiapkan
perlengkapan 3. Menguraikan
dan peralatan langkah
untuk penyiapan
pemasangan perlengkapan
waterproofing. dan peralatan
untuk
3) Harus mampu pemasangan
menyiapkan waterproofing,
perlengkapan dengan rinci
dan peralatan dan teliti.
untuk
pemasangan
waterproofing.
dengan rinci dan
cermat

1.2 Kebutuhan Pada akhir 1. Ceramah 1. Menguraikan 1. Kebocoran & 30 menit


material primer pembelajaran 2. Diskusi tentang Rembesan,
untuk area yang sesi ini, Kelompok penghitungan Zamiel Ahmet,
akan dilapisi peserta 3. Peragaan kebutuhan Des 2010
waterproofing mampu material primer
dihitung sesuai menghitung untuk area yang 2. Waterproofing
ketentuan. kebutuhan akan dilapisi Serial Rumah,
material primer waterproofing Februari 2009
1) Dapat untuk area sesuai
menghitung yang akan ketentuan. 3. Internet
kebutuhan dilapisi
material primer waterproofing 2. Memberikan
untuk area yang sesuai contoh
akan dilapisi ketentuan pelaksanaan
waterproofing penghitungan
sesuai ketentuan. kebutuhan
material primer
2) Mampu untuk area
menghitung yang akan
kebutuhan dilapisi
material primer waterproofing
untuk area yang sesuai
akan dilapisi ketentuan
waterproofing
sesuai ketentuan. 3. Menguraikan
langkah
3) Harus mampu penghitungan
menghitung kebutuhan
kebutuhan material primer
material primer untuk area
untuk area yang yang akan
akan dilapisi dilapisi
waterproofing waterproofing
sesuai ketentuan sesuai
dengan cepat ketentuan
dan cermat. secara cepat
dan cermat.

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 14 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
1.3 Kebutuhan Pada akhir 1. Ceramah 1. Menguraikan 1. Kebocoran & 15 menit
material yang pembelajaran 2. Diskusi tentang Rembesan,
digunakan sesi ini, Kelompok penakaran Zamiel Ahmet,
sebagai lapisan peserta 3. Peragaan kebutuhan Des 2010
primer, ditakar mampu material yang
sesuai dengan menakar digunakan 2. Waterproofing
ketentuan. kebutuhan sebagai lapisan Serial Rumah,
material yang primer, sesuai Februari 2009
1) Dapat digunakan dengan
menakar sebagai ketentuan. 3. Internet
kebutuhan lapisan primer
material yang sesuai dengan 2. Memberikan
digunakan ketentuan. contoh
sebagai lapisan pelaksanaan
primer, sesuai penakaran
dengan kebutuhan
ketentuan. material yang
digunakan
2) Mampu sebagai lapisan
menakar primer, sesuai
kebutuhan dengan
material yang ketentuan.
digunakan
sebagai lapisan 3. Menguraikan
primer, sesuai langkah
dengan penakaran
ketentuan. kebutuhan
material yang
3) Harus mampu digunakan
menakar sebagai lapisan
kebutuhan primer, sesuai
material yang dengan
digunakan ketentuan
sebagai lapisan dengan cepat
primer, sesuai dan cermat.
dengan
ketentuan
dengan cepat
dan cermat.
1.4 Komponen Pada akhir 1. Ceramah 1. Menguraikan 1. Kebocoran & 15 menit
primer dicampur pembelajaran 2. Diskusi tentang Rembesan,
dalam satu sesi ini, Kelompok pencampuran Zamiel Ahmet,
wadah sesuai peserta 3. Peragaan komponen Des 2010
kebutuhan mampu primer dalam
sampai mencampur satu wadah 2. Waterproofing
homogen. komponen sesuai Serial Rumah,
primer dalam kebutuhan Februari 2009
1) Dapat satu wadah sampai
mencampur sesuai homogen 3. Internet
komponen kebutuhan
primer dalam sampai 2. Memberikan
satu wadah homogen. contoh
sesuai pelaksanaan
kebutuhan pencampuran
sampai komponen
homogen primer dalam
satu wadah
2) Mampu sesuai
mencampur kebutuhan
komponen sampai
primer dalam homogen

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 15 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
satu wadah
sesuai 3. Menguraikan
kebutuhan langkah
sampai pencampuran
homogen komponen
primer dalam
3) Harus mampu satu wadah
mencampur sesuai
komponen kebutuhan
primer dalam sampai
satu wadah homogen
sesuai dengan cepat
kebutuhan dan cermat
sampai
homogen
dengan cepat
dan cermat.

1.5 Permukaan Pada akhir 1. Ceramah 1. Menguraikan 1. Kebocoran & 15 menit


dilapisi dengan pembelajaran 2. Diskusi tentang Rembesan,
campuran primer sesi ini, Kelompok pelapisan Zamiel Ahmet,
sesuai peserta 3. Peragaan permukaan Des 2010
ketentuan. mampu dengan
melapisi campuran 2. Waterproofing
1) Dapat melapis permukaan primer sesuai Serial Rumah,
permukaan dengan ketentuan. Februari 2009
dengan campuran campuran
primer sesuai primer sesuai 2. Memberikan 3. Internet
ketentuan. ketentuan. contoh
pelaksanaan
2) Mampu melapis pelapisan
permukaan permukaan
dengan campuran dengan
primer sesuai campuran
ketentuan. primer sesuai
ketentuan.
3) Harus mampu
melapis 3. Menguraikan
permukaan langkah
dengan pelapisan
campuran primer permukaan
sesuai ketentuan dengan
dengan cepat campuran
dan cermat. primer sesuai
ketentuan
dengan cepat
dan cermat.
Diskusi kelompok:
Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi elemen
kompetensi “ Melakukan pelapisan/ pemasangan primer”

Unit Kompetensi 5 : Memasang Waterproofing


Elemen Kompetensi 2 : Melakukan pemasangan waterproofing bahan membrane sheet
Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
2.1 Gulungan Pada akhir 1. Ceramah 1.Menguraikan 1. Kebocoran & 25 menit

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 16 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
membran pembelajaran 2. Diskusi tentang Rembesan,
digelar pada sesi ini, peser- Kelompok penggelaran Zamiel Ahmet,
permukaan ta dapat 3. Peragaan gulungan Des 2010
yang akan menggelar membran pada
dilapisi sesuai gulungan permukaan 2. Waterproofing
dengan jenis membran pada yang akan Serial Rumah,
membran yang permukaan dilapisi sesuai Februari 2009
digunakan yang akan dengan jenis
(dibakar/ dilapisi sesuai membran yang 3. Internet
ditempel). dengan jenis digunakan
membran yang (dibakar/
digunakan ditempel).
(dibakar/
ditempel). 2 Memberikan
contoh
pelaksanaan
penggelaran
gulungan
membran pada
permukaan
yang akan
dilapisi sesuai
dengan jenis
membran yang
digunakan
(dibakar/
ditempel).

3. Menguraikan
langkah
penggelaran
gulungan
membran pada
permukaan yang
akan dilapisi
sesuai dengan
jenis membran
yang digunakan
(dibakar/
ditempel) dengan
teliti sesuai
ketentuan.
2.2 Penyambungan Pada akhir 1. Ceramah 1. Menguraikan 1. Kebocoran & 25 menit
antar lapisan pembelajaran 2. Diskusi tentang Rembesan,
dilakukan sesi ini, peser- Kelompok penyambungan Zamiel Ahmet,
sesuai dengan ta dapat 3. Peragaan antar lapisan Des 2010
jenis membran melakukan sesuai dengan
yang digunakan penyambungan jenis membran 2. Waterproofing
(dibakar atau antar lapisan yang digunakan Serial Rumah,
ditempel) sesuai dengan (dibakar atau Februari 2009
jenis membran ditempel)
1) Dapat yang 3. Internet
melaksanakan digunakan 2. Memberikan
penyambungan (dibakar atau contoh
antar lapisan ditempel) pelaksanaan
sesuai dengan penyambungan
jenis membran antar lapisan
yang digunakan sesuai dengan
(dibakar atau jenis membran
ditempel) yang digunakan
(dibakar atau

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 17 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
2) Mampu ditempel)
menyambung
antar lapisan 3. Menguraikan
sesuai dengan langkah
jenis membran penyambungan
yang digunakan antar lapisan
(dibakar atau sesuai dengan
ditempel). jenis membran
yang digunakan
3) Harus mampu (dibakar atau
menyambung ditempel)
antar lapisan
sesuai dengan
jenis membran
yang digunakan
(dibakar atau
ditempel) dengan
teliti dan cepat.

2.3 Hasil Pada akhir 1. Ceramah 1. Menguraikan 1. Kebocoran & 15 menit


pemasangan pembelajaran 2. Diskusi tentang Rembesan,
membrane sesi ini, peserta Kelompok pemeriksaan Zamiel Ahmet,
sheet diperiksa. dapat 3. Peragaan hasil Des 2010
memeriksa hasil pemasangan
1) Dapat pemasangan membrane 2. Waterproofing
melaksanakan membrane sheet Serial Rumah,
pemeriksaan sheet Februari 2009
hasil 2. Memberikan
pemasangan contoh 3. Internet
membrane pemeriksaan
sheet. hasil
pemasangan
2) Mampu membrane sheet.
memeriksa
hasil 3. Menguraikan
pemasangan langkah
membrane pemeriksaan
sheet. hasil
pemasangan
3) Harus mampu membrane sheet
memeriksa dengan teliti dan
hasil cepat.
pemasangan
membrane
sheet.

Diskusi kelompok:
Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi elemen
kompetensi “ Melakukan pemasangan waterproofing bahan membrane sheet”

Unit Kompetensi 5 : Memasang Waterproofing


Elemen Kompetensi 3 : Melakukan pemasangan waterproofing jenis bahan liquid.
Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 18 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
3.1 Aplikasi coating Pada akhir 1. Ceramah 1. Menguraikan 1. Kebocoran & 20 menit
pertama pembelajaran 2. Diskusi tentang Rembesan,
dilaksanakan sesi ini, Kelompok pelaksanaan Zamiel Ahmet,
sesuai ketentuan. peserta 3. Peragaan aplikasi coating Des 2010
mampu pertama sesuai
1) Dapat melaksanakan ketentuan. 2. Waterproofing
melaksanakan aplikasi Serial Rumah,
aplikasi coating coating 2. Memberikan Februari 2009
pertama sesuai pertama contoh
ketentuan. sesuai pelaksanaan 3. Internet
ketentuan. aplikasi coating
2) Mampu pertama sesuai
melaksanakan ketentuan.
aplikasi coating
pertama sesuai 3. Menguraikan
ketentuan. langkah
pelaksanaan
3) Harus mampu coating pertama
melaksanakan sesuai
aplikasi coating ketentuan
pertama sesuai dengan lengkap
ketentuan dan tepat
dengan lengkap
dan tepat.
3.2 Jika diperlukan, Pada akhir 1. Ceramah 1. Menguraikan 1. Kebocoran & 20 menit
mesh dipasang pembelajaran 2. Diskusi tentang Rembesan,
setelah coating. sesi ini, peserta Kelompok pemasangan Zamiel Ahmet,
mampu 3. Peragaan mesh setelah Des 2010
1) Dapat memasang coating (jika
memasang mesh setelah diperlukan) 2. Waterproofing
mesh setelah coating, jika Serial Rumah,
coating (jika diperlukan. 2. Memberikan Februari 2009
diperlukan) contoh
pelaksanaan 3. Internet
2) Mampu pemasangan
memasang mesh setelah
mesh setelah coating (jika
coating (jika diperlukan)
diperlukan)
3 Menguraikan
3) Harus mampu langkah
memasang pemasangan
mesh setelah mesh setelah
coating (jika coating (jika
diperlukan) diperlukan)
dengan tepat dengan tepat
dan cepat. dan cepat.

3.3 Aplikasi coating Pada akhir 1. Ceramah 1. Menguraikan 1. Kebocoran & 25 menit
kedua dan pembelajaran 2. Diskusi tentang Rembesan,
seterusnya sesi ini, Kelompok pelaksanaan Zamiel Ahmet,
dilaksanakan peserta 3. Peragaan aplikasi coating Des 2010
sesuai mampu kedua dan
ketentuan. melaksanakan seterusnya 2. Waterproofing
aplikasi sesuai Serial Rumah,
1) Dapat coating kedua ketentuan. Februari 2009
melaksanakan dan
aplikasi coating seterusnya 2 Memberikan 3. Internet
kedua dan sesuai contoh
seterusnya ketentuan. pelaksanaan
sesuai aplikasi coating

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 19 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
ketentuan. kedua dan
seterusnya
2) Mampu sesuai
melaksanakan ketentuan.
aplikasi coating
kedua dan 3. Menguraikan
seterusnya langkah
sesuai pelaksanaan
ketentuan. aplikasi coating
kedua dan
3) Harus mampu seterusnya
melaksanakan sesuai
aplikasi coating ketentuan
kedua dan dengan tepat
seterusnya dan cepat.
sesuai
ketentuan.

3.4 Hasil coating Pada akhir 1. Ceramah 1. Menguraikan 1. Kebocoran & 15 menit
liquid membrane pembelajaran 2. Diskusi pemeriksaan Rembesan,
diperiksa. sesi ini, Kelompok hasil coating Zamiel Ahmet,
peserta 3. Peragaan / liquid Des 2010
1) Dapat mampu praktek membrane.
memeriksa hasil memeriksa 2. Waterproofing
coating liquid hasil coating 2 Memberikan Serial Rumah,
membrane. liquid contoh Februari 2009
membrane. pelaksanaan
2) Mampu pemeriksaan 3. Internet
memeriksa hasil hasil coating
coating liquid liquid
membrane. membrane

3) Harus mampu 3. Menguraikan


memeriksa hasil langkah
coating liquid pemeriksaan
membrane hasil coating
dengan tepat liquid
dan cepat membrane
Diskusi Kelompok:
Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi Elemen
Kompetensi “ Melakukan pemasangan waterproofing jenis bahan liquid.”

Unit Kompetensi 5 : Memasang Waterproofing


Elemen Kompetensi 4 : Melakukan pembersihan akhir sebelum melakukan test kebocoran
Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
4.1 Sisa material Pada akhir 1 Ceramah 1. Menguraikan 1. Kebocoran & 10 menit
dan benda- pembelajaran 2. Diskusi tentang Rembesan,
benda asing sesi ini, Kelompok pelaksanaan Zamiel Ahmet,
(scrap) hasil peserta dapat 3. Peragaan / pengumpulan Des 2010
pekerjaan mengumpulkan praktek sisa material
pelapisan sisa material dan benda- 2. Waterproofing
dikumpulkan dan benda- benda asing Serial Rumah,
pada tempat benda asing (scrap) hasil Februari 2009
yang ditentukan. (scrap) hasil pekerjaan

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 20 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
pekerjaan pelapisan pada 3. Internet
1) Dapat pelapisan pada tempat yang
melaksanakan tempat yang ditentukan.
pengumpulan ditentukan.
sisa material 2. Memberikan
dan benda- contoh
benda asing pelaksanaan
(scrap) hasil pengumpulan
pekerjaan sisa material
pelapisan pada dan benda-
tempat yang benda asing
ditentukan. (scrap) hasil
pekerjaan
2) Mampu pelapisan pada
melaksanakan tempat yang
pengumpulan ditentukan
sisa material
dan benda- 3. Menguraikan
benda asing langkah
(scrap) hasil pengumpulan
pekerjaan sisa material
pelapisan pada dan benda-
tempat yang benda asing
ditentukan. (scrap) hasil
pekerjaan
3) Harus mampu pelapisan pada
pengumpulan tempat yang
sisa material ditentukan.
dan benda-
benda asing
(scrap) hasil
pekerjaan
pelapisan pada
tempat yang
ditentukan
dengan cepat
dan tepat.

4.2 Material/ bahan Pada akhir 1. Ceramah 1. Menguraikan 1. Kebocoran & 10 menit
sisa yang masih pembelajaran 2. Diskusi tentang Rembesan,
dapat sesi ini, Kelompok penyimpanan Zamiel Ahmet,
digunakan, peserta dapat 3. Peragaan material/ bahan Des 2010
disimpan pada menyimpan sisa yang masih
tempat yang material/ dapat 2. Waterproofing
ditentukan. bahan sisa digunakan, Serial Rumah,
yang masih pada tempat Februari 2009
1) Dapat dapat yang
menyimpan digunakan, ditentukan. 3. Internet
material/ bahan pada tempat
sisa yang masih yang 2. Memberikan
dapat ditentukan. contoh
digunakan, pada pelaksanaan
tempat yang penyimpanan
ditentukan. material/ bahan
sisa yang masih
2) Mampu dapat
menyimpan digunakan,
material/ bahan pada tempat
sisa yang masih yang
dapat ditentukan.
digunakan, pada

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 21 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
tempat yang 3. Menguraikan
ditentukan. langkah
penyimpanan
3) Harus mampu material/ bahan
menyimpan sisa yang masih
material/ bahan dapat
sisa yang masih digunakan,
dapat pada tempat
digunakan, pada yang ditentukan
tempat yang dengan tepat
ditentukan dan cepat.
dengan tepat
dan cepat.
4.3 Material/ bahan Pada akhir 1. Ceramah 1. Menguraikan 1. Kebocoran & 15 menit
sisa yang sudah pembelajaran 2. Diskusi tentang Rembesan,
tidak dapat sesi ini, peserta Kelompok pembuangan Zamiel Ahmet,
digunakan dan dapat 3. Peragaan material/ bahan Des 2010
scrap dibuang membuang sisa yang sudah
pada tempat scrap dan tidak dapat 2. Waterproofing
pembuangan material/ bahan digunakan dan Serial Rumah,
yang ditentukan. sisa yang scrap pada Februari 2009
sudah tidak tempat
1) Dapat dapat pembuangan 3. Internet
membuang digunakan pada yang
material/ bahan tempat ditentukan.
sisa yang sudah pembuangan
tidak dapat yang 2. Memberikan
digunakan dan ditentukan. contoh
scrap pada pelaksanaan
tempat pembuangan
pembuangan material/ bahan
yang ditentukan. sisa yang
sudah tidak
2) Mampu dapat
membuang digunakan dan
material/ bahan scrap pada
tempat
sisa yang sudah
pembuangan
tidak dapat yang
digunakan dan ditentukan
scrap pada
tempat 3 Menguraikan
pembuangan langkah
yang ditentukan. pembuangan
material/ bahan
sisa yang sudah
3) Harus mampu
tidak dapat
membuang digunakan dan
material/ bahan scrap pada
sisa yang sudah tempat
tidak dapat pembuangan
digunakan dan yang ditentukan
scrap pada dengan tepat
dan cepat.
tempat
pembuangan
yang ditentukan
dengan cepat
dan tepat.

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 22 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
4.4 Peralatan yang Pada akhir 1. Ceramah 1. Menguraikan 1. Kebocoran & 10 menit
masih di area pembelajaran 2. Diskusi penyimpanan Rembesan,
kerja pelapisan sesi ini, Kelompok peralatan yang Zamiel Ahmet,
waterproofing peserta dapat 3. Peragaan masih di area Des 2010
disimpan pada menyimpan kerja pelapisan
tempat yang peralatan yang waterproofing 2. Waterproofing
ditentukan. masih di area pada tempat Serial Rumah,
kerja pelapisan yang Februari 2009
1) Dapat waterproofing ditentukan.
menyimpan pada tempat 3. Internet
peralatan yang yang 2. Memberikan
masih di area ditentukan. contoh
kerja pelapisan pelaksanaan
waterproofing penyimpanan
pada tempat peralatan yang
yang ditentukan. masih di area
kerja pelapisan
2) Mampu waterproofing
menyimpan pada tempat
peralatan yang yang
masih di area ditentukan.
kerja pelapisan
waterproofing 3. Menguraikan
pada tempat langkah
yang ditentukan. penyimpanan
peralatan yang
3) Harus mampu masih di area
menyimpan kerja pelapisan
peralatan yang waterproofing
masih di area pada tempat
kerja pelapisan yang
waterproofing ditentukan
pada tempat dengan tepat
yang ditentukan dan cepat.
dengan tepat
dan cepat.

Diskusi Kelompok:
Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi Elemen
Kompetensi “ Melakukan pembersihan akhir sebelum melakukan test kebocoran”

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 23 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

BAB IV.
PELAPISAN/ PEMASANGAN WATERPROOFING

4.1 Umum

Material waterproofing saat ini telah lazim dan banyak digunakan untuk memberikan
proteksi terhadap kebocoran. Macam-macam jenis water proofing, misalnya
“Integrated water proofing”, yaitu aplikasinya dicampurkan pada saat pengadukan
beton mentah yang kerjanya mengisi pori-pori yang terjadi dalam beton (Pekerjaan
Waterproofing Dengan Metode Penjenuhan Pori-Pori Beton) .

Yang kedua adalah tipe membran yaitu menutup permukaan beton dengan elemen
membran, atau asphalt yang dibakar.

Juga ada tipe coating yaitu melapisi permukaan beton dengan bahan / cairan
waterproofing. Material water proofing tipe membran dan coating yang bagus harus
tahan terhadap cuaca panas dan dingin dan mempunyai kemampuan untuk dapat
meregang secara elastis. Tapi perlu diingat, material waterproofing yang bagus pun
tidak akan dapat mencegah kebocoran apabila struktur beton tidak bekerja secara
optimal.

Apabila terjadi retak-retak pada pelat eksisting (plat dak lama), maka apabila dirasa
diperlukan perbaikan struktur (misal dari lendutan yang terlalu berlebihan) maka
struktur plat harus diperkuat.

Untuk retak-retak beton yang terjadi dapat di"sembuh"kan dengan memberikan


grout injection, yaitu pengaplikasian cairan semen mutu tinggi dengan dibantu
pompa pada bagian yang retak.

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 24 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

4.2 Pelapisan/ pemasangan primer

Pada hakekatnya, jenis waterproofing sangat beragam di pasaran. Ada yang


berbentuk cairan (liquid), semen, dan lembaran yang berbahan dasar bitumen
yang dipadu dengan polyethyllene. Setiap jenis ini memiliki peruntukan aplikasi
yang berbeda, sehingga jenis-jenis produk waterproofing dapat dibedakan
menurut fungsi dan kegunaannya.

Penggunaan waterproofing, bertujuan sebagai berikut :


1) Meningkatkan nilai bangunan properti, karena rumah kita terhindar dari bocor
dan rembesan, yang akan mengganggu estetika rumah kita.

2) Menjaga kekuatan struktur fondasi bangunan. Sebenarnya pengaruh air dalam


jangka panjang juga akan berpengaruh terhadap fondasi bangunan

3) Memperpanjang umur bangunan. Biasanya, bangunan menjadi awet karena air


hujan yang jatuh di atap rumah langsung dapat mengalir dan terbuang dengan
baik.

4) Menciptakan kondisi rumah yang tidak lembab dan berjamur serta lebih sehat
bagi seluruh anggota keluarga. Pada dasarnya, kondisi lembab akan
menimbulkan bau yang tidak sedap, serta mudah menimbulkan penyakit
karena jamur akan leluasa berkembang biak di sana.

5) Menjadikan rumah tampak lebih menarik, rapi, dan bersih

6) Menghadirkan kenyamanan suasana rumah lebih hangat. Sesungguhnya


kelembaban yang ditimbulkan oleh kebocoran dan rembesan akan bepengaruh
terhadap udara di dalam rumah yang cenderung dingin dan tidak nyaman.

7) Memungkinkan pemanfaatan setiap ruang di dalam rumah secara optimal.

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 25 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

4.2.1 Penyiapan perlengkapan dan peralatan untuk pemasangan


waterproofing.

Biasanya kebocoran dan rembes berasal dari dinding, lantai, atap dan dak. Oleh
karena itu, dibutuhkan pelindung antibocor yang kedap air, elastis, kuat melekat,
tahan cuaca, mudah diaplikasikan dan tidak beracun.

Seperti kata pepatah, “Tak kenal maka tak sayang”, bila Anda belum mengetahui
jenis-jenis waterproofing bisa saja akan kesulitan dalam menentukan produk
mana yang sesuai dengan kebocoran dan rembes yang dialami. Pengaplikasian
waterproofing biasanya tergantung jenis peruntukannya.

a. Uraian tentang penyiapan perlengkapan dan peralatan untuk


pemasangan waterproofing.

Waterproofing sebaiknya diaplikasikan pada cuaca yang cerah dan tidak berpotensi
hujan agar waterproofing dapat kering dengan sempurna. Ini dilakukan agar fungsi
waterproofing juga berjalan dengan baik.

Adapun jenis-jenis produk waterproofing adalah sebagai berikut :

1) Antibocor Integral (Integral Waterproofing Concrete Admixure)


Ini adalah tipe produk yang umumnya sudah dicampurkan dengan adukan beton
sebelum dicor sehingga dapat pula dikatakan sebagai bagian dari campuran
beton. Adukan beton dengan produk integral waterproofing atau concrete
admixture akan menjadi lebih elastis, kedap air, tidak mudah retak, dan lebih
keras dengan penghematan penggunaan air hingga 10%..Biasanya supplier
adukan semen untuk pengecoran akan menawarkan tambahan aditif antibocor
integral agar kualitas beton lebih baik. Aditif yang dijual dalam bentuk bubuk dan
cairan ini bisa anda dapatkan di totko-toko bangunan. Kelebihan additive concrete
admixture dalam bentuk bubuk adalah tidak perlu dicairkan dengan air sehingga
hasil dan kualitas adukan beton lebih optimal.

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 26 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

2) Antibocor Jenis Lembaran,


Lapisan pelindung ini pada umumnya, dibuat dari bahan plastik dengan
permukaan yang dilapisi dengan pasir, batu ataupun fiber untuk memperkuat
strukurnya. Pemasangannya pun relatif rumit, yaitu dengan cara dipanasi, dibakar
(torching), dan dilaminasi dengan lem. Jenis waterproofing
tersebut biasa digunakan dan diaplikasikan pada bidang yang luas, seperti lantai
basement, tangki air atau reservoir, bawah tangga, area parkir, serta lapangan
olahraga.

3) Antibocor Jenis Coating atau Kuas,


Lapisan pelindung antibocor/ rembes jenis ini adalah lapisan pelindung antibocor
atau rembes yang diaplikasikan pada beton, dinding ataupun permukaan lainnya
dalam bentuk cairan dengan cara kuas (coating) ataupun spray.

b. Menguraikan langkah penyiapan perlengkapan dan peralatan untuk


pemasangan waterproofing, dengan rinci dan teliti.

Penggunaan peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan


waterproofing adalah sebagai berikut :

1) Kape
Kape adalah alat pengeruk berbentuk segitiga yang berfungsi menghilangkan
kotoran yang menempel pada permukaan dinding.

2) Ampelas
Ampelas adalah alat pembersih setelah kape. Jika kape sebagai sebuah alat
pengeruk maka ampelas akan membantu untuk menyempurnakan pembersihan
permukaan dinding dari debu dan kotoran. Ampelas juga dapat menghapus
apisan ebelumnya hingga bersih.

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 27 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

3) Rol
Rol merupakan alat aplikasi berbentuk rol, yang berfungsi mengaplikasikan
waterproofing. Alat tersebut lebih ceat mengaplikasikan waterproofing
dibandingkan dengan kuas. Sebab, rol dapat menyerap cairan waterproofing
lebih banyak ketimbang kuas, serta memiliki area pengaplikasian yang lebih
luas.

4) Serat Fiber
Sebaiknya kita mengaplikasikan serat fiber pada area-area yang rawan
mengalami kebocoran atau keretakan. Sebab serat fiber dapat memperkuat
struktur perlindungan waterproofing.

5) Sarung Tangan
Sarung tangan digunakan saat aplikasi waterproofing. Sarung tangan berfungsi
melindungi tangan kita agar tidak kotor dan mengalami iritasi.

6) Kuas
Kuas adalah alat untuk mengaplikasikan cat ataupun waterproofing selain rol.
Kuas digunakan terutama unuk sudut-sudut atau permukaan tertentu yang sulit
dijangkau dengan rol sehingga proses pengerjaannya lebih lama. Hal ini
dikarenakan kuas memiliki bentuk sapuan yang sedikit, sedangkan rol biasanya
lebih besar sehingga lebih banyak permukaan yang dapat dijangkau.

7) Sekop
Skop atau steel shovel termasuk salah satu alat bangunan yang sangat penting.
Fungsi dan kegunaannya sangat dominan saat dilakukan penambalan dan
perataan dinding bangunan.

c. Contoh penyiapan perlengkapan dan peralatan untuk pemasangan


waterproofing.

Waterproofing dapat di aplikasikan untuk eksternal/ luar ruangan dan waterproofing


internal dalam ruangan.

1) Waterproofing eksternal adalah pelindung antibocor yang berfungsi melindngi

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 28 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

struktur dari luar dan biasanya tidak tersembunyi, seperti dinding luar,
atap/genting, karpusan, dan dak beton yang tidak untuk area beraktifitas.
Biasanya waterproofing ini berbentuk cairan seperti cat (satu komponen) yang
akan sangat mudah dan praktis diaplikasikan. Karakteristiknya elastik, berdaya
rekat tinggi, tahan panas dan hujan, serta ramah lingkungan. Untuk warna, Anda
dapat memilih abu-au dan putih. Pengaplikasian waterproofing eksternal
mencakup area-area sebagai berikut :
a) atap/genting
b) karpusan,
c) dak beton, yang tidak untuk foot-traffic, dan
d) dinding luar bangunan.

2) Waterproofing internal adalah pelindung antibocor yang berfungsi untuk


melindungi struktur dari dalam dan biasanya tersembunyi, seperti kamar mandi,
kolam ikan, kolam renang, bak air dari beton, dan dak beton yang dipakai untuk
area jemuran atau kegiatan lain.

Saat yang tepat untuk mengaplikasikan waterproofing jenis internal adalah


sebelum Anda melakukan perlindungan dengan plesteran/acian dan sebelum
pemasangan keramik. Pelindung ini terdiri dari dua komponen yaitu bubuk,, yang
biasanya berwarna abu-abu, dan polimer cairan berwarna putih susu. Kedua
komponen ini dicampur dan diaduk hingga rata dan berbentuk seperti cairan
yang agak mengental sebelum diaplikasikan. Anda harus berhati-hati dan
memperhatikan waktu pengaplikasiannya karena dalam dua jam campuran dua
komponen bubuk dan cairan dalam bentuk cairan yang agak mengental tersebut
akan mengeras. Jadi Anda harus segera mengaplikasikan campuran tersebut
pada dak beton segera setelah bubuk dan cairannya bercampur menjadi satu.

Waterproofing internal akan sangat efektif dan kuat untuk struktur untuk struktur
yang berbasis semen karena didalamnya juga terkandung unsur semen. Jadi
kedua elemen yaitu waterproofing internal dan beton, akan menjadi satu
senyawa sehingga dapat menutup pori-pori pada beton dengan sempurna.
Selain itu, polimer dalam cairan yang agak mengental tersebut akan berfungsi
mengikat lapisan perlindungan supaya kuat dan tahan lama serta memberikan
elastisitas yang diperlukan dalam struktur pelindung antibocor.

4.2.3 Penakaran kebutuhan material yang digunakan sebagai lapisan


primer, sesuai dengan ketentuan.

Kebocoran lantai banyak terjadi pada rumah yang belum tuntas atau belum selesai
secara menyeluruh atau masih dalam tahap pembangunan. Sebagai contoh, dak
beton untuk lantai dua yang sebenarnya akan difungsikan sebagai lantai akhirnya
difungsikan sementara sebagai atap untuk lantai satu karena belum selesai
pembangunannya. Hal ini lebih sering terjadi karena pemilik rumah merencanakan
pembangunan rumahnya secara bertahap atau rumah tumbuh karena keterbatasan
biaya untuk penyelesaian pembangunan secara menyeluruh.

a. Uraian tentang penakaran kebutuhan material yang digunakan sebagai


lapisan primer, sesuai dengan ketentuan.

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 29 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

Umumnya dak beton yang diperuntukkan sebagai atap berbeda dengan dak beton
yang diperuntukkan sebagai lantai. Pebedaan yang paling menonjol adalah
kemiringan dak beton, penambahan tulangan susut dan perlakuan pelapisan kedap
air. Dak beton untuk lantai biasanya datar, sedangkan untuk atap memiliki kemiringan
tertentu untuk mengalirkan air. Kasus kebocoran pada dak beton yang bukan untuk
fungsi atap lebih sering terjadi karena adanya genangan akibat air tidak mengalir
dengan sempurna. Akibatnya lantai dak tersebut berlumut. Pada saat dak tersebut
akan dipasangi keramik, biasanya adukan untuk pasang keramik tidak dapat
menyatu dengan lantai beon tersebut. Akibatnya terdapat rongga yang dapat menjadi
tempat bagi air untuk bersembunyi. Terlebih lagi bila lantai tersebut akan dijadikan
kamar mandi atau tempat cuci yang sering basah.

Untuk hasil terbaik, biasanya setiap produk telah memberikan panduan berapa
banyak jumlah waterproofing yang harus diaplikasikan pada setiap luasan 1 m2.
Misalnya saja sebanyak 900 gram/m2.

b. Langkah penakaran kebutuhan material yang digunakan sebagai lapisan


primer, sesuai dengan ketentuan dengan cepat dan cermat.

Kebocoran pada sambungan dinding dan dak beton juga paling sering terjadi. Titik
kebocorannya agak sulit ditemukan karena retaknya tidak mudah dilihat langsung,
tetapi harus diperlukan observasi khusus untuk mengetahui adanya keretakan atau
kebocoran tersebut. Biasanya kebocoran seperti ini terjadi pada sambungan dak
beton dengan lisplang, dak beton dengan dinding bata (untuk penutup tangga, lift,
dan sebagainya), serta dak beton dengan dinding pondasi menara air atau reservoir.

Selain sering terjadi pada bangunan atau rumah bertingkat, kebocoran juga terjadi
pada rumah tidak bertingkat. Pada rumah berlantai satu biasanya kebocoran terjadi
berupa rembesan air pada lantai yang berawal dari dasar lantai yang berupa tanah.
Kejadian ini terjadi karena tanah sudah jenuh air sehingga air naik ke lantai ruangan.
Hal ini lebih sering terjadi pada ruang-ruang yang sering basah seperti kamar mandi,
ruang cuci dapur. Sementara daerah yang sering mengalami rembesan air adalah
daerah lembab, seperti daerah dekat danau atau sungai atau pantai, daerah dengan
permukaan air sangat rendah, dan daerah bekas rawa.

c. Contoh pelaksanaan penakaran kebutuhan material yang digunakan


sebagai lapisan primer, sesuai dengan ketentuan.

Dinding dalam dapat dilindungi juga dengan waterproofing, sebagai berikut :


1) Sebelum dilindungi dengan waterproofing, cat dinding harus dikupas dengan
bersih dan rapi serta bebas dari kotoran, debu dan jamur.

2) Perbaiki celah/retak rambut yang ada pada dinding dengan adukan semen yan
sudah dicampurkan/dimodifikasi dengan polimer perekat beton dengan
perbandingan 1 kg perekat : 2 kg air atau tegantung kekentalan perekatnya
dan kekentalan adukan yang dikehendaki.

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 30 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

4) Lalu, larutkan polimer perekat beton yang digunakan sebagai lapisan dasar/
primer dengan air, perbandingan I kg perekat : 1 kg air. Campuran ini dapat
digunakan untuk permukaan dengan luasan lebih kurang 15 m2, tergantung
kekentalan perekatnya atau sesuai dengan instruksi pada kemasan produk.

5) Kuaskan lapisan primer ke permukaan yang akan dilindungi waterproofing.

6) Setelah lapisan primernya kering, aplikasikan waterproofing eksternal dengan


dua lapisan standar dengan arah yang berlawanan. Tunggu hingga lapisan
waterproofing pertama kering sebelum melanjutkan dengan lapisan kedua.

7) Kemudian, setelah dinding dilindungi dengan waterproofing eksternal,


dinding dalam sudah siap dicat dengan warna yang sesuai dengan selera
Anda.

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 31 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

4.2.4 Pencampuran komponen primer dalam satu wadah sesuai kebutuhan


sampai homogen.

Untuk kebutuhan aplikasi, jika diperlukan air bersih dapat digunakan untuk
mengencerkan. Untuk takaran dan komposisinya bisa berbeda-beda antar produk,
karena itu silakan ikuti petunjuk pemakaian yang diberikan oleh produsen. Untuk
aplikasi pada genteng atau pada kebocoran lainnya, sangat disarankan untuk
menggunakan tanpa diencerkan dengan air bersih.

a. Uraian tentang pencampuran komponen primer dalam satu wadah


sesuai kebutuhan sampai homogen.

1) Pencampuran komponen primer dalam satu wadah adalah dengan melarutkan


polimer perekat beton yang digunakan sebagai lapisan dasar/ primer dengan
air, perbandingan I kg perekat : 1 kg air.

2) Campuran ini dapat digunakan untuk permukaan dengan luasan lebih kurang 15
m2, tergantung kekentalan perekatnya atau sesuai dengan instruksi pada
kemasan produk.

3) Kuaskan lapisan primer ke permukaan yang akan dilindungi waterproofing.

b. Langkah pencampuran komponen primer dalam satu wadah sesuai


kebutuhan sampai homogen dengan cepat dan cermat.

Jenis-jenis Komponen Primer adalah sebagai berikut :

1) Polimer Perekat Beton


Polimer perekat beton merupakan polimer kimia berwarna putih susu yang bisa
dilarutkan dalam air. Polimer tersebut berfungsi sebagai lapisan primer untuk
mengikat struktur semen, serta adukan dan pelindung anti bocor. Polimer yang
sangat efektif untuk penyambungan beton lama dan beton baru ini juga dapat
dipakai dalam campuran /adukan untuk menutup ataupun memperbaiki celah
dan terjadinya keretakan.

2) Aditif/ Plasticizer untuk Semen/Plesteran


Plasticizer adalah polimer kimia dalam bentuk bubuk putih yang berfungsi

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 32 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

meningkatkan daya rekat, serta mengoptimalkan penguapan air dalam


plesteran/acian sehingga adukan menjadi lebih kedap air, lentur, serta tidak
mudah jatuh sehingga mudah dikerjakan, tidak retak, dan hemat karena bisa
diaplikasikan lebih tipis dan kuat.

3) Integral Waterproofing (Concrete Admixture)


Integral waterproofing adalah polimer kimia, dalam bentuk bubuk berwarna cokelat
atau cairan berwarna cokelat, yang berfungsi meningkatkan kekuatan beton dan
mempercepat pengerasan beton agar adukan beton menjadi kedap air dan lentur.
Pengaplikasian polimer kimia ini dapat mencegah terjadinya keretakan pada beton,
mempermudah pengerjaan beton, dan mengurangi penambahan air.

c. Contoh pelaksanaan pencampuran komponen primer dalam satu


wadah sesuai kebutuhan sampai homogen

Penyebab retak rambut pada dak beton, umumnya karena setelah pengecoran, dak
beton tidak di rawat. Bila tidak dirawat dak beton akan menjadi kering liar tak
terkendali sehingga akan erjadi retak-retak rambut, terlebih bila selimut beton di
daerah pertemuan beton dan besi sangat tipis atau beton di daerah bagian bawah
pelat keropos.

Cara mencegah retak rambut pada dak beton :


Cara merawat beton setelah pengecoran sebenarnya sangat mudah, yaitu cukup
hanya disiram air pada pagi hari dan sore bila cuaca panas atau bagian atas dak
beton diletakkan material penahan air seperti karung goni yang dibasahi. Tujuannya
agar penguapan air tidak berlangsung cepat cepat. Penguapan yang terlalu cepat
dapat mengakiatkan kebocoran.

Cara mengatasi retak rambut pada dak beton :


Bila dak beton sudah terlanjur retak, maka cara yang paling efektif untuk
mengatasinya adalah dengan pengisian mortal di daerah keretakan. Pengisian
mortal ini dilakukan dengan cara di grouting atau diinjeksi (penyuntikan) yang
kemudian dilakukan aplikasi waterproofing coating sebagai berikut :

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 33 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

1) Bongkar lapisan waterproofing coating atau plesteran yang lama,


2) Bersihkan permukaan dak beton,
3) Lakukan grouting (pengisian celah-celah beton dengan semen olahan khusus
grouting),
4) Lapisi permukaan dak beton dengan waterproofing coating pertama atau primer
setebal 0,5 mm dengan menggunakan kuas,
5) Pasang serat poliester atau kasa khusus di atas coating pertama tersebut secara
rapi dan tepat,
6) Lakukan aplikasi coating kedua dengan waterproofing coating setebal 1,5 mm di
atas lapisan polyester.

4.2.5 Pelapisan permukaan dengan campuran primer sesuai ketentuan.

Aplikasikan produk dengan ketebalan yang cukup dan merata keseluruh permukaan
bidang. Waterpoofing yang diaplikasikan terlalu tipis dapat membuat sifat anti bocor
dari waterproofing tersebut tidak optimal serta lapisan waterproofing mudah retak.

a. Uraian tentang pelapisan permukaan dengan campuran primer sesuai


ketentuan.

Seringkali terjadi di lapangan, proses pengecatan dihentikan karena lapisan


waterproofing tampak sudah menutup sempurna pada seluruh permukaan, padahal
belum. Untuk hasil terbaik, biasanya setiap produk telah memberikan panduan
berapa banyak jumlah waterproofing yang harus diaplikasikan pada setiap luasan 1
m2. Misalnya saja sebanyak 900 gram/m2.

b. Langkah pelapisan permukaan dengan campuran primer sesuai


ketentuan dengan cepat dan cermat.

Sebelum menguraikan langkah pelapisan dengan campuran primer, kita perlu


mengetahui penyebab rembesan pada lantai dak beton :
1) Lantai dak beton belum diberi waterproofing coating,
2) Pengecoran terhenti sehingga sambungan beton lama dan baru tidak menyatu
saat pengecoran berikutnya,
3) Mutu beton cor nya tidak bagus, baik karena material betonnya atau
pengadukannya yang tidak solid,
4) Terjadi perubahan struktur pada pondasi sehingga mengakibatkan keretakan,
5) Adanya getaran akibat gempa atau benturan benda keras,
6) Salah menghitung struktur penulangan sehingga dak melendut melebihi
elastisitasnya beton dan akhirnya retak,
7) Adanya kecurangan pada pelaksanaan pekerjaan lantai, misalnya diameter atau
jarak tulangan beton diubah.
8) Terjadi keausan beton (untuk rumah di daerah pantai) karena tidak mampu
menahan air laut yang mengandung garam,
9) Sudut pertemuan pelat beton dengan dinding tidak di cor sempurna,

c. Contoh pelaksanaan pelapisan permukaan dengan campuran primer


sesuai ketentuan.
Retak pada dak beton dapat disebabkan oleh beban diatasnya yang berlebihan,
terjadinya gempa, adanya getaran keras, penurunan pondasi yang tidak merata,

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 34 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

perhitungan struktur tidak tepat atau pengecoran awal pembangunan yang tidak
sempurna.

Cara mencegah retak pada dak beton


1) Ratakan permukaan pelat dengan memoles tonjolan,
2) Bersihkan permukaannya dari kotoran, debu dan kerikil,
3) Lakukan aplikasi waterproofing coating pertama atau primer setebal 0,5 mm
dengan menggunakan kuas,
4) Pasang serat poliester atau kasa khusus di atas coating pertama secara rapi dan
tepat,
5) Lapisi kembali waterproofing coating diatas serat polyester setebal 1,5 mm,

Cara mengatasi retak pada dak beton


1) Bongkar lapisan waterproofing coating atau plesteran yang lama,
2) Bersihkan permukaan dak beton,
3) Lakukan grouting (pengisian celah-celah beton dengan semen olahan khusus
grouting),
4) Lapisi permukaan dak beton dengan waterproofing coating yang baru setebal
0,5 mm dengan menggunakan kuas,
5) Pasang serat poliester atau kasa khusus di atas coating pertama secara rapi dan
tepat,
6) Lakukan aplikasi coating kedua dengan waterproofing coating setebal 1,5 mm di
atas lapisan polyester.

4.3 Pemasangan waterproofing bahan membrane sheet

Pemasangan Waterproofing bahan membrane sheet dikerjakan dengan sistem


bakar, dan menggunakan alat torching. Waterproofing jenis ini mengatasi masalah
kebocoran pada gedung, rumah,ruko, kolam renang, basement, water tank,dan lain
lain, dengan tenaga ahli profesional dan bergaransi.

4.3.1 Penggelaran gulungan membran pada permukaan yang akan dilapisi


sesuai dengan jenis membran yang digunakan (dibakar/ ditempel).

Tidak jarang kasus kebocoran atau rembesan pada atap atau dinding kerap
dikeluhkan. Hal tersebut terjadi tidak hanya karena cuaca ekstrem, tetapi juga
karena kurangnya elemen pelindung cairan yang terdapat pada lapisan dinding
ataupun atap seperti lapisan waterproofing.

Perlu diketahui, waterproofing adalah bahan yang digunakan untuk melindungi


bagian bawah suatu permukaan untuk menolak atau menahan rembesan dari
bahan cair terhadap struktur yang dilapisi.

Dalam pengaplikasiannya, material waterproofing yang digunakan untuk


melindungi struktur, akan dilapisi dengan lembaran logam, membran, coating,
dan flash band self adhisive. Sementara itu, bagian struktur yang sering dilakukan
adalah pemasangan waterproofing terhadap atap, pelat beton dan dinding beton.
Hal ini dilakukan untk mencegah rembesnya air ke dalam struktur yang bisa
membuat besi beton berkarat.Waterproofing sendiri memiliki beberapa sistem
pemasangan yang berbeda, tergantung dengan kebutuhan bagian mana yang
ingin dilindungi pada suatu struktur.Oleh karena itu, perlu diketahui beberapa

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 35 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

sistem pemasangan waterproofing pada satu struktur. Seperti salah satu sistem
yang familiar adalah sistem membran sebagai proteksi terhadap benda cair.

a. Uraian tentang penggelaran gulungan membran pada permukaan yang


akan dilapisi sesuai dengan jenis membran yang digunakan (dibakar/
ditempel).

Metode Cara Pemasangan Waterproofing membrane


Pekerjaan Waterproofing biasa dilakukan pada struktur beton beton pada area atap
bangunan atau dibawah lantai toilet gedung dengan maksud untuk mencegah
terjadinya kebocoran air ke lantai dibawahnya, pekerjaan waterproofing
memerlukan pengerjaan dan pengawasan yang baik dan benar agar tidak terjadi
kebocoran yang tentunya akan sangat merepotkan dikemudian hari. Untuk
mengatasi hal ini kita dapat mencoba berbagai waterproofing membrane yang
paling baik untuk menghasilkan pekerjaan waterproofing terbaik tentunya.

Untuk melaksanakan pekerjaan waterproofing ini, kita perlu beberapa alat bantu
seperti sikat, sapu dan kape, sedangkan bahan-bahan yang disiapkan dalam
metode cara pemasangan waterproofing membrane antara lain :
1) Bahan primer coating
2) Waterproofing membrane
3) Screed beton
4) Acian halus
5) Kawat ayam, dan
6) Alat bantu pekerjaan Waterproofing lainnya menyesuaikan kebutuhan kerja
dan kondisi lapangan.

Cara memasang waterproofing membrane :


1) Bersihkan lokasi struktur beton yang akan dilapisi waterproofing membrane
dengan alat-alat kerja yang sudah disiapkan sebelumnya, pastikan setiap
bidang dan permukaan sudah benar-benar bersih,
2) Labur permukaan atau bidang yang akan dipasang dengan primer coating
secara merata serta pada bidang dinding naik sekitar 20 cm dari lantai
rencana,
3) Cek kembali laburan primer coating apakah sudah benar-benar rapi dan
menutup semua permukaan,
4) Pasang waterproofing membrane secara merata keseluruh permukaan beton
dengan sambungan overlap kurang lebih 10 centimeter,
5) Memeriksa dan mengecek kembali waterproofing membrane yang sudah
dipasang,
6) Melakukan tes penggenangan dengan air selama 1 hari atau 1 x 24 jam,
7) Jika ketinggian air tidak berkurang maka bisa dipastikan tidak terjadi
kebocoran, jika belum maka perlu diperbaiki bagian yang bocor,
8) Melaksanakan pekerjaan screed penutup waterproofing, untuk toilet langsung
saja ditutup dengan screed setinggi 2 sampai dengan 5 cm, sedangkan untuk
wilayah gutter atau saluran air sebaiknya dilapisi terlebih dahulu dengan
kawat ayam kemudian baru screed 2 sampai dengan 3 cm, dilanjutkan
dengan finish acian.

b. Langkah penggelaran gulungan membran pada permukaan yang akan


dilapisi sesuai dengan jenis membran yang digunakan (dibakar/
ditempel) dengan teliti sesuai ketentuan.

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 36 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

Cara pemasangan gulungan membran pada permukaan yang akan dilapisi sesuai
dengan jenis membran yang digunakan adalah dibakar dengan cara dipanaskan
hingga meleleh ke permukaan beton dengan pemasangan satu lapis atau lebih
agar beton dan strukturnya tidak dapat ditembus air.

c. Contoh pelaksanaan penggelaran gulungan membran pada permukaan


yang akan dilapisi sesuai dengan jenis membran yang digunakan
(dibakar/ ditempel).

MORTERPLAS SBS FP ( 4Kg – 3MM) adalah lembaran kedap air buatan Spanyol
dengan ketebalan 3 mm berwarna hitam untuk dilapiskan dengan tulangan poliester
stabil, cara pemasangan adalah dengan dipanaskan hingga meleleh ke permukaan
beton dengan pemasangan satu lapis atau lebih agar beton dan strukturnya tidak
dapat ditembus air.

Digunakan terutama untuk melindungi struktur beton yang luas seperti atap beton
basemen tangki air kolam renang terowongan dan lainnya.

4.3.2 Penyambungan antar lapisan sesuai dengan jenis membran yang


digunakan (dibakar atau ditempel)

Waterproofing membrane adalah pelapis tahan air yang diaplikasikan dengan cara
dibakar. Waterproofing membrane pelapis kedap air yang mempunyai kelembaban
baik untuk bangunan seperti dinding basement, dak beton, kolam renang dan
balkon.

a. Uraian tentang penyambungan antar lapisan sesuai dengan jenis


membran yang digunakan (dibakar atau ditempel)

Pemasangan waterproofing membrane dilakukan secara merata keseluruh


permukaan beton dengan sambungan overlap kurang lebih 10 centimeter.

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 37 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

Rinciannya adalah sebagai berikut :

Waterproofing Membrane diaplikasikan dengan cara dipanaskan kemudian ditekan


dengan roller diatas beton yang telah dilapisi primer bitumen.Sambungan overlap
min 5 cm, maximal 10 cm, disarankan untuk melindungi membane dengan
plesteran 3-5 cm

b. Langkah penyambungan antar lapisan sesuai dengan jenis membran


yang digunakan (dibakar atau ditempel)

Keunggulan waterproofing membrane adalah mempunyai serat yang kuat dan


dilapisi dengan bahan bitumen (aspal).

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 38 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

Tahapan pengerjaan waterproofing membran:

1) Bersihkan area yang akan diaplikasikan dari kotoran/debu yang akan


mengurangi daya rekat membrane ke beton.

2) Aplikasikan primer bitumen pada permukaan beton dengan menggunakan


kuas atau roller, dan biarkan kering 4-6 Jam.

3) Waterproofing Membrane diaplikasikan dengan cara dipanaskan kemudian


ditekan dengan roller diatas beton yang telah dilapisi primer bitumen.
Sambungan overlap min 5 cm, maximal 10 cm, disarankan untuk melindungi
membane dengan plesteran 3-5 cm.

4) Lakukan tes rendam setelah aplikasi selesai, untuk melihat kekuatan aplikasi
waterproofing.

5) Diperlukan pengalaman dan ketelitian dalam aplikasi produk ini.


Aplikasi Waterproofing membran ini mempunyai tingkat keberhasilan menutupi
kebocoran 100%.

c. Contoh pelaksanaan penyambungan antar lapisan sesuai dengan


jenis membran yang digunakan (dibakar atau ditempel)

Waterproofing membrane self adhesive adalah bahan dengan fleksibilitas yang


baik untuk pemasangan di bawah suhu rendah, mudah dalam aplikasi dan
memiliki stabilitas dimensi yang tetap, serta memiliki kemampuan beradaptasi
dengan perbedaan suhu lingkungan sehingga dapat diterapkan pada aplikasi
berbagai jenis proyek waterproofing.

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 39 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

Fungsi:
Lapisan pelindung pada pasangan batu, pipa besi ( anti karat) , genting tanah liat,
beton, metal dan bahan penutup lapisan atap secara umum.

Lapisan Penutup : pembungkus keliling pipa bawah tanah, bingkai jendela


tembok pembatas, kaca dan plastik, struktur skylight dan struktur baja.

Lapisan perbaikan: atap beton, genting, keramik, saluran, kolam, logam dan
bidang atap.
Memiliki daya rekat yang baik terhadap logam/ besi, beton dan kayu. Pemasangan
yang sangat mudah dengan melepas lembaran plastik stiker penutup bitumennya
dan ditempel pada bidang permukaan obyek tanpa perlu pelapisan awal/ primer
coat.
Ukuran : Per-roll/ box.
Tebal : 1, 6 mm.
Lebar : 1 m.
Panjang : 20 m.

4.3.3 Pemeriksaan hasil pemasangan membrane sheet.

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 40 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

Waterproofing Membrane

Waterproofing jenis ini berbeda sistem dan bahan yg digunakan, waterproofing ini
menggunakan sistem bakar dengan bahan Roll membrane. Waterproofing jenis ini
mempunyai ketaha :nan relative lama dibandingkan jenis lain (dengan
pemasangan yg tepat). Banyak diaplikasikan di dak beton perkantoran, hotel, mal,
rumah mewah dan lain-lain.

a. Uraian tentang pemeriksaan hasil pemasangan membrane sheet.

Hal-hal yang harus dihindari pada pemasangan membrane sheet :

1) Jangan memaku dinding yang baru diberi waterproofing,


2) Jangan mencongkel waterproofing dengan benda tajam,
3) Jangan membobok dinding untuk menggeser pipa atau sparing pembuangan
air ataupun memasang antena parabola. Hubungi pelaksana pemasangan
waterproofing terlebih dahulu bila harus dilakukan pembobokan.

b. Menguraikan langkah pemeriksaan hasil pemasangan membrane


sheet dengan teliti dan cepat.

Jangan menggunakan alat-alat yang dapat mengakibatkan rusaknya lapisan


waterproofing membrane torching, misalnya dengan paku, kawat, gerobak dorong
dan sebagainya.

c. Contoh pemeriksaan hasil pemasangan membrane sheet.


Contoh pemeriksaan hasil pemasangan waterproofing membrane tipe granule :

1) Perbaiki permukaan lantai yang retak dan berlubang dengan sistem grouting,
yaitu memasukkan mortar ke celah atau retakan beton dengan cara injeksi,
2) Bersihkan permukaan dak beton dari segala macam kotoran, debu dan kerikil,
dan penutup lain seperti plesteran,
3) Kuaskan waterproofing coating setebal 0,5 mm, dan biarkan selama 24 jam
hingga benar-benar meresap ke dalam pori-pori dak beton dan tidak lengket lagi
bila diinjak,
4) Pasang waterproofing membrane torching tipe granule setebal 4 mm dengan cara

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 41 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

ujung lembaran waterproofing yang satu ditumpuk dengan ujung lembaran lain
selebar 10 cm. Pemasangan ini harus dilanjutkan hingga berbelok ke atas bagian
dinding atau lisplang setinggi 20 cm dari permukaan dak beton,
5) Untuk pemasangan pada lubang “roof drain” (saluran atap), usahakan
waterproofing nya masuk secara baik dan rapi hingga ke dalam lubang pipa,
6) Lakukan pengetesan kebocoran.

4.4 Pemasangan waterproofing jenis bahan liquid.

Waterproofing Coating

Waterproofing ini dilakukan dengan cara coating/ kuas. Ada beberapa macam bahan
seperti cementitious, elastomeric dan lain lain. Banyak diaplikasikan untuk
bangunan : dak beton ruko, dinding bangunan, kolam renang, kamar mandi dan lain
lainl .

4.4.1 Pelaksanaan aplikasi coating pertama sesuai ketentuan.

Dalam mengaplikasikan coating pertama, kita terlebih dahulu perlu mengetahui


penyebab atap dak beton bocor, sebagai berikut :
1) Sambungan beton lama dan beton baru tidak menyatu akibat dari pengecoran
yang berhenti,
2) Mutu beton cor nya tidak bagus, baik karena material betonnya atau
pengadukannya yang tidak solid,
3) Terjadi perubahan struktur pada pondasi sehingga mengakibatkan keretakan,
4) Adanya getaran akibat gempa atau benturan benda keras,
5) Salah menghitung struktur penulangan sehingga dak melendut melebihi
elastisitasnya beton dan akhirnya retak,
6) Bila menggunakan waterproofing, kualitasnya tidak bagus,
7) Tidak adanya tulangan susut ang berfungsi menahan kembang susut beton
yang terjadi akibat perubahan cuaca,

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 42 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

8) Kemiringan dak beton untuk pembuangan air tidak baik atau tidak memenuhi
syarat,
9) Terjadi genangan air akibat kurangnya talang pembuangan yang
mengakibatkan ketidakseimbangan antara air masuk dan keluar,
10) Sambungan antaa roof drain sebagai tempat kucuran air di talang dengan
beton tidak menyatu dengan baik
11) Adanya kecurangan saat pelaksanaan pekerjaan pembangunan, misalnya
diameter atau jarak tulangan beton diubah untuk mengurangi penggunaan
material beton..
,

a. Uraian tentang pelaksanaan aplikasi coating pertama sesuai ketentuan.

Jika dilihat sekilas, produk waterproofing jenis liquid terlihat sangat mirip dengan
produk cat dinding . Sejatinya, produk waterproofing memang bisa dibilang “saudara
dekat” dari produk cat. Bersama produk varnishing, baik cat maupun produk
waterproofing termasuk produk untuk finishing dan memiliki prinsip kerja yang sama,
yaitu dengan melapisi (coating) permukaan bidang aplikasi (substrat).

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 43 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

b. Menguraikan langkah pelaksanaan coating pertama sesuai ketentuan


dengan lengkap dan tepat

Coating adalah kegiatan melapisi suatu obyek dengan tujuan meningkatkan atau
memperbaiki kondisi permukaan bidang yang diaplikasikannya (substrat). Lapisan
tersebut dapat membuat Substrat nampak lebih bagus, kedap air, tidak lengket,
tahan karat dan tahan gores.

Menggunakan waterproofing coating dalam mencegah kebocoran dak beton :


1) Ratakan permukaan dak beton dengan di chipping atau dipangkas
menggunakan alat poles,
2) Bila sudah dilapisi waterproofing, bongkar lapisan penutup tersebut,
3) Bila ada lubang, tambal atau plester lubang tersebut dengan adukan semen dan
pasir (1:2) atau semen instan,
4) Bersihkan permukaan dak beton dari segala macam kotoran, debu dan kerikil,
5) Kuaskan waterproofing coating dengan ketebalan 0,5 mm,
6) Rekatkan serat polyester secara rapi dan merata,
7) Kuaskan kembali waterproofing coating dengan ketebalan 1,5 mm.
8) Lakukan pengetesan dengan cara direndam hingga setinggi kira-kira 5 cm
selama 24 jam. Bila masih bocor, perlakukan diulang kembali.

c. Contoh pelaksanaan aplikasi coating pertama sesuai ketentuan.

Sebelum melaksanakan aplikasi coating, perlu diteliti dahulu apa penyebab


kebocoran, misalnya penyebab kebocoran pada sambungan dak beton dengan
lisplang.
1) Pengecoran lantai dan lisplang tidak bersamaan
2) Pengaplikasian waterproofing coating pada dak beton tidak sampai ke dinding
lisplang.

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 44 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

Cara mencegah dan mengatasi bocor pada sambungan dak beton dan lisplang

1) Bersihkan permukaan dak beton dan sambungannya pada lisplang,


2) Kuaskan waterproofing coating pada sambungan dak beton dengan lisplang
hingga ketinggian minimal 20 cm sekitar tebal 0,5 mm,
3) Rekatkan serat poliester pada lapisan waterproofing coating hingga benar-benar
menutupi sambungan,
4) Kuaskan waterproofing coating sekali lagi setebal 1,5 mm hingga menutupi
poliester.

4.4.2 Pemasangan mesh setelah coating (jika diperlukan)

Walaupun produk waterproofing liquid umumnya dapat berfungsi baik untuk


mencegah penetrasi air, terdapat sejumlah material bangunan lainnya untuk
menunjang fungsi tersebut yaitu kasa penguat/serat fiber atau polyester mesh,

a. Uraian tentang pemasangan mesh setelah coating (jika diperlukan)

Jika diperlukan, lakukan pemasangan mesh ( misalnya menggunakan polyester),


dalam mengatasi bocor pada sambungan dak beton dengan dinding bata.

b. Langkah pemasangan mesh setelah coating (jika diperlukan) dengan


tepat dan cepat.

Walaupun produk waterproofing liquid umumnya dapat berfungsi baik untuk


mencegah penetrasi air, terdapat sejumlah material bangunan lainnya untuk
menunjang fungsi tersebut yaitu kasa penguat/serat fiber atau polyester mesh,

Kasa penguat ini ditepatkan di atas lapisan pertama yang masih basah untuk
menutup keretakan atau memperkuat area yang mempunyai potensi keretakan.
Serat fiber baik juga untuk tindakan pencegahan, sejak awal finishing konstruksi,
terutama pada daerah yang rawan retak atau bocor, serta pertemuan antara dua
bidang . Contohnya antara atap dan tembok, karpusan, atau antara dinding dan
lantai. Kasa penguat ini terbuat dari bahan yang kuat namun lentur, sehingga
mudah menyatu dengan lapisan waterproofing serta lebih tahan terhadap retak,
pergerakan substrat maupun benturan. Hasil akhirnya adalah lapisan waterproofing

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 45 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

yang lebih kuat dan tahan lama.

c. Contoh pelaksanaan pemasangan mesh setelah coating (jika


diperlukan)

Penyebab kebocoran pada sambungan dak beton dengan dinding bata.


Kebocoran ini disebabkan oleh dinding bata dibuat menerus dari bawah tanpa dicor
sebelumnya. Pengecoran baru dilakukan di dinding bagian atas. Selain bata,
kebocoran dapat terjadi pada dinding batako. Akibatnya dinding tidak dapat
menahan resapan air bila terjadi luapan air pada dak atap akibat hujan lebat.

Cara mencegah dan mengatasi bocor pada sambungan dak beton dan
dinding bata.

1) Buat tanggul (listband) setinggi 10 cm menempel pada pertemuan antara lantai


dak beton dengan dinding
2) Bersihkan permukaan dak beton dan sambungannya pada dinding bata
3) Kuaskan waterproofing coating pada sambungan dak beton dengan dinding
bata hingga ketinggian minimal 20 cm sekitar tebal 0,5 mm,
4) Rekatkan serat poliester pada lapisan waterproofing coating hingga benar-
benar menutupi sambungan,
5) Kuaskan waterproofing coating sekali lagi setebal 1,5 mm hingga menutupi
poliester.

4.4.3 Pelaksanaan coating ke dua dan seterusnya sesuai ketentuan.

Contoh pelaksanaan coating ke dua, bisa dilihat pada bocor sambungan dak beton
dengan dinding pondasi menara air (reservoir).Penyebab kebocoran biasanya
terjadi karena beban menara air atau reservoar tidak tertahan di atas dak beton.
Akibatnya, dak beton menjadi retak akibat lendutan atau goyangan menara air atau
reservoar yang disebabkan oleh angin.

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 46 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

a. Uraian tentang pelaksanaan aplikasi coating kedua dan seterusnya


sesuai ketentuan.

Coating adalah kegiatan melapisi suatu obyek dengan tujuan meningkatkan atau
memperbaiki kondisi permukaan bidang yang diaplikasikannya (substrat). Lapisan
tersebut dapat membuat Substrat nampak lebih bagus, kedap air, tidak lengket,
tahan karat dan tahan gores.

b. Langkah pelaksanaan aplikasi coating kedua dan seterusnya sesuai


ketentuan dengan tepat dan cepat.

Cara mencegah dan mengatasi bocor pada sambungan dak beton dengan
dinding pondasi menara air (reservoar)
Perlebar pondasi menara air sehingga bebannya bukan beban titik (beban pada
kaki menara ke pelat beton), melainkan menjadi beban bidang ( beban titik yang
didistribusikan melebar ke segala arah)
1) Bersihkan permukaan dak beton dan sambungannya pada dinding pondasi
menara air
2) Kuaskan waterproofing coating pada sambungan dak beton dengan dinding
pondasi menara air, hingga ketinggian minimal 20 cm sekitar tebal 0,5 mm,
3) Rekatkan serat poliester pada lapisan waterproofing coating hingga benar-
benar menutupi sambungan,
4) Kuaskan waterproofing coating sekali lagi setebal 1,5 mm hingga menutupi
poliester.

c. Contoh pelaksanaan aplikasi coating kedua dan seterusnya sesuai


ketentuan.

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 47 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

Cara mengatasi retak rambut pada lantai kamar mandi lantai dua :

1) Lepaskan penutup lantai yang menutupi lantai yang bocor, termasuk lapisan
waterproofing lama,
2) Ratakan tonjolan-tonjolan di permukaan lantai, misalnya sisa-sisa penutup
lantai yang belum terangkat, dengan cara di chipping atau di pangkas
menggunakan alat poles,
3) Bila ada lubang, tambal dengan adukan semen dan pasir (1:2) atau semen
instan,
4) Bersihkan segala macam kotoran yang masih berada di permukaan dak beton
lantai kamar mandi/WC,
5) Kuaskan waterproofing coating setebal 0,5 mm di lantai yang kotor atau
rembes,
6) Lekatkan serat polyester pada lapisan waterproofing coating,
7) Kuaskan kembali waterproofing coating setebal 1,5 mm hingga menutupi serat
polyester,
8) Tes kebocoran dengan direndam air setinggi 5 cm selama 24 jam,
9) Bila tidak rembes, pasang penutup lantai seperti keramik.

4.4.4 Pemeriksaan hasil coating liquid membrane.

Misalnya pada dinding luar yang bocor, kita perlu mengenal penyebabnya, sebab
dinding bagian luar sangat berpotensi terjadi rembesan atau kebocoran karena
berhubungan langsung dengan kondisi cuaca, seperti panas dan hujan yang
saling bergantian. Kondisi cuaca seperti ini akan mempercepat terjadinya
keretakan dinding.

Adapun faktor penyebab kebocoran dinding adalah sebagai berikut :


1) Untuk dinding beton, kebocoran terjadi karena pengecoran terhenti sehingga
sambungan beton tidak menyatu saat pengecoran dilanjutkan,
2) Untuk dinding pasangan bata,batako atau bata ringan, kebocoran terjadi
karena adukannya tidak kedap air. Adukan yang kedap air adalah adukan
yang terdiri dari campuran satu bagian semen dan dua bagian pasir atau
adukan khusus yang terbuat dari semen instan,
3) Mutu beton cor tidak bagus akibat pemakaian komponen material yang tidak
berkualitas,
4) Pengadukan adukan semen tidak baik sehingga komponen pasir, semen dan
split belum menjadi satu kesatuan atau belum solid,
5) Ada perubahan struktur pondasi sehingga terjadi retak pada dinding,
6) Terjadi getaran akibat gempa atau benturan benda keras lainnya,
7) Perhitungan struktur atau penulangan salah sehingga terjadi lendutan atau
lenturan berlebihan yang tidak mampu ditahan oleh dinding,
8) Pengaplikasian atau mutu produk waterproofing coating tidak bagus.
9) Sloof atau dinding trasraam bagian bawah kuang baik sehingga air tanah
merembes ke atas melalui dinding.
10) Pipa air yang ditanam di dalam dinding pecah.
11) Plestean sisi luar tidak kedap air sehingga air hujan merembes.
12) Pengacian dinding terlalu cepat sehingga terjadi retak rambut walaupun
sudah menggunakan adukan plesteran trasraam
13) Adanya kebocoran pada penutup atap atau terjadinya tampias sehingga air
merembes dari atas dan masuk melalui celah atau retak-retak rambut pada
dinding..

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 48 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

a. Uraian pemeriksaan hasil coating liquid membrane.


Unuk memeriksa hasil coating liquid membrane, kita juga harus memeriksa
keseluruhan, contoh pada pemeriksaan rembesan pada dinding luar.

Cara mencegah rembesan dari dinding luar :

1) Bila dinding akan dibuat dari beton, jangan berhenti pengecorannya sebelum
semuanya selesi dicor agar tidak terdapat sambungan beton.
2) Bila dinding akan dibuat dari bata, batako atau bata ringan, gunakan adukan
kedap air yang terdiri campuran semen : pasir (1 : 2) atau semen instan untuk
pemasangan dan plesterannya.
3) Gunakan material beton berkualitas dengan pengadkan merata atau sudah
menjadi solid.
4) Hitung dengan teliti struktur atau penulangannya agar tidak terjadi kekurangan.
5) Gunakan sloof atau dinding trasraam dari material berkualitas.
6) Gunakan pipa air berkualitas untuk pipa yang dianam dalam dinding agar tidak
mudah pecah atau retak.
7) Jangan melakukan pengacian dinding yang terlalu cepat, biarkan hingga
plesteran dinding benar-benar kering.
8) Gunakan produk waterproofing coating dan epoxy bermutu baik dengan aplikasi
sesuai petunjuk.

b. Langkah pemeriksaan hasil coating liquid membrane

Langkah pemeriksaan hasil coating liquid membrane bisa dilihat pada Cara
mengatasi rembesan dari dinding luar, menggunakan waterproofing coating :

1) Ratakan permukaan dinding dengan cara di chipping atau dipangkas


menggunakan alat poles.
2) Pastikan dinding sudah terbebas dari pelapis dinding seperti cat atau keramik
dan lapisan waterproofing lama untuk dinding lama.
3) Bila masih ada sisa-sisa cat, amplas pemukaan dinding.
4) Perbaiki celah / retak rambut yang ada pada dinding dengan adukan semen
yang sudah dicampurkan/ dimodifikasi dengan polimer perekat beton dengan
perbandingan 1 kg perekat : 2 kg air atau tergantung kekentalan perekatnya
dan kekentalan adukan yang dikehendaki.
5) Setelah celah ditutup, sebagai lapisan dasar/ primer, larutkan lagi polimer
perekat beton dengan air, dengan perbandingan 1 kg perekat : 1 kg air.
6) Bersihkan kotoran dan debu yang menempel di permukaan dinding.
7) Pastikan kondisi dinding dalam keadaan benar-benar kering.
8) Kuaskan waterproofing coating pada permukaan dinding bagian luar secara
merata setebal 0,5 mm.
9) Rekatkan secara rapi serat polyester atau kasa khusus tepat diatas lapisan
waterproofing coating.
10) Lakukan pengecatan dengan intermediate coat sebanyak satu kali aplikasi.
11) Kuaskan kembali waterproofing coating setebal 1,5 mm. Agar diperoleh
ketebalan lapisan 1,5 mm, pengaplikasian ini dilakukan dua kali coating.
12) Setelah kering, lakukan pengecatan dengan cat khusus eksterior (warna sesuai
selera penghuni).

c. Contoh pelaksanaan pemeriksaan hasil coating liquid membrane

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 49 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

Contoh pelaksanaan pemeriksaan hasil coating liquid membrane bisa dilihat


pada penggunaan epoxy dalam mengatasi kebocoran dinding luar.

1) Amplas permukaan dinding bagian luar dengan mesin amplas atau alat poles.
2) Untuk dinding lama, bersihkan pelapis dindingnya yang menutupi permukaan
dinding bagian luar seperti cat, keramik, granit, dan sebagainya dengan cara
pembongkaran.
3) Ratakan dengan cara di chipping atau dipangkas hingga rata pada bagian
permukaan dinding yang menonjol atau tidak rata yang terjadi akibat aktivitas
pembongkaran pelapis dinding tidak sempurna.
4) Bila ada lubang, tambal atau plester lubang tersebut dengan adukan semen
dan pasir (1 : 2) atau semen instan.
5) Bersihkan dinding yang baru diamplas tersebut dengan menggunakan vacum
cleaner agar diperoleh dinding yang bebas dari debu, minyak atau oli.
6) Lakukan pengapikasian epoxy primer pada permukaan dinding, lalu biarkan
lapisan epoxy tersebut kering dengan cara didiamkan selama 10 jam.
7) Dempul merata bagian dinding yang mengalami keretakan atau berlubang
setelah lapisan epoxy primer didiamkan 10 jam. Lalu, diamkan selama 10 jam.
8) Lakukan pekerjaan body coat atau intermediate coat dengan menggunakan
epoxy.
9) Akhiri pelaksanaan pekerjaan ini dengan di coating menggunakan epoxy.

4.5 Pembersihan akhir sebelum melakukan test kebocoran.

Selama periode pelaksanaan pekerjaan Waterproofing, Penyedia Jasa harus


memelihara Pekerjaan bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan
sampah, yang diakibatkan oleh operasi pelaksanaan. Pada saat selesainya
Pekerjaan, semua sisa bahan bangunan dan bahan-bahan tak terpakai, sampah,
perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin harus disingkirkan, seluruh permukaan
terekspos yang nampak harus dibersihkan dan lokasi kegiatan ditinggal dalam kondisi
siap pakai dan diterima oleh Pemilik.

4.5.1 Pengumpulan sisa material dan benda-benda asing (scrap) hasil


pekerjaan pelapisan pada tempat yang ditentukan.

Penyedia Jasa harus melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin bahwa
tempat kerja, struktur, kantor sementara, tempat hunian dipelihara bebas dari
akumulasi sisa bahan bangunan, sampah dan kotoran lainnya yang diakibatkan oleh
operasi-operasi di tempat kerja dan memelihara tempat kerja dalam kondisi rapi dan
bersih setiap saat.

a. Uraian tentang pelaksanaan pengumpulan sisa material dan benda-


benda asing (scrap) hasil pekerjaan pelapisan pada tempat yang
ditentukan.

1) Pengumpulan sisa material dan benda-benda asing (scrap) hasil pekerjaan


pelapisan pada tempat yang ditentukan.

2) Penyimpanan material/ bahan sisa yang masih dapat digunakan, pada tempat
yang ditentukan.

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 50 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

3) Pembuangan material/ bahan sisa yang sudah tidak dapat digunakan dan scrap
pada tempat pembuangan yang ditentukan.

b. Menguraikan langkah pengumpulan sisa material dan benda-benda


asing (scrap) hasil pekerjaan pelapisan pada tempat yang ditentukan

1) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa sistem drainase terpelihara dan bebas dari
kotoran dan bahan yang lepas dan berada dalam kondisi operasional pada setiap
saat.

2) Penyedia Jasa harus menyediakan tempat di lapangan untuk menampung sisa


bahan bangunan, kotoran dan sampah sebelum dibuang.

3) Penyedia Jasa harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah di
tempat yang telah ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat maupun Daerah dan
Undang-undang Pencemaran Lingkungan yang berlaku.

4) Penyedia jasa tidak diperkenankan mengubur sampah atau sisa bahan bangunan
di lokasi kegiatan tanpa persetujuan dari Pemilik.

5) Penyedia Jasa tidak diperkenankan membuang limbah berbahaya, seperti cairan


kimia, minyak atau thinner cat ke dalam saluran atau sanitasi yang ada.

6) Penyedia Jasa tidak diperkenankan membuang sisa bahan bangunan ke dalam


sungai atau saluran air.

c. Contoh pelaksanaan pengumpulan sisa material dan benda-benda


asing (scrap) hasil pekerjaan pelapisan pada tempat yang ditentukan.

Bilamana ditemukan bahwa saluran drainase samping atau bagian lain dari sistem
drainase yang dipakai untuk pembuangan setiap jenis bahan selain dari pengaliran air
permukaan, baik oleh tukang maupun pihak lain, maka Penyedia Jasa harus segera
melaporkan kejadian tersebut kepada Pemilik, dan segera mengambil tindakan
pemulihan untuk mencegah terjadinya pencemaran lebih lanjut.

4.5.2 Penyimpanan material/ bahan sisa yang masih dapat digunakan, pada
tempat yang ditentukan.

Pada saat penyelesaian Pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan
bersih dan siap untuk dipakai pemilik. Penyedia Jasa juga harus mengembalikan
bagian-bagian dari tempat kerja ke kondisi semula.

a. Uraian tentang penyimpanan material/ bahan sisa yang masih dapat


digunakan, pada tempat yang ditentukan.

Penyimpanan peralatan yang masih di area kerja pekerjaan waterproofing pada


tempat yang ditentukan.

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 51 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

b. Langkah penyimpanan material/ bahan sisa yang masih dapat


digunakan, pada tempat yang ditentukan dengan tepat dan cepat.

Pembersihan dan penyimpanan peralatan dan bahan sisa yang telah digunakan
dalam pekerjaan waterproofing adalah sebagai berikut :

1) Kape dibersihkan dari kotoran dan disimpan pada tempatnya.


Kape adalah alat pengeruk berbentuk segitiga yang berfungsi menghilangkan
kotoran yang menempel pada permukaan dinding.

2) Ampelas yang masih bisa dipakai, disimpan pada tempatnya.


Ampelas adalah alat pembersih setelah kape. Jika kape sebagai sebuah alat
pengeruk maka ampelas akan membantu untuk menyempurnakan pembersihan
permukaan dinding dari debu dan kotoran. Ampelas juga dapat menghapus
lapisan sebelumnya hingga bersih.

3) Rol yang masih bisa dipakai, dicuci dan disimpan pada tempatnya.
Rol merupakan alat aplikasi berbentuk rol, yang berfungsi mengaplikasikan
waterproofing. Alat tersebut lebih ceat mengaplikasikan waterproofing
dibandingkan dengan kuas. Sebab, rol dapat menyerap cairan waterproofing
lebih banyak ketimbang kuas, serta memiliki area pengaplikasian yang lebih
luas.

4) Serat Fiber yang belum terpakai, dikumpulkan dan disimpan.


Serat Fiber diaplikasikan pada area-area yang rawan mengalami kebocoran atau
keretakan. Sebab serat fiber dapat memperkuat struktur perlindungan
waterproofing.

5) Sarung Tangan yang masih baik dicuci dan disimpan.


Sarung tangan digunakan saat aplikasi waterproofing. Sarung tangan berfungsi
melindungi tangan kita agar tidak kotor dan mengalami iritasi.

6) Kuas yang masih baik dicuci dan disimpan


Kuas adalah alat untuk mengaplikasikan cat ataupun waterproofing selain rol.
Kuas digunakan terutama unuk sudut-sudut ataupermukaan tertentu yang sulit
dijangkau dengan rol sehingga proses pengerjaannya lebih lama. Hal ini
dikarenakan kuas memiliki bentuk sapuan yang sedikit, sedangkan rol biasanya
lebih besar sehingga lebih banyak permukaan yang dapat dijangkau.

7) Sekop yang masih baik dicuci dan disimpan


Skop atau steel shovel termasuk salah satu alat bangunan yang sangat penting.
Fungsi dan kegunaannya sangat dominan saat dilakukan penambalan dan
perataan dinding bangunan.

8) Contoh pelaksanaan penyimpanan material/ bahan sisa yang masih


dapat digunakan, pada tempat yang ditentukan.

1) Polimer Perekat Beton yang belum terpakai, disimpan.


Polimer perekat beton merupakan polimer kimia berwarna putih susu yang bisa
dilarutkan dalam air. Polimer tersebut berfungsi sebagai lapisan primer untuk
mengikat struktur semen, serta adukan dan pelindung anti bocor. Polimer yang

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 52 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

sangat efektif untuk penyambungan beton lama dan beton baru ini juga dapat
dipakai dalam campuran /adukan untuk menutup ataupun memperbaiki celah
dan terjadinya keretakan.

2) Aditif/Plasticizer untuk Semen/Plesteran yang belum terpakai, disimpan.


Plasticizer adalah polimer kimia dalam bentuk bubuk putih yang berfungsi
meningkatkan daya rekat, serta mengoptimalkan penguapan air dalam
plesteran/acian sehingga adukan menjadi lebih kedap air, lentur, serta tidak
mudah jatuh sehingga mudah dikerjakan, tidak retak, dan hemat karena bisa
diaplikasikan lebih tipis dan kuat.

3) Integral Waterproofing (Concrete Admixture) yang belum terpakai, disimpan.


Integral waterproofing adalah polimer kimia, dalam bentuk bubuk berwarna
cokelat atau cairan berwarna cokelat, yang berfungsi meningkatkan kekuatan
beton dan mempercepat pengerasan beton agar adukan beton menjadi kedap
air dan lentur. Pengaplikasian polimer kimia ini dapat mencegah terjadinya
keretakan pada beton, mempermudah pengerjaan beton, dan mengurangi
penambahan air.

4.5.3 Pembuangan material/ bahan sisa yang sudah tidak dapat digunakan
dan scrap pada tempat pembuangan yang ditentukan.

Sebagai suatu cara untuk memperkecil gangguan lingkungan terhadap penduduk


yang berdekatan maka semua kegiatan konstruksi dan pengangkutan harus
dibatasi dalam jam-jam pengoperasian.

a. Uraian tentang pembuangan material/ bahan sisa yang sudah tidak


dapat digunakan dan scrap pada tempat pembuangan yang ditentukan

Setiap cairan berbahaya atau bahan pencemar padat, seperti minyak pelumas, yang
jatuh atau tumpah diatas tempat kerja dan lingkungan yang bersebelahan, atau
route pengangkutan harus dibersihkan segera oleh Penyedia Jasa agar dapat
menghindari pencemaran air dan tanah.

b. Langkah pembuangan material/ bahan sisa yang sudah tidak dapat


digunakan dan scrap pada tempat pembuangan yang ditentukan
dengan tepat dan cepat.

Material/bahan sisa yang sudah tidak dapat digunakan dan scrap yang harus
dibuang , biasanya adalah hasil kegiatan pertama pada setiap elemen, sebagai
contoh adalah sebagai berikut :

1) Jika dilihat per elemen, maka pada elemen atap, waterproofing dapat
diaplikasikan pada dak beton, atap asbes, karpus atau sudut sambungan antar
genteng, bagian talang, serta taman atap. Kegiatan pertama adalah
membersihkan permukaan yang akan diwaterproofing dari debu, kotoran,
minyak dengan menggunakan kape dan ampelas

2) Pada dinding, waterproofing diaplikasikan pada dinding eksterior atau dinding


luar dan dinding tinggi. Lalu juga di dinding dan lantai kamar mandi, bahkan

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 53 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

kamar mandi yang berada di lantai atas pada gedung bertingkat wajib
dilindungi dengan waterproofing. Kegiatan pertama adalah membersihkan
permukaan yang akan diwaterproofing dari kotoran, minyak dengan
menggunakan kape dan ampelas

c. Contoh pelaksanaan pembuangan material/ bahan sisa yang sudah


tidak dapat digunakan dan scrap pada tempat pembuangan yang
ditentukan.

1) Bagian lantai lainnya yang perlu diberi aplikasi waterproofing adalah lantai kolam
ikan, kolam hias, kolam renang dan bak penampung air. Ruang basement,
ruang penyimpan atau gudang bawah tanah juga memerlukan lapisan kedap air.
Kegiatan pertama adalah membersihkan permukaan yang akan diwaterproofing
dari kotoran, minyak dengan menggunakan kape dan ampelas.
2) Pastikan kondisi dinding dalam keadaan benar-benar kering dan bersih.
3) Kuaskan waterproofing coating pada permukaan dinding bagian luar secara
merata setebal 0,5 mm.

4.5.4 Penyimpanan peralatan yang masih di area kerja pelapisan


waterproofing pada tempat yang ditentukan.

Setelah pekerjaan selesai, maka peralatan yang masih ada di area kerja pelapisan
waterproofing, dibersihkan dan disimpan pada tempat yang telah ditentukan.

a. Uraian penyimpanan peralatan yang masih di area kerja pelapisan


waterproofing pada tempat yang ditentukan.

Lakukan pembersihan dan penyimpanan peralatan yang masih ada di area kerja
pelapisan waterproofing pada tempat yang telah ditentukan, seperti Kape, Ampelas,
Rol, Serat Fiber, Sarung Tangan, Kuas dan Sekop.

b. Langkah penyimpanan peralatan yang masih di area kerja pelapisan


waterproofing pada tempat yang ditentukan dengan tepat dan cepat.

Penyimpanan peralatan yang masih ada di area kerja pelapisan waterproofing


adalah sebagai berikut :

1) Kape dibersihkan dari kotoran dan disimpan pada tempatnya.


Kape adalah alat pengeruk berbentuk segitiga yang berfungsi menghilangkan
kotoran yang menempel pada permukaan dinding.

2) Ampelas yang masih bisa dipakai, disimpan pada tempatnya.


Ampelas adalah alat pembersih setelah kape. Jika kape sebagai sebuah alat
pengeruk maka ampelas akan membantu untuk menyempurnakan pembersihan
permukaan dinding dari debu dan kotoran. Ampelas juga dapat menghapus
lapisan sebelumnya hingga bersih.

3) Rol yang masih bisa dipakai, dicuci dan disimpan pada tempatnya.
Rol merupakan alat aplikasi berbentuk rol, yang berfungsi mengaplikasikan
waterproofing. Alat tersebut lebih ceat mengaplikasikan waterproofing

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 54 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

dibandingkan dengan kuas. Sebab, rol dapat menyerap cairan waterproofing


lebih banyak ketimbang kuas, serta memiliki area pengaplikasian yang lebih
luas.

4) Serat Fiber yang belum terpakai, dikumpulkan dan disimpan.


Serat Fiber diaplikasikan pada area-area yang rawan mengalami kebocoran atau
keretakan. Sebab serat fiber dapat memperkuat struktur perlindungan
waterproofing.

5) Sarung Tangan yang masih baik dicuci dan disimpan.


Sarung tangan digunakan saat aplikasi waterproofing. Sarung tangan berfungsi
melindungi tangan kita agar tidak kotor dan mengalami iritasi.

c. Contoh pelaksanaan penyimpanan peralatan yang masih di area kerja


pelapisan waterproofing pada tempat yang ditentukan.

1) Kuas yang masih baik dicuci dan disimpan


Kuas adalah alat untuk mengaplikasikan cat ataupun waterproofing selain rol.
Kuas digunakan terutama unuk sudut-sudut ataupermukaan tertentu yang sulit
dijangkau dengan rol sehingga proses pengerjaannya lebih lama. Hal ini
dikarenakan kuas memiliki bentuk sapuan yang sedikit, sedangkan rol biasanya
lebih besar sehingga lebih banyak permukaan yang dapat dijangkau.

2) Sekop yang masih baik dicuci dan disimpan


Skop atau steel shovel termasuk salah satu alat bangunan yang sangat penting.
Fungsi dan kegunaannya sangat dominan saat dilakukan penambalan dan
perataan dinding bangunan.

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 55 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

BAB V

SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN


KOMPETENSI

5.1 Sumber Daya Manusia


5.1.1 Instruktur
Instruktur dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran instruktur adalah
untuk :
1) Membantu peserta untuk merencanakan proses belajar.
2) Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam tahap belajar.
3) Membantu peserta untuk memahami konsep dan praktek baru dan
untuk menjawab pertanyaan peserta mengenai proses belajar.
4) Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
5) Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
6) Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika
diperlukan.

5.1.2 Penilai
Penilai melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di
tempat kerja. Penilai akan :
1) Melaksanakan penilaian apabila peserta telah siap dan
merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan
peserta.
2) Menjelaskan kepada peserta mengenai bagian yang perlu untuk
diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan
peserta.
3) Mencatat pencapaian / perolehan peserta.
5.1.3 Teman kerja / sesama peserta pelatihan
Teman kerja /sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber
dukungan dan bantuan. Peserta juga dapat mendiskusikan proses
belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang
berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan
belajar/kerja dan dapat meningkatkan pengalaman belajar peserta.

5.2 Sumber-sumber Kepustakaan ( Buku Informasi )


5.2.1 Sumber pustaka penunjang pelatihan
Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung
proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan
materi pelatihan ini.
Sumber-sumber tersebut dapat meliputi :

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 56 dari 57
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Tukang Pasang Waterproofing F 45 PW 02 003 01

 Buku referensi (text book)/ buku manual servis


 Lembar kerja
 Diagram-diagram, gambar
 Contoh tugas kerja
 Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain.
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk
membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada
suatu unit kompetensi.
Prinsip-prinsip dalam pelatihan Berbasis Kompetensi mendorong
kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber yang terbaik dalam
suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk
menggunakan sumber-sumber alternatif lain yang lebih baik atau jika
ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar
ini tidak tersedia/tidak ada.

5.2.2 Sumber-sumber bacaan yang dapat digunakan:


Judul : Tips Murah dan Praktis Mengatasi Ragam
Gangguan Kebocoran dan Rembesan pada Rumah
Anda
Pengarang : Zamiel Ahmet
Penerbit : Flash Books, Yogyakarta
Tahun terbit : 2010

Judul : Buku Pintar Mencegah & Mengatasi Kebocoran &


Rembes
Penulis : Johnwei Muljono
Penerbit : Trans Media Pustaka, Jakarta
Tahun terbit : 2010

Judul : Serial Rumah. WATERPROOFING


Penulis : Made Adhi Gunadi
Penerbit : PT Gramedia, Jakarta
Tahun terbit : 2009

Judul : 36 Tips Mencegah & Mengatasi Kebocoran


Penulis : Gatut Susanta
Penerbit : Griya Kreasi, Depok
Tahun terbit : 2009

Judul Modul: Pemasangan Waterproofing


Buku Informasi Edisi: 1-2012 Halaman: 57 dari 57

You might also like