Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
2015. Untuk menghadapi tantangan dan target MDG’s, maka diperlukan adanya
salah satu program yaitu program IMD dan ASI Eksklusif.
Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia mencapai 74 per 1000 kelahiran
hidup tahun 2012,dan di Jawa Timur AKB mencapai 30 per 1000 kelahiran hidup,
sedangkan target MDG’s tahun 2015 < 23 per 1000 kelahiran hidup hal ini berarti
AKB di Indonesia masih tinggi dan belum mencapai target MDG’s.1
Program SDG’s adalah program lanjutan dari MDG’s. Pemberian ASI
Ekslusif masuk kedalam program SGD’s pada target ke 3 (Kesehatan yang baik)
dan poin kedua yaitu : Pada 2030, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat
dicegah, dengan seluruh negara berusaha menurunkan angka kematian neonatal
setidaknya 12/1000KH dan angka kematian balita 25/1000KH.1
Pemberian ASI Eksklusif sangat baik bagi ibu, bayi, serta keluarga dan
masyarakat. Namun ironisnya, cakupan kedua praktek menyusui tersebut masih
sangat rendah. Berdasarkan data SDKI tahun 2012 persentasi bayi yang mulai
mendapat ASI dalam 1 (satu) jam setelah dilahirkan sebanyak 42%. Sedangkan,
berdasarkan laporan dari dinas kesehatan provinsi tahun 2013 cakupan pemberian
ASI Eksklusif pada bayi sampai enam bulan di Indonesia hanyalah 54,3%.
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2010 menunjukkan bahwa pemberian ASI di
Indonesia saat ini masih memprihatinkan. Presentase bayi yang menyusu eksklusif
sampai dengan enam bulan hanya 15,3%. Menurut Pusat Kesehatan Kerja Depkes
RI (2007), kebiasaan memberi air putih dan cairan lain seperti teh, air manis, dan
jus kepada bayi dalam bulan-bulan pertama, umumnya dilakukan oleh
masyarakat.2
Berdasarkan data di puskesmas Wonoasih pencapaian ibu yang
memberikan ASI eksklusif dari tahun ke tahun selalu berada dibawah target yaitu
80%. Oleh karena itu penulis melakukan survei tentang hubungan pengetahuan
pentingnya pemberian ASI eksklusif dengan praktek pemberian ASI eksklusif
tersebut.
2
2) Bagaimanakah praktek pemberian ASI eksklusif oleh ibu?
3) Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang pentingnya
pemberian ASI eksklusif dengan praktek pemberian ASI eksklusif?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan
praktek pemberian ASI Eksklusif.
1.4 Manfaat
1) Memberikan wawasan tentang pentinganya pemberian ASI eksklusif.
2) Memberikan gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya
pencapaian pemberian ASI eksklusif.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Definisi
Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan pada satu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia, indra pendengaran, penciuman, penglihatan, rasa, raba dan
sebagian besar pengetahuan manusia melalui mata dan telinga.3
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari dari
sebelumnya, termasuk didalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali
terhadap suatu yang spefisik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima.3
4
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut
secara benar.
c. Aplikasi (Aplication).
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.3
d. Analisa (Analisa).
Suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek kedalam
komponen-komponen tetapi masih didaklam structur organisasai tersebut dan
ada kaitannya satu sama lain.3
e. Sintesisi (Senthesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.3
f. Evaluasi ( Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian suatu materi atau objek penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu
criteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.3
1. Umur
Umur adalah lamanya seseorang hidup sejak dilahirkan sampai saat ini.
Umur merupakan periode terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan
baru. Semakin bertambahnya umur seseorang maka semakin banyak pula ilmu
pengetahuan yang dimiliki.3
2. Pendidikan
5
itu perlu dipertimbangkan umur (proses perkembangan seseorang) dan hubungan
dengan proses belajar. Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih menerima ide-ide dan teknologi
baru.3
3. Pekerjaan
4. Sumber Informasi
2.2. Praktik
2.2.1 Pengertian
Praktik atau tindakan (practice) merupakan suatu sikap belum otomatis
terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan
sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah
fasilitas dan faktor dukungan (support).3
6
Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat
pertama.
Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka
ia sudah mancapai praktik tingkat tiga.
Adopsi (adoption)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah
berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi
tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.3
2.3.ASI Eksklusif
2.3.1 Pengertian
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berumur 0-6 bulan. Bahkan air putih tidak diberikan
dalam tahap ASI eksklusif ini.4
Yang dimaksud dengan ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI
secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain
seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan
makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan
tim.4
Pada tahun 2001 WHO menyatakan bahwa ASI eksklusif selama 6 bulan
pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan
sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup 4 bulan) sudah tidak berlaku lagi.5
7
2.3.2 Manfaat
Manfaat ASI eksklusif yaitu :
1) Untuk Bayi
Beberapa manfaat ASI untuk bayi yaitu :
8
inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi
dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar
spiritual yang baik.6
2) Untuk Ibu
Selain memberi keuntungan pada bayi, menyusui jelas memberikan
keuntungan pada ibu, antara lain :
9
perlengkapan menyusui, dan persiapan pembuatan minum
susu formulka.
Tidak merepotkan dan hemat waktu
Portabel dan praktis, ASI dapat diberikan dimana saj dan
kapan saja
Memberi kepuasan bagi ibu, ibu yang berhasil memberikan
ASI eksklusif akan merasakan kepuasan, kebanggaan, dan
kebahagiaan yang mendalam.6,7
3) Untuk Negara
Pemberian ASI eksklusif dapat menghemat pengeluaran negara
karena hal-hal berikut :
10
Sebagai pedoman, pada hari pertama dan kedua, lama pemberian
ASI ialah 5-10 menit pada tiap payudara. Pada hari ketiga dan seterusnya
lama pemberian ASI adalah 15-20 menit. Produksi ASI dirangsang oleh
isapan bayi dan keadaan ibu yang tenang. Di samping itu perlu
diperhatikan kesehatan ibu pada umumnya, status gizi, dan perawatan
payudara.
ASI mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat
putih telir, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan,
hormon, enzim, zat kekebalan, dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat
secara proporsional dan seimbang satu dengan lainnya.9
11
dengan laju pertumbuhan anak sapi dan ASI disesuaikan
dengan laju pertumbuhan anak manusia.
ASI berbeda dari satu ibu ke ibu lain. Komposisi ASI
demikian spesifiknya sehingga dari satu ibu ke ibu yang
lainnya berbeda. Misalnya, komposisi air susu ibu yang
melahirkan bayi prematur berbeda dengan komposisi air susu
ibu yang melahirkan cukup bulan, walaupun kedua ibu ini
melahirkan pada waktu yang sama.
Komposisi ASI ternyata tidak tepat dan tidak sama dari waktu
ke waktu. Jadi, disesuaikan dengan kebutuhan bayi saat itu.
Komposisi ASI dari satu ibu pun berbeda-beda dari hari ke
hari, bahkan dari menit ke menit.9
12
dan lebih lama pada payudara yang bengkak dan untuk
mengurangi rasa sakit, kompres payudara dengan air hangat.
3. Mastitis, dengan tanda-tanda kulit payudara tampak lebih
merah, mengeras, nyeri, dan berbenjol-benjol. Adapun cara
mengatasinya yaitu dengan tetap menyusui, beri kompres air
hangat, pakai bra yang longgar, istirahat yang cukup dan makan
makanan yang bergizi, banyak minum sekitar 2 liter per hari.
4. Abses payudara, yang merupakan kelanjutan dari Mastitis
yang disebabkan meluasnya peradangan payudara tersebut.
Payudara lebih merah dan mengkilat serta terdapat benjolan
yang lebih lunak karena berisi nanh. Untuk sementara payudara
yang abses tidak disusukan dahulu, segera berobat, setelah
sembuh bayi dapat disusukan kembali.10
13
BAB III
METODE
14
3.3 Desain Penelitian
Jenis peneilitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan desain Cross
Sectional yaitu untuk mengetahui “ Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Pentingnya Pemberian Asi Eksklusif Serta Praktik Pemberian ASI Eksklusif Di
Desa Pakis Taji Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Wonoasih Kota
Probolinggo Tahun 2017” dengan alat bantu kuesioner.
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah sama dengan jumlah
populasi yaitu semua ibu yang mempunyai bayi usia 0 – 2 tahun di Kecamatan
wonoasih dalam wilayah kerja Puskesmas Wonoasih pada bulan november 2017.
yang dihitung menggunakan rumus Lemeshow sebagai berikut:
𝑧∝2 𝑃𝑄
𝑛= 𝑑2
d
𝑍 ∝2 𝑃(1 − 𝑃)
𝑛=
𝑑2
𝑛 = 31
15
3.5.2 Data sekunder
Sampel
16
3.8. Definisi Operasional Penelitian
1. Tingkat pengetahuan Ibu tentang ASI eksklusif
Adalah segala hal yang diketahui ibu tentang ASI, baik pengertian,
jenis, manfaat, komposisi dan cara pemberian dengan baik dan benar,di
ukur dengan menggunakan kuisioner dengan 9 soal tertutup dan 2 soal
pilihan ganda yang diberi alternatif jawaban dan jika jawaban benar maka
nilai 1 dan sebaliknya jika jawaban salah maka nilai 0. Poin maksimal
yang bisa diraih adaah 16 poin. Tingkat pengetahuan digolongkan dengan
kategori :
17
3.8.1 Pelaksanaan Intervensi.
A. Penyuluhan : Memberikan penyuluhan tentang ASI eksklusif,
manfaat ASI bagi bayi, ibu dan keluarga serta cara menangani
masalah yang mungkin terjadi saat menyusui.
B. Pemberian Leaflet mengenai pengetahuan tentang ASI dan cara
pemberian ASI dengan benar.
3.8.2 Evaluasi
- Input :
a. Jumlah warga yang hadir dalam posyandu
b. Antusiasme warga saat wawancara, dilihat dari jumlah dan macam
pertanyaan yang diajukan oleh peserta pada sesi tanya-jawab.
c. Ketersediaan lembar pretest-post test dan alat tulis.
- Output
a. Meningkatnya pengetahuan warga berkaitan dengan materi yang
disampaian dalam penyuluhan, dilihat dari hasil post-test yang
meningkat.
- Outcome
a. Meningkatnya pencapaian ibu yang memberikan ASI Eksklusif
sehingga mencapai target yakni 80%
18
BAB IV
HASIL DAN ANALISA DATA
dalam upaya pencapaian Visi Indonesia Sehat bagi masyarakat di wilayah kerjanya.
maka perlu disusun sebuah Laporan Tahunan yang memuat tentang hasil / evaluasi
kegiatan tahun sebelumnya untuk kemudian dijadikan sebagai bahan acuan untuk
Wonoasih Tahun 2014 memuat berbagai data tentang kondisi umum wilayah
puskesmas, data kesehatan yang meliputi derajat kesehatan, upaya kesehatan dan
19
5. Kelurahan Kedung Asem
6. KelurahanSumber Taman
4.1.3.Batas Wilayah
4.1.4. LuasWilayah
Luas Wilayah kecamatan Wonoasih adalah 10891 km2, Secara umum
wilayah puskesmas Wonoasih merupakan dataran rendah, dengan kondisi daerah
bervariasi antara persawahan dan pekarangan.
20
Masyarakat Wonoasih masih mengandalkan dari kehidupan agraris (bertani
atau berladang ).
30
25
PROSENTASE ( % )
20
15
10
0
Tidak Tidak SD SMP SMA Perguruan
Sekolah Tamat SD Tinggi
21
4.1.7 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaaan
30
25
PROSENTASE ( % )
20
15
10
22
16400
16380
16360
16340
16320
Jumlah
16300
16280
16260
16240
16220
16200
Wanita Laki-laki
Umur Jumlah
0-4 th 1942 jiwa
5-9 th 2645 jiwa
10-19 th 5569 jiwa
20 – 29 th 5126 jiwa
30 – 39 th 5282 jiwa
40 – 49 th 5188 jiwa
50 – 59 th 3534 jiwa
>60 th 3359 jiwa
23
4.2 Hasil Kuisioner
Kuisioner dibagikan pada peserta posyandu di desa Pakis Taji Wonoasih
yang memiliki bayi usia 0 – 2 tahun pada tanggal 7 november 2017, 9 november
2017, 15 november 2017 dan 17 november 2017.
Umur Responden
13%
26%
<20thn
20-35thn
>35thn
61%
Dari hasil survey terlihat bahwa usia responden <20 tahun sebanyak 26 % , 20-35
tahun sebanyak 61%, >35 tahun sebanyak 13%. Hal ini menunjukkan ibu yang
berkunjung ke posyandu balita terbanyak pada usia 20-35 thn.
24
4.2.2. Pendidikan Responden
Pendidikan Responden
0%
32%
39%
SD
SMP
SMA
29% PT
Pendidikan Jumlah %
SD 12 39%
SMP 9 29%
SMA 10 32%
Total 31 100
25
4.2.3. Tingkat Kesibukan Ibu
10%
bekerja
tidak bekerja
90%
Dari hasil survey terlihat bahwa tingkat kesibukan responden yang bekerja
sebanyak 10% dan yang tidak bekerja sebanyak 90%. Hal ini menunjukkan tingkat
kesibukan responden yang berkunjung keposyandu balita tergolong tidak bekerja.
kesibukan Jumlah %
bekerja 3 10%
Tidak bekarja 28 90%
Total 31 100
Tabel 4. Karakteristik tingkat kesibukan responden
26
4.2.4. Tingkat Jumlah Anak
Jumlah Anak
0%
16%
1 s/d 2
3 s/d 4
>5
84%
Dari hasil survey terlihat bahwa responden yang berkunjung ke posyandu yang
memiliki anak 1-2 adalah 84%, yang memiliki anak 3-4 adalah 16% dan yang memilki
jumlah anak >5 adalah 0%. Hal ini menunjukkan tingkat responden yang berkunjung ke
posyandu sebagian besar adalah yang memiliki anak 1-2.
27
4.2.5. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif saat pre test
13%
29%
baik
26%
cukup baik
kurang baik
32% tidak baik
Dari hasil survey terlihat bahwa tingkat pengetahuan responden yang tergolong
baik sebanyak 13 %, dan yang tergolong cukup baik sebanyak 26 %. Yang tegolong
kurang baik sebanyak 32% dan yang tergolong tidak baik sebanyak 29% . Hal ini
menunjukkan tingkat pengetahuan responden terhadap ASI eksklusif yang berkunjung ke
posyandu balita masih kurang.
28
4.2.6. Praktek pemberian ASI Eksklusif
45%
Dari hasil survey terlihat bahwa responden yang memberikan ASI ekslusif adalah
45%, dan yang tidak memberikan ASI Ekslusif adalah 55 %. Hal ini menunjukkan
sebagian besar responden tidak memberikan ASI Ekslusif.
29
4.2.7. Jenis makanan selain Asi yang diberikan pada bayi 0-6 bulan
18%
47%
Pisang
Nasi atau Bubur
35%
Susu Formula
Diagram 7 : Presentase Jenis makanan selain Asi yang diberikan pada bayi 0-6
bulan.
Dari hasil survey terlihat bahwa responden yang memberikan makanan pisang
pada saat usia 0-6 bulan adalah 18%, yang memberikan nasi atau bubur adalah 35 %, dan
yang memberikan susu formula adalah 47%. Hal ini menunjukkan sebagian besar
pemberian makanan selain ASI ekslusif adalah susu formula.
30
4.2.8 Faktor penyebab responden tidak memberikan ASI Eksklusif
6%
12% ASI tidak keluar
47%
12% Mengikuti tradisi
Mengikuti saran ibu lain
23% Puting ibu lecet
Ibu bekerja
Dari hasil survey terlihat bahwa responden yang tidak memberikan ASI ekslusif
karena ASI tidak keluar atau sedikit adalah 47%, yang mengikuti tradisi orang tua 23%,
mengikuti saran ibu lain 12%, puting ibu lecet 12%, dan karena ibu bekerja 6%.
Penyebab Jumlah %
ASI tidak keluar atau keluar sedikit 8 47%
Mengikuti tradisi orang tua 4 23%
Mengikuti saran ibu lain 2 12%
Ibu bekerja 1 6%
Total 17 100%
31
4.2.9. Tingkat pengetahuan responden tentang ASI Eksklusif saat post test
19% 31%
baik
cukup baik
kurang baik
47% tidak baik
Dari hasil survey terlihat bahwa tingkat pengetahuan responden saat post test
yang tergolong baik sebanyak 31 %, dan yang tergolong cukup baik sebanyak 47 %.
Yang tegolong kurang baik sebanyak 19% dan yang tergolong tidak baik sebanyak 3% .
Hal ini menunjukkan tingkat pengetahuan responden terhadap ASI eksklusif saat post test
meningkat menjadi cukup baik.
32
BAB V
PEMBAHASAN
33
bubur pada bayi mereka. Selain itu, ada juga yang beranggapan bahwa bayi
mereka tidak akan kenyang jika hanya diberikan ASI saja.
Responden lainnya menyatakan bahwa mereka harus menghentikan
pemberian ASI karena puting susu yang luka/lecet dan mereka kurang tahu cara
untuk menanganinya. Sedangkan untuk responden yang bekerja, mereka
menyatakan bahwa mereka tidak tahu cara memerah dan menyimpan ASI yang
baik untuk ditinggalkan di rumah. Hal ini mengakibatkan mereka terpaksa
memberikan susu formula kepada bayi karena mereka takut jika ASI yang diperah
dan disimpan akan menjadi basi.
Bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif akan rentan terkena penyakit
terutama penyakit infeksi. Terutama bayi yang mendapat makanan tambahan
selain ASI pada usia sangat dini dimana sistem pencernaan bayi belum siap
dengan makanan tersebut. Sehingga rendahnya angka bayi usia 0-6 bulan yang
mendapat ASI eksklusif juga berkorelasi dengan meningkatnya angka kejadian
infeksi pada bayi dan angka kematian bayi akibat infeksi.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa praktek pemberian
ASI Eksklusif sangat dipengaruhi oleh baik atau tidaknya pengetahuan responden.
Hal ini didukung dengan teori Lawrence Green (dalam Notoatmodjo) yang
menyatakan bahwa perilaku atau kecenderungan orang untuk melakukan sesuatu
dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu faktor predisposisi dalam hal ini
pengetahuan seseorang.
Berdasarkan nilai-nilai tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat korelasi atau hubungan signifikan dengan tingkat kekuatan/keeratan yang
kuat antara tingkat pengetahuan dengan praktek pemberian ASI Eksklusif. Selain
itu, berdasarkan hasil penelitian juga dapat dilihat bahwa praktek pembeian ASI
Eksklusif di wilayah Kecamatan Wonoasih khususnya desa Pakis Taji, masih
cukup rendah. Dengan diadakan penelitian ini dan penyuluhan tentang manfaat
ASI eksklusif didapatkan pengetahuan responden tentang ASI eksklusif
meningkat dari awalnya sebagian kurang baik menjadi cukup baik. Semoga
peningkatan pengetahuan ini juga diikuti oleh peningkatan praktek pemberian ASI
eksklusif.
34
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan tingkat pengetahuan ibu tentang
ASI Eksklusif adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan responden sebelum dilakukan penyuluhan sebagian besar
kurang baik yakni sebanyak 32% dan setelah penyuluhan tingkat
pengetahuan ibu sebagian besar meningkat menjadi cukup baik yakni
sebanyak 47% dan baik sebanyak 31%.
2. Praktek pemberian ASI Eksklusif masih cukup rendah yaitu sebesar 14
orang (45%) dari 31 responden
3. Penyebab responden tidak memberikan ASI Ekslusif yang paling banyak
karena Asi tidak keluar atau keluar sedikit
4. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan tentang ASI Eksklusif
yang baik lebih cenderung untuk melakukan praktek pemberian ASI
Eksklusif.
6.2 Saran
Pengetahuan tentang ASI eksklusif sangat dibutuhkan oleh ibu yang
memiliki bayi usia 0-6 bulan dan bayi setelah usia 6 bulan – 2 tahun untuk
mengetahui praktek pemberian asi ekslusif. Oleh sebab itu perlu diadakan follow
up berupa pelaksanaan kelas ASI bagi mereka secara berkala. Dengan demikian
diharapkan tingkat pengetahuan ibu meningkat dan diikuti oleh peningkatan
praktek pemberian ASI Eksklusif.
35
DAFTAR PUSTAKA
1. Aprillia, Yesie, 2009. ASI eksklusif, artinya ASI, tanpa tambahan apapun.
http://www.unicef.org/indonesia/id/reallives_19398.htm. Diakses tanggal
20 november 2017
2. Depkes RI, 2004. Ibu Berikan ASI Eksklusif Baru Dua
Persen.http://asuh.wikia.com.wiki/ASIeksklusif. Diakses tanggal 18
November 2017
3. Kodrat, Laksono. 2010. Dahsyatnya ASI dan Laktasi Untuk Kecerdasan
Buah Hati Anda. Yogyakarta: Media Baca
4. Notoatmodjo, 2003.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
Jakarta.
5. Roesli, U., 2005. Mengenal ASI Eksklusif. Pustaka Perkembangan
36
LAMPIRAN
KUESIONER
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Alamat :
3. Umur :
a. <20 tahun
b. 20-35 tahun
c. >35 tahun
4. Pendidikan terakhir :
a. SD : tamat/tidak tamat
b. SMP : tamat/tidak tamat
c. SMA : tamat/tidak tamat
d. PT : tamat/tidak tamat
5. Apakah anda bekerja :
a. Ya
b. Tidak
6. Jumlah anak :
a. 1-2
b. 3-4
c. >5
37
Centanglah pada kolom benar atau salah yang menurut anda paling tepat
No Pernyataan Benar Salah
10 Saya hanya memberi ASI saja pada bayi saya saat usia 0-6
bullan
11 Saya memberi pisang pada bayi saya saat usia 0-6 bulan
12 Saya memberi nasi atau bubur pada bayi saya saat usia 0-6
bulan
13 Saya memberi susu formula pada bayi saya saat usia 0-6
bulan
38
Pilihlah jawaban yang menurut anda benar (Jawaban boleh lebih dari
satu)
15. Menurut Ibu apakah manfaat memberikan ASI yang keluar pertama kali
keluar pada bayi?
a. Mengandung zat-zat yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi
b. Memperlancar bayi buang air besar
c. Membantu memperlancar produksi ASI
d. Sama saja dengan diberi susu formula
16. Ibu memberi makanan tambahan lain selain ASI saat usia bayi 0-6 bulan
dengan alasan:
a. ASI tidak keluar atau keluar sedikit
b. Mengikuti tradisi dari orang tua atau nenek
c. Mengikuti saran ibu lain yang sudah punya anak
d. Puting ibu lecet atau bengkak
e. Ibu bekerja
39
LAMPIRAN
1. Benar
2. Salah
3. Benar
4. Benar
5. Salah
6. Salah
7. Benar
8. Benar
9. Benar
40
DOKUMENTASI
41
42