You are on page 1of 14

ANALISA PERHITUNGAN FAKTOR INTENSITAS TEGANGAN (SIF)

DENGAN VARIASI PANJANG RETAK PADA PELAT GELADAK


KAPAL “ MT. KLAWOTONG “ MENGGUNAKAN
METODE ELEMEN HINGGA (FEM)

Ahmad Fauzan Zakki, Kiryanto


Program Studi Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

ABSTRAK

Adanya cacat retak pada pelat geladak utama merupakan salah satu penyebab
kegagalan suatu struktur kapal. Retak terkadang banyak tidak dihiraukan, apalagi bila
retak tersebut kecil dan kurang terlihat oleh mata secara visual. Tanpa kita sadari lambat
laun retak tersebut akan melebar karena pengaruh pembebanan dimana pelat memikul
gaya-gaya lateral dan momen lentur. Dengan mempelajari karakteristik retak tersebut
dapat diketahui besarnya faktor intensitas tegangan (SIF) pada pelat geladak utama kapal
menggunakan matematis yang disimulasikan dengan model. Model ini didasarkan atas
mekanika fraktur (FM) dan metode elemen hingga (FEM). Dengan demikian, perilaku
pelat geladak utama kapal yang mengalami retak dengan gaya pembebanan dapat
dipelajari dengan rinci, sejak saat pelat geladak tersebut mulai dibebani sampai
mengalami crack propagation yang masih stabil.
Dalam penelitian ini penulis melakukan pencarian data dan wawancara langsung
dengan layek yang menangani pembangunan kapal MT. Klawotong, kemudian menentukan
daerah yang dikaji adalah pelat geladak utama daerah cargo oil 3. Pengolahan data
dimulai dengan menghitung konstruksi profil, kekuatan memanjang, pemodelan
menggunakan program ANSYS Ver. 9.0. dan dilanjutkan dengan perhitungan nilai faktor
intensitas tegangan (SIF).
Penelitian tentang kegagalan struktur ini menghasilkan beberapa hal antara lain:
kondisi Sagging tegangan pelat 50,34 Mpa dengan faktor keamanan 8,939, panjang retak
maksimal yang dikaji 0,02 m, nilai faktor intensitas tegangan (SIF) KI WD. Pilkey = 12,615
Mpa m , KII WD. Pilkey = 0 Mpa m , KI ANSYS = 13,451 Mpa m , KII ANSYS = 0,693 Mpa m ,
sehingga diperoleh prosentase kesalahan perhitungan program KI = 0,062 %, KII = 1%
dan kondisi Hagging tegangan pelat 15,08 Mpa dengan panjang dengan faktor keamanan
29,841, panjang retak maksimal yang dikaji 0,3 m, nilai faktor intensitas tegangan (SIF) K I
WD. Pilkey= 14,645 Mpa m , KII WD. Pilkey = 0 Mpa m , KI ANSYS = 15,585 Mpa m , KII ANSYS

= 0,352 Mpa m , sehingga diperoleh prosentase kesalahan perhitungan program KI =


0,062 %, KII = 1%.

Kata kunci : mekanika fraktur, metode elemen hingga, faktor intensitas tegangan
BAB I faktor intensitas tegangan (SIF) pada pelat
PENDAHULUAN geladak utama kapal MT. Klawotong
1.1 Latar Belakang menggunakan matematis disimulasikan
dengan model. Dengan demikian, perilaku
Seiring dengan perkembangan pelat geladak utama kapal MT. Klawotong
zaman dan teknologi yang begitu cepat, yang mengalami retak dengan gaya
maka banyak bermunculan penemuan baru. pembebanan dapat dipelajari dengan rinci,
Tidak terkecuali dalam bidang material sejak saat pelat geladak tersebut mulai
yang dimulai pada awal zaman batu, zaman dibebani sampai mengalami kegagalan.
perunggu dan zaman besi hingga Model ini didasarkan atas mekanika fraktur
ditemukannya baja sebagai tindak lanjut (FM) dan metode elemen hingga (FEM).
dari ketidakpuasan manusia untuk Dengan berbagai macam sofware
meningkatkan kualitas material yang tidak sekarang ini mendorong pengkajian secara
dapat dicapai oleh material yang ada numerik tentang masalah kegagalan
sebelumnya sehingga memudahkan struktur dapat memberikan hasil yang lebih
kehidupan manusia. Namun segala akurat. Namun disini penulis menggunakan
penemuan manusia itu tidaklah ada yang sofware ANSYS Ver. 9.0 untuk
sempurna tak terkecuali material baja. menentukan berapa nilai faktor intensitas
Adanya cacat retak pada pelat tegangan (SIF) dengan variasi panjang
geladak utama merupakan salah satu retak menggunakan Analythical Solutions
penyebab kegagalan suatu struktur kapal. dibandingkan dengan hasil perhitungan
Retak terkadang banyak tidak dihiraukan, mekanika fraktur (FM) pada pelat geladak
apalagi bila retak tersebut kecil dan kurang utama kapal MT. Klawotong yang
terlihat oleh mata secara visual. Tanpa kita memiliki retak, sehingga dapat diketahui
sadari lambat laun retak tersebut akan faktor intensitas tengangannya (SIF)
melebar karena pengaruh pembebanan hingga akhir batas daripada ketangguhan
dimana pelat memikul gaya-gaya lateral pelat tersebut. Hal ini efektif untuk
dan momen lentur. mengetahui seberapa besar pelat geladak
Dengan mempelajari karakteristik utama kapal MT. Klawotong mampu
retak tersebut dapat diketahui besarnya
menahan besarnya beban, beserta gaya-
gaya yang bekerja pada pelat tersebut.
1.2 Perumusan Masalah 1. Material pelat diasumsikan
Permasalahan yang akan dibahas di isotropic.
dalam tugas akhir ini adalah retak pada 2. Pembebanan yang terjadi pada pelat
pelat geladak utama kapal MT. Klawotong. geladak utama kapal MT.
Dimana dengan menggunakan pemodelan Klawotong Cargo Oil 3 diakibatkan
diharapkan akan diperoleh faktor intensitas oleh muatan bersifat lateral.
tegangan (SIF) yang bekerja. Dan agar 3. Dengan asumsi analisa pembebanan
tidak terlalu jauh dari kajian masalah yang dilakukan hanya pada pelat geladak
penulis paparkan, maka pada tugas akhir utama kapal MT. Klawotong
ini pembahasan akan dibatasi pada hal-hal didaerah Cargo Oil 3.
berikut ini: 4. Pelat mengikuti hukum Hooke dan
1. Prosedur perhitungan nilai faktor elastisitas linear.
intensis tegangan (SIF) pada ujung 5. Perhitungan faktor intensitas
retak pelat geladak utama kapal tegangan (SIF) hanya pada pelat
MT. Klawotong. geladak utama kapal MT.
2. Pengaruh faktor intensitas tegangan Klawotong didaerah Cargo Oil 3.
(SIF) terhadap kekuatan. 6. Modelisasi struktur pelat dibatasi
3. Analisa menggunakan program pada pelat geladak utama kapal
ANSYS Ver. 9.0. MT. Klawotong didaerah Cargo Oil
3 sesuai dengan gambar teknik
1.3 Batasan Masalah kapal MT. Klawotong yang didapat
Untuk menjelaskan permasalahan dari Jasa Marina Indah dan
yang akan dibahas di dalam tugas akhir ini, peraturan BKI (CSR).
dan agar tidak terlalu jauh dari kajian
masalah yang penulis paparkan, maka pada 1.4 Tujuan
tugas akhir ini pembahasan akan dibatasi Adapun maksud dan tujuan
pada hal-hal berikut ini: penyusunan tugas akhir ini yaitu:
1. Mengetahui nilai faktor intensitas 2.1 Fitrah Reaksi-Reaksi Struktur
tegangan (SIF) maksimum yang Pelat Geladak Kapal
terjadi pada pelat geladak utama Reaksi komponen struktur pelat
kapal MT. Klawotong didaerah geladak kapal terhadap beban-beban
Cargo Oil 3. aksternal lazim diukur dengan besarnya
2. Menganalisa dan membandingkan tegangan ataupun lendutan yang terjadi.
nilai perhitungan faktor intensitas Kriteria kinerja struktural dan analisa yang
tegangan (SIF) analytical solutions melibatkan tegangan biasa disebut
dengan mekanika fraktur (FM). kekuatan (strength), sementara
pertimbangan lendutan disebut kekakuan
1.5 Manfaat (stiffeness). Kemampuan sebuah struktur
Adapun manfaat penyusunn tugas untuk menyangga beban yang diterima
akhir ini yaitu: dapat diukur dari segi kekuatan maupun
1. Memberikan kontribusi dan kekakuan, ataupun keduanya sekaligus.
informasi kepada pihak pemilik
kapal maupun pihak galangan, 2.2 Beban - Beban pada Struktur
daerah yang berpotensi atau rawan Kapal
terjadinya keretakan pada pelat Beban-beban yang bekerja pada
geladak utama kapal MT. kapal dapat dikelompokkan dalam empat
Klawotong didaerah Cargo Oil 3. jenis yaitu beban-beban statis, beban-beban
2. Memberikan kontribusi dan dinamis berfrekuensi rendah, beban-beban
informasi kepada pihak civitas dinamis frekuensi tinggi, dan beban-beban
akademika bagaimana tumbuk. Beban yang dipakai dalam
mengaplikasikan program ANSYS penelitian ini adalah beban statis kapal.
Ver. 9.0 dalam bidang struktur Beban statis kapal, yaitu beban-beban yang
marine. yang berubah hanya apabila berat total
kapal berubah, sebagai akibat dari kegiatan
BAB II bongkar muat, pemakaian bahan bakar,
TINJAUAN PUSTAKA atau perubahan pada kapalnya sendiri :
1. Berat kapal beserta seluruh secara skematis dalam gambar
isinya. dibawah ini :
2. Gaya tekan tekan keatas statis
saat diam ataupun bergerak.
3. Beban-beban suhu (thermal)
akibat perbedaan suhu non
linier dalam lambung.
4. Beban-beban terpusat akibat dry
docking dan kandas.

2.3 Beban Statis pada Kapal


Terapung Diam
Beban statis pada kapal terapung
diam terdiri dari dua bagian :
1. Gaya tekan ke atas; gaya tekan ke
atas adalah resultan dari distribusi
Gambar 2.1 Komponen-komponen
tekanan hidrostatik pada bidang
Beban statis pada misdhip section
luar lambung kapal yang tercelup.
tekanan ini adalah tekanan 2.4 Hukum Hooke
permukaan yang arahnya dimana- Hubungan antara tegangan dan
mana tegak lurus dengan lambung regangan boleh dikatakan berbentuk linier
kapal. Namun demikian, gaya tekan untuk semua bahan. Hal ini menuju kepada
keatas merupakan resultan gaya ke idealisasi dan penyamarataan yang berlaku
atas yang tegak lurus permukaan untuk semua bahan, yang dikenal dengan
air. hukum Hooke. Hukum Hooke dinyatakan
2. Gaya berat (gravitasi) kapal; gaya dengan persamaan.
berat adalah gaya ke bawah yang
  E x
tersebar pada seluruh kapal beserta
isinya. Gaya-gaya ini dilukiskan
Persamaan tersebut menjukkan L0 = panjang semula di antara
bahwa tegangan berbanding lurus dengan dua titik acuan (dapat
regangan, dimana tetapan pembanding berupa tanda Berlubang )
adalah E. Tetapan E ini disebut dengan pada specimen tarik
modulus elastisitas atau modulus Young. sebelum dibebani (m).
Nilai Modulus elastis merupakan suatu
Tegangan tarik

sifat yang pasti dari suatu bahan. Untuk

Tegangan (KN/m^2)
60
gagal

kebanyakan baja, E berharga antara 200


40
dan 210 x 109 N/m2 atau E = 210 x 106 Fy

kN/m2. (popov E.P, 1989). 20

0.5 1.0 1.5 0.2


Keterangan : Regangan ((m/m)

 = tegangan, intensitas gaya


yang tegak lurus dengan Gambar. 2.2 Diagram tegangan
bidang potongan (N/mm2). regangan pelat baja struktural
F = gaya yang bekerja tegak
2.5 Perletakkan (Tumpuan)
lurus terhadap pelat.
Beberapa tumpuan yang biasa
A = luas penampang melintang
digunakan dalam perencanaan disain
specimen tarik (m2); harga
maupun uji coba konstruksi bangunan :
ini diasumsikan konstan
1. Tumpuan Jepit (kontilever)
selama uji dilakukan
Sifat dari tumpuan jepit adalah
pengurangan penampang
apabila memperoleh gaya luar dari
diabaiakan.
segala arah maka suatu benda akan
 = regangan, perpanjangan
tetap pada kedudukan semula, atau
persatuan panjang (m/m).
benda dalam keadaan dikekang.
ΔL0 = perpanjangan atau
2. Tumpuan Sendi
perubahan panjang antara
Sifat tumpuan bersendi adalah
dua titik acuan pada
berotasi tetapi tidak memungkinkan
specimen tarik (m).
perpindahan horisontal maupun nodal pada keempat titik sudutnya masing-
vertikal. masing titik nodal elemen pelat lentur
3. Tumpuan Roll. hanya ada satu derajat kebebasan
transalasi/satu peralihan umum yaitu w
2.6 Elemen Segiempat (translasi dalam arah z).
Jenis elemen pelenturan pelat
qi1
qi2
(plate-bending) yang paling sederhana z
qi3
memiliki bentuk segiempat. Ada dua jenis y y
4 
b
elemen segiempat, yang pertama disebut  w1
y
nonconforming karena elemen ini tidak w
3

memiliki kompatimibilitas sudut normal 1 


x
a
2b x
 w1
pada sisinya. Jenis yang kedua disebut 
x
2a
2
elemen conforming karena memilih sifat
komatibilitas tersebut. Bagaimanapun
kedua elemen ini dapat digunakan untuk Gambar 2.11 Segi Empat MZC

pemodelkan keadaan regangan konstan


pada pelat yang mengalami lenturan, dan 2.7 Meknika Fraktur (Fracture

elemen-elemen ini memiliki fungsi-fungsi Mechanics)

yang seimbang dan lengkap. Oleh karena Mekanika fraktur (FM) adalah

itu elemen ini akan memberikan hasil yang suatu metode untuk memprediksi

konvergen. kegagalan suatu struktur yang memiliki

Sebagai model elemen hingga pada suatu retakan. Mekanika fraktur

analisa pelat geladak ini diambil tipe menggunakan metode mekanika analitis

geometri elemen rectangular. Tipe ini benda padat untuk mengkalkulasi daya

adalah yang paling sederhana untuk penggerak pada suatu retakan dan

memodelkan pelat lentur (gambar 2.6). merupakan percobaan mekanika benda

sering pula disebut dengan MZC rectangle padat untuk menandai gaya pembalasan

karena awalnya dikembangkan oleh material untuk mematahkan.

Mellosh (M), Zienkienwicz (Z), Cheung Berikut Informasi diperlukan untuk

(C). Elemen ini mempunyai empat titik meprediksi mekanika fraktur (FM):
1. Beban yang diterapkan. yaitu: KIc, KIIc, dan KIIIc, yang disebut
2. Tekanan bersifat sisa. dengan ketangguhan fraktur (fracture
3. Bentuk dan ukuran tiap bagian. Tuoghness), maka retak pada baja akan
4. Ukuran, bentuk, penempatan, dan menjalar dengan cepat.
orientasi retakan. Faktor Intensitas Keteganggan
Pada umumnya tidak semua informasi ini (SIF) dapat difurmulsikan sebagai
ada dan asumsi konservatif harus dibuat. berikut:
Faktor intensitas tegangan (SIF) K = C a
digunakan pada mekanik fraktur (FM) Dimana Y adalah suatu fungsi menyangkut
untuk menyatakan tegangan (Stress lebar dan panjangnya retakan suatu daerah
Intensity) pada ujung keretakan yang diperoleh dari:
disebabkan sebuah pembebanan yang kecil
    
atau sisa-sisa tegangan pada suatu pelat C    sec 
W  W 
baja.
Karena suatu lembar daerah yang
terbatas W berisi suatu retakan yang
menenbus ketebalan dengan panjang 2α,

Gambar 2.6.1 Ilustrasi keadaan retak pada atau


pelat
  0,41    18,7   
2
Didalam mekanika fraktur (FM) dikenal C    1,12     
W   W   W 
tiga macam pembebanan yaitu:
1. Tipe Bukaan (Opening Mode I). Karena suatu daerah dengan lebar terbatas
2. Tipe Geser (Shear Mode II). W berisi suatu retakan yang menenbus
3. Tipe Sobek (Tearing Mode III). ketebalan dengan panjang α Karena
Diujung retak faktor intensitas
insinyur yang terbiasa menggunakan Klc
tegangan (SIF) KI, KII, dan KIII untuk
untuk menandai pertambahan retak,
masing-masing tipe dapat dihitung dengan
hubungan telah digunakan untuk
menggunakan peralihan ujung retak (Crack
mengurangi Jlc ke itu:
Tip Displacement). Apabila faktor
intensitas tegangan mencapai nilai kritisnya
B butuhkan untuk memperoleh nilai faktor
KIc =  ys
2.5 intensitas tegangan (SIF) yang sejauh ini

2
hanya program ANSYS Ver. 9.0 yang
K 
Dimana: B = tebal pelat ≥ 2.5 Ic  dapat menyajikan.
 
 ys  Secara garis besar perancangan
 ys = tegangan luluh baja = 250 model struktur dengan ANSYS Ver. 9.0
Mpa ini akan melalui beberapa tahap dibawah
Retak pada pelat baja pada kondisi ini :
pembebanan dapat berupa mix mode 1. Menentukan geometri model
(gabungan). Biasanya retak tersebut terjadi struktur.
dengan mode I dan mode II ini disebabkan 2. Mendefinisikan data-data :
karena arah pembebanannya. Jika ini 2.1. Jenis dan kekuatan bahan.
terjadi maka dapat simpulkan dengan 2.2. Dimensi penampang
rumus sebgi berikut: elemen struktur.
2.3. Macam beban.
KI = C a cos2 β
2.4. Kombinasi pembebanan.
KII = C a cos β sin β
3. Menenmpatkan (assign) data yang
( Wang C.H, , B.Eng, Ph.D, 1996 )
sudah didefinisikan kemodel
struktur.
2.8 Aplikasi Perhitungan
3.1. Data penampang dari data
Menggunakan ANSYS Ver. 9.0
kapal MT. Klawotong.
Salah satu program aplikasi yang
3.2. Data beban dari data
paling populer dalam dunia disain struktur
perhitungan kapal MT.
konstruksi adalah ANSYS Ver. 9.0.
Klawotong.
Adapun alasan penulis menggunakan
4. Memeriksa input data.
program ANSYS Ver. 9.0 dalam
5. Analisa Mekanika Teknik.
pemodelan dan pengolahan data yang
6. Desain struktur pelat sesuai dengan
telah ada adalah: ANSYS Ver. 9.0
gambar teknik pelat geladak kapal
menyajikan problem solving dari masalah
MT. Klawotong dan peraturan BKI
mekanika fraktur (FM) yang penulis
dan ABS.
BAB IV KI = C a cos2 β
PENGOLAHAN DATA
KII = C a cos β sin β
Analisa Perhitungan Faktor
Dimana: C =
Intensitas Tegangan (SIF) Pelat
Geladak Utama Menggunakan
1  (0,1 2
)  (0,96 4 )  1
cos(a)
Mekanika Fraktur (FE) a

Sebelum menghitung besarnya b
faktor intensitas tegangan kita harus 2
K 
a = panjang retak ≥ 2.5 Ic 
menghitung batasan besarnya nilai dari  
 ys 
faktor intensitas tegangan. Kita dapat
b = lebar penampang = 2,1 m
mengetahuinya dengan cara menghitung
 = tegangan
besarnya KIc (Factor Toughness) dengan
β = sudut keretakan
menggnakan rumus:
1. Kondisi Sagging
B
KIc =  ys
2.5

K 
2
 a  KI KII
Dimana: B = tebal pelat ≥ 2.5 Ic  (Mpa) (m) (m) (Mpa m ) (Mpa m )
  C
 ys  50.34 0.005 0.0003 1.000000 6.308 0
0.010 0.0005 1.000001 8.920 0
 ys = tegangan luluh baja
0.015 0.0008 1.000002 10.925 0
= 250 Mpa 0.020 0.0011 1.000003 12.615 0

B
Maka : KIc =  ys 2. Kondisi Hogging
2.5
 a  KI KII
0.01
= 250 (Mpa) (m) (m) C (Mpa m ) (Mpa m )
2.5 5.975 0
15.08 0.05 0.0027 1.00002
= 15,81 Mpa m 0.1 0.0053 1.00007 8.451 0
0.2 0.0106 1.00027 11.954 0
0.3 0.0160 1.00060 14.645 0
Perhitungan faktor intensitas
tegangan (SIF) secara fraktur mekanik (FE)
menggunakan rumus dari W.D, Pilkey
yaitu:
Analisa Perhitungan Faktor
Intensitas Tegangan (SIF) Pelat
Geladak Utama Menggunakan
Sofware ANSYS ver 9.0
Untuk mendapatkan hasil analisa
yang baik tidak harus dengan memodelkan
pelat geladak kapal secara keseluruhan, hal
ini dibenarkan secara ekonomis lebih
menguntungkan. Penulis mengambil
daerah yang sekiranya terjadi sesuatu Gambar Pemodelan Retak Pada Pelat
Geladak Utama Cargo Oil 3 Kapal MT.
perubahan yang besar, yaitu di daerah Klawotong
parallel middle body atau daerah tengah
kapal. Karena daerah tengah kapal sering 1
ELEMENTS
SEP 13 2008
06:42:28
terjadi kegagalan struktur.
11

Gambar Pemodelan Cargo Oil 3 Kapal Gambar Persebaran Retak pada Pelat
MT. Klawotong Geladak Utama Cargo Oil 3 Kapal MT.
Klawotong
1
ELEMENTS
SEP 13 2008
06:24:06
1. Kondisi Sagging
ANSYS ANSYS
KI K II

a
(m) (Mpa m ) (Mpa m ) (Mpa)
0.005 6.308 0.381 50,34
11 0.010 8.920 0.425
0.015 10.925 0.576
0.020 12.615 0.693

2. Kondisi Hogging
Gambar Pembesaran Persebaran Retak ANSYS ANSYS
KI K II
pada Pelat Geladak Utama Cargo Oil 3 a 
Kapal MT. Klawotong (m) (Mpa m ) (Mpa m ) (Mpa)
0.05 6.153 0.114 15,08
1
ELEMENT SOLUTION 0.1 8.722 0.186
STEP=1 SEP 7 2008
SUB =1
TIME=1
13:04:48
0.2 12.532 0.298
SINT (NOAVG)
DMX =.289E-08
SMN =5.295
SMX =261.127
0.3 15.585 0.352

Keterangan:
MN

MX
Dari gambar dapat dibaca bahwa
notasi:
a = Panjang Retak (m)
5.295 62.146 118.998 175.849 232.701
33.721 90.572 147.424 204.275 261.127
EX = Modulus Elastisitas
Gambar Pembesaran Nilai Tegangan Young Baja (N/m2)
Permukaan Persebaran Retak pada Pelat
Geladak Utama Cargo Oil 3 Kapal MT. NUXY = Poison Rasio Pelat Baja
Klawotong KI = Nilai Stress Intensity
Factor Mode I ( Mpa m )
KII = Nilai Stress Intensity
Factor Mode II ( Mpa m )
Gambar diasumsikan menggunakan
Plane Strain dengan Full Mode Crack
Model dan lima nodal Axtrapolation
Path
BAB V K II
W . D. Pilkey
K II
ANSYS
a 
KESIMPULAN DAN SARAN (m) (Mpa m ) (Mpa m ) (%)
5.1. Kesimpulan 0.005 0 0.381 1
0.010 0 0.425 1
Dari hasil pengolahan data maka
0.015 0 0.576 1
dapat disimpulkan sebagai berikut : 0.020 0 0.693 1

1. Kita dapat mengetahui nilai faktor


intensitas tegangan (SIF) yang terjadi
pada pelat geladak utama daerah Cargo
b. Kondisi Hogging
Oil 3 kapal MT. Klawotong yang
W . D. Pilkey ANSYS
KI KI
memiliki retak baik menggunakan a 
metode mekanika fraktur maupun (m) Mpa m ) (Mpa m ) (%)
0.05 5.975 6.153 0.029
program ANSYS ver 9.0. dengan 0.1 8.451 8.722 0.031
ketentuan masih dalam batas crack 0.2 11.954 12.532 0.046
0.3 14.645 15.585 0.060
propagation yang stabil.
2. Tingkat prosentase kesalahan a W . D. Pilkey ANSYS
K II K II
perhitungan nilai faktor intensitas
(m) Mpa m ) (Mpa m )  (%)
tegangan (SIF) dapat diketahui dengan 0.05 0 0.114 1
cara membandingkan hasil perhitungan 0.1 0 0.186 1
0.2 0 0.298 1
mekanika fraktur manual dengan 0.3 0 0.352 1
menggunakan program ANSYS
ver.9.0. 3. Dapat diketahui dengan perhitungan
bahwa faktor keamanan dari pelat
 KI
ANSYS W . D. Pilkey
KI
 ANSYS setelah dikenai beban:
KI
1. Kondisi Sagging
a. Kondisi Sagging
W . D. Pilkey ANSYS
Nilai tegangan akibat beban pada pelat
KI KI
a  geladak utama = 50,34 Mpa
(m) (Mpa m ) (Mpa m ) (%)
0.005 6.308 6.623 0.048
Nilai tegangan ultimate = 450 Mpa
0.010 8.920 9.435 0.055 Nilai faktor keamanan = nilai tegangan
0.015 10.925 11.598 0.058
ultimate / nilai tegangan pelat geladak
0.020 12.615 13.451 0.062
= 450 / 50,34
= 8,939 7. Timosenko P.S daan Goodier N.J,
2. Kondisi Hogging 1986, Teori Elastisitas, Erlangga,
Nilai tegangan akibat beban pada pelat Jakarta.
geladak utama = 15,08Mpa 8. Weaver, William, Jr, Paul R. Jhonston,
Nilai tegangan ultimate = 450 Mpa 1986, Elemen Hingga Untuk Analisis
Nilai faktor keamanan = nilai tegangan Struktur, Gramedia, Jakarta.
ultimate / nilai tegangan pelat geladak 9. Weaver, Williem, Jr and Johnston R.
= 450 / 15,08 = 29,841 Paul, 1972, Finite Element For
DAFTAR PUSTAKA Structural Analysis,Prentice Hall, Inc,
Engewood Cliffs, New Jersey.
1. Candrakant and Desain, 1988, Dasar-
Dasar Metode Elemen Hingga,
Airlangga, Jakarta.
2. Ghali A and Neville MA, 1990,
Analisis Struktur Gabungan Metode
Klasik dan Matriks, Erlangga Jakarta.
3. Popov E.P, 1989, Mechanic Of
Materials, Erlangga, Jakarta.
4. Rosyid, D.M., and Setyawan, D, 1988,
Kekuatan Struktur Kapal, Pradya
Paramita, Jakarta.
5. Santoso, IGM, Sudjono, YJ, 1983,
Teori Bangunan Kapal, Bagian
Proyek Pengadaan Buku Kejuruan
Teknologi, Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta
Utara, PT. Indah Kalam Karya.
6. Szilard, Rudolph, 1989, Teori dan
Analisis Pelat, Erlangga, Jakarta.

You might also like