Professional Documents
Culture Documents
Persalinan adalah proses untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil pembuahan yaitu janin, plasenta dan
selaput ketuban keluar dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Farrer,1999). Persalinan normal
adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm (bukan premature atau postmatur), mempunyai
onset yang spontan (tidak diinduksi), selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya,
mempunyai janin tunggal dengan presentase puncak kepala, terlaksana tanpa bantuan artificial, tidak
mencakup komplikasi, plasenta lahir normal. Menurut Mochtar (1998), Persalinan adalah suatu proses
pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri), yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir
atau dengan jalan lain. Persalinan normal disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi pada
letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan
bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan
lahirnya plasenta secara lengkap.
Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang ada hanya merupakan teori –
teori kompleks antara lain :
Hal tersebut akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan
kekejangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu
sirkulasi utero-plasenter.
Di belakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus Frankerhauser). Bila ganglion ini digeser dan
ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.
Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis srvikalis dengan tujuan merangsang
fleksus Frankerhauser
Sebelum terjadinya persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki “bulannya”
atau “minggunya” atau “harinya” yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage of labor). Ini
memberikan tenda-tanda sebagai berikut :
Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada
primigravida. Pada multipara tidak begitu kentara.
Perasaan sering-sering atau susah kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang-
kadang disebut “false labor pains”.
Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa bercamput darah (bloody
show).
Inpartu adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan. Tanda-tanda inpartu adalah:
Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
Keluar lender bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.
His (kontraksi uterus): gerakan memendek dan menebal otot-otot rahim yang terjadi untuk sementara
waktu.
Tenaga sekunder (mengejan): kontraksi otot-otot dinding perut dan diafragma serta ligmentous action
terutama ligament rotundum
Passages (jalan lahir): tulang panggul, serviks, vagina dan dasar panggul
6. Proses Persalinan
Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap
(10 cm). Persalinan kala satu dibagi menjadi 2 fase yaitu :
1) Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.
Pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan biasanya berlangsung dibawah 8 jam.
2) Fase aktif
Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat/ memadai jika
terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih. Serviks
membuka dari 3 ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih perjam dan terjadi penurunan
bagian terbawah janin. Dapat dibedakan menjadi tiga fase :
Fase – fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi demikian, akan tetapi
pada fase laten, fase aktif deselerasi akan terjadi lebih pendek. Mekanisme membukanya serviks
berbeda antara pada primigravida dan multigravida. Pada premi osteum uteri internum akan membuka
lebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis baru kemudian osteum uteri eksternum
membuka. Pada multigravida osteum uteri internum sudah sedikit terbuka. Osteum uteri internu dan
eksternum serta penipisan dan pendataran terjadi dalam saat yang sama.
Kala II
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan
lahirnya bayi. Kala dua dikenal juga sebagai kala pengeluaran. Ada beberapa tanda dan gejala kala dua
persalinan :
Ibu merasakan keinginan meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau vaginanya.
Diagnosis kala dua persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil pemeriksaan dalam yang menunjukkan :
Kala III
Kala tiga persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta.
Otot uterus berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba – tiba setelah
lahinya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat
implantasi plasenta. Karena tempat implantasi menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak
berubah maka plasenta akan menekuk, menebal kemudian dilepaskan dari dinding uterus. Setelah lepas
plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau bagian atas vagina.
Schultze :lepasnya seperti kita menutup payung, cara ini paling sering terjadi. Yang lepas duluan adalah
bagian tengah lalu terjadi retroplasental hematoma yang menolak uri mula-mula pada bagian tengah
kemudian seluruhnya. Menurut cara ini perdarahan ini biasanya tidak ada sebelum uri lahir.
Duncan: lepasnya uri mulai dari pinggir, jadi pinggir uri lahir duluan. Darah akan mengalir keluar antara
selaput ketuban. Atau serempak dari tengah dan pinggir plasenta.
Kustner: dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada/di atas simfisis. Tali pusat diteganggangkan
maka bila tali pusat masuk artinya belum lepas, bila diam atau maju artinya sudah lepas.
Klein: sewaktu ada his, rahim kita dorong, bila tali pusat kembali artinya belum lepas. Diam atau turun
artinya lepas.
Strassman : tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar artinya belum lepas. Tak
bergetar artinya sudah lepas.
Kala IV
Kala empat persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir selama 2 jam. Kala IV
dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2
jam pertama. Observasi yang dilakukan, antara lain :
Kontraksi uterus
Terjadinya perdarahan
Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 – 500 cc
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. KALA I
Pengkajian
Anamnesa
Riwayat kehamilan sekarang: ANC, masalah yang dialami selama kehamilan seperti perdarahan, kapan
mulai kontraksi, apakah gerakan bayi masih terasa, apakah selaput ketuban sudah pecah? Jika ya, cairan
warnanya apa? Kental/ encer? Kapan pecahnya? Apakah keluar darah pervagina? Bercak atau darah
segar? Kapan ibu terakhir makan dan minum? Apakah ibu kesulitan berkemih?
Riwayat medis saat ini (sakit kepala, pusing, mual, muntah atau nyeri epigastrium)
Pemeriksaan fisik
Nilai keadaan umum, suasana hati, tingkat kegelisahan, warna konjungtiva, kebersihan, status gizi, dan
kebutuhan cairan tubuh
Nilai tanda – tanda vital (TD, Nadi, suhu, dan pernafasan), untuk akurasi lakukan pemeriksaan TD dan
nadi diantara dua kontraksi.
Pemeriksaan abdomen
Kontraksi uterus
Pemeriksaan dalam
Nilai penurunan bagian terbawah dan apakah sudah masuk rongga panggul
Diagnosa keperawatan
1) Gangguan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan penurunan suplai 02 plasenta sekunder
akibat kontraksi uterus
4) Kurang pengetahuan tentang proses persalinan berhubungan dengan kurangnya informasi yang
dimiliki ibu
Perencanaan
1) Gangguan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan penurunan suplai 02 plasenta sekunder
akibat kontraksi uterus
Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama … diharapkan tidak terjadi fetal distress dengan
KE : DJJ 120-160x/menit
Intervensi:
Rasional: untuk mengetahui DJJ sehingga dapat dilakukan tindakan dengan segera apabila terjadi
peningkatan atau perlambatan.
Rasional: jika terlentang maka berat janin, uterus, air ketuban akan menekan vena cava inferior, hal ini
dapat mengakibatkan turunnya sirkulasi darah dari ibu ke plasenta
Rasional: persalinan lama/disfungsional dengan perpanjangan fase laten dapat menimbulkan masalah
kelelahan ibu, stres berat, infeksi dan hemoragi karena atonia/ruptur uterus
Catat DJJ bila ketuban pecah, periksa lagi 5 menit kemudian dan observasi perineum terhadap prolaps
tali pusat
Rasional: perubahan pada tekanan cairan amniotik dengan ruptur dan prolaps tali pusat dapat
menurunkan transfer oksigen ke janin
Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama … diharapkan ibu mampu mengendalikan
nyerinya dengan kriteria evaluasi ibu menyatakan menerima rasa nyerinya sebagai proses fisiologis
persalinan
Intervensi:
Kaji kontraksi uterus dan ketidaknyamanan (awitan, frekuensi, durasi, intensitas, dan gambaran
ketidaknyamanan)
Rasional: untuk mengetahui kemajuan persalinan dan ketidaknyamanan yang dirasakan ibu
Rasional: nyeri persalinan bersifat unik dan berbeda – beda tiap individu. Respon terhadap nyeri sangat
tergantung budaya, pengalaman terdahulu dan serta dukungan emosional termasuk orang yang
diinginkan (Henderson, 2006)
Jelaskan metode pereda nyeri yang ada seperti relaksasi, massage, pola pernafasan, pemberian posisi,
obat – obatan
Rasional: memungkinkan lebih banyak alternative yang dimiliki oleh ibu, oleh karena dukungan kepada
ibu untuk mengendalikan rasa nyerinya (Rajan dalam Henderson, 2006)
Rasional: dengan beberapa metode diharapkan ibu dapat mengendalikan rasa nyerinya
Lakukan perubahan posisi sesuai dengan keinginan ibu, tetapi ingin di tempat tidur anjurkan untuk
miring ke kiri
Rasional: nyeri persalinan bersifat sangat individual sehingga posisi nyaman tiap individu akan berbeda,
miring kiri dianjurkan karena memaksimalkan curah jantung ibu.
Relaksasi
Bertujuan untuk meminimalkan aktivitas simpatis pada system otonom sehingga ibu dapat memecah
siklus ketegangan-ansietas-nyeri. Tindakan dapat dilakukan dengan menghitung terbalik, bernyanyi,
bercerita, sentuhan terapeutik, akupresur, hipnoterapi, imajinasi terbimbing, dan terapi music.
Massage
Massage yang lebih mudah diingat dan menarik perhatian adalah yang dilakukan orang lain. Tindakan
massage diduga untuk menutup “gerbang” guna mencegah diterimanya stimulus nyeri, sentuhan
terapeutik akan meningkatkan pengendalian nyeri (Glick, 1993). Dianjurkan massage selama persalinan
bersifat terus menerus.
3) Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energy akibat peningkatan metabolisme
sekunder akibat nyeri selama persalinan
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama … diharapkan ibu tidak mengalami keletihan
dengan kriteria evaluasi: nadi:60-80x/menit(saat tidak ada his), ibu menyatakan masih memiliki cukup
tenaga
Intervensi:
Rasional: nadi dan tekanan darah dapat menjadi indicator terhadap status hidrasi dan energy ibu.
Rasional: mengurangi bertambahnya keletihan dan menghemat energy yang dibutuhkan untuk
persalinan
Rasional: dukungan emosional khususnya dari orang – orang yang berarti bagi ibu dapat memberikan
kekuatan dan motivasi bagi ibu
Sarankan keluarga untuk menawarkan dan memberikan minuman atau makanan kepada ibu
Rasional: makanan dan asupan cairan yang cukup akan memberi lebih banyak energy dan mencegah
dehidrasi yang memperlambat kontraksi atau kontraksi tidak teratur.
4) Kurang pengetahuan tentang proses persalinan berhubungan dengan kurangnya informasi yang
dimiliki ibu
Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan selama … diharapakan ibu dapat memahami proses
persalinan dengan kriteria evaluasi : ibu menyatakan dapat menerima penjelasan perawat, ibu
kooperatif
Intervensi :
Kaji pengetahuan yang telah dimiliki ibu serta kesiapan ibu menerima informasi
Menjelaskan tentang proses persalinan serta apa yang mesti dilakukan oleh ibu
Rasional: untuk memberikan informasi kepada ibu dengan harapan terjadi perubahan tingkat
pengetahuan dan psikomotor dari ibu sehingga ibu kooperatif
Menjelaskan tentang kemajuan persalinan, perubahan yang terjadi serta prosedur yang akan
dilaksanakan dan hasil pemeriksaan
Rasional: memberikan gambaran pada ibu tentang persalinan yang sedang dijalani, mengurangi
cemas dengan harapan keadaan psikologis ibu tenang yang dapat mempengaruhi intensitas his
Rasional: pujian dapat meningkatkan harga diri serta dapat menjadi motivasi untuk melakukannya lagi
Intervensi:
Berikan informasi tentang perubahan psikologis dan fisiologis pada persalinan sesuai kebutuhan
R/ pendidikan dapat menurunkan stres dan ansietas dan meningkatkan kemajuan persalinan
Kaji tingkat dan penyebab ansietas, kesiapan untuk melahirkan anak, latar belakang budaya dan peran
orang terdekat
R/ pola kontraksi hipertonik atau hipotonik dapat terjadi bila stres menetap dan memperpanjang
pelepasan katekolamin
Implementasi
Evaluasi
Sesuai dengan respon masing-masing klien terhadap intervensi keperawatan yang diberikan
dihubungkan dengan tujuan intervensi dan kriteria evaluasi.
2. KALA II
Pengkajian
1) Aktivitas /istirahat
adanya kelelahan, ketidak mampuan melakukan dorongan sendiri/ relaksasi.
Letargi.
3) Integritas Ego
Dapat merasa kehilangan control atau kebalikannya seperti saat ini klien terlibat mengejan secara aktif.
4) Eleminasi.
Keinginan untuk defikasi, disertai tekanan intra abdominal dan tekanan uterus.
Distensi kandung kemih mungkin ada , dengan urine dikeluarkan selama upaya mendorong.
Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 mnt masing-masing dan berakhir 60-90 dtk.
Dapat melawan kontraksi , khususnya bila tidak berpartisipasi dalam kelas kelahiran anak.
8) Sexualitas
Crowning terjadi, kaput tampak tepat sebelum kelahiran pada presentasi vertex
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian presentasi , dilatasi/ peregangan
jaringan , kompresi saraf, pola kontraksi semakin intense
2) Perubahan curah jantung berhubungan dengan fluktuasi pada aliran balik vena, perubahan pada
tahanan vaskuler sistemik.
3) Risiko terhadap kerusakan integritas kulit / jaringan b/d pencetusan persalinan, pola kotraksi
hipertonik, janin besar.
4) Resiko terhadap kerusakan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan kompresi mekanis
kepala/tali pusat, penurunan perfusi plasenta, persalinan yang lama, hiperventilasi maternal.
5) Resiko terhadap kekurangan volume cairan b/d kehilangan aktif, penurunan masukan ,
perpindahan cairan.
6) Resiko infeksi maternal b/d prosedur invasive berulang, trauma jaringan, pemajanan terhadap
pathogen, persalinan lama atau pecah ketuban
c. Perencanaan
1). Nyeri b/d tekanan mekanik pada presentasi, dilatasi/ peregangan jaringan,
Mandiri :
Beri tindakan kenyamanan seperti : perawatan mulut, perawatan / masase perineal, linen yang bersih
dan kering, lingkungan yang sejuk, kain yang sejuk dan lembab pada wajah dan leher ,kompres hangat
pada perineum, abdomen atau punggung.
R/ Meningkatkan kenyamanan psikologis dan fisik, memungkinkan klien fokus pada persalinan,
menurunkan kebutuhan analgesia dan anastesi.
R/ Informasi tentang perkiraan kelahiran menguatkan upaya yang telah dilakukan berarti.
Dukung dan posisikan blok sadel / anastesi spinal, local sesuai indikasi.
R/ Posisi yang tepat menjamin penempatan yang tepat dari obat-obatan dan mencegah komplikasi.
2). Perubahan curah jantung berhubungan dengan fluktuasi pada aliran balik vena,
Tujuan : Setelah diberikan askep selama… diharapkan tidak terjadi perubahan curah jantung dan
perubahan tahanan vaskuler sistemik dengan criteria evaluasi
Mandiri:
Pantau TD dan nadi setiap 5-15 mnt, perhatikan jumlah dan konsentrasi haluaran urine, tes terhadap
albuminuria.
Anjurkan klien untuk inhalahi dan ekshalasi selama upaya mengejan menggunakan tehnik glottis
terbukaan.
R/ Valsava manuver yang lama dan berulang terjadi bila pasien menahan nafas saat mendorong
terhadap glottis yang tertutup.yang dapat mengganggu aliran balik vena.
R/ Posisi persalinan yang baik mempertahankan aliran balik vena dan mencegah hipotensi.
Pantau TD dan nadi segara setelah pemberian anastesi sampai klien stabil.
R/ Hipotensi adalah reaksi merugikan paling umum pada blok epidural lumbal atau subaraknoid
memperlambat aliran balik vena dan menurunkan curah jantung
Kolaborasi:
Atur infus intra vena sesuai indikasi, pantau pembrian oksitosin dan turunkan kecepatan bila perlu.
R/ Jalur IV harus tersedia pada kasus perlunya memperbaiki hipotensi atau menaikkan obat kedaruratan.