You are on page 1of 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN PERSALINAN NORMAL

KONSEP DASAR PERSALINAN

1. Pengertian Persalinan dan Persalinan Normal

Persalinan adalah proses untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil pembuahan yaitu janin, plasenta dan
selaput ketuban keluar dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Farrer,1999). Persalinan normal
adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm (bukan premature atau postmatur), mempunyai
onset yang spontan (tidak diinduksi), selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya,
mempunyai janin tunggal dengan presentase puncak kepala, terlaksana tanpa bantuan artificial, tidak
mencakup komplikasi, plasenta lahir normal. Menurut Mochtar (1998), Persalinan adalah suatu proses
pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri), yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir
atau dengan jalan lain. Persalinan normal disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi pada
letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan
bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan
lahirnya plasenta secara lengkap.

2. Sebab – sebab yang Menimbulkan Persalinan (Mochtar, 1998)

Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang ada hanya merupakan teori –
teori kompleks antara lain :

Teori penurunan hormone


Terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron pada 1-2 minggu sebelum partus dimulai.
Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan
pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun.

Teori plasenta menjadi tua

Hal tersebut akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan
kekejangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.

Teori distensi rahim

Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu
sirkulasi utero-plasenter.

Teori iritasi mekanik

Di belakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus Frankerhauser). Bila ganglion ini digeser dan
ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.

Induksi partus (Induction of labour)

Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :

Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis srvikalis dengan tujuan merangsang
fleksus Frankerhauser

Amniotomi : pemecahan ketuban


Oksitosin drip : pemberian oksitosin menurut tetesan per infus

3. Tanda-Tanda Permulaan Persalinan (Rustam Mochtar, 1998)

Sebelum terjadinya persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki “bulannya”
atau “minggunya” atau “harinya” yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage of labor). Ini
memberikan tenda-tanda sebagai berikut :

Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada
primigravida. Pada multipara tidak begitu kentara.

Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.

Perasaan sering-sering atau susah kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.

Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang-
kadang disebut “false labor pains”.

Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa bercamput darah (bloody
show).

4. Tanda –tanda Inpartu

Inpartu adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan. Tanda-tanda inpartu adalah:

Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.

Keluar lender bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.

Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah ada.


5. Faktor-faktor Persalinan

Faktor-faktor yang terlibat dalam persalinan menurut Farrer (1999), adalah:

Power (kekuatan yang mendorong janin keluar):

His (kontraksi uterus): gerakan memendek dan menebal otot-otot rahim yang terjadi untuk sementara
waktu.

Retraksi: pemendekan otot-otot rahim yang menetap setelah terjadi kontraksi

Tenaga sekunder (mengejan): kontraksi otot-otot dinding perut dan diafragma serta ligmentous action
terutama ligament rotundum

Passages (jalan lahir): tulang panggul, serviks, vagina dan dasar panggul

Passenger (janin): kepala janin, plasenta, selaput dan cairan ketuban.

6. Proses Persalinan

Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :


Kala I

Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap
(10 cm). Persalinan kala satu dibagi menjadi 2 fase yaitu :

1) Fase laten

Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.
Pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan biasanya berlangsung dibawah 8 jam.

2) Fase aktif

Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat/ memadai jika
terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih. Serviks
membuka dari 3 ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih perjam dan terjadi penurunan
bagian terbawah janin. Dapat dibedakan menjadi tiga fase :

Ø Akselerasi : pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm yang membutuhkan waktu 2 jam

Ø Dilatasi maksimal : pembukaan dari 4 cm menjadi 9 cm dalam waktu 2 jam

Ø Deselarasi : pembukaan menjadi lambat, dari 9 menjadi 10 cm dalam waktu 2 jam

Fase – fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi demikian, akan tetapi
pada fase laten, fase aktif deselerasi akan terjadi lebih pendek. Mekanisme membukanya serviks
berbeda antara pada primigravida dan multigravida. Pada premi osteum uteri internum akan membuka
lebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis baru kemudian osteum uteri eksternum
membuka. Pada multigravida osteum uteri internum sudah sedikit terbuka. Osteum uteri internu dan
eksternum serta penipisan dan pendataran terjadi dalam saat yang sama.

Kala II

Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan
lahirnya bayi. Kala dua dikenal juga sebagai kala pengeluaran. Ada beberapa tanda dan gejala kala dua
persalinan :
Ibu merasakan keinginan meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi

Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau vaginanya.

Perineum terlihat menonjol

Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka

Peningkatan pengeluaran lender dan darah

Diagnosis kala dua persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil pemeriksaan dalam yang menunjukkan :

Pembukaan serviks telah lengkap

Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina

Kala III

Kala tiga persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta.

1) Fisiologi kala tiga

Otot uterus berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba – tiba setelah
lahinya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat
implantasi plasenta. Karena tempat implantasi menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak
berubah maka plasenta akan menekuk, menebal kemudian dilepaskan dari dinding uterus. Setelah lepas
plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau bagian atas vagina.

2) Tanda – tanda lepasnya plasenta

Perubahan ukuran dan bentuk uterus

Tali pusat memanjang

Semburan darah tiba – tiba

Kala III terdiri dari 2 fase :

Fase pelepasan uri

Cara lepasnya uri ada beberapa cara :

Schultze :lepasnya seperti kita menutup payung, cara ini paling sering terjadi. Yang lepas duluan adalah
bagian tengah lalu terjadi retroplasental hematoma yang menolak uri mula-mula pada bagian tengah
kemudian seluruhnya. Menurut cara ini perdarahan ini biasanya tidak ada sebelum uri lahir.

Duncan: lepasnya uri mulai dari pinggir, jadi pinggir uri lahir duluan. Darah akan mengalir keluar antara
selaput ketuban. Atau serempak dari tengah dan pinggir plasenta.

Fase pengeluaran uri

Kustner: dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada/di atas simfisis. Tali pusat diteganggangkan
maka bila tali pusat masuk artinya belum lepas, bila diam atau maju artinya sudah lepas.

Klein: sewaktu ada his, rahim kita dorong, bila tali pusat kembali artinya belum lepas. Diam atau turun
artinya lepas.

Strassman : tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar artinya belum lepas. Tak
bergetar artinya sudah lepas.
Kala IV

Kala empat persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir selama 2 jam. Kala IV
dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2
jam pertama. Observasi yang dilakukan, antara lain :

Tingkat kesadaran ibu

Pemeriksaan TTV : tekanan darah, nadi, pernafasan

Kontraksi uterus

Terjadinya perdarahan

Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 – 500 cc
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. KALA I

Pengkajian

Anamnesa

Nama, umur, dan alamat

Gravida dan para

Hari pertama haid terakhir (HPHT)

Riwayat alergi obat

Riwayat kehamilan sekarang: ANC, masalah yang dialami selama kehamilan seperti perdarahan, kapan
mulai kontraksi, apakah gerakan bayi masih terasa, apakah selaput ketuban sudah pecah? Jika ya, cairan
warnanya apa? Kental/ encer? Kapan pecahnya? Apakah keluar darah pervagina? Bercak atau darah
segar? Kapan ibu terakhir makan dan minum? Apakah ibu kesulitan berkemih?

Riwayat kehamilan sebelumnya

Riwayat medis lainnya seperti hipertensi, pernafasan

Riwayat medis saat ini (sakit kepala, pusing, mual, muntah atau nyeri epigastrium)

Pemeriksaan fisik

Tunjukkan sikap ramah

Minta mengosongkan kandung kemih

Nilai keadaan umum, suasana hati, tingkat kegelisahan, warna konjungtiva, kebersihan, status gizi, dan
kebutuhan cairan tubuh

Nilai tanda – tanda vital (TD, Nadi, suhu, dan pernafasan), untuk akurasi lakukan pemeriksaan TD dan
nadi diantara dua kontraksi.

Pemeriksaan abdomen

Menentukan tinggi fundus

Kontraksi uterus

Palpasi jumlah kontraksi dalam 10 menit, durasi dan lamanya kontraksi


Memantau denyut jantung janin (normal 120-160x/menit)

Menentukan presentasi (bokong atau kepala)

Menentukan penurunan bagian terbawah janin

Pemeriksaan dalam

Nilai pembukaan dan penipisan serviks

Nilai penurunan bagian terbawah dan apakah sudah masuk rongga panggul

Jika bagian terbawah kepala, pastikan petunjuknya.

Diagnosa keperawatan

1) Gangguan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan penurunan suplai 02 plasenta sekunder
akibat kontraksi uterus

2) Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan

3) Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energy akibat peningkatan metabolisme


sekunder akibat nyeri selama persalinan

4) Kurang pengetahuan tentang proses persalinan berhubungan dengan kurangnya informasi yang
dimiliki ibu

5) Cemas b.d krisis situasional akibat proses persalinan

Perencanaan
1) Gangguan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan penurunan suplai 02 plasenta sekunder
akibat kontraksi uterus

Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama … diharapkan tidak terjadi fetal distress dengan
KE : DJJ 120-160x/menit

Intervensi:

Kaji DJJ tiap 30 menit

Rasional: untuk mengetahui DJJ sehingga dapat dilakukan tindakan dengan segera apabila terjadi
peningkatan atau perlambatan.

Sarankan ibu untuk tidak berbaring telentang lebih dari 10 menit

Rasional: jika terlentang maka berat janin, uterus, air ketuban akan menekan vena cava inferior, hal ini
dapat mengakibatkan turunnya sirkulasi darah dari ibu ke plasenta

Catat kemajuan persalinan

Rasional: persalinan lama/disfungsional dengan perpanjangan fase laten dapat menimbulkan masalah
kelelahan ibu, stres berat, infeksi dan hemoragi karena atonia/ruptur uterus

Catat DJJ bila ketuban pecah, periksa lagi 5 menit kemudian dan observasi perineum terhadap prolaps
tali pusat
Rasional: perubahan pada tekanan cairan amniotik dengan ruptur dan prolaps tali pusat dapat
menurunkan transfer oksigen ke janin

Kolaborasi pemberian oksigen

Rasional:meningkatkan oksigen ibu yang tersedia untuk ambilan fetal

2) Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan

Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama … diharapkan ibu mampu mengendalikan
nyerinya dengan kriteria evaluasi ibu menyatakan menerima rasa nyerinya sebagai proses fisiologis
persalinan

Intervensi:

Kaji kontraksi uterus dan ketidaknyamanan (awitan, frekuensi, durasi, intensitas, dan gambaran
ketidaknyamanan)

Rasional: untuk mengetahui kemajuan persalinan dan ketidaknyamanan yang dirasakan ibu

Kaji tentang metode pereda nyeri yang diketahui dan dialami

Rasional: nyeri persalinan bersifat unik dan berbeda – beda tiap individu. Respon terhadap nyeri sangat
tergantung budaya, pengalaman terdahulu dan serta dukungan emosional termasuk orang yang
diinginkan (Henderson, 2006)

Kaji faktor yang dapat menurunkan toleransi terhadap nyeri

Rasional:mengidentifikasi jalan keluar yang harus dilakukan


Kurangi dan hilangkan faktor yang meningkatkan nyeri

Rasional: tidak menambah nyeri klien

Jelaskan metode pereda nyeri yang ada seperti relaksasi, massage, pola pernafasan, pemberian posisi,
obat – obatan

Rasional: memungkinkan lebih banyak alternative yang dimiliki oleh ibu, oleh karena dukungan kepada
ibu untuk mengendalikan rasa nyerinya (Rajan dalam Henderson, 2006)

Dorong ibu untuk mencoba beberapa metode

Rasional: dengan beberapa metode diharapkan ibu dapat mengendalikan rasa nyerinya

Lakukan perubahan posisi sesuai dengan keinginan ibu, tetapi ingin di tempat tidur anjurkan untuk
miring ke kiri

Rasional: nyeri persalinan bersifat sangat individual sehingga posisi nyaman tiap individu akan berbeda,
miring kiri dianjurkan karena memaksimalkan curah jantung ibu.

Beberapa teknik pengendalian nyeri :

Relaksasi

Bertujuan untuk meminimalkan aktivitas simpatis pada system otonom sehingga ibu dapat memecah
siklus ketegangan-ansietas-nyeri. Tindakan dapat dilakukan dengan menghitung terbalik, bernyanyi,
bercerita, sentuhan terapeutik, akupresur, hipnoterapi, imajinasi terbimbing, dan terapi music.

Massage

Massage yang lebih mudah diingat dan menarik perhatian adalah yang dilakukan orang lain. Tindakan
massage diduga untuk menutup “gerbang” guna mencegah diterimanya stimulus nyeri, sentuhan
terapeutik akan meningkatkan pengendalian nyeri (Glick, 1993). Dianjurkan massage selama persalinan
bersifat terus menerus.
3) Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energy akibat peningkatan metabolisme
sekunder akibat nyeri selama persalinan

Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama … diharapkan ibu tidak mengalami keletihan
dengan kriteria evaluasi: nadi:60-80x/menit(saat tidak ada his), ibu menyatakan masih memiliki cukup
tenaga

Intervensi:

Kaji tanda – tanda vital yaitu nadi dan tekanan darah

Rasional: nadi dan tekanan darah dapat menjadi indicator terhadap status hidrasi dan energy ibu.

Anjurkan untuk relaksasi dan istirahat di antara kontraksi

Rasional: mengurangi bertambahnya keletihan dan menghemat energy yang dibutuhkan untuk
persalinan

Sarankan suami atau keluarga untuk mendampingi ibu

Rasional: dukungan emosional khususnya dari orang – orang yang berarti bagi ibu dapat memberikan
kekuatan dan motivasi bagi ibu

Sarankan keluarga untuk menawarkan dan memberikan minuman atau makanan kepada ibu

Rasional: makanan dan asupan cairan yang cukup akan memberi lebih banyak energy dan mencegah
dehidrasi yang memperlambat kontraksi atau kontraksi tidak teratur.
4) Kurang pengetahuan tentang proses persalinan berhubungan dengan kurangnya informasi yang
dimiliki ibu

Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan selama … diharapakan ibu dapat memahami proses
persalinan dengan kriteria evaluasi : ibu menyatakan dapat menerima penjelasan perawat, ibu
kooperatif

Intervensi :

Kaji pengetahuan yang telah dimiliki ibu serta kesiapan ibu menerima informasi

Rasional: untuk mengefektifkan penjelasan yang akan diberikan

Menjelaskan tentang proses persalinan serta apa yang mesti dilakukan oleh ibu

Rasional: untuk memberikan informasi kepada ibu dengan harapan terjadi perubahan tingkat
pengetahuan dan psikomotor dari ibu sehingga ibu kooperatif

Menjelaskan tentang kemajuan persalinan, perubahan yang terjadi serta prosedur yang akan
dilaksanakan dan hasil pemeriksaan

Rasional: memberikan gambaran pada ibu tentang persalinan yang sedang dijalani, mengurangi
cemas dengan harapan keadaan psikologis ibu tenang yang dapat mempengaruhi intensitas his

Memberi pujian atas sikap kooperatif ibu

Rasional: pujian dapat meningkatkan harga diri serta dapat menjadi motivasi untuk melakukannya lagi

5) Cemas b.d krisis situasional akibat proses persalinan


Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama … diharapkan kecemasan berkurang dengan
kriteria evaluasi : tampak rileks, ibu kooperatif dalam teknik relaksasi dan napas dalam, ibu melaporkan
cemas berkurang, TD stabil.

Intervensi:

Berikan informasi tentang perubahan psikologis dan fisiologis pada persalinan sesuai kebutuhan

R/ pendidikan dapat menurunkan stres dan ansietas dan meningkatkan kemajuan persalinan

Kaji tingkat dan penyebab ansietas, kesiapan untuk melahirkan anak, latar belakang budaya dan peran
orang terdekat

R/ memberikan informasi dasar, ansietas memperberat persepsi nyeri, mempengaruhi penggunaan


teknik koping dan menstimulasi pelepasan aldosteron yang dapat meningkatkan resospsi natrium dan
air

Pantau TTV sesuai indikasi

R/ stres mengaktifkan sistem adrenokortikal hipofisis-hipotalamik, yang meningkatkan retensi dan


resorpsi natrium dan air dan meningkatkan eksresi kalium. Resorpsi natrium dan air dapat memperberat
perkembangan toksemia intapartal/hipertensi, kehilangan kalium dapat memperberat penurunan
aktivitas miometrik.

Pantau pola kontraksi uterus, laporkan disfungsi persalinan

R/ pola kontraksi hipertonik atau hipotonik dapat terjadi bila stres menetap dan memperpanjang
pelepasan katekolamin

Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan, masalah dan rasa takut


R/ stres, rasa takut dan ansietas mempunyai efek yang dalam pada proses persalinan, sering
memperlama fase pertama karena penggunaan cadangan glukosa ; menyebabkan kelebihan epinefrin
yang dilepaskan dari stimulasi adrenal, yang menghambat aktivitas miometrial ; dan meningkatkan
kadar norepinefrin yang cendrung meningkatkan aktivitas uterus.

Demonstrasikan metode persalinan dan relaksasi, berikan tindakan kenyamanan

R/ menurunkan stresor yang dapat memperberat ansietas; memberikan strategi koping

Implementasi

Sesuai dengan rencana intervensi

Evaluasi

Sesuai dengan respon masing-masing klien terhadap intervensi keperawatan yang diberikan
dihubungkan dengan tujuan intervensi dan kriteria evaluasi.

WOC kala I terlampir

2. KALA II

Pengkajian

1) Aktivitas /istirahat
adanya kelelahan, ketidak mampuan melakukan dorongan sendiri/ relaksasi.

Letargi.

Lingkaran hitam di bawah mata.

2) Sirkulasi: tekanan darah dapat meningkat 5-10mmHg diantara kontraksi.

3) Integritas Ego

Respon emosional dapat meningkat.

Dapat merasa kehilangan control atau kebalikannya seperti saat ini klien terlibat mengejan secara aktif.

4) Eleminasi.

Keinginan untuk defikasi, disertai tekanan intra abdominal dan tekanan uterus.

Dapat mengalami rabas fekal saat mengejan.

Distensi kandung kemih mungkin ada , dengan urine dikeluarkan selama upaya mendorong.

5) Nyeri/ Ketidak nyamanan

Dapat merintih/ meringis selama kontraksi.

Amnesia diantara kontraksi mungkin terlihat.

Melaporkan rasa terbakar/ meregang dari perineum.

Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong.

Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 mnt masing-masing dan berakhir 60-90 dtk.

Dapat melawan kontraksi , khususnya bila tidak berpartisipasi dalam kelas kelahiran anak.

6) Pernafasan: peningkatan frekuensi pernafasan.


7) Keamanan

Diaforesis sering terjadi.

Bradikardi janin dapat terjadi selama kontraksi

8) Sexualitas

Servik dilatasi penuh( 10 cm) dan penonjolan 100%.

Peningkatan penampakan perdarahan vagina.

Penonjolan rectal/ perineal dengan turunnya janin.

Membrane mungkin rupture pada saat ini bila masih utuh.

Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi.

Crowning terjadi, kaput tampak tepat sebelum kelahiran pada presentasi vertex

b. Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian presentasi , dilatasi/ peregangan
jaringan , kompresi saraf, pola kontraksi semakin intense

2) Perubahan curah jantung berhubungan dengan fluktuasi pada aliran balik vena, perubahan pada
tahanan vaskuler sistemik.

3) Risiko terhadap kerusakan integritas kulit / jaringan b/d pencetusan persalinan, pola kotraksi
hipertonik, janin besar.
4) Resiko terhadap kerusakan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan kompresi mekanis
kepala/tali pusat, penurunan perfusi plasenta, persalinan yang lama, hiperventilasi maternal.

5) Resiko terhadap kekurangan volume cairan b/d kehilangan aktif, penurunan masukan ,
perpindahan cairan.

6) Resiko infeksi maternal b/d prosedur invasive berulang, trauma jaringan, pemajanan terhadap
pathogen, persalinan lama atau pecah ketuban

c. Perencanaan

1). Nyeri b/d tekanan mekanik pada presentasi, dilatasi/ peregangan jaringan,

kompresi saraf, pola kontraksi semakin intensif

Tujuan : Setelah diberikan askep selama … diharapkan klien dapat

mengontrol rasa nyeri dengan criteria evaluasi :

– Mengungkapkan penurunan nyeri

– Menggunakan tehnik yang tepat untuk mempertahan kan control.nyeri.

– Istirahat diantara kontraksi


Intervensi :

Mandiri :

Identifikasi derajat ketidak nyamanan dan sumbernya.

R/ Mengklarifikasi kebutuhan memungkinkan intervensi yang tepat.

Beri tindakan kenyamanan seperti : perawatan mulut, perawatan / masase perineal, linen yang bersih
dan kering, lingkungan yang sejuk, kain yang sejuk dan lembab pada wajah dan leher ,kompres hangat
pada perineum, abdomen atau punggung.

R/ Meningkatkan kenyamanan psikologis dan fisik, memungkinkan klien fokus pada persalinan,
menurunkan kebutuhan analgesia dan anastesi.

Pantau dan catat aktivitas uterus pada setiap kontraksi.

R/ Memberikan informasi tentangkemajuan kontinu, membantu identifikasi pola kontraksi abnormal

Berikan dukungan dan informasi yang berhubungan dengan persalinan.

R/ Informasi tentang perkiraan kelahiran menguatkan upaya yang telah dilakukan berarti.

Anjurkan klien untuk mengatur upaya untuk mengejan.

R/ Upaya mengejan spontan yang tidak terus menerus menghindari efeknegatif


berkenaandenganpenurunan kadar oksigen ibu dan janin.

Bantu ibu untuk memilih posisi optimal untuk mengejan

R/ Posisi yang tepat dengan relaksasi memudahkan kemajuan persalinan


Kolaborasi

Kaji pemenuhan kandung kemih, kateterisasi bila terlihat distensi.

R/ Meningkatkan kenyamanan, memudahkan turunnya janin, menurunkan resiko trauma kantung


kencing.

Dukung dan posisikan blok sadel / anastesi spinal, local sesuai indikasi.

R/ Posisi yang tepat menjamin penempatan yang tepat dari obat-obatan dan mencegah komplikasi.

2). Perubahan curah jantung berhubungan dengan fluktuasi pada aliran balik vena,

perubahan pada tahanan vaskuler sistemik.

Tujuan : Setelah diberikan askep selama… diharapkan tidak terjadi perubahan curah jantung dan
perubahan tahanan vaskuler sistemik dengan criteria evaluasi

– Tanda- tanda vital dalam batas normal

– Djj dan variabilitas dalam batas normal.


Intervensi :

Mandiri:

Pantau TD dan nadi setiap 5-15 mnt, perhatikan jumlah dan konsentrasi haluaran urine, tes terhadap
albuminuria.

R/ Peningkatan curah jantung 30-50% mempengaruhi kontraksi uterus

Anjurkan klien untuk inhalahi dan ekshalasi selama upaya mengejan menggunakan tehnik glottis
terbukaan.

R/ Valsava manuver yang lama dan berulang terjadi bila pasien menahan nafas saat mendorong
terhadap glottis yang tertutup.yang dapat mengganggu aliran balik vena.

Pantau DJJ setelah setiap kontraksi atau upaya mengejan.

R/ Mendeteksi bradikardi pada janin dan hipoksia .

Anjurkan klien memilih posisi persalinan yang mengoptimalkan sirkulasi.

R/ Posisi persalinan yang baik mempertahankan aliran balik vena dan mencegah hipotensi.

Pantau TD dan nadi segara setelah pemberian anastesi sampai klien stabil.

R/ Hipotensi adalah reaksi merugikan paling umum pada blok epidural lumbal atau subaraknoid
memperlambat aliran balik vena dan menurunkan curah jantung

Kolaborasi:
Atur infus intra vena sesuai indikasi, pantau pembrian oksitosin dan turunkan kecepatan bila perlu.

R/ Jalur IV harus tersedia pada kasus perlunya memperbaiki hipotensi atau menaikkan obat kedaruratan.

You might also like