You are on page 1of 16

IDENTIFIKASI JAMUR

LAPORAN PRAKTIKUM

disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Mikrobiologi


yang dibimbing oleh Dr. Endang Suarsini, M.Ked

Disusun oleh :
Kelompok 4 / Offering A
1. Adek Larasati S. (160341606007)
2. Agrintya Indah M. (160341606041)
3. Mamik Rizkiatul L. (160341606051)
4. Novela Memiasih (160341606093)
5. Racy Rizki Abdillah (160341606056)
S1 Pendidikan Biologi

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2018
A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Agar mahasiswa dapat mengamati ciri-ciri koloni jamur.
2. Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi dan menentukan jenis jamur
yang diamati.

B. DASAR TEORI
Fungi (jamur) adalah salah satu kelompok mikroba yang sering
mengkontaminasi makanan jamur mikroskopis dibagi dua, yakni kapang dan
khamir. Kapang mempunyai bentuk pertumbuhan seperti massa benang
bercabang-cabang yang disebut miselium (tunggal disebut hifa). Hifa ada yang
bersepta dan ada yang tidak. Dan mengandung satu, dua atau banyak inti
tergantung atas jenis dan stadia pertumbuhan kapang. Hifa yang tidak bersepta
merupakan sel yang sangat panjang, bercabang-cabang berisi sitoplasma
dengan inti yang benyak, disebut soenosistik. Hifa dibedakan atas dua yaitu
hifa fertile, membentuk sel reproduktif dan pertumbuhan ke atas sebagai hifa
udara serta hifa vegetated, adalah hifa yang mencari makanan ke dalam
substrat (Nawir, dkk, 2012).
Fungi atau cendawan adalah organisme heterotrofik mereka memerlukan
senyawa organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati
yang terlarut, mereka disebut saprofit. Saprofit menghancurkan sisa-
sisatumbuhan dan hewan yang kompleks, menguraikannya menjadi zat-zat
kimiayang lebih sederhana, yang kemudian dikembalikan ke dalam tanah,
danselanjutnya meningkatkan kesuburannya. Jadi mereka dapat
sangatmenguntungkan bagi manusia. Sebaliknya, mereka juga dapat merugikan
kitabilamana membusukkan kayu, tekstil, makanan dan bahan-bahan lain
(Krisno,2011).
Jamur adalah sekelompok organisme yang digabungkan dalam takson
Kingdom Fungi berdasarkan system Whittaker. Kingdom fungi mempunyai
cirikhas yaitu bersifat heterotrof yang mengabsorbsi nutrient dan memiliki kitin
padadinding selnya. Jamur dapat bersifat saprotrop dengan mendapatkan
nutrisi dariorganisme lain yang mati, bersifat parasit dengan mengisap nutrisi
dari organisme hidup, atau dengan bersimbiosis mutualisme dengan satu
organisme. Produksikitin, sejenis polisakarida, adalah synapomorphy (sifat
yang serupa) antara fungi,choanoflagellata dan hewan (Purves, 2003).
Hal ini menjadi bukti bahwa secara evolusioner, fungi lebih dekat ke
hewan dibandingkan tumbuhan. Tetapi fungi mempunya penggunaan kitin
yangberbeda dengan hewan. Hewan hanya memproduksi kitin pada bagian
tertentu,misalnya sebagai rangka luar, rambut atau kuku, sementara fungi
memiliki kitinsebagai pembentuk dinding pada seluruh selnya. Adanya kitin
juga membantu membedakan antara fungi dan eukariota lain, seperti protista.
Kingdom Fungidapat dibagi menjadi 4 filum, yaitu Chytridiomycota,
Zygomycota, Ascomycota,and Basidiomycota. Masing-masing filum ini
memiliki anggota baik uniseluler maupun multiseluler (Purves dan Sadava,
2003).
Pada umumnya fungi (jamur) bersel banyak (multiseluler), tetpai ada pula
beberapa yang bersel satu (uniseluler). Berdasarkan sifat ini pula, maka ukuran
jamur sangat bervariasi dari yng sangat kecil/mikroskopis samapi yang
berukurabn besar/makroskropis. Menurut Ainsworth (1968) ada sekurang-
kurangnya 50.000 spesies dan 4.000 genera jamur yang telah dikenal. Sejumlah
besar spesies jamur memiliki peranan yang penting bagi kehidupan manusia.
Halini yang menyebabkan lahirnya cabang ilmu mengenai seluk beluk jamur,
yaitu mikologi (Felayati, 2010).
Pada umumnya fungi (jamur) bersel banyak (multiseluler), tetpai ada pula
beberapa yang bersel satu (uniseluler). Berdasarkan sifat ini pula, maka ukuran
jamur sangat bervariasi dari yng sangat kecil/mikroskopis samapi yang
berukurabn besar/makroskropis. Menurut Ainsworth (1968) ada sekurang-
kurangnya 50.000 spesies dan 4.000 genera jamur yang telah dikenal. Sejumlah
besar spesies jamur memiliki peranan yang penting bagi kehidupan manusia.
Halini yang menyebabkan lahirnya cabang ilmu mengenai seluk beluk jamur,
yaitu mikologi (Felayati, 2010).
Fungi ada yang bersifat parasit dan ada pula yang bersifat saprofit. Parasit
apabila dalam memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil dari
benda hidup yang ditumpanginya, sedangkan bersifat saprofit apabila
memperoleh makanan dari benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri.
Fungi dapat mensintesis protein dengan mengambil sumber karbon dari
karbohidrat (misalnya glukosa, sukrosa atau maltosa), sumber nitrogen dari
bahan organik atau anorganik, dan mineral dari substratnya. Ada juga beberapa
fungi yang dapat mensintesis vitamin-vitamin yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan biakan sendiri, tetapi ada juga yang tidak dapat mensintesis
sendiri sehingga harus mendapatkan dari substrat misalkan tiamin dan biotin
(Dwidjoseputro, 2005).
Jamur tidak dapat hidup secara autotrof, melainkan harus hidup secara
heterotrof. Jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang
ada dilingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit,artinya hidup dari
penguraian sampah sampah-sampah organic seperti bangkai, sisa tumbuhan,
makanan dan kayu lapuk, menjadi bahan-bahan anorganik. Ada pula jamur
yang hidup secara parasit artinya jamur mendapatkan bahan organik dari
inangnya misalnya dari manusia, binatang dan tumbuhan. Adapula yang hidup
secara simbiosis mutualisme, yakni hidup bersama dengan orgaisme lain agar
saling mendapatkan untung, misalnya bersimbiosis dengan ganggang
membentuk lumut kerak (Syamsuri, 2004).
Jamur dibagi menjadi 2 yaitu khamir (Yeast) dan kapang (Mold). Kapang
(mold) yaitu jamur yang berbentuk filamen. Kapang yang ditemukan pada
tempe misalnya Rhizopus oryzae. Contoh lainnya adalah Mucor, Absidia,
Trichoderma, Neurospora, Phycomyces.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat:
1. Mikroskop 4. Pipet
2. Kaca Benda 5. Jarum
3. Kaca Penutup 6. Kawat inokulum
Bahan:
1. Biakan murni jamur 3. Larutan lactophenol cotton
2. Alkohol 70% blue
D. PROSEDUR KERJA
Koloni jamur diambil sedikit dari biakan dengan menggunakan kawat
inokulum.

Jamur diletakkan pada kaca benda dan diberi satu tetes alkohol 70%.

Jamur diuraikan dengan menggunakan dua jarum dengan hati-hati, tidak


sampai putus.

Sebelum, alkohol habis menguap, diteteskan lactophenol cotton blue lalu


sediaan ditutup dengan kaca penutup.

Preparat diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran lemah kemudian


dengan pembesaran kuat.

Morfologi jamur digambar untuk diperiksa jenis miselium, keberadaan sekat,


susunan, bentuk, dan jenis spora serta bagian yang khas.

Digambar jenis spora dan sporangiumnya, dipelajari perbedaannya dan diberi


nama bagian jamurnya.

E. HASIL PENGAMATAN
Ciri Koloni 1 Koloni 2 Koloni 3 Koloni 4 Koloni 5
1. Morfologi koloni
a. Warna koloni Hitam Hijau Hijau Kuning Kuning
pekat tepi putih tepi putih
b. Miselium: Panjang Panjang Panjang Panjang Panjang
Panjang/ pendek
c. Jumlah koloni 1 Besar 2 1 2 1
2. Morfologi sel
a. Miselium: Ada Ada Ada Ada Ada
ada/ tidak
b. Sekat hifa: Ada Tidak Tidak Tidak Tidak
ada/ tidak
c. Spora: Tidak Ada Ada Ada Ada
ada/ tidak
d. Bentuk spora - Bulat Bulat Bulat Oval
e. Ukuran hifa Panjang Panjang Panjang Panjang Panjang
Ciri Lainnya Misel - Misel - -
ium ber ium ber
cabang cabang
Asal Jamur Mushola Mushola Mushola Mushola Mushola
Biologi Biologi Biologi Biologi Biologi
FMIPA FMIPA FMIPA FMIPA FMIPA
UM UM UM UM UM
Spesies (belum Aspergill Penicilli Aspergill Khamir
dapat us sp. um sp. us sp.
diidentifi
kasi)

F. ANALISIS DATA
Pada praktikum identifikasi jamur dilakukan menggunakan biakan jamur
murni yang telah dibuat sebelumnya. Biakan jamur diletakkan pada alkohol yang
sudah diteteskan pada kaca benda kemudian jamur diuraikan dan selanjutnya
ditetesi larutan lectophenol cotton blue. Hasilnya diamati dibawah mikroskop
cahaya dengan perbesaran kuat dan koloni yang teridentifikasi sebanyak 5 koloni.
Koloni pertama memiliki ciri morfologi yaitu berwarna hitam, memiliki miselium
yang panjang dan jumlah koloni hanya 1, morfologi selnya yaitu memiliki
miselium, memiliki sekat hifa, tidak memiliki spora, ukuran hifa panjang, ciri
lainnya ada bagian miselium yang bercabang, koloni pertama ini belum dapat
identifikasi. Pada koloni kedua memiliki ciri morfologi berwarna hijau armi,
memiliki miselium yang panjang dan jumlah koloni ada 2, morfologi selnya
adalah memiliki miselium, tidak memiliki sekat hifa, memiliki spora yang
berbentuk bulat, ukuran hifa panjang, koloni kedua ini merupakan kelompok
Aspergillus sp. Koloni ketiga memiliki ciri morfologi berwarna hijau dengan
pinggiran berwarna putih, memiliki miselium yang panjang dan jumlah koloni ada
1, morfologi selnya adalah memiliki miselium, tidak memiliki sekat hifa,
memiliki spora yang berbentuk bulat, ukuran hifa panjang, koloni ketiga ini
merupakan kelompok Penicillium sp. Koloni keempat memiliki ciri morfologi
berwarna kuning dengan tepi berwarna putih, memiliki miselium yang panjang
dan jumlah koloni ada 2, morfologi selnya adalah memiliki miselium, tidak
memiliki sekat hifa, memiliki spora yang berbentuk bulat, ukuran hifa panjang,
koloni kempat ini merupakan kelompok Aspergillus sp. Koloni kelima memiliki
ciri morfologi berwarna kuning, memiliki miselium yang pendek dan jumlah
koloni ada 1, morfologi selnya adalahmemiliki miselium, tidak memiliki sekat
hifa, memiliki spora yang berbentuk oval, ukuran hifa panjang, koloni kedua ini
merupakan kelompok Khamir.

G. PEMBAHASAN
Secara umum, jamur dapat didefinisikan sebagai organisme eukariotik
yang mempunyai inti dan organel. Jamur tersusun dari hifa yang merupakan
benang-benang sel tunggal panjang, sedangkan kumpulan hifa disebut dengan
miselium. Miselium merupakan massa benang yang cukup besar dibentuk dari
hifa yang saling membelit pada saat jamur tumbuh. Jamur mudah dikenal dengan
melihat warna miseliumnya (Volk & Wheeler, 1988).
Bagian penting tubuh jamur adalah suatu struktur berbentuk tabung
menyerupai seuntai benang panjang, ada yang tidak bersekat dan ada yang
bersekat. Hifa dapat tumbuh bercabang-cabang sehingga membentuk jaring-
jaring, bentuk ini dinamakan miselium. Pada satu koloni jamur ada hifa yang
menjalar dan ada hifa yang menegak. Biasanya hifa yang menegak ini
menghasilkan alat-alat pembiak yang disebut spora, sedangkan hifa yang menjalar
berfungsi untuk menyerap nutrien dari substrat dan menyangga alat-alat
reproduksi. Hifa yang menjalar disebut hifa vegetatif dan hifa yang tegak disebut
hifa fertil. Pertumbuhan hifa berlangsung terus-menerus di bagian apikal,
sehingga panjangnya tidak dapat ditentukan secara pasti. Diameter hifa umumnya
berkisar 3-30 µm. Jenis jamur yang berbeda memiliki diameter hifa yang berbeda
pula dan ukuran diameter itu dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan (Sanjaya
dkk, 2010).
Hifa adalah benang halus yang merupakan bagian dari dinding tubuler
yang mengelilingi membran plasma dan sitoplasma. Jamur sederhana berupa sel
tunggal atau benang-banang hifa saja. Jamur tingkat tinggi terdiri dari anyaman
hifa yang disebut prosenkim atau pseudoparenkim. Prosenkim adalah jalinan hifa
yang kendor dan pseudoparenkim adalah anyaman hifa yang lebih padat dan
seragam. Sering terdapat anyaman hifa yang padat dan berguna untuk mengatasi
kondisi buruk yaitu rhizomorf atau sklerotium. Ada pula yang disebut stroma
yaitu jalinan hifa yang padat dan berfungsi sabagai bantalan tempat tumbuhnya
bermacam-macam bagian lainnya. Sebagian besar jamur membentuk dinding
selnya dari kitin, yaitu suatu polisakarida yang mengandung pigmen yang kuat
namun fleksibel (Sanjaya dkk, 2010).
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dengan menggunakan lima
koloni jamur, ditemukan beberapa jenis jamur seperti pada koloni 2 ditemukan
Aspergilus sp., pada koloni 3 dikemukan Penicilium sp., pada koloni 4 ditemukan
Aspergilus sp., pada koloni 5 ditemukan khamir. Setiap koloni yang akan diamati
diberi larutan berupa alkohol 70% dan Lactophenol cotton blue, larutan ini
berfungsi untuk memberi warna pada pada sel, menjernihkan latar belakang, dan
mempertajam struktur tubuh sehingga memungkinkan untuk dilakukan
pengamatan dengan menggunakan mikroskop (Smith & Hursepuny, 2015).
Berdasarkan ciri-ciri yang ditemukan pada koloni 1 yang berasal dari
koloni dengan warna hitam serta memiliki ukuran ukuran koloni yang besar
dibandingkan koloni yang lain pada medium dan jumlah koloni hanya satu, koloni
1 memiliki miselium, memiliki sekat pada hifa, tidak memiliki spora, memiliki
ukuran hifa yang panjang, dan ada bagian dari miselium yang bercabang.
Walaupun ciri-ciri yang ditemukan belum mendukung untuk dilakukannya
identifikasi karena keterbatasan ciri yang ditemukan, tetapi berdasarkan kajian
literatur, jenis jamur yang ditemukan merupakan Aspergilus sp. karena memiliki
sekat pada hifa, terdapat miselium, dan memiliki ujung yang bulat yang mungkin
merupakan ascus serta ditemukan pada koloni yang berwarna hitam (Mizana dkk,
2016). Berdasarkan ciri-ciri yang ditemukan koloni 1 memiliki kemungkinan
termasuk dalam Aspergilus sp.
Koloni yang diamati selanjutnya adalah koloni 2 yang berasal dari koloni
berwarana hijau dan pada medium ditemukan terdapat dua koloni yang sama,
pada koloni 2 terlihat bahwa jamur memiliki miselium yang panjang, tidak ada
sekat pada hifa, memiliki bentuk spora bulat dan ukuran hifa yang panjang.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, pada koloni 2 telah ditemukan Aspergilus sp. Selain
ciri-ciri yang telah teramati, Aspergilus sp. diketahui termasuk keadalam subdivisi
Ascomycotina atau fungi kantung, biasanya membentuk satu atau lebih (delapan)
spora seksual didalam sel yang menyerupai kantung yang disebut dengan askus.
Spora aseksual yang diproduksi Ascomycotina seringkali berupa mikrokonidia
bersel tunggal. Mikrokonidia mungkin diproduksi dari rantai panjang yang
menjalar dari hifa aerial yang disebut konidiofor atau sebagai mikrosleurospora
(Ronald, 1984). Aspergilus sp. menghasilkan septa teratur yang membagi
miselium menjadi sejumlah besar sel individual. Akan tetapi, setiap septa
memiliki lubang yang memungkinkan mengalirkan sitoplasma dan bahan nukleus
antara sel-sel secara bebas (Volk & Wheeler, 1988). Aspergilus sp. memiliki hifa
yang bersekat dan pada ujung hifanya terutama pada bagian yang tegak membesar
yang merupakan konidiofornya. Konidiofor pada bagian utama membulat menjadi
vesikel. Pada vesikel terdapat batang bendek yang disebut dengan sterigmata.
Konidiofor biasanya panjang, kolumnar, tidak berwarna (hialin) dan halus
sehingga menimbulkan vesikel bulat biseriate. Spora Aspergilus sp. berukuran
kecil dan ringan, tahan terhadap keadaan kering, memiliki sel kaki yang tidak
begitu jelas terlihat. Konidia dari Aspergillus sp. memiliki ukuran diameter 1,5 –
2,4 µm, berdinding halus, berbentuk panjang hingga elips dan striate(Sanjaya dkk,
2010).Berikut merupakan gambar hasil pengamatan Aspergilus sp. pada koloni 2:

Gambar 1: Aspergilus sp.


Perbesaran 40x10
Koloni beriktnya adalah koloni 3. Pada koloni 3 yang diambil dari koloni
jamur berwarna hijau dengan pinggiran berwarna putih, setelah diamati terlihat
bahwa jamur memiliki miselium yang panjang, tidak memiliki sekat pada hifanya,
memiliki spora dengan bentuk bulat dan memiliki hifa yang panjang. Berdasarkan
ciri-ciri tersebut, pada koloni 3 telah ditemukan Penicillium sp. Selain ciri-ciri
yang telah teramati, Penicillium sp. diketahui memiliki ciri morfologi yaitu
memiliki hifa bersepta, konidia, sterigma, dan konidiospora. Pada saat
pengamatan tidak terlihat sekat pada hifanya, hal ini mungkin terjadi karena luas
pandang mikroskop, tetapi sebenarnya Penicillium sp. mempunyai hifa bersepta,
miselium bercabang, konidiospora yang muncul di atas permukaan, spora dengan
sterigma yang berkelompok, dan konidia membentuk rantai. Berikut merupakan
gambar hasil pengamatan Penicillium sp. pada koloni 3:

Gambar 2: Penicillium sp.


Perbesaran 40x10

Penicillium sp. mempunyai hifa vegetative yang disebut dengan hifa udara
(aerial hyphae). Penicillium sp. berkembang biak secara aseksual dengan
membentuk spora yang dihasilkan dalam suatu kantong (askus) yangdisebut
askospora dan secara aseksual dengan membentuk konidiospora, yaitu spora yang
dihasilkan secara berantai pada ujung suatu hifa. Bentuk sel konidiospora pada
kapang Penicillium sp. adalah seperti botol dengan leher panjang atau pendek,
jamur ini berwarna hijau kebiruan (Syaifurrisal, 2014).
Koloni berikutnya adalah koloni 4 yang diambil dari koloni berwarna
kuning dengan tepian putih. Setelah dilakukan pengamatan, pada koloni ini
ditemukan adanya miselium yang panjang, tidak terlihat adanya sekat pada
hifanya, memiliki spora dengan bentuk bulat dan memiliki ukuran hifa yang
panjang. Jamur yang ditemukan pada koloni 4 sama dengan yang ditemukan pada
koloni 2 yaitu Aspergilus sp. Pada pemeriksaan mikromorfologi dengan
mikroskop pada pembesaran 400x didapatkan gambaran jamur Aspergillus sp.
yang sesuai dengan identifikasi menurut Robert A. Samson dan Ellen S. van
Reenen-Hockstra dimana pada gambaran yang ditemukan jamur tersebut, yaitu
terdiri atas kepala konidia, konidia, fialid, vesikel dan konidiofor. Kepala konodia
adalah struktur yang terletak di bagian terminal konidiofor, berbentuk bulat
(globose) atau semibulat (subglobose) tersusun atas vesikel, metula (jika ada),
fialid dan konidia. Vesikel adalah pembesaran konidiofor pada bagian apeksnya
membentuk suatu struktur berbentuk globose, hemisferis, elips atau clavate.
konidiofor merupakan suatu struktur tegak lurus yang muncul dari sel kaki dan
pada ujungnya menghasilkan kepala konidia. Sebagian besar dari spesies
Aspergillus sp. memiliki konidiofor tidak bercabang yang masing-masing
menghasilkan kepala konidia tunggal (Mirzana dkk, 2016). Berikut merupakan
gambar hasil pengamatan Aspergilus sp. pada koloni 4:

Gambar 3: Aspergilus sp.


Perbesaran 40x10
Koloni terakhir yang diamati adalah koloni 5. Koloni 5 memiliki warna
kuning. Setelah dilakukan pengamatan, ditemukan bahwa jamur pada koloni 5
memiliki miselium yang pendek, tidak memiliki sekat hifa, memiliki spora dengan
bentuk oval dan ukuran hifa panjang. Berdasarkan ciri yang telah ditemukan pada
mengamatan, jamur pada koloni 5 termasuk dalam khamir. Khamir merupakan
fungi mikroskopis, namun tidak seperti tipe fungi lain, khamir terdapat sebagai sel
bebas yang sederhana. Biasanya sel-sel ini berbentuk bundar atau lonjong namun
mungkin berbentuk lain. sel khamir berbeda dengan sel bakteri dalam hal ini
khamir merupakan sel aukaryota, biasanya lebih besar dari pada bakteri dan
berkembang biak dengan cara yang berbeda. Jadi khamir adalah sel yang lebih
sederhana daripada jamur, tetapi struktur selnya tampak lebih kompleks daripada
struktur bakteri (Volk & Wheeler, 1988).Khamir juga mempunyai variasi bentuk
sel seperti globose, oval, subglobose, ellipsoid, dan sausage, selain itu menurut
penelitian bahwa hampir 90% khamir mempunyai penampakan morfologi putih
kekuningan (Kanti, 2004). Berikut merupakan gambar hasil pengamatan Khamir
pada koloni 5:

Gambar 3: Khamir
Perbesaran 40x10
H. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum identifikasi jamur ialah
sebagai berikut.
1. Ciri-ciri morfologi jamur
 Memiliki hifa yaitu benang halus yang merupakan bagian dari dinding
tubuler yang mengelilingi membran plasma dan sitoplasma.
 Memiliki miselium yaitu hifa yang bercabang-cabang membentuk
jaring.
 Memiliki spora yang dapat berbentuk oval ataupun bulat yang
digunakan dalam berkembang biak. Spora terletak pada ascus yang
didukung oleh konidiofor.
2. Jenis jamur dapat ditentukan berdasarkan identifikasi dari ciri
morfologinya, pada praktikum ini ditemukan beberapa jenis jamur sebagai
berikut.
 Aspergillus sp
Termasuk keadalam subdivisi Ascomycotina atau fungi kantung,
memiliki ciri morfologi yaitu memiliki hifa dan miselium yang panjang,
hifa tidak bersekat, memiliki spora yang berbentuk bulat.
 Penicillium sp
Memiliki miselium yang panjang, memiliki spora dengan bentuk bulat
dan memiliki hifa yang panjang, memiliki hifa bersepta, konidia,
sterigma, dan konidiospora.
 Khamir
Miselium yang pendek, tidak memiliki sekat hifa, memiliki spora
dengan bentuk oval dan ukuran hifa panjang, merupakan fungi
mikroskopis
DAFTAR RUJUKAN
Dwijoseputro, D. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.
Kanti, Atit. 2004. Identifikasi Jenis Khamir yang Diisolasi dari Tanah Gambut
Taman Nasional Bukit Dua belas. Jambi. Jurnal Bio SMART. Vol. 6. No. 1.
ISSN: 1411-321X.
Mizana, Khaira., Netty, S., Arni, A. 2016. Identifikasi Pertumbuhan Jamur
Aspergillus Sp pada Roti Tawar yang Dijual di Kota Padang Berdasarkan
Suhu dan Lama Penyimpanan. Jurnal Kesehatan Andalas. Vol. 5. No. 2.
Nawir, N.A, Zaraswati, U. Najamuddin. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi
Pangan. Makassar : Universitas Hasanuddin.
Purves, B. 2003. Life The Science of Biology 7th Edition. New York. : Sinauer
Associates Inc.
Ronald, Atlas. 1984. Microbiology: Fundamental and Aplication. Macmillan
Publishing Company. Page 411-455. ISBN: 0-02-304550-7.
Sanjaya, Y., Nurhaeni, H., Halima, M. 2010. Isolasi, Identifikasi, Dan
Karakterisasi Jamur Entomopatogen Dari Larva Spodoptera litura
(Fabricius). Bionatura-Jurnal Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik. Vol. 12, No. 3.
ISSN 1411 – 0903.
Smith, Alwi., Agnes, Hursepuny. 2015. Isolasi Dan Identifikasi Jenis Jamur Pada
Ubi Kayu (Manihot Esculenta Crants.) Dalam Proses Pembuatan Ubi Kayu
Hitam Secara Tradisional Oleh Masyarakat Banda. Jurnal Biopendix. Vol. 2.
No. 1.
Syaifurrisal, Arif. 2014. Pengaruh Penyimpanan Pakan Udang Komersial
Dengan Penambahan Volume Air Berbedaterhadap Pertumbuhan Jamur
Dan Kandungan Protein Kasar. Surabaya: Unversitas Airlangga.
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Volk and Wheeler. 1988. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima. Penerbit Djambatan.
ISBN: 979- 428-074-7.
LAMPIRAN
No Gmabar Koloni Keterangan
1. Nama belum
teridentifikasi
Perbesaran 40 x 10
Koloni berwarna hitam,
miselium panjang, hifa
bersekat, hifa panjang.
2. Aspergillus Sp
a. Perbesaran 10 x 10
b. Perbesaran 40 x 10
warna koloni hijau pekat,
miselium panjang, hifa
panjang, memiliki spora
berbentuk bulat
a b

3. Penicillium Sp
Perbesaran 40 x 10
Koloni berwana hijau tepi
putih, miselium dan hifa
panjang, memiliki spora
berbentuk bulat.
4. Aspergillus Sp
Perbesaran 40 x 10
Warna koloni kuning tepi
putih, miselium dan hifa
panjang, memiliki spora
bulat
5. Khamir
Perbesaran 40 x 10
Warna koloni kuning,
miselium dan hifa
panjang, memiliki spora

berbentuk oval.

You might also like