You are on page 1of 14

a.

sound level meter


1. Pengertian Sound Meter
Sebuah alat ukur kebisingan disebut Sound Meter. Sound Level Meter merupakan suatu
perangkat alat uji untuk mengukur tingkat kebisingan suara (noise pollution), dimana hal tersebut
sangat diperlukan terutama untuk lingkungan industri, contoh pada industri penerbangan dimana
lingkungan sekitar harus diuji tingkat kebisingan suara atau tekanan suara yang ditimbulkannya
untuk mengetahui pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar. Selain itu pengukuran tingkat
kebisingan juga merupakan dasar untuk perancangan akustik suatu ruangan yang ditujukan untuk
aktivitas tertentu dengan parameter tertentu, misal sebuah concert hall, teater, ruang kuliah,
laboratorium dan lain-lain. Alat ini didesign memberikan respon seperti telinga manusia dengan
memasukkan sebuah penguat dalam rangkaian elektroniknya yang memberikan penguatan
tegangan yang lebih kecil pada frekuensi rendah dan tinggi. Alat ukur ini ditandai dalam satuan
desibel (disingkat dB). Desibel (Lambang Internasional = dB) adalah satuan untuk mengukur
intensitas suara. Huruf "B" pada dB ditulis dengan huruf besar karena merupakan bagian dari
nama penemunya, yaitu "Bell" (Alexander Graham Bell).
2 Macam-macam Sound Meter
Sound meter, ada 2 jenis yaitu : 1. Sound meter analog, pada instrumen ini disusun dari
rangkaian listrik yang didesign khusus akan mengkonversi sinyal listrik dari mikropon menjadi
suatu bacaan angka pada skala.
2. Sound meter digital, pada instrument ini disusun dari rangkaian listrik yang didesign khusus
akan mengkonversi sinyal listrik dari mikropon menjadi bacaan angka yang terdisplai pada layar.

Beberapa sound meter digital mengatur rentang pengukuran sendiri. Ia mampu memilih
pengukuran yang terbaik, lalu memperlihatkan pada display.Ketepatan alat jenis ini jauh lebih
baik daripada jenis analog pada umumnya, yaitu lebih kecil daripada 1% dan sering hanya 0,1 %.
Kesalahan penunjukan akan dihilang oleh display digital.Walaupun instrumen digital pasti lebih
mudah dan jelas dibaca oleh semua orang, tetapi itu hanya benar kalau besaran yang diukur
bersifat statis. Untuk mengukur besaran secara relatif berubah pelan-pelan, sound meter analog
lebih sesuai. Karena itulah, sound meter analog lebih cocok untuk memperlihatkan trend (
kecendrungan ) jenjang ukuran.

II.3 Bagian-bagian Sound Level Meter


Gambar 4
Keterangan:
 Microphone : penangkap suara
 Meter Scale : skala penunjuk hasil pengukuran
 Range Switch : batas ukur maksimal (yang digunakan)
 Power Switch : tombol mengaktif dan nonaktif kan alat
II.4 Prinsip kerja

Dalam setiap alat ukur pastilah memiliki prinsip kerja yang harus dipahami oleh orang atau
praktikan yang akan menggunakan alat ukur yang akan digunakan. Prinsip kerja SLM yaitu
apabila ada benda bergetar, maka akan menyebabkan perubahan tekanan udara yang dapat
ditangkap oleh alat ini dan selanjutnya akan menggerakkan meter petunjuk.
Pada gambar di bawah ini menunjukkan prinsip dasar alat meteran kebisingan suara (Sound
Meter)

Keterangan gambar :
 Tekanan suara diubah menjadi tegangan melalui mikrofon.Pada umumnya mikrofon
menggunakan diafragma tipis untuk mengubah tekanan menjadi gerakan.
 Gerakan ini selanjutnya diubah menjadi tegangan oleh tranduser yang cocok biasanya tipe
kapasitansi piezoelektrik atau tipe kumparan berputar.
 Tegangan keluaran mikrofon secara umum adalah sangat kecil dan pada suatu tingkat impedansi
tinggi; sehingga pada keluaran mikrofon dipergunakan penguat dengan impedansi masukan dan
penguatan yang tinggi. Penguat ac sederhana relative dapat digunakan, karena tidak diperlukan
tanggapan terhadap tegangan yang static (tak berubah) atau tegangan yang berubah secara
perlahan.
 Berikutnya setelah penguat pertama adalah jaringan imbangan. Jaringan ini adalah suatu filter
elektris yang mempunyai tanggapan frekuensi disesuaikan sehingga mendekati tanggapan
frekuensi telinga manusia rata-rata.
 Jaringan timbangan adalah filter elektris yang dirancang mendekati tanggapan pendengaran
manusia pada tiga tingkat kenyaringan yang berbeda. Sehingga pembacaan instrument akan
menyatakan kenyaringan yang terasakan. Biasanya disediakan tiga buah filter, yaitu A (
mendekati tanggapan pendengaran 40 phon ), B ( 70 phon ), dan C ( 100 phon ). Kenyataannya,
banyak pengukuran praktis dibuat dengan menggunakan skala A karena ini merupakan
pendekatan sederhana yang memberikan hasil baik dalam banyak kasus dan telah ditulis ke
dalam banyak standard dan kode. Pembacaan dilakukan pada jaringan timbangan disebut tingkat
suara.
 Selanjutnya pembacaan meter adalah nilai rms dan tekanan suara, ini dikalibrasi dalam desibel (
dB ) karena desibel mendefinisikan dengan baik suatu hubungan antara tekanan suara dalam
alat.

II.5 Kalibrasi Sound Meter Sebelum dan sesudah pengukuran-pengukuran, perlulah untuk
mengecek bahwa bacaan yang ditayangkan adalah benar dan kalibrasikan meteran tingkat
kebisingan. Kalibrasi dapat dilakukan dengan dua cara: secara internal dengan sinyal-sinyal
listrik atau secara akustik dengan kalibrator suara atau pistonphon.Kalibrasi internal dilakukan
dengan menggunakan referensi tegangan pada rangkaian-rangkaian listrik dari meteran tingkat
kebisingan serta amplitude disesuaikan. Penyesuaian dilakukan dengan membandingkan nilai
yang ditunjukkan oleh fitur kalibrasi internal terhadap nilai tertayang dari meteran tingkat
kebisingan.Kalibrasi akustik dilakukan dengan menyisipkan generator suara atau pistonphon ke
dalam mikrofon dari meteran tingkat kebisingan dan menggunakan tekanan ssuara referensi
(berbeda menurut alatnya, misalnya 94 dB pada 1 kHz, 124 dB pada 250 Hz, dll.). Skala penuh
(FS) dari meteran tingkat kebisingan yang dipakai oleh masukan sinyal kalibrasi disetel 6 dB
lebih tinggi dari pada tingkat tekanan suara dari sinyal kalibrasi normal. Misalnya, bila suara
sinyal kalibrasi adalah 124 dB, 130 dB disetel, atau bila suara sinyal kalibrasi adalah 94 dB, 100
dB disetel pada alat.Pada sound level meter tipe S2A, kalibrasi sound meter dilakukan dengan
hati-hati. Kalibrasikan sound meter sebelum melakukan tes suara. Menggunakan calibrator yang
disetujui pabriknya.1. Mengaktifkan kalibrator dan sound level meter
2. Memutar tombol penyetel, dan mengatur tingkat tekanan suara
3. Memastikan kalibrator berada pada sound level meter yang benar
4. Menyesuaikan sound level meter untuk mendapatkan pembacaan yang benar.
II.6 Prosedur Pengukuran
Adapun prosedur pengukuran dalam sound meter adalah sebagai berikut :1. Memasangkan
Micrifone pada Sound Level Meter.2. Pengukuran dimulai dengan memposisikan microfone
setinggi telinga pekerja (150 cm dari tanah). 3. Menekan tombol “POWER”, lalu menunggu
hingga angka pada monitor menjadi stabil (Perubahan tidak signifikan). Kira-kira selama 1-2
menit.4. Kemudian pada tombol “RANGE” pilih “AUTO” untuk menujukkan semua skala
pengukuran.5. Setelah 30 detik, tombol “HOLD” ditekan lalu mencatat hasil pengukuran yang
ditunjukkan pada monitor SLM. Kemudian mengulangi langkah ini sebanyak 10 kali.Tabel
berikut ini merupakan peraturan pemerintah Indonesia mengenai kebisingan tercantum dalam
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Kep-51/MEN/1999 dan Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup no.48 Tahun 1996.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup


Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor
no.48 Tahun
Kep-51/MEN/1999 tentang Batas Kebisingan
1996 tentang Batas Kebisingan Maksimum
Maksimum dalam Area Kerja
pada Berbagai Area Kota

Durasi kontak dalam Batas kebisingan Batas kebisingan


Alokasi area
sehari maksimum maksimum

8 jam 85 dBA Kawasan perumahan 55 dBA

Kawasan jasa dan


4 jam 88 dBA 70 dBA
perdagangan

Kawasan bisnis dan


2 jam 91 dBA 65 dBA
perkantoran

30 menit 97 dBA Lahan hijau terbuka 50 dBA

Kawasan industri &


7.5 menit 103 dBA 70 dBA
Pabrik
Kawasan umum dan
3.75 menit 106 dBA 60 dBA
pemerintahan

14.06 detik 118 dBA Kawasan rekreasional 70 dBA

0.88 detik 130 dBA Terminal kereta api 60 dBA

detik0.11 139 dBA Pelabuhan laut 70 dBA

Rumah sakit dan


55 dBA
sekitarnya

Sekolah dan
55 dBA
sekitarnya

Rumah ibadah 55 dBA


Keterangan: Kontak dengan kebisingan dengan level melebihi 140 dBA tidak diperbolehkan
pada kondisi apapun karena kebisingan di atas level tersebut berbahaya dan dapat menimbulkan
rasa sakit di bagian telinga.II.7 Prosedur Pembacaan
Pada Sound meter digital hasil pengukuran langsung terdisplay pada layar, untuk pembacaan
meter berupa SPL ( Sound Pressure Level ) yang dikalibrasi dalam satuan desibel ( dB ). Seperti
gambar di bawah ini :
Berdasarkan gambar diatas hasil pengukuran yang diperoleh dari sound level meter digital tipe
S2A adalah 93.5 dB.Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, walaupun instrumen digital lebih
mudah dan jelas dibaca oleh semua orang, tetapi itu hanya benar kalau besaran yang diukur
bersifat statis. Untuk mengukur besaran secara relatif berubah pelan-pelan, sound meter analog
lebih sesuai.
II.8 Pembatasan Waktu dan Tingkat KebisinganManusia dapat mengalami
kehilangan/penurunan sensitivitas pendengaran akibat dari kebisingan. Jenis kehilangan
pendengaran yang, dapat terjadi adalah: Acoustic trauma, menunjukkan kerusakan organik
pada pendengaran, merupakan kerusakan yang permanen, yang dapat disebabkan oleh tingkat
bunyi yang sangat tinggi (Umumnya di atas 140 dBA).
 Noise Induced Temporary Threshold Shift (NITTS). yaitu kehilangan sensitivitas
pendengaran, tetapi sensitivitas pendenagran ini dapat diperoleh kembali.
 Noise Induced Permanent Threshold Shift (NIPTS), yaitu kehilangan sensivitas pendengaran
yang tidak dapat kembali(permen). Hal inidapal disebabkan oleh Acoustic trauma atau
kebisingan yang, kumulatif berlangsug tererus menerus selama bertahun-tahun.
Tabel 1 Pembatasan waktu dan tingkat kebisingan yang diterima

Waktu Tingkat kebisingan


(Jam/hari) (dBA)
8 90
6 92
4 95
3 97
2 100
1,5 102
1,0 105
0,5 110
<0,25 115
Sumber:*) "Permissible Noise Frposure" menurut OSHA (Occupational Safety and Health
Administration), US Dept. of LabourUntuk menghindari pengaruh negatif dari kebisingan
terhadap pendengaran, maka tingkat kebisingan yang boleh diterima oleh pendengaran atau
kebisingan yang dikeluarkan oleh alat/mesin kegiatan dibatasi. Baku mutu kebisingan yang
diberikan pada tabel di bawah ini membatasi tingkat kebisingan berdasarkan lingkungan
kegiatan.

Tabel 2 Baku Mutu Kebisingan *)


Kriteria Kualitas Kebisingan
I. Nilai Ambang Batas Untuk Kebisingan di Tempat Kerja Ditetapkan 85 dBA
II Nilai Ambang Batas Untuk Masyarakat /Lingkungan Industri, dibagi tiga
II.1. Daerah/Wilayah
II.1.1 Daerah sekitar rumah sakit,tempat perawatan :
II.1.2 Malam hari tidak boleh lebih dari 35 dBA
II.1.3 Pagi dan sore tidak boleh lebih dari 40 dBA
II.2 Siang hari tidak boleh dari 45 dBA
II.2.1 Daerah pemukiman biasa tempat tinggal :
II.2.2 Malam hari tidak boleh lebih dari 40 dBA
II.2.3 Pagi dan sore tidak, boleh lebih dari 45 dBA
II.3. Siang hari tidak boleh lebih dari 50 dBA
II.3.1 Daerah sekitar komplek pertokoan, jalan dan pabrik Malam hari tidak boleh
II.3.2 lebih dari50dBA
Pagi dan sore tidak boleh lebih dari 55 dBA
Siang hari tidak boleh lebih dari 60 dBA
*)Menurut : S.K.Gubernur Kepala Daerah Tingkat Jawa BaratNomor : 660.31/SK/694-
BKPMD/82 Lampiran III tentang : Tata Cara Pengendalian dan Kriteria Pencemaran
Lingkungan Akibat Industr
II.9 Perawatan Sound Level Meter
Adapun cara untuk merawat sound meter adalah sebagai berikut :
1. Menempatkan sound meter pada tempat yang bersih dan tidak terkena sinar matahari langsung.
Jangan sampai terbanting agar tidak merusak layar display.
2. Setelah digunakan sound meter harus di matikan. Cek daya baterai sound level meter, dengan
menyalakan alat dan melihat indikator baterai masih mencukupi atau tidak.
3. Cek daya baterai kalibrator dengan cara menggeser tombol “Batt Test” ke posisi “On/OFF” yang
ada pada alat tersebut, jika lampu led menyala maka dapat dipastikan alat tersebut masih
memiliki daya baterai.
4. Melakukan kalibrasi eksternal setahun sekali.

A. Macam-Macam Alat Ukur Dalam Fisika


1. Amperemeter / Ampere Meter

Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Umumnya alat ini
dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multi tester listrik yangdisebut avometer gabungan dari
fungsi amperemeter, voltmeter dan ohmmeter.
Amper meter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt yang berfungsi untuk
deteksi arca pada rangkaian baik arus yang kecil, sedangkan untuk arus yang besar ditambhan
dengan hambatan shunt.
Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yangmengalir pada
kumparan yang selimuti melon magnet akan menimbulkan gayalorentz yang dapat
menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yangmengalir maka semakin besar pula
simpangannya.
2. Voltmeter / Volt Meter

Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan


listrik. Dengan ditambah alat multiplier akan dapat meningkatkan kemampuan pengukuranalat
voltmeter berkali-kali lipat.
Gaya magnetik akan timbul dari interaksi antar medan magnet dan kuat arus.
Gaya magnetic tersebut akan mampu membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat ada
arus listrik. Semakin besar arus listrik yang mengelir makasemakin besar penyimpangan jarum
yang terjadi.
3. Ohmmeter / Ohm Meter

Ohm meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur hambatan


listrik yang merupakan suatu daya yang mampu menahan aliran listrik pada konduktor.Alat
tersebut menggunakan galvanometer untuk melihat besarnya arus listrik yangkemudian
dikalibrasi ke satuan ohm
4. Termometer

pengukur suhu, baik suhu udara maupun suhu air. Satuan yang digunakan
adalah celcius.
5. Jangka Sorong

Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang


yang dapat dipergunakan amok mengukur panjang suatu benda denganketelitian hingga 0,1
mm.keuntungan penggunaan jangka sorong adalah dapat dipergunakan amok mengukur diameter
sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupunkedalam sebuah
tabung.Kegunaan jangka sorong adalah:
– Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
– Untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang(pada pipa, maupun
lainnya) dengan cara diulur;
– Untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan
cara”menancapkan/menusukkan” bagian pengukur. Bagian pengukur tidak terlihat pada gambar
karena berada di sisi pemegang
4. Lux Meter

Alat ukur cahaya (lux meter) adalah alat yang digunakan amok
mengukur besarnya intensitas cahaya di suatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini
perlu Untuk diketahui karena pada dasarnya manusia juga memerlukan peneranganyang
cukup.Untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya ini maka diperlukansebuah sensor yang
cukup peka dan linier terhadap cahaya. Sehingga cahayayang diterima oleh sensor dapat diukur
dan ditampilkan pada sebuah tampilan digital.
Harga dari besarnya cahayadapat ditampilkan pada layar LCD(Liquid Crystal Display) denganm
enggunakan sebuah ADC (Analog to Digital Converter) Max ICL’7106 dengan tegangan
masukan antara200 mV – 2 V dan tegangan referensi antara 100 mV – 1 V. Sensor
cahayayang digunakan adalah solar cell dengan tegangan keluaran sebesar 0.5 V dan
arus20 mA sampai 30 mA. Alat ukur ini dibuat portable dengan menggunakantegangan somber 9
V DC dari baterai.
5. Barometer
Barometer merupakan alat pengukur tekanan dalam satuan mb.Barometer ada dua jenis yaitu bar
ometer raksa dan barometer aneroid.Tetapi kegunaan mereka tetap sama yaitu mengukur tekanan
udara,
Barometer termasuk peralatan meteorologi golongan non recording yang pada waktutertentu
harus dibaca agar mendapat data yang diinginkan.
Barometer baik raksa maupun anaeroid dipengaruhi oleh ketinggian,mengingat tekanan udara
akan berkurang seiring pertambahan ketinggian. sehingga perlu selalu pensettingan awal.
Barometer raksa ada dua jenis yaitu wheel barometer dan stick barometer.
Prinsip kerja wheel barometer adalah:

Peningkatan tekanan udara akan berpengaruh pada kolom merkurimenyebabkan ketinggian raksa
di tuba sebelah kiri meningkat dan di sebelah
kananmenurun (untuk lebih jelasnya lebih pada gambar yang ada dalam link yang sayasertakan).
terdapat pemberat kecil yang mengapung di atas merkuri, yangmengikuti pergerakan turun naik
merkuri ini dan menyebabkan dorongan yangterhubung pads pointer dimana
akan mengindikasikan kenaikan tekanan. jikaterjadi penurunan tekanan makan akan terjadi
proses sebaliknya. Barometer jenis ini sebaiknya diguncang dulu sebelum digunakan.
Stick barometer mempunyai prinsip kerja sebagai berikut:
Barometer jenis ini dirancang untuk dapatmembaca tekanan pada sea level dan juga dapat langsu
ng dibaca oleh pengguna pada skala yang biasanya tercatat pada stick
barometer tersebut,sehingga memerlukan pengaturan yang lebih rumit dibanding wheel baromete
r untunk menyesuaikannya dengan ketinggian. Prinsip kerjanyahampir sama dengan wheel
barometer karena sama2 menggunakan air
raksa(merkuri).Barometer anaeroid, terdiri dari sate kapsul vacum yang bereaksiterhadap peruba
han tekanan udara dan meneruskan pergerakan ringan padaujung pengungkit B. Suatu seri
kumparan C melanjutkan pergerakan ini padarantai D,’dan mendorong pegas E kepada pointer F
yang disesuaikan. Gmerupakan teasyang digunakan untuk mengatur pointer yang akan dibaca.
B. Alat Ukur Besaran Fisika
Fisika tidak bisadilepaskan dari proses pengukuran berbagai besaran fisika dan alat ukur yang
digunakan dalam fisika sedikit berbeda dengan alat ukur yang
digunakandalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan dalam fisikamembutuhkan tingkat
ketelitian yang sangat tinggi.
Berikut adalah beberapa alat ukur yang digunakan dalam proses pengukuran besaran fisika.
1. Alat ukur panjang
Alat ukur panjang terdiri dari beberapa jenis seperti
meteran lipat (pita), mistar, jangka sorong, dan mikrometer dan masing-
masing mempunyai tingkatketelitian yang berbeda.
Mistar

– Untuk mengukur benda yang panjangnya kurang dari 50 cm atau 100


cm.
– Tingkat ketelitiannya 0,5 mm ( ‘/s x 1 cm)
– Satuan yang tercantum dalam mistar adalah cm, mm, serta inchi.Untuk mendapatkan basil
pengukuran yang tepat, maka sudut pengamatanharus tegak lotus dengan obyek dan mistar.
Contoh pengukuran dengan mistar:
Meteran Pita
Digunakan untuk megukur suatu obyek yang tidak bisadilakukan dengan mistar, misalnya karena
ukurannya terlalu panjang atau bentuknya tidak lurus. Mempunyai tingkat ketelitian sampai
dengan 1 mm.
Mikrometer Sekrup

– Gunakan untuk mengetahui ukuran panjang yang sangat kecil


– Mempunyai tingkat ketelitian sampai dengan 0,01 mm
2. Alat Ukur Massa

Neraca Pasar, yaitu neraca yang biasa digunakan di pasar-pasar


tradisional, bentuknya seperti pada gambar di samping. Cara pemakaian neraca ini yaitu dengan
meletakkan benda yang akan ditimbang di bagian yang berbentuk mirip baskom, lalu di bagian
sebelahnya yang datar diletakkan bandul neraca yang hampir seimbang dengan bobot benda,
selanjutnya lengan neraca akan bergerak dan hasil pengukuran dapat diketahui.

Neraca Dua Lengan, yaitu neraca yang biasanya terdapat di


laboratorium, bentuknya seperti pada gambar di diatas. Cara pemakaian neraca ini hampir sama
dengan cara pemakaian neraca pasar, bedanya bandul neraca yang terdapat pada neraca pasar
dapat digantikan dengan barang lain.
Neraca Tiga Lengan,
yaitu neraca yang juga biasanya terdapat di laboratorium, bentuknya
seperti pada gambar di samping. Cara pemakaian neraca ini yaitu dengan cara menggeser ketiga
penunjuk ke sisi paling kiri (skalanya menjadi nol), kemudian letakkan benda yang akan diukur
pada bagian kiri yang terdapat tempat untuk benda yang akan diukur, lalu geser ketiga penunjuk
ke kanan hingga muncul keseimbangan, dan hasil pengukuran dapat diketahui.
Advertisements

You might also like