Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya
dapat menyelesaikan makalah “Asuhan Keperawatan Pada Katarak ”. Penulisan makalah ini
untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh ....... selaku dosen Pembimbing Sistem Persepsi
Sensori. Penunjang isi makalah penulis melakukan studi kepustakaan dengan mendapatkan data
dari buku-buku dan internet.
Penulis berterima kasih kepada Orang tua, ......... selaku dosen yang telah membimbing
diskusi kelompok, ......... selaku dosen mata kuliah Sistem Persepsi Sensori serta teman-teman
yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Penulis telah berusaha membuat makalah ini sebaik-baiknya. Apabila ada kekurangan
penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan makalah.
Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau terjadi akibat kedua-duanya (Ilyas,
2009). Kekeruhan ini dapat mengganggu jalannya cahaya yang melewati lensa sehingga
pandangan dapat menjadi kabur hingga hilang sama sekali. Penyebab utama katarak adalah usia,
tetapi banyak hal lain yang dapat terlibat seperti trauma, toksin, penyakit sistemik (seperti
diabetes), merokok dan herediter (Vaughan & Asbury, 2007). Berdasarkan studi potong lintang
prevalensi katarak pada usia 65 tahun adalah 50% dan prevalensi ini meningkat hingga 70% pada
usia lebih dari 75 tahun (Vaughan & Asbury, 2007).
Katarak merupakan masalah penglihatan yang serius karena katarak dapat mengakibatkan
kebutaan. Menurut WHO pada tahun 2002 katarak merupakan penyebab kebutaan yang paling
utama di dunia sebesar 48% dari seluruh kebutaan di dunia. Setidaknya terdapat delapan belas
juta orang di dunia menderita kebutaan akibat katarak. Di Indonesia sendiri berdasarkan hasil
survey kesehatan indera 1993-1996, katarak juga penyebab kebutaan paling utama yaitu sebesar
52%.
Katarak memang dianggap sebagai penyakit yang lumrah pada lansia. Akan tetapi, ada
banyak faktor yang akan memperbesar resiko terjadinya katarak. Faktor-faktor ini antara lain
adalah paparan sinar ultraviolet yang berlebihan terutama pada negara tropis, paparan dengan
radikal bebas, merokok, defesiensi vitamin (A, C, E, niasin, tiamin, riboflavin, dan beta karoten),
dehidrasi, trauma, infeksi, penggunaan obat kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemik
seperti diabetes mellitus, genetik dan myopia.
B. Tujuan Penulisan
a) Mengetahui Pengertian Katarak
b) Mengetahui Etiologi Katarak
c) Mengetahui Tanda Gejala Katarak
d) Mengetahui Patofisiologi Ktarak
e) Mengetahui pemeriksaan penunjang Katarak
f) Mengetahui Penatalaksanaan Katarak
g) Mengetahui aspek legal etik
h) Mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien Katarak
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari Bab I Pendahuluan, berisi : latar belakang,
tujuan penulisan, ruang lingkup dan sistematika penulisan ; Bab 2 Tinjauan Tiori, berisi:
Katarak. dan Bab 3 Tinjauan Kasus, berisi: Kasus : Bab 4 Penutup berisi : kesimpulan dan
saran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Katarak adalah kekeruhan lensa. Katarak memiliki derajat kepadatan yang sangat
bervariasi dan dapat disebabkan oleh berbagi hal, tetapi biasanya berkaitan dengan penuaan
(Vaughan, 2000).
Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih. Biasanya terjadi akibat
proses penuaan, tapi dapat timbul pada saat kelahiran (katarak kongenital). Dapat juga
berhubungan dengan trauma mata tajam maupun tumpul, penggunaan kortikosteroid jangka
panjang, penyakit sistemis, pemajanan radiasi, pemajanan sinar matahari yang lama, atau
kelainan mata yang lain (seperti uveitis anterior) (Smeltzer, 2001) Hal 1996.
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih dan bening menjadi
keruh. Asal kata katarak dari kata Yunani cataracta yang berarti air terjun. Hal ini disebabkan
karena pasien katarak seakan-akan melihat sesuatu seperti tertutup oleh air terjun didepan
matanya (Ilyas, 2006) hal 2. Jadi dapat disimpulkan, katarak adalah kekeruhan lensa yang
normalnya transparan dan dilalui cahaya ke retina, yang dapat disebabkan oleh berbagai hal
sehingga terjadi kerusakan penglihatan.
C. Etiologi
Katarak bisa disebabkan karena kecelakaan atau trauma.Sebuah benda asing yang
merusak lensa mata bisa menyebabkan katarak.Namun, katarak paling lazim mengenai orang-
orang yang sudah berusia lanjut. Biasanya kedua mata akan terkena dan sebelah mata lebih dulu
terkena baru mata yang satunya lagi.
Katarak juga bisa terjadi pada bayi-bayi yang lahir prematur atau baru mendapatkannya
kemudian karena warisan dari orang tuanya.Namun kembali lagi, katarak hanya lazim terjadi
pada orang-orang yang berusia lanjut.Coba perhatikan hewan yang berumur tua, terkadang bisa
kita melihat pengaburan lensa di matanya.Semua ini karena faktor degenerasi.
Berikut penyebab katarak yang lazim:
Trauma atau cedera pada mata (luka/terbentur)
Penyakit lain pada mata dan penyakit lainnya seperti diabetes dan hipertensi
Mata sering terpapar cahaya langsung sinar matahari (ultraviolet)
Radiasi bahan kimia
Faktor genetik
Akibat mengonsumsi obat-obatan tertentu dalam waktu yang lama seperti (kortikosteroid dan
seroquel)
Katarak akan berkembang secara perlahan-lahan. Orang-orang tua yang hidup sendiri
(sedikit orang-orang disekitarnya/kurang dirawat) lebih sering terkena katarak.Karena
kebanyakan dari mereka kurang minum air atau cairan lainnya guna menjaga peredaran darahnya
tetap mengalir sebagaimana mestinya.
D. Manifestasi klinis
Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif. Biasanya, pasien melaporkan
penurunan ketajaman fungsi penglihatan, silau, dan gangguan fungsional sampai derajat tertentu
yang diakibatkan karena kehilangan penglihatan tadi, temuan objektif biasanya meliputi
pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan
oftalmoskop.
Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya ditransmisikan
dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah pandangan kabur atau
redup, menyilaukan yang menjengkelkan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam
hari. Pupil yang normalnya hitam, akan tampak kekuningan, abu-abu atau putih. Katarak
biasanya terjadi bertahap selama bertahun-tahun , dan ketika katarak sudah sangat memburuk,
lensa koreksi yang lebih kuat pun tak akan mampu memperbaiki penglihatan. Orang dengan
katarak secara khas selalu mengembangkan strategi untuk menghindari silau yang menjengkel
yang disebabkan oleh cahaya yang salah arah. Misalnya, ada yang mengatur ulang perabotan
rumahnya sehingga sinar tidak akan langsung menyinari mata mereka. Ada yang mengenakan
topi berkelepak lebar atau kaca mata hitam dan menurunkan pelindung cahaya saat mengendarai
mobil pada siang hari (Smeltzer, 2001).
E. Patofisiologi
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk seperti
kancing baju dan mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa mengandung tiga komponen
anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi
keduanya adalah kapsul anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia, nukleus mengalami
perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Disekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di
anterior dan posterior nukleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang
paling bermakna, nampak seperti kristal salju pada jendela.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi. Perubahan
pada serabut halus multipel (zunula) yang memanjang dari badan silier ke sekitar daerah diluar
lensa, misalnya dapat menyebabkanpenglihatan mengalamui distorsi. Perubahan kimia dalam
protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan
menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa
normal terjadi disertai influks air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang
tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai
peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan
bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita katarak.
F. Patoflow
H. Pencegahan
Cara pencegahan penyakit katarak yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga penyakit
yang memiliki hubungan dengan katarak sebaiknya menghindari factor yang mempercepat
terbentuknya pnyakit katarak.
Mengkonsumsi suplemen sebelum terjadi katarak dapat menunda pembentukkan
atau mencegah katarak. Sedangkan pada tahap awal katarak suplemen dapat memperlambat
petumbuhannya. Pada tahap berat tindakan hanya bisa diatasi dengan operasi. Berikut ini
beberapa suplemen yang jika dikonsumsi dapat mencegah terjadinya katarak :
o Vitamin C dan E, melindungi lensa mata dari kerusakan akibat asap rokok dan sinar Ultraviolet.
Minum vitamin C 250 mg 4 kali sehari, kurangi dosis jika mengalami diare. Vitamin E 200 IU 2
kali sehari.
o Selenium, membantu menetralisasi radikal bebas, 200 mcg 2 kali sehari.
o Billberry, membantu membuang racun dari lensa maata dan retina. Kombinasi billberry dan
vitamin E sudah terbukti dapat menghentikan pertumbuhan katarak pada 48 dari 50 orang yang
di teliti. Dosis yang tepat adalah 80 mg dan dikonsumsi 3 kali sehari
o Alpha-lipoic acid, meningkatkan efektifitas vitamin C dan E, 150 mg sehari (pagi sebelum makan)
o Ekstrak biji anggur ( grape seed ), menguatkan pembuluh darah halus dibagian mata, 100 mg 2
kali sehari.
J. Pemeriksaan Diagnostik
Selain uji mata yang biasanya dilakukan menggunakan kartu snellen, keratometri,
pemeriksaan lampu slit dan oftalmoskopi, maka
a. scan ultrasound
(echography) dan hitung sel endotel sangat berguna sebagai alat diagnostik, khususnya bila
dipertimbangkan akan dilakukan pembedahan. Dengan hitung sel endotel 2000 sel/mm3, pasien
ini merupakan kandidat yang baik untuk dilakukan fakoemulsifikasi dan implantasi IOL
(Smeltzer, 2001)
b. kartu mata snellen chart (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan)
c. lapang penglihatan : penurunan mungkin di sebabkan oleh glukoma
d. pengukira tonograpi (mengkaji TIO,N 12-25 mmHg)
e. pengukuran gonoskopi : membantu membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glukoma
f. pemeriksaan oftalmologis : mengkaji struktur internal okuler,pupil oedema,perdarahan
retina,dilatasi & pemeriksaan.belahan lampu memastikan Dx Katarak
K. Penatalaksanaan
Gejala-gejala yang timbul pada katarak yang masih ringan dapat dibantu dengan
menggunakan kacamata, lensa pembesar, cahaya yang lebih terang, atau kacamata yang dapat
meredamkan cahaya. Pada tahap ini tidak diperlukan tindakan operasi. Tindakan operasi katarak
merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki lensa mata, tetapi tidak semua kasus katarak
memerlukan tindakan operasi. Operasi katarak perlu dilakukan jika kekeruhan lensa
menyebabkan penurunan tajam pengelihatan sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan
sehari-hari. Operasi katarak dapat dipertimbangkan untuk dilakukan jika katarak terjadi
berbarengan dengan penyakit mata lainnya, seperti uveitis yakni adalah peradangan pada uvea.
Uvea (disebut juga saluran uvea) terdiri dari 3 struktur:
Sebagian atau seluruh uvea bisa mengalami peradangan. Peradangan yang terbatas pada
iris disebut iritis, jika terbatas pada koroid disebut koroiditis.
Operasi katarak akan dilakukan bila berbarengan dengan glaukoma, dan retinopati
diabetikum. Selain itu jika hasil yang didapat setelah operasi jauh lebih menguntungkan
dibandingkan dengan risiko operasi yang mungkin terjadi. Pembedahan lensa dengan katarak
dilakukan bila mengganggu kehidupan social atau atas indikasi medis lainnya.( Ilyas, Sidarta:
Ilmu Penyakit Mata, ed. 3)
Penatalaksanaan Terapi
Obat tetes mata dapat digunakan sebagai terapi pengobatan. Ini dapat diberikan pada
pasien dengan katarak yang belum begitu parah. Senyawa aktif dalam obat tetes mata yang
bertanggung jawab terhadap penyembuhan penyakit katarak adalah saponin. Saponin ini
memiliki efek meningkatkan aktivitas proteasome yaitu protein yang mampu mendegenerasi
berbagai jenis protein menjadi polipeptida pendek dan asam amino. Karena aktivitas inilah
lapisan protein keluar dari mata berupa cairan kental warna putih kekuningan. Dan saran untuk
mencegah penyakit katarak dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi buah – buahan yang banyak
mengandung vitamin C, vitamin A, dan vitamin E.
N. Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian Fokus
Dalam melakukan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama dan hal yang penting
di lakukan baik saat pasien pertama kali masuk rumah sakit maupun selama pasien dirawat di
rumah sakit.
1. Biodata
Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/ bangsa,
pendidikan, pekerjaan, alamat dan nomor register.
2. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
Penurunan ketajaman penglihatan dan silau.
b) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan pendahuluan pasien diambil untuk menemukan masalah primer pasien,
seperti: kesulitan membaca, pandangan kabur, pandangan ganda, atau hilangnya daerah
penglihatan soliter. Perawat harus menemukan apakah masalahnya hanya mengenai satu mata
atau dua mata dan berapa lama pasien sudah menderita kelainan ini. Riwayat mata yang jelas
sangat penting. Apakah pasien pernah mengalami cedera mata atau infeksi mata, penyakit apa
yang terakhir diderita pasien.
c) Riwayat kesehatan sekarang
Eksplorasi keadaan atau status okuler umum pasien. Apakah ia mengenakan kacamata atau lensa
kontak?, apakah pasien mengalami kesulitan melihat (fokus) pada jarak dekat atau jauh?, apakah
ada keluhan dalam membaca atau menonton televisi?, bagaimana dengan masalah membedakan
warna atau masalah dengan penglihatan lateral atau perifer?
d) Riwayat kesehatan keluarga
Adakah riwayat kelainan mata pada keluarga derajat pertama atau kakek-nenek.
3. Pemeriksaan fisik
Pada inspeksi mata akan tampak pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil
sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop (Smeltzer, 2002). Katarak terlihat tampak
hitam terhadap refleks fundus ketika mata diperiksa dengan oftalmoskop direk. Pemeriksaan slit
lamp memungkinkan pemeriksaan katarak secara rinci dan identifikasi lokasi opasitas dengan
tepat. Katarak terkait usia biasanya terletak didaerah nukleus, korteks, atau subkapsular. Katarak
terinduksi steroid umumnya terletak di subkapsular posterior. Tampilan lain yang menandakan
penyebab okular katarak dapat ditemukan, antara lain deposisi pigmen pada lensa menunjukkan
inflamasi sebelumnya atau kerusakan iris menandakan trauma mata sebelumnya (James, 2005).
7.Mendengarkan
dengan perhatian
2 Resiko cidera kriteria hasil : 1.Sediakan 1.membantu pasien
b.d peningkatan
-Klien terbebas dari lingkungan yang untuk tetap merasa
tekanan intra
okuler (TIO) cidera aman untuk untuk aman dan tenang
pasien
-Klien mampu 2.penurunan kecemasan
menjelaskan 2.Identifikasi
cara/metode untuk kebutuhan keamanan
mencegah cidera pasien
3.menurunkan cidera
-kllien mampu 3.Menghindari akibat pengobatan
menjelaskan factor lingkungan yang
resiko dari berbahaya
lingkungan/perilaku 4.mengurangi cidera
personal 4.Memasang side rall
tempat tidur
-Mampu 5.membantu dalam
memodifikasi gaya 5.Menyediakan mengurangi cidera dan
hidup untuk tempat tidur yang membuat pasien merasa
mencegah cidera nyaman dan bersih nyaman
4) Aktifitas yang perlu diperhatikan selain operasi yaitu berbaring pada sisi yang dioperasi,
membungkuk melewati pinggang, mengangkat benda yang beratnya melebihi 10 kg, mengedan
selama defekasi karna pembatasan tersebut diperlukan untuk mengurangi gerakan mata dan
mencegah peningkatan tekanan inrtaokuler
5) Demonstrasikan dan instruksikan untuk menjaga hygiene mata (membuang drainase yang
mengeras dengan menyeka kelopak mata yang terpejam menggunkan bola kapas yang di
lembabkan dengan larutan irigasi mata), dan tidak menekan mata bila merawat mata.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Kasus ( Mata Buram)
Tn. B umur 65 tahun mengunjungi poliklinik mata dengan keluhan mata penglihatan
tampak berkabut, fotophobia, diplopia pada satu mata, disertai dengan pengeluaran air mata yang
terus-menerus, pandangan lebih jelas pada malam hari. Lensa mata berubah menjadi buram
seperti kaca susu. Ketajaman penglihatan menurun, klien mengeluh tidak bisa membaca dan
hanya melihat samar-samar klien terganggu dengan matanya, dan tidak dapat beraktivitas seperti
biasa, klien menggunakan kacamata sejak 12 tahun lalu. Klien menanyakan jenis makanan
terbaik bagi penyakitnya.
Saat dilakukan pemeriksaan Opthalmologis ditemukan hilangnya refleks merah dan
terlihat gambaran opaque pada lensa. Kondisi ini dialami oleh kedua mata. Opthalmologis
merencanakan dilakukan operasi setelah pemeriksaan tes diagnostik.
A. Keyword
- Fotophobia
- Diplopia
- Refleks merah
- Gambaran opaque
- Opthalmologis
B. Definisi Keyword
Keywords Menurut Kelompok Menurut literatur
Fotophobia Takut pada cahaya Rasa takut abnormal
pada cahaya. Fotophobia
dapat menyebabkan
mata menjadi sakit
bahkan kondisi cahaya
yang relatif rendah.
C. Analisa Masalah
Jawaban menurut
No Pertanyaan Jawaban menurut literatur
kelompok
1. Kenapa Karena lensa berubah Karena jaringan dalam lensa
penglihatan warna menjadi keruh mata mulai rusak dan saling
tampak berkabut menggumpal, menyebabkan
? lensa kurang lentur, dan
transparan. Kanut pada lensa ini
mempengaruhi pandangan
seseorang membuat
penglihatnnya semakin samar.
5. Kenapa setelah Karena faktor usia, pola Karena refleks merah adalah
pemeriksaan hidup yang kurang sehat salah satu tanda gejala katarak,
ditemukan dan lensa yang keruh. jika tidak ada katarak maka
hilangnya akan terlihat refleks merah.
refleks merah ?
2. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
Penglihatan tampak berkabut
3. Pemeriksaan fisik
Pada inspeksi mata akan tampak lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu,
ketajaman pengliihatan menurun setelah di lakukan pemeriksaan dengan menggunakan snellen
chart, di temuukannya refleks merah yang hilang dan terlihat gambaran opaque pada lenda
setelah dilakukan pemeriksaan oleh opthalmologis.
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 Ds : Gangguan sensori Hambatan mobilitas
Pasien mengatakan : perseptual fisik
- Penglihatan tampak berkabut
- Fotophobia
- Diplopia pada satu mata disertai
dengan pengeluaran air mata yang
terus-menerus
- Pandangan lebih jelas pada malam
hari
- Klien tidak bisa membaca dan
hanya melihat samar-samar
- Klien terganggu dengan matanya
- Klien tidak dapat beraktivitas
seperti biasa
Do :
- Lensa mata tampak berubah
menjadi buram seperti kaca susu
- Setelah dilakukan pemeriksaan Tn
B mengalami ketajaman
penglihatan menurun
- Setelah dilakukan pemeriksaan
oleh opthalmologis ditemukan
hilangnya refleks merah
- terlihat gambaran opaque pada
lensa yang terjadi pada kedua mata
Do :
- Lensa mata tampak berubah
menjadi buram seperti kaca susu
- Setelah dilakukan pemeriksaan Tn
B mengalami ketajaman
penglihatan menurun
- Setelah dilakukan pemeriksaan
oleh opthalmologis ditemukan
hilangnya refleks merah dan terlihat
gambaran opaque pada lensa yang
terjadi pada kedua mata
Do :
- Pasien tidak mengetahui tentang
penyebab penyakitnya
- Pasien tampak bingung dengan
penyakit yang dideritanya
b) Diagnosa Keperawatan
1. Hambatan mobilitas fisik b/d gangguan sensori perseptual
2. Resiko cedera b/d usia perkembangan (fisiologis)
3. Defisiensi pengetahuan b/d tidak familiar dengan sumber informasi
c) Rencana Keperawatan (Intervensi Keperawatan)
Dx Tujuan
N Intervensi
Keperawata Tujuan Tujuan Khusus Rasional
o Keperawatan
n Umum
1 Hambatan Setelah - Klien dapat - Kaji kemampuan - Untuk
mobilitas dilakukan mengidentifikasi klien dalam mengetahui
fisik b/d tindakan aktivitas atau mobilisasi hambatan fisik
gangguan keperawat situasi yang yang ada pada
sensori an selama mengakibatkan klien
perseptual 3 x 24 jam hambatan - Bantu klien untuk
diharapkan mobilitas fisik menggunakan - Untuk
Tn B tidak tongkat saat memudahkan
mengalami - Klien akan berjalan dan cegah klien dalam
hambatan memperlihatkan terhadap cedera menjalankan
mobilitas penggunaan alat aktivitas sehari-
fisik bantu secara harinya
benar dengan - Dampingi dan
pengawasan bantu klien saat - Untuk
mobilisasi dan membantu dan
- Klien dapat bantu penuhi mempermudah
melakukan kebutuhan kegiatan klien dalam
aktivitas seperti sehari-hari klien melakukan
biasa aktivitas
- Menganjurkan - Untuk
keluarga untuk mengantisipasi
menemani klien klien agar
terhindar dari
cedera
3 Defisiensi Setelah - Klien - Berikan penilaian - Untuk
pengetahuan dilakukan mengetahui tentang tingkat mengetahui
b/d tidak tindakan makanan yang pengetahuan klien tingkat
familiar keperawat baik untuk tentang proses pengetahuan klien
dengan an selama penyakitnya penyakit yang mengenai
sumber 3 x 24 jam spesifik penyakit yang
informasi diharapkan - Klien dideritanya
Tn B mengetahui dan - Diskusikan
memiliki mengerti perubahan gaya - Agar klien
peningkata tentang hidup yang mengetahui
n penyakitnya mungkin diperlukan bahwa pola
pengetahu untuk mencegah hidupnya yang
an terkait - Klien tidak komplikasi di masa lalu merupakan
penyakitny tampak bingung yang akan datang pola hidup kurang
a terhadap dan atau proses sehat sehingga
penyakitnya pengontrolan klien ingin
penyakit merubahnya
menjadi pola
hidup yang sehat
- Sediakan
informasi pada - Untuk
klien tentang memberikan
kondisi, dengan pengetahuan pada
cara yang tepat pasien mengenai
penyakit yang
sedang
dideritanya agar
klien memahami
penyakitnya
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau terjadi akibat kedua-duanya.
Kekeruhan ini dapat mengganggu jalannya cahaya yang melewati lensa sehingga pandangan
dapat menjadi kabur hingga hilang sama sekali. Penyebab utama katarak adalah usia, tetapi
banyak hal lain yang dapat terlibat seperti trauma, toksin, penyakit sistemik (seperti diabetes),
merokok dan herediter. Prevalensi katarak adalah pada usia 65 tahun. ada banyak faktor yang
akan memperbesar resiko terjadinya katarak. Faktor-faktor ini antara lain adalah paparan sinar
ultraviolet yang berlebihan terutama pada negara tropis, paparan dengan radikal bebas, merokok,
defesiensi vitamin (A, C, E, niasin, tiamin, riboflavin, dan beta karoten), dehidrasi, trauma,
infeksi, penggunaan obat kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemik seperti diabetes
mellitus, genetik dan myopia.
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif Huda Amin, Kusuma Hardhi. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & Nanda NIC-NOC edisi revisi jilid 2, Jakarta : Mediaction Publishing
http://digilid.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-andriniest-6717-2-babii%28-%29.pdf di
unduh tanggal 05 Juni 2015 pukul 22.25
http://caramengobatimatakataraksecaraalami.wordpress.com/ diunduh tanggal 08 Juni 2015
pukul 12.25 WIB
Http://www.kanalpost.com/80/makanan-terbaik-untuk-kesehatan-mata/ di unduh tanggal 10
Juni 2015 pukul 19.30 WIB
http://duniatehnikku.wordpress.com/2011/10/12/definisi-penyebab-dan-cara-mengobati-
penyakit-katarak/ di unduh tanggal 10 Juni 2015 pukul 20.00 WIB
http://obatbatukberdarah.wordpress.com/2013/10/01/pencegahan-penyakit-katarak-secara-
alami/ di unduh tanggal 11 Juni 2015 pukul 11.10 WIB
http://www.medkes.com/2013/08/gejala-penyebab-pengobatan-katarak.html di unduh tanggal 11
Juni 2015 pukul 14.03
Diposkan oleh widya uki di 07.24
Kirimkan Ini lewat Email