You are on page 1of 32

askep demam typoid

Rabu, 07 November 2012


askep demam typiod

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Infeksi salmonella terjadi di seluruh dunia.Penyakit ini di sebabkan oleh salmonella typhi
ditemukan terutama di Negara berkembang,tetapi dapat terjadi pula di Negara-negara
lain.Demam typoid masih merupakan penyakit endemik di Indonesia.Penyakit ini merupakan
penyakit menular.
Badan kesehatan dunia WHO memeperkirakan jumlah typoid di seluruh dunia mencapai
16 sampai 33 juta dengan 500 sampai 600 ribu kematian tiap tahunnya.Di indonesia insiden
demam typoid berkisar antara 350-810 kasus per 100.000 penduduk per tahun dengan angka
kematian 2 %.
Demam tyipoid suatu penyakit sistemik yang hampir semua organ utama tubuh dapat di
serang.Tyipoid dapat mengakibatkan komplikasi pada usus halus seperti perdarahan usus.Efek
yang terjadi pada anak adalah gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran.
Atas uraian di atas dan permasalahan yang terjadi membuat penulis untuk memberikan
asuhan keperawatan pada klien dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

1.2.Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.2.1. Tujuan umum
Adalah untuk memberikan ganbaran secara langsung mengenai penyakit demam typoid
serta dapat melakukan asuhan keperawatan terhadap penderita penyakit tersebut.

1.2.2. Tujuan khusus


Di harapkan dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan demam typoid
penulis akan dapat :
a. Dapat memberikan gambaran secara langsung tentang pengkajian pada klien dengan demam
typoid
b. Dapat merumuskan diagnose keperawatan yang timbul pada klien dengan demam typoid
c. Dapat menyusun rencana tindakan keperawatan pada klien dengan Demam typoid
d. Dapat melaksanakan rencana tindakan keperawatan pada klien dengan demam typoid
e. Membuat evaluasi dari tindakan keperawatan pada klien dengan demam typoid
f. Dapat membuat dokumentasi keperawatan pada klien dengan demam typoid

1.3.Manfaat Penulisanhan
1.3.1. Untuk institusi
Sebagai tambahan literatur sebagai bahan acuan dalam pembuatan asuhan keperawatan
1.3.2. Dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan riset keperawatan serta
peningkatan pelayanan masyarakat dalam menentukan rencana keperawatan yang sesuai dengan
kebutuhan pada pelayanan kesehatan
1.3.3. Bermanfaat untuk menambah pengetahuan penulis dalam melakukan asuhan keperawatan.

1.4.Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari 3 Bab yang sistematis disusun berurutan terdiri dari :
4.1. BAB 1, Pendahuluan
menguraiakan latar belakang,tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.
4.2. BAB 2, Tinjauan pustaka
menguraikan tentang konsep medis dan konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan
demam typhoid
4.3. BAB 3, Tinjauan kasus,menguraikan tentang rencana asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian,
diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Dasar Demam Typhoidij
2.1.1. Pengertian
Demam typoid adalah penyakit infeksi akut usus halus sistemik yang di sebabkan oleh
salmonella typhi salah satu bakteri gram negative :salmonella(Soewondo,eddy,2002).
Demam typoid adalah penyakit menular yang bersifat akut, yang ditandai dengan
bakteremia.Disebabkan salmonella thypi, ditandai adanya demam 7 hari atau lebih, gejala
saluran pencernaan dan gangguan kesadaran”. (Soegijanto, 2002: 1).
Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan
dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu,gangguan pada pencernaan,dan gangguan
kesadaran.(Ngastiyah,2005)
2.1.2. Etiologi
Etiologi demam typhoid adalah salmonella typhi,salmonella paratyphi A,B dan C yang
merupakan bakteri negative dan menghasilkan spora.Bakteri salmonella typhi resisten terhadap
banyak agen fisik tetapi dapat di bunuh dengan pemanasan sampai 130°F(54,4C)atau
140oF(60oC) selama 15 menit.Mereka dapat hidup pada suhu sekeliling atau suhu yang rendah.
(Nelson,2005)
2.1.3. Patofisiologi
Kuman salmonella typhi masuk ke dalam tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan air yang tercemar.sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung,sebagian lagi masuk ke
usus halus dan selanjutnya berkembang biak.Bila respon imunitas usus kurang baik maka kuman
akan menembus sel-sel epitel.Demam typoid di sebabkan karena salmonella tyhpi dan
endotoksinnya merangsans sintesis dan pelepasan zat pirogen oleh leokosit pada jaringan yang
meradang.(Widodo,Djoko,2006)
2.1.4.Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan leukosit
pada demam typhoid tidak terdapat leucopenia tidaklah sering di jumpai, pada kebanyakan
kasus demam typhoid,jumlah leukosit pada sediaan darah tepi berada dalam batas normal.
b. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT sering kali meningkat tetapi kembali normal setelah sembuhnya demam
typhoid

2.1.5. Tanda dan Gejala

a.Demam
Gejala timbul selama masa inkubasi sekitar dua minggu. Pada minggu pertama suhu
berangsur naik dan febris bersifat remitten atau panas hanya pada waktu sore dan malam hari.
Gejala panas tidak akan turun dengan antipiretik, tidak menggigil, tidak berkeringat, kadang-
kadang disertai dengan epistaksis.

b. Tanda dan Gejala pada sistem Gastro Intestinal


1).Bibir kering dan pecah-pecah, lidah kotor dan berselaput putih, hyperemi.
2).Perut kembung, nyeri tekan
3).Limfa membesar, lunak dan nyeri pada saat penekanan
4).Pertama kali pasien mengalami diare, kemudian obstipasi
5).Tanda-tanda dehidrasi
6).Tanda-tanda perdarahan dan tanda-tanda shock

c. Tingkat kesadaran
Dapat terjadi penurunan kesadaran dari ringan sampai berat, pada umumnya apatis sampai
samnolen bahkan dapat terjadi koma. Penurunan kesadaran ini disebabkan karena panas tubuh
yang tinggi.
d. Bradikardi
Peningkatan suhu tidak disertai dengan peningkatan nadi dimana seharusnya setiap
kenaikan suhu 1oC diikuti dengan kenaikan nadi 10 – 15 x/menit, sedangkan pada penderita ini
kenaikan nadi lebih rendah dari kenaikan suhu.

2.1.6. Penatalaksanaan
Terdiri dari 2 bagian yaitu :
a. Perawatan
Pasien Demam typhoid perlu di rawat di rumah sakit untuk isolasi,observasi dan
pengobatan.Pasien harus tirah baring absolute sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang
lebih 14 hari.Pasien dengan kesadaran yang menurun,posisi tubuhnya harus di ubah-ubah pada
waktu-waktu tertentu untuk menghindari komplikasi dekubitus serta kebersihan perorangan juga
peril di perhatikan dan di jaga.

b. Diet
Pasien ini di beri bubur saring,kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai dengan
tingkat kesembuhan pasien.

2.1.7. Prognosis

Umumnya prognosis demam pada anak baik asal penderita cepat berobat. Mortalitas pada
penderita yang dirawat adalah 6%. Prognosis menjadi kurang baik atau buruk bila terdapat gejala
klinis yang berat seperti :
a. Panas tinggi (hiperpireksia) atau febris kontinue.
b. Kesadaran turun sekali seperti delirium, sopor atau koma.
c. Terdapat komplikasi yang berat seperti dehidrasi dan asidosis, peritonitis, bronkhopneumonia dan
lain-lain.
d. Keadaan gizi penderita anak (malnutrisi energi protein)
2.1.8. Pencegahan
Usaha pencegahan typhoid fever dibagi dalam :
a. Usaha terhadap lingkungan hidup
1). Penyediaan air minum atau bersih
2). Pembuangan kotoran manusia yang higienis pada tempatnya
3). Pemberantasan lalat dan senantiasa menutup makanan
4). Pengawasan terhadap rumah makan dan penjual makanan

b. Usaha terhadap manusia


1). Pendidikan kesehatan terhadap masyarakat
2). Menemukan dan atau mengawasi carier typhoid
3). Imunisasi
2.2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
2.2.1.Pengkajian
Pengkajian adalah proses sistematis dari pengumpulan,verifikasi,dan komunikasi data
tentang klien.fase proses keperawatan ini mencakup dua langkah:pengumpulan data dari sumber
primer dan sumber sekunder.(Perry,potter,2002).
a. Identitas.Sering di temukan pada anak di atas satu tahun.
b. Keluhan utama berupa perasaan tidak enak badan,lesu,nyeri kepala,pusing,dan kurang
bersemangat,serta nafsu makan kurang
c. Suhu tubuh.pada kasus yang khas demam berlangsung selama 3 minggu,dan suhunya tidak tinggi
sekali.selama minggu pertama,suhu tubuh berangsur-angsur naik setiap harinya,biasanya turun
pada pagi hari dan menungkat lagi pada sore dan malam hari.dalam minggu kedua,pasien terus
berada dalam keadaan demam.pada minggu ketiga,suhu tubuh berangsur turun dan normal
kembali pada akhir minggu ketiga.
d.Kesadaran.umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak berapa dalam,yaitu apatis
sampai somnolen.jarang terjadi spoor,koma,dan gelisah.
e.Pemeriksaan Fisik
1).Mulut,terdapat napas yang berbau tidak sedap serta bibir kering dan pecah-pecah.lidah tertutup
selaput putih kotor ,sementara ujung dan tepinya berwarana kemerahan dan jarang terjadi tremor
2).Abdomen,dapat di temukan keadaan perut kembung.bisa terjadi konstipasi atau mungkin diare
atau normal
3).Hati dan limpa membesar di sertai dengan nyeri tekan
Pengkajian tumbuh kembang
a. Riwayat prenatal
Perlu di Tanya pada ibu apakah ada tanda-tanda resiko tinggi saat hamil,berat badan tidak
baik,preeklamsi,dan lain-lain.Kehamilan resiko tinggi yang tidak di tangani dengan benar dapat
mengganggu tumbuh kembang anak.Dengan mengetahui riwayat prenatal maka keadaan
anaknya dapat diperkirakan.
b. Riwayat kelahiran
Perlu ditanyaka pada ibu mengenai cara kelahiran anaknya,apakah secara normal dan
bagaimana keadaan anak waktu lahir.Anak yang dalam kandungan terdeteksi sehat,apabila
kelahirannya mengalami gangguan maka dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
c. Pertumbuhan fisik
Untuk menentukan pertumbuhan fisik anak,perlu di lakukan pengukuran antropometri dan
pemeriksaan fisik.

2.2.2.Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon actual atau
potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin dan berkompeten
untuk mengatasinya.
Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien dengan demam tyipoid menurut
Harnawatia(2008) adalah :
a. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ketidakmampuan mecerna makanan
b. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
c. Diare berhubungan dengan inflamasi
d. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
e. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan tidak familier dengan sumber informasi
Menurut Nanda 2012-2014 uraian dignosa di atas adalah
a. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Batasan Karakteristik :
 Kram abdomen
 Nyeri abdomen
 Menghindari makanan
 Berat badan 20% atau lebih di bawah berat badan ideal
 Kerapuhan kapiler
 Diare
 Kehilangan rambut berlebihan
 Bising usus hiperaktif
 Kurang makanan
 Kurang informasi
 Kurang minat pada makanan
 Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
 Kesalahan konsepsi
 Kesalahan informasi
b. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
Batasan Karakteristik
 Konvulsi
 Kulit kemerahan
 Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal
 Kejang
 Takikardia
 Takipnea
 Kulit terasa hangat
c. Diare berhubungan dengan inflamsi
Batasan karateristik
 Nyeri abdomen
 Sedikitnya tiga kali buang air besar cair per hari
 Kram
 Bising usus hiperaktif
 Ada dorongan
d. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan aktif
Batasan karakteristik
 Perubahan pada status mental
 Penurunan pada tekanan darah
 Penurunan pada tekanan nadi
 Penurunan volume pada nadi
 Penurunan turgor kulit
 Penurunan turgor lidah
 Penurunan haluaran urine
 Penurunan pengisian vena
 Membrane mukosa kering
 Kulit kering
 Peningkatan hematokrit
 Peningkatan suhu tubuh
 Peningkatan frekuensi nadi
 Peningkatan konsentrasi urine
 Penurunan berat badan tiba-tiba
 Haus
 kelemahan
e. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
Batasan karakteristik
 Perilaku hiperbola
 Ketidakakuratan mengikuti perintah
 Ketidakakuratan perfoma uji
 Perilaku tidak tepat
 Pengungkapan masalah

2.2.3.Perencanaan
Perencanaam adalah kategori dari perilaku keperawatam\n dimana tujuan yang berpusat
pada klien dan hasil yang di perkirakan di tetapkan dan intervensi keperawatan di pilih untuk
mencapai tujuan tersebut(Perry,poter,2005).
Tabel 2.1. perencanaan keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
1). Nutrisi Klien akan dapat Timbang berat badan setiap hariMemberikan informasi
kurang dari melaporkan
atau sesuai indikasi. tentang kebutuhan
kebutuhan Berat badan
tubuh. stabil dan diet/keefektifan terapi.
peningkatan
berat badan
sesuai sasaran
dan tidak ada
tanda-tanda mal
nutrisi. Anjurkan istirahat sebelumMenenangkan peristaltic
makan. dan meningkatkan energy
untuk makan
Mulut yang bersih dapat
Berikan kebersihan mulutmeningkatkan rasa
terutama sebelum makan. makanan.

Lingkungan yang nyaman


Ciptakan lingkungan yangmenurunkan stress dan
nyaman. lebih kondusif untuk
makan

Keragu-raguan untuk
Dorong klien untuk menyatakanmakan mungkin
perasaan masalah mulaidiakibatkan oleh takut
makanan/diet. makan.

Memungkinkan saluran
Kolaborasi dengan tim ahli giziusus untuk mematikan
sesuia indikasi. kembali proses pencernaan.

Suhu tubuh klien harus di


ketahui setiap saat.
Kaji suhu tubuh klien.
Membantu menurunkan
Klien akan dapat panas
2).Peningkatan
melaporkan Berikan kompres hangat bila
suhu tubuh
suhu tubuhbadan klien panas.
berhubunga
kembali normal.
n dengan
proses
Observasi kebutuhan klien dan
inflamasi.
Klien akan dapat tingkat kesadaran.
melaporkan
Membantu membedakan
BAB normal
dan tidak encer penyakit individu dan dan
3).Diare
lagi.
Observasi dan catat frekuensimengkaji beratnya episode.
berhubunga
defekasi,karaktristik,jumlah dan
n dengan
factor pencetus. Istirahat menurunkan
inflamsi.
motilitas usus juga
menurunkan laju
metabolisme.
Tingkatkan tirah baring dan
berikan alat-alat di sampingMenghindari iritan dan
tempat tidur. meningkatkan istirahat
usus.

Identifikasi makanan/cairanUntuk mengurangi diare.


yang mencetus diare.

Memberikan informasi
Klien akan dapat Kolaborasi dengan tim medistentang keseimbangan
melaporkan
dalam pemberian obat. cairan.
cairan adekuat.

4).Defisit Hipotensi juga


volume Awasi masukan dan haluaranmenunjukkan kehilangan
cairan urine. cairan.
berhubunga
n dengan Menunjukkan kehilangan
pengeluaran Observasi tanda-tanda vital. cairan berlebih.
cairan aktif.

Indikator cairan dan status


Observasi adanya kulit keringnutrisi.
berlebihan dan membrane
mukosa,penurunan turgor kulit. Mempertahankan istirahat
usus akan memerlukan
Ukur berat badan setiap hari. penggantian cairan untuk
memperbaiki kehilangan.

Kolaborasi dengan tim medis


dalam pemberian obat. Membuat pengetahuan
dasar dan memberikan
kesadaran kebutuhan
Klien akan dapat
belajar individu.
melaporkan
asien
mengetahui
7 Pengetahuan dasar yang
tentang penyakit
yang di derita akurat memberikan klien
anaknya.
5).Kurang Kaji persepsi klien. kesempatan untuk
pengetahuan membuat keputusan.
berhubunga Kurang pengetahuan
n dengan berhubungan dengan
kurangnya kurangnya informasi.
informasi. Jelaskan tentang
penyakit,penyebab.Dorong klienMeningkatkan pemahaman
untuk mengajukan pertanyaan. dan dapat meningkatkan
kerjasama dalam program.

Jelaskan tentang obat yang di


berikan,tujuan,frekuensi,dosis
dan kemungkinan efek samping

2.2.4. Pelaksanaan
Menurut (Lyer et al,1976 :Nursalam 2001) mengemukakan bahwa pelaksanaan adalah
inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.Tahap pelaksanaan di mulai
setelah rencana tindakan di susun dan di tujukan untuk membantu klien mencapai tujuan yang di
harapkan.
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah di
tetapkan,yang mencakup peningkatan kesehatan,pencegahan penyakit,pemulihan kesehatan dan
memfasilitasi koping.
Ada tiga fase implementasi keperawatan menurut (Griffith et al,1986;Nursalam 2001 )
yaitu :
1. Fase persiapan
2. Fase operasional
3. Fase terminasi

2.2.5. Evaluasi
Fase akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap asuhan keperawatan yang di
berikan.
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan,rencana tindakan dan pelaksanaan sudah
berhasil di capai melalui evaluasi memungkinkan perawat memonitor yang terjadi selama tahap
pengkajian,analisa,perencanaan dan pelaksanaan tindakan.

2.2.6. Dokumentasi Keperawatan


Dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang di miliki
perawat dalam melakukan catatan perawatan yang berguna untuk kepentingan klien,perawat dan
tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat
dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab perawat.Hal yang harus di dokumentasikan
adalah serangkaian proses keperawatan mulai dari pengkajian,diagnosa,rencana
tindakan,pelaksanaan/implementasi dan evaluasi.

BAB 3
TINJAUAN KASUS
Kasus
An S berumur 2 tahun masuk rumah sakit pada tanggal 13 september 2012.Ibu klien
mengatakan anaknya sudah seminggu mengalami demam naik turun,anaknya tidak mau
makan,mual,muntah dan rewel serta berat badan anaknya turun drastis dari 9 Kg turun menjadi 7
Kg.Ibu klien mengatakan bahwa anaknya sudah sejak lama mengalami hal seperti ini tetapi
ibunya tidak mengetahui tentang penyakitnya dan hanya mengira anaknya mengalami demam
biasa.

3.1. Pengkajian
3.1.1. Identitas klien
An.S(perempuan)berusia 2 tahun beragama islam di diagnosa demam typhoid oleh
dokter.Klien tinggal di Jl.Mulawarman,Samarinda.kliem masuk pada tanggal 13 september 2012
dan di kaji oleh perawat pada tanggal 14 september 2012.

3.1.2. Identitas orang tua


Nama ayah An.S adalah Tn.Y berusia 56 tahun dan ibunya bernama Ny.H berusia 50
tahun pendidikan SMP,agama islam.Pekerjaan ayah klien adalah petani dan ibu klien IRT.Alamat
di Jl.Mulawarman.

3.1.3. Riwayat kesehatan klien


1). Keluhan utama
“Badan anak saya panas sudah seminggu”
2). Riwayat penyakit sekarang
Sebelumnya klien belum pernah di bawa ke rumah sakit.ibu klien mengeluh anaknya
panas naik turun,tidak mau makan,mual dan muntah,dan rewel.Akhirnya ibu klien berinisiatif
membawa anaknya ke rumah sakit dan di anjurkan oleh dokter untuk rawat inap.
3). Riwayat penyakit lalu
3.1). Prenatal
a. pemeriksaan kehamilan tidak rutin
b. keluhan saat ibu hamil mual dan muntah
c. terapi obat tidak ada
d. Berat Badan ibu saat hamil 55 Kg

3.2). Natal
a. melahirkan di bidan
b. jenis persalinan normal
c. komplikasi persalinan tidak ada

3.3). Post Natal


a. Kondisi bayi baru lahir BB =2,3,PB=80cm
b. penyakit saat di lahirkan tidak ada dan tidak ada masalah menyusui
4). Riwayat kesehatan keluarga
keluarga klien tidak ada yang mengalami penyakit khusus dan penyakit menular

5). Riwayat imunisasi


Tabel 3.1.Riwayat imunisasi An.S
No Jenis imunisasi Waktu pemberian Reaksi setelah pemberian
1. BCG 2 Bulan Demam
2. DPT 2,4,6, bulan Demam
3. polio 3,6,9, bulan -
4. Hepatitis 2,4,6, bulan -
5. Campak 9 bulan -

6). Riwayat Tumbuh Kembang


6.1). Pertumbuhan fisik
a. BB : sebelum sakit 9 kg dan saat sakit 7 kg
b. PB : 80 Cm
6.2). Perkembangan tiap tahap
Usia saat pertama kali
a. Berguling : 4 bulan
b. Merangkak : 6 bulan
c. Berdiri : 11 Bulan
d. Jalan : 1 tahun
e. Duduk : 6 bulan
f. Senyum : 4 bulan
g. Berbicara : 1 tahun
7). Riwayat Nutrisi
7.1). Pemberian ASI
Waktu lahir klien langsung di beri ASI oleh ibu klien,cara pemberian di susuyi secara
langsung,lama pemberian ASI sampai saat ini
7.2). Pemberian susu Formula
Klien tidak di beri susu formula
7.3). Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai saat ini
Tabel 3.2.Perubahan nutrisi An.S
No Usia Jenis Nutrisi Lama pemberian
1. 0-1 tahun ASI Sampai sekarang
2. 1-2 tahun ASI+Makanan Sampai sekarang

8). Riwayat psikososial


Klien tinggal satu rumah dengan orang tua,lingkungan cukup ramai tidak ada yang
mengancam dan membahayakan klien saat bermain,hubungan klien dengan keluarga sangat
baik.Keluarga sangat menyayangi klien dank lien di asuh oleh kedua orang tuanya.
9). Riwayat spiritual
klien beragama islam
10). Reaksi hospitalisasi
10.1). Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
Sebelumnya klien belum pernah di bawa kerumah sakit karna orang tua klien tidak
mengetahui tentang penyakit anaknya
10.2). Pemahaman aanak tentang sakit dan rawat inap
Anak tidak tau mengapa di bawa ke rumah sakit karna dia belum mengerti apa-apa.anak
hanya menangis saat melihat perawat.

3.1.4. Aktivitas sehari-sehari


1). Nutrisi
Tabel 3.1.Nutrisi An.S
No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Selera makan Baik Tidak napsu makan
2. Menu makan Nasi dan lauk-pauk Bubur dan lauk-pauk
3. Frekuensi makan 1 porsi tidak habis 2-3 sendok
4. Makanan pantangan Tidak ada Tidak ada
5. Pembatasan pola makan Tidak ada Tidak ada
6. Cara makan Di suapi Di suapi
7. Ritual saat makan Berdoa sebelum makan Berdoa sebelum makan

2). Cairan
Tabel 3.2.Cairan An.S
No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Jenis minuman ASI ASI
2. Frekuensi Bila Haus Bila Haus
3. Kebutuhan cairan Terpenuhi Tidak terpenuhi
4. Cara pemenuhan Peroral Peroral dan intravena
3). Olahraga
Tabel 3.3.Olahraga An.S
No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Program olahraga - -
2. Jenis dan frekuensi - -
3. Kondisi setelah olahraga - -

4). Eliminasi
Tabel 3.4.Eliminasi An.S
No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Tempat pembuangan Di WC Di WC
2. Frekuensi Tidak tentu 1x BAB
3. Konsistensi Lembek Lembek
4. Kesulitan Tidak ada Tidak ada
5. Obat pencahar Tidak ada Tidak ada
5). Istirahat Tidur
Tabel 3.5.Istirahat tidur An.S
No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Jam tidur 11.00-13.00 Tidak tentu
2. Pola tidur 20.00-05.00 Rewel dan menangis
3. Kebiasaan tidur Minum ASI Minum ASI
4. Kesulitan tidur Tidak ada Tidak ada

6). Olahraga
Tabel 3.6.Olahraga An.S
No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Program olahraga - -
2. Jenis dan frekuensi - -
3. Kondisi setelah olahraga - -

7).Personal hygiene
Tabel 3.7.Personal hygiene An.S
No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Mandi Di mandikan Di seka
2. Cuci rambut Dikeramasi Tidak di cuci
3. Gunting kuku Di bantu Di bantu
4. Gosok gigi Di bantu Di bantu

8). Aktivitas/mobilitas fisik


Tabel 3.8.Aktivitas An.S
No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Kegiatan sehari-hari Tidur,makan dan bermain Di tempat tidur
2. Pengaturan jadwal harian Tidak ada Tidak ada
3. Penggunaan alat bantu Tidak ada Tidak ada
4. Kesulitan pergerakan tubuh Tidak ada Tidak ada

9). Rekreasi
Tabel 3.9.Rekreasi An.S
No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Perasaan saat sekolah - -
2. Perasaan waktu pulang - -
3. Perasaan setelah rekreasi Senang -
4. Waktu senggang keluarga Ke tempat bermain -
5. Kegiatan hari libur Tempat keluarga -

3.1.5. Pemeriksaan fisik


1). Keadaan umum klien lemah
2). Tanda-tanda Vital :RR :26xMenit
Nadi :135xMenit
Suhu :37,5oC

3). Antropometri
a. BB : sebelum sakit 9 kg saat sakit turun 7 Kg
b. TB : 79 Cm
c. Lingkar kepala : 43 Cm
d. Lingkar lengan atas : 14 Cm
e. Lingkar dada : 49 Cm
f. Lingkar perut : 47 Cm
g. Skin fold : Tipis
4). Sistem pernapasan
a. Hidung
Hidung simetris,tidak ada secret
b. Leher
Tidak ada tumor yang teraba
c. Dada
Gerakan dada saat bernapas simetris,dan tidak ada suara napas tambahan

5). Sistem Kardiovaskuler


Konjungtiva tidak anemis,bibir kering.

6). Sistem Pencernaan


Mukosa bibir kering,tidak ada stomatitis,kemampuan menelan tidak baik,lidah kotor.
a. Sistem Indra
Mata : Tidak ada edema pada kelopak mata
Hidung : Tidak ada secret
elinga :Daun telinga simetris antara kiri dan kanan,fungsi pendengaran baik

b. Sistem syaraf
1. Tingkat kesadaran compos mentis
2. Gearakan tubuh lemah
3. Fungsi sensorik bereaksi terhadap rangsangan nyeri

c. System integumentdak mudah patah


1. Rambut : Hitam,lurus dan bersih
2. Kulit : kulit teraba hangat,tidak ada gatal.
3. Kuku : Kuku merah muda,bersih dan tidak mudah patah

3.1.6. Terapi
a. Amoxan 4 x 250 gram
b. Vomitas 3x 1/2 sendok teh
c. Sanmol 3 x ¾ sendok teh
3.1.7. Klasifikasi Data
Tabel 3.11.Klasifikasi Data
Data Subjektif Data objektif
“Badan anak saya panas” Suhu tubuh 37,5oC
Keadaan umum lemah
Kulit teraba hangat
“Anak saya tidak mau makan” Berat badan sebelum sakit 9 kg setelah
sakit 7 kg
Frekuensi makan 2-3 sendok
Klien mual dan muntah
“saya tidak tahu tantang penyakit yang di Ibu klien banyak bertanya
derita oleh anak saya”

3.1.8. Analisis Data


Tabel 3.12.Analisa Data
Analisa data Etiologi Masalah
Ds : “Badan anak saya teraba Bakteri Peningkatan suhu tubuh
hangat,kulitnya merah-merah
dan anak saya juga sering Masuk ke dalam saluran
mengalami kejang” pencernaan
Do : 1).Peningkatan suhu tubuh di atas
kisaran normal. Mengeluarkan endotoksin
2). Takikardia
3). Takipnea Interleukin I
4).Konvulsi
Prostaklandin

Endotoksin

Menggigil

Nutrisi kurang dari


Ds : “Anak saya tidak mau kebutuhan tubuh
Demam
makan,ada sariawan di
mulutnya,diare,dan jika melihat
Bakteri
makanan dia tidak mau dan
perutnya sakit kalau di tekan”.
Saluran pencernaan
Do :1).Berat badan turun
2). Membran mukosa pucat
Menginfeksi usus
3). Tonus otot menurun
4). Bising usus hiperaktif
Distress pencernaan
5). Steaatorea

Peningkatan HCL

Iritasi mukosa lambung

Mual,muntan,anorexian

Asupan nutrisi kurang

Keseimbangan nutrisi kurang


dari kebutuhan tubuh.
3.2.Diagnosa keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses inflamasi
Ds : “Badan anak saya teraba hangat,kulitnya merah-merah dan anak saya juga sering mengalami
kejang”
Do : 1).Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal.
2). Takikardia
3). Takipnea
4).Konvulsi

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan
Ds : “Anak saya tidak mau makan,ada sariawan di mulutnya,diare,dan jika melihat makanan dia tidak
mau dan perutnya sakit kalau di tekan”.
Do :1).Berat badan turun
2). Membran mukosa pucat
3). Tonus otot menurun
4). Bising usus hiperaktif
5). Steaatorea

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi


4. Ds : “anak saya sakit apa sus,anak saya tidak apa-apa kan sus ”. 2).
5. Do : 1).ketidakakuratan mengikuti perintah Ketidakakuratan perfoma uji

3.3.Intervensi keperawatan
Tabel 3.13.intervensi keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
Peningkatan Klien akan dapatKaji suhu tubuh klien Menunjukkan
suhu tubuh melaporkan respon terhadap
berhubungan suhu tubuh adanya proses
dengan kembali normal infeksi
proses dalam waktu
inflamasi 1x24 jamBerikan kompres hangat bilaPemberian
dengan criteriabadan klien panas kompres hangat
hasil : akan membantu
1.suhu tubuh melebarkan
normal pelebaran
2.kulit normal pembuluh darah
3.Tidak terjadiObservasi kebutuhan klien danMemudahkan
kejang tingkat kesadaran tindakan yang
tepat sesuai
Nutrisi Klien akan dapatTimbang berat badan setiap hariMemberikan
kurang dari melaporkan atau sesuai indikasi informasi tentang
kebutuhan nutrisi dapat kebutuhan
tubuh terpenuhi dalam diet/keefektifan
waktu 1x24 jam terapi.
dengan criteriaAnjurkan istirahat sebelumMenenangkan
hasil : makan. peristaltic dan
1.klien mau makan meningkatkan
2.sariawan hilang energy untuk
3.nyeri hilang makan.

Berikan kebersihan mulutMulut yang bersih


terutama sebelum makan. dapat
meningkatkan
rasa makanan.

Ciptakan lingkungan yangLingkungan yang


nyaman. nyaman
menurunkan
stress dan lebih
kondusif untuk
makan.

Dorong klien untuk menyatakanKeragu-raguan


perasaan masalah. makan
diakibatkan
Kolaborasi dengan tim ahli gizi
sesuia indikasi Memungkinkan
saluran usus untuk
mematikan
Meningkatkan
pemahaman dan
Jelaskan tentang obat yang didapat
berikan,tujuan,frekuensi,dosis meningkatkan
dan kemungkinan efek samping kerjasama dalam
program

3.4.Pelaksanaan Keperawatan
Tabel 3.14.Pelaksanaan keperawatan
Hari/tanggal DX Implementasi Hasil
Senin,2 oktober
2012. 10.00 I 1.Mengkaji suhu tubuh 1. Suhu tubuh 37oc
10.10 2.Memberikan kompres hangat 2. Suhu tubuh klien menurun
3.Observasi tingkat kesadaran
10.20 3. Kesadaran compor mentis
1.Mengkaji pola nutrisi klien
10.30 II 2.Menganjurkan beri makanan
1.Klien makan 2-3 sendok
10.40 sedikit tapi sering 2.Ibu mengikuti anjuran perawat
3.Memberikan diet lunak/cair 3.Anak malas makan
10.50 4.Timbang BB klien 4.BB klien 7,5 kg
11.00
1.Mengkaji tingkat pengetahuan
1. Ibu belum mengerti
11.30 III keluarga tentang typoid
2.Memberikan kesempatan pada
keluarga untuk bertanya 2. Ibu cemas

1. Mengkaji suhu tubuh


Selasa,3 2.Observasi keadaan pasien
oktober 2012 1. Suhu tubuh 36oC
08.10 I 1.Memberikan makanan selagi
2. Kesadaran compos mentis
08.20 hangat
2.Menganjurkan makan sedikit
1. Ibu mengikuti anjuran perawat
08.30 II tapi sering 2. Mengikuti anjuran perawat
3.Memberikan diet lunak/cair
08.35 4.Timbang BB klien 3.anak malas makan
4.BB klien 8 kg
08.40 1.Mengkaji tingkat pengetahuan
09.30 keluarga tentang typoid 1. Ibu sudah mengerti tentang
2.Memberikan kesempatan padapenyakit
10.00 III keluarga untuk bertanya
3.Melaksanakan pendidikan
2. Keluarga mendengarkan
kesehatan
10.20
3. Ibu tidak bertanya lagi tentang
kesehatan anaknya
10.40
Rabu,4 oktober I 1.Mengkaji suhu tubuh 1.Suhu tubuh 36oC
2012
08.30 2.Observasi keadaan pasien 2. Kesadaran compos mentis
09.00 II 1.Memberikan makanan selagi
1. Ibu mengikuti anjuran perawat
hangat 2.Mengikuti anjuran perawat
2.Menganjurkan makan sedikit
tapi sering 3.anak malas makan
3.Memberikan diet lunak/cair 4.BB klien 8 kg
4.Timbang BB klien 1.Ibu sudah mengerti tentang
10.00 III 1.Mengkaji tingkat pengetahuanpenyakit
keluarga tentang typoid
2.Memberikan kesempatan pada
2. Ibu tidak bertanya lagi tentang
keluarga untuk bertanya kesehatan anaknya

3.5.Evaluasi keperawatan
No Hari/Tanggal Dx Kep Evaluasi
1. Senin, 2 oktober 2012 I S :”Badan anak saya masih hangat”
O : Suhu tubuh 38oC
A : hipertermi
P : Lanjutkan Intervensi
1). Mengkaji suhu tubuh
2). Obsevasi keadaan pasien
II S :”Anak saya belum mau makan”
O : 1). Berat badan turun
2). Membran mukosa pucat
3). Bising usus hiperaktif
A : Nutrisi tidak adekuat
P : Lanjutkan intervensi
1. Memberikan makanan selagi hangat
2.Menganjurkan makan sedikit tapi sering
3.Memberikan diet lunak/cair
4.Timbang BB klien

S : “anak saya sakit apa sus,anak saya tidak apa-


III apa kan sus ”.
O : 1).ketidakakuratan mengikuti perintah
2). Ketidakakuratan perfoma uji
A : Defisiensi pengetahuan
P : 1. Lanjutkan intervensi
2.Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga
tentang typoid
3.Memberikan kesempatan pada keluarga untuk
bertanya.

S :”Anak saya masih panas”


2. Selasa,3 oktober 2012 I :Suhu 37,5oC
O
A : Hipertermi
P : Lanjutkan intervensi
1). Mengkaji suhu tubuh
2). Obsevasi keadaan pasien
S : “anak saya belum bisa makan”
II O : 1). Berat badan turun
2). Bising usus hiperaktif
A :Nutrisi tidak adekuat
P : Lanjutkan intervensi
1.Memberikan makanan selagi hangat
2.Menganjurkan makan sedikit tapi sering
3.Memberikan diet lunak/cair
4.Timbang BB klien
S :”Anak saya gimana sus”
O: Ketidakakuratan mengikuti perintah
III A: Defisiensi pengetahuan
P :Lanjutkan intervensi
1.Memberikan makanan selagi hangat
2.Menganjurkan makan sedikit tapi sering
3.Memberikan diet lunak/cair
4.Timbang BB klien

S :”Anak saya sudah tidak panas lagi”


O :suhu 36oC
A :Suhu tubuh normal
3. Rabu,4 oktober 2012 P
I :pertahankan intervensi

S :”Anak saya sudah mau makan”


O : Berat Badan kembali normal
A : Nutrisi adekuat
II
P : Pertahankan intervensi
S :”saya sudah tau tentang penyakit anak saya”
O : Ibu klien tidak hiperbola lagi
A : pengetahuan Adekuat
III
P : Pertahankan intervensi

DAFTAR PUSTAKA
M.Nurs,Nursalam.(2005).Asuhan Keperawatan pada bayi dan anak.Salemba medika.Jakarta
Fatimah,Sri.(2008).Asuhan keperawatan pada anak dengan demam typoid.Samarinda
Perry,potter.(1999).Fundamental keperawatan.EGC.Jakarta
Nanda.(2012).Diagnosa Keperawatan.EGC.Jakarta
Diposkan oleh asmaul husna di 18:58 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Beranda
Langganan: Entri (Atom)

You might also like