Professional Documents
Culture Documents
AMSIRI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Kimia
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
AMSIRI
102096026529
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Kimia
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh
AMSIRI
NIM. 102096026529
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Kimia
Penguji I Penguji II
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Amsiri
102096026529
ABSTRACT
xv
ABSTRAK
xiv
Bacalah dengan Menyebut Nama Tuhanmu
Bismillaahirrohmaanirrohiim,
Assalaamu’alaikum WR.WB.
Segala puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT Tuhan
Yang Maha Esa yang telah menciptakan langit dan bumi lengkap dengan segala
kebenaran, pendobrak kebatilan, pengobat dikala luka dan penghibur dikala duka
yaitu nabi besar Nabi Muhammad SAW yang telah memimpin umat manusia
dilakukan. Untuk itu saat inilah waktu yang tepat untuk merubah wajah bumi
Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada bidang
kimia.
Jakarta. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat diselesaikan karena
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengungkapkan rasa terima
v
1. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis. selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi.
2. Ibu Sri Yadial Chalid, M.Si selaku Ketua Program Studi Kimia yang
3. Bapak Dr. Thamzil Las selaku pembimbing I yang bersedia menerima dan
Lingkungan.
6. Seluruh dosen program studi kimia yang telah memberikan masukan serta
7. Gus Adi yang telah banyak membantu dan ikut bersama merasakan lika-
Purnamasari Tholib dan teman-teman Kimia UIN 2002 yang tidak bisa
vi
9. Adik-adik kelasku Banu, Ali M Akbar, Garry yang telah menemani
Jujul, Ayi, Evi dan Susi yang telah tertawa apabila penulis bercerita.
terimakasih ku ucapkan.
Amsiri?”
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, oleh karena itu
sempurnanya skripsi ini. Semoga Allah SWT bersama orang-orang yang berusaha.
Amiin.
Wassalaamu’alaikum.WR.WB..
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................. v
ABSTRAK..................................................................................................... xiv
ABSTRACT.................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
1.5. Hipotesis................................................................................................. 4
viii
2.2.5. Klinoptilolit ................................................................................ 18
2.3. Merkuri................................................................................................... 19
3.2.1. Alat............................................................................................. 45
ix
3.3.4. Pembuatan Ca-zeolit .................................................................. 47
LAMPIRAN................................................................................................. 67
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
xi
BAB I
PENDAHULUAN
muka bumi. Kondisi ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia
yang tidak seimbang dengan ketersediaan sumber daya alam bagi pemenuhan
(Witoelar, R. 2009).
ruang yang merusak hutan dan lahan, eksploitasi sumber daya alam yang tidak
Pencemaran lingkungan pada saat ini adalah salah satu masalah yang
limbah berbahaya.
Salah satu limbah yang sangat berbahaya adalah limbah merkuri. Merkuri
sekarang ini banyak terdapat dimana-mana di dalam ikan, air, lumpur, kosmetik
hingga lampu.
(Palar, H. 1994).
yang berfungsi sebagai penukar ion baik berupa anion atau kation (Michael dan
Pierre, 1994 dan Jianlong et al, 2000), karbon aktif (Giequel et al., 1997), dan
silika gel (Leéis et al., 1996), tetapi harganya relatif mahal. Hal tersebut telah
mendorong beberapa peneliti untuk mencari penyerap alternatif yang lebih murah.
Mineral zeolit merupakan mineral yang terdapat dalam batuan hasil proses
pengendapan alam (Las, T. 1999) yang akhir-akhir ini banyak diteliti untuk
digunakan sebagai bahan penukar kation. Zeolit alam telah dikenal sejak puluhan
tahun yang lalu, akan tetapi penggunaannya terbatas sebagai bahan bangunan
(semen, batu ukiran dan lain-lain). Pada 30 tahun terakhir penggunaan zeolit
2
Di Indonesia zeolit pertama kali ditemukan pada tahun 1985 oleh Pusat
diantaranya tersebar di beberapa daerah di pulau Sumatera dan Jawa. Namun dari
46 lokasi penemuan zeolit, baru beberapa daerah yang ditambang secara intensif
zeolit yang sering ditemukan adalah Klinoptilotit dan Modernit (Las, T. 1998).
(frameworks) dan mempunyai pori (rongga) dan saluran yang diisi oleh kation dan
sebagai penukar ion tetapi juga sebagai bahan penyerap, seperti yang telah
merupakan mineral alam yang ditemukan dalam keadaan campur dengan mineral-
mineral lain, seperti kalsit, batuan lempung (clay) dan feldspar (Day, D.H. 1985).
3
1.2. Perumusan Masalah
pemekatan kontaminan dalam penukar ion. Dengan cara ini limbah dapat diserap
oleh penukar ion. Penggunaan penukar ion lebih efisien dapat dicapai dengan
kapasitas tukar kation (KTK) limbah merkuri dengan zeolit menggunakan teknik
batch.
pemanfaatan zeolit sebagai salah satu bahan penyerap limbah industri yang
mengandung merkuri.
1.5. Hipotesis
4
1.6. Kerangka Berpikir
Penukar
Zeolit ion
Lingkungan hidup
yang lebih bersih
¾ Ukuran Zeolit
¾ Waktu sentuh antara merkuri dan limbah
¾ Zeolit alam
¾ Ca-Zeolit
¾ Na-Zeolit
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari
bentuk asal pada keadaan yang lebih buruk. Pergeseran bentuk tatanan dari
kondisi asal pada kondisi yang buruk ini dapat terjadi sebagai akibat masukan dari
mempunyai sifat racun (toksik) yang berbahaya bagi organisme hidup. Toksisitas
atau daya racun dari polutan itulah yang kemudian menjadi pemicu terjadinya
pencemaran.
Lingkungan dapat diartikan sebagai media atau suatu areal, tempat atau
sehingga tidak sama lagi dengan bentuk asalnya, sebagai akibat dari masuk atau
dimasukannya suatu zat atau benda asing ke dalam tatanan lingkungan itu. Jadi
lingkungan asli menjadi suatu tatanan baru yang lebih buruk dari tatanan aslinya.
disebabkan oleh banyak hal. Namun yang paling utama dari sekian banyak
Istilah zeolit berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu Zein yang
berarti membuih dan Lithos yang berarti batu. Nama ini sesuai dengan sifat zeolit
Zeolit pertama kali ditemukan pada tahun 1756 oleh Axel Cronstedt
seorang ahli mineral dari Swedia. Jenis mineral yang ditemukan adalah stilbit.
Menurut penelitian yang dilakukan Cronstedt, mineral ini akan mendidih apabila
dipanaskan, hal ini disebabkan oleh proses dehidrasi dari mineral tersebut. Pada
tahun 1954 zeolit diklasifikasikan sebagai golongan mineral tersendiri yang saat
aluminosilikat terhidrasi yang mengandung kation alkali atau alkali tanah dalam
kerangka tiga dimensi. Ion-ion logam tersebut dapat diganti oleh kation lain tanpa
Pada saat ini dikenal sekitar 40 jenis zeolit alam yang dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan seperti suhu, tekanan uap air dan komposisi tanah tempat
zeolit ditemukan, sehingga komposisi dari suatu zeolit tidak sama. Dari 40 jenis
(PPTM) Bandung dalam jumlah besar. Penyebaran zeolit tersebut pada beberapa
pulau di Sumatera dan Jawa. Namun dari 46 lokasi, baru beberapa lokasi yang
7
ditambang secara intensif antara lain di Bayah, Banten, Cikalong, Tasikmalaya,
yang mengandung kation alkali atau alkali tanah dalam kerangka tiga dimensi.
Zeolit disusun oleh tatrahedral silika dan alumina yang saling berikatan melalui
atom oksigen, struktur ruang yang berisi kation-kation dan molekul air yang
berfungsi sebagai kerangka zeolit memiliki muatan negatif. Secara umum rumus
zeolit adalah :
M : Kation
n : Valensi kation M
w : Jumlah molekul air per unit sel
X dan Y : Jumlah tetrahedral persatuan sel
Kerangka dasar struktur zeolit terdiri dari unit-unit tetrahedral AlO4- dan
SiO4 yang saling berhubungan melalui atom O. Zeolit terdiri dari tiga komponen
yaitu: kation yang dipertukarkan, kerangka aluminosilikat dan fase air (Army,
2006). Ikatan ion Al-Si-O membentuk struktur kristal, sedangkan logam alkali
berongga dan biasanya struktur rongga ini diisi oleh air dan kation yang bisa
sieves), penukar ion, bahan penyerap dan katalis. Bentuk fisik mineral zeolit
8
berupa kristal yang berwarna putih, kehijaun dan sedikit agak kecoklatan.
Stabilitas zeolit terhadap panas dan radiasi sangat tinggi, hal ini disebabkan oleh
Atom Si dan Al adalah pusat dari tiga dimensi tetrahedral. Seluruh sudut
dikelilingi oleh empat atom oksigen. Secara rumus kimia ikatan antara atom Si
struktur. Atom Al yang bermuatan negatif akan berikatan dengan empat oksigen
Si Al-
a. Dehidrasi
dehidrasi ini sangat penting, karena tanpa melakukan dehidrasi zeolit sulit
antara molekul yang diserap dengan sisi aktif zeolit). (Winarko, 1997).
9
Sifat dehidrasi dari zeolit akan berpengaruh terhadap sifat adsorpsi. Zeolit
dapat melepaskan molekul air dari dalam rongga permukaan yang menyebabkan
medan listrik meluas ke dalam rongga utama dan akan efektif terinteraksi dengan
molekul yang akan di adsorpsi. Jumlah molekul air sesuai dengan pori-pori ruang
hampa yang akan terbentuk bila unit sel kristal zeolit tersebut dipanaskan.
b. Adsorpsi
zat pada permukaan zat lain, karena ketidakseimbangan antara gaya kohesi
partikel sefase dengan gaya adhesi partikel antar fase pada bidang batas suatu fase
sedangkan fase teradsorpsi disebut adsorbat. Secara umum jenis adsorpsi dibagi
Adsorpsi ini terjadi karena adanya gaya Van Der Waals antara adsorben
adsorben.
molekul tertentu yang dapat diserap oleh partikel zat padat. Adsorpsi secara
kimia.
10
Menurut Sharma, (1986) dalam banyak kasus adsorpsi tidak hanya terjadi
secara fisika atau kimia saja. Tetapi peristiwa ini umumnya merupakan gabungan
kedua jenis adsorpsi tersebut. Zat yang dapat digunakan sebagai adsorben harus
mempunyai struktur yang berpori atau berongga, atau struktural kimia senyawa
padatan tersebut memiliki sisi aktif yang dapat berinteraksi dengan adsorbat
(Yateman, 1994). Proses adsorpsi pada adsorben yang berongga terjadi karena
kation alkali dan alkali tanah yang dapat bergerak secara bebas dalam rongga
yang dapat dipertukarkan dengan kation lain dengan jumlah yang sama. Dalam
keadaan normal ruang hampa dalam kristal zeolit terisi oleh molekul air bebas
yang berada di sekitar kation. Bila kristal zeolit dipanaskan pada suhu 300-4000 C,
maka air tersebut akan keluar sehingga zeolit berfungsi sebagai penyerap gas atau
cairan. Selain mampu menyerap gas atau zat, zeolit juga mampu memisahkan
c. Penukar Ion
Rongga-rongga zeolit diisi oleh logam alkali dan alkali tanah yang
merupakan sumber dari kation. Al sebagai pusat dari kerangka tiga dimensi akan
berkoordinasi dengan empat atom oksigen sehingga bermuatan negatif dan akan
bergerak bebas sehingga pertukaran ion dapat terjadi. Pertukaran kation dapat
11
dipengaruhi oleh; jenis kation, ukuran kation dan muatan kation mempengaruhi
kation. Sebagai media pertukaran ion pada dasarnya digunakan resin. Pertukaran
ion pada dasarnya terjadi dalam suatu larutan yang mengandung anion, kation dan
molekul air yang mana salah satu atau sebagian ion akan terikat pada resin
penukar ion. Molekul air dapat berada dalam mikropori bersama ion (Anion dan
kation) dengan muatan yang berlawanan dari resin sehingga terjadi keseimbangan
muatan untuk mencapai keadaan netral. Salah satu resin penukar ion yang
digunakan adalah zeolit. Hal ini disebabkan karena zeolit mempunyai komposisi
kimia dan struktur yang unik. Perbedaan zeolit dengan tanah lempung dapat
12
Kation-kation yang dipertukarkan tidak terikat secara kuat pada kerangka
zeolit merupakan parameter utama dalam menentukkan kualitas zeolit yang akan
digunakan. Kapasitas Tukar Kation (KTK) adalah jumlah ion logam yang dapat
diserap maksimum oleh 1 gram zeolit dalam kondisi kesetimbangan. KTK dari
zeolit bervariasi dari 1,5 sampai 2 meq/gram. Nilai KTK zeolit ini banyak
bergantung pada jumlah atom Al dalam struktur kerangka (Las, T. 1994). Makin
banyak pula jumlah kation alkali atau alkali tanah yang dibutuhkan dari unsur
zeolit.
zeolit dan akan diserap berdasarkan kepolarannya. untuk molekul- molekul yang
polar, berukuran kecil dan tidak jenuh akan diadsorpsi oleh zeolit secara efektif
karena zeolit juga bersifat polar. Sifat zeolit sebagai penyaring atau pemisah
didasarkan pada volume dan ukuran garis tengah ruang hampa dalam kisi-kisi
kristal. Diameter pori-pori zeolit bervariasi sesuai dengan jenis zeolit, sedangkan
volume rongga kosong dapat mencapai 30% sampai 50% dari volume total zeolit
(Suryanti, 1998).
13
e. Katalis
karena pori yang terdapat dalam zeolit uniform. Zeolit yang digunakan sebagai
katalis dengan pori yang besar, luas permukaan maksimum dan volume kosong
yang tersedia dalam jumlah yang banyak. Semakin besar ukuran pori zeolit maka
vulkanik dan sengaja disintesis oleh manusia melalui proses kimia. Berdasarkan
a. Zeolit alam
Mineral zeolit ditemukan pertama kali oleh ahli mineralogi Swedia yang
lava dan batuan sedimen piroklastik berbutir halus. Telah diketahui terdapat 40
jenis zeolit dalam tetapi hanya 20 jenis saja yang terdapat pada batuan sedimen,
14
Tabel 2. Beberapa Contoh Tipe Zeolit Alam dan Rumus Kimianya Rasio
Si/Al serta Ion Penukar dalam Zeolit
Zeolit memiliki sifat yang unik, yaitu susunan atom maupun komponennya
dapat dimodifikasikan, maka para peneliti berupaya untuk membuat zeolit sintetis
yang mempunyai sifat khusus sesuai keperluannya. Dari usaha ini dapat
15
2.2.4. Pemanfaatan Zeolit
industri. Klinoptilolit juga dapat memisahkan logam berat baik dalam limbah
zat radioaktif. Pada tahun 1979 klinoptilolit juga dipakai untuk dekontaminasi air
Mile Island Unit II dan pada tahun 1987 untuk penyerapan gas radioaktif reaktor
b. Proses Industri
Berdasarkan sifat sorpsinya terhadap gas dan hidrasi molekul air, zeolit
• Pemurnian fraksi alkohol, metanol, benzen, xylene, LPG dan LNG pada
16
Zeolit digunakan dalam proses penyerapan gas seperti :
• Gas organik CS2, CH4, CH3CN, CH3OH, termasuk pirogas dan fraksi
etana/etilen.
diudara.
• Penyerapan gas dan penghilangan warna dari cairan gula pada pabrik gula.
2005).
Amerika Serikat, zeolit alam juga digunakan untuk campuran semen dan
17
c. Bidang Pertanian dan Lingkungan
dan gandum. Penambahan zeolit pada pupuk kandang ternyata juga meningkatkan
proses nitrifikasi. Pada saat ini bidang pertanian merupakan pemakai zeolit
terbesar di Indonesia.
% dari rasio pakan perhari, hal ini dapat meningkatkan produktivitas susu, daging
dan telur, laju pertumbuhan serta memperbaiki kondisi lingkungan kandang dari
Chernobiel untuk maksud menyerap hasil fisi yang terdapat dalam jatuhan debu
radioaktif (fall out) akibat kebakaran reaktor sovyet tahun 1985. (Las, T. 2005).
2.2.5. Klinoptilolit
Zeolit ini diperoleh dari lokasi penambangan PT. Winatama Mineral Perdana di
Desa Kalianda Lampung, melalui salah satu agennya di Cempaka Putih. Zeolit ini
18
densitas antara 1,9942 g/ml - 2,1781 g/ml, volume pori total zeolit adalah 86,26 x
2.3. Merkuri
Merkuri atau raksa adalah unsur kimia pada tabel periodik dengan simbol
Hg dan nomor atom 80. unsur golongan logam transisi ini berwarna keperakan
dan merupakan satu dari lima unsur yang berbentuk cair dalam suhu kamar.
Merkuri juga dikenal sebagai salah satu logam berat yang paling kuat
racunnya (Connell and Miller, 1984). Logam berat dikelompokan sebagai zat
pencemar karena tidak dapat terurai melalui biodegradasi. Selain itu logam berat
19
berikatan dengan senyawa-senyawa organik dan anorganik melalui pembentukan
Menurut Bryan (1976), daya racun logam berat ditentukan oleh faktor-
faktor sebagai berikut, bentuk senyawa logam berat yang terdapat di dalam air,
adanya unsur logam berat lain dan faktor lingkungan yang mempengaruhi
fisiologis organisme, misalnya suhu, oksigen terlarut (DO), cahaya dan salinitas,
perubahan siklus hidup, umur, seks, makanan dan adaptasi terhadap logam berat
merkuri.
dua jenis. Jenis pertama adalah logam berat esensial, di mana keberadaannya
dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam
jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun. Contoh logam berat ini
adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan lain sebagainya. Sedangkan jenis kedua adalah
logam berat tidak esensial atau beracun, di mana keberadaannya dalam tubuh
masih belum diketahui manfaatnya atau bahkan dapat bersifat racun, seperti Hg,
Cd, Pb, Cr dan lain-lain. Logam berat ini dapat menimbulkan efek kesehatan bagi
manusia tergantung pada bagian mana logam berat tersebut terikat dalam tubuh.
Daya racun yang dimiliki akan bekerja sebagai penghalang kerja enzim, sehingga
proses metabolisme tubuh terputus. Lebih jauh lagi, logam berat ini akan
Merkuri dapat terkumpul di dalam tubuh suatu organisme dan tetap berada
disana dalam jangka waktu lama sebagai racun terakumulasi. Karena sifat-sifatnya
20
tersebut, maka limbah yang mengandung merkuri tergolong sebagai limbah B3
(bahan berbahaya dan beracun) yang memerlukan penanganan khusus pada proses
ini, merkuri terakumulasi dalam hewan di perairan dan mencapai kadar yang
berarti dalam rantai makanan paling tinggi baik di air tawar maupun air laut yang
Merkuri adalah unsur kimia yang mempunyai nomor atom 80, berat atom
200,61 gram/mol, merupakan satu-satunya unsur logam yang berbentuk cair pada
suhu kamar (25oC) yang sangat mudah menguap. Uap merkuri lebih berbahaya
dari merkuri cair karena dapat terhirup dan dengan mudah terserap ke dalam
darah, merkuri membeku pada suhu -38,87oC dan mendidih pada suhu 356,9oC
warna merkuri tergantung pada bentuk fasanya, fasa cair berwarna putih perak
sedangkan fasa padat berwarna keabu-abuan. Densitas merkuri yaitu 13,534 g ml-1
21
Disamping merkuri murni (uap dan cair), senyawa-senyawa merkuri dapat
juga berbahaya. Senyawa anorganik yang digunakan dalam cat sebagai anti jamur
dan di dalam batere tidak terlalu toksik secara sendiri, namun dengan mudah
diubah oleh bakteri menjadi bentuk organik yang jauh lebih berbahaya salah
Merkuri yang terdapat dalam limbah atau waste di perairan umum diubah
memiliki sifat racun (toksik) dan daya ikat yang kuat disamping kelarutannya yang
tinggi terutama dalam tubuh hewan air. Hal tersebut mengakibatkan merkuri
melalui rantai makanan (food chain) dalam jaringan tubuh hewan-hewan air,
sehingga kadar merkuri dapat mencapai level yang berbahaya baik bagi kehidupan
hewan air maupun kesehatan manusia yang makan hasil tangkap hewan-hewan air
tersebut. Terjadinya proses akumulasi merkuri di dalam tubuh hewan air, karena
kecepatan pengambilan merkuri (up take rate) oleh organisme air lebih cepat
waktu sampai beberapa ratus hari di tubuh hewan air, sehingga zat ini menjadi
terakumulasi dan konsentrasinya beribu kali lipat lebih besar dibanding air
dalam mata rantai akuatik yang panjang mencapai konsentrasi yang tinggi pada
predator dengan cara proses biomagnifikasi. Merkuri juga dengan mudah diserap
oleh tubuh manusia yang memakan ikan dan dapat menembus plasenta dari wanita
22
hamil menyebabkan gangguan perkembangan janin, serta melalui barier otak-
i. Kelarutan rendah
ii. Satu-satunya logam yang berbentuk cair pada suhu kamar (25oC), titik
iii. Masih berwujud cair pada suhu 396oC. Pada temperatur 396oC ini telah
vi. Uap merkuri di atmosfir dapat bertahan selama 3 (tiga) bulan sampai 3 (tiga)
tahun sedangkan bentuk yang melarut dalam air hanya bertahan beberapa
minggu.
ix. Pada fase padat berwarna abu-abu dan pada fase cair berwarna putih perak
xi. Merupakan unsur yang sangat beracun bagi semua makhluk hidup, baik
23
Hampir semua merkuri di produksi dengan cara pembakaran merkuri
HgS + O2 → Hg + SO2
Sumber utama dari merkuri yang ada di alam adalah proses pelepasan gas
(degassing) dari lapisan kulit bumi, yang menghasilkan 25.000 sampai 125.000
ton merkuri per tahun. Sedangkan merkuri yang dihasilkan dari proses
penambangan dan peleburan kurang lebih sebesar 10.000 ton/tahun (1973) dan
bantuan kontinental rata-rata sekitar 80 ppb atau lebih kecil lagi. Sinabar (HgS),
24
(Manahan, 1994). Unsur ini di alam terdapat dalam bentuk gabungan dengan
elemen lainnya, dan jarang ditemukan dalam bentuk elemen terpisah. Komponen
merkuri banyak tersebar di karang-karang, tanah, udara, air dan organisme hidup
melalui proses-proses fisik, kimia dan biologi yang kompleks (Fardiaz, 1992).
rembesan air tanah yang melewati daerah deposit merkuri dan lain-lainya. Namun
demikian, meski sangat banyak sumber keberadaan merkuri di alam, dan masuk
efek-efek merugikan bagi lingkungan karena masih dapat ditolerir oleh alam itu
sendiri.
alam, namun distribusinya tidak merata. Dalam air tanah (ground water) kadar
merkuri berkisar antara 0,01-0,07 ppb, dalam danau dan sungai 0,08-0,12 ppb
Kadarnya dalam air di daerah yang tidak tercemar sekitar 0,1 µg/l, tetapi angka ini
dapat setinggi 80 µg/l ditempat yang dekat dengan endapan bijih merkuri. Dalam
makanan, kecuali ikan, kadarnya sangat rendah, biasanya dalam rentang 5-20
µg/kg. Sebagian besar ikan mengandung kadar yang lebih tinggi, pada ikan tuna
dan ikan cucut biasanya kadarnya berkisar antara 200 sampai 1000 µg/kg.
pada manusia karena sifatnya yang mudah larut dan terikat dalam jaringan tubuh
25
organisme air. Selain itu, pencemaran perairan oleh merkuri mempunyai pengaruh
terhadap ekosistem setempat yang disebabkan oleh sifatnya yang stabil dalam
sedimen, kelarutannya yang rendah dalam air dan kemudahannya diserap dan
terkumpul dalam jaringan tubuh organisme air, baik melalui proses bioakumulasi
toksik yang bersifat akut maupun kronis terhadap kehidupan air. Hal ini antara
lain disebabkan oleh sifat senyawa tersebut yang relatif stabil dan memiliki umur
paruh biologis yang relatif lama dalam tubuh organisme air (Halimah, 2003).
Karena sifatnya yang sangat beracun, maka U.S Food and Administration
(FDA) menentukan pembakuan atau Nilai Ambang Batas (NAB) kadar merkuri
yang ada dalam jaringan tubuh badan air yaitu sebesar 0,005 ppm. Dimana Nilai
Ambang Batas yaitu suatu keadaan dimana suatu larutan kimia, dalam hal ini
merkuri dianggap belum membahayakan bagi kesehatan manusia. Bila dalam air
atau makanan, kadar merkuri sudah melampaui NAB, maka air maupun makanan
yaitu pada keadaan anaerob dan redokpotensial yang rendah. Faktor-faktor yang
sangat berpengaruh di dalam pembentukan metil merkuri antara lain : suhu, kadar
ion Cl-, kandungan organik, derajat keasaman (pH), dan kadar merkuri.
26
1. Sebagai merkuri anorganik, melalui hujan, run-off ataupun aliran
sungai dan unsur ini mempunyai sifat stabil pada keadaan pH rendah.
merkuri (CH3-CH2-CH2-Hg+).
Pajanan atau asupan merkuri tergantung dari bentuknya, dimana uap dan
metil merkuri merupakan bentuk yang sering dijumpai karena hampir seluruhnya
di absorpsi ke dalam tubuh. Metil merkuri di dalam ikan dan hasil-hasil perikanan
sejauh ini merupakan sumber utama pajanan merkuri (94%), diikuti oleh
menghirup uap merkuri dari udara (6%), air minum dapat dikatakan sangat kecil
kontribusinya.
Karena sifat fisik dan penggunaannya yang luas merkuri dapat masuk ke
dalam tubuh manusia melalui beberapa cara yakni; inhalasi, oral, dan melalui
kulit, merkuri dalam bentuk uap akan terhirup melalui saluran pernafasan dan
dengan cara difusi menembus dinding alveoli, masuk ke dalam peredaran darah
dan sampai ke otak. Absorpsi melalui saluran pencernaan dari merkuri anorganik
hanya berkisar antara 7-15% sedangkan pada merkuri organik absorpdinya bisa
mencapai 90-95%.
27
Distribusi dari merkuri organik dan anorganik pada sel darah merah,
plasma, rambut dan organ-organ lain juga berbeda. Merkuri dalam bentuk uap dan
garam anorganik mempunyai afinitas yang besar pada ginjal, sedangkan merkuri
jaringan tubuh (ginjal, hati, dan lain-lain), merkuri berikatan dengan enzim-enzim
Ekskresi merkuri dari dalam tubuh adalah melalui rambut, kuku, urin dan
tinja, tergantung pada bentuk senyawa merkuri, dosis pamajanan, dan lamanya
waktu setelah pamajanan. Absorpsi merkuri organik di ginjal terjadi pada tubulus
Semua bentuk senyawa merkuri bisa menembus barier plasenta, dan dari
tubuh janin setelah terpajan oleh senyawa alkil merkuri dua kali lebih besar
air atau terakumulasi pada organisme hidup, seperti pada manusia, tumbuh-
Menurut Goodman and Gillman’s, 1985 yang dikutip oleh Leo Saputra,
28
amalgam dan sebagainya. Tanda keracunan merkuri dari obat-obatan jarang
diproduksi khlorin (Cl2) dan soda kaustik (NaOH) dengan cara elektrolisis larutan
garam NaCl. Fungsi merkuri dalam proses ini adalah sebagai katoda dari sel
listrik, misalnya lampu uap merkuri dan batere. Penggunaan merkuri sebagai
fungisida merupakan penggunaan ketiga terbesar dari merkuri, dalam hal ini
merkuri digunakan untuk membunuh jamur di dalam cat, kertas, dan industri-
merkuri oksida (HgO) sebagai anti jamur atau fenil merkuri sebagai anti lapuk.
di bidang pertanian ini amat potensial sebagai sumber pencemaran merkuri dalam
makanan.
kimia, terutama pada industri vinil khlorida yang merupakan bahan dasar dari
berbagai plastik. Logam merkuri juga digunakan di dalam termometer dan alat-
alat pencatat suhu karena bentuknya yang cair pada kisaran suhu yang lebar,
listriknya besar.
29
Beberapa aktifitas manusia yang secara tidak langsung juga melepaskan
merkuri ke dalam lingkungan, antara lain pembakaran bahan bakar fosil, industri
lingkungan, baik melalui air buangan maupun melalui sistem ventilasi udara.
Merkuri yang terbuang ke sungai pantai atau badan air di sekitar industri tersebut
ganggang dan tanaman air, ikan-ikan kecil dan makhluk air lainnya tersebut
kemudian dimakan oleh ikan-ikan atau hewan lainnya yang lebih besar. Ikan-ikan
terhadap manusia. Merkuri anorganik yang terkandung dalam limbah cair industri
diubah oleh bakteria di dalam air tawar, air laut dan sedimen menjadi metil
merkuri, metil merkuri dimakan ikan dan dengan cepat dapat masuk kedalam
tubuh serta disimpan di otot ikan. Melalui biomagnifikasi, ikan kecil dalam rantai
makanan akuatik dimakan oleh ikan yang lebih besar, menyebabkan konsentrasi
metil merkuri meningkat dalam jaringan ikan, bila manusia makan ikan yang
konsentrasi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan konsentrasi metil merkuri
dari ikan. Pada kenyataannya, cara ini merupakan mekanisme utama pajanan
30
merkuri terhadap sebagian besar manusia. Proses kedua berkaitan dengan hujan
asam dan peningkatan keasaman dari air permukaan yang diakibatkannya. Makin
metil merkuri yang mudah di absorpsi oleh ikan (di-metil menjadi mono metil
merkuri), yang akan meningkatkan konsentrasi merkuri di dalam tubuh ikan yang
dalam tubuh ikan atau organisme lain (proses metilasi) yang disebabkan oleh
Elimanasi dari metil merkuri di dalam tubuh ikan maupun organisme air
yang lain berjalan sangat lambat. Beberapa penelitian menunjukan, bahwa semua
Pada organisme air merkuri organik biasanya mempunyai efek toksik yang
dipengaruhi oleh suhu, pH, oksigen terlarut (dissolved oxygen), dan kesadahan air.
Beberapa hewan yang berada di darat, misalnya burung laut, juga bisa
Bentuk merkuri yang terakumulasi bervariasi, tergantung spesies, organ, dan letak
geografis.
31
Penggunaan merkuri di bidang pertanian sebagai pelapis benih dapat
untuk air dan 0,5 ppm untuk mmakanan; sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) menetapkan batasan maksimum yang lebih rendah, yaitu 0,001 ppm untuk
Efek toksik dari merkuri tergantung pada bentuk kimianya, uap merkuri
sedang lebih diwarnai dengan kerusakan mental yang signifikan dan gangguan
tinggi uap merkuri dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan kematian. Efek
ringan dari uap dapat menghilang setelah pajanan berhenti, dengan gangguan otot
lebih cepat pulih dibandingkan dengan gangguan mental, uap merkuri dapat
efek pranatal terhadap manita hamil yang terpajan sedikit sekali, kejadian yang
dilaporkan adalah terjadinya tingkat absorpsi spontan yang cukup tinggi dari
wanita pekerja hamil yang terpajan terhadap uap merkuri, seperti pada klinik gigi.
32
Kasus kercunan yang paling ringan menunjukan gejala yang tidak spesifik,
seperti mata lelah, mata kabur, dan kesemutan. Gejala biasanya tampak setelah
periode laten selama beberapa minggu sampai beberapa bulan selama pajanan
kronik konsentrasi rendah atau setelah pajanan akut konsentrasi tingggi. Kasus
gangguan pembicaraan, dan pergerakan yang lemah dan tidak stabil. Kasus yang
disertai kematian.
terhadap keracunan metil merkuri karena pada periode waktu tersebut otak
berkembang dengan pesat. Jika pajanan ringan dari merkuri terhadap wanita hamil
gangguan neurologi yang ringan pada bayi. Pajanan yang lebih berat dapat
yang abnormal dan gangguan umum dari perkembangan mental dan motorik
daerah Teluk Minamata dan Sungai Nigata, serta di daerah pedesaan Irak. Di
Jepang, terjjadi karena ikan terkontaminasi limbah cair industri yang kemudian
gangguan pada saluran pernafasan yang bersifat akut, seperti bronkhitis dan
33
pneumonitis. Sedangkan pamajanan yang terus menerus akan mengakibatkan
gangguan terutama di sususnan saraf pusat (otak). Beberapa tanda dan gejala yang
timbul, antara lain adalah: tremor, sulit berkonsentrasi, gugup, depresi, psikosis,
muntah-muntah, kejang pada perut, tinja bercampur darah, dan hambatan terhadap
produksi urin. Kontak merkuri dengan kulit akan merangsang timbulnya reaksi
keringat.
Senyawa merkuri anorganik tidak terlalu toksik karena zat tersebut tidak
dapat diabsorpsi tubuh dengan baik dan tidak mudah menembus barier otak-darah
atau plasenta. Konsumsi dari beberapa gram senyawa merkuri dapat menyebabkan
kematian karena kegagalan ginjal, dan dosis lebih kecil untuk jangka panjang
dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan saraf. Sejauh ini hasil studi laboratorium
atau pada manusia tidak mengkaitkan merkuri dengan kanker, studi laboratorium
cukup serius karena dapat mengakibatkan kematian dan cacat seumur hidup.
34
Tabel 3. Keracunan Merkuri Terbesar Tahun 1953-1968
Dari uraian tersebut di atas, secara umum dapat dijelaskan beberpa hal
tubuh.
35
terdapat di dalam enzimdan dinding sel. Keadaan ini mengakibatkan
penghabatan aktivitas enzim dan reaksi kimia yang dikatalis oleh enzim
tersebut di dalam tubuh. Sifat-sifat membran dari dinding sel akan rusak
karena berikatan dengan merkuri sehingga aktivitas sel yang normal dan
terganggu.
Hg anorganik
Transformasi di
dalam tubuh dan Tranformasi oleh
lingkungan mikroorganisme
Merusak semua
tenunan, termasuk
otak; waktu retensi
lama
36
Masyarakat yang mempunyai resiko terpajanan merkuri diantaranya
adalah pekerja terutama wanita dalam usia reproduksi, yang terpajan terhadap uap
sebagai berikut:
terdapat di dalam laut, sungai atau danau menjadi komponen metil merkuri
Suatu laporan yang dibuat oleh U.S. Environmental Protection Agency (US-EPA)
sebagai berikut:
37
a. pestisida alkil merkuri seharusnya tidak boleh digunakan lagi.
batas normal.
lumpur di dasar sungai atau danau, dan mengahsilkan CH3Hg+ yang dilepaskan ke
b. Sedimen pada dasar sungai atau danau ditutupi dengan bahan organik yang
tidak bereaksi.
dipompa.
pada tahun 1953, dan penggunaan pertama kali pada tahun 1958. SSA merupakan
metode analisis untuk logam yang berdasarkan pada pengukuran penyerapan sinar
radiasi oleh uap atom netral dari cuplikan. Uap atom akan terbentuk bila larutan
38
yang mengandung unsur logam diaspirasikan ke dalam nyala. Spektrofotometer
oleh suatu medium yang terdiri atas atom-atom yang berbeda pada tingkat tenaga
Atomisai dengan nyala api merupakan salah satu cara pengatoman dalam
pembakar / burner).
mempunyai kepekaan yang jauh lebih tinggi daripada yang menggunakan panas
nyala. Pada SSA nyala, proses atomisasi dari molekul-molekul terjadi dalam
nebulizer.Tetesan dari larutan contoh akan dibuang melalui bagian drain dan
hanya larutan berkabut halus yang akan memasuki bagian nyala bercampur
dengan gas pembawa dan pembakar. Dalam nyala terjadi penyerapan pelarut yang
menyerap sebagian atau semuanya, uap yang dihasilkan terurai membentuk atom-
atom.
39
2.4.2. Prinsip Spektrofotometer Serapan Atom
ke tingkat yang lebih tinggi. Dengan mengukur intensitas radiasi yang diteruskan
atau mengukur intensitas yang diserap maka konsentrasi unsur dalam larutan
Susunan alat spektrofotometer serapan atom terdiri dari beberpa bagian yang
Pada proses eksitasi atom menerima energi pengeksitasi dalam bentuk energi
panas, misalnya dari nyala, sebagian dari energi tersebut digunakan untuk
mengeksitasi atom. Pada saat atom tersebut kembali ke dalam dasar terjadi
40
pelepasan energi yang berbentuk gelombang elektromagnetik (hv), yang dikenal
sebagai sinar emisi. Besarnya energi yang diemisikan sesuai perbedaan kedua
sehingga intensitas sinar yang sampai pada detektor hanya sebagian kecil saja.
serapan atom secara keseluruhan. Bagian yang penting dari sistem absorpsi ini
atomizer dalam SSA biasa disebut Sistem Pengabut Pembakar (Burner Nebulizer
System).
¾ Nebulizer (Pengabut)
pengabut.
41
¾ Burner (Pembakar)
Pada sistem ini terjadi atomisasi yaitu pengubahan kabut uap garam
suatu unsur yang akan dianalisis menjadi atom-atom normal atau bebas
di dalam nyala.
Setelah radiasi resonansi dari lampu katoda rongga melalui populasi atom
dalam media, energi radiasi ini sebagian lagi diteruskan. Fraksi radiasi yang
tersebut dilakukan oleh monokromatik yang terdiri dari sistem optik, celah,
cermin, dan grating, sehingga hanya dilewatkan cahaya yang mempunyai satu
diteruskan oleh populasi atom dalam media. Intensitas radiasi yang diteruskan ini
dengan detektor dan dicatat oleh pencatat yang biasa berupa printer, pengamatan
42
2.5. Metode Batch
Metode sorbsi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu statis (batch) dan
dinamis (kolom). Cara statis yaitu ke dalam wadah yang berisi sorben dimasukan
Komponen yang telah terikat pada sorben dilepaskan kembali dengan melarutkan
sorben dalam pelarut tertentu dan volumenya lebih kecil dari volume larutan
mula-mula. Cara dinamis (kolom) yaitu ke dalam kolom yang telah diisi dengan
penukar ion atau adsorber dengan cairan limbah dalam “batch” sehingga terjadi
campuran resin anion dan kation. Tetapi, penggunaan penukar ion yang lebih
efisien dapat dicapai dengan mengalirkan cairan limbah melalui kolom berisi
Metode ini telah memberikan efisiensi yang tinggi untuk pemisahan logam
berat dalam limbah, akan tetapi lebih baik digunakan untuk cairan yang tidak
43
a. Polutan dalam cairan limbah harus dalam bentuk ion.
b. Tidak terdapat koloidal yang dapat terserap oleh padatan terlarut sehingga
44
BAB III
METODE PENELITIAN
Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini berlangsung lebih kurang tujuh bulan, dimulai
3.2.1. Alat
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah gelas beaker, labu
ukur, gelas ukur, erlenmeyer, botol polietilen, batang pengaduk, tisue, parafilm,
alumunium foil, spatula, tang, pipet tetes, timbangan analitik, batang penumbuk,
cawan, pengayak (355 µm dan 212 µm), oven, desikator, sentrifuse dan
Amerika.
3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah zeolit alam dari CV
Mina Tama Bandar Lampung jenis Klinoptilolit, HgCl2, NaCl 1M, CaCl2 0,02 M,
dengan parameter persen penyerapan dan KTK dengan melihat hubungan antara
ukuran zeolit (500 µm - >355 µm, 355 µm - >212 µm dan ≤212 µm), perlakuan
zeolit (natural zeolit, Na-Zeolit dan Ca-zeolit) dan waktu kontak (½, 1, 2, 4, 6 dan
8 jam).
diayak dengan menggunakan saringan yang berukuran 355 µm dan 212 µm.
Ukuran zeolit yang digunakan pada penelitian ini adalah tertahan pada saringan
355 µm (500 µm - >355 µm), lolos pada saringan 355 µm tertahan pada saringan
212 µm (355 µm - >212 µm) dan lolos pada saringan 212 µm (≤212 µm).
Zeolit yang telah disiapkan dengan ukuran (500 µm - >355 µm, 355 µm -
>212 µm dan ≤212 µm) diambil masing-masing sebanyak 150 gram, direfluk
dengan 600 ml aquades dalam labu destilasi (1000 ml) selama 4 jam, kemudian
didekatansi. Setelah itu direfluk kembali dengan 600 ml aquades selama 4 jam,
suhu 105oC.
46
3.3.2. Persiapan Natural Zeolit
Tahap ini bertujuan untuk memperoleh natural zeolit yang siap untuk
digunakan. Pada tahap ini zeolit yang telah disiapkan dengan ukuran 500 µm -
gram dan disimpan dalam desikator yang berisi NaCl jenuh selama 2 minggu.
Tahap ini bertujuan untuk memperoleh Na Zeolit. Pada tahap ini zeolit
kering dengan ukuran 500 µm - >355 µm, 355 µm - >212 µm dan ≤212 µm
ditimbang seberat 30 gram dan direndam dalam larutan NaCl 1N sebanyak 100 ml
selama satu minggu, kemudian diganti larutan NaCl 1N sebanyak 100 ml dengan
yang baru dan kembali direndam selama 1 minggu. Setelah itu zeolit didekantasi
dan dicuci dengan aquades sampai bebas Cl (Untuk mengetahui bebas Cl zeolit di
tes dengan AgNO3 1%). Selanjutnya zeolit dikeringkan dalam oven pada suhu 105
0
C selama 24 jam dan disimpan dalam desikator. Zeolit dalam bentuk Na-zeolit
Tahap ini bertujuan untuk memperoleh Ca Zeolit. Pada tahap ini zeolit
kering dengan ukuran 500 µm - >355 µm, 355 µm - >212 µm dan ≤212 µm
ditimbang seberat 30 gram dan direndam dalam larutan CaCl2 0,2 M sebanyak
100 ml selama satu minggu, kemudian diganti larutan CaCl2 0,2 M sebanyak 100
ml dengan yang baru dan kembali direndam selama 1 minggu. Setelah itu zeolit di
47
dekantasi dan dicuci dengan aquades sampai bebas Cl (Untuk mengetahui bebas
Cl zeolit di tes dengan AgNO3 1%). Selanjutnya zeolit dikeringkan dalam oven
pada suhu 105 oC selama 24 jam dan disimpan dalam desikator. Zeolit dalam
1,3534 gram kedalam aquades sebanyak 1 liter. Dari perlakuan tersebut didapat
0,6767 gram kedalam aquades sebanyak 1 liter. Dari perlakuan tersebut didapat
48
ukuran (500 µm - >355 µm, 355 µm - >212 µm dan ≤212 µm) dan jenisnya
(natural zeolit, Na-zeolit dan Ca-zeolit) ditimbang seberat 0,1 gram sebanyak 6
kali. Setelah itu dimasukan ke dalam botol polietilen dan ditambahkan limbah
ukuran dan jenisnya diputar selama 0,5, 1, 2, 4, 6 dan 8 jam, setelah itu dari
kemudian di sentifuse selama 10 menit dengan kecepatan putar 700 RPM. Limbah
menggunakan SSA.
Pada tahapan ini zeolit dikontakan pada limbah simulasi untuk mengetahui
KTK zeolit. Pada tahapan ini Natural Zeolit dari masing-masing ukuran (500 µm -
>355 µm, 355 µm - >212 µm dan ≤212 µm) ditimbang sebanyak 0,1 gram
sebanyak 2 kali. Setelah itu dimasukan kedalam botol polietilen dan ditambahkan
limbah simulasi Hg sebanyak 20 ml. Zeolit yang sedang terkontak dengan limbah
simulasi Hg 500 mg/l diputar selama 4 hari, setelah itu dari masing-masing botol
10 menit dengan kecepatan putar 700 RPM. Limbah simulasi yang telah
49
3.3.7. Pembuatan Deret Larutan Baku Merkuri
Untuk membuat larutan baku merkuri 100 mg/l dipipet 10 ml dari larutan
induk merkuri 1000 mg/l ke dalam labu takar 100 ml lalu diencerkan dengan
aquades sampai tanda tera sehingga diperoleh larutan baku campuran dengan
Dari larutan baku merkuri 100 mg/l dipipet sebanyak 10 ml, dimasukan ke
dalam labu takar 100 ml, ditambahkan aquades sampai tanda tera sehingga
Dari larutan baku merkuri 10 mg/l dibuat deret standar dengan konsentrasi
0,1 0,2 dan 0,5 mg/l dengan cara mengambil larutan baku 10 mg/l tersebut
sebanyak 0.5, 1 dan 2,5 ml ke dalam labu takar 50 ml, lalu ditambahkan aquades
50
3.4.2. Pengukuran Sampel
dengan metode SNI 06-2462-1991, merkuri (Hg). Senyawa merkuri dalam sampel
uji dioksidasi menjadi ion merkuri (Hg2+) oleh KMnO4 dalam suasana asam.
Ion merkuri kemudian direduksi menjadi atom merkuri (Hg0) oleh SnCl2
Hg2+ + Sn2+ Hg0 + Sn4+ dalam uap dingin (cold vapour) oleh SSA
Pada sistem SSA saat larutan SnCl2 ditambahkan kedalam contoh yang
mengandung merkuri, udara masuk melalui pompa udara, sehingga terjadi proses
sirkulasi. Sela dan sistem aliran akan mengandung uap raksa secara merata. Jika
cahaya dengan panjang gelombang 253,7 nm dari lampu merkuri melewati sel,
Sinar yang diabsorbsi kemudian dideteksi oleh tabung fotoelektrik untuk diubah
menjadi sinyal. Konsentrasi dibaca secara langsung pada saat linealizer berfungsi.
Sirkuit yang ada di dalam alat kemudian akan menghentikan jarum meter pada
51
3.5. Penentuan Persen Efisiensi Penyerapan (% EP)
% EP = Co-Ct x 100%
Co
Dimana:
EP = Efisiensi penyerapan (%)
Co = Konsentrasi awal
Ct = Konsentrasi akhir
KTK = Co-Ct x V x N
Co W
Dimana:
Co = Konsentrsi awal (ppm)
Ct = Konsentrasi akhir (ppm)
V = Volume larutan (ml)
W = Berat zeolit (g)
N = Normalitas (meq/l)
52
Zeolit
Pengontakan dengan
limbah
Pengukuran dengan
SSA
53
BAB IV
80
70
60
Persen Penyerapan (%)
Natural Zeolit
Na-Zeolit
50
Ca-Zeolit
Garis Na-Zeolit
40
Garis Ca-Zeolit
Garis Natural Zeolit
30
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Waktu (Jam)
bertambah besar seiring dengan bertambahnya waktu, hal itu terlihat untuk semua
masing-masing jenis zeolit. Untuk penyerapan merkuri yang dilakukan oleh Na-
zeolit cenderung lebih besar dibandingkan dengan jenis zeolit lainnya seperti
jam sampai 8 jam terus naik hal itu berarti bahwa sampai waktu 8 jam Na-zeolit
masih mampu untuk menyerap merkuri. Hal ini berbeda dengan natural zeolit
yang terlihat mulai jenuh pada waktu kontak 2 jam. Untuk Ca-Zeolit juga tidak
mampu untuk menyaingi Na-zeolit karena Ca-zeolit terlihat mulai jenuh pada
dilakukan oleh natural zeolit sebesar 45,33 % dan nilai persen penyerapan yang
50
40
Persen Penyerapan (%)
Natural Zeolit
Na-Zeolit
Ca-Zeolit
30
Garis Natural Zeolit
Garis Na-Zeolit
Garis Ca-Zeolit
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Waktu (Jam)
bertambah besar seiring dengan bertambahnya waktu, hal itu terlihat untuk semua
natural zeolit cenderung lebih besar dibandingkan dengan jenis zeolit lainnya
55
Penyerapan merkuri yang dilakukan oleh natural zeolit dari waktu kontak
0 jam sampai 8 jam terus naik hal itu berarti bahwa sampai waktu 8 jam natural
zeolit masih mampu untuk menyerap merkuri. Hal ini sama dengan yang terjadi
pada Na-zeolit yang terlihat dari waktu kontak 0 jam sampai 8 jam terus naik.
Dari gambar 9 terlihat bahwa garis Na-zeolit membayangi garis natural zeolit.
natural zeolit dan Na-zeolit, hal ini terlihat Ca-zeolit mulai jenuh pada waktu
kontak 2 jam.
berhasil dilakukan oleh Na-zeolit sebesar 41,44 % dan nilai persen penyerapan
90
80
70
Persen Penyerapan (%)
Natural Zeolit
60 Na-Zeolit
Ca-Zeolit
50
Garis Natural Zeolit
40 Garis Na-Zeolit
Garis Ca-Zeolit
30
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Waktu (Jam)
56
Dari gambar 9 dapat ketahui bahwa, penyerapan merkuri cenderung
bertambah besar seiring dengan bertambahnya waktu, hal itu terlihat untuk semua
masing-masing jenis zeolit. Untuk penyerapan merkuri yang dilakukan oleh Na-
zeolit cenderung lebih besar dibandingkan dengan jenis zeolit lainnya seperti
jam sampai 8 jam terus naik hal itu berarti bahwa sampai waktu 8 jam Na-zeolit
masih mampu untuk menyerap merkuri. Hal ini berbeda dengan natural zeolit
yang terlihat mulai jenuh pada waktu kontak 6 jam. Untuk Ca-Zeolit juga tidak
mampu untuk menyaingi Na-zeolit karena Ca-zeolit terlihat mulai jenuh pada
dilakukan oleh natural zeolit sebesar 70,68 % dan nilai persen penyerapan yang
57
Hal ini dapat dijelaskan bahwa zeolit yang dimodifikasi menggunakan
yang cenderung asam (pH 6,11) dan natural zeolit cenderung basa (pH 7,8).
Kondisi yang cenderung netral seperti yang ditunjukan oleh Na-zeolit ini
Kondisi asam atau basa akan terjadi dealuminasi dalam kerangka zeolit
4 atom oksigen dan selalu dinetralkan oleh kation alkali untuk mencapai senyawa
yang stabil.
merkuri didalam rongga zeolit, karena didalam rongga zeolit yang kosong terisi
oleh kation Na dengan ukuran kation yang sama. Hal ini berbeda dengan unsur Ca
yang cenderung sulit untuk bertukar tempat dengan merkuri karena bentuk kation
58
4.1.5 Pengaruh Ukuran Zeolit
Berarti dalam penelitian ini zeolit dengan ukuran butir yang kecil memiliki
kemampuan penyerapan yang besar. Hal ini dapat dijelaskan bahwa ukuran butir
yang kecil menghasilkan permukaan zeolit yang terkontak dengan limbah semakin
luas sehingga zeolit yang menempel dipermukaan semakin besar, hal ini yang
penyerapan yang cenderung semakin besar. Hal ini dapat dipahami bahwa pada
jumlah zeolit yang sama, semakin kecil ukuran butirnya akan menambah jumlah
pori penyerap sehingga limbah yang terserap juga akan semakin besar atau nilai
penyerapan ion atau sorpsi) zeolit merupakan parameter utama dalam menentukan
kualitas zeolit yang akan digunakan, biasanya dikenal dengan Kapasitas Tukar
Kation (KTK).
KTK adalah jumlah milieqivalen ion logam yang dapat diserap maksimum
59
Tabel 4. Nilai Kapasitas Tukar Kation Zeolit I (500 µm - >355 µm)
Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai KTK yang tertinggi adalah pada
sampel IB yaitu 0,81 meq/g. Sedangkan nilai KTK yang terendah adalah pada
Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa nilai KTK yang tertinggi adalah pada
sampel IIB yaitu 0,64 meq/g. Sedangkan nilai KTK yang terendah adalah pada
Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa nilai KTK yang tertinggi adalah pada
sampel IIIC yaitu 0,49 meq/g. Sedangkan nilai KTK yang terendah adalah pada
60
Dari data-data tersebut dapat diketahui bahwa nilai kapasitas tukar kation
berbeda antara ukuran partikel zeolit {I (500 µm - >355 µm), II (355 - >212 µm)
dan III (≤212 µm)} dan jenis zeolit {A (natural zeolit), B (Na-zeolit) dan C (Ca-
zeolit)}.
Secara keseluruhan zeolit yang memiliki nilai KTK tertinggi adalah pada
zeolit IB (ukuran 500 µm - >355 µm, jenis Na-zeolit) yaitu 0,81 meq/g. Berarti
bahwa 1 gram zeolit IB dapat menyerap 0,081 gram merkuri. Zeolit yang
memiliki nilai KTK terendah adalah pada zeolit IIIA (ukuran ≤212 µm, jenis
natural Zeolit) yaitu 0,32 meq/g. Berarti bahwa 1 gram zeolit IIIA dapat menyerap
yang berakibat zeolit cenderung tidak netral (cenderung asam) dan begitu juga
Menurut Suryartono, (1986) pada pH asam atau basa pada kerangka zeolit
akan terjadi dealuminasi (pengurangan aluminium) sedangkan nilai KTK zeolit ini
banyak bergantung pada jumlah atom Al dalam struktur kerangka (Las, T. 1986).
makin banyak pula jumlah kation alkali atau alkali tanah yang dibutuhkan dari
unsur zeolit. Nilai kapasitas tukar kation (KTK) dari zeolit bervariasi dari 1,5
61
Selain itu unsur Na memberikan kemudahan untuk bertukar tempat dengan
merkuri didalam rongga zeolit, karena didalam rongga zeolit yang kosong terisi
oleh kation Na dengan ukuran kation yang sama. Hal ini berbeda dengan unsur Ca
yang cenderung sulit untuk bertukar tempat dengan merkuri karena bentuk kation
Jika dilihat dari ukuran partikel, nilai KTK tertinggi adalah pada ukuran
partikel 500 µm - >355 µm. Hal ini berbeda dengan nilai persen penyerapan
tertinggi yang diperoleh pada ukuran partikel ≤212 µm. Hal ini dapat dijelaskan
bahwa nilai KTK kecil pada ukuran ≤212 µm karena ukuran partikel zeolit yang
terlalu kecil sehingga dapat merusak rongga pada zeolit. Rusaknya rongga zeolit
tersebut mengakibatkan merkuri tidak dapat masuk dengan baik ke dalam zeolit
penyerapan yang dilakukan oleh zeolit dengan ukuran partikel ≤212 µm untuk
memperoleh nilai KTK kurang optimal. Ukuran yang terlalu kecil juga
ukuran partikel zeolit yang besar sehingga rongga yang berada pada zeolit tidak
rusak. Rongga zeolit yang baik mengakibatkan merkuri dapat masuk dan tertahan
dengan baik didalam zeolit, sehingga penyerapan yang dilakukan oleh zeolit untuk
mendapatkan nilai KTK lebih besar dibandingkan ukuran partikel yang lebih
kecil.
62
BAB V
5.1. Kesimpulan
simulasi.
87,24 %.
3) KTK zeolit berkisar antara 0,32 meq/g (zeolit III A) sampai 0,81 meq/g
(Zeolit I B).
5.2. Saran
63
DAFTAR PUSTAKA
Army, H. Roy. Dkk. 2006. Teaching materials that Matter: An interactive, Multi-
media Module on Zeolit in general Chemistry. 13 hlmn. http://journals
.spinger-ny.com/chedrs 1430-4171(99)03300-2.
Bryan, G.W. 1976. Heavy Metal Contaminations in the Sea. In: Marine Pollutian.
(Ed. R. Johnson). Academic, London.
Connell, D.W. and G.J. Miller. 1984. Chemistry and Ecotoxicology of Pollution.
John Wiley and Sons. New York: 312.
Drake, L.R. and G.D. Rayson. 1996. Plant-Derived Materials for metal ion-
Selective Binding and Preconcentration. Anal. Chem.News & Features. 22-
27.
Dyer, A. 1988. Introduction to Zeolite Molecular Sieves. Jhon Willey and Sons,
Chichester.
Fardiaz, S., 1992. Polusi Air dan Udara, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Jianlong Wang, Xinmin Zhan and Yi Quan. 2003. Renoval of Cr(VI) from
aqueous solution by macroporous resin adsorption. J. Environ. Sci. Health
A35 (7). 1211-1230.
Las, T. 1989. Use of Natural Zeolit for Nuclear Waste Treatmen. Departement of
Chemistry and Applied Chemistry: University of Salford, the united
Kingdom.
Las, T. 1994. Ion Exchange and Absorpsi. Serpong: Pusat teknologi pengolahan
Limbah Radioaktif BATAN.
Las, T. 1994. Use of Inorganic Sorbents for Liquid Waste Treatment and Backfill
for Underground Repositories, TechnicalReport, IAEA-RC No
7215/R1/RB, Shellafield, UK.
Las, T. 1995. Zeolite for Radioactive Waste Treatment, Techical Report, IAEA-
RC No 7215/R2/RB, Beijing, China.
Las, T. dan Gunanjar. 1999. Pemanfaatan Mineral Zeolit Alam untuk Mendukung
Kelestarian Lingkungan. Prossiding Seminar Teknologi Pengolahan Limbah
Ii: BATAN.
Las, T. 2005. Potensi Zeolit untuk Mengolah Limbah Industri dan Radioaktif.
Pusat Pengembangan dan Pengelolaan Limbah Radioaktif: Badan Tenaga
Nuklir Nasional Jakarta.
Mumpton. F.A and Sand. L.B,. 1978. Natural Zeolite, Occurrence , Propertis and
Uses, Pergamon press 3, Oxford.
Palar, H. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta. Jakarta.
133-139.
65
Reddad Z, Zerente C, Andres Y and Cloirec P Le. 2003. Mechanisms of Cr(III)
and Cr(VI) removal from aqueous solutions by sugar beeb pulp. Environ.
Toxicol. 24. 257-264.
Sharma. 1986. a Text Book of Physical Chemistry. India: Vikas Publishing House.
P. 603.
Suryanti, R.P. 1998. Perbandingan Zeolit Alam dan zeolit Buatan dalam
Meredam Senyawa Kimia pada Air Limbah Industri. Jurusan Kimia FMIPA
UGM: Yogyakarta.
Susetyaningsih, Retno. Dkk. 2009. Karakterisasi Zeolit Alam pada Reduksi Kadar
Khrom dalam Limbah Cair ISSN 1978=0176. Sekolah Tinggi Tenaga
Nuklir BATAN. Yogyakarta
Winarko, Yudho. 1997. Perancangan Awal Kolom Adsorpsi Limbah Cair Amonia
dengan Adsorben Unggulan Zeolit Alam. Seminar. Jurusan Gas dan
Petrokimia. FTUI: Depok.
http:// google.co.id. Arifin. merkuri (hg); logam cair toksik mematikan. 14.25
WIB 11 Agustus 2008.
66
Lampiran 1. Diagram Alir Persiapan Zeolit
Zeolit dalam
bentuk butiran
kasar
Ditumbuk /
digerus
Diayak
Direfluks dengan
aquades
Dikeringkan dalam
oven 105oC
67
Lampiran 2. Gambar Diagram Alir Perlakuan Zeolit
Dimasukan ke dalam
30 gram zeolit kering desikator yang berisikan
NaCl jenuh
Pembuatan Na-Zeolit
Pembuatan Ca-Zeolit
68
Lampiran 3. Gambar Diagram Alir Mengaplikasikan Zeolit pada Limbah
Simulasi (Persen Penyerapan)
Zeolit berukuran (500 µm - >355 µm, 355 µm - >212 µm dan ≤212 µm) dan
jenisnya (natural zeolit, Na-zeolit dan Ca-zeolit) ditimbang seberat 0,1 gram
sebanyak 6 kali.
69
Lampiran 4. Gambar Diagram Alir Mengaplikasikan Zeolit pada Limbah
Simulasi (KTK)
Natural Zeolit berukuran (500 µm - >355 µm, 355 µm - >212 µm dan ≤212 µm)
ditimbang seberat 0,1 gram sebanyak 2 kali.
70
Lampiran 5. Contoh Perhitungan
% EP = Co – Ct x 100%
Co
Co = Konsentrasi awal.
Ct = konsentrasi akhir.
71
Contoh Perhitungan KTK
KTK = Co-Ct x N x V
Co W
N = Normalitas (meq/l)
= 0,811 x 0,05 x 20
= 0,81 meq/g
72
Lampiran 6. Data % Penyerapan Merkuri oleh Zeolit I (500 µm - >355 µm)
0 1000 10000 0
I B1 0.5 745.6 7456 25.44
I B2 1 629 6290 37.1
I B3 2 547.4 5474 45.26
I B4 4 426.1 4261 57.39
I B5 6 256.3 2563 74.37
I B6 8 236.1 2361 76.39
0 1000 10000 0
I C1 0.5 821.6 8216 17.84
I C2 1 731.2 7312 26.88
I C3 2 684.5 5845 41.55
I C4 4 534.6 5346 46.54
I C5 6 541.9 5419 45.81
I C6 8 521.1 5211 47.89
73
Lampiran 7. Data % Penyerapan Merkuri oleh Zeolit II (355 µm – >212 µm)
0 0
II B1 0.5 704.3 7043 29.57
II B2 1 700.2 7002 29.98
II B3 2 681.8 6818 31.82
II B4 4 630.1 6301 36.99
II B5 6 612.5 6125 38.75
II B6 8 585.6 5856 41.44
0 0
II C1 0.5 846.7 8467 15.33
II C2 1 820.2 8202 17.98
II C3 2 799.6 7996 20.44
II C4 4 791.4 7914 20.86
II C5 6 778.3 7783 22.17
II C6 8 764.6 7646 23.54
74
Lampiran 8. Data % Penyerapan Merkuri oleh Zeolit III (≤212 µm)
0 0
III B1 0.5 653.6 6536 34.64
III B2 1 534.1 5341 46.59
III B3 2 397.6 3976 60.24
III B4 4 298.4 2984 70.16
III B5 6 185.6 1856 81.44
III B6 8 127.62 1276.2 87.24
0 0
III C1 0.5 685.6 6856 31.44
III C2 1 547.3 5473 45.27
III C3 2 503.8 5038 49.62
III C4 4 497.6 4976 50.24
III C5 6 397.6 3976 60.24
III C6 8 386.6 3866 61.34
75
Lampiran 9. Data KTK (Kapasitas Tukar Kation) Zeolit Klinoptilolit
Terhadap Merkuri
76
Lampiran 10. Foto-Foto Alat dan Bahan
77
Lampiran 11. Kurva Kalibrasi
Edit Calibration
0.243
500 ng
200 ng
100 ng
0.000
0.0 Concentration 500.0
78
Edit Calibration
0.305
500 ng
200 ng
100 ng
0.000
0.0 Concentration 500.0
79