You are on page 1of 7

PENGENDALIAN LINGKUNGAN

LIMBAH ETSA LOGAM KUNINGAN

DISUSUN OLEH
APRIN PRATAMA L. 121150072
RADHIK WINASTIYANTO 121150075
BAGUS BHAKTI N. 121150088
DHIMAS AGENG D. 121150089
FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
AMETHYST VALERIE A. 121150104
ADDIN MASHUN F. 121150107

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S1


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2017
A. Pendahuluan
Etsa merupakan proses dengan menggunakan asam kuat untuk mengikis bagian
permukaan logam yang tak terlindungi untuk menciptakan desain pada logam. Sebagai
metode dalam seni grafis, Etsa merupakan teknik paling penting dalam sejarah karya seni
grafis Barat (old master prints) dan masih tetap banyak digunakan sampai sekarang.
Teknik etsa adalah cara untuk membuang atau mengikis bagian yang harus
direndahkan dengan bahan kimia tertentu. Bahan yang dapat digunakan untuk membuat
negatif cetak dalam dengan teknik etsa adalah berbagai jenis logam seperti diantaranya
yakni sebagai berikut :
1. Pelat tembaga
2. Kuningan
3. Aluminium
4. Seng
Tetapi pada makalah ini hanya akan membahas proses Etsa pada logam kuningan.
Kuningan sendiri adalah paduan logam tembaga dan logam seng dengan kadar tembaga
antara 60-80% massa.
Sebagai contoh seperti gambar dibawah ini, dalam pembuatannya menggunakan
teknik Etsa untuk menciptakan kedalaman pada bidang lekukan.

Gambar 1. Produk Etsa Kuningan


Larutan yang digunakan dalam proses etsa merupakan lautan yang berbahaya.
Bila terjadi kontak dengan kulit akan menyebabkan gatal dan iritasi. Hasil reaksi ini juga
dapat menyebabkan korosi pada logam. Tindakan preventif yang dapat dilakukan untuk
mengatasi dan menghindari bahaya akibat proses kimia etsa adalah dengan menggunakan
peralatan keselamatan kerja misalnya, kacamata pelindung, masker, sarung tangan, dan
melakukan proses etsa di luar ruangan untuk menghindari gas hasil reaksi.

B. Proses Etsa Logam Kuningan


Pada proses Etsa logam kuningan, ada beberapa tahap yang dilalui :
1. Pembuatan film ( klise )
Rancangan gambar yang akan dibuat ukiran, dapat digambar langsung kalau
rancangan gambar itu mampu anda gambar, misalnya gambar yang kasar dan
dengan garis yang besar. Tetapi untuk gambar yang halus, kecil dan rumit harus
dibuat memakai film atau klise.
2. Pelapisan logam
Melapisi logam yang akan di Etsa dengan disablon dengan menggunakan cat,
agar logam yang terlapisi tidak terkikis sehingga ukiran dapat terbentuk sesuai
rancangan gambar.
3. Pengetsaan
Proses pengetsaan menggunakan larutan dari campuran HCl + H2O2 + H2O.
Campuran dituang ke dalam wadah plastik yang lebarnya kurang lebih dua kali
lebar logam. Memasukkan logamnya, goyangkan perlahan sampai kedalaman
yang kita inginkan. Tidak ada ketentuan berapa lama waktu pengetsaan, karena
tergantung seberapa dalam yang diinginkan, dan seberapa pekat larutan yang
dibuat. Semakin pekat semakin cepat, tetapi hasil etsa kurang halus. Setelah
selesai, bersihkan permukaan dan bagian belakang bisa menggunakan amplas,
bensin atau thinner.
Gambar 2. Proses Pengetsaan

C. Pengolahaan Limbah Etsa


Kuningan merupakan paduan logam tembaga dan seng, larutan yang digunakan
untuk pengkisan yaitu campuran HCl + H2O2 + H2O. Sehingga, limbah yang dihasilkan
mengandung CuCl, dibuktikan dengan reaksi berikut :
Cu + 2 HCl + H2O2 CuCl2 + 2 H2O (I)
CuCl2 + Cu 2 CuCl ( II )
Dengan limbah sedemikian rupa, maka didapatkan kesimpulan pengolahan seperti
ditunjukkan gambar sebagai berikut :
Gambar 3. Pengolahan Limbah Etsa

Pengolahan limbah etsa dibagi menjadi 2 tahap, yaitu :


1. Pengambilan Cu
Dengan cara memasukkan alumunium ke dalam bak yang berisi limbah cair dapat
membuat Cu yang terdapat pada limbah berikatan dengan alumunium, sehingga
membentuk senyawa AlCu.

Gambar 4. Pengambilan Cu dari Limbah


2. Penyaringan
Bertujuan untuk mengubah limbah cair menjadi tidak berbau, tidak berwarna,
memiliki pH netral, dan aman bagi lingkungan. Adapun kegunaan dari masing-
masing penyaring yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Batu gamping
Bertujuan untuk menaikkan pH, sehingga limbah cair asam dapat
dinetralkan.
b. Kerikil
Bertujuan untuk menyaring kotoran-kotoran kasar.
c. Arang
Bertujuan untuk menyerap warna dan bau.
d. Ijuk
Bertujuan untuk menyaring kotoran-kotoran halus.
Seng pada saat proses pengetsaan juga ikut terkikis, tetapi senyawa tersebut
langsung menguap ke udara bebas. Sehingga, pada pengolahan limbah tersebut tidak
memerlukan pemisahan seng karena sudah menguap saat proses berlangsung.
Referensi :
 http://www.academia.edu/11598048/Laporan_Seminar_TA_Mesin_Etsa_Otomati
s_ATMI_Surakarta
 https://id.wikipedia.org/wiki/Etsa
 http://keramik88.com/how-to/mengukir-logam-dengan-teknik-etsa.html
 http://teknik-sablon.blogspot.co.id/2013/10/teknik-etsa.html
 https://id.scribd.com/document/11527755/ebook-etsa-logam-dan-glass
 https://yukez.wordpress.com/2009/12/09/teknik-sederhana-penyaringan-air-
prektek-pembelajaran-plh-di-sma-plus-yphb/

You might also like