Professional Documents
Culture Documents
Motor
induksi dapat dianggap sebagai transformator dengan rangkaian sekunder berputar. Rangkaian ekivalen
statornya dapat digambarkan sebagai berikut :
dimana :
E1 = ggl lawan yang dihasilkan oleh fluks celah udara resultan ( Volt )
Arus stator terbagi atas 2 komponen, yaitu komponen arus beban dan komponen arus penguat I0.
Komponen arus penguat I0 merupakan arus stator tambahan yang diperlukan untuk menghasilkan fluksi
celah udara resultan, dan merupakan fungsi ggm E1.
Komponen arus penguat I0 terbagi atas komponen rugi – rugi inti IC yang sefasa dengan E1 dan
komponen magnetisasi IM yang tertinggal 900 dari E1.
Hubungan antara tegangan yang diinduksikan pada rotor sebenarnya( Erotor ) dan tegangan yang
diinduksikan pada rotor ekivalen ( E2S ) adalah :
E2s / E rotor = N1 / N2 = a
atau
E2S = a Erotor
dimana a adalah jumlah lilitan efektif tiap fasa pada lilitan stator yang banyaknya a kali jumlah lilitan
rotor.
Bila rotor – rotor diganti secara magnetik, lilitan – ampere masing – masing harus sama, dan
hubungan antara arus rotor sebenarnya Irotor dan arus I2S pada rotor ekivalen adalah :
I2S = I rotor / a
sehingga hubungan antara impedansi bocor frekuensi slip Z2S dari rotor ekivalen dan impedansi bocor
frekuensi slip Zrotor dari rotor sebenarnya adalah :
Nilai tegangan, arus dan impedansi tersebut diatas didefinisikan sebagai nilai yang referensinya ke stator.
dimana :
Z2S = impedansi bocor rotor frekuensi slip tiap fasa dengan referensi ke stator ( Ohm).
sX2 = reaktansi bocor referensi pada frekuensi slip X2 didefinisikan sebagai harga reaktansi bocor
rotor dengan referensi frekuensi stator ( Ohm ).
Reaktansi yang didapat pada persamaan dinyatakan dalam cara yang demikian karena sebanding
dengan frekuensi rotor dan slip.
Pada stator ada gelombang fluks yang berputar pada kecepatan sinkron. Gelombang fluks ini akan
mengimbaskan tegangan pada rotor dengan frekuensi slip sebesar E2sdan ggl lawan stator E1. Bila bukan
karena efek kecepatan, tegangan rotor akan sama dengan tegangan stator, karena lilitan rotor identik
dengan lilitan stator. Karena kecepatan relatif gelombang fluks terhadap rotor adalah s kali kecepatan
terhadap stator, hubungan antara ggl efektif pada stator dan rotor adalah:
E2s = SE1
Dari persamaan diatas dapat disubsitusikan untuk menyamakan E1 dan E2s dengan membagi E2s dengan
slip..
Rangkaian ekivalen motor induksi mirip dengan rangkaian ekivalen trafo.rangkaian tersebut dapat dilihat
pada gambar dibawah ini :
Keterangan Gambar :
I : Arus yang mengalir pada kumparan stator bila motor tidak berbeban ( beban nol dalam Amper
perphasa )