You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembelajaran suatu kegiatan yang dirancang oleh guru agar siswa melakukan keiatan

belajar , untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang diharapkan . dalam merancang kegiatan

pembeajaran ini, seorang guru semestinya memahami karakteristik siswa, tujuan pembelajran,

yang ingin dicapai atau kompetensi yang harus dikuasai siswa, materi ajar yang akan

disajikan, dan cara yang digunakan terus mengemas penyajian materi serta penggunaan

bentuk dan jenis penilaian yang akan dipiih untuk melakukan mengukuran terhadap

ketercapaian tujuan pembelajaran atau kompetensi yang telah dimiliki siswa.

Berkaitan dengan cara atau metode apa yang akan dipilih dan digunakan dalam

kegiatan pembelajaran , seorang guru harus terlebih dahulu memahami berbagai pendakatan,

strategi, dan model pembelajaran. Pemahaman tentang hal ini akan memberikan tuntutan

kepada guru untuk dapat memilah , memilih, dan menetapkan dengan tepat metode

pmbelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran

Peru dipahami bahwa setiap pendekatan pembelajran memiliki pandangan yang

berbeda tentang konsepsi dan makna pembelajaran, pandangan tentang guru , dan pandangan

tentang siswa, perbedaan inilah kemudian mengakibatkan strategi dan model pembelajaran

yang dikembangkan menjadi berbeda juga, sehingga proses pembelajaran akan berbeda

walaupun strategi pembelajaran sama. Dalam makalah ini kami menekankan model

pembelajaran PJBL yang membahas tentang model belajar yang menggunakan masalah

sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru

berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.

1.2 Rumusan Masalah :


1. Apa definisi model pembelajaran ?

2. Sebutkan hakikat dari belajar dan pembelajaran?

3. Sebutkan ciri-ciri model pembelajaran?

4. Sebutkan macam-macam model pembelajaran?

1.3 Tujuan :

1. Mengetahui definisi model pembelajaran.

2. Memahami hakikat dari belajar dan pembelajaran

3. Mengetahui ciri-ciri model pembelajaran

4. Mengetahui model-model pembelajaran

KELOMPOK 2 DESAIN PEMBELAJARAN ”MODEL MODEL PEMBELAJARAN “ 2

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Definisi Model Pembelajaran

Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalammengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan

yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama denganpendekatan, strategi

atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model

pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena

memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.

· Pengertian model pembelajaran menurut para ahli :


1.Model pembelajaran menurut Kardi dan Nur ada lima model pemblajaran yang dapat

digunakan dalam mengelola pembelajaran, yaitu: pembelajaran langsung; pembelajaran

kooperatif; pembelajaran berdasarkan masalah; diskusi; dan learning strategi.

2. Menurut Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega (1990) mengetengahkan 4 (empat)

kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan

informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati

demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan

strategi pembelajaran.

3.Menurut E. Mulyasa (2003) mengetengahkan lima model pembelajaran yang dianggap

sesuai dengan tuntutan Kurikukum Berbasis Kompetensi; yaitu : (1) Pembelajaran

Kontekstual (Contextual Teaching Learning); (2) Bermain Peran (Role Playing); (3)

Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning); (4) Belajar Tuntas (Mastery

Learning); dan (5) Pembelajaran dengan Modul (Modular Instruction).

4. Menurut Joyce dan Weil (1986: 14-15) mengemukakan bahwa setiap model

belajar mengajar atau model pembelajaran harus memiliki empat unsur berikut.

5.Sintak (syntax) yang merupakan fase-fase (phasing) dari model yang menjelaskan

model tersebut dalam pelaksanaannya secara nyata (Joyce dan Weil, 1986:14).

6. Menurut Toeti Soekamto dan Winataputra (1995:78) mendefinisikan ‘model pembelajaran’

sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran

dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam

merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.


KELOMPOK 2 DESAIN PEMBELAJARAN ”MODEL MODEL PEMBELAJARAN “ 3

Sistem sosial (the social system) yang menunjukkan peran dan hubungan guru dan

siswa selama proses pembelajaran. Kepemimpinan guru sangatlah bervariasi pada satu model

dengan model lainnya. Pada satu model, guru berperan sebagai fasilitator namun pada model

yang lain guru berperan sebagai sumber ilmu pengetahuan.

Prinsip reaksi (principles of reaction) yang menunjukkan bagaimana guru

memperlakukan siswa dan bagaimana pula ia merespon terhadap apa yang dilakukan

siswanya. Pada satu model, guru memberi ganjaran atas sesuatu yang sudah dilakukan siswa

dengan baik, namun pada model yang lain guru bersikap tidak memberikan penilaian terhadap

siswanya, terutama untuk halhal yang berkait dengan kreativitas. Sistem pendukung (support

system) yang menunjukkan segala sarana, bahan, dan alat yang dapat digunakan untuk

mendukung model tersebut.

Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa model-model pembelajaran merupakan

kerangka konseptual sedangkan strategi lebih menekankan pada penerapannya di kelas

sehingga model-model pembelajaran dapat digunakan sebagai acuan pada kegiatan

perancangan kegiatan yang sistematik dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa

untuk siswa mengerti .

2.2 Hakikat Belajar dan Pembelajaran.

1. Pengertian Belajar.

Bagi kita yang aktif dalam dunia pendidikan ataupun yang memiliki high

responsibility tinggi terhadap dunia pendidikan pasti akan selalu memepertanyakan beberapa

hal yang terkait langsung dengan dunia pendidikan, yaitu apa itu belajar, mengajar dan

pembelajaran? Secara sederhana Anthony Robbins, mendefinisikan belajar sebagai proses

menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah di pahami dan sesuatu

(pengetahuan) yang baru. Pandangan Anthony Robbins senada dengan apa yang di
kemukakan oleh Jerome Brunner dalam (Romberg & Kaput, 1999), bahwa belajar adalah

suatu proses aktif dimana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan

pada pengalaman/pengetahuan yang sudah dimilikinya. Dalam pandangan konstruktivisme

‘belajar’ bukanlah semata-mata mentransfer pengetahuan yang ada di luar darinya, tetapi

belajar lebih pada bagaimana otak memproses dan menginterpretasikan pengalaman yang

baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya dalam format yang baru.

Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui

pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik

seseorang sejak lahir. Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik di sengaja maupun tidak

di sengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan pada diri

pembelajar. Perubahan yang di maksud adalah perubahan prilaku tetap berupa pengetahuan,

pemahaman, ketermapilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu.

Apa hakikat mengajar? Unsur terpenting dalam mengajar ialah merangsang serta

mengarahkan siswa belajar. Mengajar pada hakikatnya tidak lebih dari sekedar menolong para

siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, serta ide dan apresiasi yang

menjurus kepada perubahan tingkahlaku dan pertumbuhan siswa (Subiyanto, 1988:30). Cara

mengajar yang baik merupakan kunci dan prasarat bagi siswa untuk dapat belajar dengan

baik.

KELOMPOK 2 DESAIN PEMBELAJARAN ”MODEL MODEL PEMBELAJARAN “ 4

Apa pula yang dimaksud dengan pembelajaran? Pemebelajaran merupakan aspek

kegiatan manusi a yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan.

Pembelajaran secara simple dapat diartikan sebagai produk interaktif berkelanjutan antara

pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran

hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya
(mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan

yang diharapkan. Dalam makna ini jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua

arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi

(transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah di tetapkan

sebelumnya.

2.3 Ciri-Ciri Model Pembelajaran

Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1.Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.

2.Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.

3.Dapat dijadika pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas.

4.Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan:

a.Urutan langkah-langkah pembelajaran (syntaks).

b.Adanya prinsip-prinsip reaksi.

c.Sistem sosial.

d.Sistem pendukung.

5.Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut meliputi:

a.Dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur.

b.Dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.

6.Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran

yang dipilihnya.

2.4 Model-Model Pembelajaran :

1. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning)

2. Model Pembelajaran Kooperatif

3. Model pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

4. Model Pembelajaran Berbasis Komputer


5. Model PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan)

6. Model Pembelajaran Berbasis WEB (E-Learning)

7. Model Pembelajaran Tematik

KELOMPOK 2 DESAIN PEMBELAJARAN ”MODEL MODEL PEMBELAJARAN “ 5

1 Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning)

Pembelajar konteksual (contextual teaching and learning) merupakan konsep belajar

yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia

nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat

Pada intinya penngembangan setiap komponen CTL tersebut dalam pembelajaran dapat

dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1.Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermkna, apakah

dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengonstruksi sendiri pengetahuan dan

keterangan baru yang akan dimilikinya.

2.Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik yang diajarkan.

3.Mangembangakan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan pertanya-pertanyaan.

4.Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok berdiskusi, tanya

jawaban, dan lain sebagainya.

5.Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui ilustrasi, model, bahkan

media yang sebenarnya.

6.Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan.

7.Melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang sebenarnya pada
setiap siswa.

Prinsip Pembelajaran Kontekstual

Ada tujuh prinsip pembelajaran kontekstual yang harus dikembangkan oleh guru, yaitu:

1.Konstruktivisme (Contructivism)

Kontruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) dalam CTL, yaitu bahwa pengetahuan

dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang

terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk

diambil dan diingat.

Oleh karena itu, dalam CTL, strategi untuk membelajarkan siswa menghubungkan antara

setiap konsep dengan kenyataan merupakan unsur yang diutamakan dibandingkan dengan

kenyataan merupakan unsur yang diutamakan dibandingkan dengan penekanan

terhadapseberapa banyak pengetahuan yang harus diingat oleh siswa.

KELOMPOK 2 DESAIN PEMBELAJARAN ”MODEL MODEL PEMBELAJARAN “ 6

2.Menemukan (Inquiry)

Menemukan, merupakan kegiatan inti dari CTL, melalui upaya menemukan akan memberi

penegasan bahwa pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan-kemampuan lain yang

diperlukan bukan merupakan hasil dari mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi merupakan

hasil menemukan sendiri.

3.Bertanya (Question)

Penerapan unsur bertanya dalam CTL harus difasilitasi oleh guru, kebiasaan siswa untuk

bertanya atau kemampuan guru dalam menggunakan pertanyaan dengan baik akan

mendorong pada peningkatan kualitas dan produktifitas pembelajaran.

Dalam implementasi CTL, pertanyaan yang diajukan oleh guru atau sisw harus dijadikan alat
atau pendekatan untuk menggali informasi atau sumber belajar yang ada kaitannya dengan

kehidupan nyata. Melalui penerapan bertanya, pembelajaran akaan lebih hudup, akan

mendorong proses dan hasil pembelajaran yang lebih luas dan mendalam, dan akan ditemukan

unsur-unsur terkait yang sebelumnya tidak terpikir baik oleh guru maupun siswa. Dengan

pengembangan bertanya produktifitas pembelajaran akan lebih tinggi karena dengan bertanya,

maka:

a.Dapat menggali informasi, baik administrasi maupun akademik,

b.Mengecek pemahaman siswa,

c.Membangkitkan respoon siswa,

d.Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa,

e.Mengetahui hal-hal yang diketahui siswa,

f.Memfokuskan perhatian siswa,

g.Membengkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa, dan

h.Menyegarkan kembali pengetahuan yang telah dimiliki siswa.

4. Masyarakat belajar

Masyarakat belajar adalah membiasakan siswa untuk melakukan kerjasama dan

memanfaatkan sumber belajar dari teman-teman belajarnya.

5.Pemodelan (Modelling)

Kini guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar bagi siswa, karena dengan segala kelebihan

dan keterbatasan yang dimiliki oleh guru akan mengalami hambatan untuk memberikan

pelayanan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan siswa yang cukup heterogen. Oleh karena

itu, tahap pembuatan model dapat dijadikan alternatif untuk mengembangkan pembelajaran

siswa bisa memenuhi harapan siswa secara menyeluruh, dan membantu mengatasi

keterbatasan yang dimiliki oleh para guru.


KELOMPOK 2 DESAIN PEMBELAJARAN ”MODEL MODEL PEMBELAJARAN “ 7

6.Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru terjadi atau baru saja dipelajari. Pada saat

refleksi siswa diberi kesempatan untuk mencerna, menimbang, membandingkan, menghayati,

dan melakukan diskusi dengan dirinya sendiri (learning to be). Melalui model CTL,

pengalaman belajar bukan hanya terjadi dan dimiliki ketika seorang siswa berada di dalam

kelasa,akan tetapi jauh lebih penting dari pada itu adalah bagaimana membawa pengalaman

belajar tersebut ke luar dari kelas, yaitu pada saat dituntut menanggapi dan memecahkan

permasalahan nyata yang dihadapi sehari-hari.

7.Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)

Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data dan informasi yang bisa memberikan

gambaran atau petunjuk terhadap pengalaman belajar siswa. Dengan terkumpulnya berbagai

data dan informasi yang lengkap sebagai perwwujudan dari penerapan penilaian, maka akan

semakin akurat pula pemahaman guru terhadap proses dan hasil pengalaman belajar setiap

siswa.

2 Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran

dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif

yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang

bersifat heterogen. Pada hakikatnya cooperative learning sama dengan kerja kelompok.

lima unsur dasar model cooperative learning, yaitu:

1.Ketergantungan yang positif,

2.Pertanggungjawaban individual,

3.Kemampuan bersosialisasi,
4.Tatap muka,

5.Evaluasi proses kelompok.

Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif

1.Pembelajaran Secara Tim

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim.

Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat

setiap siswa belajar. Setiap anggota timharus saling membantu untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

2.Didasarkan pada Manajemen Kooperatif

Tiga fungsi manajemen, yaitu :

a.Perencanaan pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai

dengan perencanaan, dan langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan.

KELOMPOK 2 DESAIN PEMBELAJARAN ”MODEL MODEL PEMBELAJARAN “ 8

b.Organisasi, menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang

matang agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif.

c.Kontrol, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan

kriteriakeberhasilan baik melalui bentuk tes maupun nontes.

3.Kemauan untuk Beekerja Sama

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok, oleh

karenanya prinsip kebersamaan atau kerja sama perlu ditentukan dalam pembelajaran

kooperatif.

4.Keterampilan Bekerja Sama


Kemampuan bekerja sama itu dipraktikkan melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran

secara berkelompok. Dengan bemikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup

berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap 1

Menyampaikan tujuan dan

motivasi siswa.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai pada kegiatan pelajaran dan

menekankan pentingnya topik yang akan dipelajari

dan memotivasi siswa belajar.

Tahap 2

Menyajikan informasi.

Guru menyajikan informasi atau materi kepada

siswa dengan jalan demonstrasi atau melalui bahan

bacaan.

Tahap 3
Mengorganisasikan siswa

ke dalam kelompok-

kelompok belajar.

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya

membentuk kelompok belajar dan membimbing

setiap kelompok agar melakukan transisi secara

efektif dan efisien.

Tahap 4

Membimbing kelompok

bekerja dan belajar.

Guru membimbing kelompok-kelompok velajar

pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Tahap 5

Evaluasi.

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi

yang telah dipelajariatau masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya.

Tahap 6

Memberikan penghargaan.
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik

upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

3 Model pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan

yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan

untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada

KELOMPOK 2 DESAIN PEMBELAJARAN ”MODEL MODEL PEMBELAJARAN “ 9

Karakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut :

a.Permasalahan menjadi starting point dalam belajar,

b.Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak

terstruktur,

c.Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective),

d.Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi

yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar,

e.Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama,

f.Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi sumber

informasi merupakan proses yang esensial dalam PBM,

g.Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif,

h.Pengembangan keterampilan inquiry dan pemcahan masalah sama pentingnya dengan

penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan,


i.Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar,

dan

j.PBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.

4 Model Pembelajaran Berbasis Komputer

Pemanfaatan komputer dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pembelajaran

sebenarnya merupakan mata rantai dari sejarah teknologi pembelajaran. Sejarah pembelajaran

berbasis komputer dimulai dari munculnya ide-ide untuk menciptakan perangkat teknologi

terapan yang memungkinkan seseorag melakukan proses belajar secara individual dengan

menerapkan prinsip-prinsip didaktik-metodik tersebut.

Mesin mengajar pada mulanya diciptakan oleh Pressey untuk melakukan tes terhadap

kemampuan yang dicapai dari hasil belajar. Cara kerja mesin tersebut adalah:

1.Bahan disusun dalam bentuk pertanyaan pilihan ganda dengan empat kemungkinan

jawaban, dengan satu diantaranya dalah kemungkinan jawaban yang benar,

2.Testee membaca soal tes pada layar display dan memilih alternatif jawaban yang benar dari

satu soal,

3.Dengan menekan tombol alternatif jawaban yang benar, bila yang ditekan adalah alternatif

jawaban yang benar, maka pada layar display akan muncul soal tersebut. Tetapi bila salah,

maka akan memberikan respon dengna cara tidak memunculkan soal berikutnya.

Pembelajaran berdasarkan komputer sangat dipengaruhi oleh teori belajar kognitif model

pemrosesan informasi (information processing model), yang mulai berkembang pada tahun 60

sampai 70-an. Model ini memuncukan konseptualisasi dari sistem memori pada komputer.

KELOMPOK 2 DESAIN PEMBELAJARAN ”MODEL MODEL PEMBELAJARAN “ 10


5 Model PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan)

PAKEM merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam bertindak

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan pelaksanaan pembelajaran PAKEM,

diharapkan berkembangnya berbagai macam inovasi kegiatan pembelajaran untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang partisipasif, aktif, kreatif dan ,menyenagkan.

Dalam model PAKEM ini, guru dituntut untuk dapat melakukan kegiatan

pembelajaran yang dapat melibatkan siswa melalui partisipatif, aktif, kreatif, dan

menyenangkan yang pada akhirnya membuat siswa dapat menciptakan membuat karya,

gagasan, pendapat, ide atas hasil penemuannya dan usahanya sendiri, bukan dari gurunya.

6 Model Pembelajaran Berbasis WEB (E-Learning)

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semua pelajaran dilakukan dengan

memanfaatkan teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh yang

mengikutinya, maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran berbasis web.

Kemudian, yang ditawarkan oleh teknologi ini adalah kecepatan dan tidak terbatasnya tempat

dan waktu untuk mengakses informasi. Kegiatan belajar dapat dengan mudah dilakukan oleh

peserta didik kapan saja dan di mana saja dirasakan aman oleh peserta didik tersebut. Batas

ruang, jarak, dan waktu tidak lagi menjadi masalah yang rumit untuk dipecahkan.

Monitoring proses dalam pembelajaran berbasis web lebih sulit daripada di ruang kelas.

Menyediakan bahan belajar online tidak cukup. Diperlukan sebuah desain intruksional

sebagai model belajar yang mengudang sejumlah (sama banyak dengan kegiatan di ruang

kelas) peserta didik untuk terlibat dalam berbagai kegiatan belajar.

Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan sebagai

berikut :

1.Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air dan kapasitas
daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas.

2.Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa.

3.Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan

kebutuhan masing-masing.

4.Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing-masing siswa.

5.Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran.

6.Pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik siswa; dan

memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut serta

menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan

siswa secara online.

KELOMPOK 2 DESAIN PEMBELAJARAN ”MODEL MODEL PEMBELAJARAN “ 11

7 Model pembelajaran Tematik

Pengertian Pembelajaran Tematik

Model pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan

pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan

pengalamanbermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran

tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari mulai pengalaman

langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Fokus

perhatian dalam pelajaran tematik terletak pada proses yang ditempu siswa saat berusaha

memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus

dikembangkannya.

Pentingnya Pembelajaran Tematik untuk Murid Sekolah Dasar

Pembelajaran tematik memiliki beberapa keunggulan, diantaranya :


1.Pengalaman dan kegiatan yang sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan

anak usia sekolah dasar.

2.Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat

dan kebutuhan siswa.

3.Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa, sehingga hasil belajar dapat

bertahan lebih lama.

4.Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa.

5.Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang

sering ditemui siswa dalam lengkungannya, dan

6.Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan

tanggap terhadap gagasan orang lain.

KELOMPOK 2 DESAIN PEMBELAJARAN ”MODEL MODEL PEMBELAJARAN “ 12

BAB III

PEMBAHASAN

KELOMPOK 2 DESAIN PEMBELAJARAN ”MODEL MODEL PEMBELAJARAN “ 13

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang di gunakan

sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial
dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku,

film, computer, kurikulum dan lain-lain (joyce, 1992:4).

Sebelum menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan

pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam memilihnya, yaitu:

1. Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai.

2. Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai.

3. Pertimbangan darisudut peserta didik atau siswa.

4. Pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis.

Dimana terdapat macam-macam model pembelajaran, diantaranya yaitu:

1. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning).

2. Model Pembelajaran Kooperatif.

3. Model pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).

4. Model Pembelajaran Berbasis Komputer.

5. Model PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan).

6. Model Pembelajaran Berbasis WEB (E-Learning).

7. Model Pembelajaran Tematik.

4.2 Saran

Untuk guru dan calon guru yang nantinya akan melakukan pembelajaran di kelas

semoga dengan membaca makalah ini guru dan calon guru lebih selektif dalam menentukan

model pembelajaran yang akan di implementasikannya. Pemilihan model pembelajaran harus

di sesuaikan dengan kurikulum, siswa, dan sarana dan prasarana sekolah.

KELOMPOK 2 DESAIN PEMBELAJARAN ”MODEL MODEL PEMBELAJARAN “

You might also like