Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pembelajaran suatu kegiatan yang dirancang oleh guru agar siswa melakukan keiatan
belajar , untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang diharapkan . dalam merancang kegiatan
pembeajaran ini, seorang guru semestinya memahami karakteristik siswa, tujuan pembelajran,
yang ingin dicapai atau kompetensi yang harus dikuasai siswa, materi ajar yang akan
disajikan, dan cara yang digunakan terus mengemas penyajian materi serta penggunaan
bentuk dan jenis penilaian yang akan dipiih untuk melakukan mengukuran terhadap
Berkaitan dengan cara atau metode apa yang akan dipilih dan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran , seorang guru harus terlebih dahulu memahami berbagai pendakatan,
strategi, dan model pembelajaran. Pemahaman tentang hal ini akan memberikan tuntutan
kepada guru untuk dapat memilah , memilih, dan menetapkan dengan tepat metode
berbeda tentang konsepsi dan makna pembelajaran, pandangan tentang guru , dan pandangan
tentang siswa, perbedaan inilah kemudian mengakibatkan strategi dan model pembelajaran
yang dikembangkan menjadi berbeda juga, sehingga proses pembelajaran akan berbeda
walaupun strategi pembelajaran sama. Dalam makalah ini kami menekankan model
pembelajaran PJBL yang membahas tentang model belajar yang menggunakan masalah
1.3 Tujuan :
BAB II
KAJIAN TEORI
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan
Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama denganpendekatan, strategi
atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model
pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena
kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan
informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati
strategi pembelajaran.
Kontekstual (Contextual Teaching Learning); (2) Bermain Peran (Role Playing); (3)
Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning); (4) Belajar Tuntas (Mastery
4. Menurut Joyce dan Weil (1986: 14-15) mengemukakan bahwa setiap model
belajar mengajar atau model pembelajaran harus memiliki empat unsur berikut.
5.Sintak (syntax) yang merupakan fase-fase (phasing) dari model yang menjelaskan
model tersebut dalam pelaksanaannya secara nyata (Joyce dan Weil, 1986:14).
mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
Sistem sosial (the social system) yang menunjukkan peran dan hubungan guru dan
siswa selama proses pembelajaran. Kepemimpinan guru sangatlah bervariasi pada satu model
dengan model lainnya. Pada satu model, guru berperan sebagai fasilitator namun pada model
memperlakukan siswa dan bagaimana pula ia merespon terhadap apa yang dilakukan
siswanya. Pada satu model, guru memberi ganjaran atas sesuatu yang sudah dilakukan siswa
dengan baik, namun pada model yang lain guru bersikap tidak memberikan penilaian terhadap
siswanya, terutama untuk halhal yang berkait dengan kreativitas. Sistem pendukung (support
system) yang menunjukkan segala sarana, bahan, dan alat yang dapat digunakan untuk
perancangan kegiatan yang sistematik dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa
1. Pengertian Belajar.
Bagi kita yang aktif dalam dunia pendidikan ataupun yang memiliki high
responsibility tinggi terhadap dunia pendidikan pasti akan selalu memepertanyakan beberapa
hal yang terkait langsung dengan dunia pendidikan, yaitu apa itu belajar, mengajar dan
menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah di pahami dan sesuatu
(pengetahuan) yang baru. Pandangan Anthony Robbins senada dengan apa yang di
kemukakan oleh Jerome Brunner dalam (Romberg & Kaput, 1999), bahwa belajar adalah
suatu proses aktif dimana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan
‘belajar’ bukanlah semata-mata mentransfer pengetahuan yang ada di luar darinya, tetapi
belajar lebih pada bagaimana otak memproses dan menginterpretasikan pengalaman yang
baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya dalam format yang baru.
Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui
pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik
seseorang sejak lahir. Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik di sengaja maupun tidak
di sengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan pada diri
pembelajar. Perubahan yang di maksud adalah perubahan prilaku tetap berupa pengetahuan,
Apa hakikat mengajar? Unsur terpenting dalam mengajar ialah merangsang serta
mengarahkan siswa belajar. Mengajar pada hakikatnya tidak lebih dari sekedar menolong para
siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, serta ide dan apresiasi yang
menjurus kepada perubahan tingkahlaku dan pertumbuhan siswa (Subiyanto, 1988:30). Cara
mengajar yang baik merupakan kunci dan prasarat bagi siswa untuk dapat belajar dengan
baik.
Pembelajaran secara simple dapat diartikan sebagai produk interaktif berkelanjutan antara
pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran
hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya
(mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan
yang diharapkan. Dalam makna ini jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua
arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi
(transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah di tetapkan
sebelumnya.
1.Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
c.Sistem sosial.
d.Sistem pendukung.
5.Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut meliputi:
yang dipilihnya.
yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat
Pada intinya penngembangan setiap komponen CTL tersebut dalam pembelajaran dapat
1.Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermkna, apakah
dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengonstruksi sendiri pengetahuan dan
2.Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik yang diajarkan.
5.Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui ilustrasi, model, bahkan
6.Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
7.Melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang sebenarnya pada
setiap siswa.
Ada tujuh prinsip pembelajaran kontekstual yang harus dikembangkan oleh guru, yaitu:
1.Konstruktivisme (Contructivism)
Kontruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) dalam CTL, yaitu bahwa pengetahuan
dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang
terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk
Oleh karena itu, dalam CTL, strategi untuk membelajarkan siswa menghubungkan antara
setiap konsep dengan kenyataan merupakan unsur yang diutamakan dibandingkan dengan
2.Menemukan (Inquiry)
Menemukan, merupakan kegiatan inti dari CTL, melalui upaya menemukan akan memberi
diperlukan bukan merupakan hasil dari mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi merupakan
3.Bertanya (Question)
Penerapan unsur bertanya dalam CTL harus difasilitasi oleh guru, kebiasaan siswa untuk
bertanya atau kemampuan guru dalam menggunakan pertanyaan dengan baik akan
Dalam implementasi CTL, pertanyaan yang diajukan oleh guru atau sisw harus dijadikan alat
atau pendekatan untuk menggali informasi atau sumber belajar yang ada kaitannya dengan
kehidupan nyata. Melalui penerapan bertanya, pembelajaran akaan lebih hudup, akan
mendorong proses dan hasil pembelajaran yang lebih luas dan mendalam, dan akan ditemukan
unsur-unsur terkait yang sebelumnya tidak terpikir baik oleh guru maupun siswa. Dengan
pengembangan bertanya produktifitas pembelajaran akan lebih tinggi karena dengan bertanya,
maka:
4. Masyarakat belajar
5.Pemodelan (Modelling)
Kini guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar bagi siswa, karena dengan segala kelebihan
dan keterbatasan yang dimiliki oleh guru akan mengalami hambatan untuk memberikan
pelayanan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan siswa yang cukup heterogen. Oleh karena
itu, tahap pembuatan model dapat dijadikan alternatif untuk mengembangkan pembelajaran
siswa bisa memenuhi harapan siswa secara menyeluruh, dan membantu mengatasi
6.Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru terjadi atau baru saja dipelajari. Pada saat
dan melakukan diskusi dengan dirinya sendiri (learning to be). Melalui model CTL,
pengalaman belajar bukan hanya terjadi dan dimiliki ketika seorang siswa berada di dalam
kelasa,akan tetapi jauh lebih penting dari pada itu adalah bagaimana membawa pengalaman
belajar tersebut ke luar dari kelas, yaitu pada saat dituntut menanggapi dan memecahkan
Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data dan informasi yang bisa memberikan
gambaran atau petunjuk terhadap pengalaman belajar siswa. Dengan terkumpulnya berbagai
data dan informasi yang lengkap sebagai perwwujudan dari penerapan penilaian, maka akan
semakin akurat pula pemahaman guru terhadap proses dan hasil pengalaman belajar setiap
siswa.
dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif
yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang
bersifat heterogen. Pada hakikatnya cooperative learning sama dengan kerja kelompok.
2.Pertanggungjawaban individual,
3.Kemampuan bersosialisasi,
4.Tatap muka,
Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat
setiap siswa belajar. Setiap anggota timharus saling membantu untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
karenanya prinsip kebersamaan atau kerja sama perlu ditentukan dalam pembelajaran
kooperatif.
secara berkelompok. Dengan bemikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup
berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan
Tahap 1
motivasi siswa.
Tahap 2
Menyajikan informasi.
bacaan.
Tahap 3
Mengorganisasikan siswa
ke dalam kelompok-
kelompok belajar.
Tahap 4
Membimbing kelompok
Tahap 5
Evaluasi.
Tahap 6
Memberikan penghargaan.
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik
yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan
untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada
b.Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak
terstruktur,
d.Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi
yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar,
dan
j.PBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.
sebenarnya merupakan mata rantai dari sejarah teknologi pembelajaran. Sejarah pembelajaran
berbasis komputer dimulai dari munculnya ide-ide untuk menciptakan perangkat teknologi
terapan yang memungkinkan seseorag melakukan proses belajar secara individual dengan
Mesin mengajar pada mulanya diciptakan oleh Pressey untuk melakukan tes terhadap
kemampuan yang dicapai dari hasil belajar. Cara kerja mesin tersebut adalah:
1.Bahan disusun dalam bentuk pertanyaan pilihan ganda dengan empat kemungkinan
2.Testee membaca soal tes pada layar display dan memilih alternatif jawaban yang benar dari
satu soal,
3.Dengan menekan tombol alternatif jawaban yang benar, bila yang ditekan adalah alternatif
jawaban yang benar, maka pada layar display akan muncul soal tersebut. Tetapi bila salah,
maka akan memberikan respon dengna cara tidak memunculkan soal berikutnya.
Pembelajaran berdasarkan komputer sangat dipengaruhi oleh teori belajar kognitif model
pemrosesan informasi (information processing model), yang mulai berkembang pada tahun 60
sampai 70-an. Model ini memuncukan konseptualisasi dari sistem memori pada komputer.
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan pelaksanaan pembelajaran PAKEM,
Dalam model PAKEM ini, guru dituntut untuk dapat melakukan kegiatan
pembelajaran yang dapat melibatkan siswa melalui partisipatif, aktif, kreatif, dan
menyenangkan yang pada akhirnya membuat siswa dapat menciptakan membuat karya,
gagasan, pendapat, ide atas hasil penemuannya dan usahanya sendiri, bukan dari gurunya.
memanfaatkan teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh yang
mengikutinya, maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran berbasis web.
Kemudian, yang ditawarkan oleh teknologi ini adalah kecepatan dan tidak terbatasnya tempat
dan waktu untuk mengakses informasi. Kegiatan belajar dapat dengan mudah dilakukan oleh
peserta didik kapan saja dan di mana saja dirasakan aman oleh peserta didik tersebut. Batas
ruang, jarak, dan waktu tidak lagi menjadi masalah yang rumit untuk dipecahkan.
Monitoring proses dalam pembelajaran berbasis web lebih sulit daripada di ruang kelas.
Menyediakan bahan belajar online tidak cukup. Diperlukan sebuah desain intruksional
sebagai model belajar yang mengudang sejumlah (sama banyak dengan kegiatan di ruang
berikut :
1.Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air dan kapasitas
daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas.
2.Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa.
3.Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan masing-masing.
memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut serta
tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari mulai pengalaman
langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Fokus
perhatian dalam pelajaran tematik terletak pada proses yang ditempu siswa saat berusaha
dikembangkannya.
2.Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat
3.Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa, sehingga hasil belajar dapat
5.Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang
6.Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang di gunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial
dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku,
pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam memilihnya, yaitu:
4.2 Saran
Untuk guru dan calon guru yang nantinya akan melakukan pembelajaran di kelas
semoga dengan membaca makalah ini guru dan calon guru lebih selektif dalam menentukan