You are on page 1of 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman maka berkembanglah pabrik- pabrik

obat guna memenuhi kebutuhan obat di masyarakat. Dalam era globalisasi,

persaingan global yang tajam banyak dihadapi oleh perusahaa-perusahaan. Hal

ini merupakan tanda bahwa semakin pesatnya pertumbuhan usaha yang

mendorong masing-masing perusahaan untuk selalu memberikan sesuatu

terbaik dari apa yang mereka produksi. Semakin lama masalah yang dihadapi

oleh suatu perusahaan semakin luas dan kompleks. Masalah-masalah tersebut

bermula dari suatu problem ekonomi dasar, yaitu mengenai alokasi sumber

yang terbatas, sedangkan disisi lain perusahaan akan semakin tumbuh dan

berkembang.

Setiap perusahaan selalu mengadakan persediaan. Persediaan itu

merupakan mata rantai yang sangat penting dalam produksi dan penjualan

suatu produk. Kelangsungan pelaksanaan proses produksi suatu perusahaan

tidak akan terganggu apabila perusahaan mampu mengendalikan persediaan

bahan baku. Pengendalian pada persediaan bahan baku akan berpengaruh pada

biaya persediaan dan akan berpengaruh pada keuntungan yang akan diterima

oleh perusahaan. Penetapan jumlah persediaan yang terlalu banyak akan

mengakibatkan pemborosan dalam penyimpanan / pergudangan.

1
2

Bahan baku didalam perusahaan memegang peranan yang penting dalam

menunjang kelangsungan proses produksi. Selain itu suatu perusahaan juga tidak

bisa dilepaskan dari konsumen serta produk yang dihasilkannya. Konsumen

tentunya berharap bahwa barang yang dibelinya akan dapat memenuhi kebutuhan

dan keinginannya sehingga konsumen berharap bahwa produk tersebut memiliki

kondisi yang baik serta terjamin. Sehingga dalam hal ini pengelolaan persediaan

bahan baku sangat diperlukan untuk meningkatkan efisiensi biaya.

Dari pemaparan diatas maka Kami memilih PT Sido Muncul dikarenakan PT

ini mengembangkan obat bahan baku jenis herbal yang sesuai dengan Visi &

Misi Program Studi S1 Farmasi STIKes BHAMADA, Selain itu pabrik ini juga

telah memiliki sertifikat standar pembuatan obat meliputi CPOB (Cara

Pembuatan Obat yang Baik) maupun CPOTB ( Cara Pembuatan Obat Tradisional

yang Baik), dan sertifikat inilah yang menjadikan PT SidoMuncul sebagai satu-

satunya pabrik jamu berstandar farmasi.


3

B. Tujuan Laporan

Setelah mengikuti praktek kegiatan lapangan mahasiswa diharapkan

mampu :

1. Memahami aspek – aspek yang ada dalam industri farmasi dan

kegiatan yang dilakukan meliputi : struktur organisasi, sumber daya

manusia, proses produksi, pergudangan, PPIC, penelitian dan

pengembangan (R & D), penanganan limbah, sarana penunjang, qualiti

control (QC), serta penerapan CPOB dalam ruang lingkup industri

farmasi.

2. Mendapatkan gambaran kongkrit tentang peran farmasis di industri

farmasi.
BAB II

TINJAUAN INDUSTRI

A. Sejarah, Profil, Visi & Misi

1. Sejarah PT Sido Muncul

PT. Sido Muncul bermula dari sebuah industri rumah tangga (IRT)

pada tahun 1940, dikelola oleh Ibu Rahkmat Sulistio di Yogyakarta, dan

dibantu oleh tiga orang karyawan. Proses produksinya berjalan didalam

sebuah kamar kecil sederhana, produk – produk yang dihasilkan juga

masih sangat sederhana berupa serbuk sederhana, yang paling unggul pada

saat itu adalah produk serbuk kunyit asam. Produk beliau begitu diminati

sehingga jumlah permintaanpun meningkat yang memicu pindahnya

industri ini ke daerah Semarang namun masih sama dengan menempati

sebuah kamar sederhana hanya saja jumlah karyawannya bertambah,

seiring berkembangnya zaman dan meningkatnya permintaan maka

industri ini kembali pindah ke daerah Kaligawe namun tidak berlangsung

lama karena daerah ini juga sering terkendala produksinya akibat banjir,

maka pada tahun 1951 didirikan perusahan sederhana dengan nama Sido

Muncul yang berarti “Impian yang terwujud” dengan lokasi di Jl. Mlaten

Trenggulun. Dengan produk pertama dan andalanya adalah Jamu Tolak

Angin. Sehingga produk jamu buatan Ibu Rakhmat mulai mendapat tempat

4
5

di hati masyarakat sekitar dan permintah terhadap produk semakin

meningkat.

Dalam perkembangannya, pabrik ini ternyata tidak mampu lagi

memenuhi kapasitas produksi yang besar dan permintaan yang terus

meningkat,akibatnya maka dibangun pabrik baru yang berlokasi di Klepu,

Kec. Bergas, Ungaran, dengan luas 29 ha tersebut diresmikan oleh Menteri

Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia, dr. Achmad

Sujudi pada tanggal 11 November 2000. Saat peresmian pabrik, PT. Sido

Muncul sekaligus menerima dua sertifikat yaitu Cara Pembuatan Obat

Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik

(CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan PT

Sido Muncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi. Lokasi

pabrik sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas 7 hektar, lahan

Agrowisata 1,5 hektar, dan sisanya menjadi kawasan pendukung

lingkungan pabrik.

Jumlah karyawannya hingga sekarang berjumlah sekitar 3000

orang, untuk saat ini PT Sido Muncul dikelola oleh Irwan Hidayat yang

merupakan putra tertua dari Ibu Rakhmat Sulistiyo

2. Profil PT. Sido Muncul

Alamat Pabrik Jamu PT. Sido Muncul :

Jl Soekarno Hatta Km 28 Kec Bergas – Klepu, Semarang-Indonesia.


6

Nomor Telepon 024 6580-559, 0298 523-515

Fax 024 6580-332, 0298 523-509

Email simuncul@indosat.net.id

3. Visi & Misi PT Sido Muncul

 Visi :

Menjadi industri jamu yang dapat memberikan manfaat pada

masyarakat dan lingkungan.

 Misi :

1) Meningkatkan mutu pelayanan di bidang herbal tradisional.

2) Mengembangkan research / penelitian yang berhubungan

dengan pengembangan pengobatan dengan bahan-bahan

alami.

3) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya

membina kesehatan melalui pola hidup sehat, pemakaian

bahan-bahan alami dan pengobatan secara tradisional.

4) Ikut mendorong pemerintah/instansi resmi agar lebih

berperan dalam pengembangan pengobatan tradisional.


7

B. Personalia

Sesuai dengan Panduan CPOTB yang dikeluarkan oleh BPOM

Personalia hendaklah mempunyai pengetahuan, pengalaman, ketrampilan dan

kemampuan yang sesuai dengan tugas dan fungsinya, dan tersedia dalam

jumlah yang cukup. Mereka hendaklah dalam keadaan sehat dan mampu

menangani tugas yang dibebankan kepadanya.

Berikut susunan organisasi dalam PT Sido Muncul

GAMBAR STRUKTUR ORGANISASI PT SIDO MUNCUL


8

C. CPOB DAN CPOTB

CPOTB adalah suatu pedoman yang menjelaskan cara produksi

obat tradisional agar didapatkan suatu produk yang aman dengan sifat dan

mutu yang dihasilkan sesuai dengan yang dikehendaki. Produk yang

bermutu adalah produk yang memenuhi spesifikasi, identitas dan

karakteristik yang telah ditetapkan. Produk yang aman adalah produk yang

tidak mengandung bahan-bahan yang membahayakan kesehatan atau

keselamatan manusia seperti menimbulkan penyakit atau keracunan.

CPOTB menjelaskan persyaratan yang harus dipenuhi tentang penanganan

bahan baku obat tradisional dan seluruh mata rantai pengolahan sampai

menjadi produk akhir.

Manfaat CPOTB untuk kelangsungan hidup industri obat

tradisional yaitu meningkatkan mutu produksi obat, meningkatkan

kepercayaan masyarakat sehingga konsumsi meningkat, dan mencegah

bahaya yang mungkin timbul akibat produk yang tidak memenuhi standar.

Dengan standar pabrik CPOB (Standar pabrik farmasi), maka


fasilitas yang ada di PT.Sido Muncul Antara lain :

1. Laboratorium
a) Laboratorium Instrumentasi
b) Laboratorium Farmakognosi
c) Laboratorium Formulasi
d) Laboratorium Farmakognosi
e) Laboratorium Stabilitas
9

f) Laboratorium Kimia, yang di lengkapi peralatan HPLC (Hight


Pressure Liquid Chromatography), GS ( Gas Chromatography),
dan TLC Scanner (Thin Layer Chromatography) Keseluruhan
Laboratorium di bangun diatas lahan seluas 1200 m2
2. Kebun Percobaan dan Budi Daya Tanaman obat
3. Exstraction center
4. Pengolahan air bersih
5. Pengolahan air Limbah
6. Perpustakaan
7. Klinik Holistik

D. Proses Produksi

Untuk pembuatan produk maka PT sido muncul membutuhkan

bahan baku. Bahan baku adalah simplisia, sediaan galenik, bahan

tambahan atau bahan lainnya, baik yang berkhasiat maupun yang tidak

berkhasiat, yang berubah maupun yang tidak berubah, yang digunakan

dalam pengolahan obat tradisional, walaupun tidak semua bahan tersebut

masih terdapat didalam produk ruahan. Simplisia adalah bahan alamiah

yang dipergunakan sebagai obat tradisional yang belum mengalami

pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain merupakan bahan

yang dikeringkan.

Selain bahan baku juga dikenal istilah produk antara, produk

ruahan dan yang terakhir adalah produk jadi. Produk antara adalah bahan

atau campuran bahan yang masih memerlukan satu atau lebih tahap

pengolahan lebih lanjut untuk menjadi produk ruahan.


10

Produk ruahan adalah bahan atau campuran bahan yang telah

selesai diolah yang masih memerlukan tahap pengemasan untuk menjadi

produk jadi.

Produk jadi adalah produk yang telah melalui seluruh tahap proses

pembuatan obat tradisional.

Dalam proses produksinya PT Sido Muncul memperoleh bahan

baku diambil dari daerah atau wilayah sekitar pabrik. Selain itu bahan

baku yang diambil adalah bahan baku yang dalam kondisi kering, hal

tersebut guna memudahkan proses penyimpan secara baik agar kualitas

bahan baku tetap terjaga. Bahan baku pun didapat dalam rantai pasokan

yang panjang sehingga harus dalam kondisi kering.

Penerimaan bahan baku juga dilakukan dalam gudang bahan baku.

Setiap ada bahan baku yang baru datang, harus dicek terlebih dahulu

sebelum disimpan dalam gudang bahan baku. Pengecekan bahan baku

dilakukan oleh tim QC (TQC/ Team Quality Control).

Dan beberapa tugas QC adalah sebagai berikut :

1. Mengecek tentang kebenaran bahan baku.

Dalam hal ini tim QC mengecek, apakah bahan baku yang datang sudah

sesuai pesanan.

2. Mengecek tentang kebersihan bahan baku.

Maksud bersih disini bukan hanya bersih dari kotoran-kotaran yang

terlihat oleh mata (tanah, lumpur, kerikil, plastik), tetapi yang

terpenting adalah bersih dari bakteri-bakteri yang sifatnya merugikan.


11

3. Mengecek kadar air bahan baku.

Bahan baku yang akan dipakai kadar airnya tidak boleh lebih dari 10%.

Apabila lebih dari 10%, maka kandungan zat aktif dalam bahan baku

akan sedikit. Bahan-bahan baku tersebut akan diatur di rak sesuai

dengan jenisnya. Setiap rak diberi label bahan baku pada papan. Proses

penyimpanan dilakukan di gudang penyimpanan baik gudang simplisia

ataupun non simplisia.

Persediaan dan penyimpanan bahan baku dengan sistem FIFO

(First In, First Out) yaitu bahan yang pertama kali datang adalah bahan

yang akan diproses dahulu. Hal ini dilakukan guna tidak adanya bahan

baku yang menumpuk atau tersimpan terlalu lama yang berakibat pada

rusaknya bahan baku.

Dalam Pengawasan kualitas bahan baku harus memenuhi syarat :

 Bahan yang masuk benar

 Bahan baku harus bersih

 Bahan baku harus disimpan dalam bentuk kering

Dalam pengawasan kualitas bahan baku yang dilakukan adalah :

a. Pemisahan kotoran (penyortiran)

b. Pemotongan, guna mempermudah proses penghalusan

c. Pencucian kembali untuk memastikan bahan benar-benar Bersih.

d. Dikeringkan menggunakan oven.

e. Penyortiran bahan kering, bahan yang berkualitaslah yang dipilih.


12

f. Masuk dalam pengamatan tim pengendali mutu, guna

memastikan sudahkah bahan baku memenuhi standar.

Proses produksi jamu di PT. Sido Muncul ini yang pertama adalah
penerimaan bahan baku, bahan baku yang datang segera dicek QC
(Quality Control), setelah terbukti memenuhi standar penerimaan dan
standar penggunaan kemudian bahan baku dimasukkan ke dalam gudang
penyimpanan bahan baku. Bahan baku yang akan dipakai diambil dari
gudang penyimpanan bahan baku kemudian disortasi, setelah disortasi
kemudian bahan baku dicuci, dikeringkan, digiling, baru kemudian
dicampur (mixing). Setelah proses pencucian kemudian dilakukan proses
pemotongan bahan agar ukurannya lebih kecil, kemudian dilanjutkan
proses pencampuran bahan dalam suatu alat besar mixer blend . Sesudah
proses pencampuran selesai kemudian hasilnya dialirkan melalui pipa-pipa
untuk dilakukan proses pengemasan primer (packaging primer)
menggunakan mesin dua line dan delapan line. Kemudian masuk ke proses
pengemasan sekunder (packaging sekunder), disini produk yang sudah
jadi dicek kembali dengan cara uji sampel oleh tim QC. Setelah selesai
proses pengemasan sekunder kemudian produk dikelompokan berdasarkan
jenisnya dan siap untuk didistribusikan.

E. Hasil Produksi

PT Sido Muncul ternyata tidak hanya memproduksi jenis jamu saja


akan tetapi banyak produk lainnya, berikut akan saya paparkan hasil
produksi dari Perusahaan ini :

1. Tolak Angin

2. Kuku Bima

3. Kuku Bima Ener-G - minuman energi


13

4. Kopi Jahe

5. Permen Tolak Angin

6. New Hemoroa- untuk wasir

7. Fatraper- menurunkan lemak dan kolesterol

8. Kunyit Putih- meningkatkan daya tahan tubuh

9. Esemag- membantu pengobatan mag

10. Temulawak- menjaga kesehatan hati

11. Bilberry Carrot- antioksidan mata

12. Echinacea- meningkatkan daya tahan tubuh

13. Garlic- menjaga kesehatan jantung

14. Daun Dewa- makanan tambahan penderita tumor dan kanker

15. SM Prosta Plus- untuk pembesaran prostat

16. Suprasi- melancarkan ASI

17. Memory - meningkatkan daya ingat

18. Kunyit Asam

19. Sido Muncul Vitamin C1000 mg

20. Jahe Wangi

21. KukuBima Kopi Ener-G

22. KukuBima Kopi GInseng

23.Cola milk Produk terbaru dari PT Sido Muncul


14

F. Lay out

Ruangan di industri farmasi merupakan salah satu aspek yang harus

dijaga kebersihannya. Untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang antar

produk maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1. Permukaan ruangan harus kedap air, tidak terdapat sambungan atau

retakan, tidak merupakantempat pertumbuhan mikroba, mudah

dibersihkan, bagian sudut dan tepi dinding dibuat melengkung.

2. Pipa saluran udara, listrik dipasang diatas langit-langit.

3. Lampu penerangan harus dipasang rata dengan langit-langit.

4. Tahan terhadap bahan pembersih.

Area pabrik dibagi menjadi 4 zona dimana masing-masing zona


memiliki spesifikasi tertentu. Empat zona tersebut meliputi :

a. Unclassified Area
15

Area ini merupakan area yang tidak dikendalikan (Unclassified


area) tetapi untuk kepentingan tertentu ada beberapa parameter yang
dipantau. Termasuk didalamnya adalah laboratorium kimia (suhu
terkontrol), gudang (suhu terkontrol untuk cold storage dan cool
room), kantor, kantin, ruang ganti dan ruang teknik.
b. Black area
Area ini disebut juga area kelas E. Ruangan ataupun area yang
termasuk dalam kelas ini adalah koridor yang menghubungkan ruang
ganti dengan area produksi, area staging bahan kemas dan ruang
kemas sekunder. Setiap karyawan wajib mengenakan sepatu dan
pakaian black area (dengan penutup kepala)

c. Grey area
Area ini disebut juga area kelas D. Ruangan ataupun area yang
masuk dalam kelas ini adalah ruang produksi produk non steril, ruang
pengemasan primer, ruang timbang, laboratorium mikrobiologi (ruang
preparasi, ruang uji potensi dan inkubasi), ruang sampling di gudang.
Setiap karyawan yang masuk ke area ini wajib mengenakan gowning
(pakaian dan sepatu grey). Antara black area dan grey area dibatasi
ruang ganti pakaian grey dan airlock.
d. White area
Area ini disebut juga area kelas C, B dan A (dibawah LAF).
Ruangan yang masuk dalam area ini adalah ruangan yang digunakan
untuk penimbangan bahan baku produksi steril, ruang mixing untuk
produksi steril , background ruang filling , laboratorium mikrobiologi
(ruang uji sterilitas). Setiap karyawan yang akan memasuki area ini
wajib mengenakan pakaian antistatik (pakaian dan sepatu yang tidak
melepas partikel). Antara grey area dan white area dipisahkan oleh
ruang ganti pakaian white dan airlock.
16

Airlock berfungsi sebagai ruang penyangga antara 2 ruang dengan

kelas kebersihan yang berbeda untuk mencegah terjadinya kontaminasi

dari ruangan dengan kelas kebersihan lebih rendah ke ruang dengan kelas

kebersihan lebih tinggi. Berdasarkan CPOB, ruang diklasifikasikan

menjadi kelas A, B, C, D dan E, dimana setiap kelas memiliki persyaratan

jumlah partikel, jumlah mikroba, tekanan, kelembaban udara dan air

change rate.

Selain itu bangunan dan fasilitas pabrik harus terbuat dari bahan

yang mudah disanitasi, lantai ruangan harus rapat, kedap air, permukaan

rata, tidak berpori dan halus. Lantai ruangan cuci dan pembilasan

mempunyai kemiringan yang cukup kearah pembuangan air dan

mempunyai lubang pembuangan yang dilengkapi dengan penahan bau.

Permukaan dinding disebelah dalam harus rata, halus, tahan lama, tidak

mengelupas, tidak beracun mudah dibersihkan sudut mati tetapi

membentuk sudut lengkung, langit-langit tahan lama, tahan air, tidak

mudah bocor dan mengelupas.

Dalam pemilihan lokasi pabrik, diupayakan harus bebas dari

polusi, bebas banjir, penyerapan air tanah baik, jauh dari tempat

pembuangan akhir, jauh dari permukaan penduduk yang kumuh, system

pembuangan air baik, tidak memberi peluang hidup binatang (serangga,

hama, mikroba), jauh dari lingkungan yang kotor.

Lingkungan dipertahankan dalam keadaan bersih dengan cara

sampah buangan pabrik dikumpulkan sementara atau tempat khusus dan


17

segera dibuang atau didaur ulang sehingga tidak menumpuk atau

meninbulkan hama, tempat pembuangan sampah harus tutup supaya tidak

bau dan tidak menimbulkan pencemaran.


BAB III

PEMBAHASAN

Kami memilih PT Sido Muncul dikarenakan industri ini telah

memiliki sertifikat CPOB dan CPOTB sehingga tidak diragukan lagi

kualitas produk maupun cara produksinya. Industri ini juga lebih memilih

untuk mengembangkan obat herbal dimana kita telah mengetahui salah

satu produk andalannya yaitu tolak angin dan kukubima. Pada acara

kunjungan industri ini, kami mengelilingi pabrik jamu herbal ini dan

kami melihat proses produksi, distribusi, maupun pengelolaan SDM di PT.

Sido Muncul ini.

Dan tempat pertama yang kami kunjungi yaitu gudang bahan baku.

Gudang bahan baku ini memiliki luas 60 hektar. Didalam gudang ini berisi

bahan-bahan baku yang diperoleh dari berbagai tempat misalnya dari

daerah sekitar Semarang, Boyolali, Magelang, dan lain-lain. Bahan baku

ini biasanya dalam bentuk simplisia serta disimpan dalam gudang

simplisia. Digudang ini kurang lebih 160 jenis tanaman obat yang

diletakan dalam sebuah rak dan bersusun dengan bagian dasar dialasi

Ampal dengan tujuan agar tidak terjadi kontak langsung dengan lantai

yang akan menyebabkan kelembaban. Kelembaban inilah yang sering

memicu pertumbuhan bakteri sehingga bahan mudah busuk.

18
19

Selain gudang Simplisia terdapat juga gudang Non Simplisia yaitu

suatu gudang yang menyimpan bahan baku selain simplisia dan berupa

barang jadi, biasanya berupa serbuk ataupun cair. Bahan didudang ini

sering digunakan sebagai zat tambahan ataupun pemanis. Di gudang ini

kami hanya dapat mendengar penjelasan dari bagian humas karena kami

tidak diizinkan masuk ke gudang.

Bahan baku yang ada digudang ini sudah distandarisasi yaitu

dengan proses sortasi (memisahkan kotoran pada bahan). Bahan baku yang

sudah lolos namun dicurigai terdapat karakteristik yang belum terpenuhi

maka harus melalui proses karantina, bahan baku yang dikarantina diberi

perlakuan selanjutnya yaitu diamati, diambil tindakan sesuai masalah yang

ada misalnya mengenai karakteristik visual, fisik, misalnya masalah warna

pada sirih, akar yang belum cukup umur pada tanaman pasak bumi dan zat

aktif yang kurang maksimal. Penanganan masalah ini tergantung

spesifikasi masing-masing tanaman.

Tanaman-tanaman obat juga harus dijaga temperaturnya, sehingga

bangunan gedung penyimpanan bahan baku diatur sedemikian rupa agar

temperaturnya tetap terjaga. Kadar air pada tanaman minimal 10%,

sehingga tanaman harus dikeringkan melalui penguapan (solvasi),

pencucian dan pengeringan. Apabila tanaman tersebut termasuk non

simplisia yaitu bahan-bahan untuk minuman kotak maka tidak perlu full

standaritation, karena sudah ada standarisasi patennya.


20

Kemudian perjalanan dilanjutkan ke area pabrik di samping

gudang bahan baku dan kami melihat proses pengemasan untuk produk-

produk dari PT. Sido Muncul baik produk cair maupun serbuk. Setelah itu

kita juga melihat proses pengepakan (packing) yang melalui proses primer

dan sekunder, proses primer ini proses pengemasan pertama yang

dilakukan dengan mesin tanpa mengabaikan efisiensi dan kualitas. Rata –

rata dalam 1 jam mampu menghasilkan 300 sachet. Selanjutnya dilakukan

proses sekunder yaitu pengemasan lanjutan yang dilakukan secara manual

dan dikelompokan berdasarkan jenisnya serta memperhatikan kualitas

produk yang dihasilkan. Wadah dalam pengepakan ada yang berupa dus,

toples bening, plastik bening maupun renceng. Dalam proses pengemasan

juga memiliki QC yang bertujuan untuk mengambil sampel tiap lot.

Selanjutnya kami menuju ke Laboratorium, industri ini telah bersertifikat

ISO 1705, di Laboratorium terdapat kegiatan formulasi dan produksi.

Dibagian formulasi dimana menciptakan inovasi-inovasi terhadap sediaan

produk seperti cair, instan ataupun tablet. Sedangkan dibagian produksi

terdapat proses peninjauan terhadap hal yang dilakukan dilapangan.

Perjalanannya dilanjutkan ke lantai dua yaitu Laboratorium

microbiologi dan Laboratorium farmakologi. Uji terhadap kondisi

microbiokimia dari sejak awal diterima bahan, proses produksi, bahan jadi

ini terdapat di Laboratorium microbiologi. Di Laboratorium ini harus

dipastikan bahwa produk angka kuman, patogen harus negatif. Dilantai

dua ini juga terdapat ruang instrumentasi, alat-alat yang digunakan


21

diantaranya GC, Spektrofotometer UV-VIS, UVLC, AAS, GCMS. Selain

ruang instrumentasi juga terdapat Laboratorium stabilitas dan

perpustakaan, yang membuat kami terkesan yakni adanya perpustakaan

karena hal ini tidak kami bayangkan sebelumnya, diantara Laboratorium-

Laboratorium yang ada ternyata terdapat perpustakaan. Hal ini

menunjukan bahwa di PT. Sido Muncul ini masih mengembangkan

ilmunya berdasarkan teori dan resensi yang ada, dimana hasilnya jauh

lebih baik daripada dengan formulasi hafalan dari seorang ilmuwan yang

terkadang mulai lupa.

Selanjutnya mengunjungi ruang produksi tolak angin cair.

Informasi yang kami peroleh dan berdasarkan apa yang kami lihat, proses

pembuatan tolak angin ini mula-mula dengan cara dimasak, disalurkan

dengan selang pendingin dimana suhu kelembabannya diatur, dan

dilakukan juga packing primer diruang antara pengecekan barang dang

packing sekunder. Ketika disortir akan terdapat produk yang lolos atau

tidak reject. Bagi yang lolos akan melalui proses kartoni digudang

sedangkan produk yang tidak lolos akan dicek ulang.

Selanjutnya kami mengunjungi ruang produksi Kuku Bima Energi.

Kuku Bima Energi ini merupakan suplemen makanan, pada proses

produksinya menggunakan alat pencampur homogen kemudian keluar

langsung dilanjutkan dengan pengemasan primer. Di proses ini kami

melihat perbedaan seragam yang digunakan karyawan, dimana pada proses


22

packing menggunakan baju bebas tetapi tetap menggunakan penutup

kepala, sedangkan pada ruang yang terdapat alat pencampur homogen

menggunakan baju anti statis.

Tempat terakhir yang kami kunjungi yaitu kawasan agro wisata

PT.Sido Muncul. Disini kami melihat beberapa tanaman obat koleksi PT.

Sido Muncul dan binatang-binatang seperti harimau, monyet, burung,

singa dan lain-lain. Disini dapat dilihat betapa pedulinya industri ini

terhadap lingkungan, terlihat dari kebersihan dan asrinya taman ini.

Setelah berjalan-jalan melihat kawasan agro wisata kami

melanjutkan kerumah joglo yang ada disekitar kawasan agro wisata ini,

pemandangannya yang indah. Dirumah joglo diadakan sesi Tanya jawab

dimana pada sesi ini kami juga disuguhkan dengan minuman hasil produk

terbaru PT. Sido Muncul, yaitu cola milk. Pertanyaan yang sangat

menarik yaitu tentang bagaimana proses pengolahan limbah, apa kelebihan

PT Sido Muncul? Bagaimana proses pengenalan tentang produk baru dan

Recruitment karyawan?

Menurut bagian humas masalah limbah, PT.Sido Muncul sudah

sangat baik mengatasinya, diantaranya air limbah dialirkan melalui pipa

yang digunakan untuk menyuburkan tanaman , sedangkan limbah padat

(organik dan anorganik) didaur ulang oleh masyarakat sekitar, dan ada

yang dimusnahkan dengan mesin generator suhu tinggi, dimanfaatkan

untuk pengeringan. Limbah organik paling banyak dihasilkan sehingga


23

dijadikan pupuk organik yang sudah diperjual belikan. Selain itu

mengunakan mesin destilasi akan diperoleh minyak atsiri dari limbah yang

disuling ampasnya menjadi pupuk bioorganic. Kemudian beliau

melanjutkan tentang kelebihan dan produk pertama industri ini,

kelebihannya yaitu telah memiliki 2 sertifikat baik CPOB maupun

CPOTB, selain itu telah menggunakan mesin higienis dan modern serta

produknya telah memenuhi syarat yang telah ditentukan. Sedangkan

produk pertamanya yaitu berupa serbuk halus sederhana seperti kunyit

asam dan beras kencur. Untuk recruitment sendiri sama seperti perusahaan

lain yaitu ada tes psikotes, kesehatan dan terakhir adalah interview. Untuk

proses promosinya sendiri dilakukan dengan iklan, Kunjungan industri

dengan disuguhkan produk baru.


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari Kegiatan Kunjungan Lapangan di

PT.Sido Muncul Diantaranya yaitu :

1. PT Sido Muncul telah memiliki sertifikat pembuatan obat yang baik

meliputi CPOB dan CPOTB, serta laboratorium bersertifikat ISO

1705.

2. Proses produksi jamu di PT. Sido Muncul yang pertama adalah

penerimaan bahan baku, bahan baku yang datang segera dicek QC

(Quality Control), setelah terbukti memenuhi standar penerimaan dan

standar penggunaan kemudian bahan baku dimasukkan ke dalam

gudang penyimpanan bahan baku.

3. Setiap laboratorium di PT Sido Muncul memilki tenaga ahli dari

berbagai disiplin ilmu,sehingga hasil pengujiannya bisa maksimal.

4. Pengolahan limbah produksi di PT.Sido Muncul dapat dimanfaatkan

untuk pembuatan Minyak Atsiri, Pupuk Organik dan Briket

5. Produk unggulan dari PT. Sido Muncul antara lain Tolak Angin dan

Kuku Bima Ener-G . Tolak Angin terdiri dari sediaan cair dan juga

permen, sedangkan kukubima ener G bentuk serbuk effervessent.

24
25

B. SARAN

Saran dari Kegiatan Kunjungan Lapangan yang dapat saya paparkan

diantaranya adalah :

1. Kebersihan dilingkungan produksi harus tetap dijaga.

2. Pada Saat kunjungan humas PT Sido Muncul dalam memberikan

materi tidak terlalu cepat, sehingga mahasiswa dapat memahami

dengan baik.

3. Karyawan PT.Sido Muncul seharusnya menggunakan seragam yang

sesuai dengan tempat kerja masing – masing sehingga mudah untuk

dibedakan antar bagiannya.

4. Pada saat pengenalan produk baru seharusnya dipaparkan tentang

alasan pembuatan dan kelebihan produk tersebut.

5. Kawasan Argowisata dan Kebun tanaman obat harus dijaga dan

dikembangkan sehingga mampu menjadi unggulan selain dari produk

obatnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). DepKes RI


http://ptsido-muncul.blogspot.com ( Diakses pada )
perpustakaan.uns.ac.id ( Diakses pada )
www.sidomuncul.com ( Diakses pada )

26

You might also like