You are on page 1of 14

MAKALAH

KLASIFIKASI TATA BAHASA

DISUSUN OLEH :

HARDI MANDALA PUTRA


NPM. 17010019

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS DEHASEN
BENGKULU
2018

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Klasifikasi Tata Bahasa”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

Bengkulu, Februari 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan .................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahasa ................................................................................ 2
B. Bahasa Dan Faktor Luar Bahasa .......................................................... 2
1. bahasa Komunikasi Sosial Sebagai ................................................ 2
2. Masyarakat Bahasa......................................................................... 5
3. variasi dan status Sosial Bahasa ..................................................... 5
C. Klasifikasi Bahasa ................................................................................ 6
1. Klasfikasi Genetis .......................................................................... 6
2. Klasifikasi Tipologis ...................................................................... 8
3. Klasifikasi Areal............................................................................. 8
4. Klasifikasi Sosiolinguistik ............................................................. 8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .......................................................................................... 10
B. Saran ..................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Objek kajian linguistik tidak lain adalah bahasa, yakni bahasa manusia
yang berfungsi sebagai sistim komunikasi yang menggunakan ujaran sebagai
medianya; bahasa keseharian manusia; bahasa yang dipakai sehari-hari oleh
manusia sebagai anggota masyarakat tertentu, atau dalam bahasa Inggris
disebut denganan ordinary languageatau a natural language. Ini berarti bahasa
lisan (spoken language) sebagai obyek primer linguistik, sedangkan bahasa
tulisan (written language) sebagai obyek sekunder linguistik, karena bahasa
tulisan dapat dikatakan sebagai “turunan” bahasa lisan.

B. Tujuan Penulisan
Yaitu, agar tulisan dari makalah ini diharapkan mampu memiliki
kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis
diharapkan tulisan dari makalah ini menambah khazanah teoritis keilmuan
Linguistik Umum dan secara praktis diharapkan Tulisan dari makalah ini
menambah pengetahuan, wawasan dan keilmuan bagi penulis maupun bagi
pembaca.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahasa
Kata bahasa dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna
atau pengertian. Sebagai objek kajian linguistik, parole merupakan objek
konkret yang berwujud ujaran nyata yang diucapkan oleh para bahasawan dari
suatu masyarakat bahasa. Fungsi bahasa adalah alat komunikasi bagi manusia.
Djoko kenjono dan kridalaksana mengemukan ‘bahasa adalah sistem lambang
bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok social untuk
bekerja sama berkomunikasi dan mengiditifikasa diri.

B. Bahasa Dan Faktor Luar Bahasa


1. bahasa Komunikasi Sosial Sebagai
Secara objektf hakikat keberadaan bahasa tidak dapat dipisahkan
dengan kehidupan manusia. Hakikat makna bahasa dan keberadaan bahasa
senantiasa memproyeksikan kehidupan manusia yang sifatnya tidak
terbatas dan kompleks.
Dalam konteks proyeksi kehidupan manusia, bahasa senantiasa
digunakan secara khas dan memiliki suatu aturan permainan tersendiri.
Untuk itu, terdapat banyak permainan bahasa dalam kehidupan manusia,
bahkan dapat dikatakan tidak terbatas, dan nantara tata permainan satu
dengan lainnya tidak dapat dintentukan dengan suatu aturan yang bersifat
umum. Namun demikian, walaupun terdapat perbedaan adakalanya
terdapat sutau kemiripan, dan hal ini sulit ditentukan secara secara definitif
dan pasti. Meskipun orang tidak mengetahui secara persis sebuah
permainan bahasa tertentu, namun ia mengetahui apa yang harus diperbuat
dalam suatu permainan. Oleh karena itu, untuk mengungkapkan hakikat
bahasa dalam kehidupan manusia dapat dilaksanakan dengan melakukan
suatu deskripsi serta memberikan contoh-contoh dalam kehidupan
manusia yang digunakan secera berbeda.

2
Sebagian orang berpendapat bahwa bahasa sebagai sesuatu yang kita
lakukan untuk orang lain; sebuah permainan dari simbol verbal yang
didasarkan dengan rasa indera kita (pencitraan). Sebagai sistem mediasi,
bahasa tidak hanya menggambarkan cara pandang manusia tentang dunia
dan konsepsinya, tetapi juga membentuk visi tentang realitas.
Pandangan di atas, merajut pada pemikiran bahwa dengan
melukiskan bahasa sebagai penjelmaan pikiran dan perasaan, yaitu budi
manusia, maka bahasa itu mendapat arti jauh lebih tinggi daripada sistem
bunyi atau fonem. Oleh karena itu budilah yang melahirkan kebudayaan,
maka bahasa sebagai penjelmaan daripada budi itu adalah cerminan
selengkap-lengkapnya dan sesempurna dari kebudayaan.
Perhatian terhadap kelompok-kelompok minoritas ini sekarang telah
menjadi betapa penting dengan adanya kontak antarbudaya, namun
diasumsikan bahwa komunikasi antabudaya itu sangat sulit. Hal ini
disebabkan karena jika bahasa sebagai sistem bunyi gagal mengendap
dalam kantong-kantong budaya, maka masyarakat pun gagal untuk
memahami dan dipahami dalam konteks komunikasi antarbudaya.
Dari pernyataan diatas dapat dirtarik kesimpulan bahwa bahasa
merupakan salah satu alat untuk mengadakan interaksi terhadap manusia
yang lain. Jadi bahasa tersebut tidak dapat dipisahkan dengan manusia.
Dengan adanya bahasa kita kita dapat berhubungan dengan masyarakat
lain yang akhirnya melahirkan komunikasi dalam masyarakat.
Di dalam kehidupan masyarakat fungsi bahasa secara tradisional
dapat dikatakan sebagai alat komunikasi verbal yang digunakan oleh
masyarakat untuk berkomunikasi. Akan tetapi, fungsi bahasa tidak hanya
semata-mata sebagai alat komunikasi. Bagi Sosiolinguistik konsep bahasa
adalah alat yang fungsinya menyampaikan pikiran saja dianggap terlalu
sempit. Chaer (2004:15) berpendapat bahwa fungsi yang menjadi
persoalan Sosiolingustik adalah dari segi penutur, pendengar, topik, kode,
dan amanat pembicaraan. Maksud dari pernyataan tersebut pada intinya

3
bahwa fungsi bahasa akan berbeda apabila ditinjau dari sudut pandang
yang berbeda sebagaimana yang telah disebutkan di atas.
Adapun penjelasan tentang fungsi-fungsi bahasa tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Segi penutur
Dilihat dari segi penutur maka bahasa itu berfungsi personal atau
pribadi. Maksudnya, si penutur menyatakan sikap terhadap apa yang
dituturkannya, bukan hanya menyatakan sikap lewat bahasa tetapi juga
memperlihatkan sikap itu sewaktu menyampaikan tuturannya, baik
sedang marah, sedih, ataupun gembira.
b. Segi pendengar
Dilihat dari segi pendengar maka bahasa itu berfungsi direktif,
yaitu mengatur tingkah laku pendengar. Dalam hal ini, bahasa itu tidak
hanya membuat si pendengar melakukan sesuatu, tetapi melakukan hal
sesuai dengan keinginan si pembieara
c. Segi topic
Dilihat dari segi topik maka bahasa itu berfungsi referensial.
Dalam hal ini bahasa itu berfungsi sebagai alat untuk membicarakan
objek atau peristiwa yang ada di sekeliling penutur atau yang ada
dalam budaya pada umumnya.
d. Segi kode
Dilihat dari segi kode maka bahasa itu berfungsi metalingual
atau metalinguistik, yaitu bahasa digunakan untuk membicarakan
bahasa itu sendiri, seperti pada saat mengajarkan tentang kaidah-
kaidah atau aturan-aturan bahasa yang dijelaskan dengan
menggunakan bahasa.
e. Segi amanat
Dilihat dari segi amanat yang disampaikan maka bahasa itu
berfungsi imaginatif, yakni bahasa itu dapat digunakan untuk
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan (baik sebenarnya
maupun khayalan/rekaan).

4
2. Masyarakat Bahasa
Dalam sosiolinguistik Dell Hymes tidak membedakan secara
eksplisit antara bahasa sebagai sistem dan tutur sebagai keterampilan.
Keduanya disebut sebagai kemampuan komunikatif (communicative
competence). Kemampuan komunikatif meliputi kemampuan bahasa yang
dimiliki oleh penutur beserta keterampilan mengungkapkan bahasa
tersebut sesuai dengan. fungsi dan situasi serta norma pemakaian dalam
konteks sosialnya.
Kemampuan komunikatif yang dimiliki individu maupun kelompok
disebut verbal repertoire. Jadi verbal repertoire dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu verbal repertoire yang dimiliki individu dan yang
dimiliki masyarakat. Jika suatu masyarakat memiliki verbal repertoire
yang relatif sama dan memiliki penilaian yang sama terhadap pemakaian
bahasa yang digunakan dalam masyarakat disebut masyarakat bahasa.
Berdasarkan verbal repertoire yang dimiliki oleh masyarakat,
masyarakat bahasa dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a. Masyarakat monolingual (satu bahasa)
b. masyarakat bilingual (dua bahasa)
c. masyarakat multilingual.(lebih dari 2 bahasa)
3. variasi dan status Sosial Bahasa
Bahasa itu bervariasi karena anggota masyarakat penutur bahasa
itsangat beragam dan bahasa itu sendiri digunakan untuk keperluan yang
beragapula. Berdasarkan penuturnya kita mengenal adanya dialek-dialek
baik dialeregional maupun dialek sosial.
Ada dua macam variasi bahasa yang dibedakan berdasarkan status
pemakaiannya. Yang pertama adalah variasi bahasa tinggi (variasi bahasa
Tvariasi T digunakan dalam situasi-situasi resmi, seperti pidato
kenegaraan bahasa pengantar dalam pendidikan, khotbah dan lain-lain.
Variasi T per dipelajari melalui pendidikan formal di sekolah-sekolah.
Yang kedua adalah variasi bahasa rendah (variasi bahasa R). variasi R
digunakan dalam situasi yang tidak formal seperti di rumah, warung,

5
catatan sendiri, dll. Variasi R langsung dipelajari dari masyarakat umum,
dan tidak pernah dalam pendidikan formal.

C. Klasifikasi Bahasa
Klasifikasi dilakukan dengan melihat kesamaan ciri yang ada pada
setiap bahasa. Bahasa-bahasa di dunia sangat banyak dan para penuturnya juga
terdiri dari bangsa,suku bangsa atau etnis yang berbeda-berbeda. Oleh karena
itu, kriteria apakah yang digunakan dalam membuat klasifikasi ini? Ada begitu
banyak ciri yang bisa digunakan,sehingga hasil klasifikasi juga dapat
bermacam-macam .Menurut greenberg (1957-66) suatu klasifikasi yang baik
harus memenuhi persyaratan nonarbitrer,ekshaustik,dan unik.yang dimaksud
dengan nonarbitrer adalah bahwa kriteria klasifikasi itu tidak boleh semuanya
hanya harus ada satu kriteria,tidak boleh ada kriteria lainnya.
Dengan kriteria yang hanya satu ini, yang nonarbitrer maka hasilnya
akan ekshaustik.Artinya,setelah klasifikasi dilakukan tidak ada lagi sisanya
semua bahasa yang ada dapat masuk kedalam kedalam salah satu kelompok
.Selain itu hasil klasifikasi juga harus unik. Maksudnya ,kalau suatu bahasa
sudah masuk ke dalam salah satu kelompok, dia tidak bisa masuk lagi dalam
kelompok yang lain.kalau sebuah bahasa bisa masuk kedalam dua kelompok
atau lebih maka berarti hasil klasifikasi itu tidak unik.
Klasifikasi bahasa dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Klasfikasi Genetis
Klasfikasi genetis disebut juga klasfikasi geneologis,dilakukan
berdasarkan garis keturunan bahasa-bahasa itu.Artinya,suatu bahasa
berasal atau diturunkan dari bahasa yang lebih tua. Menurut teori
klasfikasi genetis ini,suatu bahasa proto (Bahasa tua,bahasa semula) akan
pecah dan menurunkan dua bahasa baru atau lebih.Lalu,bahasa pecahan ini
akan menurunkan pula bahasa-bahasa lain.kemudian bahasa-bahasa lain
itu akan menurunkan lagi bahasa-bahasa pecahan berikutnya.sejauh
ini,klasifikasi yang telah dilakukan dan banyak diterima orang secara
umum,adalah bahwa bahasa-bahasa yang ada di dunia ini terbagi dalam

6
sebelas rumpun besar. Lalu,setiap rumpun dapat dibagi lagi atas
subrumpan,dan sub-subrumpan yang lebih kecil kesebelas rumpun itu
adalah:
a. Rumpun indo eropa,yakni bahasa-bahasa german,indo-
iran,armenia,baltik,slavik,roaman,keltik,dan gaulis
b. Rumpan Hamito-semit atau Afro-asiatik,yakni bahasa-bahasa
koptis,berber,kushid,chad yang termasuk dalam subrumpan hamit,dan
bahasa arab,etiopik dan ibrani yang termasuk subrumpan semit.
c. Rumpan chari-Nil,yakni bahasa-bahasa swahili,bentuk dan khoisan.
d. Rumpan dravida,yaitu bahasa-bahasa telugu,tamil,kanari,dan
malayalam.
e. Rumpun Austronesia yaitu bahasa-bahasa indonesia
(melayu,austronesia barat),melanesia,mikronesia,polinesia.
f. Rumpan kaukasus
g. Rumpun finoo-ugris,yaitu bahasa-bahasa hungar,lapis dan samoyid
h. Rumpan paleo asiatis atau hiperbolis,yaitu bahasa-bahasa yang
terdapat disiberia timur.
i. Rumpan ural-altai,yaitu bahasa-bahasa
mongol,manchu,tungu,turki,korea dan jepang
j. Rumpan sinoso-tibet,yakni bahasa-bahasa yenisei,ostyak,tibeto,buma
dan cina
k. Rumpan bahasa-bahasa indian,yakni bahasa-bahasa Eskimo,Aleut,Na-
dene,Algonkin,wakshan hoken,sioux,penutio,aztek-tanoan dan
sebagainya.
Klasifikasi genetis ini menunjukkan bahwa perkembangan bahasa-
bahasa di dunia ini bersifat divergensif,yakni memacah dan menyebar
menjadi banyak,tetapi pada maasa mendatang karena situasi politik dan
perkembangan teknologi komunikasi yang semakin
canggih,perkembangan yang konvergensif tampaknya akan lebih mungkin
dapat terjadi.

7
2. Klasifikasi Tipologis
Klasifikasi tipologis dilakukan berdasarkan kesamaan tipe atau tipe-
tipe yang terdapat pada sejumlah bahasa. Tipe ini merupakan unsur
tertentu yang dapat timbul berulang-pulang dalam suatu bahasa. Unsur-
unsur yang berulang ini dapat mengenai bunyi,morfem,kata,frase,kalimat
dan sebagainya.oleh karena itu , klasifikasi tipologi ini dapat dilakukan
pada semua tataran bahasa. Maka,karena itu hasil klasifikasinya dapat
bermacam-macam.akibatnya hasil klasfikasi ini menjadi bersifat arbitrer
karena tidak terikat oleh tipe tertentu melainkan bebas menggunakan tipe
yang mana saja,atau menggunakan berbagai macam tipe.
3. Klasifikasi Areal
Klasfikasi areal dilakukan berdasarkan adanya hubungan timbal
balik antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain didalam suatu areal
atau wilayah, tanpa memperhatikan apakah bahasa itu berkerabat secara
genetik atau tidak.yang terpenting adanya data pinajam-meminjam yang
meliputi pinjaman bentuk dan arti. Klasfikasi ini bersifat arbitrer karena
dalam kontak sejarah bahasa-bahasa itu memberikan pengaruh timbal-
balik dalam hal-hal tertentu yang terbatas.klasfikasi ini pun bersifat
nonekshaustik sebab masih banyak bahasa-bahasa didunia ini yang masih
bersifat tertutup,dalam arti belum menerima unsur-unsur luar.
4. Klasifikasi Sosiolinguistik
Klasfikasi sosiolinguistik dilakukan berdasarkan hubungan antara
bahasa dengan faktor-faktor yang berlaku dalam masyarakat tepatnya
berdasarkan status,fungsi,penilaian yang diberikan masyarakat terhadap
bahasa itu.klasfikasi sosiolinguistik ini pernah dilakukan oleh William A.
Stuart tahun 1962 yang dapat kita baca dalam artikelnya “An outline of
linguistic typology for describing multilinguasm” .Klasfikasi ini dilakukan
berdasarkan empat ciri atau kriteria,yaitu historisitas,standardisasi,vitalitas
dan homogenesitas.Kriteria standardisasi berkenaan dengan statusnya
sebagai bahasa baku atau tiadak baku,atau statusnya dalam pemakaian
formal atau tidak formal.vitalitas berkenaan dengan apakah bahasa itu

8
mempunyai penutur yang menggunakannya dalam kegiatan sehari-hari
secara aktif atau idak.sedangkan homogenesitas berkenaan dengan apakah
leksikon dan tata bahasa dari bahasa itu diturunkan.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Demikianlah, telah dibicarakan ciri-ciri bahasa yang dapat dianggap
sebagai sifat hakiki bahasa yang fundamental. Bahasa memiliki sistem,
lambang, bunyi dan bersifat arbiter. Bahasa juga mempunyai makna, bersifat
konvensional, unik, universal, produktif, dinamis dan bervariasi. Adapun
fungsi bahasa sebagai alat interaksi sosial dan sebagai identitas penuturnya.
Masyarakat bahasa artinya sekelompok orang yang merasa
menggunakan bahasa yang sama.
Variasi dan status sosial bahasa Bahasa itu bervariasi karena anggota
masyarakat penutur bahasa sangat beragam dan bahasa digunakan untuk
keperluan yang beragam. Diglosia: perbedaan variasi bahasa T dan bahasa R,
masyarakat yang mengadakan perbedaan disebut masyarakat diglosis.

B. Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah banyk kekjuranganya dari
pada kelebihanya. Untuk itu, kami dari penyaji mengharapkan kritik dan saran
agar pembuatan makalah yang akan datang bisa lebih baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ardiana, Leo Indra. 2007. Spikoliguistik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Alisjahbana, St. Takdir; 1987. Tata Bahasa Baru Indonesia I. Jakarta, Dian
Rakyat.

_____; 1980. Tata Bahasa Baru Indonesia II. Jakarta, Dian Rakyat.

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

http://umarkhalid33sastra.blogspot.com/2010/05/dasar-dasar-linguistik-
umum.htlm

Keraf, Gorys; 1981. Tata Bahasa Indonesia. Ende – Flores : Nusa Indah.

Parera, Jos Daniel; 1977a. Pengantar Linguistik Umum. Seri A. Kisah zaman
:Ende – Flores : Nusa indah.

__; 1977b. Pengantar Linguistik Umum. Seri B. Bidang Morfologi. Ende – Flores
: Nusa indah.
__; 1978. Pengantar Linguistik Umum. Seri C. Bidang Sintaksis. Ende – Flores :
Nusa indah.

Pateda, Mansoer; 1981. Pengantar ke Bahasa Indonesia. Gorontalo : Viladan.


Diposkan oleh evyca di 01.44

11

You might also like