You are on page 1of 34

SKENARIO 3

Sakit Pinggang

Pasien X, 30 Tahun datangke RS dengan keluhan tiba-tiba merasa sakit pinggang


sebelah kiri yang tak tertahankan. Pasien juga merasa kan mual dan muntah sejak
3 hari yang lalu. Pasien mengatakan khawatir dengan kondisinya. Klien
mengatakan pertama kali merasakan seperti ini.

A. KLARIFIKASI ISTILAH PENTING


1. Nyeri adalah sensasi sujektif rasa tidak nyaman yang biasanya berkaitan
dengan kerusakan jaringan actual atau potensial. Nyeri dapat bersifat
protektif, yaitu menyebabkan individu menjauh dari stimulus yang
berbahaya, atau tidak melakukan fungsi, seperti pada kasus kronis. Nyeri
dirasakan apabila reseptor nyeri spesifik teraktivasi. Deskripsi nyeri
bersifat subjektif dan objektif, berdasarkan lama (durasi), kecepatan
sensasi, dan lokasi. (Corwin, 2009)
2. Mual (nausea) adalah sensasi subjektif yang tidak menyenangkan dan
sering mendahului muntah. Mual disebabkan distensi atau iritasi di bagian
mana saja dari saluran gastrointestinal, tetapi juga dapat distimulasi oleh
pusat otak yang lebih tinggi. Interpretasi mual terjadi di medulla, berdekan
atau bagian dari pusat muntah. (Corwin, 2009)
3. Muntah adalah reflex kompleks yang diperantarai pusat muntah di medulla
oblongata otak. Impuls-impus aferen berjalan ke pusat muntah sebagai
aferen vagus dn simpatis. Impuls-impuls aferen berasal dari lambung atau
duodenum dan muncul sebagai respon terhadap distensi yang berlebihan
atau iritasi, atau kadang-kadang sebagai respons terhadap stimulasi
kimiawi oleh emetic (bahan yang menyebabkan muntah), misalnya Ipekak.
Hipoksia dan nyeri juga dapat menstimulasi muntah dengan mengaktivasi
pusat muntah. (Corwin, 2009)

1
B. KATA KUNCI
1. Umur 30 Tahun
2. Tiba-tiba nyeri pinggang
3. Nyeri pinggang di bagian kiri
4. Nyeri tak tertahankan
5. Merasa mual dan muntah sejak 3 hari lalu

2
C. MINDMAP/LEMBAR CEKLIS NYERI PINGGANG
1. Mind Map

PIELONEFRITIS NEFROLITIASIS.
KANKER GINJAL Definisi: Definisi:
Pielonefritisadalahinflamasipada pelvis Batu ginjal (nefrolitiasis) adalah suatu keadaan di
Definisi : mana terdapat batu di dalam organ ginjal. Batu ginjal
Kanker ginjal adalah suatu jenis kanker yang ginjaldanparenkimginjal yang
disebabkankarenaadanyainfeksiolehbakteri. merupakan salah satu penyakit ginjal yang
menyerang ginjal. Ginjal adalah organ di dalam disebabkan oleh penumpukan mulekul yang
Infeksibakteripadajaringanginjal yang
mengalami sebuah pengendapan.(Ariani, 2016)
tubuh yang berfungsi menyaring kotoran dari dimulaidarisalurankemihbagianbawahterusnaikkegi
njal.Infeksiinidapatmengenaiparenchymamaupun Etiologi:
darah dan mengubahnya menjadi urine. renal pelvis (pyelum = pialaginjal) (Irianto, 2014). a. Terlalu pekatnya kadar garam dalam urin
sehingga mengendap menjadi batu dalam
Etiologi: saluran kemih
Etiologi : 1. Escherechia coli b. Terlalu lama menahan kemih sehingga
1. Kelebihan berat badan atau obesitas. 2. proteus urin menjadi pekat
2. Memiliki anggota keluarga penderita kanker 3. Klebsiella c. Kurang minum air putih sehingga jumlah
4. Streptokokus faecalis urin yang dikeluarkan kurang
ginjal. d. Terlalu banyak zat kimia yang terdapat
3. Merokok. 5. Enterokokus
dalam urin, seperti kapur dan garam
4. Penyakit hipertensi. oksalat
Manifestasi :
e. Kelebihan vitamin D, kadar asam urat,
1. Disuria
atau terlalu banyak mengonsumsi
Manifestasi Klinik : 2. Seringberkemih
kalsium.
1. Nyeri Punggung 3. Nokturia
A. Manifestasi Klinis
4. Urine keruh
2. Benjolan Tak Wajar a. Nyeri sering bersifat kolik
5. Hematuria
3. Kehilangan Berat Badan 6. Mual dan muntah
b. obstruksi atau timbul infeksi.
4. Demam c. Hematuria,
7. Demam, menggigil, nyeripanggul
5. Nyeri pinggang d. Penurunan pengeluaran urine
Perubahan status mental (misalnya, konfusi [lansia])
e. Darah bercampur urin
f. Rasa ingin kencing
g. Mual hingga muntah
h. Nyeri pinggang

3
2. Lembar ceklis

Manifestasi Klinis Kanker Ginjal Pielonefritis Nefrolitiasis


Umur 30 tahun + + +
Nyeri Pinggang + + +
Tiba-tiba merasakan
nyeri pinggang sebelah - - +
kiri

Nyeri yang dirasakan


- - +
tak tertahankan

Mual - + +

Muntah + + +

Khawatir dengan
+ +
kondisinya +

D. PERTANYAAN PENTING
1. Apa hubungan antara umur klien dengan gejala yang dialaminya?
2. Mengapa klien merasa sakit pinggang secara tiba-tiba?
3. Mengapa nyeri yang dirasakan klien tidak tertahankan?
4. Apa penyebab klien merasakaan mual dan mutah?

E. JAWABAN PERTANYAAN
1. Klien merasakan nyeri diduga akibat adanya batu pada ginjal, atau biasa
disebut batu ginjal. Jenis penyakit ini paling sering dialami seseorang yang
sudah berusia sekitar 30-50 tahun.(Ariani, 2016) Pembentukan batu akan
meningkat sesuai umur dan mencapai maksimal pada tingkat dewasa
dibandingkan dengan anak-anak, karena nefron pada anak-anak kurang
berkembang yang ditandai oeh pendeknya ukuran dan berkurangnya
volume tubulus proksimal maupun di lengkung henle. Sehingga
berkurangnya pembentukan Kristal yang berlebih. Semakin bertambahnya
umur juga menyebabkan gangguan peredaran darah seperti hipertensi dan
juga peningkatan kolestrol. Hipertensi dapat menyebabkan pengapuran
ginjal yang dapat berubah menjadi batu sedangkan kolestrol tinggi

4
merangsang agregasi dengan Kristal kalsium oksalat dan kalsium fosfat
sehingga mempermudah terbentuknya batu. Efek mekanik dari
pembentukan batu menimbukan gejala klinis nyeri yang khas.
Referensi: Resopitory.Unisba.ac.id
2. Pada batu ginjal biasanya tidak akan dirasakan penderitanya jika batu
tersebut berada didalam ginjal. Gejala semacam itu juga tidak terasa jika
batu ginjal masih dalam ukuran sangat kecil karena batu tersebut bisa
dikeluarkan tubuh melalui ureter dengan mudah. Ureter merupakan organ
yang berbentuk tabung dengan jaringan yang sensitif. Oleh karena itu, jika
batu ginjal sudah berukuran lebih besar, maka gejala batu ginjal tersebut
mulai bisa dirasakan oleh penderita. Tanda atau gejala batu ginjal salah
satu diantaranya adalah nyeri. Untuk itu bagi penderita batu ginjal, nyeri
yang muncul akan secara tiba-tiba.(Ariani, 2016)
3. Gejala umum yang dirasakan klien batu ginjal adalah nyeri kolik, yaitu
rasa amat nyeri yang hilang dan timbul di daerah usus dan sekitarnya.
Nyeri kolik terjadi karena ativitas peristaltic otot polos system kalises
ataupun ureter meningkat, dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari
saluran kemih. Peningkatan peristaltic itu menyebabkan tekanan
intraluminalnya meningkat sehingga terjadi perenggangan dari terminal
saraf yang memberikan sensasi nyeri.
4. Mual dan muntah yang dialami klien kemungkinan terjadi karena
kompensasi dari adanya nyeri yang tak tertahankan. Nyeri kolik (Nyeri
hebat) terjadi karena aktivitas peristaltic otot polos system kalises ataupun
ureter meningkat, dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari saluran
kemih. Peningkatan peristaltic itu menyebabkan tekanan intraluminalnya
meningkat sehingga terjadi perenggangan dari terminal saraf yang
memberikan sensasi nyeri. Pada saat kontraksi uretral meningkat yang
mengakibatkan kolik pada uretral sehingga terjadiiritasi saraf abdominal.
Hal ini menstimulus pusat muntah pada korteks cerebri sehingga terjadilah
mual dan muntah. Mual muntah juga dapat terjadi akibat terjadinya trauma
ginjal akibat kontraksi uretral meningkat yang mengakibatkan terjadinya
pelepasan mediator kimia (Histamin, bradikidin). Respon pelepasan

5
mediator kimia memberikan Efek stimulus ke medulla oblongata sehingga
Timbullah rasa mual yang mengakibatkan terjadinya muntah.

F. TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA


1. Bagaimana cara mengetahui apakah terdapat batu didalam ginjal klien
yang menyebabkan nyeri?
2. Apakah ada cara/penatalaksanaan medik yang efektif yang dapat
dilakukan pada klien tersebut untuk mengurangi/menghilangkan gejala
yang di rasakan?

G. INFORMASI TAMBAHAN
1. Gambaran Ultrasonografi Ginjal Pada Penderita Nefrolitiasis Dibagian
Radiologi Fk Unsrat Blu Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode
1 Januari – 30 Juni 2014 Oleh Moch. Syafrudin Ridwan Joan F. J.
Timban Ramli Hadji Ali
2. Efficacy Quotient Tindakan ESWL Piezolith Richard Wolf 3000 pada
Penderita Batu Ureter di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, 2008–2011
oleh Vinny Verdini, Nur Rasyid, dan Ponco Birowo

H. KLARIFIKASI INFORMASI
I. Gambaran Ultrasonografi Ginjal Pada Penderita Nefrolitiasis Dibagian
Radiologi Fk Unsrat Blu Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode
1 Januari – 30 Juni 2014 Oleh Moch. Syafrudin Ridwan Joan F. J.
Timban Ramli Hadji Ali di jelaskan bahwa
Nefrolitiasis merupakan suatu penyakit dengan gejala
ditemukannya satu atau beberapa massa keras seperti batu yang terdapat di
dalam tubuli ginjal, kaliks, infundibulum, pelvis ginjal, serta seluruh kaliks
ginjal. Nefrolitiasis dapat digolongkan berdasarkan kandungan kalsium,
densitas dan komposisi pembentuk batu. Nefrolitiasis merupakan
pembentukan deposit mineral kristal pada ginjal. Kristal ini semula hanya
bersifat mikroskopik, yang berada di loop Henle, tubulus distal atau duktus
kolektivus, semakin membesar dan mudah divisualisasi menggunakan
imaging.
Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa untuk melihat apakah
terdapat batu pada ginjal dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan.

6
Pemeriksaan yang sering digunakan dalam penegakan diagnosis
nefrolitiasis adalah pemeriksaan imaging salah satunya adalah
Ultrasonografi. Ultrasonografi dapat memberikan gambaran yang jelas
apabila terdapat batu yang berlokasi di ginjal. Sehingga mempermudah
dokter untuk menentukan diagnosis pasien. Penderita yang datang dengan
keluhan rasa nyeri pada daerah pinggang sebaiknya dipastikan
penyebabnya melalui pemeriksaan Ultrasonografi ginjal untuk membantu
mendiagnosis dan menyingkirkan kemungkinan. (Ridwan, Timban, & Ali,
Januari-April 2015)
J. Efficacy Quotient Tindakan ESWL Piezolith Richard Wolf 3000 pada
Penderita Batu Ureter di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, 2008–2011
oleh Vinny Verdini, Nur Rasyid, dan Ponco Birowo di jelaskan bahwa
Extracorporeal shockwave lithotripsy (ESWL) saat ini telah
menjadi metode yang paling umum dalam tatalaksana aktif batu ureter.
Extracorporeal shockwave lithotripsy (ESWL) telah menjadi metode yang
paling umum dalam tata laksana aktif batu ureter. Tujuan ESWL adalah
memecah batu menjadi partikel kecil sehingga dapat melewati ureter tanpa
menyebabkan rasa sakit yang signifikan. Terapi non-invasif ini membuat
pasien bebas dari batu tanpa operasi atau endoskopi. Berbagai jenis mesin
ESWL telah tersedia saat ini. Meskipun semua mesin bekerja pada prinsip
yang sama, terdapat perbedaan mencolok antara mesin generasi lama dan
baru dalam tata laksana pasien batu ureter.
Richard wolf piezolith 3000 merupakan mesin ESWL generasi
baru menggunakan energy piezoelektrik. Ratusan sampai ribuan keramik
atau kristal pizo dirangsang dengan denyut listrik energy tinggi
menyebabkan getaran atau perpindahan cepat dari kristal sehingga
menghasilkan gelombang kejut. Focusing system-nya dengan mengatur
kristal di lempeng hemisfer sehingga energi yang dihasilkan diarahkan ke
satu titik pusat. Mekanisme coupling menggunakan bantal berisi air yang
dilapisi membran silikon untuk mencegah kontak udara dengan kulit
pasien. Di RSCM mesin ESWL telah dilengkapi dengan fluoroskopi dan
ultrasound untuk lokalisasi batu sehingga disebut triple focus. Dawkins et

7
al melaporkan bahwa richard wolf piezolith 3000 lebih efektif digunakan
untuk tata laksana batu ureter karena menghasilkan nyeri yang lebih
sedikit sehingga dapat mencapai power dan hit rate lebih tinggi sehingga
jumlah kejutan yang diberikan lebih sedikit. Pada penelitian tersebut
Disimpulkan bahwa prosedur ESWL menggunakan mesin richard wolf
piezolith 3000 memiliki nilai EQ dan angka bebas batu yang lebih baik
daripada mesin-mesin sebelumnya dan mesin lain yang sejenis. Faktor
yang mempengaruhi keberhasilan adalah ukuran batu ureter yang
ditatalaksana. (Verdini, Rasyid, & Birowo, Desember 2016)

K. ANALISA DAN SINTESIS


Menurut kasus diatas dijelaskan pasien. X 30 Tahun datang ke RS dengan
keluhan tiba-tiba merasa sakit pinggang sebelah kiri yang tak tertahankan.
Pasien juga merasakaan mual dan mutah sejak 3 hari yang lalu. Dari gejala-
gejala yang ditunjukkan dapat didiagnosa medis bahwa klien menderita
nefrolitiasis (batu ginjal). Hal ini ditunjukkan dengan kalimat “nyeri yang tak
tertahankan”. Nyeri yang dialami klien dapat terjadi pada klien nefrolitiasis.
Karena pada nefrolitiasis salah satu gejalanya yaitu nyeri kolik. Nyeri kolik
adalah nyeri hebat yang tak tertahankan.nyeri ini tidak mudah hilang
walaupun klien memposisikan secara nyaman. Namun akan lebih efektif
dilakukan pemeriksan penunjang lainnya untuk mengetahui kepastian dari
penyakit

8
BAB I
KONSEP MEDIS
A. Definisi
Batu ginjal (nefrolitiasis) merupakan benda padat yang dibentuk oleh
prepitasi berbagai zat terlarut dalam urin pada saluran kemih. (Grace dan
Neil, 2007).
Batu (kalkulas) ginjal adalah batu yang terdapat di mana saja di saluran
kemih. Batu yang paling sering dijumpai tersusun dari kristal-kristal kalsium.
(Corwin, 2009).
Sedangakan menurut Wijayakusuma (2008), nefrolitiasis (batu ginjal)
merupakan suatu endapan dalam ginjal yang berbentuk seperti batu atau
kristal yang dapat menghambat saluran ginjal, saluran kemih, dan kandung
kemih.

9
B. Etiologi
1. Terlalu pekatnya kadar garam dalam urin sehingga mengendap menjadi
batu dalam saluran kemih
2. Terlalu lama menahan kemih sehingga urin menjadi pekat
3. Kurang minum air putih sehingga jumlah urin yang dikeluarkan kurang
4. Terlalu banyak zat kimia yang terdapat dalam urin, seperti kapur dan
garam oksalat
5. Kelebihan vitamin D, kadar asam urat, atau terlalu banyak mengonsumsi
kalsium. Wijayakusuma (2008)

C. Manifestasi Klinis
1. Nyeri sering bersifat kolik (ritmik), terutama apabila batu terletak di ureter
atau dibawahnya. Nyeri mungkin hebat. Lokasi nyeri akan bergantung
pada letak batu.
2. Batu di ginjal itu sendiri mungkin asimtomatik kecuali apabilabatu
tersebut menyebabkan obstruksi atau timbul infeksi.
3. Hematuria, disebabkan oleh iritasi dan cedera struktur ginjal sering terjadi
menyertai batu.
4. Penurunan pengeluaran urine apabila terjadi obstruksi aliran.
5. Pengenceran urine apabila terjadi obstruksi aliran. Karena kemampuan
ginjal memekatkan urine terganggu oleh pembengkakan yang terjadi di
sekitar kapiler peritubulus.
6. Darah bercampur urin
7. Rasa ingin kencing
8. Mual hingga muntah. (Corwin, 2009).

D. Patofisiologi
Obstruksi yang terjadi di bagian mana saja pada saluran kemih, mulai dari
ginjal sampai uretra, dapat menimbulkan tekanan yang dapat mengakibatkan
kerusakan fungsi dan anatomis parenkim ginjal. Apabila sebagian saluran
kemih mengalami obstruksi, urine akan terkumpul di bagian atas obstruksi dan
mengakibatkan dilatasi dibagian itu. Otot pada bagian yang terobstruksi
berkontraksi untuk mendorong urine melewati obstruksi. Pada obstruksi
parsial, dilatasi akan akan terjadi perlahan tanpa gangguan fungsi. Pada
obstruksi berat, tekanan di dinding ureter akan meningkat dan mengakibatkan
dilatasi ureter (hidroureter). Volume urine yang terkumpul meningkat dan

10
meekan pelvis ginjal dan menyebabkan pelvis ginjal berdilatasi
(hidronefrosis). Penambahan tekanan ini tidak berhenti pada pelvis saja, tetapi
sampai ke jaringan ginjal yang kemudian menyebabkan gagal ginjal.
Obstruksi juga dapat mengakibatkan stagnansi urine. Urine yang stagnan
ini dapat menjadi tempat perkembangan bakteri dan infeksi. Obstruksi saluran
kemih bagian bawah dapat menyebabkan distensi kandung kemih. Infeksi
dapat tejadi pembentukan batu. Obstruksi di saluran kemih atas dapat
berkembang sangat cepat karena pelvis ginjal lebih kecil dibandingkan
kandung kemih. Peningkatan tekanan pada jaringan ginjal dapat menyebabkan
iskemia pada korteks dan medula ginjal serta dilatasi tubulus ginjal.
Statis urine pada pelvis ginjal dapat menyebabkan infeksi dan
pembentukan batu. Hal ini dapat menambah kerusakan ginjal. Ginjal yang
sehat mampu mengadakan kompensasi. Akan tetapi, apabila obstruksi tidak
diperbaiki, ginjal yang sehat juga akan mengalami hipertrifi karena harus
mengambil alih kerja ginjal yang tidak berfungsi. Obstruksi pada kedua ginjal
dapat mengakibatkan gagal ginjal.
Obstruksi saluran kemih atas yang akut dapat menimbulkan rasa nyeri,
mual, muntah, nyeri tekan diarea ginjal yang terkena, spasme otot abdomen,
dan terbentuk massa di area ginjal yang terkena. Nyeri dapat disebabkan
peregangan jaringan dan hiperperistaltis. Hidronefrosis yang berkembang
secara perlahan akan menimbulkan nyeri tumpul di daerah ginjal. Akan tetapi,
obstruksi yang tiba-tiba, misalnya penymbatan oleh batu, akan menimbulkan
nyeri yang sangat tajam seperti ditikam. Nyeri ini disebut nyeri kolik. Nyeri
ini dirasakan di daerah ginjal atau abdomen dan menyebar ke genetalia dan
paha. Nyeri kolik ini dsebabkan peningkatan gerak peristaltik otot polos ureter
untuk melepas batu dan mendorong urine melewati batu.
Mual dan muntah akibat obstruksi akut merupakan reaksi refleks terhadap
nyeri yang hebat dan dapat hilang apabila nyeri teratasi. Akan tetapi, pada
gagal ginjal, mual dan muntah dapat menunjukan uremia. Apabila kandung
kemih mengalami distensi karena obstruksi saluran kemih bawah, pasien
merasa tidak enak di daerah abdomen bawah dan merasa ingin berkemih,
tetapi urine tidak dapat keluar. (Baradero, et al., 2008).

11
E. Komplikasi
1. Obstruksi urine dapat terjadi di sebelah hulu dari batu di bagian mana saja
di saluran kemih. Obstruksi di atas kandungan kemih dapat menyebabkan
hidroureter, yaitu ureter membengkak oleh urine. Hidroureter yang tidak
diatasi, atau obstruksi pada atau di atas tempat ureter keluar dari ginjal
dapat menyebabkan hidronefrosis yaitu pembengkakan pelvis ginjal dan
system duktus pengumpul. Hidronefrosis dapat menyebabkan ginjal tidak
dapat memekatkan urine sehingga terjadi ketidakseimbangan elektrolit dan
cairan.
2. Ostruksi menyebabkan peningkatan tekana hidrostatik interstisium dan
dapat menyebabkan penurunan GFR(Glomerular Filtration Rate).
Obstruksi yang tidak diatasi dapat menyebabkan kolapsnya nefron dan
kapiler sehingga terjadi iskemia nefron karena suplai darah terganggu.
Akhirnya dapat terjadi gagal ginjal jika kedua ginjal terserang.
3. Setiap kali terjadi obstruksi aliran urine (stasis), kemungkinan infeksi
bakteri meningkatkan.
4. Dapat terbentuk kanker ginjal akibat peradangan dan cedera berulang.
Corwin (2009)

F. Pemeriksaan Penunjang
1. USG
2. DPL, Ureum + elektorlit, kreatinin, kalsium, fosfat, urat, protein,
fosfatase alkali serum
3. Mikroskopik urin untuk mencari hematuria dan kristal
4. Kultur urin; infeksi sekunder
5. Foto polos abdomen : 90% batu ginjal radio-opak
6. IVU : mengkonfirmasi adanya batu dan mengidentifikasi posisi batu
dalam kandung kemih
7. Renogram : dapar diindikasikan pada batu staghorn untuk menilai fungsi
ginjal
8. Pengumpulan urin 24 jam saat pasien dirumah pada lingkungan yang
normal
9. Analisis batu : asal terbentuknya. Grace dan Neil (2007)

G. Penatalaksanaan

12
1. Peningkatan asupan cairan meningkatkan aliran urine dan membantu
mendorong batu. Asupan cairan dalam jumlah besar pada orang-orang
yang trentan mengalami batu ginjal dapat mencegah pembentukan batu.
2. Modifikasi makanan dapat mengurangi kadar bahan pembentuk batu, bila
kandungan batu teridentifikasi.
3. Mengubah pH urine sedemikian untuk meningkatakan pemecahan batu
4. Litotripsi (terapi gelombang kejut) ekstrakorporeal (di luar tubuh) atau
terapi laser dapat digunakan untuk memecahkan batu.
5. Mungkin diperlukan tindakan bedah untuk mengangkat batu besar atau
untuk menempatkan slang di sekitar batu untuk mengatasi obstruksi.
Corwin (2009)

13
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
Pasien X, 30 Tahun datangke RS dengan keluhan tiba-tiba merasa sakit pinggang
sebelah kiri yang tak tertahankan. Pasien juga merasa kan mual dan muntah sejak
3 hari yang lalu. Pasien mengatakan khawatir dengan kondisinya. Klien
mengatakan pertama kali merasakan seperti ini.

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama :X
Umur : 30 Tahun
Agama : Tidak Terkaji
Jenis Kelamin : Tidak Terkaji
Status : Tidak Terkaji
Pendidikan : Tidak Terkaji
Pekerjaan : Tidak Terkaji
Suku Bangsa : Tidak Terkaji
Alamat : Tidak Terkaji
Tanggal Masuk : Tidak Terkaji
Tanggal Pengkajian : Tidak Terkaji
No. Register : Tidak Terkaji
Diagnosa Medis : Nefrolitiasis
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tidak Terkaji
Umur : Tidak Terkaji
Hub. Dengan Pasien :Tidak Terkaji
Pekerjaan : Tidak Terkaji
Alamat : Tidak Terkaji

2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Klien megeluh sakit pnggang
2) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Pasien X, 30 tahun datang ke RS dengan keluhan tiba tiba merasa
sakit pinggang sebelah kiri yang tak tertahankan. Pasien juga
merasakan mual dan muntah sejak 3 hari yang lalu. Pasien

14
mengatakan khawatir dengan kondisinya. Klien mengatakan pertama
kali merasakan sakit seperti ini.
3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya : Tidak Terkaji
b. Satus Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit yang pernah dialami : Tidak Terkaji
2) Pernah dirawat : Tidak Terkaji
3) Alergi : Tidak Terkaji
4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll) : Tidak Terkaji
c. Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak Terkaji
d. Diagnosa Medis dan therapy : Tidak Terkaji
3. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan : Tidak Terkaji
b. Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum sakit : Tidak Terkaji
Saat sakit : Tidak Terkaji
c. Pola Eliminasi
1) BAB
Sebelum sakit : Tidak Terkaji
Saat sakit : Tidak Terkaji
2) BAK
Sebelum sakit : Tidak Terkaji
Saat sakit : Tidak Terkaji
d. Pola aktivitas dan latihan : Tidak Terkaji
e. Pola kognitif dan Persepsi : Tidak Terkaji
f. Pola Persepsi-Konsep diri : Tidak Terkaji
g. Pola Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit : Tidak Terkaji
Saat sakit : Tidak Terkaji
h. Pola Peran-Hubungan : TidakTerkaji
i. Pola Seksual-Reproduksi
Sebelum sakit : Tidak Terkaji
Saat sakit : Tidak Terkaji
j. Pola Toleransi Stress-Koping Tidak Terkaji
k. Pola Nilai-Kepercayaan : Tidak Terkaji
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum
1) Tingkat kesadaran :
2) GCS
a) Verbal : Tidak Terkaji
b) Psikomotor : Tidak Terkaji
c) Mata : Tidak Terkaji
b. Tanda-tanda Vital
1) Nadi : Tidak Terkaji
2) Suhu : Tidak Terkaji
3) TD : Tidak Terkaji
4) RR : Tidak Terkaji

15
c. Keadaan fisik
1) Kepala dan leher : Tidak Terkaji
2) Dada
a) Paru : Tidak Terkaji
b) Jantung : Tidak Terkaji
c) Payudara dan ketiak : Tidak Terkaji
3) Abdomen : Tidak Terkaji
4) Genetalia : Tidak Terkaji
5) Integumen : Tidak Terkaji
6) Ekstremitas : Tidak Terkaji
7) Neurologis
a) Status mental da emosi : Tidak Terkaji
b) Pengkajian saraf kranial : Tidak Terkaji
c) Pemeriksaan refleks : Tidak Terkaji
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Data laboratorium yang berhubungan
2) Pemeriksaan radiologi
3) Hasil konsultasi
4) Pemeriksaan penunjang diagnostic lain
a) Tes Rinne : Tidak Terkaji
b) Tes weber : Tidak Terkaji
c) Tes bisik : Tidak Terkaji

B. Analisa Data
No. Symptom Etiologi Problem
1 DS: Makan/minum yang tinggi Nyeri Akut (00132)
1. Klien mengeluh kalsium Domain 12:
tiba tiba merasa ↓ Kenyamanan
sakit pinggang Kristal protein/ kalsium tidak Kelas 1 :
sebelah kiri yang larut Kenyamanan Fisik
tak tertahankan ↓
Pengendapan dan
DO:-
penggumpalan garam dan
mineral dalam ginjal

NEFROLITIASIS

Obstruksi saluran pada tubulus
ginjal

16

tekanan hidrostatik meningkat

Distensi Pada Ginjal serta
ureter proksimal

Frekuensi Kontraksi Uretral
Meningkat

Trauma Ginjal

Pelepasan mediator kimia
(Histamin, bradikidin)

Saraf Aferen

Disampaikan Ketalamus

Saraf Eferen

Nyeri dipersepsikan

Tiba-tiba sakit pinggang
sebelah kiri yang tak
tertahankan

Dx. Nyeri Akut

2 DS: Makan/minum yang tinggi Mual (00134)


1. Klien juga kalsium Domain 12 :
mengatakan ↓ Kenyamanan

17
merasakan mual Kristal protein/ kalsium tidak Kelas 1 :
dan muntah sejak larut Kenyamanan Fisik
3 hari yang lalu ↓
Pengendapan dan
DO:-
penggumpalan garam dan
mineral dalam ginjal

NEFROLITIASIS

Obstruksi saluran pada tubulus
ginjal

tekanan hidrostatik meningkat

Distensi Pada Ginjal serta
ureter proksimal

Frekuensi Kontraksi Uretral
Meningkat

Trauma Ginjal

Pelepasan mediator kimia
(Histamin, bradikidin)

Respon pelepasan mediator
kimia

Efek stimulus ke medulla
oblongata

18
Timbul rasa mual muntah

Mual dan Muntah

Dx. Mual

3 DS: Makan/minum yang tinggi Ansietas (00149)


1. Pasien mengatakan kalsium Domain 9.
khawatir dengan ↓ Koping/Toleransi
kondisinya Kristal protein/ kalsium tidak Stres
2. Klien mengatakan
larut Kelas 2. Respons
pertama kali
↓ Koping
merasakan sakit
Pengendapan dan
seperti ini
penggumpalan garam dan
DO:- mineral dalam ginjal

NEFROLITIASIS

Perubahan status kesehatan

Klien Merasa khawatir dengan
kondisinya dan baru pertama
kali merasakan gejala seperti
ini

Dx. Ansietas

19
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut (00132)
Domain 12: Kenyamanan
Kelas 1 : Kenyamanan Fisik
2. Mual (00134)
Domain 12 : Kenyamanan
Kelas 1 : Kenyamanan Fisik
3. Ansietas (00149)
Domain 9. Koping/Toleransi Stres
Kelas 2. Respons Koping

20
D. Intervensi Keperawatan
Dx Keperawatan NOC NIC Rasional

Nyeri Akut (00132) 1. Kontrol Nyeri Pain Management


Domain: 12 (Kenyamanan) Observasi
Kelas: 1 (Kenyamanan Fisik)
1. Kaji nyeri pada pasien 1. Untuk mempermudah dalam
Tujuan :
Definisi: Pengalaman sensori dan meliputi lokasi, durasi, melakukan pengobatan
Setelah dilakukan tindakan
emosional yang tidak frekuensi, kualitas, intensitas
keperawatan …. X 24 Jam,
menyenangkan yang muncul nyeri
Kontrol Nyeri, dapat diatasi
akibat kerusakan jaringan yang Tindakan Mandiri
dengan :
aktual atau potensial atau 2. Gunakan teknik komunikasi 2. Agar mendapat data yang jelas
digambarkan dalam hal kerusakan teraupetik untuk mengetahui dari klien melalui hubungan
Kriteria Hasil:
sedemikian rupa (International pengalaman nyeri pasien BHSP, dan untuk membantu
1. Kontrol Nyeri :
Association for the study of pain): - Mengenali kapan nyeri dalam pengobatan nyeri pada klien
3. Untuk mengurangi dan
awitan yang tiba-tiba atau lambat terjadi (5) 3. Bantu pasien untuk lebih
- Mengenali apa yang menghilangkan nyeri
dari intensitas ringan hingga berat berfokus pada aktivitas, bukan
dengan akhir yang dapat terkait dengan gejala pada nyeri 4. Mengurangi nyeri yang dirasakan
nyeri (4) 4. Bantu pasien untuk
diantisipasi atau diprediksi dan pasien
- Melaporkan nyeri yang melakukan relaksasi
berlangsung <6 bulan.
terkontrol (4) Health Education
- Menggunakan analgesik 5. Agar pasien tidak stres dengan
Ds :
5. Informasikan kepada pasien
yang direkomendasikan nyeri yang dialami
- Klien mengeluh tiba-tiba tentang prosedur yang dapat
(4)
merasa sakit pinggang sebelah menurunkan nyeri
Catatan :
kiri yang tak tertahankan Kolaborasi
6. Sebagai evaluasi untuk tindakan

21
Do : - 1 (Tidak pernah menunjukan) 6. Kolaborasikan dengan dokter yang akan diberikan selanjutnya
2 (Jarang menunjukkan) jika ada keluhan dan tindakan agar nyeri yang sedang dirasakan
3 (Kadang-kadang nyeri tidak berhasil klien dapat teratasi
7. ESWL dapat menghancurkan batu
menunjukan)
7. Kolaborasi dengan tenaga
ginjal dengan menggunakan
4 (Sering menunjukan)
medis tentang penggunaan
energi agar serpihan-serpihannya
5 ( Secara konsisten
tekhnik ESWL
dapat keluar dengan mudah
menunjukkan)

Pemberian Analgesik
2. Kepuasan Klien
Kolaborasi
8. Tindakan ini dapat mengurangi
8. Tentukan pilihan analgesik
dan menurunkan ketidak
Tujuan : atau kombinasi analgesik
nyamanan fisik dan emosional
Setelah dilakukan tindakan yang sesuai ketika lebih dari
pasien.
keperawatan …. X 24 Jam, satu di tentukan 9. Mengurangi Nyeri yang dirasakan
Kepuasan Klien, dapat diatasi 9. Berikan Analgesik sesuai
oleh klien
dengan : waktu paruhnya, terutama
Kriteria Hasil : pada nyeri yang berat
Manajemen Energi
2. Kepuasan klien : Observasi
- Nyeri terkontrol (4) 10. Dengan menghargai, meneriman
10. Pantau bukti adanya keletihan
- Masalah keamanan dan mendukung penyesuaian diri
fisik dan emosi yang
ditanganai dengan pasien dapat membantu untuk
berlebihan pada pasien.
penggunaan obat nyeri mengurangi tingkat kecemasan
(4) pasien
- Membuat rujukan ke Health Education
11. Keletihan dan emosi yang
11. Ajarkan pengaturan aktivitas

22
profesional kesehatan dan teknik manajemen waktu berlebihan pada pasien dengan
dalam manajemen untuk mencegah keletihan. kanker dapat menyebabkan
nyeri sesuai kebutuhan kondisi pasien yang tidak stabil
(4) dan dapat menyulitkan untuk
Catatan : tindakan yang akan dilakukan
1 (Tidak puas) selanjutnya
2 (Agak puas) Manajemen Lingkungan
3 (Cukup puas) Tindakan Mandiri
4 (Sangat puas) 12. Ciptakan lingkungan yang 12. Lingkungan yang aman dapat
5 (Sepenuhnya puas) aman bagi pasien membantu pasien kankner untuk
beristirahat dan dapat memabntu
3. Pengetahuan: 13. Dampingi pasien selama tidak pasien untuk dapat merasakan
Manajemen Nyeri ada kegiatan bangsal, dengan kenyamanan fisik
13. Pendampingan yang dilakukan
tepat
dapat membantu pasien merasa
Tujuan :
aman dan nyaman dan juga dapat
Setelah dilakukan tindakan
membantu pasien untuk tidak
keperawatan …. X 24 Jam,
terlalu memikirkan hal hal yang
Pengetahuan : Manajemen 14. Sediakan tempat tidur dan
dapat menimbulkan nyeri
Nyeri, dapat diatasi dengan : lingkungan yang nyaman bagi
14. lingkungan yang nyaman dapat
pasien
menurunkan reaksi terhadap
Kriteria Hasil : stimulasi dari luar dan
3. Pengetahuan: Manajemen meningkatkan relaksasi sehingga

23
Nyeri: pasien dapat istrahat dengan
- Tanda dan gejala nyeri
nyaman
(4)
- Strategi untuk
mengontrol nyeri (4)
- Pembatasan aktivitas
(4)

4. Tingkat Nyeri

Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan …. X 24 Jam,
Tingkat Nyeri, dapat diatasi
dengan :

Kriteria Hasil :
4. Tingkat Nyeri :
- Nyeri yang dilaporkan
(4)
- Ekspresi nyeri wajah
(4)
- Kehilangan nafsu
makan (4)
- Panjangnya episode

24
nyeri (4)
Catatan :
1 (Berat)
2 (Cukup berat)
3 (sedang)
4 (Ringan)
5 (Tidak ada)

Mual (00134) 1. Kontrol Mual dan Manajemen Mual


Domain 12 : Kenyamanan Observasi
Muntah
Kelas 1 : Kenyamanan Fisik
1. Monitor efek dari dari
1. Mengetahui apakah tindakan ynag
Definisi : Suatu fenomena Tujuan : manajemen mual secara
diberikan telah berhasil atau
subjektif tentang rasa tidak Setelah dilakukan tindakan keseluruhan
belum
keperawatan …. X 24 Jam, 2. Identifikasi faktor-faktor yang
nyaman pada bagian belakang 2. Obat-obatan yang berlebihan
Mual Muntah, dapat diatasi dapat menyebabkan atau
tenggorok atau lambung yang dapat membuat pasien merasakan
dengan : berkontribusi terhadap mual
dapat atau tidak dapat rasa yang tidak enak seperti ingin
(misalnya, obat-obatan dan
mengakibatkan muntah muntah
Kriteria Hasil : prosedur)
Ds :
1. Kontrol Mual dan Tindakan Mandiri
3. Untuk mencegah lebih banyak
- Pasien juga merasakan mual Muntah: 3. Dorong pasien untuk belajar
pasien kekurangan volume cairan
- Mengenali onset strategi mengatasi mual
dan muntah sejak 3 hari yang
muntah (5) 4. Tingkatkan istirahat dan tiduryang
lalu. sendiri
- Mendiskripsikan 4. Dorong pasien untuk tidak cukup untuk memfasilitasi
Do : -
faktor-faktor penyebab mentolerir mual tapi bersifat

25
(5) arsetif dengan penyedia pengurangan mual
- Menggunakan obat
layanan kesehatan dalam
anti emetik (5)
memperoleh bantuan
- Melaporkan mual,
5. Untuk mencegah penurunan berat
farmakologi dan
muntah-muntah dan
badan pada pasien
nonfarmakologi
muntah yang
5. Dorong pola makan dengan
6. Mengetahui keadaan pasien
terkontrol (5)
porsi sedikit makanan yang
apakah mengalami penurunan
Catatan : menarik bagi pasien
berat badan
6. Timbang berat badan secara
1 (Tidak Pernah menunjukan)
teratur 7. Nyeri yang tak tertahankan dapat
2 (Jarang Ditunjukkan)
memicu terjadinya mual dan
3 (Kadang-Kadang
Health Education dianjurkan pasien untuk lebih
Ditunjukan)
7. Berikan informasi mengenai banyak istirahat dan tetap
4 (Sering ditunjukkan)
mual seperti penyebab mual mengikuti anjuran
5 (Secara Konsisten
dan berapa lama itu akan
Ditunjukkan) 8. Anti emetik dpat membantu untuk
berlangsung
mencegah terjadinya mual yang
2. Keparahan Mual dan dirasakan oleh pasien
Kolaborasi
Muntah 8. Kolaborasikan dengan dokter
9. Mengetahui keparahan dari
dalam pemberian obat anti
Tujuan : muntah yang di alami pasien
emetik
Setelah dilakukan tindakan Manajemen Muntah 10. Mengetahui sejauh mana
keperawatan …. X 24 Jam, Observasi kebehasilan tindakan yang
Keparahan Mual dan Muntah,

26
dapat diatasi dengan : 9. Kaji emesis terkait dengan dilakukan
warna, konsistensi, akan
11. Posisi semifowler dapat
Kriteria Hasil : adanya darah, waktu, dan
membantu pasien untuk
2. Keparahan Mual dan sejauh mana kekuatan emesis
memaksimalkan ventilasi untuk
10. Monitor efek manajemen
Muntah :
mencegah terjadinya aspirasi
- Frekuensi Mual (4) muntah secara menyeluruh
12. Untuk memberikan perasaan enak
- Frekuensi Muntah (4)
- Kehilangan berat kepada pasien untuk tidak terlalu
Tindakan Mandiri
badan (4) merasakan muntah yang dialami
11. Posisikan untuk mencegah
Catatan :
1 ( Berat) aspirasi
2 (Cukup Berat) 13. Untuk memaksimalkan muntah
3 (Sedang)
yang di alami pasien agar tidak
4 ( Ringan)
5 (Tidak Ada) menyebar ke tempat lainnya
12. Berikan kenyamanan selama
3. Mual dan Muntah : Efek muntah (misalnya, kain dingin
14. Bau yang tidak enak dapat
yang mengganggu pada dahi, sponge wajah, atau
membuat pasien merasakan
menyediakan kain kering
Tujuan : perasaan ingin muntah kembali
bersih)
Setelah dilakukan tindakan 13. Berikan dukungan fisik
15. Agar cairan yang diberikan tidak
keperawatan …. X 24 Jam, selama muntah (misalnya,
langsung dimuntahkan lagi
Mual dan Muntah, dapat membantu untuk
diatasi dengan : membungkuk atau menopang
kepala)
Kriteria Hasil : 14. Bersihkan setelah episode 16. Mengetahui tanda dan gejala dari
3. Mual dan Muntah : efek
muntah dengan memberikan ketidakseimbangan elektrolit

27
yang mengganggu perhatian khusus untuk 17. Kehilangan cairan yang berlebihan
- Asupan Cairan
menghilangkan bau dapat membuat kulit pasien
Menurun (5) 15. Tunggu minimal 30 menit
menjadi kering dan dapat
- Perubahan
setelah episode muntah
membuat pasien menglami
Keseimbangan Cairan
sebelum menawarkan cairan
kekurangan volume cairan yang
(5)
kepada pasien (dengan asumsi
Catatan : berlebihan
1 (Parah) saluran pencernaan dan
2 (Banyak) 18. Mencegah terjadinya komplikasi
peristaltik normal)
3 (Cukup)
apabila diberikan cairan yang
4 (Sedikit) Manajemen Elektrolit/Cairan
5 (Tidak Ada) tidak sesuai
Observasi
19. Untuk mengganti cairan yang
16. Monitor manifestasi dari
telah dimuntahkan pasien dan
ketidakseimbangan elektrolit
mencegah terjadinya kekurangan
17. Monitor kehilangan cairan
cairan dalam tubuh
(misalnya, perdarahan,
20. Konsumsi kopi yang terlalu
muntah, diare, keringat, dan
banyak dapat mebuat ginjal
takipnea)
mengalami komplikasi yang
berlebihan
Tindakan Mandiri
18. Berikan cairan yang sesuai

19. Berikan cairan pengganti


nasogastrik yang dirasakan
berdasarkan output

28
20. Minimalkan asupan makanan
dan minuman dengan diuretik
atau pencahar (mislanya, teh,
kopi, plum, suplemen herbal)
Ansietas (00146) 1. Kontrol Kecemasan Diri Pengurangan Kecemasan
Domain 9 : Koping/Toleransi
Observasi 1. Untuk mengetahui respon pasien
Stres Tujuan :
1. Kaji untuk tanda verbal dan terhadap kanker
Kelas 2 : Respons Koping
Setelah dilakukan tindakan
nonverbal
Definisi : Perasaan tidak nyaman keperawatan … X 24 jam. 2. Bertujuan untuk mengurangi
Tindakan Mandiri
atau kekhawatiran yang samar Kontrol Kecemasan Diri dapat tingkat kecemasan pasien
2. Gunakan pendekatan yang 3. Dengan tujuan agar pasien bisa
disertai respons otonom (sumber diatasi dengan :
tenang dan meyakinkan menjadi tenang dan bisa
sering kali tidak diketahui oleh 3. Nyatakan dengan jelas
menghilangkan kecemasa klien
individu); perasaan takut yang Kriteria Hasil : harapan terhadap perilaku
disebabkan oleh antisipasi 1. Kontrol kecemasan diri : klien 4. Berada disisi klien saat klien
- Mengurangi penyebab merasa cemas akan membuat klien
terhadap bahaya. Hal ini
4. Berada disisi klien untuk
kecemasan (4) merasa lebih nyaman dan
merupakan isyarat kewaspadaan
- Mengurangi meningkatkan rasa nyaman
yang memperingatkan individu menghilangkan kecemasan
rangsangan dan menghilangkan ketakutan 5. Usapan pada punggung dan leher
akan adanya bahaya dan
lingkungan ketika dapat membuat klien menjadi
memampukan individu untuk
cemas(4) 5. Lakukan usapan pada rileks sehingga kecemasan
bertindak menghadapi ancaman - Merencanakan strategi
punggung dan leher dengan menjadi berkurang
koping untuk situasi 6. Agar perawat bisa mengetahui
Ds : cara yang tepat
- Klien mengatakan khawatir yang menimbulkan tingkat kecemasan klien dan bisa
6. Dorong verbalisasi perasaan,

29
dengan kondisinya stres (4) persepsi dan ketakutan memberikan tindakan yang tepat
Do : - - Mencari informasi 7. Aktivitas pengganti dapat
untuk mengurangi mengalihkan perhatian klien
7. Berikan aktivitas pengganti
kecemasan (4) sehingga kecemasan menjadi
yang bertujuan untuk
Catatan : berkurang (membaca dan
mengurangi tekanan
1 (Tidak pernah menunjukan) mendengarkan musik)
8. Stimulus berfungsi dalam
2 (Jarang menunjukan)
mengembangkan akal serta pikiran
3 (Kadang-kadang
8. Kontrol stimulus untuk dengan baik sehingga dapat
menunjukan)
kebutuhan klien secara tepat membantu perawat dalam menjaga
4 ( sering menunjukan)
atau mengontrol kecemasan
5 (Secara konsisten
9. Tekhnik relaksasi membuat
menunjukan)
pikiran menjadi tenang sehingga
9. Instruksikan klien untuk rasa cemas dapat berkurang
2. Koping 10. Obat obatan yang diberikan
menggunakan tekhnik
(golongan anticemas
relaksasi
Tujuan : benzodiazepeni) dapat
Kolaborasi
Setelah dilakukan tindakan menurunkan tingkatan stres pada
10. Atur penggunaan obat-obatan
keperawatan … X 24 jam. pasien
untuk mengurangi kecemasan
Koping dapat diatasi dengan :
11. Untuk membantu perawat dalam
mengetahui perkembangan
Kriteria Hasil :
psikososial klien maupun dapat
3. Koping :
Peningkatan Koping melihat peran apakah berjalan
- Mengidentifikasi pola

30
koping yang efektif (4) Tindakan Mandiri
- Menyatakan dengan baik
11. Berikan penilaian mengenai 12. untuk mengetahui tingakat
penerimaan terhadap
dampak dari situasi kehidupan pengetahuan klien terhadap
situasi(4)
pasien terhadap peran dan masalah kesehatan yang
- Modifikasi gaya hidup
hubungan dialaminya
untuk mengurangi
13. pendekatan yang tenang dan
stres (4) 12. Berikan penilaian mengenai
- Menggunakan perilaku memberikan jaminan akan
pemahaman pasien terhadap
untuk mengurangi membuat klien merasa nyaman
proses penyakit
stres (4) dan percaya sehingga kecemasan
- Mendapatkan bantuan 13. Gunakan pendekatan yang klien berkurang dan mempercepat
dari profesional tenang dan memberikan proses penyembuhan klien
kesehatan (5) jaminan 14. informasi yang aktual mengenai
Catatan : penyakit yang berkaitan dengan
1 (Tidak pernah menunjukan) klien dapat membantu klien
14. Sediakan informasi aktual memahami serta mengambil
2 (Jarang menunjukan)
mengenai diagnosisi, tindakan yang tepat untuk
3 (Kadang-kadang
penanganan, dan prognosis mengatasi masalah kesehatannya
menunjukan)
15. dukungan yang diberikan kepada
4 ( sering menunjukan)
15. Dukung sikap pasien terkait klien bertujuan untuk mengatasi
5 (Secara konsisten
dengan harapan yang realistis perasaan ketidakberdayaan dirinya
menunjukan)
sebagai upaya untuk dan memberikan semangat untuk
mengatasi perasaan proses penyembuhannya
ketidakberdayaan 16. keputusan yang dibuat saat klien

31
16. Tidak mendukung pembuatan berada pada situasi stres hanya
keputusan saat pasien berada akan menjerumuskan klien
pada situasi stres yang berat kedalam pengambilan keputusan
yang salah dan akan memperberat
17. Dukung verbalisasi perasaan, stres klien
17. stimulus yang berlebihan hanya
persepsi, dan rasa takut
akan menambah tingkat
kecemasan klien sehingga
Konseling menambah tingkat stres klien
Tindakan Mandiri:
18. Jangan mendukung
pembuatan keputusan pada
saat pasien berada pada 18. keputusan yang dibuat saat pasien
kondisi stres berat berada pada kondisi stress adalah
keputusan yang tidak dipikirkan
19. Sediakan informasi faktual secara rasional sehingga akan
yang tepat memperburuk keadaan klien
dikemudian hari
19. informasi yang faktual dan tepat
20. Dukung ekspresi perasaan akan membantu pasien maupun
keluarga mendapatkan informasi
yang tepat terkait penyakit
21. Bantu pasien mengidentifikasi
ataupun kondisi pasien

32
masalah atau situasi yang 20. Dukungan terhadap ekspresi
menyebabkan distress pasien akan membantu perawat
22. Tunjukan empati dan
dalam mengidentifikasi
ketulusan
permasalahan kesehatan klien
21. Agar klien maupun keluarga akan
mampu menghindari faktor
23. Bangun hubugan teraupetik pencetus stres yang dialami klien
22. Empati dan ketulusan yang
yang didasarkan pada rasa
ditunjukan akan membuat pasien
saling percaya dan rasa saling
merasa nyaman
menghormati
23. Hubungan terapeutik yang
dibangun akan memudahkan
perawat mengetahui masalah yang
sedang dihadapi klien sehingga
perawat mampu menentukan
intervensi yang tepat demi
tercapainya kesembuhan klien

33
DAFTAR PUSTAKA

Ariani, S. (2016). Stop Gagal Ginjal dan Gangguan-Gangguan Ginjal Lainnya.


Yogyakarta: Istana Mwdia.
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2015).
Nursing Interventions Clasification (NIC). Indonesia: ELSEIVIER.
Corwin, E. J. (2009). Buku Saku PATOFISISOLOGI. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC.
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2015). Nanda Internasional diagnosis
keperawatan definisi & klasifikasi 2015-2017 Edisi 10. Jakarta: EGC.
Hinchliff, S. (2013). KAMUS KEPERAWATAN Edisi 17. Jakarta: penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2015). Nursing
Outcomes Classification (NOC). Indonesia: ELSEVIER.
PPNI, T. P. (Desember 2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia definisi
dan Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Puat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Purnomo, B. (2007). Dasar- dasar Urologi Edisi Kedua . Jakarta: CV.
INFOMEDIKA.
Ridwan, M. S., Timban, J. F., & Ali, R. H. (Januari-April 2015). GAMBARAN
ULTRASONOGRAFI GINJAL PADA PENDERITA NEFROLITIASIS
DIBAGIAN RADIOLOGI FK UNSRAT BLU RSUP PROF. DR. R. D.
KANDOU MANADO PERIODE 1 JANUARI – 30 JUNI 2014 . Jurnal e-
Clinic (eCl), 267-271.
Verdini, V., Rasyid, N., & Birowo, P. (Desember 2016). Efficacy Quotient
Tindakan ESWL Piezolith Richard Wolf 3000 pada Penderita Batu Ureter
di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, 2008–2011. 191-196.

34

You might also like