You are on page 1of 26

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Tingkah laku seseorang dipelajari sepanjang proses kehidupannya ketika
menghadapi krisis dan kecemasan akibat stressor. Menurut teori keperawatan, sehat
dan sakit jiwa merupakan suatu rentangan yang sangat dinamis dari kehidupan
seseorang.
Saat telah menginjak usia dewasa terlihat adanya kematangan jiwa mereka
dimana sudah memiliki tanggung jawab serta sudah menyadari makna hidup.
Menyiapkan diri menjadi dewasa, karena menjadi dewasa adalah sebuah pilihan,
maka tentunya harus direkayasa atau disiapkan. Tidak bisa dibiarkan alami. Karena
memang menjadi dewasa dalam cara berpikir itu bukan kebetulan, tapi merupakan
pilihan.

2. Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis agar pembaca :
1. Mengetahui dan memahami teori perkembangan keluarga dan unsur-unsur
yang ada didalamnya
2. Mengetahui dan memahami teori proses keperawatan keluarga dan unsur-unsur
yang ada didalamnya.
3. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan keluarga dengan dewasa.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA


1. pengertian perkembangan keluarga dewasa
Masa ini sering disebut adult, masa dewasa, masa dimana usia sudah
berkisar ke angka di atas 21 tahun. Masa dewasa merupakan periode yang penuh
tantangan, penghargaan dan krisis. Selain itu masa dimana mempersiapkan masa
depan, penentu karier dan masa usia memasuki dunia pekerjaan dan masa dunia
perkarieran, masa mempersiapkan punya keturunan dan masa usia matang, masa
penentuan kehidupan, dan prestasi kerja di masyarakat, masa merasa kuat dalam hal
fisik, masa energik, masa kebal, masa jaya dan masa merasakan hasil perjuangan .
Masa dewasa ditandai kemampuan produktif dan kemandirian. Menurut
Prof. Dr. A.E Sinolungan (1997), masa dewasa dapat di bagi dalam beberapa fase
yaitu:
1. Fase dewasa awal
Fase dewasa awal (20/21-24 tahun), seorang mulai bekarya dan mulai
melepaskan ketergantungan kepada orang lain. Tugas-tugas perkembangan
pada masa dewasa awal yaitu:
a. mereka mendapat pengawasan dari orang tua
b. mereka mulai mengembangkan persahabatan yang akrab dan hubungan
yang intim di luar
c. mereka membentuk seperangkat nilai pribadi
d. mereka mengembangkan rasa identitas pribadi
e. mereka mempersiapkan untuk kehidupan kerja
2. Fase Dewasa tengah
Fase dewasa tengah (25-40 tahun) ditandai sikap mantap memilih
teman hidup dan membangun keluarga. Dewasa tengah menggunakan energy
sesuai kemampuannya untuk menyesuaikan konsep diri dan citra tubuh
terhadap realita fisiologis dan perubahan pada penampilan fisik. Harga diri
yang tinggi, citra tubuh yang bagus dan sikap posiif terhadap perubahn
fisiologis muncul jika orang dewasa mengikuti latihan fisik diet yang
seimbang, tidur yang adekuat dan melakukan hygiene yang baik.
a. Teori-teori tentang masa dewasa tengah
1) Teori Erikson
Menurut teori perkembangan Erikson, tugas perkembangan yang
utama pada usia baya adalah mencapai generatifitas (Erikson, 1982).
Generatifitas adalah keinginan untuk merawat dan membimbing orang
lain. Dewasa tengah dapat mencapai generatifitas dengan anak-
anaknya melalui bimbingan dalam interaksi sosial dengan generasi

2
berikutnya. Jika dewasa tengah gagal mencapai generatifitas akan
terjadi stagnasi. Hal ini ditunjukkan dengan perhatian yang berlebihan
pada dirinya atau perilaku merusak anak-anaknya dan masyarakat.
2) Teori Havighurst
Teori perkembangan Havighurst telah diringkas dalam tujuh
perkembangan untuk orang dewasa tengah (Havighurst, 1972). Tugas
perkembangan tersebut meliputi:
a) Pencapaian tanggung jawab social orang dewasa
b) Menetapkan dan mempertahankan standar kehidupan
c) Membantu anak-anak remaja tanggung jawab dan bahagia
d) Mengembangkan aktivitas luang
e) Berhubungan dengan pasangannya sebagai individu
f) Menerima dan menyesuaikan perubahan fisiologis pada usia
pertengahan
g) Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.

b. Tahap-tahap perkembangan
1) Perkembangan fisiologis
Perubahan ini umumnya terjadi antara usia 40-65 tahun.
Perubahan yang paling terlihat adalah rambut beruban, kulit mulai
mengerut dan pinggang membesar. Kebotakan biasanya terjadi
selama masa usia pertengahan, tetapi juga dapat terjadi pada pria
dewasa awal. Penurunan ketajaman penglihatan dan pendengaran
sering terlihat pada periode ini.
2) Perkembangan kognitif
Perubahan kognitif pada masa dewasa tengah jarang
terjadi kecuali karena sakit atau trauma. Dewasa tengah dapat
mempelajari keterampilan dan informasi baru. Beberapa dewasa
tengah mengikuti program pendidikan dan kejuruan untuk
mempersiapkan diri memasuki pasar kerja atau perubahan pekerjaan.
3) Perkembangan psikosial
Perubahan psikososial pada masa dewasa tengah dapat
meliputi kejadian yang diharapkan, perpindahan anak dari rumah,
atau peristiwa perpisahan dalam pernikahan atau kematian teman.
Perubahan ini mungkin mengakibatkan stress yang dapat
mempengaruhi seluruh tingkat kesehatan dewasa.
3. Fase dewasa akhir
Fase dewasa akhir (41-50/55tahun) ditandai karya produktif, sukses-
sukses berprestasi dan puncak dalam karier. Sebagai patokan, pada masa ini
dapat dicapai kalau status pekerjaan dan sosial seseorang sudah mantap.
Masalah-masalah yang mungkin timbul yaitu:

3
a. Menurunnya keadaan jasmaniah
b. Perubahan susunan keluarga
c. Terbatasnya kemungkinan perubahan-perubahan baru dalam bidang
pekerjaan atau perbaikan kesehatan yang lalu
d. Penurunan fungsi tubuh
Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi bagi
pegawai menghadapi sepi dan masa masamemasuki pensiun. Biasanya ada
PPS ( Post Power Sindrom) misalnya biasa seseorang menjabat kemudian
tidak, rasanya ada perasaan down sindrom.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pengawasan tugas
perkembangan ini, individu mengalami PPS. Misalnya penghalangnya
adalah:
1. Tingkat perkembangan yang mundur
2. Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan
3. Tidak ada motivasi
4. Kesehatan yang buruk
5. Cacat tubuh
6. Tingkat kecerdasan yang rendah
7. Tingkat adaptasi yang jelek
8. Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi bagi pegawai
menghadapi sepi dan masa masamemasuki pensiun. Biasanya ada PPS (
Post Power Sindrom) misalnya biasa seseorang menjabat kemudian
tidak, rasanya ada perasaan down sindrom, adanya penyakit kronis.
Tingkat ketidakmampuan dan persepsi klien pada penyakit dan
ketidakmampuan menentukan sampai mana perubahan gaya hidup akan
terjadi.
9. Tingkat kesejahteraan
Perawat mengkaji status kesehatan pada klien dewasa tengah.
Pengkajian tersebut member arah untuk merencanakan asuhan
keperawatan dan berguna dalam mengevaluasi keefektifan intervensi
keperawatan.

10. Membentuk kebiasaan sehat yang positif


Kebiasaan adalah sikap atau perilaku seseorang yang biasa
dilakukan. Pola perilaku ini didorong oleh seringnya pengulangan
sehingga menjadi cara perilaku individu yang biasa.

2. Tahap Perkembangan Keluarga dengan Dewasa


Menurut Erikson, tugas perkembangan yang utama pada usia baya
adalah mencapai generatifitas (Erikson, 1982). Generatifitas adalah
keinginan untuk merawat dan membimbing orang lain. Dewasa tengah
dapat mencapai generatifitas dengan anak-anaknya melalui bimbingan

4
dalam interaksi sosial dengan generasi berikutnya. Jika dewasa tengah gagal
mencapai generatifitas akan terjadi stagnasi. Hal ini ditunjukkan dengan
perhatian yang berlebihan pada dirinya atau perilaku merusak anak-anaknya
dan masyarakat.
Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang
harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu;
dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi
sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau
masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan
Masa Usia Dewasa
1. Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan
fisiologis
2. Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu
3. Membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang
bertanggung jawab dan berbahagia
4. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir
pekerjaan
5. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang
dewasa
6. Mencapai tanggung jawab sosial dan warga Negara secara penuh.
7. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.

B. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


1. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil
informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.
Sumber informasi dan tahapan pengkajian dapat menggunakan metode:
a. Wawancara keluarga
b. Observasi fasislitas rumah
c. Pemeriksaan fisik dari anggta keluarga dari ujung rambut ke ujung kaki.
d. Data sekunder, contoh: hasil laboratorium, hasil X-ray, pap smear dan
sebagainya.
Hal hal yang perlu dikaji dalam keluarga meliputi :
a. Data umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Nama kepala keluarga
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga
Genogram
Simbol-simbol yang biasa digunakan:

5
Laki-laki Perempuan Identifikasi klien meninggal

Menikah Pisah Cerai Cerai


6) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
7) Tipe bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
8) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
9) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari
kepela keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status
sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan
yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki
oleh keluarga.
10) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi
bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun
denganmenonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan ke;luarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditenrukan dengan anak tertua dari
keluarga inti.
Contoh : keluarga bapak A mempunyai 2 orang anak, anak pertama
berumur 7 tahun dan anak ke dua berumur 4 tahun, maka keluarga
bapak A beradapada tahapan perkembangan keluarga dengan usia
anak sekolah.

6
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembngan yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum
terpenuhi.

3) Riwayat keluarga inti


Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-
masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit
(status imunisasi), sumber pelayanan kesehatanyang biasa digunakan
keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak
suami istri.
c. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentiikasi dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela pemanfaatan ruangan,
peletakan perabotan rumah tangga, jenis septik tank, jarak septik tank
dengan sumber air, air minum yang digunakan serta denah rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas
setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkunagan fisik,
aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geigrafis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga
berpindah tempat.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Mennjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
keluarga interkasinya dengan masyarakat.

5) Sistem pendukung keluarga


Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalh jumlah anggota
keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang
kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau
dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan
dari masyarakat setempat.
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.

7
 Apakah mayoritas pesan anggota keluarga sesuai isi dan instruksi
?
 Apakah anggota keluarga mengutarakan kebutuhan-kebutuhan
dan perasaan-perasaan mereka dengan jelas ?
 Apakah anggota keluarga memperoleh dan memeriksakan respons
dengan baik terhadap pesan ?
 Apakah anggota keluarga medengar dan mengikuti pesan ?
 Bahasa apa yang digunakan dalam keluarga ?
 Apakah keluarga berkomunikasi secara langsung atau tidak
langsung ?
 Bagaimana pesan-pesan emosional (afektif) dismapaikan dalam
keluarga ? (langsung atau tidak langsung)
 Jenis-jenis emosi apa yang di sampaikan dalam keluarga ?
 Apakah emosi-emosi yang disampaikan bersifat negatif, positif
atau keduanya ?
 Pola-pola umum apa yang digunakan menyampaikan pesan-pesan
penting ? (langsung atau tidak langsung)
 Jenis-jenis disfunggsional komunikasi apa yang nampak dalam
pola-pola komunikasi keluarga ?
 Adakah hal-hal atau masalah dalam keluarga yang tertutup untuk
didiskusikan ?
2) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan memepengaruhi
otang lain untuk mengubah perilaku.
3) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara
formal maupun informal.
 Struktur peran formal: posisi peran formal apa pada setiap
anggota keluarga, gambarkan bagaimana setiap anggota keluarga
melakukan peran-peran formal mereka. Adakah konflik peran
dalam keluarga
 Struktur peran informal: adakah peran-peran informal dalam
keluarga, siapa yang memainkan peran-peran tersebut, berapa kali
peran-peran tersebut sering dilakukan atau bagaimana peran
tersebut dilaksanakan secra konsisten? Tujuan peran-peran
informal yang dijalankan keluarga apa?
4) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan nor
Ma yang dianut oleh keluarga yang berhubungna dengan kesehatan.

8
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi efektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran dari anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukunga keluarga terhadap
anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangtan tercipta pada anggota
keluarga, dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai.
2) Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungandalam
keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,
budaya dan perilaku.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanaa, pakaian,
perlindungan serta merawat anggota keluargayang sakit. Sejauh mana
pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupa keluarga
didalam melaksanakan perawata kesehatan dapat dilihat dari
kemampuankeluaraga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu
keluaraga mampu mengenal maslah kesehatan, mengambil keputusan
untuk melakukan tindakan, melkaukan perawatan terhadap anggota
keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dpat meningkatkan
kesehatan, danmkeluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang terdapa dilingkungan setempat.
Hal-hal yang dikaji sejauhmana keluarga melakukan pemenuha tuegas
perawtan keluarga adalah:
a) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal maslah
kesehata, yang perlu dikaji adalah sejuahmana keluarga
mengetahui mengenai fakta-fakta dari masalah kesehatan yang
meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang
mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.
b) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehata yang tepat, hal yang perlu dikaji
adalah:
 Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan
luasnya masalah
 Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
 Apakah keluarga merasa meyerah terhadap masalah yang
dialami
 Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan
pentakit
 Apakah kelurga mempunyai sikap negatif terhadap masalah
kesehatan

9
 Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang
ada
 Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan
 Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap
tindakan dalam megatasi masalah.
c) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit, yang perlu dikaji adalah :
 Sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakit (sifat,
penyebaran, komplikasi, prognosa, dan cara perawatannya)
 Sejauhmana keluarga mengetahui tentang sikap dan
perkembangan perawatan yang dibutuhkan.
 Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang
diperlukan untuk perawatan.
 Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber yang ada
dalam keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab,
sumber keuangan/financial, fasilitas fisik,, psikososial)
 Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit.
d) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara
lingkungan rumah yang sehat, hal yang pelu dikaji adalah :
 Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga
yang dimiliki
 Sejauhmana keluarga melihat keuntungan/manfaat
pemeliharaan lingkungan
 Sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya hygene sanitasi
 Sejauhmana keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit
 Sejauhmana sikap/pandangan keluarga terhadap hygene
sanitasi
 Sejauhmana kekompakan antar anggot keluarga
e) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga
menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan di masyarakat , hal
yang perlu dikaji adalah :
 Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas
kesehatan
 Sejauhmana keluarga memahami keuntungan-keuntungan yang
dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan
 Sejauhmana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas
dan fasilitas kesehatan
 Apakah fasilitas kesehataan yang ada terjangkau oleh keluarga.
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :
a) Berapa jumlah anak

10
b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan
jumlah anggota keluarga
5) Fungs ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:
a) Sehauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan
papan
b) Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga
a. Fungsi pendidikan
Menjelaskan upaya yang dilakukan keluarga dalam pendidikan
selain upaya yang diperoleh dari sekolah atau masyarakat
sekitar.
b. Fungsi religius
Menjelaskan tentang kegiatan keagamaan yang dipelajari dan
dijalankan oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.
c. Fungsi rekreasi
Menjelaskan kemampuan keluarga dan kegiatan keluarga
untuk melakukan rekreasi secara bersama baik di luar dan di
dalam rumah, juga tentang kuantitas yang dilakukan.

f. Stress dan koping keluarga


1) Stessor jangka pendek dan panjang
a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kuran lebih 2 bulan
b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap
situasi/stressor.
3) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
4) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan.
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan fisik berbeda dengan pemeriksaan fisik di
klinik.

11
h. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.

2. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga


Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga
atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan
analisis cermat dan sistematis, memberikan dasar untuk menetapkan
tindakan-tindakan dimana perawat bertanggng adalah pernyataan yang
menjelaskan status atau masalah kesehatan aktual atau potensial. Diagnosis
keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada
pengkajian.
Diagnosa keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian terhadap
adanya masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga,
struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga dan koping keluarga dan
berdasarkan kemampuan dan sumber daya keluarga.
a. Perumusan diagnosa keperawatan
Perumusan diagnosis keperawatan keluarga dapat diarahkan pada sasaran
idividu atau keluarga. Komponen diagnosis keperawatan meliputi
masalah (problem), penyebab (etiologi) dan atau tanda (sign).
Tipologi dari diagnosis keperawatan:
1. Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dn gejala dari
gangguan kesehatan.

Contoh:
 Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak N),
keluarga bapak Y “berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga dengan gangguan
mobilisasi”.
 Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia (Ibu Y) keluarga Bapak
A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan keterbatasan gerak (rematik).
 Perubahan peran dalam keluarga (Bapak A) berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran sebagai
suami.
2. Risiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang namun belum terjadi gangguan, misalnya :
lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak
adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat.
Contoh:

12
 Risiko terjadi konflik pada bapak I berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi
 Risiko gangguan perkembangan pada balita (Anak N) keluarga
bapak Y berhubungan dengan dengan ketidakmampuan keluarga
melakukan stimulasi terhadap balita
 Risiko gangguan pergerakan pada lansia (Ibu Y) keluarga Bapak
A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan keterbatasan gerak
3. Potensial (keadaan sejahtera/”wellness”)
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga
kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.
Contoh:
 Potensial terjadi peningkatan kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu
M) keluarga Bapak K.
 Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi keluarga Bapak
X.
 Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru
menikah keluarga Bapak I.
Daignosa yang sering muncul dalam asuhan keperawatan kelurga menurut
NANDA:
a. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah lingkungan
1) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
Adalah suatu kondisi dimana keluarga mengalami atau berisiko
mengalami kesulitan mempertahankan kebersihan dan menjaga
lingkungan rumah.

2) Risiko cedera
Suatu kondisi dimana keluarga mempunyai resiko yang merugikan
yang disebabkan kurangnya kesadaran terhadap bahaya lingkungan
atau usia maturasi.
3) Resiko infeksi
Kondisi dimana keluarga beresiko menularkan agen-agen patogen ke
anggota yang lain.
b. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur komunikasi
1) Komunikasi keluarga disfungsional
Keadaan dimana keluarga mengalami atau beresiko terhadap
penurunan untuk mengirim atau menerima pesan.
c. Diagnosa keperawatan keluarga pada maslah struktur peran
1) Berduka dan diantisipasi
2) Berduka disfungsional
3) Isolasi sosial

13
4) Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya orang yang sakit
terhadap keluarga)
5) Proses keluarga terhenti
6) Resiko terhadap kerusakan kedekatan orang tua/bayi/anak
7) Resiko ketegangan peran pemberi perawatan
8) Penampilan peran tidak efektif
d. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi sosial
1) Perubahan perkembangan
2) Kurang pengetahuan
3) Isolassi sosial
4) Kerusakan interaksi sosial
5) Resiko kekerasan terhadap orang lain
6) Resiko kekerasan terhadap diri
7) Konflik peran orang tua
e. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan kesehatan
1) Manajemen regimenterapeutik keluarg tidak efektif
2) Kerusakan pemeliharaan rumah
3) Perilaku mencari kesehatan
4) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
f. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah koping
1) Koping keluarga melemah
2) Kesiapan dalam peningkatan koping keluarga
3) Koping keluarga cacat
4) Resiko berduka disfungsional.

3. Perencanaan keperawatan keluarga


Apabila masalah kesehatan ataupun masalah keperawatan telah
teridentifikasi, maka langkah selanjutnya adalah menyusun rencana
keperawatan sesuai dengan urutan prioritas masalahnya. Rencana
keperawatan keluarga adalah merupakan kumpulan tindakan yang
direncanakan oleh perawat untuk dilsksankan dalam menyelesaikan atau
mengatasi masalah keshatan/ maslah keperawatan yang telah diidentifikasi.
Rencana keperawatan yang berkualitas akan menjamin keberhasilan dalam
mencapai tujuan serta penyeleaian masalah. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam mengenbangkan keperawatan kluarga :
1) Rencana keperawatan harus didasarkan atas analisa yang menyeluruh
tentang masalahatau situasi keluarga.
2) Rencana yang baik harus realistik, artinya dapat dilaksanakandan dapat
menghasilkan apa yang diharapkan.
3) Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah instansi
kesehatan. Misalnya bila instansi kesehatan pada daerah tersebut tidak

14
memungkinkan pemberian pelayanan cuma-Cuma maka perawat harus
mempertimbangkan hal tersebut dalam menyususn perencanaan
4) Rencana keperawatan dibuat bersama dengan keluarga. Hal ini sesuai
dengan prinsip bahwa perawat perawat bekerja bersama keluarga bukan
untuk keluarga.
5) Sebaiknya rencana keperawatan dibuat secara tertulis hal ini selain
berguna untuk perawat juga berguna untuk anggota tim kesehatan lainnya,
khususnya dalam mengingat perencanaan yang telah disusun untuk
keluarga tersebut. Disamping itu juga dapat membantu dalam
mengevaluasi perkembangan masalah keluarga.
Langkah-langkah dalam menembangkan rencana keperawatan keluarga:
1. Menentukan sasaran atau goal
Sasaran adalah tujuan umum yang merupakan tujuan akhir yang akan
dicapai melalui segala upaya. Jika keluarga mengerti dan menerima
sasaran yang telah ditentukan diharapkan mereka dapat berpartisipasi
secara aktif dalam mencapai sasaran tersebut. Contoh: setelah dilakukan
tindakan keperawatan keluarga mampu merawat anggota kelaurga yang
menderita hipertensi
2. Menentukan tujuan atau objektif
Objektif merupakan pernyataan yang lebih spesifik atau lebih terperinci
tentang hasil yang diharapkan dari tindakan perawatan yang akan
dilakukan. Ciri tujuan atau objektif yang baik adalah : spesifik, dapat di
ukur, dapat dicapai, realistik dan ada batasan waktu. Contoh: seteleh
dilakukan tindakan keperawatan diharapkan anggota keluarga yang sakit
hipertensi mengerti tentang cara pencegahan dan pengobatan hipertensi
dan tekanan darah : 120/80 mmHg.
3. Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
Dalam menilih tindakan keperawatan sangat tergantung kepeda sifat
masalahdan sumber-sumber yang tersedia untuk memecahkan masalah.
Dalam perawatan kesehatan keluarga tindakan keperawatan yang
dilakukan ditujukan untuk mengurangi atau mnghilangkan sebab-sebab
yang mengakibatkan timbulnya ketidaksanggupan keluarga dalam
melaksanakan tugas-tugas kesehatan. Perawat dapat melekukan tindakan
keperawatan dalam rangka menstimulasi kesadaran dan
penerimaanterhadap masalah atau kebutuhan kesehatan keluarga dengan
jalan :
a. Memperluas informasi atau pengetahuan keluarga
b. Membantu keluarga untuk melihat dampak atau akibat dari situasi yang
ada
c. Menghubungkan antara kebutuhan kesehatan dengan sasaran yang telah
ditentukan
d. Menunjang sikap atau emosi yang sehat dalam menghadapi masalah.

15
Perawat dalam menolong keluarga agar dapat menentukan keputusan yang
tepat dalam rangka menyelesaikan masalahnya, dapat melakukan tindakan
antara lain :
a. Mendiskusikan tentang konsekuensi yang akan timbul jika tidak
melakukan tindakan
b. Memperkenalkan kepada keluarga tentang alternatif kemungkinan yang
dapat diambil serta sumber-sumber yang diperlukan untuk melaksanakan
alternatif tersebut
c. Mendiskusikan dengan keluarga tentang manfaat dari masing-masing
alternatif atau tindakan.
Untuk meningkatkan kepercayaan diri keluarga dalam memberikan
keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit, perawat dapat melakukan
tindakan antara lain :
a. Mendemonstrasikan tindakan yang dipperlukan
b. Memanfaatkan fasilitas atau sarana yang ada dirumah keluarga
c. Menghindarkan hal-hal yang mengganggu keberhasilan keluarga dalam
merujuk pasien pasien atau mencari pertolongan kepada tim kesehatan
yang ada.
Perawat dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam rangka
menciptakan lingkungan yang menunjang kesehatan keluarga antara lain
dengan cara :
a. Membantu mencari cara untuk menghindarkan adanya ancaman
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
b. Membantu keluarga dalam rangka memperbaiki fasilitas fisik yang
sudah ada
c. Menghindarkan ancaman psikologis dalam keluarga antara lain
dengan cara memperbaiki pola komunikasi keluarga, memperjelas
masing-masing anggota dan lain-lain.
d. Mengembangkan kesanggupan keluarga dalam rangka penemuan
kebutuhan psikososial.
Agar dapat membantu keluarga dalam rangka memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada, maka perawat harus mempunyai pengetahuan yang luas dan
tepat tentang sumber daya yang ada dimasyarakat dan cara memanfaatkannya.
Sumber-sumber yang terdapat dimasyarakat antara lain : instansi-instansi
kesehatan, program-program peningkatan kesehatan, organisasi-organisasi
masyarakat.

4. Menentukan kriteria dan standart kriteria


Kriteria merupakan tanda atau indikator yang digunakan untuk mengukur
pencapaian tujuan, sedangkan standart menunjukan tingkat perfomance
yang diinginkan untuk membandingkan bahwa perilaku yang menjadi
tujuan tindakan keperawatan telah tercapai. Pernyataan tujuan yang tepat

16
akan menentukan kejelasan kriteria dan standart evaluasi. Sebagai contoh
:
a. Tujuan
Sesudah perawat kesehatan masyarakat melakukan kunjungan rumah,
keluarga akan memanfaatkan puskesmas atau poliklinik sebagai tempat
mencari pengobatan.
b. Kriteria
Kunjungan ke puskesmas atau poliklinik.
c. Standart
Ibu memeriksakan kehamilannya ke puskesmas atau poliklinik, keluarga
membawa berobat anaknya yang sakit ke puskesmas.
5. Tahapan pelaksanaan keperawatan keluarga
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan
keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk
membangkitkan minat keluarga untuk mengadakan perbaikan kearah
perilaku hidup sehat. Adanya kesulitan, kebingungan, ketidakmampuan
yang dihadapi keluarga, hal tersebut harus menjadikan suatu perhatian,
sehingga perawat diharapkan dapat memberikan kekuatan dan membantu
mengembangkan potensi-potensi yang ada sehingga keluarga dapat
mempunyai kepercayaan diri dan mandiri dalam menyelesaikan masalah.
Dalam kondisi ini untuk membangkitkan minat keluarga dalam
berperilaku hidup sehat, maka perawat harus memahami teknik-teknik
motivasi. Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal dibawah ini :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah
dan kebutuhan kesehatan dengan cara : memberikan informasi,
mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan dan
mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara cara perawatan yang
tepat dengan cara : mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan
tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga dan
mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit dengan cara : mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan
alat dan fasilitas yang ada dirumah dan mengawai keluarga melakukan
perawatan.
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat dengan cara : menemukan sumber-sumber
yang dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan
keluarga seoptimal mungkin.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada,
dengan cara : mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan

17
keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang
ada.
Faktor penyulit dari keluarga yang dapat menghambat minat keluarga
untuk bekerjasama melakukan tindakan kesehatan :
a. Keluarga kurang memperoleh informasi yang jelas atau mendapatkan
informasi tetapi keliru
b. Keluarga mendapatkan informasi tidak lengkap, sehingga mereka melihat
masalah hanya sebagian.
c. Keliru tidak dapat mengkaitkan antara informasi yang diterima dengan
situasi yang dihadapi
d. Keluarga tidak mau menghadapi situasi.
e. Anggota keluarga tidak mau melawan tekanan dari keluarga atau sosial
f. Keluarga ingin mempertahankan suatu pola tingkah laku
g. Keluarga gagal mengkaitkan tindakan dengan sasaran atau tujuan upaya
keperawatan.
h. Kurang percaya dengan tindakan yang diusulkan perawat.
Kesulitan dalam tahap pelaksanaan dapat pula diakibatkan oleh faktor-
faktor yang berasal dari petugas, antara lain :
1. Petugas cenderung menggunakan satu pola pendekatan atau petugas
kaku dan kurang fleksibel
2. Petugas kurang memberikan penghargaan atau perhatian terhadap
faktor-faktor sosial budaya
3. Petugas kurang mampu dalam mengambil tindakan atau
mengguanakan bermacam-macam teknik dalam mengatasi masalah
yang rumit.
6. Tahap Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk
melihat kebersihannya. Bila tidak/belum berhasil perlu di susun rencana
baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat di
lakukan dalam satu kali kunjungan kekeluarga. Untuk itu dapat
dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan
keluarga. Langkah-langkah dalam mengevaluasi pelayanan keperawatan
yang diberikan baik kepada individu maupun keluarga adalah :
1) Tentukan garis besar masalah kesehatan yang dihadapi dan bagaimana
keluarga mengatasi masalah tersebut
2) Tentukan bagaimana rumusan tujuan perawatan yang akan dicapai
3) Tentukan kriteria dan standart untuk evaluasi. Kriteria dapat
berhubungan dengan sumber-sumber proses atau hasil, tergantung
kepada dimensi evaluasi yang diinginkan
4) Tentukan metodeatau teknik evaluasi yang sesuai serat sumber-sumber
data yang diperlukan

18
5) Bandingkan keadaan yang nyata (sesudah perawatan) dengan kriteria dan
standart untuk evaluasi
6) Identifikasi penyebab atau alasan penampilan yang tidak optimal atau
pelaksanaan yang kurang memuaskan
7) Perbaiki tujuan berikutnya. Bila tujuan tidak tercapai perlu ditentukan
alasan : mungkin tujuan tidak realistik, mungkin tindakan tidak tepat,
atau mungkin ada faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi.
Macam-macam evaluasi : evaluasi kuantitatif dan evalusi kualitatif.
1) Evaluasi kuantitatif
Evaluasi kuantitatif dilaksanakan dalam kuantitas atau jumlah pelayanan
atau kegiatan yang telah dikerjakan. Contoh : jumlah keluarga yang dibina,
jumlah imunisasi yang telah diberikan. Evaluasi kuantitatif sering dipakai
dalam kesehatan karena lebih mudah dikerjakann bila dibandingkan dengan
evaluasi kualitatif. Pada evaluasi kuantitatif jumlah kegiatan dianggap dapat
memberikan hasil yang memuaskan.
2) Evaluasi kualitatif
Evaluasi kualitatif merupakan evaluasi mutu yang dapat difokuskan pada
salah satu dari tiga dimensi yang saling terkait yaitu :
a. Struktur atau sumber
Evaluasi struktur atau sumber terkait dengan tenaga manusia, bahan-
bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan. Dalam upaya
keperawatan hal ini menyangkut antara lain :
- Kecakapan atau kualifikasi perawat
- Minat atau dorongan
- Waktu atau tenaga yang dipakai
- Macam dan banyaknya peralatan yang dipakai
- Dana yang tersedia
b. Proses
Evaluasi proses berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan untk
mencapai tujuan. Misalnya mutu penyuluhan kesehatan yang diberikan
kepada keluarga lansia dengan masalah nutrisi.
c. Hasil
Evaluasi ini difokuskan kepada bertambahnya kesanggupan keluarga
dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan.
a. Luasnya Evaluasi
Evaluasi sebagai proses dipusatkan pada pencapaian tujuan dengan
memperhatikan keberhasilan dari tindakan keperawatan yang telah
diberikan. Evaluasi dapat dipusatkan pada tiga dimensi :
1) Efisiensi atau ketepatgunaan
Evaluasi ini dikaitkan dengan sumber daya yang digunakan misalnya
: uang, waktu, tenaga, atau bahan.
2) Appropriateness atau kecocokan

19
Evaluasi ini dikaitkan dengan adakah kesesuaian antara tindakan
keperawatan yang dilakukan dengan pertimbangan profesional.
3) Adequacy atau kecukupan
Evaluasi ini dikaitkan dengan kelengkapan tindakan keperawatan
yang dilakukan untuk mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan.
b. Kegiatan dan Evaluasi
Kegiatan adalah tindakan untuk mencapai tujuan. Dalam keperawatan
kegiatan adalah hal-hal yang dikerjakan oleh perawat untuk mencapai
suatu hasil yang diinginkan. Sedangkan hasil adalah akibat dari kegiatan
yang telah dilakukan. Hasil dari keperawatan pasien dapat diukur melalui
3 bidang :
1) Keadaan baik
Pada keadaan fisik baik dapat diobservasi melalui suhu tubuh turun,
berat badan naik, perubahan tanda klinik.
2) Psikologik sikap
Seperti perasaan cemas berkurang, keluarga bersikap positif terhadap
petugas kesehatan.
3) Pengetahuan perilaku
Misalnya keluarga dapat menjallankan petunjuk yang diberikan
keluarga, dapat menjelaskan manfaat dari tindakan keperawatan.
Tahapan evaluasi dapat dilakukan pula secara formatif dan sumatif.
Wvaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan
keperawatan sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa dewasa, masa dimana usia sudah berkisar ke angka di atas 21
tahun. Masa dewasa merupakan periode yang penuh tantangan, penghargaan dan
krisis.
masa dewasa dapat di bagi dalam beberapa fase yaitu:
1. Fase dewasa awal
2. Fase Dewasa tengah
3. Fase dewasa akhir

Tahap Perkembangan Keluarga dengan Dewasa


1. Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan fisiologis
2. Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu
3. Membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang
bertanggung jawab dan berbahagia
4. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir
pekerjaan
5. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang dewasa
6. Mencapai tanggung jawab sosial dan warga Negara secara penuh.
7. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia

21
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L J.1997.Nursing Diagnosis: Aplication to Clinical Practice.


Philadelphia:Lippincott
Hurlock, E B.1980.Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Kehidupan.Jakarta:Erlangga
Marilyn M. Friedman1998.Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik.Jakart:EGC
Mubarak, Wahid Iqbal.2006.Ilmu Keparawatan Komunitas 2 Teori da Aplikasi dalam
Praktik: Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik dan
Keluarga.Jakarta:Sagung Seto

22
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW. Berkat limpahan dan rahmat-
Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas Keperawatan Medical Bedah yang
berjudul: Sistem endokrin
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Diploma III
Keperawatan Universitas Padang Saya sadar bahwa ma kalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna.
Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi
perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca.

Pariaman, Januari 2018

Penyusun

i
23
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan ............................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Resusitasi Jantung Paru .................................. 2


B. Langkah Sebelum Memulai Resusitasi Jantung Paru ....... 4
C. Resusitasi Jantung Paru Pada Bayi, Anak dan Dewasa .... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA

24
ii
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
SISTEM ENDOKRIN

Disusun Oleh :

UCHA ELDAM
NIM. 20151098

DOSEN PEMBIMBING
Ns. JATI ASMARA, S.Kep

DIPLOMA III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TAHUN 2018

25
26

You might also like