Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
1. Ilham Wahyu Sasongko ( P07120214014 )
2. Luthfa Nadia ( P07120214018 )
3. Nissa Kurniasih ( P07120214023 )
4. Retnaning Tyas ( P07120214029 )
5. Tiara Annisa ( P07120214036 )
A. Latar Belakang
Saat ini gaya hidup modern dengan pilihan menu makanan dan cara
hidup yang kurang sehat semakin menyebar ke seluruh lapisan masyarakat,
sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah penyakit degeneratif
yaitu penyakit yang tidak menular akan tetapi dapat diturunkan. Salah satu
penyakit degeneratif yang memerlukan penanganan secara tepat dan serius
adalah diabetes mellitus (DM).
Menurut laporan dari beberapa tempat di Indonesia, angka kejadian
dan komplikasi DM cukup tersebar sehingga bisa dikatakan sebagai salah
satu masalah nasional yang harus mendapat perhatian lebih. Di desa
Banyumeneng, Gamping, Sleman, Yogyakarta terdapat 30 warganya
peyandang Diabetes Melitus. Sebagian besar Penyandang DM di Desa
Banyumeneng sudah datang berobat dan konsultasi ke Puskesmas.
Salah satu komplikasi penyakit diabetes melitus yang sering dijumpai
adalah kaki diabetik (diabetic foot), yang dapat bermanifestasikan sebagai
ulkus, infeksi dan gangren dan artropati Charcot (Reptuz, 2009; dikutip
Andarwanti, 2009). Ada dua tindakan dalam prinsip dasar pengelolaan
diabetic foot yaitu tindakan pencegahan dan tindakan rehabilitasi. Tindakan
rehabilitasi meliputi program terpadu yaitu evaluasi tukak, pengendalian
kondisi metabolik, debridemen luka, biakan kuman, antibiotika tepat guna,
tindakan bedah rehabilitatif dan rehabilitasi medik. Tindakan pencegahan
meliputi edukasi perawatan kaki, sepatu diabetes dan senam kaki (Yudhi,
2009).
Senam kaki merupakan latihan yang dilakukan bagi Penyandang DM
atau bukan Penyandang untuk mencegah terjadinya luka dan membantu
melancarkan peredaran darah bagian kaki (Soebagio, 2011). (Anggriyana &
Atikah, 2010). Perawat sebagai salah satu tim kesehatan, selain berperan
dalam memberikan edukasi kesehatan juga dapat berperan dalam
membimbing Penyandang DM untuk melakukan senam kaki sampai dengan
Penyandang dapat melakukan senam kaki secara mandiri (Anggriyana &
Atikah, 2010).
Gerakan-gerakan senam kaki ini dapat memperlancar peredaran darah
di kaki, memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot kaki dan
mempermudah gerakansendi kaki. Dengan demikian diharapkan kaki
Penyandang diabetes dapat terawat baik dan dapat meningkatkan kualitas
hidup Penyandang diabetes (Anneahira, 2011).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan terhadap Penyandang DM di
Desa Banyumeneng didapatkan bahwa 30 orang dari 3449 warganya
merupakan Penyandang DM, sebagian besar Penyandang mengetahui bahwa
DM dapat menimbulkan komplikasi pada kaki, di Desa Banyumeneng juga
rutin untuk mengadakan posyandu Lansia tetapi yang rutin memeriksakan
kesehatan hanyalah lansia wanita saja. Di Desa Banyumeneng juga pernah
dilakukan penyuluhan tentang senam DM sebanyak satu kali tetapi belum
semua warganya yang antusias untuk mengikuti penyuluhan tersebut baik
Penyandang DM itu sendiri maupun warganya yang sehat. Dari data tersebut,
dapat diketahui bahwa Penyandang DM di Desa Banyumeneng belum
sepenuhnya pernah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang manfaat
senam kaki pada Penyandang DM. dalam upaya pencegahan komplikasi
diabetes pada kaki (Diabetes Foot).
B. Perumusan Masalah
Berbagai upaya telah dilakukan dalam mencegah komplikasi pada
diabetes mellitus salah satunya dengan selalu berobat di puskesmas maupun
posyandu dan diet untuk Penyandang diabetes juga telah dilakukan. Selain
itu. sebagai anggota masyarakat yang Penyandang DM dapat melakukan
senam kaki untuk membantu memperlancar aliran darah pada kaki dan
mencegah komplikasi. Oleh karena itu masalah dalam pengabdian masyarakat
dapat dirumuskan sebagai berikut “Bagaimana peran educator dan pelatihan
senam kaki Diabetes Mellitus pada masyarakat Dusun Banyumeneng?”
C. Tujuan Kegiatan
a. Tujuan Umum
Melakukan pencegahan komplikasi Diabetes pada kaki.
b. Tujuan khusus
1) Memberdayakan masyarakat dalam kemampuan melakukan senam
kaki diabetes secara mandiri
2) Memberdayakan masyarakat dalam mencegah komplikasi melalui
senam kaki diabetes
D. Manfaat Kegiatan
Manfaat kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah:
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat melaksanakan dan menyelesaikan tugas pemberdayaan
masyarakat dengan menggunakan kreatifitas mahasiswa. Pengetahuan
dan wawasan mahasiswa tentang DM akan bertambah. Mahasiswa juga
mendapatkan pengalaman sehingga dapat mengoreksi kesalahan
sehingga tidak akan terulang lagi pada kegiatan selanjutnya. Mahasiswa
akan semakin terlatih untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat
sehingga masalah- masalah kesehatan dapat teratasi.
2. Bagi Masyarakat
Melakukan senam kaki DM merupakan suatu hal yang mudah dan
menyenangkan. Masyarakat juga bisa mengisi waktu luang dengan
senam kaki. Selain itu manfaat sangat besar bisa dirasakan masyarakat
dengan selalu melakukan senam kaki DM yaitu untuk memperlancar
peredaran darah terutama pada kaki dan mencegah komplikasi.
E. Khalayak Sasaran
Sasaran dilakukannya senam kaki pada kelompok masyarakat yang
beresiko terkena DM khususnya pada pasien DM dan umumnya pada semua
masyarakat Desa Banyumeneng terutama yang berpotensi mengalami
gangguan pada saat berjalan seperti adanya kesemutan pada kedua tungkai
sehingga dengan melakukan senam kaki dapat memperlancar peredaran darah
perifer sehingga terhindar dari luka.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Menurut American Diabetes Association (ADA) 2005, Diabetes
Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan insulin, kerja insulin , atau
keduanya.
Diabetes melitus adalah gangguan kronis yang ditandai dengan
metabolisme karbohidrat dan lemak yang diakibatkan oleh kekurangan
insulin atau secara relatif kekurangan insulin (Soewondo,2006).
Diabetes tipe II (NIIDM) merupakan diabetes yang paling sering
ditemukan di Indonesia. Penyandang tipe ini biasanya ditemukan pada usia di
atas 40tahun disertai berat badan yang berlebih. Selain itu, diabetes tipe II ini
dipengaruhi oleh faktor genetik, keluarga, obesitas, diet tinggi lemak, dan
disertai kurang gerak badan. (Nabil,2009)
Diabetes melitus adalah penyakit menahunyang timbul pada seseorang
yang disebabkan karena adanya peningkatan gula darah atau glukosa darah
akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Kemenkes RI,2011).
C. Penyebab
1) Diabetes Melitus tipe 1
Pada diabetes tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel beta
pankreas. Penyandang tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang merupakan
predisposisi untuk kerusakan autoimun sel beta pankreas. Respon autoimun
dipacu oleh aktifitas limfosit,antibodi terhadap sel pulau langerhans dan
terhadap insulin itu sendiri (Misnadiarly,2006).
2) Diabetes Melits tipe 2
Pada diabetes tipe 2, jumlah insulin normal tetapi jumlah reseptor
insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang sehingga glukosa yang
masuk ke dalam sel sedikit dan glukosa dalam darah menjadi meningkat.
(Misnadiarly,2006).
3) Diabetes melitus Tipe Spesifik Lain
Penyebab bagi diabetes tipe ini merupakan defek spesifik pada sekresi
atau fungsi insulin, kelainan metabolik yang menyebabkan gangguan sekresi
insulin, kelainan mitokondria, dan keadaan-keadaan yang lainnya yang
menyebabkan IGT (Powers,2005).
E. Klasifikasi DM
Menurut klasifikasi WHO, diabetes dibagi menjadi beberapa jenis :
1. Diabetes Melitus tipe 1, Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)
Menurut American Diabetic Association (ADA) TAHUN 2010
merupakan kondidi tidak terkontrolnya gula didalam tubuh karena
kerusakan sel β pankreas sehingga mengakibkan berkurangnya produksi
insulin sepenuhnya. Sementara itu, menurut Gustaviani, diabetes melitus
tipe 1 merupakan penyakit autoimun yang dipengaruhi secara genetik oleh
gejala-gejala yang pada akhirnya menuju proses perusakan imunologik sel-
sel yang memproduksi insulin secara bertahap (Rifka,2014)
DM tipe 1 disebut juga diabetes onset-anak (atau onset-remaja) dan
diabetes rentan-ketos (karena sering menimbulkan ketosis). Onset DM tipe
1 biasanya terjadi sebelum usia 25-30 tahun (tetapi tidak selalu demikian
karena orang dewasa dan lansia yang kurus juga mengalami diabetes tipe
ini). Sekresi insulin mengalami defisiensi (jumlahnya sangat rendah atau
tidak ada sama sekali). Dengan demikian, tanpa pengobatan dengan insulin
(pengawasan dilakukan melalui pemberian insulin bersamaan dengan
adaptasi diet), pasien biasanya akan mudah terjerumus ke dalam situasi
ketoasidosis diabetik.
Jalannya penyakit DM tipe 1 meliputi 5 tahap, yaitu :
Penyandang diabetes memiliki kerentanan genetik terhadap penyakit
ini
Keadaan lingkungan biasanya memulai proses terjadinya penyakit
pada individu dengan kerentanan genetik. Infeksi virus diyakini
sebagai satu mekanisme pemicu, tetapi agen non-infeksius bisa juga
terlibat.
Rangakaian proses peradangan pankreas atau insulitis. Monosif atau
makrofag dan limfosit T teraktivasi mneginfiltrasi sel β pankreas.
Perubahan atau transformasi sel β sehingga tidak lagi dikenal sebagai
“sel sendiri”, tetapi dilihat oleh sistem imun sebagai “sel asing”.
Perkembangan respon imunitas. Hasil akhir berupa perusakan sel β
dan penampakan diab etes.
Gejala biasanya muncul secara mendadak, berat, dan perjalananya
sangat progresif, jika tidak diawasi, dapat berkembang menjadi
ketoasidosis dan koma. Ketika diagnosis ditegakkan, pasien biasanya
memilik berat badan yang rendah, hasil tes deteksi antibodi islet hanya
bernilai sekitar 50-80%, dan kadar gula darah puasa >140 mg/Dl
(Arisman, 2002).
2. Diabetes Melitus tipe 2,non- insulin dependent diabetes melitus (NIDDM)
Diabetes melitus tipe 2 merupakan kondisi saat gula darah dalam
tubuh tidak terkontrol akibat gangguan sensitivitas sel β pankreas untuk
menghasilkan hormon insulin yang berperan sebagai pengontrol kadar gula
dalam tubuh. Hasil laporan statistika International Diabetes Fedreration
(IDF) menyatakan bahwa terdapat 3,2 juta kasus kematian akibat DM tipe
2 setiap tahun. Selain kematian, komplikasi penyakit diabetes melitus tipe
2 dapat mengarah pada gangguan microvascular (retinopathy dan penyakit
saraf) serta macrovascular (stroke, tekanan darah tinggi, serta kelainan
ginjal, hati, dan jantung).
Patogeneses DM tipe 2 belum diketahui sepenuhnya, tetapi ada 3
faktor penting yang perlu diperhatikan sebagai penyebab terjadinya DM
tipe 2, yaitu :
Faktor individu atau genetik etnis yang menyebabkan kerawanan pada
kejadian DM
Kerusakan sel β pankreas
Berkurangnya kerja hormon insulin di dalam jaringan (resistensi
insulin), termasuk otot skeletal, hati, dan jaringan adiposa.
Diabetes tipe 2 bukan disebabkan kurangnya sekresi insulin,
tetapi ketidakmampuan sel-sel target insulin untuk merespon
hormon insulin secara normal sehingga gula darah tidak dapat
masuk ke dalam sel.
Pada Penyandang DM tipe 2 terjadi sekresi hormon insulin dan
produksi glukosa darah yang berlebih
Hal yang membedakan dengan DM tipe 1 adalah tidak terjadi
kerusakan sel β langer-haens secara autoimun.
Tanda atau gejala khas DM tipe 2 ini yaitu :
a. Poliuri (banyak kencing)
b. Polidipsi (banyak minum)
c. Poliphagi (banyak makan)
d. Penurunun berat badan
e. Kelelahan
f. Luka sulit sembuh
g. Pruritus (gatal-gatal)
h. Infeksi
i. Refraksi mata mudah berubah
j. Katarak
k. Gejala saraf
l. Gangguan serangan jantung (Rifka, 2014)
3. Diabetes Kehamilan (Gestational).
Diabetes kehamilan adalah gangguan toleransi glukosa berbagai
derajat yang ditemukan pertama kali pada saat hamil, tanpa membedakan
apakah Penyandang perlu terapi insulin atau tidak. Pada umumnya
Penyandang diabetes mellitus kehamilan, menunjukkan gangguan toleransi
glukosa yang relatif ringan, sehingga jarang memerlukan pertolongan
dokter (Asdie, 2000).
4. Diabetes Tipe lainnya.
Tipe-tipe diabetes lain dijumpai pada kondisi dan sindroma tertentu.
Tipe diabetes ini dapat timbul sebagai akibat kerusakan pancreas karena
radang, cidera atau adanya suatu keganasan. Kasus ini hanya mencakup 1-
10% dari seluruh kasus diabetes (Kalat, 2007 & WHO, 2003).
F. Komplikasi DM
Secara garis besar komplikasi diabetes mellitus diabagi menjadi 2 yaitu :
1. Akut :
a. HIPOGLIKEMI
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah
(glukosa) secara abnormal rendah. Dalam keadaan normal, tubuh
mempertahankan kadar gula darah antara 70-110 mg/dL. Sementara
pada Penyandang diabetes, kadar gula darahnya tersebut berada pada
tingkat terlalu tinggi dan pada Penyandang hipoglikemia, kadar gula
darahnya berada ( antara < 50 mg/dL ) atau < 80 mg/dL dengan gejala
klinis
b. KETOASIDOSIS ( Diabetik Ketoasidosis )
Ketoasidosis Diabetik (KAD) adalah keadaan dekompensasi-
kekacauan metabolic yang ditandai oleh trias Hiperglikemi ,asidosis
,dan ketosis ,terutama disebabkan oleh defisiensi insulin absolute atau
relative. KAD atau Hipoglikemia merupakan komplikasi acute dari
diabetes mellitus (DM) yang serius dan membutuhkan pengelolaan
gawat darurat
c. KOMA HIPEROSMOLAR NONKETOTIK
Suatu sindrom yang ditandai dengan hiperglikemia berat,
hiperosmolar, dehidrasi berat tanpa ketoasidosis, disertai penurunan
kesadaran
2. KRONIK :
a. RETINOPATI DIABETIK
Retinopati diabetik adalah kerusakan progresif pembuluh darah di
retina yang disebabkan oleh kadar gula darah tinggi (hiperglikemia).
Sebagai komplikasi umum dari diabetes mellitus, penyakit ini dapat
menyebabkan kebutaan dan gangguan penglihatan lainnya
b. PENYAKIT JANTUNG KORONER
Penyakit jantung koroner adalah suatu keadaan akibat terjadinya
penyempitan, penyumbatan atau kelainan pembuluh nadi koroner.
Penyempitan atau penyumbatan ini dapat menghentikan aliran darah
ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri.
c. NEUROPATI DIABETIK
NEUROPATI DIABETIK adalah suatu gangguan pada syaraf
perifer, otonom dan syaraf cranial yang ada hubunganya dengan
diabetes mellitus.Keadaan ini disebabkan oleh kerusakan
mikrovaskuler yang disebabkan oleh diabetes yang meliputi
pembuluh darah yang kecil-kecil yang memperdarahi syaraf(vasa
nervorum).
d. RENTAN INFEKSI
e. KAKI DIABETIK
G. Pencegahan DM
1. Pencegahan untuk Penyandang DM
a. Pencegahan Primer
Pencegahan penyakit diabetes melitus secara primer ini dilakukan dengan
tujuan untuk tahap awal pencegahan terjadinya diabetes. Salah satunya
selalu memperhatikan faktor-faktor yang dapat menyebabkan penyakit
diabetes baik secara genetik ataupun karena faktor lingkungan.
Adapun cara pencegahan primer diantaranya :
selalu menjaga pola makan sehari-hari
selalu melakukan olahraga secara teratur
tidur yang cukup,dan
menghindari obat-obatan yang dapat menimbulkan penyakit diabetes.
H. Senam kaki DM
1) Pengertian senam kaki diabetes
Senam kaki diabetes adalah suatu kegiatan atau latihan yang dilakukan
oleh pasien diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan
membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki.
2) Manfaat senam kaki diabetes
Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan juga
memperkuat otot-otot kecil kaki serta mencegah terjadinya kelainan
bentuk kaki. Selain itu, senam kaki juga dapat meningkatkan kekuatan
pada otot paha, betis, dan juga mengatasi keterbatasan dalam pergerakan
sendi.
3) Tujuan dilakukannya senam diabetes
a. Memperbaiki sirkulasi darah
b. Memperkuat otot-otot kecil
c. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
d. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
e. Mengatasi keterbatasan gerak
4) Indikasi dan Kontra Indikasi senam diabetic
a. Indikasi
Senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh Penyandang Diabetes
mellitus dengan tipe 1 maupun 2. Namun sebaiknya diberikan sejak
pasien didiagnosa menderita Diabetes Mellitus sebagai tindakan
pencegahan dini.
b. Kontra Indikasi
- Klien mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti dipnea atau
nyeri dada
- Orang yang depresi, khawatir atau cemas
5) Langkah-langkah pelaksanaan senam kaki diabetes
1. Pasien duduk tegak di atas bangku dengan kaki menyentuh lantai
3. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki
ke atas. Kemudian sebaliknya pada kaki yang lainnya, jari-jari kaki
diletakkan di lantai dan tumit kaki diangkatkan ke atas. Gerakan ini
dilakukan secara bersamaan pada kaki kanan dan kiri bergantian dan
diulangi sebanyak 10 kali.
4. Tumit kaki diletakkan di lantai. Kemudian bagian ujung jari kaki
diangkat ke atas dan buat gerakan memutar pada pergelangan kaki
sebanyak 10 kali.
6. Kemudian angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Lalu gerakan
jari-jari kaki kedepan kemudian turunkan kembali secara bergantian
kekiri dan ke kanan. Ulangi gerakan ini sebanyak 10 kali.
7. Selanjutnya luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat
kaki tersebut dan gerakkan ujung jari-jari kaki kearah wajah lalu
turunkan kembali kelantai.
8. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi sama seperti pada langkah
ke-8, namun gunakan kedua kaki kanan dan kiri secara bersamaan.
Ulangi gerakan tersebut sebanyak 10 kali.
9. Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut.
Kemudian gerakan pergelangan kaki kedepan dan kebelakang.
10. Selanjutnya luruskan salah satu kaki dan angkat, lalu putar kaki pada
pergelangan kaki, lakukan gerakan seperti menulis di udara dengan
kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian.
11. Letakkan selembar koran dilantai. Kemudian bentuk kertas koran
tersebut menjadi seperti bola dengan kedua belah kaki. Lalu buka
kembali bola tersebut menjadi lembaran seperti semula menggunakan
kedua belah kaki. Gerakan ini dilakukan hanya sekali saja.
12. Kemudian robek koran menjadi 2 bagian, lalu pisahkan kedua bagian
koran tersebut.
13. Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua
kaki.
14. Kemudian pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan
kedua kaki lalu letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang
utuh tadi.
15. Lalu bungkus semua sobekan-sobekan tadi dengan kedua kaki kanan
dan kiri menjadi bentuk bola.
BAB III
METODE PENGABDIAN MASYARAKAT
2. Penyandang DM
Pemeriksaan TTV
Pengukuran gula
darah
C. Rancangan Evaluasi
Dari kegiatan tersebut disusun rancangan evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk
mengetahui apakah kegiatan yang dilaksanakan sesuai dan dapat dicapai dengan
baik sesuai tujuan kegiatan.
1. Untuk mengukur aspek kognitif :
a. Penderita DM mengetahui tujuan dilakukannya senam kaki
b. Penderita DM mengetahui manfaat senam kaki
c. Penderita DM mengetahui indikasi dan kontraindikasi senam kaki
d. Penderita DM mengetahui cara melaksanakan senam kaki.
D. Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan pengabdian masyarakat ini berlokasi di Dusun Gadingan Desa
Banyumeneng Kecamatan Godean Wilayah kerja Puskesmas Godean II.
Pelaksanaan kegiatan tersebut dilaksanakan selama 4 (empat) bulan yaitu
dari bulan Januari sampai dengan bulan April 2015, berdasarkan tabel
berikut :
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Tahun 2015 Tahun 2016
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Penyusunan proposal X X
Pengurusan perizinan X
Pelaksanaan Kegiatan X X X X
Pemantauan X X X X
Laporan X X
LAMPIRAN
PLAN OF ACTION
ANGGARAN
NO. KEGIATAN HARI, TANGGAL, JAM SASARAN TEMPAT PJ KET
DANA
1. MMD I (Desa) Selasa 23 Desember 2015 Mahasiswa, Ketua RT, Balai Desa, Desa Ketua Panitia -
Kepala Dukuh Banyumeneng
Jam 10.00– selesai
2. MMD I (Dusun) Selasa,23 Desember 2015 Ketua RT dan Tokoh Rumah kepala dusun, Kepala dusun Rp. 200.000,-
masyarakat,warga dusun Banyumeneng
Jam 20.00 – selesai dusun Banyumeneng
RTO4 : Luthfa
RT 05 : Retna
5. MMD II Selasa 12 Januari 2016 Masyarakat Dusun Rumah Kepala Dusun Kepala dusun Rp.400.000,-
jam 20.00-Selesai Bayumeneng
6.. Pelaksanaan
a. Persiapan Rabu, 13 Januari 2016 Warga masing-masing Aula Kelurahan RT 01 : Nisa Rp.200.000,-
tempat dan RT
perlengkapan Jam 15.00-selesai WIB RT 02 : Ilham
RT 03: Tiara
RTO4 : Luthfa
RT 05 : Retna
b. Melaksanakan Kamis, 14 Januari 2016 Resiko penderita DM Aula Kelurahan Rp. 250.000
pemeriksaan Jam 08.00 – 12.00
TTV, dan tes
gula darah,
c. Melaksanakan
pemeriksaan Kamis, 14 Januari 2016 Penderita DM Aula Kelurahan Rp.150.000
sirkulasi darah Jam 08.00-12.00
menggunakan
tensimeter
dan vaskuler
droppler
10. MMD III (dusun) Senin, 18 Januari 2016 Masyarakat Dusun Rumah kepala dusun, Kepala dusun Rp.200.000,-
Banyumeneng dusun Banyumeneng
11. MMD III (desa) Selasa, 19 Januari 2016 Mahasiswa, Ketua RT, Balai Desa, Desa Kepala dusun
Kepala Dukuh Donotirto
Daftar Pustaka
Dewi, Rifka Kumala. 2014. Diabetes Bukan Untuk Ditakuti. Jakarta : FMedia
Soegondo, Sidartawan. Dkk. 1995. Diabetes Melitus Pelaksanaan Terpadu.
Jakata : FKUI
Powers, A.C., 2005. Diabetes Melitus. In: Gibson, R.J., ed. The 16th Edition
Of Harrison’s Principles Of Internal Medicine. USA: The McGraw-Hill
Companies.
http://penyakitdiabetesmelitus.net/?Pencegahan_Penyakit_Diabetes_Melitus