You are on page 1of 19

Aqidah Islamiyah

Prof. Dr. Sayyid Sabiq

Pendahuluan

Perilaku manusia dan tindakanya merupakan salah satu fenomena yang menggambarkan
aqidah dan keyakinanya. Apabila aqidahnya baik dan lurus, maka baik pula perilakunya.
Apabila aqidahnya rusak maka rusak pulalah perilakunya. Oleh karena itu aqidah tauhid
dan keimanan merupakan suatu keharusan bagi manusia yang tidak bisa diabaikan, agar
ia dapat menyempurnakan kepribadiannya dan dapat mewujudkan nilai kemanusiaannya.

“sesungguhnya aqidah merupakan jiwa bagi setiap individu. Dengan aqidah ini ia akan
hidup dengan baik. Bila aqidah hilang maka ruhaninya mengalami kematian.
Aqidah adalah cahaya yang apabila manusia tidak meraihnya ia akan tersesat dalam
berbagai kancah kehidupan dan mengalami kebingungan di berbagai lembah kesesatan”
demikian yang penulis sebutkan dalam buku ini.

Buku Akidah Islamiyah ini berisi beberapa bab pembahasan:

Pendahuluan.
Berisi penjelasan tentang Islam merupakan gabungan antara Iman dan Amal sekaligus,
tidak bisa dipisah-pisahkan. Menjelaskan pengertian aqidah, kesatuan aqidah, aqidah itu
satu dan kekal, manhaj Rasul dalam menanamkan aqidah, juga penyimpangan dari
Manhaj Rasul dan dampaknya.

Makrifatullah.
Penulis menjabarkan Sarana Mengenal Allah, melalui tafakkur, lingkup tafakkur, tujuan
tafakkur, (taklid menutup akan pikiran). Mengenal Allah melalui Asmaa’ dan Shifaat
(nama-nama dan sifat-sifat-Nya), juga Nama Allah yang Teragung (Ismullahil A’zham).

Hakikat Iman dan Buahnya


Penulis menjabarkan perihal Manefistasi Keimanan, Buah Keimanan,

Qadar (Takdir)
Allah Ta’ala bebas Berbuat, Pengertian Takdir, Kewajiban beriman kepada Takdir, HIkmah
Beriman kepada Takdir, Kebebasan Manusia, Kehendak Tuhan dan Kehendak Manusia,
Arti Memberi Petunjuk dan Menyesatkan

Malaikat
Siapakah Malaikat itu? Dari Apa Mereka Diciptakan, Manusia Lebih Utama dari Malaikat,
Tabiat Malaikat, Doa Malaikat untuk Orang Beriman, malaikat membaca Aamiin bersama
orang-orang yang Shalat, Kehadiran Malaikat pada Shalat Ashar dan Subuh setiap Hari,
Beriman kepada Malaikat.

Jin
Siapakah Jin Itu? Cara Mengetahui Jin, Bahan Penciptaan Jin, Kelompok-kelompok Jin, Jin
Dibebani Hukum Syariat seperti Manusia, Jin tidak Mengetahui Perkara Gaib, Setan tidak
Mempunyai Kekuasaan atas Orang Beriman, Perlawanan Menghadapi Setan, Hikmah
Penciptaan Iblis.

Kitab-Kitab Samawi
Kitab-kitab Tertulis, Keistimewaan Al-Qur’an, Pemalsuan Taurat dan Injil, Arti Al-Qur’an
Membenarkan Kitab-KItab Terdahulu, Jalan Menuju Kebenaran.

Rasul-Rasul
Beriman Kepada Rasul, Rasul BErasal dari Umat itu Sendiri, Rasul Manusia Biasa (makan,
minum, beristri, menghadapi sesuatu seperti manusia lain), Rasul Seorang Laki-Laki,
Tujuan Pengutusan Rasul, Terpeliharanya Rasul dari Dosa, Rasul Ulul Azmi, Bukti
Kebenaran Nabi Muhammad, Perbedaan antara Mukjizat dengan Karomah, MUkjizat
Rasulullah Penutup para Nabi.

Ruh
Manusia terdiri dari jasad dan ruh, ilmu pengetahuan modern dan penelitian tentang ruh,
ruh sebagai makhluk, ruh dan jiwa, keadaan ruh setelah berpisah dengan jasad,
pertanyaan di dalam kubur, tempat tinggal ruh.

Tanda-Tanda Hari Kiamat dan Hari Akhir


Tanda-tanda Kiamat Besar, Beriman kepada Hari Akhir,Perhatian Al-Qur’an terhadap
Penetapan Iman kepada Hari Akhir, HIkmah Memperhatikan Hari akhir, Kapan hari Kiamat
terjadi? Hari Kebangkitan, Bukti-bukti Kebangkitan, Perbedaan keadaan manusia saat
dibangkitkan dari kubur, Syafaat.

Hisab
Hisab adalah tuntutan keadilan Ilahi, cara pelaksanaan hisab, cara mencatat amal dan
memperhatrikannya, ilmu pengetahuan dan pembukuan amal, kecermatan hisab, Allah
Sendiri yang Melakukan Hisab, Kasih Sayang Allah terhadap Orang Mukmin saat
Melakukan Hisab, Telaga, Shirath.

Surga dan Neraka


Neraka, kesengsaraan dalam neraka Jahim, perbandingan panas api di dunia dan api di
akhirat, orang-orang paling ringan siksanya, Surga, penghuni surga, kenikmatan surge,
kekalnya surge dan neraka beserta para penghuninya.

Pengokohan aqidah tauhid inilah yang akan dapat memperbaiki kehidupan manusia dan
meningkatkannya, mengantarkannya menuju kemajuan hakiki, menyampaikan kepada
kebaikan dan kemajuan yang dicari, kebenaran dan keadilan yang ditargetkan, sehingga
individu meraih kebahagiaan, masyarakat merasakan kedamaian dan kehidupan menjadi
lebih sejahtera. Allah swt. berfirman:

‫ن‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫من عنمل ن ن‬


‫صاَلةحاَ محن ذكككرر أكحو أننحنكثىَ كونهكوُ نمحؤمنن فكنلكنَنححييك نَننهن كحكياَ ة طكيبكةة كولكنَكحجنزيِكننَنننهحم أكحجكرنهحم بأكحح ك‬
‫سنن كماَ ككاَننوُا‬ ‫كح ك ك ك‬
٩٧ ‫يِكنحعكمنلوُكن‬

“Barang siapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri
balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-
Nahl:97)
‫اللنهن ولنيي الننذيِن آمننَوُا يِحخنرجنهم نمن الظيلنماَ ن‬
‫ت إنكلىَ الينَوُنر‬ ‫ك ك ن ن ح ك ك‬ ‫ك‬

“Allah pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan
(kekafiran) kepada cahaya (iman).” QS. Al-Baqarah:257

Aqidah tauhid laksana pohon yang baik yang tidak pernah berhenti berbuah. Ia berbuah
yang dapat dimakan di setiap saat, baik di musim kemarau maupun musim penghujan.
Allah Ta’ala berfirman:

‫سماَنء‬ ‫شكجكرةر طكيبكرة كأصنلهاَ ثاَبن ن‬


‫ت كوكفرنعهاَ نفىَ ال ن‬ ‫ب اللنهن كمثكةل ككلنكمةة طكيبكةة كك ك‬
‫ضكر ك‬ ‫أككلم تكنكر ككي ك‬
‫ف ك‬
“Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat
yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit.”

‫لمثاَكل نللننَاَ ن‬
‫س لككعلننهم يِكنتككذنكروكن‬ ‫ن‬
‫نتؤتىَ أننككلهاَ نكنل حيرن بننإذن كريبهاَ ۗ كوكيِضَنر ن‬
‫ب اللنهن ا ك‬
“(pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah
membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat.” Qs. Ibrahim:24-25

Aqidah tauhid yang ditanamkan Rasulullah saw. Dalam mendidik umat Islam generasi
pertama, benar-benar mempunyai pengaruh yang sangat besar. Aqidah inilah yang
mensucikan dan membersihkan jiwa dari berbagai macam penyakit hari, seperti dengki,
dendam, sombong, ujub, fasik, zalim, sifat kasar, keras hati, egois dan lain sebagainya.

‫ب كوالحنححككمةك كوإنحن ككاَننوُا نمحن‬ ‫ن‬ ‫نن‬ ‫ن‬


‫ث في احلنيميييكن كرنسوُةل م حنَننهحم يِكن حتننلوُ كعلكحينهحم آكيِاَته كويِننكزيكينهحم كويِننكعلينمنهنم الحككتاَ ك‬
‫هوُ الننذيِ بنع ك ن‬
‫كك‬ ‫نك‬
‫قكنحبلن لكنفي ك‬
‫ضكلرل نمنبيرن‬

“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka,
yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan
mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-
benar dalam kesesatan yang nyata.” Qs. Al-Jumu’ah:2
Resume Lengkap

AQIDAH ISLAMAMIYAH
SAYYID SABIQ (GURU BESAR UNIVERSITAS AL-AZHAR)

BAB I
PENDAHULUAN
Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
Shallallahu’alaihi wa sallam, dan intinya adalah iman dan amal.Iman dan amal, atau aqidah
dan syari’ah kedua-duanya berkaitan satu sama lainnya seperti keterkaitan antara buah
dan pohonnya.Iman mencerminkan aqidah dan pokok-pokok yang menjadi landasan
syari’at Islam. Dan dari dasar-dasar ini keluarlah cabang-cabangnya. Amal mencerminkan
syari’ah dancabang-cabang yang dianggap sebagai tindak lanjut dari iman dan aqidah.
Pengertian Keimanan Atau Aqidah itu tersusun atas 6 perkara yaitu
1. Ma’rifat kepada Alloh
2. Ma’rifat kepada alam yang ada dibalik alam semesta ini atau alam yang tidak dapat dilihat.
3. Ma’rifat kepada Kitab-kitab Allah yang diturunkan untuk menentukan rambu-rambu
kebenaran dan kebathilan.
4. Mar’rifat kepada para nabi dan rasul Allah yang telah dipilih untuk menjadi pembimbing
dan pemimpin makhluk menuju kepada yang hak.
5. Ma’rifat kepada hari akhir dan hal-hal yang ada didalamnya.
6. Ma’rifat terhadap qadar (takdir).
Kesatuan Aqidah : Aqidah merupakan kesatuan yang tidak akan berubah-ubah
karena pergantian zaman atau tempat, tidak pula berganti-ganti karena perbedaan
golongan atau masyarakat. Alloh berfirman dalam syuarat As Syura ayat 13.
Aqidah merupak ruh bagi setiap orang, dengan berpegang teguh padanya itu ia
akan hidup dalam keadaan yang baik dan menggembirakan, tetapi dengan
meninggalkannya akan matilah semangat kerohanian manusia. Aqidah bagaikan cahaya
yang apabila seseorang buta dari padanya maka pasti orang tersebut akan tersesat
dalam liku-liku kehidupan, bahka tidak musthil orang tsb akan terjerumus dalam lembah
kesesatan yang amat dalam. Alloh berfirman dalam syurat As al-An’am ayat 122.
BAB 2
MA’RIFAT KEPADA ALLOH
Ma’rifat Kepada Alloh adalah seluhur-luhur dan semulia ma’rifat, sebab Ma’rifat
Kepada Alloh itulah yang merupakan asas atau fundamental yang diatasnya didirikanlah
segala kehidupan kerohanian.
Ada dua cara atau sarana untuk melakukan ma’rifatullah yaitu :
1. Menggunakan akal pikiran untuk memikirkan dan memperhatikan segala sesuatu yang
diciptakan oleh Allah. Ma’rifatullah dapat dilakukan dengan bertafakur. Sesungguhnya
tiap organ tubuh mempunyai tugas, sedangkan tugas akal adalah merenungkan,
memperhatikan dan memikirkan. Jika potensi ini tidak difungsikan maka hilanglah kerja
akal dan tidak berfungsi pula tugasnya. Islam menghendaki agar akal bangkit melepaskan
diri dari belenggunya dan bangun dari tidurnya.
“Katakanlah: Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi.” (Yunus : 101)
Tidak memfungsikan akal dapat menurunkan derajat manusia ke tingkatan yang
lebih rendah dari derajat binatang. Taqlid (mengikuti orang lain tanpa mengetahui alasan
dan tujuannya) menjadi penghalang bagi kemerdekaan akal dan pengekang akal untuk
berpikir. Oleh karena itu Allah memuji orang-orang yang bersikap objektif terhadap
berbagai fakta dan dapat membedakan antara yang satu dengan yang lain, sesudah
diteliti, diperiksa, dan dicermati lalu mereka mengambil yang terbaik dan meninggalkan
yang lain. Allah mencela orang-orang yang bertaqlid yang tidak mau berpikir kecuali
mengikuti pikiran orang lain. Ketika Islam mengajak manusia untuk berpikir,
sesungguhnya apa yang dikehendakinya adalah berpikir dalam batas kemampuandan
jangkauan akal.
“Berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah dan jangalah kamu memikirkan tentang
dzat Allah, sebab kamu tidak akan dapat memikirkan kadar kedudukan-Nya(sebagai mana
mestinya).” (Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam alHilyh secara marfu’ kepada Nabi
dengansanad yang lemahtetapi maknanya shahih).
2. Dengan Mengenal nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya.
Sarana lain yang dipergunakan Islam untuk mengenalkan manusia kepada Allah
dengan menjelaskan nama-nama Allah yang baik (al-Asma’ al-Husna) dan sifat-sifat-Nya
yang luhur. “Katakanlah: serulah Allah dan serulah Ar-Rahmaan. Dengan nama yang mana
saja yang kamu seru, Dia mempunyai Al-Asmaul-Husna (nama-nama yang terbaik)” (Al-
Israa’ : 110)
“Dan bagi Allah-lah nama-nama yang terbaik, maka bermohonlah kepada-Nya dengan
menyebut Asmaul-Husna itu.” (Al-A’raaf : 180)

BAB 3
DZAT KETUHANAN
Kemustahilan untuk Menemukan Dzat Ketuhanan
Sesungguhnya hakikat Dzat Tuhan tidak dapat diketahui oleh akal manusia. Sebab
Dzat tuhan memang tidak dapat dijangkau oleh akal, dan sesungguhnya meskipun akal
manusia itu cerdas dan kemampuan untuk mengetahui sesuatu telah mencapai
puncaknya namun ia sangat terbatas dalam suatu batas tertentu dan sangat lemah untuk
mengetahui hakikat berbagai hal atau benda yang bahkan dapat dilihatnya dalam sehari-
hari. Sebagai contoh bahwa manusia sampai saat inipun belum dapat mengetahui secara
benar tentang hakikat jiwa itu sendiri padahal jiwa itu melekat pada diri manusia itu
sendiri. Manusiapun tidak dapat mengiraikan hakikat cahaya atau sinar padahal, padahal
cahaya atau sinar itu adalah benda yang amat jelsa dan terang sekali. Dan masih banyak
contoh lainnya.
Sesungguhnya Dzat Alloh masih jauh lebih besar dari apa yang dapat dicapai oleh
akal ataupun yang dapat diliputi oleh pemikiran-pemikiran. Firman Alloh SWT dalm quran
surat Al_An’am ayat 103 “ Alloh tidak akan dapat dicapai oleh penglihatan-penglihatan
dan Dia dapat mencapai penglihatan-penglihatan itu dan Dia adalah Maha Halus dan
Waspada.”
Kelemahan Mema’rifati Hakikat Benda-Benda Tidaklah Membuktikan Ketiadaan Benda-
Benda itu
Tebatasnya akal pikiran dan kelemahannya atau tidak dapatnya mencapai hakikat
benda-benda itu tidak dapt digunakan bukti bahwa benda-benda itu tidak ada. Jadi kalau
akal pikiran tidak dapat dari pada jiwa, tidak berarti bahwa jiea itu tidak ada. Begitu juga
akal pikiran tidak dapat menjelaskan hakikat cahaya, tidak berarti bahwa cahaya itu tidak
ada, jelas sekali bahwa cahayaitu ada dan merta keseluruh alam.
Demikian pula halnya dengan Dzat ketuhanan (Illahiyah), jikaa manusia belum
mencapai hakikaatnya, maka tidaklah ini berarti bahwa Dzat ketuhanan (Illahiyah) itu
tidak ada, tetapai Dzat Ketuhanan (Illahiyah) itu ada dengan sekokoh-kokoh penetapan
sebagai sesuatu yang wajib ada.
Alam Semesta Adalah Bukti Adanya Sang Maha Pencipta
Semua yang ada di Lingkungan alam semsta ini dapat digunakan sebagai bukti
tentang wujudnya (adanya) Tuhan, bahkan benda-benda yang terdapat disekitar alam
semesta dan unsur-unsurnya dapat membuktikan bahwa benda-benda itu pasti ada
pencipta dan pengaturnya. Hal in dijelaskan dalam Q.S AT_Thur ayat 35-36, Q.S Al-
Fushshilat ayat 37.

Fitrah Sebagai Bukti Adanya Alloh


Alam semesta serta segala sesuatu yang ada di dalamnya yang tersusun rapi dan
kokoh bukan hanya itu saja yang dapat dijadikan bukti akan adanya Tuhan yang
menciptakan Langit dan Bumi ini, tetapi masih ada saksi lain lagi yang dapat digunakan
untuk itu yaitu berupa perasaan-perasaan yang tertanam dalam jiwa setiap insan yang
merasakan akan adanya Alloh SWT. Perasaan ini merpakan pembawaaan sejak manusia
dilahirkan dan oleh sebab itu disebut sebgai fitrah. Hal in dijelaskan dalam Q.S Yunus ayat
12.
Perasaan sejatinya tertanam di dalam jiwa setiap manusia. Dan di dalam perasaan
itu pula setiap manusia akan meyakini adanya Tuhan yang Maha Suci. Namun kadang-
kadang perasaan ini tertutup dan tenggelam oleh suatu hal dan tidak akan bangkit
kembari dari kelalaiannya kecuali jika ada pemicu yang menyadarkannya semisal
kecacatan, penyakit yang dideritanya, bahaya yang mengepung dirinya, ataupun ketika
ada ancaman-ancama suatu hal.
Pengokohan Ketuhanan
Pengalaman spiritual juga menjadi bukti akan eksistensi sang Pencipta yang Maha
Kuasa. Diantara bukti-bukti adanya Tuhan adalah bahwa orang-orang yang benar-benar
beriman kepada Allah lebih tinggi ilmunya, lebih banyak adabnya, lebih suci jiwanya, lebih
bersih hatinya, lebih banyak pengorbanannya, lebih besar kepeduliannya terhadap
kepentingan orang lain dan lebih banyak manfaatnya untuk umat manusia. Hal apa yang
menyebabkan kecenderungan tersebut. Perhatikan dengan orang yang tidak beriman.
Mereka sangat pekat kebodohannya, keras wataknya, kotor jiwanya, gelap hatinya, rusak
akhlaknya dan menjadi seperti binatang dalam berbagai tuntutan maupun kebutuhan-
kebutuhannya. Di balik itu semua pasti terdapat suatu rahasia, dan perlu diyakini bahwa
orang yang beriman selalu mendapat dukungan dari Allah.
Tidak ada satu buktipun yang mengingkari tentang adanya eksistensi Allah. Karena
memang sebenarnya akal yang mau berfikir keras tidak akan menerima ketiadaan dari
Allah. Meskipun ilmu pengetahuan sudah mencapai puncaknya, namun hal tersebut
tidaklah dapat dijadikan dasar untuk mengingkari Allah. Bahkan seorang ilmuwan yang
sejati akan menjadi seorang yang paling kuat imannya kepada Allah.

BAB VI
SIFAT-SIFAT ALLOH TA’ALA
Allah SWT yang menciptakan alam semesta ini selain memiliki asma’ul husna
(nama-nam yang baik) juga memiliki sifat-sifat yang luhur yang merupakan penetapan dari
kesempurnaan KetuhananNya serta keagungan IllahiyahNya. Sifat-sifat yang menjadi milik
Alloh SWT. Itu diantaranya ada yang disebut dengan sifat Salbiah dan diantaranya lagi
disebut dengan sifat tsubutiah.

Sifat-sifat Salbiah
Yang termasuk golongan sifat Salbiah yaitu :
- Alloh SWT bersifat Awwal dan Akhir
Allah adalah dzat yang maha dahulu, artinya bahwa tiada permulaan bagi wujud-Nya
dab bahwa wujud Allah tanpa didahului dengan tahap tiada. Allah adalah dzat yang Maha
Akhir. Artinya bahwa Allah itu dzatnya tiada akhir, kekal tanpa batas, dan tanpa
berkesudahan. Dia itu Azali (Maha dahulu) dan abadi, tidak didahului oleh siapapun.
“Dialah yang Awwal dan yang Akhir, yang Dhahir dan yang Bathin dan Dia mengetahui
segala sesuatu.”(Al-Hadiid : 3)
“Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah”(Al-Qashash :88).
- Alloh SWT tidak Serupa dengan Sesuatu
Allah yang Maha Suci tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia dan Dia tidak
sama dengan apapun. Segala sesuatu yang terlintas dibenak anda maka Dia tidaklah
seperti itu.
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Melihat.” (Asy-Syuura : 11)
Manusia diciptakan oleh Allah dalam keadaan lemah, sedangkan Allah Maha Kuat dan
Maha Perkasa. Manusia diciptakan dalam keadaan memerlukan pertolongan orang lain,
sedangkan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji. Manusia beranak dan diperanakkan,
sedangkan Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan. Manusia pelupa, sedangkan Allah
tidak pernah keliru dan tidak pula lupa. Manusia serba berkekurangan sedangkan Allah
Maha Sempurna secara mutlak.
- Alloh SWT adalah Maha Esa
Allah SWT Maha Esa baik dalam Dzat-Nya, sifat-sifat-Nya dan perbuatan-perbuatan-
Nya. Esa dalam Dzat, maksudnya adalah bahwa Allah SWT tidak tersusun dari beberapa
bagian yang terpotong-potong dan bahwa Alloh SWT tidak ada sekutu bagiNya dalam
memerintah dan menguasai kerajaanNya. “Maha Suci Allah, Dialah yang Maha Esa lagi
Maha Mengalahkan” (Az-Zumar : 4). Esa dama sifat-sifat, maksudnya tidak ada sesuatu
atau seorangpun yang sifatnya menyerupai sifat Alloh Ta’ala. Esa Af’alNya maksudNya
bahwa tidak seorangpun yang selain Alloh Ta’ala itu yang mempunyai perbuatan
sebagaimana yang dilakukan oleh Alloh. Terkait hal ini dijelaskan dalam Quran Surat al-
Ikhlas ayat 1-4, Al Anbiya ayat 22, al-Mu’min ayat 91, all_isra 42-43.
Adapun yang termasuk sifat-sifat Subutiah anatar laian :
- Quasa (qudrah), maksudnya Alloh SWT tidak lemah sedikitpun untuk mengerjakan
sesuatu.
- Berkehendak (iradah) yakni Allah menentukan sesuatu yang mungkin ada dengan
sebagian apa yang pantas berlaku untuknya. Allah bebas berkehendak menjadikannya
tinggi atau pendek, baik atau buruk, berilmu atau bodoh, dll.
- Mengetahui (ilmu), yakni mengetahui segala sesuatu, dan ilmu-Nya meliputi segala
sesuatu yang ada, baik yang terjadi di masa lampau atau yang sedang terjadi atau yang
akan terjadi.
- Hidup (hayat), yakni sifat hidup inilah yang membuat pihak yang disifatinya menjadi layak
menerima sifat qudrah, iradah, ilmu, sama’, dan bashar. Andaikata Dia tidak hidup maka
sifat-sifat tersebut tidak aka nada pada-Nya.
- Berfirman (kalam), yakni tidak dengan huruf dan tidak pula dengan suara. Allah telah
menetapkan sifat ini kepada diri-Nya sendiri.
- Sama’ ( mendengar ) dan Bashar ( Melihat)
Allah itu Maha Mendengar, yakni dapat mendengar segala sesuatu sehingga Dia
benar-benar, dapat mendengar langkah-langkah semut hitam yang berjalan di atas batu
licin diwaktu malam yang gelap gulita. Sebagaimana Dia mampu mendegar segala
sesuatu, Dia-pun Maha Melihat, yakni melihat segala sesuatu dengan penglihatan
menyeluruh mencakup segala yang ada. Penglihatan Allah tidaklah menggunakan mata
seperti cara melihat makhluknya.
Sifat Dzat dan sifat Af’al
Sifat-sifat Allah diantaranya ada yang disebut sifat Dzat, dan ada juga yang
disebut sifat-sifat af’al (perbuatan). Sifat Dzat adalah sifat tsubutiyah atau sifat-sifat
ma’ani sebagaimana yang diuraikan sebelumnya. Adapun sifat-sifat af’al (perbuatan)
adalah seperti mencipta dan memberi rezeki. Alloh yang membentuk makhluk ini dan juga
mengaruniakan rizki pada mereka.
Sifat-sifat Alloh Sebagai Tiang Petunjuk Jalan
Sesungguhnya kita wajib berjalan mengikuti petunuk sifat-sifat Allah itu,
menggunakannya sebagai cahaya penerang jalan, menjadikan sebagai contoh tauladan
teritinggi, dan mencapai puncak ketinggian jiwa dan peningkatan ruhani yang sempurna.
Allah “Rabbul-‘Alamin” merupakan teladan tertinggi yang wajib diteladani oleh orang
beriman, Allah “Maha Pemurah” mengaruniakan nikmat pada makhluk-makhluk-Nya, dan
menampakkan cinta-Nya kepada mereka, sekalipun mereka tidak mengerjakan suatu
amal yang menyebabkan mereka berhak menerima hal itu. Allah “Maha Pengasih”
memberikan balasankepada manusia atas amal perbuatanya. Ini juga merupakan contoh
yang sangat tinggi, yang mengharuskan umat manusia membalas kebaikan orang lain
dengan kebaikan pula. Allah “Yang menguasai hari pembalasan” menghitung amal
perbuatan manusia, lalu memberikan balasan kepada orang yang berbuat buruk dengan
balasan setimpal, bukan karena senang menyiksa, melainkan dengan semangat toleransi
(bersediamemberi maaf). Sebagaimana seorang pemimpin yang penyayang wajib
bersikap seperti itu terhadap yang dipimpinnya. Keempat sifat-sifat Allah tertinggi yang
palinng utama, serta keteladanan-Nya yng sangat tinggi. Apa saja pelajaran yang dapat
diambil dari sifat-sifat ini juga berlaku untuk sifat-sifat yang lain. Dari keempat sifat Allah
ini dapat diambil pelajaran untuk dijadikan tauladan. Demikian pula halnya dari sifat yang
lain. Misalnya sifat cinta dan sayang merupakan cerminan dari sifat-sifat Allah berikut : 1)
Ar-Rauf (Maha Belas Kasihan), 2) Al-Wadud (Maha Mencintai), 3) At-Tawwab (Maha
Menerima Taubat), 4) Al-‘Afuw (Maha Memaafkan), 5)Asy-Syakur (Maha Pemberi
Balasan), 6) As-Salaam (Maha Damai), 7)Al-Mu’min (Maha Pemberi Rasa Damai), 8)Al-
Baar (Maha Baik Dalam Tindakan Dan Pemberian), 9)Rafi’ud Darajaat (Maha Meninggikan
Derajat), 10)Ar-Razaq (Maha Pemberi Rezeki), 10) Al-Wahhab (Maha Pemberi Karunia), 11)
Al-Wasi’ (Maha Luas Anugrah-Nya). Demikian pula halnya dengan sifat-sifat yang
mempunyai makna ‘mengetahui’ yang tercermin dalam sifat-sifat-Nya sebagai berikut: 1)
Al-‘Alim (Maha Mengetahui), 2) Al-Hakim (Maha Bijaksana), 3)As-Sami’ (Maha
Mendengar), 4) Al-Bashir (Maha Melihat), 5) Asy-Syahid (Maha Menyasikan), 6)Ar-Raqib
(Maha Mengawasi), 7) Al-Bathin (Maha Mengetahui Rahasia).

BAB 5
HAKIKAT KEIMANA DAN BUAHNYA
Iman kepada Allah mencermikan hubungan paling mulai antara manusia dengan
Penciptanya. Hal ini dikarenakan makhluk yang paling mulia di muka bumi adalah
manusia, dan sesuatu yang ada di dalam diri manusia yang paling mulia adalah hatinya,
sedangkan sesuatu yang ada di dalam hati yang paling mulia adalah keimanan. Diantara
manifestasi iman adalah ahwa Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai oleh orang yang beriman
dari pada apapun juga, dan hal itu tampak dalam ucapan, perbuatan dan perilakunya. Jika
di sana masih ada sesuatu yang lebih dicintainya dari pada Allah dan Rasul-Nya berarti
imannanya tidak murni lagi, dan akidahnya tergoncang. Nabi Muhammad bersabda :
“Ada tiga hal; barangsiapa dalam dirinya terdapat tiga hal tersebut maka ia benar-benar
telah mendapatkan manisnya iman, yaitu: 1. Allah dan Rasul-Nyalebih dicintai dari ada selain
keduanya. 2. Ia mencintai seseorang semata-mata karena Allah. 3. Ia benci kembali kepada
kekufuran sebagaimana ia benci untuk dilempar ke dalam neraka.”
Nabi juga bersabda :
“Tidaklah beriman salah seorang dari kamu sehingga aku lebih dicintai dari pada orang
tuanya, anaknya, dirinya sendiri, dan manusia seluruhnya” (HR. Bukhari).
Sebagaimana iman tercermin dalam bentuk cinta (kepada Allah dan Rasul-Nya),
maka keimanan juga tercermin di dalam jihad meninggikan kalimat Allah dan berjuang
meninggikan bendera kebenaran, menghentikan kezaliman dan kerusakan di bumi.
Pengaruh dan dampak iman akan tampak dengan jelas dalam rasa takut kepada Allah.
“Sesungguhnya yang taku kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama.”
(Fathir :28)
Bila ma’rifat seseorang kepada Allah semakikn sempurna maka sempurna pula
rasa takutnya kepada Allah. Manifestasi keimanan yang paling besar adalah berpegang
teguh kepada wahyu Allah. Iman dapat menumbuhkan hubungan yang beraneka macam.
Ia dapat mengikat hubungan antara orang-orang beriman dn Allah, dengan ikatan kasih
saying dan cinta. Iman juga dapat mempererat hubungan antar sesame kaum mukminin
atas dasar kasih sayang. Apabila manusia telah mengenal Tuhannya melalui akal dan hati
maka ma’rifat ini akan menghasikan buah yang masak baginya dan meninggalkan dampak
yang bagus dalam dirinya. Ma’rifat ini juga akan mengarahkan perilakunya menuju
kebaikan dan kebeneran, keluhuran dan keindahan. Buah keimanan dapat disimpulkan
sebagai berikut :

1. Kemerdekaan jiwa dari kekuasaan orang lain.


2. Iman dapat membangkitkan keberanian di dalam jiwa dan keinginan untuk terus
maju, menganggap enteng kematiandan menggandrungi mati syahid demi
membela kebenaran.
3. Keimananmenetapkan keyakinan bahwa Allah-lah yang Maha Pemberi rezeki, dan
bahwasanya rezeki tidak dapat dipercepat karena kerakusan orang yang rakus,
dan tidak pula dapat ditolak oleh kebencian orang yang benci.
4. Rasa tenang dan tentram.
5. Keimanan dapat meningkatkan kekuatan maknawiyah manusia dan
menghubungkan dirinya dengan contoh taulan tertinggi.
6. Kehidupan yang baik.

BAB 6
QADAR (TAKDIR)
Alloh SWT adalah maha pencipta yang bebas. Dia mengatur segala sesuatu
dengan kebijaksanaan dan kehendakNya sendiri. Alloh berfirman “ segala sesuatu itu disis
Alloh adalah dengan ketentuan Takdir ” (Q.surat Ar_Rad ayat 8 ).
Makna yang gamblang dari Takdir yaitu bahwa ALLOH Ta’ala membuat beberapa
ketentuan, peraturan dan undang-undang yang diterapkan, peraturan dan undang-
undang yang diterapkan untuk segala yang sesuatau yan ada, dan segala sesuatu yang
ada itu pasti akan berlaku, beredar dan berjalan tepat dan sesuai dengan apa-apa yang
telah dipastikan dalam ketentuan, aturan dan peraturan tsb. Alloh berfirman dalam Q.
Surat Yasiin ayat 37-40.
Kita wajib beriman kepada takdir. Iman kepada takdir merupakan sebagian dari
kepercayaan atau aqidah yang harus ditanamkan dengan sebenar-benarnya didalam hati
setiap muslim. Dalam hal takdir tidak ada pengertian paksaan. Takdir itu sama sekali tidak
boleh dianggap sebagai jalan untuk bertawakkal yang tidak sewajarnya, tidak boleh pula
dijadikan sebab untuk melakukan kemaksiatan, bahkan tidak boleh diartikan sebagai
suatu paksaan Tuhan kepada seseorang hambaNya, tetapi sebaliknya yaitu bahwa takdir
haruslah dianggap sebagai jalan untuk mentahkikkan tujuan-tujuan atau cita-cita yang
besar dari sekian banyak amal perbuatan yang besar pula.
Adapun hikmah beriman kepada takdir yaitu memberikan pelajaran kepada
manusia bahwa segala sesuatu yang ada dalam alam semesta ini hanya akan berjalan
sesuai dengan kebijaksanaan yang telah digarisakan oleh Dzat yang maha tinggi. Oleh
sebab itu, jika ia tertimpa musibah ia tidak akan menyesal, juga ketika tertimpa
pertolongan dan keuntungan dia tidak bergembira sehingga lupa daratan.

BAB 7
MALAIKAT
Malaikat adalah suatu golongan makhluk yang ghaib, yang wujud jasmaniahnya
tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dicium dan dirasakan. Yang mengetahui perihal
keadaan mereka dan hakikat yang sebenarnya hanyala Alloh SWT. Malaikat itu disucikan
dari kesyahwatan-kesyahwatan hayawaniah, terhindar sama sekali dari keinginan hawa
nafsu, terjauh dari perbuatan-perbuatan dosa dan salah. Malaikat diciptakan dari cahaya.
Keutamaan Manusia Melebihi Malaikat.
Manusia dimuliakan oleh Alloh SWT dengan mengaruniakan ilmu pengetahuan
yang tidak diberikan kepada malaikat. Hal ini dijelaskan dalam Q.surat Al-Baqarah ayat 31-
34. Sedang keutaan yang dimiliki oleh Malaikat yaitu dalam hal ketaatannya kepda Alloh
juga dalam hal meninggalkan maksiat.
Tabiat Malaikt adalah secara sempurna berbakti kepada Alloh, tunduk dan patuh
pada kekuasaan dan keagunganNya, melaksanakan seua perintahnya dan mereka ikut
mengatur hal-ihwal alam emsta ini, dengan mengikuti kehendak dan iradah Alloh SWT.
Karya Malaikat dalam alam ruh yaitu :
1. Bertasbih ( memahasucikan ) serta patuh dan tunduk sepenuhnya kepada Alloh Ta’ala,
sebagiaman firman Alloh dalam surat al-A’raf ayat 206 dan Az-Zumar ayat 75.
2. Mamikul ‘Arasy, sebagiaman firman Alloh dalam surat al-Ghafir ayat 7 dan Al-Haqqah ayat
17.
3. Memberi salam kepada para ahli surga, sebagiaman firman Alloh dalam surat aR-Rad ayat
23-24.
4. Menyiksa para ahli neraka, sebagiaman firman Alloh dalam surat at-Tahrim ayat 6 dan al-
Muddatsir ayat 27-31.
Karya Malaikat dalam alam Dunia dan yang berkaitan dengan Manusia
1. Menggitkan kekuatan ruhani yang ada dalam diri manusia dengan mengilhamkan
kebaikna dan kebenaran.
2. Malaikat berdo’a kepada oarng-orang mukmin.
3. Malaikat ikut membaca Ta’min bersama orang-orang yang sholat.
4. Malaikat hadir dalam sholat-sholat terutama sholat subuh dan asar.
5. Malaikat turun diwaktu ada bacaan Al-Quran.
6. Malaikat hadir dalam Majlis-majlis dzikr.
7. Malaikat memohon kerahmatan bagi kaum mikminin terutama para ahli ilmu.
8. Malaikat membawa kabar gembira.
9. Malaikat mencata segala amal perbuatan.
10. Malaikat memberikan pengokohan kepada kaum mukminin.
11. Malaikat bertugas mencabut nyawa.

BAB 8
JIN
Jin adalah suatu macam makhluk yang termasuk golongan ruh yang berakal yang
juga diberi perintah taklif ( menjalankan syari’at agama), sebagaimana halnya bangsa
manusia, hanya saja mereka itu tidak mempunyai bahan-bahan kebendaan sebagaimana
yang dipunyai manusia sehingga ia tertutup oleh panca indra.
Jalan bagi kita untuk mengethui jin itu adalah melalui wahyu. Jin diciptakan oleh
Alloh SWT dari api. Sebagaiman firmanNya dalam surat Al-Hijr ayat 26-27.
Jin digolongkan dalam beberapa golongan berdasarkan tingkat ketaatnya kepada
Alloh yaitu ada jin muslim, kafir dan iblis. Jin merupakan makhluk ghaib tetapi jin tidak
dapat mengetahui hal-hal yang ghaib. Jin kafir dan iblis tersebut masuk dalam golongan
syaithan ( Hizbus Syaithan). Diman pemimpin atau nenek moyang golongan syaithan
( Hizbus Syaithan) itu adalah Iblis. Iblis dan syaithan yang menyertainya itu semua amal
perbuatannya mencerminkan kejahatan, kerusakan serta kebinasaan. Syaithan mengajak
manusia untuk melanggar apa yang sudah digariskan oleh Alloh SWT.
Setiap manusia disertai oleh syaithan yang akan menggaggu dan menggodanya
untuk melakukan kemaksiatan. Semakin sering manusia tersebut melakukan kemaksiatan
maka posisi dan kedudukan syaithan dalam diri orang tersebut semakin kuat, dan begitu
sebaliknya. Oleh sebab itu manusia harhus tetap siap siaga untuk melawan semua
bujukan dan rayuan syaithan dengan cara terus menerus melakukan amal kebaikan.

BAB 9
KITAB-KITAB DARI LANGIT
Alloh SWT menurunkan wahyu kepada para nabi dan Rasulnya dan untuk
disampaikan kepada ummat-ummatnya yang berupa kitab. Adapun kitab-kitab yang
tercatat dan dapat kita ketahui yaitu ada 4 kitab diantaranya kitab Taurat diturunkan
untuk nabi Musa a.s.,kitab Injil kepada Nabi Isa a.s., kita zabur kepada nabi Daud a.s. dan
Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW. Kitab-kitab tersebut berisi petunjuk dan cahaya
penerang bagi manusia.
Kitab Al-Quran diturunkan kepada nabi terahir yaitu nabi muhammad SAW yang
memiliki beberapa keistimewaan dari kitab-kitab yang lain yaitu Al-Qura’an kitab terahir
yang menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya dan ajaranya akan tetap berlaku
sepanjang masa dan tetapt terjaga keasliannya oleh Alloh SWT.

BAB 10
RASUL-RASUL
Alloh SWT mewajibkan atas setiap oarng-orang beriman untuk percaya kepada
rasul-rasukNya tanpa membedakan antara yang satu dengan yanglainnya. Apabila
seseorang sudah beriman kepada sebagian rasul dan mengkari sebagian yang lain, maka
ia jelas menjadi orang kafir.
Setiap ummat mempunyai rasul, tidak ada satu umat pun dalam suatu masa
kecuali semuanya dikirimkan rasul oleh Alloh SWT, yang bertugas mengajak mereka untuk
berbakti kepada Alloh SWT menuju jalan yang benar sekaligus menjadipemimpin mereka.
Rasul adalah seorang manusia laki-laki dari ummat itu sendiri yang dipilih oleh
Alloh untuk menerima wahyu dan untuk disampaiakan kepada ummatnya. Tugas utam
rasul adalah untuk mengajak ummatnya untuk beribadah kepada alloh SWT dan
menegakkan agamaNya.
Ada beberapa rasul yang termasuk dalam golongan rasul ulul azmi yaitu
Muhammad SAW, Nuh As, Ibrahim AS, Musa As, dan Isa AS. Ulul azmi maksudnya teguh
sekali hatinya dan segala cita-citanya dikejar dengan segenap tenaga yang dimilikinya
sehingga akhirnya tercapai.
Setiap rasul diberikan mu’jizat oleh Alloh SWT sebagai salah satu bukti dari
kerasulannya. Mu’jizat adalah suatu luar biasa yang menyalahi kebiasaan-kebiasaan umat
manusia yang diberikan oleh Alloh kepada para rasulNya. Janis mu’jizat yang diberikan
oleh Alloh SWt kapada tiap rasulNya itu berbeda-beda sesuai dengan keadaan kaumnya
masing-masing.
BAB 11
MANUSIA TERSUSUN DARI TUBUH DAN ROH
Manusia itu tersusun dari dua macam unsur yaitu tubuh kasar dan ruh halus.
Dengan tubuh kasarnya manusia dapat bergerak dan merasakan segala sesuatu, sedang
dengan ruhnya manusia itu dapat menemukan, mengingat, berfikir,
mengetahui,berkehendak, memilih, mencintai, membenci dansebagainya.
Tubuh kasar manusia itu berasal dari tanah,yang merupakan suatu kepastian yang
haruskita akui, karena telah banyak bukti yang menunjukkan hal tersebut sedangkan
terkait roh, roh merupakan urusan dan perkara Alloh SWT sendiri yang selainNya tidak
ada yang dapat mengetahui hakikat dari roh itu sendiri. Yang dapat diketahi oleh manusia
adalah bahwa roh itu berdiam di dalam tubuh manusia dan dengan adanya roh tersebut
tampaklah gerak kehidupan dari tubuh tersebut dan dapat diketahui pula apa akibat dari
adanya kehidupan tsb. Ada alim ulama islam yang mendefinisikan roh yaitu suatu zat yang
memiliki sifat tesendiri dan berbeda dengan benda-benda lain. Ia adalah jisim ruhaniah
(sebangsa nur atau cahaya ) amat tinggi kedudukannya dan hidup, selai itu ia dapat
meninggalkan tubuh kasar dan dapat menjalar dalam rongga tubuh itu bagaikan
mengalirnya air dalam tangkai yang hijau hidup. Roh itu tidak dipisah-pisah atau dibagi.
Roh merupak makhluk yang baru atau hawadist bukan benda yang qodim atau dahulu.

BAB 12
TANDA-TANDA HARI KIAMAT
Tibanya hari kiamat secara pasti tiak ada yang dapat mengetahuinya kecuali Alloh SWT,
tetapi Alloh SWT mwmbwrika rambu-rambu kepada manusia yang merupakan tanda-
tanda dekatnya kiamat. Tanda-tanda datangnya hari kiamat itu secara garis besar
dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
1. Tanda –tanda kecil ( alamat sughra)
2. Tanda-tanda besar (alamt kubra )
Adapun tanda-tanda kecil yaitu sebagai berikut :
1. Diutusnya nabi akhir zaman yaitu nabi Muhammad SAW
2. Pemimpin-pemimpin yang ada merupkan keturunan-keturunan wanita-wanita tawanan
atau golongan rendah.
Sedang tanda-tanda kubra yaitu :
1. Terbitnya Matahai dari arah barat
2. Keluarnya suatu binatang dari bumi yang dapat bercakap-cakap dengan manusia.
3. Almahdi
4. Munculnya Masih Dajjal
5. Turunnya nabiullah Isa AS.

BAB 13
HARI AKHIR (HARI KIAMAT)
Percaya kepada rukun hari kiamat merupakan salah satu dari rukun iman dan
merupakan bagian yang penting dari beberapa bagian akidah. Dimana hari kiamat
merupakan hari dimana hancurnya semua alam semesta ini beserta isinya,dan bumi akan
berubah tidak seperti bumi yang sekarang ini dan selanjutnya alloh SWT akan
menciptakan alam lain yang disebut dengan alam akhirat. Alam dimana semua manusia
dibangkitkan dan dihisab segala amal perbuatan yang telah dilakukan selama hidup di
dunia.
Amal perbuatan yang telah dilakukan manusia selama hidup di dunia akan
menetukan kondisi saat dia dibangkitkan, ada yang dibangkitkan dalam kondisi yang
sempurna, kurang sebagian, dan berbagai jenis kondisi lainnya sesuai dengan kadar amal
perbuatannya di dunia.

BAB 14 : HISAB
HISAB ADALAH PUNCAK PENETRAPAN KEADILAN ILAHI
Alloh SWT memiliki semua sifat kesempurnaan diantaranya yaitu Alloh maha Adil dan
Bijaksana. Dia maha adil tidak akan menganiaya atau merugikan seseorangpun dari
makhluknya, Dia juga maha bijaksana tidak akan meletakkan sesuatu itu bukan pada
tempatnya. Sebagian dari keadilan dan kebijaksanaan Alloh SWT itu adalah bahwa Dia
tidak akan mempersamakan antara orang yang berbakti dan taat kepadaNya dengan
orang kafir yang durhaka, antara orang mukmin dan orang musyrik,anatar orang yang
baik dan jahat, dst. Hisab ini merupakan pengadilan yang setinggi-tingginya dan seadil-
adilnya yang akan dialami manusia, tidak ada satupun perbuatan yang pernah dilakukan di
dunia kecuali semuanya akan dihisab, baik itu perbuatan yang baik ataupun buruk, baik
kecilatau besar tidak akan ada yang terlewatkan dan terlupakan. Hasil hisab tersebut akan
menentukan nasib manusia apakah akan tinggal di surga Alloh yang penuh dengan
kenikmatan ataukah tinggal di neraka yang penuh dengan siksaan dan penderitaan. Alloh
tidak akan salah dalam memberikan putusannya terhadap makhluknya.
BAB 15
SURGA DAN NERAKA
Balasan yang diberikan oleh Alloh SWT terhadap makhluknya yaitu berupa kenikmatan
syurga bagi yang taat dan siksaaan neraka bagi yang durhaka.
Neraka. Ada beberapa untu neraka yaitu :
1. Hawiyah : suatu jurang yang sangat dalam dan barangsiapa yang jatuh disitu pasti pasti
tidak akan dapat kembali naik ke atas kecuali dengan izin Alloh. QS. Al Qari’ah ayat 8-11.
2. Lazha, api neraka lazha ini memiliki kehebatan yang luar biasa sehingga kulit kepalapun
mengelupas dengan sendirinya dan memiliki daya tarik yang kuat sehingga siapapun yang
mendekat akan langsun di sambar. Qs al Ma’arij ayat 15-18.
3. Sa’ir, ini dijelaskan Alloh dalam Qs al-Mulk ayat 5
4. Saqar, Dijelaskan Alloh dalam Qs. Al Muddatsir ayat 26-30.
5. Hutamah, Dijelaskan Alloh dalam Qs. Al Humazah ayat 4-9.
Surga atau Jannah merupakan balsan bagi yang taat, yang memilki kenikmatan-
kenikmatan yang luar biasa yang tidak bisa dibayangkan oleh akal manusia. Adpun
kenikmatan Surga yang tertinggi di samping kenikmatan-kanikmatan yang lainnya yaitu
1. Dapat melihat Alloh SWT. Qs Al-Qiyamah ayat 22-23.
2. Dapat bermunajat dengan Alloh SWT. Qs Yasin 55-58.
3. Mendapat keridhaanNya. Qs. At-Taubah 72 dan Ali imran 15.

BAB 16
PENUTUP
Apa yang ditempuh manusia dan apa yang telah dilaksanak olehnya dalam
kehidupan di dunia merupakan suatu pernyataan dari kenyataan aqidah atau
kepercayaannya. Jika aqidah yang terpateri dalam jiwanya itu baik dan benar maka baik
dan benar pula jalan yang ditempuhnya serta lurus dalam mengerjakannya, sebaliknya jika
aqidah itu rusak dan salah maka jalan yang ditempuhnya juga rusak, salah dan sesat. Oleh
sebab itu, Aqidah Tauhid dan keimanan adala suatu hal yang mutlak perlu yang sama
sekali tidak dapat ditinggalkan dan diabaikan oleh siapapun, supaya orang itu dapat
mencapai kesempurnaan dan dapat merealisasikan kemanusiaanya itu sendiri.

REFERENSI
Sabiq, Sayid. 2010. Aqidah Islam pola hidup manusia beriman. Bandung : penerbit
Diponegoro.

You might also like