Professional Documents
Culture Documents
HALAMAN PENGESAHAN
Asisten
Irma Sari
21030113130199
i
P3
RINGKASAN
Sebagian besar minyak berasal dari Kelapa. Pembuatan minyak Kelapa secara tradisional
dilakukan dengan pemanasan pada suhu tinggi. Pembuatan minyak Kelapa secara tradisional ini
banyak menimbulkan kerugian. Sekarang ini telah ditemukan suatu metode pembuatan minyak
kelapa yang dapat mengurangi kerugian tersebut. Metode ini didasarkan pada penemuan
bioteknologi sederhana, yaitu penggunaanSaccharomyces spuntuk memisahkan minyak
darikarbohidrat dan protein yang terdapat dalam sel-sel endosperm biji kelapa. Metode ini lebih
dikenal dengan pembuatan minyak Kelapa secara fermentasi.
Kelapa (Cocos nucifera) adalah anggota tunggal dalam marga Cocos dari suku aren-
arenan atau Arecaceae. Daging buah kelapa mengandung sekitar 90% merupakan asam lemak
jenuh dan 10% asam lemak tak jenuh.Air Kelapa muda dan air Kelapa tua mengandung banyak
mineral dan nutrisi.Minyak kelapa murni lebih dikenal dengan Virgin Coconut Oil (VCO).Cara
pembuatan minyak ada 7 yaitu pressing, ekstraksi, rendering, pengasaman, sentrifugasi,
enzimatis, dan fermentasi. Minyak Kelapa memiliki banyak manfaat namun dapat mengalami
kerusakan.
Percobaan diawali dengan pembuatan santan dengan memisahkan krim dan skim pada
Kelapa, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan starter sebanyak 4 variabel. Setelah itu,
dilakukan fermentasi dengan media berupa krim yang dicampur dengan starter selama 3 hari.
Selama fermentasi, pH dan densitas harian diukur. Setelah fermentasi sudah usai, maka dapat
dilakukan analisa hasil minyak dengan menghitung volume minak yang didapatkan serta
melakukan uji organoleptik.
Dari hasil yang didapatkan diketahui bahwa pH medium mengalami kenaikan yang
disebabkan oleh terombaknya Karbohidrat menjadi asam-asam organik. Didapatkan juga data
nilai densitas mengalami kenaikan yang disebabkan oleh terjadinya fermentasi etanol (glukosa
menjadi etanol). Selain itu, ditinjau dari keempat variabeldidapatkan bahwa volume minyak
paling besar didapatkan pada variabel 1 karena adanya penambahan ragi dan sari buah. Volume
minyak paling kecil didapatkan pada variabel 3 yang hanya diberi tambahan sari buah karena
adanya penambahan protein. Ditinjau dari kadar asam lemaknya, didapatkan bahwa kadar asam
lemak tertinggi ada pada variabel 2 yang hanya diberi tambahan berupa ragi dan kadar asam
lemak bebas pada variabel 3 lebih tinggi daripada variabel 4 karena adanya penambahan enzim
yang menyebabkan kadar air tinggi sehingga terjadi hidrolisis.
Saran untuk percobaan selanjutnya adalah sebaiknya menggunakan tempat yang sudah
dicuci, alat dan bahan di autoclave terlebih dahulu sesuai prosedur kerja, santan yang telah
direbus ditunggu selama 3 jam untuk membentuk skim dan krim, masukan campuran yang telah
dibebaskan dari air setinggi ¾ saja ke dalam cuvet untuk disentrifugasi, dan saat pengambilan
hasil minyak kelapa harus berhati-hati agar lapisan nya tidak rusak.
ii
P3
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Mikrobiologi Industri yang berjudul
“Minyak” dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak, maka laporan
ini tidak akan terselesaikan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. BapakAsep Muhamad S., M.T. selaku dosen pembimbing materi Minyak.
2. Iqbal Ryan R. selaku koordinator asisten Laboratorium Mikrobiologi.
3. Irma Sari selaku asisten pengampu materi Minyak.
4. Segenap teman-teman yang telah memberikan dukungan baik materil maupun
spiritual.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi segenap
pembaca umumnya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk menuju kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
iii
P3
DAFTAR ISI
iv
P3
v
P3
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Komposisi Air Buah Kelapa Muda dan Kelapa Tua ..................................................... 4
Tabel 2.2. Komposisi Minyak Kelapa ............................................................................................ 4
Tabel 2.3. Standar Mutu Minyak Kelapa Murni Berdasarkan SNI 7381:2008 .............................. 5
Tabel 2.4. Standar Mutu Minyak Kelapa Murni Berdasarkan APCC STANDARDS FOR VIRGIN
COCONUT OIL .............................................................................................................. 6
vi
P3
DAFTAR GAMBAR
vii
P3
DAFTAR LAMPIRAN
viii
P3
BAB I
PENDAHULUAN
ix
P3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kelapa
Kelapa (Cocos nucifera) adalah anggota tunggal dalam marga Cocos dari suku aren-
arenan atau Arecaceae. Tumbuhan ini dimanfaakan hampir semua bagiannya oleh manusia
sehingga dianggap sebagai umbuhan serbaguna, teruama bagi masyarakat pesisir. Kelapa
juga adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan tubuhan ini (
Monayati, 2016).
Kelapa
Status konservasi
Aman
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
(tidak termasuk) Monocots
(tidak termasuk) Commelinids
Ordo: Arecales
Famili: Arecaceae
Upafamili: Arecoideae
Bangsa: Cocoeae
Genus: Cocos
Spesies: C. nucifera
Nama binomial
Cocos nucifera
x
P3
melekat pada sisi dalam endokarp. Endospermium berupa cairan yang mengandung
banyak enzim, dan fase padatannya mengendap pada dinding endokarp seiring
dengan semakin tuanya buah; embrio kecil dan baru membesar ketika buah siap
untuk berkecambah (disebut kentos) (Eko, 2015).
xi
P3
Tabel 2.1. Komposisi Air Buah Kelapa Muda dan Kelapa Tua
Sumber air kelapa
Air kelapa muda Air kelapa tua
(dalam 100 gram)
Kalori 17 kal -
Protein 0,2 g 0,14 g
Lemak 1g 1,50 g
Karbohidrat 3,8 g 4,60 g
Kalsium 15,0 mg -
Fosfor 8,0 mg 0,50 g
Besi 0,2 mg -
Asam Askorbat 1,0 mg -
Air 95,5 g 91,50 g
Bagian yang dapat dimakan 100 g -
xii
P3
Vitamin B1 -
Vitamin C -
Minyak kelapa murni mempunyai sifat tahan terhadap panas, cahaya, oksigen,
dan proses degradasi. Sifat itu membuat minyak kelapa murni dapat disimpan dalam
jangka waktu yang lama. Dalam pemanfaatannya, minyak kelapa murni dapat
dikonsumsi secara langsung ataupun dicampur dengan makanan (Gani, 2005). VCO
mempunyai kandungan asam lemak jenuh yang tinggi. VCO mengandung sekitar 92%
asam lemak jenuh yang terdiri dari asam laurat, miristat, dan palmitat. Kandungan
asam lemak jenuh dalam VCO didominasi oleh asam laurat dan asam miristat,
sedangkan kandungan asam lemak lainnya rendah. Tingginya asam lemak jenuh yang
dikandungnya menyebabkan VCO tahan terhadap proses ketengikan akibat oksidasi
(Syah, 2005).
xiii
P3
Sedangkan secara internasional, standar VCOdiatur dalam APCC STANDARDS FOR VIRGIN
COCONUT OIL.
Tabel 2.4. Standar Mutu Minyak Kelapa Murni BerdasarkanAPCC STANDARDS FOR
VIRGIN COCONUT OIL
C 6:0 0,4-0,6
C 8:0 5,0-10,0
C 10:0 4,5-8,0
C 12:0 43,0-53,0
C 14:0 16,0-21,0
C 16:0 7,5-10,0
C 18:0 2,0-4,0
C 18:1 5,0-10,0
C 18:2 1,0-2,5
C 18:3 – C 24:1 <0,5
Karakterisik Kualitas
Warna Air bersih
Asam lemak bebas 20,55
Peroksida 2,3 meq/ kg oil
Total Plate < 10 ctu
xiv
P3
xv
P3
4. Pengasaman
Perusakan protein atau denaturasi protein untuk dapat mendapatkan
minyak kelapa dapat dilakukan dengan cara pengasaman. Pada prinsipnya
teknik pengasaman ini adalah metode denaturasi protein dikarenakan
terbentuknya ion zwitter pada kondisi isoelektrik. Zwiter ion terbentuk karena
molekul memiliki adanya muatan yang berlawanan dimasing-masing
ujungnya. Di dalam protein sendiri sebenarnya mengandung gugus NH2 yang
lebih memiliki muatan posotif dan gugus karboksilat yang bermuatan
negative. Untuk dapat mencapai kondisi iso elektronik ini, maka santan dibuat
dalam kondisi asam. Biasanya pengaturan pH untuk mendapat kondisi iso
elektrik yaitu pada pH 4,5 yang dilakukan dengan penambahan asam asetat
(CH3COOH) atau yang sering dikenal dengan cuka makanan.
Dengan cara pengasaman ini akan terbentuk tiga lapisan juga, dimana lapisan
minyak berada paling atas, kemudian lapisan tengah protein dan lapisan bawah
adalah air. Adapun minyak yang diperoleh dari cara pengasaman warna akan
jernih.
5. Sentrifugasi
Mikroorganisme dan partikel-partikel berukuran kecil lainya dapat
dipindahkan dari sebuah kaldu atau sari dengan menggunakan sebuah
centrifuge, yaitu jika filtrasi bukanlah suatu metode yang baik untuk
digunakan. Meskipun suatu centrifuge mungkin lebih mahal jika dibandingkan
dengan sebuah filter, namun ini menjadi penting jika:
a. Filtrasi berjalan lambat dan sulit
b. Sel-selnya atau unsure-unsur tersuspensi harus didapatkan
c. Pemisahan lanjutan untuk mencapai sebuah kebersihan dengan standar
yang tinggi.
Centrifuge non-continue mempunyai kapasitas yang sangat terbatas, oleh
karenaitu tidak cocok untuk pemisahan skala besar.Prinsip sentrifugasi
didasarkan pada pemisahan molekular dari sel atau organel subselular.
Pemisahan tersebut berdasarkan konsep bahwa partikel yang tersuspensi di
sebuah wadah akan mengendap (bersedimentasi) ke dasar wadah karena
adanya gaya gravitasi. Sehingga laju pengendapan suatu partikel yang
tersuspensi tersebut dapat diatur dengan meningkatkan atau menurunkan
pengaruh gravitasional terhadap partikel. Pengaturan laju pengendapan tersebut
dapat dilakukan dengan cara menempatkan wadah yang berisi suspensi partikel
kemesin sentrifugasi tepatnya pada bagian rotor yang kemudian akan berputar
dengan kecepatan tertentu.Hal tersebut tergantung pada ukuran dan bobot jenis
xvi
P3
6. Enzimatis
a. Teknik enzimatik merupakan metode untuk denaturasi protein dengan
bantuan enzim. Beberapa jenis enzim yang dapat digunakan pada proses
ini misalnya papain, bromelain, poligalakturonase, alfa amylase,
protease, atau pektinase. Tahapan pembuatan minyak kelapa dengan cara
enzimatik ini Tidak mengubah makanan menjadi senyawa karbon.
b. Mampu tumbuh dengan cepat dalam substrat organic dan segera
melakukan perubahan kimia terhadap substrat yang digunakan.
c. Mampu melakukan tranformasi dan dapat bekerja pada kondisi sekeliling
yang tidak berubah.
adalah dengan pembuatan santan yang dihasilkan dari pemerasan
menggunakan air kelapa. Adapun tujuan penggunaan air kelapa adalah untuk
mempercepat proses penggumpalan. Santan selanjutnya ditambah dengan
enzim yang akan digunakan untuk proses fermentasi dengan jalan didiamkan
selama satu malam. Keesokan harinya dilakukan pemisahan antara minyak
kelapa dengan protein atau blondo.
7. Fermentasi
Fermentasi adalah suatu reaksi reduksi-oksidasi dalam suatu sistem
biologi yang menghasilkan energi dimana donor dan aseptornya adalah
senyawa organic. Jenis dan jumlah fermentasi tergantung dari jenis mikroba
dan perlakuannya. Mikroba yang dipakai khususnya industri makanan,
mempunyai ciri-ciri:
Santan adalah emulsi minyak dalam air dengan emulgator protein. Untuk
memisahkan minyak dan air dalam santan maka emulgator perlu dihilangkan.
Salah satu cara dengan memanfaatkan jasa campuran biakan murni
(Saccharomycescereviceae).
xvii
P3
xviii
P3
fermentasi. Kondisi paling optimum untuk fermentasi ini adalah pada suhu
45oC, pH 5, konsentrasi inokulum 2 %, waktu fermentasi 48 jam.
2. Jurnal dari International Food Research Journal
Physicochemical properties of virgin coconut oil extracted from
different processing methodsoleh Mansor, T. S. T., Che Man, Y.
B., Shuhaimi ,M, Abdul Afiq ,M. J. and Ku Nurul, F.K. M.
Virgin Coconut Oil (VCO) dapat diekstrasi dari kelapa dengan berbagai
macam metode diantaranya fermentasi dan enzimatis. VCO emmmpunai
banyak manfaat di antaranya dalam bidang kesehatan sebagai akibat dari
adanya asam Laurat dan juga tergolong minyak yang tidak sukar untuk dicerna.
Ekstraksi dengan metode fermentasi dan enzimatis termasuk dalam produksi
proses basah. Pada proses kering, kelapa tidak melalui proses pengeringan.
Bahan baku ang digunakan adalah air kelapa dan dagin gkelapa murni
ang didapa dari Sedang, Selangor, Malasia. Papain dari Eropa dan Bakteri
Saccharomyces. Kemudian dilakukan penelitian dengan tipe proses yang
berbeda-beda yaitu proses kering dan proses basah yang di antaranya
menggunakan metode fermentasi, enzimatis, pendinginan, dan pencairan.
Kemudian, dilakukan analisa hasil dari masing-masing proses.
Dari hasil percobaan, didapatkan bahwa dari semua proses yang
dijalankan dengan metode yang menggunakan cara pemrosesan yang sangat
berbeda hanya didapatkan perbedaan hasil VCO yang sedikit (tidak mencolok).
Hasil jumlah VCO didapatkan paling banyak dari proses kering tetapi hasil
VCO yang memiliki kualitas paling baik didapatkan dari proses basah dengan
metode fermentasi.
3. Jurnal dari Trends in Food Science & Technology 20
Virgin coconut oil: emerging functional food oil oleh A.M.
Marinaa , Y.B. Che Mana,b, and I. Amin
Penggunaan VCO di industri makanan menimbulkan perhatian lebih oleh
masyarakat mengenai kualitasnya. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui
sifat fisika dan kimia, sifat antioksidan, klinis. Ada 2 tipe minyak, RCO dan
VCO. RCO adalah hasil dari proses kering sedangkan VCO adalah hasil proses
basah. Proses basah menggunakan metode fermentasi, enzimatis, pendinginan,
dan pencairan.
Hasil analisa sifat fisika dan kimia menunjukkan bahwa VCO lebih
bening daripada RCO. VCO juga mempunyai rasa dan aroma. Kemudian,
analisa sifat antioksidan dan fenolik menunjukkan bahwa VCO mempunyai
total fenolik dan kadar antioksidan yang lebih tinggi daripada RCO. Diketahui
xix
P3
juga bahwa metode fermenasi menghasilkan nilai fenolik dan antioksidan yang
paling tinggi. Melalui penelitian pada binatang, didapatkan bahwa VCO adalah
minyak yang paling baik bagi tubuh, tidak menimbulkan banyak timbunan
lemak.
xx
P3
pada suhu 30-50oC. Pada akhir proses, enzim dan produk yang tidak diinginkan
dapat dipisahkan dari produk minyak yang sudah terbentuk.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Terbentuk 2
Didinginkan
lapisan (krim
selama ±2 jam
dan skim) pada
padasuhuruang.
santan.
Ditutupdenganalum
Diinokulasikand
uniumfoil,diinkuba
enganmikrobaat
sidalaminkubatorgo Didinginkan.
auenzim.
yang.
xxi
P3
Diinkubasikan Diukurdensit
Gambar
selama 4 hari.3.3. Skema Fermentasi Santan
asnya.
Uji organoleptik
Dihitung kadar Dihitung
dengan indera
asam lemak densitasnya.
penglihatan.
bebasnya.
Fermentasi
Starter (ml) 60 60 60 60
Krim (ml) 40 40 40 40
a. Variabel Bebas
Variabel bebas dari praktikum ini adalah jenis sari buah dan ragi.
xxii
P3
b. Variabel Terikat
Variabel terikat dari praktikum ini adalahminyak kelapa yang dihasilkan.
c. Variabel Kontrol
Variabel kontrol dari praktikum ini adalah volume skim, air kelapa, urea, dan
gula.
3.2.2. Alat
1. Erlenmeyer
2. Pipet tetes
3. Beaker glass
4. Gelas ukur
5. Inkubator goyang
6. Cuvet
7. Neraca Analitik
8. Autoclave
9. Aluminium Foil
10. Indikator pH
11. Pengaduk
12. Centrifuge
13. Statif
14. Klem
15. Buret
xxiii
P3
6. 7. 8. 9. 10.
14
.
xxiv
P3
xxv
P3
𝑉 𝑥 𝑁 𝑥 200
𝐴𝑠𝑎𝑚 𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑠 =
𝑚 𝑥 10
dengan:
V = volume NaOH yang diperlukan dalam penitaran (ml)
N = normalitas NaOH
m = bobot contoh (g)
xxvi
P3
BAB IV
PEMBAHASAN
4.2. Pembahasan
4.2.1. Fenomena pH
xxvii
P3
Variabel 1
4.5
Variabel 2
pH
Variabel 3
4
Variabel 4
3.5
0 1 2 3
Hari
xxviii
P3
1.075
1.07
1.065
Densitas (gram/cm3)
1.06
1.055 Variabel 1
1.05 Variabel 2
1.045 Variabel 3
1.04 Variabel 4
1.035
1.03
0 1 2 3 4
Hari
Gambar 4.2. Grafik Hubungan Waktu dengan Densitas pada Fermentasi Minyak
xxix
P3
25
20
Volume (ml) 15
10
0
1 2 3 4
Variabel
Dari hasil percobaan yang dilakukan oleh praktikan, diketahui hasil volume
minyak dengan pengukuran dengan gelas ukur. Data volume minyak yang
didapatkan pada variabel 1 sampai 4 adalah 21 ml; 16 ml; 12 ml; dan 13,5 ml.
Volume minyak paling banyak didapatkan dari variabel 1 yaitu yang diberi
tambahan ragi roti, ragi tempe, serta sari buah bonggol nanas, dan kiwi.
Hal ini disebabkan karena adanya mikroba pada starter yaitu ragi roti
(Saccharomyces cerevisiae) dan ragi tempe (Rhizopus sp) yang akan membantu
dalam proses fermentasi. Pada starter, mikroba berguna untuk memecahkan emulsi
minyak kelapa (Handayani, 2009). Hal ini disebabkan karena adanya mikroba pada
starter yaitu ragi roti (Saccharomyces cerevisiae) dan ragi tempe (Rhizopus sp)
yang akan membantu dalam proses fermentasi dengan jalan memutuskan ikatan
peptida dan menghasilkan protein yang lebih sederhana (Wuryanti, 2004) dan sari
buah kiwi yang mengandung enzim actinidin, Ini adalah enzim protease
(penghancur protein) yang ada pada buah kiwi hijau.(Candra, 2012). Protein perlu
dihilangkan karena merupakan emulgator pada santan yang merupakan emulsi
minyak dalam air.
Dari data juga didapatkan bahwa volume minyak paling sedikit didapatkan
dari variabel 3 yaitu yang hanya diberi sari buah bonggol nanas dan kiwi. Volume
minyak ini lebih sedikit dibandingkan dengan variabel 4 yang tidak diberi
tambahan ragi maupun sari buah.Hal ini disebabkan karena dengan adanya
penambahan berupa sari buah, maka ada protein yang ikut ditambahkan ke dalam
starter. Kadar protein dalam buah nanas adalah 0,54 gram/ 100 gram buah. Protein
adalah emulgator yaitu suatu bahan aktif permukaan yang dapat menurunkan
tegangan antar muka antara minyak dan air dan membentuk film yang liat
mengelilingi tetesan terdispersi sehingga mencegah koalesensi dan terpisahnya fase
xxx
P3
12
Kadar Asam Lemak Bebas
10
0
1 2 3 4
Variabel
Dari hasil percobaan yang dilakukan oleh praktikan, diketahui hasil kadar
asam lemak bebas minyak dengan perhitungan dari hasil titrasi. Data kadar asam
lemak bebas yang didapatkan pada variabel 1 sampai 4 adalah 3,126; 13,8; 4,384;
dan 2,948. Kadar asam lemak bebas paling banyak terdapat pada variabel 2 yaitu
yang diberi ragi roti dan ragi tempe. Asam lemak bebas (ALB) adalah suatu asam
yang dibebaskan pada proses hidrolisis lemak oleh enzim.Adanya ragi tempe juga
mempengaruhi kadar asam lemak bebas yang ada dalam minyak karena minyak
atau lemak terhidrolisis oleh enzim yang dikeluarkan oleh mikroorganisme menjadi
asam – asam lemak, gliserol, air, dan energy (Wiadnya, N. D.).
Kadar asam lemak bebas pada variabel 3 lebih tinggi daripada variabel 4, hal
ini dikarenakan seiring bertambahnya volume sari bonggol nanas yang
ditambahkan pada krim santan, mengakibatkan semakin meningkatnya bilangan
asam karena semakin banyak enzim yang digunakan dalam fermentasi, semakin
besar hidrolisis trigliserida yang terjadi akibat kerusakan minyak atau
lemak.Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas, serta dihitung
xxxi
P3
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak. Bilangan
asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk
menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak
(Ketaren, 1986).Bilangan asam yang besar menunjukkan asam lemak bebas yang
besar pula, yang berasal dari hidrolisa minyak atau lemak, ataupun karena proses
pengolahan yang kurang baik. Makin tinggi bilangan asam, maka makin rendah
kualitasnya (Sudarmadji, 2003).
Tingginya konsentrasi enzim yang ditambahkan ke dalam media fermentasi
menyebabkan molekul – molekul air yang mengelilingi minyak semakin banyak
yang pecah sehingga kadar air menjadi tinggi. Kadar air berperan dalam proses
oksidasi dan hidrolisis minyak yang akhirnya dapat menyebabkan ketengikan
(Wiadnya, N. D.).
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Semakin lama waktu fermentasi, maka pH larutan semakin rendah. Hal ini disebabkan
karena selama fermentasi terjadi perombakan karbohidrat dalam santan menjadi
asam-asam organik oleh mikroba pada ragi tempe. Selain itu, aktivitas sel khamir
pada ragi roti (Saccharomyces cerevisiae) selain menghasilkan etanol sebagai
metabolit primer juga menghasilkan asam-asam organik sebagai hasil sampingan.
2. Semakin lama waktu fermentasi, maka densitas larutan semakin tinggi. Hal ini disebabkan
karena dengan adanya tambahan ragi roti (Saccharomyces cerevisiae) dan dalam
kondisi anaerob, akan terjadi fermentasi alkohol (perubahan glukosa menjadi
etanol). Saat panen (hari keempat fermentasi) bakteriSaccharomyces cerevisiae pada
kondisiini sedang aktif bekerja untuk mengubah glukosa menjadi etanol.
xxxii
P3
3. Volume minyak paling banyak didapatkan dari variabel 1 yaitu yang diberi
tambahan ragi roti, ragi tempe, serta sari buah bonggol nanas, dan kiwi. Hal ini
disebabkan karena adanya mikroba pada starter yang akan membantu dalam proses
fermentasi dan enzim yang membantu memecah protein. Volume minyak paling
sedikit didapatkan dari variabel 3 yaitu yang hanya diberi sari buah bonggol nanas
dan kiwi. Hal ini disebabkan karena dengan adanya penambahan sari buah, maka
ada protein yang ikut ditambahkan ke dalam starter. Protein ini dapat menyebabkan
semakin sulitnya minyak untuk terpisah dengan air.
4. Kadar asam lemak bebas paling banyak terdapat pada variabel 2 yaitu yang diberi
ragi roti dan ragi tempe. Adanya ragi tempe mempengaruhi kadar asam lemak bebas
yang ada dalam minyak karena minyak atau lemak terhidrolisis oleh enzim yang
dikeluarkan oleh mikroorganisme menjadi asam – asam lemak, gliserol, air, dan
energi. Selain itu, didapat data kadar asam lemak bebas pada variabel 3 lebih tinggi
daripada variabel 4. Hal ini dikarenakan seiring bertambahnya volume sari bonggol
nanas yang ditambahkan pada krim santan, semakin banyak enzim yang digunakan
dalam fermentasi maka semakin besar hidrolisis trigliserida yang terjadi akibat
kerusakan minyak atau lemak.
5.2. Saran
1. Sebaiknya menggunakan media tempat yang sudah dicuci.
2. Sebaiknya alat dan bahan di autoclave terlebih dahulu sesuai prosedur kerja.
3. Sebaiknya santan yang telah direbus ditunggu selama 3 jam untuk membentuk skim
dan krim.
4. Sebaiknya masukan campuran yang telah dibebaskan dari air setinggi ¾ saja ke
dalam cuvet untuk disentrifugasi.
5. Sebaiknya saat pengambilan hasil minyak kelapa harus berhati-hati agar lapisan nya
tidak rusak.
xxxiii
P3
DAFTAR PUSTAKA
xxxiv
P3
Nasrun. 2015. Pengaruh Jumlah Ragi dan Waktu Fermentasi terhadap Kadar Bioetanol yang
Dihasilkan dari Fermentasi Kulit Pepaya. Lhokseumawe. Universitas Malikussaleh.
N.N., 2006, ANEKA HASIL OLAHAN KELAPA, [Online], (http://tekpan.unimus.ac.id/wp-
content/uploads/2013/07/ANEKA-HASIL-OLAHAN-KELAPA.pdf, diakses tanggal 30
April 2017).
N.N., 2016, POHON KELAPA TUMBUHAN SERBAGUNA, [Online],
(http://perwakilan.babelprov.go.id/content/pohon-kelapa-tumbuhan-sebaguna, diakses
tanggal 30 April 2017).
N.N., N. D., Minyak Kelapa, [Online], (http://minyakkelapa.org/minyak-kelapa/, diakses tanggal
30 April 2017).
Nugraha, Eko, 2015, Pohon Kelapa, [Online], (http://www.biodiversitywarriors.org/fisiologi-
pohon-kelapa.html, diakses tanggal 30 April 2017).
Palungkun, Rony. 2001. Aneka Produk Olahan Kelapa. Yogyakarta. Penebar Swadaya.
Satheesh, Neela. 2014. Production of virgin coconut oil by induced fermentation with
Lactobacillus plantarum NDRI strain 184. Ethiopia. Jimma University.
T, Mansor. 2012. Physicochemical properties of virgin coconut oil extracted from different
processing methods. Selangor. Universiti Putra Malaysia.
Usdoko, Sylvania, 2015, Manfaat Minyak Kelapa Murni, [Online], (http://koran-
sindo.com/page/news/2015-12-06/3/11, diakses tanggal 30 April 2017).
Wiadnya, Ida. N.D. PENGARUH PENAMBAHAN RAGI TEMPE (Rhizopus sp) PADA
PEMBUATAN MINYAK KELAPA TERHADAP MUTU MINYAK.Nusa Tenggara Barat.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram.
Wuryanti. 2004. ISOLASI DAN PENENTUAN AKTIVIAS SPESIFIK ENZIM BROMELIN DARI
BUAH NANAS (Ananas comosus L.). Semarang. Universitas Diponegoro.
LEMBAR PERHITUNGAN
. Perhitungan Basis W
A. Densitas air kelapa
(𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑝𝑎+𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)−𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
ρ= 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
48,64 𝑔𝑟𝑎𝑚−22,38 𝑔𝑟𝑎𝑚
ρ= 25 𝑐𝑚3
ρ = 1,0572 gr/cm3
B. Densitas skim
(𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑘𝑖𝑚+𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)−𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
ρ= 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
48,81 𝑔𝑟𝑎𝑚−22,38 𝑔𝑟𝑎𝑚
ρ= 25 𝑐𝑚3
ρ = 1,0504 gr/cm3
C. Basis W
W air kelapa = ρ air kelapa x V air kelapa
xxxv
P3
ρ = 1,0352 gr/cm3
2. Variabel 2
(𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 2+𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)−𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
ρ= 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
42,44 𝑔𝑟𝑎𝑚−16,38 𝑔𝑟𝑎𝑚
ρ= 25 𝑐𝑚3
ρ = 1.0424 gr/cm3
3. Variabel 3
(𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 3+𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)−𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
ρ= 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
42,52 𝑔𝑟𝑎𝑚−16,38 𝑔𝑟𝑎𝑚
ρ= 25 𝑐𝑚3
xxxvi
P3
ρ = 1,0456 gr/cm3
4. Variabel 4
(𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 4+𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)−𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
ρ= 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
42,57 𝑔𝑟𝑎𝑚−16,38 𝑔𝑟𝑎𝑚
ρ= 25 𝑐𝑚3
ρ = 1,0476 gr/cm3
Hari ketiga
a) Densitas tiap variabel
1. Variabel 1
(𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 1+𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)−𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑚
ρ= 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑣
51,6 𝑔𝑟𝑎𝑚−25,17 𝑔𝑟𝑎𝑚
ρ= 25 𝑐𝑚3
ρ = 1,0572 gr/cm3
2. Variabel 2
(𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 2+𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)−𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
ρ= 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
51,83 𝑔𝑟𝑎𝑚−25,17 𝑔𝑟
ρ= 25𝑐𝑚3
ρ = 1,0664 gr/cm3
3. Variabel 3
(𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 3+𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)−𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
ρ= 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
51,74 𝑔𝑟𝑎𝑚−25,17 𝑔𝑟𝑎𝑚
ρ= 25 𝑐𝑚3
ρ = 1,0628 gr/cm3
4. Variabel 4
(𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 4+𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)−𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
ρ= 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
51,88 𝑔𝑟𝑎𝑚−25,7 𝑔𝑟𝑎𝑚
ρ= 25 𝑐𝑚3
ρ = 1,0684 gr/cm3
xxxvii