Professional Documents
Culture Documents
Dengan mengucapakan rasa syukur kepada Allah SWT. Atas rahmat dan ridha Allah
SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ ANTIPIRETIK”.
Tujuan pembuatan laporan ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari beberapa
pihak. Oleh karena itu sudah sepatutnya pada kesempatan ini saya ucapkan terimakasih kepada .
Semoga makalah ini dapat menjadi bahan belajar bagi penulis dan semua orang, “Amin”
dan apabila ada kesalahan di makalah ini kepada pembaca mahon diperbaikai, baik dari segi
tulisan, kalimat maupun maknanya.
Wassalam
Antipiretik
A. Pengertian Antipiretik
Antipiretik adalah golongan obat-obatan untuk demam. Demam sebenarnya adalah mekanisme
pertahanan tubuh terhadap kuman infeksi. Saat terjadi infeksi, otak kita akan menaikkan standar
suhu tubuh di atas nilai normal sehingga tubuh menjadi demam. Obat antipiretik bekerja dengan
cara menurunkan standar suhu tersebut ke nilai normal.
A. Aspirin
Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang
sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik
(penurun demam), dan anti-inflamasi (peradangan). Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan
dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung.
Kepopuleran penggunaan aspirin sebagai obat dimulai pada tahun 1918 ketika terjadi pandemik
flu di berbagai wilayah dunia.Awal mula penggunaan aspirin sebagai obat diprakarsai oleh
Hippocrates yang menggunakan ekstrak tumbuhan willow untuk menyembuhkan berbagai
penyakit. Kemudian senyawa ini dikembangkan oleh perusahaan Bayer menjadi senyawa asam
asetilsalisilat yang dikenal saat ini.Aspirin adalah obat pertama yang dipasarkan dalam bentuk
tablet. Sebelumnya, obat diperdagangkan dalam bentuk bubuk (puyer).
Fungsi lain yang kerap kali berguna adalah efek anti-trombotik (menghambat aktivasi trombosit)
yang merupakan efek yang sangat berguna sebagai pencegah serangan berulang pada pasien
dengan nyeri dada akibat sumbatan pada arteri koroner jantung, dan juga pada pasien yang
sedang mengalami kejadian nyeri dada akibat sumbatan pada arteri koroner jantung.
Selain itu, penggunaan obat ini juga perlu mendapatkan perhatian khusus pada pasien dengan
asma di mana dapat memicu serangan pada pasien dengan hipersensitivitas, polip nasal, penyakit
saluran napas kronik, anemia, gagal jantung, dehidrasi, defisiensi enzim glukosa-6-fosfat
dehidrogenase, gout (asam urat tinggi), pasien dengan gejala perdarahan tertentu, pasien dengan
reaksi kulit yang berlebihan.
Dosis Aspirin
Aspirin tersedia dalam bentuk tablet, dengan dosis aspirin yang tersedia adalah aspirin 80 mg,
aspirin 320 mg, dan aspirin 500 mg.
Dosis aspirin yang sering digunakan untuk pasien dewasa antara lain :
- Bagi penderita nyeri dan demam dosis yang dianjurkan adalah 320 mg sampai 500 mg yang
diberikan sebanyak 3 sampai 4 kali sehari
- Bagi penderita radang tulang dan sendi dosis yang dianjurkan adalah 1000 mg yang diberikan
sebanyak 3 kali sehari
- Bagi penderita serangan jantung dosis yang dianjurkan adalah 160 mg sampai 320 mg yang
diberikan sebanyak 1 kali sehari (pada saat serangan) dan 80 mg yang diberikan sebanyak 1
kali sehari (sebagai rumatan)
- Bagi penderita penyakit stroke dosis yang dianjurkan adalah 160 mg sampai 320 mg yang
diberikan sebanyak 1 kali sehari (dalam waktu 48 jam setelah serangan) dan 80 mg yang
diberikan sebanyak 1 kali sehari (sebagai rumatan)
Dosis aspirin yang dapat digunakan pada pasien anak – anak yaitu :
- Bagi penderita penyakit Kawasaki dosis yang dianjurkan adalah 20 -25 mg/Kg berat badan
yang diberikan sebanyak 4 kali sehari selama 14 hari (pada saat demam) dan 3 -6 mg/Kg berat
badan yang diberikan sebanyak 1 kali sehari (sebagai rumatan)
- Dosis obat yang merupakan ambang batas terjadinya keracunan adalah 200 mg/Kg berat badan
-Serangan asma dan sesak napas Rasa tidak nyaman pada lambung Perdarahan spontan dan
perdarahan saluran cerna
Informasi Keamanan
- Obat Aspirin sebaiknya diminum setelah makan, bersamaan dengan makanan, atau bersmaan
dengan obat antasida untuk meminimalkan iritasi lambung
- Obat ini sebaiknya tidak diminum bersama alkohol karena berhubungan dengan peningkatan
risiko terjadinya pendarahan
-Sebaiknya tidak digunakan oleh anak – anak dan remaja karena berhubungan dengan
peningkatan risiko terjadinya sindrom Reye, kecuali pada penyakit Kawasaki
-Tidak baik digunakan oleh ibu hamil karena dapat menembus plasenta yang dapat menimbulkan
efek berbahaya terhadap janin
- Aspirin sebaiknya tidak digunakan oleh ibu menyusui karena dapat menembus kelenjar susu
yang dapat menimbulkan efek berbahaya terhadap bayi
B. Paracetamol
Ini merupakan salah satu obat yang cukup terkenal, baik dikalangan medis maupun masyarakat
awam. Ya, obat paracetamol atau dibaca parasetamol ini sering digunakan sebagai penurun panas
yang paling banyak penggunaannya, karena hampir semua kelompok umur, baik ibu hamil
maupun menyusui dapat menggunakan obat ini dan ini tidak memerlukan resep untuk
mendapatkannya.
Tablet Kaplet Kapsul Tablet larut (dilarutkan dalam air, kemudian diminum) Suspensi oral
(SIRUP) Supositoria yang dimasukkan ke dalam anus
Indikasi Paracetamol
Indikasi utama paracetamol yaitu digunakan sebagai obat penurun panas (analgesik) dan dapat
digunakan sebagi obat penghilang rasa sakit dari segala jenis seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri
pasca operasi, nyeri sehubungan dengan pilek, nyeri otot pasca-trauma, dll. Sakit kepala migrain,
dismenore dan nyeri sendi juga dapat diringankan dengan obat parasetamol ini. Pada pasien
kanker, parasetamol digunakan untuk mengatasi nyeri ringan atau dapat diberikan dalam
kombinasi dengan opioid (misalnya kodein). Paracetamol telah dibandingkan dengan banyak
analgesik lain dan dianggap kurang equipotent jika dibandingkan dengan aspirin (asam
asetilsalisilat). Dengan demikian, secara umum, parasetamol kurang mujarab ketimbang salisilat
dan agen antirematik lainnya jika digunakan sebagai obat anti-inflamasi dan antinyeri. Kabar
baiknya paracetamol dapat digunakan pada anak-anak. Ini merupakan alternatif yang lebih
disukai ketika aspirin (asam asetilsalisilat) merupakan kontraindikasi (misalnya karena riwayat
ulkus atau infeksi virus pada anak)
Kontraindikasi
Obat parasetamol tidak boleh digunakan pada orang dengan kondisi sebagai berikut: Alergi
parasetamol atau acetaminophen Gangguan fungsi hati dan penyakit hati Gangguan Fungsi
Ginjal Serius, Shock Overdosis Acetamin
Efek Samping
Paracetamol Walaupun efek samping paracetamol jarang, namun jika itu terjadi maka ditandai
dengan: Ruam atau pembengkakan – ini bisa menjadi tanda dari reaksi alergi Hipotensi (tekanan
darah rendah) ketika diberikan di rumah sakit dengan infus. Kerusakan hati dan ginjal, ketika
diambil pada dosis lebih tinggi dari yang direkomendasikan (overdosis) Dalam kasus ekstrim
kerusakan hati yang dapat disebabkan oleh overdosis parasetamol bisa berakibat fatal. Carilah
bantuan medis darurat jika Anda memiliki salah satu dari tanda-tanda reaksi alergi paracetamol
seperti : gatal-gatal; kesulitan bernapas; pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
Berhenti menggunakan obat ini dan hubungi dokter apabila mengalami efek samping
parasetamol yang serius seperti: Mual, sakit perut, dan kehilangan nafsu makan; Air seni
berwarna gelap, tinja berwarna tanah liat; atau Jaundice (menguningnya kulit atau mata). Jika
salah satu gejala overdosis berikut terjadi, maka segeralah mencari bantuan medis darurat: Diare
Keringat berlebihan Kehilangan nafsu makan Mual atau muntah Kram perut atau nyeri
Pembengkakan, atau nyeri di perut atau perut daerah atas.
Pedoman umum: 325-650 mg diminum setiap 4 sampai 6 jam atau 1000 mg setiap 6 sampai 8
jam. Paling sering adalah Paracetamol 500mg tablet: 500 mg tablet oral setiap 4 sampai 6 jam
Dosis Paracetamol Anak untuk Demam dan Nyeri: Untuk mengukur dosis paracetamol anak
dengan tepat maka kita harus mengetahui berat badan dan umur anak, karena ini akan menjadi
pertimbangan <= 1 bulan: 10-15 mg/kg BB/dosis setiap 6 sampai 8 jam sesuai kebutuhan. > 1
bulan – 12 tahun: 10 – 15 m /kg BB/dosis setiap 4 sampai 6 jam sesuai kebutuhan (maksimum: 5
dosis dalam 24 jam). Jangan obat parasetamol ini melebihi dosis yang direkomendasikan.
Jumlah maksimum untuk orang dewasa adalah 1 gram (1000 mg) per dosis dan 4 gram (4000
mg) per hari. Menggunakan paracetamol yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan hati.
Pada anak-anak, gunakanlah sediaan sirup atau suppositoria. Hati-hati dan selalu ikuti petunjuk
dosis pada label obat. Jangan memberikan paracetamol untuk anak di bawah usia2 tahun tanpa
nasihat dari dokter. Berhenti menggunakan paracetamol dan hubungi dokter jika: Selama 3 hari
penggunaan masih demam. Selama 7 hari penggunaan masih terasa sakit (nyeri belum teratasi)
atau 5 hari pada anak-anak. Terjadi reaksi alergi seperti ruam kulit, sakit kepala terus menerus,
atau kemerahan atau bengkak.
Di antara obat antipiretik tersebut, yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah
paracetamol Obat antipiretik diindikasikan untuk segala penyakit yang menghasilkan gejala
demam. Sejumlah pedoman menyatakan bahwa obat antipiretik sebaiknya diberikan jika demam
lebih dari 38,5 oC. Demam yang kurang dari 38,50C sebaiknya jangan cepat-cepat diberi obat.
Selain untuk menurunkan demam, sebagian besar obat-obat antipiretik tersebut juga memiliki
khasiat untuk mengurangi nyeri.
EFEK SAMPING
Pada dasarnya obat antipiretik aman untuk dikonsumsi. Namun yang sering menimbulkan
masalah ialah pasien mengonsumsi dalam dosis yang terlalu banyak dan dalam jangka waktu
yang terlalu lama.
Efek samping yang muncul tergantung jenis obat antipiretiknya. Beberapa efek samping yang
pernah ditemui antara lain:
A. Alergi kulit
B. Gatal-gatal
C. Pusing
D. Mual, muntah
DOSIS
Dosis obat antipiretik tergantung pada jenis obat yang digunakan. Berikut dosis obat antipiretik
yang sering digunakan:
Untuk paracetamol, dosisnya sebesar 325-650 mg, 3-4 kali sehari. Untuk anak-anak dosisnya
ialah 10-15 mg/kg berat badan, 3-4 kali sehari.
Untuk ibuprofen dosisnya ialah 300-800 mg, 4 kali sehari. Untuk anak-anak dosisnya ialah 5-10
mg/kg berat badan, 3-4 kali sehari.
Metamazole digunakan untuk mengobati tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme) yang bekerja
dengan cara mencegah kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid terlalu banyak. Metamizole
adalah kelompok obat antiinflamasi nonsteroid yang memiliki fungsi sebagai penghilang rasa
sakit, antispasmodic (meredakan kejang otot), dan penurun demam.
Metamizole diindikasikan pada pasien dengan rasa nyeri hebat, seperti pasien yang baru
menjalankan operasi, pasien dengan nyeri kolik. Sebaiknya pemberian natrium metamizole tidak
diberikan pada nyeri yang disebabkan karena proses peradangan seperti rematik, nyeri pinggang
bawah, maupun gejala flu.
Dosis Metamizole
Dosis umum mengonsumsi metamizole adalah 500 mg tiap 6-8 jam per hari dengan dosis
maksimal harian adalah 2000 mg. Dosis untuk anak-anak diatur sesuai usia dan berat badan
anak. Tanyakan kepada dokter untuk mendapatkan informasi lebih jelas.
Mengonsumsi Metamizole dengan Benar
Pastikan untuk membaca petunjuk pada kemasan obat dan mengikuti anjuran dokter dalam
mengonsumsi metamizole. Jangan menambahkan atau mengurangi dosis tanpa izin dokter.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi metamizole, disarankan segera mengonsumsinya begitu
teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis metamizole
pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
Konstipasi.
Jika efek samping yang terjadi terus berkepanjangan, mengganggu aktivitas, atau Anda
mengalami reaksi alergi, segera temui dokter atau datangi rumah sakit terdekat.