Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN
2017
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..………………48
LAMPIRAN……………………………………………………………………………52
BAB I
HASIL PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
1.1 Pengkajian
a. Data Inti Komunitas
1. Sejarah :-
2. Demografi : RT 03 RW 11 Kelurahaan Maleer kecamatan batununggal,
Bandung. Terdapat kurang lebih 60 Kepala Keluarga
ketinggian tanah dari permukaan laut : 672 m
Topografi : dataran rendah
Suhu udara rata-rata : 18-32 derajat celcius
3. Pengkajian resiko kanker serviks pada wanita usia subur RT 03 RW 11
Keluraan Maleer, Kecamatan Batununggal :
Usia
2.5
1.5
0.5
0
24 28 29 30 33 35 36 38 39 40 41 43 44 45 46 48 49 52
jumlah
1
Status Pernikahan
Menikah Janda
Dari semua wanita warga RT 03 RW 11 yang terkaji, hanya ada satu orang wanita
dengan status janda
Pendidikan
2
Pekerjaan
Penghasilan
3
Sulit Air Bersih
ya tidak
PDAM Sumur
4
Sumber air bersih yang digunakan warga di RT 03 RW 11 Kelurahan Maleer sebagian
besar bersumber dari PDAM
Terpapar Polusi
Ya Tidak
20
15
10
0
ya tidak
Jumlah
5
wanita di RT 03 RW 11 Kelurahan Maleer tidak ada yang pernah terdiagnosa kanker
serviks
Dari semua wanita di RT 03 RW 11 Kelurahan Maleer hanya ada satu wanita yang
memiliki keluarga dengan riwayat kanker
Usia Menstruasi
9-16 tahun
Dibawah 9 tahun
Diatas 16 tahun
6
Usia dimulainya menstruasi pada Wanita Usia Subur di RT 3 RW 11 Kelurahan Maleer
100% berada pada rentang usia normal, yaitu usia 9-16 tahun
Ada
Tidak Ada
Jumlah Pernikahan
1
lebih dari 1
7
4 Wanita Usia Subur di RT 3 RW 11 memiliki riwayat pernikahan lebih dari 1 kali
Usia Menikah
dibawah 20 tahun
diatas 20 tahun
Ya
Tidak
8
Melakukan Hubungan Seksual Sebelum
Menikah
Ya
Tidak
dibawah 20 tahun
diatas 20 tahun
9
10 dari 23 Wanita Usia Subur melakukan hubungan seksual pertama kali pada usia
muda, yaitu usia dibawah 20 tahun
Paritas
Ya
Tidak
Jumlah Paritas
dibawah 3
diatas 3
10
4 dari 23 Wanita Usia Subur di RT 3 RW 11 memiliki riwayat jumlah melahirkan lebih
dari 3 kali
12
10
0
Pil kb suntik IUD Kondom tidak mengguakan
alat kontrasepsi
< 10 tahun
> 10 tahun
11
Sebanyak 52% wanita usia subur di RT 03 RW 11 menggunakan alat kontrasepsi
kurang dari 10 tahun dan 48% lainnya menggunakanan alat kontrasepsi lebi dari 10
tahun. Lamanya pengguaan alat kontrasepsi dapat menjadi faktor resiko terjadinya
kanker serviks khususnya penggunaan lat kontrasepsi pil KB.
ya
tidak
Sebanyak 10 wanita usia subur dari 23 memiliki keluhan selama menggunakan alat
kontrasepsi
12
melakukan pemeriksaan rutin
ya
tidak
Dari 23 wanita usia subur yang terkaji di RT 03 RW 11 hanya 4 orang yang melakukan
pemeriksaan rutin sebulan sekali, selebihnya hanya datang ke layanan keseshatan ketika
ada masalah kesehatan yang dirasakan saja.
merokok
ya
tidak
13
Sebanyak 5 wanita usia subur dari total 23 di RT 03 RW 11 yang terkaji merupakan
perokok aktif
usia merokok
<20 tahun
>20tahun
Dari 5 wanita usia subur yang merupakan perokok aktif 3 diantaranya merokok sejak
usia kurang dari 20 tahun dan 2 lainnya merokok pada usia lebih dari 20 tahun
14
terpapar asap rokok
ya
tidak
konsumsi alkohol
tidak
ya
15
makanan instan rutin
ya
tidak
ya
tidak
16
Wanita usia subur di RT 3 RW 11, sebanyak 15 orang (65%) mengkonsumsi sayur dan
buah rutin setiap hari
ya
tidak
Sebanyak 6 wanita usia subur dari total 23 yang dikaji (2,6%) mengkonsumsi makanan
yang dibakar/dipanggang secara rutin.
Aktivitas Fisik
ya
tidak
17
Sebanyak 11 wanita usia subur dari 23 total yang dikaji (47%) melakukan aktivitas fisik
< 60 menit
> 60 menit
jalan
lari
senam
lainnya
18
Aktivitas fisik yang paling banyak dilakukan oleh wanita usia subur di RT 03 RW 11
adalah jalan yakni sebanyak 9 orang (26%).
Istirahat
21 dari 23 Wanita Usia Subur di RT 3 RW 11 tidur kurang dari 8 jam setiap harinya
Koping Stress
Bercerita dengan orang
terdekat
Melakukan kegiatan
Mengembangkan hobi
Meningkatkan ibadah
Berpikir positif
Menenangkan pikiran
Lainnya
19
Wanita Usia Subur di RT 3 RW 11 memiliki koping stress yang baik, dimana cara
pemecahan masalahnya positif seperti bercerita, mengembangkan hobi, meningkatkan
ibadah, dan lainnya.
Konsumsi Obat
Ya
Tidak
Sumber Obat
Resep dokter
Tanpa resep dokter
Lainnya
20
Hanya 4 dari 23 Wanita Usia Subur yang mengkonsumsi obat dari dokter. Sisanya biasa
mengkonsumsi obat-obat yang biasa dijual di warung atau bahkan tidak mengkonsumsi
obat-obatan sama sekali.
ya tidak
21
Suku
25
20
15
10
0
Sunda Jawa
suku
Chart Title
25
20
15
10
0
Islam
Agama
4. Data Subsistem
Windshield Survey
22
Pada tanggal 12-13 Desember 2017, tim penulis melakukan observasi di RT 03
RW 11.
Berikut ini hasil observasi yang dilakukan:
ELEMEN DESKRIPSI
23
Lingkungan terbuka Luas
Kepadatan rata-rata 13-15 rumah /100 m.
Kualitas
Tidak ada lahan terbuka seperti lapangan dan persawahan
Batas Wilayah Batas wilayah Kelurahan Maleer
Utara : Kelurahan Kacapiring
Timur : Kelurahan Gumuruh
Selatan : Kelurahan Cibangkong
Barat : Kelurahan Kebon Gedang
Kebiasaan Dewasa-tua
Pada pagi dan sore hari sebagian besar kepala keluarga bekerja.
Pada hari Jumat siang setelah melaksanakan ibadah shalat Jumat
warga mempunyai kegiatan rutin mengadakan pengajian di
masjid.
Anak-anak
Pada pagi hari sebagian besar anak-anak usia sekolah pergi ke
sekolah, siang hari bermain dengan teman sebaya dan sore hari
mayoritas mengikuti kegiatan keagamaan dengan mengaji di
madrasah.
24
Transportasi Transportasi menggunakan kendaraan pribadi (motor, sepeda,
mobil) selain itu juga menggunakan mobil angkutan umum,
ataupun jalan kaki.
Situasi jalan beraspal dan semen.
Keamanan Tidak ditemukan pos keamanan lingkungan di RT 03.
25
suara di Masjid setempat dan dengan cara door to door.
Pusat belanja Terdapat banyak warung yang menjual kebutuhan sehari – hari di
RT 03.
Suku bangsa Mayoritas penduduk dari suku Sunda, selain itu terdapat warga
bersuku Jawa.
Agama Semua warga RT 03 beragama Islam.
1. Persepsi :
1. Persepsi Penduduk :
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh penulis, masyarakat di RT
03 belum pernah mendapatkan informasi skrining kanker serviks
menggunakan IVA melalui penyuluhan . Menurut masyarakat pengetahuan
akan kanker serviks dan IVA juga perlu untuk diketahui. Harapan penduduk
yang disampaikan kepada penulis terhadap petugas kesehatan yaitu semoga
kedepannya akan ada pemeriksaan kesehatan secara rutin disertai
penyuluhan dan akses untuk pemeriksaan IVA mudah untuk dijangkau.
2. Persepsi Petugas Kesehatan :
Penulis telah melakukan wawancara kepada petugas puskesmas yaitu Ibu
Nurul selaku petugas puskesmas di bagian Kesehatan Ibu dan Anak.
Berdasarkan hasil wawancara Ibu Nurul menyebutkan bahwa data mengenai
kanker serviks di Puskesmas Gumuruh masih jarang, data didapatkan dari
26
individu yang datang ke puskesmas, sedangkan fasilitas skrining kanker
serviks sempat ada, yaitu pemeriksaan IVA namun sekarang tidak tersedia
lagi. Dana khusus untuk program skrining IVA juga tidak ada, penggunaan
dana diestimasikan untuk semua penyakit tidak menular (PTM) secara
keseluruhan. Ibu Nurul mengatakan bahwa antusias masyarakat dan
keaktifan kader sangat baik, hanya saja dari puskesmas sendiri belum ada
penyuluhan khusus terkait IVA atau kanker serviks dikarenakan keterbatasan
SDM dan minimnya kasus kanker serviks di Kelurahan Maleer. Pendidikan
kesehatan masih sebatas mengedukasi langsung individu yang datang ke
puskesmas yang memiliki keluhan terkait organ kewanitaan.
3. Persepsi Kader Kesehatan :
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis bersama salah satu kader
RT 03 RW 11 kelurahan Maleer terkait program IVA, mengatakan bahwa di
RT 03 ini hanya terdapat satu orang yang memiliki anggota keluarga yang
telah meninggal dunia karena kanker payudara, sedangkan kejadian kanker
serviks tidak pernah terjadi pada warga di RT 03. Menurut kader, masyarakat
RT 03 belum pernah mendapatkan informasi terkait IVA, namun kader-
kader di RT 03 pernah mendapatkan informasi tentang IVA melalui
penyuluhan dari program pemerintah. Kader mengatakan bahwa kesadaran
masyarakat untuk melakukan deteksi dini masih belum baik, masyarakat
masih merasa takut apabila nanti diketahui mengidap suatu penyakit setelah
melakukan deteksi. Harapan kader terhadap masyarakat semoga kedepannya
masyarakat lebih meningkatkan partisipasi dalam program-program yang
telah diadakan atau yang akan diadakan oleh puskesmas dan pemerintah,
serta secara rutin mengadakan penyuluhan dan pengedukasian kepada kader
terkait kesehatan.
4. Persepsi Tokoh Masyarakat :
Penulis melakukan wawancara terhadap salah satu tokoh masyarakat terkait
IVA dan kanker serviks, beliau mengatakan bahwa belum pernah mendengar
tentang program IVA, namun pernah mendengar tentang skrining
menggunakan pap smear dari televisi. Menurutnya wanita di RT 03 takut
27
untuk melakukan pemeriksaan terkait organ reproduksinya karena tidak tau
prosedur pemeriksaan dan manfaatnya. Saat ditanyai mengenai program-
program yang diketahui beliau mengatakan hanya mengetahui program
kesehatan seperti posyandu, sedangkan program IVA belum pernah diadakan
di RT 03. Kendala yang dihadapi apabila mengadakan suatu program
penyuluhan di RT 03 ini adalah kesulitan dalam mengumpulakan warga
dikarenakan banyak yang sibuk bekerja dan tidak memiliki waktu luang
untuk datang ke tempat penyuluhan.
28
KB
52% menggunakan alat kontrasepsi > 10
tahun
43% memiliki keluhan ketika menggunakan
alat kontrasepsi
83% tidak melakukan pemeriksaan
kesehatan rutin
22% merokok
40% dari jumlah perokok aktif mulai
merokok pada usia < 20 tahun
54% terpapar asap rokok setiap hari
48% mengkonsumsi makanan instan setiap
hari
35% tidak mengkonsumsi buah dan sayur
secara rutin
26% mengkonsumsi makanan yang dibakar
atau dipanggang secara rutin
53% tidak melakukan aktivitas fisik rutin
30% mengkonsumsi obat secara rutin
Data Subjektif :
29
apa itu kanker serviks secara detail
2. Semua warga mengatakan belum ada
program untuk warga RT 03 terkait
pencegahan kanker kanker serviks.
3. Beberapa warga mengatakan
seharusnya ada program tentang kanker
payudara.
4. Semua warga mengatakan tidak tau
mengenai screening kanker serviks
yang dapat dilakukan
5. Beberapa wanita di RT 03 RW 11
mengatakan takut melakukan screening
kanker serviks
Data Objektif : Defisit kesehatan komunitas
berbasis lingkungan di Kelurahan
1. Rumah warga RT 03 RW 11 berada
Maleer RT 1 RW 7
dibantaran sungai yang digunakan sebagai
tempat pembuangan utama limbah rumah
tangga
2. Hanya 2 rumah yang memiliki septic tank,
selebihnya pembuangan ke sungai sekitar
RT 03
3. Sumber air rumah tangga kurang bersih
karena tercemar dan setiap hari harus
membeli air untuk dikonsumsi
4. Perumahan di RT 03 cukup padat, akses
jalan hanya melalui gang-gang sempit
yang hanya muat dengan kendaraan roda
dua
5. Udara lembab dan banyak terdapat gang
sempit .
30
6. Tidak ada lahan terbuka (lapangan dan
persawahan)
Data Subjektif :
1. Warga mengatakan lingkungan nya saat
ini kurang sehat
2. Pak RT mengatakan tidak ada pembuangan
sampah yang dekat disekitar RT 03
3. Kader RT 03 mengatakan tidak ada aktivitas
fisik rutin yang dilakukan oleh warga
4. Warga mengatakan keberatan dengan iuran
yang harus dikeluarkan untuk setiap kali
pengangkutan sampah, sehingga warga
lebih memilih menumpuknya terlebih
dahulu
I) Diagnosa Keperawatan
a. Perilaku kesehatan yang rawan terhadap risiko kanker serviks di Kelurahan
Maleer RT 03 RW 11 berhubungan dengan ketidaktahuan mengenai kanker
serviks serta deteksi dini kanker serviks.
b. Defisit kesehatan komunitas berbasis lingkungan di Kelurahan Maleer RT 03
RW 11 berhubungan dengan ketidakmampuan masyarakat memodifikasi
lingkungan yang mendukung kesehatan
31
Perilaku kesehatan yang rawan
terhadap risiko kanker serviks di
Kelurahan Maleer RT 03 RW 11
1. berhubungan dengan ketidaktahuan 5 5 5 5 5 3 3 5 3 5 3 4 51
mengenai kanker serviks serta deteksi
dini kanker serviks.
Keterangan :
D = Risiko terjadi
E = Risiko parah
F = Minat Masyarakat
H = tempat
32
I = dana
J = waktu
K = fasilitas
L = petugas
33
Keterangan angka :
1 = Sangat rendah
2 = Rendah
3 = Cukup
4 = Tinggi
5 = Sangat Tingg
34
BAB II
Tujuan Evaluasi
Diagnosa
No Jangka Intervensi
Keperawatan Jangka Pendek Kriteria Standar
Panjang
35
serviks, serta kanker serviks mengenai skrining IVA gejala kanker deteksi dini
deteksi dini pengertian, 4. Lakukan penyebaran leaflet serviks 2. 50%
kanker serviks faktor risiko, tentang kanker serviks dan 3. Masyarakat masyarakat
(skrining IVA) dan tanda IVA dapat yang hadir
gejala kanker mengetahui dapat
serviks pengertian, mengetahui
2. Meningkat manfaat dan pengertian,
pengetahuan tujuan, serta faktor
nya prosedur risiko, dan
mengenai pelaksanaan tanda gejala
pengertian, skrining IVA kanker
manfaat dan 4. Masyarakat serviks
tujuan, serta memiliki 3. 50%
prosedur keinginan masyarakat
pelaksanaan untuk mengetahui
skrining IVA melakukan pengertian,
3. Memperbaiki skrining IVA manfaat dan
persepsi tujuan, serta
masyarakat prosedur
mengenai pelaksanaan
36
skrining IVA skrining
IVA
4. 50%
masyarakat
yang hadir
mengutarak
an
keinginanny
a untuk
melakukan
skrining
IVA
Defisit kesehatan Setelah Setelah 1. Bina hubungan kerja sama 1. Masyarakat 1. 50%
komunitas dilakukan dilakukan dengan stakeholder, seperti mengetahui masyarakat
berbasis tindakan tindakan ketua RT 03, RW 11, dan mengenai RT 03 RW
37
dengan sekitar agar peningkatan lingkungan menjaga dan
ketidakmampuan dapat pengetahuan 3. Sosialisasikan Program kesehatan masalah,
masayarakat mendukung masyarakat Nasional Sanitasi Total lingkungan serta cara
memodifikasi kesehatan mengenai Berbasis Masyarakat 2. Masyarakat untuk
lingkungan yang pengertian, (STBM) mampu menjaga
mendukung kriteria, 4. Praktik bersama mengimplemen kesehatan
kesehatan penyebab masyarakat program tasi-kan lingkungan
dan masalah, STBM, yaitu program STMB 2. 50%
serta cara Tidak buang air besar secara mandiri masyarakat
menjaga (BAB) sembarangan RT 03 RW
kesehatan Mencuci tangan 11 memiliki
lingkungan menggunakan sabun septic tank
(aktivitas Mengelola air minum (tidak
kebersihan dan makan yang aman membuang
lingkungan Mengelola sampah langsung ke
sehari-hari dengan benar sungai)
dan sanitasi Mengelola limbah cair 3. 50%
sekitar rumah tangga dengan masyarakat
rumah) aman RT 03 RW
2. Mampu 11 mampu
38
menerapkan mengelola
perilaku yang sampah
dapat dengan
meningkatkan benar
kesehatan 4. 50%
lingkungan di masyarakat
wilayah RT RT 03 RW
03 RW 11 11 mampu
Kelurahan mengolah
Maleer limbah cair
rumah
tangga
dengan
aman
39
BAB III
40
BAB IV
A. Mekanisme
Mekanisme yang dilakukan dalam Evaluasi Keperawatan Komunitas adalah
dengan menggunakan Pre-Test dan Post-Test kepada peserta penyuluhan Kanker
Serviks.
Pertanyaan Pre-Test dan Pos-Test untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta
ada 5 pertanyaan, yaitu
1. Apa itu kanker serviks?
2. Apakah penyebab kanker serviks?
3. Sebutkan faktor resiko kanker serviks?
4. Sebutkan tanda dan gejala kanker serviks?
5. Apa itu skrinning IVA?
B. HASIL
41
6. Ny. S 24 thn 4 Tidak 5 Ingin
Berdasarkan data evaluasi pre dan post test, terdapat 10 peserta yang hadir dalam
penyuluhan, namun hanya 6 orang yang mengukuti pre dan post test dikarenakan
keterlambatan dan kemampuan motorik yang kurang. Dari 6 peserta yang mengikuti pre
dan post test, mereka mengalami peningkatan pengetahuan dilihat dari skor yang
mereka dapatkan saat menjawab soal yang kami berikan. Namun, 40% peserta belum
dapat dikaji karena tidak mengikuti rangkaian test.
42
Sedangkan dari segi perilaku, saat ditanyakan untuk melakukan test IVA, semua peserta
mengangkat tangan dan diminta untuk menuliskan alasan karena ingin melakukan test
IVA. Kebanyakan peserta menyatakan ingin melakukan test IVA karena peduli dengan
kesehatannya terutama berhubungan dengan kanker serviks.Pada analisa Software SPSS
terdapat peningkatan Mean yaitu 0,08 menjadi 2,50 dan standar deviasi 1,476 menjadi
2,224.
Pada analisa menggunakan SPSS dengan uji Wilcoxon, negatif rank menunjukkan hasil
0,000 yang artinya tidak ada penurunan dari nilai pre-test ke post-test. Positif rank’s
terdapat 6 data positif yang artinya sebanyak 6 wanita mengalami peningkatan
pengetahuan setelah diberikan penyuluhan kesehatan. Ties terdapat nilai 4, artinya
terdapat 4 wanita yang memiliki hasil pre-post test yang sama.
Berdasarkan output Test Statistics di atas hasil Asymp. Sig (2-tailed) bernilai 0,027,
karena nilai 0,027 kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan
pengetahuan antara pre-post test.
43
Sebelum di lakukan nya penyuluhan, untuk nilai pengetahuan nya tentang kanker
serviks dan tes IVA masih kurang bagus, di lihat dari 10 wanita usia subur yang hadir
saat penyuluhan,1 orang dapat menjawab 4 dari pertanyaan yang ada, 1 orang yang
menjawab 3 dari pertanyaan yang ada dan 1 orang yang dapat menjawab 1 dari
pertanyaan yang ada, sisanya tidak dapat menjawab pertanyaan yang ada. Untuk
perilaku (ingin atau tidaknya melakukan tes IVA) saat Pre-test wanita usia subur sama
sekali tidak ingin melakukan tes IVA, karena menurut mereka tes IVA itu sulit, mahal,
dan lama. Ada juga peserta yang takut untuk melakukan tes IVA.
Dari pertanyaan yang di ajukan oleh peserta itu menandakan peserta tertarik untuk
melakukan tes IVA dan mencari informasi apakah ada hal lain yang menjadi faktor
resiko dari kanker serviks.
Saat di lakukan Post-test dengan pertanyaan yang sama dengan soal yang di
ajukan pada saat Pre-test hasilnya adalah 2 orang yang dapat menjawab 5 pertanyaan
dengan benar, 3 orang yang dapat menjawab 4 dari 5 pertanyaan dengan benar, dan 2
orang dapat menjawab 3 pertanyaan dari 5 pertanyaan dengan benar. Dengan hasil yang
meningkat dari Pre-test menunjukan bahwa setelah di lakukan penyuluhan, tingkat
pengetahuan peserta meningkat (di lihat dari SPSS). Untuk tingkat perilaku peserta pun
dari yang tidak mau jadi mau melakukan tes IVA.
44
BAB V
LESSON LEARNED
Ketika lingkungan didiami oleh padatnya penduduk, penyediaan air bersih akan
menjadi masalah, polusi yang dihasilkan antar rumah tangga juga mungkin menjadi
mengganggu. Padatnya penduduk juga menggambarkan jumlah paritas yang banyak,
dan yang kami dapati ketika melaksanakan pengkajian bahwa dalam satu bangunan
rumah didiami oleh 3-4 kepala keluarga.
45
Dalam proses pengumpulan data saat pengkajian kami sangat terbantu dengan
kehadiran dari bapak RT dan ibu kader di RT.03, kami jadi belajar bagaimana peran
kader dalam masyarakat sangat diperlukan. Kader yang berada di tengah-tengah
masyarakat bertujuan supaya setiap masyarakat di daerah tersebut terjangkau untuk
dapat menerima layanan kesehatan dan kader pun harus bersinergi dengan petugas
kesehatan. Ibu kader sangat banyak membantu kami saat proses pengumpulan data, ibu
kader bersedia untuk mengantar dan menunjukkan kepada kami daerah batasan RT.03
dan ikut mensosialisasikan kepada warga tujuan kedatangan kami, sehingga penerimaan
warga pun baik.
Saran dan rekomendasi atau Rencana Tindak Lanjut (RTL), kepada pihak
Puskesmas perlu ada kerjasama yang lebih baik lagi. Misalnya mengkombinasikan
program kerja puskesmas dengan implementasi yang mahasiswa akan lakukan.
Contohnya: mahasiswa melakukan penyuluhan mengenai edukasi dalam melakukan
pemeriksaan kanker serviks (IVA), lalu Puskesmas membantu dalam implementasi
pelaksanaan pemeriksaan tersebut, Lalu, perlu adanya pendekatan interpersonal kepada
RT.03, sehingga warga merasa adanya penjangkauan dari tenaga kesehatan
professional.
Pengaadaan poster atau kampanye setidaknya tentang hal-hal mendasar seperti PHBS
perlu dilakukan dengan melakukan upaya tindakan promotif dan preventif.
46
Menindkalanjuti hasil pengkajian yang kami lakukan terkait kanker serviks, pihak
puskesmas juga perlu adanya pendataan tentang PUS dan WUS, juga memperhatikan
kesehatan lingkungan, hal ini sebenarnya berkaitan erat dengan 10 Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat(PHBS) dalam hal ini penyediaan air bersih yang tidak adekuat, tidak
mengkonsumsi buah dan sayur dan merokok di dalam rumah dapat menjadi faktor risiko
kejadian kanker serviks.
Kemudian, saran dan rekomendasi atau disebut juga Rencana Tindak Lanjut
(RTL) bagi tokoh masyarakat seperti Kelurahan, RW, RT dan kader khususnya di
wilayah RT.03,perlu adanya kegiatan kebersamaan antar warga dan tokoh masyarakat
yang bertujuan membina hubungan sosial sehingga warga merasa dekat dan memiliki
kepercayaan dengan para tokoh masyarakat, jadi ketika ada acara-acara penyuluhan
yang akan dilaksanakan oleh petugas kesehatan, para tokoh masyarakat ini dapat
mempermudah tugas dari petugas kesehatan untuk ikut mempromosikan dan
menerapkan program kesehatan yang akan dilakukan. Masyarakat memiliki
kepercayaan bahwa acara yang dilakukan memiliki manfaat dan merupakan suatu solusi
untuk permasalahan yang sedang atau akan dihadapi oleh masyarakat.
47
DAFTAR PUSTAKA
WHO. 2016. Human papillomavirus (HPV) and cervical cancer. Diperoleh melalui
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs380/en/ diakses pada 29
Oktober 2010 Pukul 20.15 WIB
Juanda ,Desby dan Hadrians Kesuma. 2015. Pemeriksaan Metode IVA (Inspeksi Visual
Asam Asetat) untuk Pencegahan Kanker Serviks. Jurnal Kedokteran dan
Kesehatan Vol. 2 No. 2. Diperoleh melalui
http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jkk/article/view/2549 diakses 27 Oktober
2017 Pukul 14.02 WIB.
Aziz Mohamad, K. A., Samy Saad, A., & Anwar Murad, A. W. (2015). Visual
Inspection after Acetic Acid (Via) as an Alternative Screening Tool for Cancer
Cervix. Gynecology & Obstetrics, 5(11), 204–207 . Diperoleh melalui
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1963308/ , diakses pada tanggal
30 Oktober 2017 Pukul 13.15 WIB.
Aziz Mohamad, K. A., Samy Saad, A., & Anwar Murad, A. W. (2015). Visual
Inspection after Acetic Acid (Via) as an Alternative Screening Tool for Cancer
Cervix. Gynecology & Obstetrics, 5(11), 204–207. Diperoleh melalui
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0976001616000132 , diakses
pada tanggal 30 Oktober 2017 Pukul 14.00 WIB.
48
Li, M., Nyabigambo, A., Navvuga, P., Nuwamanya, E., Nuwasiima, A., Kaganda, P., …
Babigumira, J. B. (2017). Acceptability of cervical cancer screening using
visual inspection among women attending a childhood immunization clinic in
Uganda. Papillomavirus Research, 4(October 2016), 17–21. Diperoleh melalui
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S240585211630074X ,
Ruzigana, G., Bazzet-Matabele, L., Rulisa, S., Martin, A. N., & Ghebre, R. G. (2017).
Cervical cancer screening at a tertiary care center in Rwanda. Gynecologic
Oncology Reports, 21(May), 13–16. Diperoleh melalui
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5458073/ . Diakses pada tanggal 30
Oktober 2017 Pukul 15.14 WIB.
Jeronimo, J., Bansil, P., Lim, J., Peck, R., Paul, P., Amador, J. J., … Asthana, S. (2014).
A Multicountry Evaluation of careHPV Testing, Visual Inspection With Acetic
Acid, and Papanicolaou Testing for the Detection of Cervical Cancer.
International Journal of Gynecological Cancer, 24(3), 576–585. Diperoleh
melalui
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24557438
Moses, E., Pedersen, H. N., Mitchell, S. M., Sekikubo, M., Mwesigwa, D., Singer, J., …
Ogilvie, G. S. (2015). Uptake of community-based, self-collected HPV testing
vs. visual inspection with acetic acid for cervical cancer screening in Kampala,
Uganda: Preliminary results of a randomised controlled trial. Tropical
Medicine and International Health, 20(10), 1355–1367. Diperoleh melalui
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26031572 , diakses pada tanggal 30
Oktober 2017 Pukul 14.15 WIB.
Yusuf, N., Ali, M. A., Islam, M., & Khanam, J. (2012). Screening of cervical cancer by
VIA among women in Rajshahi Medical College Hospital. Asian Pacific
Journal of Tropical Disease, 2(1), 70–72. https://doi.org/10.1016/S2222-
49
1808(12)60017-6
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2222180812600176 diakses
pada tanggal 30 Oktober 2017 Pukul 14.10 WIB.
Wright, T. C., Stoler, M. H., Behrens, C. M., Sharma, A., Zhang, G., & Wright, T. L.
(2015). Primary cervical cancer screening with human papillomavirus: End of
study results from the ATHENA study using HPV as the first-line screening
test. Gynecologic Oncology, 136(2), 189–197.
https://doi.org/10.1016/j.ygyno.2014.11.076
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0090825814015492 , diakses pada
tanggal 30 Oktober 2017 Pukul 14.33 WIB.
Morisada, T., Teramoto, K., Takano, H., Sakamoto, I., Nishio, H., Iwata, T., … Aoki,
D. (2017). CITRUS, cervical cancer screening trial by randomization of HPV
testing intervention for upcoming screening: Design, methods and baseline data
of 18,471 women. Cancer Epidemiology, 50, 60–67.
https://doi.org/10.1016/j.canep.2017.07.017. Diperoleh melalui
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28818742 , diakses pada tanggal 30
Oktober 2017 Pukul 15.01 WIB.
Saleh, H. S. (2014). Can visual inspection with acetic acid be used as an alternative to
Pap smear in screening cervical cancer? Middle East Fertility Society Journal,
19(3), 187–191. https://doi.org/10.1016/j.mefs.2013.10.003. Diperoleh melalui
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1110569013001209 , diakses pada
tanggal 30 Oktober 2017 Pukul 15.17 WIB.
M.S., L., M., S., & P.R., K. (2013). Visual inspection with acetic acid (VIA) Vs cervical
cytology as cervical cancer screening tools in South India. Indian Journal of
Public Health Research and Development, 4(3), 207–212. Retrieved from
http://www.indianjournals.com/ijor.aspx?target=ijor:ijphrd&volume=4&issue=
3&article=045&type=pdf%5Cnhttp://ovidsp.ovid.com/ovidweb.cgi?T=JS&PA
GE=reference&D=emed11&NEWS=N&AN=2013412219. Diperoleh melalui
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0976001616000132 , diakses pada
tanggal 30 Oktober 2017 Pukul 15.37 WIB.
50
Taylor, V. M. (2002). A Randomized Controlled Trial of Interventions to Promote
Cervical Cancer Screening Among Chinese Women in North America.
CancerSpectrum Knowledge Environment, 94(9), 670–677.
https://doi.org/10.1093/jnci/94.9.670. Diperoleh melalui
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11983755 , diakses pada tanggal 30 Oktober
2017 Pukul 14.10 WIB.
Adsul, P., Manjunath, N., Srinivas, V., Arun, A., & Madhivanan, P. (2017).
Implementing community-based cervical cancer screening programs using
visual inspection with acetic acid in India: A systematic review. Cancer
Epidemiology, 49, 161–174. Diperoleh melalui
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28704717 , diakses pada tanggal 30
Oktober 2017 Pukul 14.10 WIB.
(Juanda & Kesuma, 2015)Juanda, D., & Kesuma, H. (2015). Pemeriksaan Metode IVA
(Inspeksi Visual Asam Asetat) untuk Pencegahan Kanker Serviks. Jurnal
Kedokteran Dan Kesehatan, 2(2), 169–174 . Diperoleh melalui
http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jkk/article/view/2549 ,
diakses pada tanggal 30 Oktober 2017 Pukul 14.10 WIB.
51
LAMPIRAN 1
KUISONER
II. KUISONER
1. Identitas Responden
1. No Responden :
2. Tanggal PengisianKuisoner :
3. Nama :
4. Umur :
5. Alamat :
6. Suku :
7. Agama :
8. Status pernikahan :
a. Belum menikah
b. Menikah
c. Janda
9. Pendidikan :
a. Tamat Perguruan tinggi/akademi
b. Tamat SLTA
c. Tamat SLTP
d. Tamat SD
e. Tidak tamat SD
f. Tidak sekolah
10. Pekerjaan :
a. TNI/ POLRI
52
b. PNS
c. PegawaiSwasta
d. Pedagang/tani
e. Tidak bekerja
11. Penghasilan :
a. < Rp500.000
b. 500.000-1.000.000
c. 1.000.000-2.000.000
d. 2.000.000-3.000.000
e. > Rp3.000.000
2. Karakteristik lingkungan
1. Apakah anda sulit mendapatkan air bersih?
a. Ya b. Tidak
2. Sumber air apa yang anda gunakan untuk sehari-hari?
a. air PDAM
b. sumur
c. sungai
3. Apakah anda sering terpapar polusi dari lingkungan?
a. Ya b. Tidak
3. Riwayat Penyakit
1. Apakah Anda didiagnosis kanker leher rahim?
a. Ya b. Tidak (jika tidak, langsung ke pertanyaan no 8)
2. Jika ya, sejak kapan Anda didiagnosis kanker leher rahim? Tanggal/
Bulan/ Tahun.......................................
3. Pada usia berapa Anda didiagnosis kanker leher rahim?
a. 35 tahun b. > 35 tahun
4. Pada saat Anda memeriksakan diri ke dokter untuk pertama kali,
Anda terdiagnosis kanker leher rahim pada stadium berapa?
...............
53
5. Sudah berapa lama Anda menderita kanker leher rahim? .................
Bulan/ Tahun
6. Apakah Anda selalu berobat jalan secara teratur?
a. Ya b. Tidak
7. Jika ya, berapa minggu sekali atau berapa bulan sekali?..............
Minggu/ Bulan
8. Apakah anda memiliki anggota keluarga yang pernah atau sedang
menderita kanker?
b. Ya b. Tidak
4. Riwayat menstruasi
1. Pada usia berapa tahun anda mulai mengalami
menstruasi?.............tahun
2. Apakah ada keluhan saat sebelum atau saat menstruasi?
c. Ya b. Tidak
Jika ya, keluhan apa saja yang anda rasakan?...................................
5. Riwayat Pernikahan
1. Bagaimana status pernikahan anda ?
a. Menikah
b. Belum menikah (langsung ke pertanyaan No. 4)
c. Janda
2. Berapa jumlah pernikahan (pasangan) yang pernah anda alami?
a. 1 b. > 1
3. Berapa umur anda ketika menikah? a. 20 tahun b. > 20 tahun
4. Jika sekarang Anda belum menikah, apakah Anda pernah mempunyai
pasangan (pacar) sebelumnya?
a. Ya b. Tidak
5. Jika ya, apakah anda pernah melakukan hubungan seksual dengan
pasangan (pacar) anda sebelumnya?
a. Ya b. Tidak
6. Pada umur berapa Anda pertama kali melakukan hubungan seksual?
a. ≤ 20 tahun b. > 20 tahun
54
7. Apakah Anda pernah melahirkan ?
a. Ya b. Tidak
8. Jika ya, berapakah jumlah paritas (jumlah kelahiran yang pernah
Anda alami baik lahir hidup maupun lahir mati) ?
a. ≤ 3 kali b. > 3 kali
6. Riwayat Pemakaian Alat Kontrasepsi
1. Apakah saat ini Anda menggunakan alat KB (Pil, Suntik, IUD, Steril,
Implant)?
a. Ya b. Tidak (jika tidak, langsung pertanyaan No.3)
2. Jika ya, sudah berapa lama anda menggunakannya?
a. ≤ 10 tahun b. > 10 tahun
3. Apakah anda pernah mengalami keluhan selama menggunakan alat
KB?
a. Ya b. Tidak
4. Jika sekarang anda tidak menggunakan alat KB, apakah pernah
menggunakan alat KB sebelumnya?
a. Ya b. Tidak
5. Jika ya, berapa lama Anda menggunakan alat
KB?............Bulan/Tahun
6. Jika dulu pernah menggunakan alat KB, kapan Anda mulai berhenti
menggunakannya? Sejak tahun............. bulan .............
7. Apakah anda selalu melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin
walaupun tidak ada keluhan?
a. Ya b. Tidak
8. Jika ya, seberapa sering anda melakukan pemeriksaan kesehatan?
a. Seminggu sekali
b. Sebulan sekali
c. Lainnya.................... (isi)
9. Gaya Hidup
1. Apakah anda merokok?
a. Ya,…..batang/hari b. Tidak (jika tidak, langsung ke no 3)
55
2. Sejak usia berapa anda mulai merokok?...........tahun
3. Apakah anda sering terpapar asap rokok?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah anda mengkonsumsi alkohol?
a. Ya b.Tidak
5. Seberapa sering anda mengkonsumsi
alkohol?..............x/minggu/bulan
6. Pada usia berapa anda mulai mengkonsumsi alkohol?...........tahun
10. Konsumsi makanan
1. Apakah anda suka mengkonsumsi makanan yang disajikan secara
instan?
a. Ya b.Tidak
2. Apakah anda rutin mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah anda suka mengkonsumsi makanan yang diolah dengan cara
dibakar atau dipanggang?
a. Ya b.Tidak
11. Aktivitas fisik
1. Apakah anda rutin melakukan aktivitas fisik?
a. Ya b. Tidak
2. Jika ya, berapa kali anda melakukan aktivitas fisik dalam satu
minggu?
a. ≤ 3 kali b. > 3 kali
3. Berapa lama waktu yang anda gunakan dalam sekali melakukan
aktivitas fisik?
a. ≤ 60 menit b. > 60 menit
4. Jenis aktivitas fisik apa yang sering anda lakukan?.......................
12. Berapa lama waktu yang anda gunakan untuk tidur dalam satu hari?
a. ≤ 8 jam b. > 8 jam
13. Koping stres
56
1. Apa yang anda lakukan ketika mengalami hal/masalah yang
membuat anda stres?
a. Bicarakan keluhan dengan seseorang yang dapat dipercaya
b. Melakukan kegiatan yang sesuai minat dan kemampuan
c. Mengembangkan hobi yang bermanfaat
d. Meningkatkan ibadah
e. Berfikir positif
f. Tenangkan pikiran dengan relaksasi
g. Lainnya............................. (isi)
14. Riwayat Pengobatan
1. Apakah saat ini anda sedang mengkonsumsi obat (sedang menjalani
pengobatan)?
a. Ya b. Tidak
2. Jika sedang mengkonsumsi obat, obat apa yang anda
konsumsi?.......................
3. Darimana anda mendapatkan obat tersebut?
a. Resep dokter
b. Warung/apotik tanpa resep dokter
4. Apakah anda pernah menjalani pengobatan dengan laser
(radiotherapi)?
a. Ya b. Tidak
57
Pertanyaan Untuk Masyarakat
1. Apa saja budaya yang paling dominan (sering dilakukan) di daerah ini yang
masih anda lakukan atau anda yakini?
.................................................................................................................................
........
2. Adakah budaya/kepercayaan yang berhubungan dengan pernikahan dini? Jika
ada
sebutkan...................................................................................................................
.........
3. Kegiatan harian/aktivitas fisik apa saja yang biasa anda lakukan?
.................................................................................................................................
.........
4. Apa saja gaya hidup yang biasa anda lakukan? (misalnya gaya hidup sehat :
olahraga, gaya hidup tidak sehat: merokok)
.................................................................................................................................
.........
5. Menurut anda bagaimana keadaan lingkungan di daerah tempat anda tinggal?
(termasuk keadaan air, udara, dan tanah)
.................................................................................................................................
.........
6. Bagaimana cara anda mendapatkan air bersih untuk digunakan sehari-hari?
(sebutkan sumber air yang anda gunakan)
.................................................................................................................................
.........
7. Apa yang anda ketahui tentang kanker serviks?
.................................................................................................................................
........
8. Apa saja program pemerintah yang anda ketahui tentang deteksi dini kanker
serviks?
.................................................................................................................................
........
58
9. Apakah anda pernah mengikuti penyuluhan tentang kanker serviks? Jika pernah
sebutkan waktu dan tempat saat mengikuti penyuluhan
.................................................................................................................................
.........
10. Apa yang anda ketahui tentang deteksi dini kanker serviks?
.................................................................................................................................
.........
11. Berapa jarak yang anda tempuh untuk menuju puskesmas atau fasilitas
kesehatan terdekat?
.................................................................................................................................
.........
12. Menurut anda bagaimana keadaan fasilitas kesehatan yang ada di puskesmas?
.................................................................................................................................
.........
13. Bagaimana sistem pelayanan puskesmas yang anda rasakan?
.................................................................................................................................
........
14. Program puskesmas apa saja yang anda ketahui terkait dengan kanker serviks?
.................................................................................................................................
.....
15. Apa yang anda pikirkan ketika mendengar ada orang yang terkena kanker
serviks?
.................................................................................................................................
....
59
Pertanyaan untuk KADER
1. Apa saja budaya yang paling dominan (sering dilakukan) masyarakat di daerah
ini?
.................................................................................................................................
...
2. Adakah budaya/kepercayaan yang berhubungan dengan pernikahan dini? Jika
ada sebutkan!
.................................................................................................................................
...
3. Kegiatan rutin/aktivitas fisik apa saja yang biasa dilakukan masyarakat di daerah
ini dalam kehidupan sehari-hari?
.................................................................................................................................
.........
4. Apa saja gaya hidup masyarakat yang anda ketahui (misalnya gaya hidup sehat :
olahraga bersama, gaya hidup tidak sehat: merokok)
.................................................................................................................................
.........
5. Menurut anda bagaimana keadaan lingkungan di daerah tempat anda tinggal?
(termasuk keadaan air, udara, dan tanah)
.................................................................................................................................
.........
6. Apa yang anda ketahui tentang kanker serviks?
.................................................................................................................................
........
7. Apa yang anda ketahui tentang deteksi dini kanker
serviks?..........................................
.................................................................................................................................
........
60
8. Apa saja program pemerintah yang anda ketahui tentang deteksi dini kanker
serviks?....................................................................................................................
.........
9. Bagaimana stigma/pendapat masyarakat jika ada seseorang yang terkena kanker
serviks?....................................................................................................................
.........
61
Pertanyaan untuk Tokoh Masyarakat
1. Apa saja budaya masyarakat yang paling dominan (sering dilakukan) oleh
masyarakat di daerah ini?
.................................................................................................................................
........
2. Adakah budaya/kepercayaan yang berhubungan dengan pernikahan dini? Jika
ada sebutkan!
.................................................................................................................................
........
3. Kegiatan rutin/aktivitas fisik apa saja yang biasa dilakukan masyarakat di daerah
ini dalam kehidupan sehari-hari?
............................................................................................................................................
........
4. Apa saja gaya hidup masyarakat yang anda ketahui (misalnya gaya hidup sehat :
olahraga bersama, gaya hidup tidak sehat: merokok)
............................................................................................................................................
........
5. Menurut anda bagaimana keadaan lingkungan di daerah masyarakat tinggal?
(termasuk keadaan air, udara, dan tanah)
.................................................................................................................................
.........
6. Apa yang anda ketahui tentang kanker serviks?
.................................................................................................................................
.........
7. Bagaimana stigma/pendapat anda dan masyarakat pada umumnya jika ada
seseorang yang terkena kanker serviks?
.................................................................................................................................
.........
62
Pertanyaan untuk Petugas Kesehatan di Puskesmas
1. Apa saja budaya masyarakat yang paling dominan ( sering dilakukan) oleh
masyarakat di daerah ini?
3. Kegiatan apa saja yang rutin dilakukan puskesmas yang berkaitan dengan
aktivitas harian masyarakat?
5. Bagaimana keadaan lingkungan dan sumber daya nya (air, udara & tanah)?
6. Adakah politik dan kebijakan terkait skrining kanker serviks di daerah ini ?
63
7. Apakah puskemas melakukan promosi kesehatan tentang kesehatan seksual ?
Jika ya, kapan, dimana, dan bagaimana respon masyarakat ?
8. Apa saja yang diketahui pelayanan puskesmas terkait skrining kanker serviks?
10. Pencapaian apa saja yang telah dilakukan puskesmas terkait program skrining
kanker serviks (insidensi, prevalensi & mortality rate) ?
64
LAMPIRAN 2
I. IDENTITAS
65
g. Menjelaskan kembali tentang Hasil Pemeriksaan IVA
h. Menjelaskan kembali tentang Penatalaksanaan IVA Positif
i. Menjelaskan kembali tentang kelebihan IVA
j. Menyebutkan kembali tempat yang dapat dilakukan untuk pemeriksaan
IVA
III. METODE
Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
IV. MEDIA
Power point, video, poster dan leflet
1. 3 A. Pendahuluan Power
menit 1) Memberi salam point,
Menjawab salam
2) Memperkenalkan diri
66
3) Menyampaikan pokok Menyimak poster
bahasan
Menyimak
4) Menyampaikan tujuan
5) Membuat kontrak waktu
Menyimak
Menyetujui
kontrak waktu
6) Menyamakan persepsi
yang dibuat
Menyimak
2. 24 B. Isi Power
menit 1) Menyampaikan materi point,
tentang: poster,
a. Pengertian kanker serviks video
b. Etiologi kanker serviks
Memperhatikan
c. Faktor resiko kanker serviks
d. Tanda gejala kanker serviks Memperhatikan
e. Definisi skrining IVA
Memperhatikan
f. Prosedur pemeriksaan IVA
g. Hasil pemeriksaan IVA Memperhatikan
h. Penatalaksanaan IVA positif
Memperhatikan
i. Kelebihan IVA
j. Tempat pemeriksaan IVA Memperhatikan
2) diskusi
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
67
Aktif bertanya
3. 3 C. Penutup Leflet,
menit 1) Evaluasi power
Menjawab
poin dan
pertanyaan
2) Kesimpulan dan poster
membagikan leflet Memperhatikan
3) Memberikan salam
penutup
Menjawab salam
VI. SUMBER
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C. 2011. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Vol 2 E/10. Diterjemahkan olej N.y Kuncana dkk dari buku berjudul
Brunner & Suddarth’s Textbook of Medical-Surgical Nursing 10/E. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. (2015). Diperoleh melalui
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&ca
d=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiPqKDb1e3XAhXHNI8KHQ1YBkcQFgg5M
AM&url=http%3A%2F%2Fwww.depkes.go.id%2Fresources%2Fdownload%
2Fpusdatin%2Finfodatin%2Finfodatin-
kanker.pdf&usg=AOvVaw1ykGF5XgQwK17M6MXegmzk
68
AE&url=http%3A%2F%2Fkanker.kemkes.go.id%2Fguidelines%2FPPKServi
ks.pdf&usg=AOvVaw3DMH4U_8p6_F_u0OlXIKDJ
VII. EVALUASI
Metode : Pertanyaan Tertulis
Butir soal : 10 soal
1. Apa itu kanker serviks
2. Apakah penyebab kanker serviks
3. Sebutkan faktor resiko kanker serviks
4. Sebutkan tanda gejala kanker serviks
5. Apa itu Skrining IVA
6. Bagaimana prosedur pemeriksaan IVA
7. Jelaskan hasil pemeriksaan IVA
8. Bagaimana penatalaksanaan IVA Positif
9. Sebutkan kelebihan IVA
10. Dimana saja kita dapat melakukan pemeriksaan IVA
Lampiran
LAMPIRAN MATERI
Kanker Serviks
69
bagian bagian bawah uterus, berbentuk silindris, menonjol dan berhubungan
dengan vagina.
2. Angka kejadian
Kanker serviks terjadi paling umum pada usia antara 30-45 tahun, tetapi
dapat terjadi pada usia 18 tahun (Smeltzer, 2010). Berdasarkan GLOBOCAN
2012, kanker serviks menduduki urutan ke-7 secara global dari segi angka
kejadian. Sedangkan di negara berkembang, kanker serviks menduduki urutan
tertinggi.
Di indonesia sendiri kanker serviks menduduki urutan kedua dari 10
kanker terbanyak pada tahun 2010. Prevalensi kanker serviks pada tahun 2013
yakni sebesar 0,8% (Data Riset Kesehatan Dasar, 2013). Menurut Departemen
Kesehatan RI, saat ini jumlah wanita penderita baru kanker serviks berkisar 90-
100 kasus per 100.000 penduduk dan setiap tahun terjadi 40.000 kasus kanker
serviks
3. Etiologi
Penyebab kanker serviks yang diketahui adalah virus HPV (Human Papiloma
Virus) sub tipe onkogenik, terutama sub tipe 16 dan 18.
4. Faktor resiko
Faktor resiko adalah faktor yang mungkin dapat menyebabkan teradinya suatu
penyakit. Menurut Kemntrian Kesehatan Republik Indonesia terdapat beberapa
faktor resiko kejadinya kanker serviks, diantaranya:
a. Aktifitas seksual usia muda, usia kurang dari 20 tahun dianggap terlalu
muda untuk melakukan hubungan seksual karena sistem reproduksinya
belum matang secara sempurna. Hubungan seksual pada usia kurang dari 20
tahun memiliki resiko terkena kanker serviks 10-20 kali lebih besar daripada
mereka yang berhubungan seksual pada usia lebih dari 20 tahun.
b. Berhubungan seksual dengan multipatner. Wanita yang sering berganti-
ganti pasangan meningkatkan resiko tertapaprnya virus HPV. Virus ini akan
mengubah sel-sel di permukaan mukosa hingga membelah menjadi lebih
banyak sehingga tidak terkendali sehingga menjadi kanker
70
c. Merokok, Wanita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena kanker
serviks dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Penelitian
menunjukkan, lendir serviks pada wanita perokok mengandung nikotin dan
zat-zat lainnya yang ada di dalam rokok. Zat-zat tersebut akan menurunkan
daya tahan serviks di samping meropakan kokarsinogen infeksi virus.
Nikotin, mempermudah semua selaput lendir sel-sel tubuh bereaksi atau
menjadi terangsang, baik pada mukosa tenggorokan, paru-paru maupun
serviks. Namun tidak diketahui dengan pasti berapa banyak jumlah nikotin
yang dikonsumsi yang bisa menyebabkan kanker leher rahim.
d. Mempunyai banyak anak, Semakin tinggi risiko pada wanita dengan banyak
anak, apalagi dengan jarak persalinan yang terlalu pendek. Dari berbagai
literatur yang ada, seorang perempuan yang sering melahirkan (banyak
anak) termasuk golongan risiko tinggi untuk terkena penyakit kanker leher
rahim. Dengan seringnya seorang ibu melahirkan, maka akan berdampak
pada seringnya terjadi perlukaan di organ reproduksinya yang akhirnya
dampak dari luka tersebut akan memudahkan timbulnya
e. Sosial ekonomi yang rendah, hal ini berkaitan dengan hygine, pemenuhan
nutrisi, pengetahuan dan lainnya
f. Pemakaian pil KB, Penggunaan kontrasepsi oral yang dipakai dalam jangka
lama yaitu lebih dari 4 tahun dapat meningkatkan risiko kanker leher rahim
1,5-2,5 kali. Kontrasepsi oral mungkin dapat meningkatkan risiko kanker
leher rahim karena jaringan leher rahim merupakan salah satu sasaran yang
disukai oleh hormon steroid perempuan. Hingga tahun 2004, telah dilakukan
studi epidemiologis tentang hubungan antara kanker leher rahim dan
penggunaan kontrasepsi oral.
g. Penyakit menular seksual, Wanita yang terkena penyakit akibat hubungan
seksual berisiko terkena virus HPV, karena virus HPV diduga sebagai
penyebab utama terjadinya kanker leher rahim sehingga wanita yang
mempunyai riwayat penyakit kelamin berisiko terkena kanker leher rahim
h. Gangguan imunitas
5. Tanda dan gejala
71
Umumnya tanda dan gejala kanker serviks sulit untuk diketahui secara kasat
mata dan dapatterlihat ketika stadiumnya semakin parah, berikut ini beberapa
tanda dan gejala yang mungkin muncul (Smeltzer, 2010):
a. Keputihan , meningkat jumlahnya dan menjadi cair, berwarna gelap dan
berbau bususk
b. Pendarahan terjadi pada interval yang tidak teratur anatara waku menstruasi
bahkan saat menopause.Biasanya terlihat setelah trauma ringan seperti
hubungan seksual
c. Seiring dengan berjalanya penyakit pendarahan menjadi peresisten dan
meningkat
1. Definisi
Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) adalah pemeriksaan leher rahim
secara visual menggunakan asam cuka dengan mata telanjang untuk mendeteksi
abnormalitas setelah pengolesan asam cuka 3-5% (Depkes RI, 2009). Mayoritas
perempuan yang terdiagnosa kanker serviks biasanya tidak melakukan deteksi dini
(skrining) atau tidak melakukan tindak lanjut setelah ditemukan adanya hasil
abnormal. Tidak melakukan deteksi dini secara teratur merupakan faktor terbesar
penyebab terjangkitnya kanker serviks pada seorang wanita, terutama karena
belum menjadi program wajib pelayanan kesehatan. (Emilia, 2010).
Cakupan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks dengan menggunakan
metode pap smear dirasakan belum dapat mencakup sasaran. Saat ini deteksi dini
dengan metode IVA merupakan praktek yang dianjurkan untuk fasilitas dengan
sumber daya rendah dibandingkan dengan jenis penapisan lain. Harga untuk sekali
pemeriksaan IVA adalah Rp. 25.000 dan harga untuk sekali pemeriksaan pap
smear mulai dari Rp. 125.000. Bila dikombinasikan dengan pemeriksaan pap
smear, inspeksi visual setelah serviks diusap dengan asam asetat selama satu
menit meningkatkan deteksi hingga 30%. Studi di Afrika Selatan menemukan
bahwa IVA akan mendeteksi dini lebih dari 65% lesi dan kanker invasif sehingga
direkomendasikan peneliti sebagai alternatif skrining sitologi. Sebagai
72
perbandingan, di Zimbabwe skrining IVA oleh bidan memiliki sensitifitas sebesar
77% dan spesifisitas sebesar 64% sedangkan pap smear memiliki sensitifitas
sebesar 43% dan spesifisitas sebesar 91%. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat
dilihat bahwa sensitifitas IVA lebih baik meskipun spesifisitasnya lebih rendah.
(Emilia, 2010). Data tahun 2007 menunjukkan bahwa pemeriksaan visual leher
rahim dengan menggunakan asam asetat (IVA) paling tidak sama efektifitasnya
dengan tes pap smear dalam mendeteksi penyakit dan bisa dilakukan oleh bidan
terlatih serta dengan lebih sedikit logistik dan hambatan teknis, berbiaya rendah
dan dapat dilakukan untuk mengendalikan kanker leher rahim dengan fasilitas
serta sumber daya terbatas. Pada negara berkembang seperti Indonesia di mana
sumber daya terbatas, maka metode IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)
paling cocok untuk diterapkan sebagai metode skrining kanker leher rahim.
(Depkes RI, 2009).
2. Prosedur Pemeriksaan
Deteksi dini kanker leher rahim dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah
dilatih dengan pemeriksaan leher rahim secara visual menggunakan asam asetat
yang sudah di encerkan, berarti melihat leher rahim dengan mata telanjang untuk
mendeteksi abnormalitas setelah pengolesan asam asetat 3-5%. Daerah yang tidak
normal akan berubah warna dengan batas yang tegas menjadi putih (acetowhite),
yang mengindikasikan bahwa leher rahim mungkin memiliki lesi prakanker. Tes
IVA dapat dilakukan kapan saja dalam siklus menstruasi, termasuk saat
menstruasi, dan saat asuhan nifas atau paska keguguran. Pemeriksaan IVA juga
dapat dilakukan pada perempuan yang dicurigai atau diketahui memiliki ISR/IMS
atau HIV/AIDS.
Alat dan Bahan
1. Spekulum
2. Lampu
3. Larutan asam asetat 3-5%
Dapat digunakan asam cuka 25% yang dijual di pasaran kemudian
diencerkan menjadi 5% dengan perbandingan 1:4 (1 bagian asam cuka
73
dicampur dengan 4 bagian air). Contohnya: 10 ml asam cuka 25%
dicampur dengan 40 ml air akan menghasilkan 50 ml asam asetat 5 %. Atau
20 ml asam cuka 25 % dicampur dengan 80 ml air akan menghasilkan 100
ml asam asetat 5%
Jika akan menggunakan asam asetat 3%, asam cuka 25 % diencerkan
dengan air dengan perbandingkan 1:7 (1 bagian asam cuka dicampur 7
bagian air). Contohnya: 10 ml asam cuka 25% dicampur dengan 70 ml air
akan menghasilkan 80 ml asam asetat 3%.
Campur asam asetat dengan baik
Buat asam asetat sesuai keperluan hari itu. Asam asetat jangan disimpan
untuk beberapa hari.
4. Kapas lidi
5. Sarung tangan
6. Larutan klorin untuk dekontaminasi peralatan
Metode Pemeriksaan
1. Memastikan identitas , memeriksa status dan kelengkapan informed consent
klien
2. Klien diminta untuk menanggalkan pakaiannya dari pinggang hingga lutut
dan menggunakan kain yang sudah disediakan
3. Klien diposisikan dalam posisi litotomi
4. Tutup area pinggang hingga lutut klien dengan kain
5. Gunakan sarung tangan
6. Bersihkan genitalia eksterna dengan air DTT
7. Masukkan spekulum dan tampakkan serviks hingga jelas terlihat
8. Bersihkan serviks dari cairan , darah, dan sekret dengan kapas lidi bersih
9. Periksa serviks sesuai langkah-langkah berikut :
a. Terdapat kecurigaan kanker atau tidak :
Jika ya, klien dirujuk , pemeriksaan IVA tidak dilanjutkan . Jika
pemeriksaan adalah dokter ahli obstetri dan ginekologi , lakukan biopsi
74
b. Jika tidak dicurigai kanker, identifikasi Sambungan Skuamo kolumnar
(SSK)
Jika SSK tidak tampak , maka : dilakukan pemeriksaan mata telanjang
tanpa asam asetat, lalu beri kesimpulan sementara, misalnya hasil negatif
namun SSK tidak tampak. Klien disarankan untuk melakukan
pemeriksaan selanjutnya lebih cepat atau pap smear maksimal 6 bulan
lagi.
c. Jika SSK tampak, lakukan IVA dengan mengoleskan kapas lidi yang
sudah dicelupkan ke dalam asam asetat 3-5% ke seluruh permukaan
serviks
d. Tunggu hasil IVA selama 1 menit, perhatikan apakah ada bercak
putih (acetowhite epithelium) atau tidak
e. Jika tidak (IVA negatif), jelaskan kepada klien kapan harus kembali untuk
mengulangi pemeriksan IVA
f. Jika ada (IVA positif) , tentukan metode tata laksana yang akan dilakukan
10. Keluarkan spekulum
11. Buang sarung tangan , kapas, dan bahan sekali pakai lainnya ke dalam
container (tempat sampah) yang tahan bocor, sedangkan untuk alat-alat yang
dapat digunakan kembali, rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
untuk dekontaminasi
12. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada klien, kapan harus melakukan
pemeriksaan lagi, serta rencana tata laksana jika diperlukan
3. Hasil Pemeriksaan
1. Hasil Tes-positif : bila diketemukan plak putih yang tebal berbatas tegas atau
epitel acetowhite (bercak putih), terlihat menebal dibanding dengan
sekitarnya, seperti leukoplasia, terdapat pada zona transisional, menjorok ke
arah endoserviks dan ektoserviks.
2. Positif 1 (+) : samar, transparan, tidak jelas,terdapat lesi bercak putih yang
ireguler pada serviks. Lesi bercak putih yang tegas, membentuk sudut
75
(angular), geograpic acetowhite lessions yang terletak jauh dari sambungan
skuamosa.
3. Positif 2 (++) : lesi achetowhite yang buram, padat dan berbatas jelas sampai
kesambungan skumokolumnar. Lesi acetowhite yang luas circumorificial,
berbatas tegas, tebal, dan padat. Pertumbuhan pada serviks menjadi
acetowhite.
4. Hasil Tes-negatif: permukaan polos dan halus, berwarna merah jambu. Bila
area bercak putih yang berada jauh dari zona transformasi. Area bercak putih
halus atau pucat tanpa batas jelas. Bercak bergaris-garis seperti bercak putih.
Bercak putih berbentuk garis yang terlihat pada batas endocerviks. Tak ada
lesi bercak putih. Bercak putih pada polip endoservikal atau kista nabothi.
Garis putih mirip lesi acetowhite pada sambungan skuamokolumnar.
5. Hasil normal : titik-titik berwarna putih pucat di area endoserviks, merupakan
epitel kolumnar yang berbentuk anggur yang terpulas asam asetat. Licin,merah
muda, bentuk porsio nomal.
6. Infeksi : servisitis (inflamasi, hiperemisis), banyak flour, ektropion, polop.
7. Kanker : massa mirip kembang kol atau ulkus dan mudah berdarah.
76
Elektrokauterisasi, LEEP/LLETZ dilakukan oleh dokter spesialis obstetri dan
ginekologi atau konsultan onkologi ginekologi
LAMPIRAN MEDIA
77
78
79
LAMPIRAN 3
80
81
82
83