Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Keluarga Berencana adalah suatu tindakan yang dibantu individu /
pasutri untuk mendapatkan objektif tertentu agar menghindari kehamilan /
kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval, diantaranya kehamilan dan
penentuan jumlah anak dalam keluarga sesuai dengan kemampuannya serta
situasi masyarakat dan negara. Sedangkan KB Kondom merupakan alat
kontrasepsi yang digunakan oleh pria. Untuk mencegah terjadinya kehamilan,
sedangkan kondom adalah selubung / sarung karet yang dapat terbuat dari
berbagai bahan diantaranya lateks / karet, plastik ( vinil ) atau bahan alami (
produksi hewani ) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual, kondom
terbuat dari karet sintesis yang tipis berbentuk silinder dengan muuaranya
berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau mempunyai bentuk
seperti putting susu.
Di zaman modern seperti ini, dapat dikatakan 40 – 75% wanita
mengatakan, tidak mudah menemukan alat kontrasepsi yang cocok dan 70 –
80% wanita mengatakan mengapa bukan pria yang menggunakan KB (Alat
Kontrasepsi) agar pria tahu bagaimana rasanya ber KB. Kurangnya
pengetahuan para wanita dan pria sebagai pasangan pasutri, tentang
Keluarga Berencana menyebabkan tingginya tingkat kelahiran dan kematian
di Indonesia.
Berdasarkan survey demografi dan kesehatan Indonesia melalui Data
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2008-2009 tingkat
pengetahuan kontrasepsi terdiri dari suntik 46,1%, Pil 21,9%, IUD 10,3%,
susuk (implant) 7,1%, Tubektomi 0,40%.
Dari beberapa hal diatas, dapat disimpulkan pengetahuan biaya dan
ketidaktahuan mengenai macam alat kontrasepsi menyebabkan pasangan
suami istri memiliki banyak anak, serta kurangnya partisipasi suami dalam
perannya menggunakan KB menjadi salah satu alasan masih tingginya AKI
dan AKB di Indonesia. Oleh karena itu saya berkeinginan, mengambil judul
Asuhan Kebidanan pada Tn. “S” usia 27 tahun, Akseptor KB Kondom.
B Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan secara
komprohensif pada ibu hamil dengan menggunakan manajemen kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian pada akseptor KB kondom
b. Dapat menetapkan diagnosa dan masalah dari hasil pengkajian
c. Dapat menetapkan tindakan segera dan menetapkan diagnosa potensial
d. Dapat merencanakan asuhan kebidanan pada akseptor KB kondom
e. Dapat melaksanakan asuhan kebidanan yang telah disusun
f. Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan
BAB II
LANDASAN TEORI
B Tujuan KB
1 Tujuan Demografis
Tujuan Demografis yaitu dapat dikendalikan tingkat pertumbuhan
penduduk sebagai patokan dalam usaha mencapai tujuan tersebut telah
ditetapkan suatu target demografis berupa penurunan angka fertilitas dari
44 permil pada tahun 1971 menjadi 20 per mil pada tahun 1990
2 Tujuan Normatif
Tujuan normatif yaitu dapat dihayati Norma keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS) yang pada waktunya akan menjadi falsafah hidup
masyarakat Indonesia. ( Rustam Mochtar, 1998 : 249)
C Sasaran KB
1 Sasaran Langsung
Sasaran langsung yaitu para pasangan usia subur (PUS) agar mereka
menjadi peserta Keluarga Berencana Lestari sehingga memberikan efek
langsung pada penurunan fertilitas.
G Kontrasepsi Hormonal
Merupakan kontrasepsi yang memakai obat – obatan yang mengandung
2 hormon yaitu estrogen dan progesteron / progestin, dimana estrogen sebagai
kontrasepsi bekerja dengan janin menghambat ovulasi melalui fungsi
hipotalomus, hipofisis, ovarium, menghambat perjalanan ovum atau implantasi.
Sedangkan progesteron bekerja dengan cara membuat lendir serviks lebih
kental, hingga penetrasi dan transportasi sperma menjadi sulit, menghambat
kapasitas sperma, perjalanan ovum dalam tuba, implantasi, dan menghambat
ovulasi melalui fungsi hipotalamus, hipofisis, ovarium. ( Rustam Mochtar, 1998 :
360 )
E. Kondom
Kondom merupakan selubung karet yang dapat terbuat dari berbahai bahan
diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (reproduksi hewani)
yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual. (Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi,
Manfaat
– Kontrasepsi
o Efektif bila digunakan dengan benar
o Tidak mengganggu produksi ASI
o Tidak mengganggu kesehatan klien
o Tidak mempunyai pengaruh sistemik
o Mudah dan dapat dibeli secara umum
o Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
o Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya
harus ditunda
– Non Kontrasepsi
o Memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber KB
o Dapat mencegah penularan virus
o Mencegah ejakulasi dini
o Membantu mencegah terjadinya kanker serviks
o Saling berinteraksi sesame pasangan
o Mencegah imuno infertilitas
Keterbatasan
– Efektivitas tidak terlalu tinggi
– Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi
– Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan
langsung)
– Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk
mempertahankan ereksi
– Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual
– Beberapa klien mau membeli kondom di tempat umum
– Pembuangan kondom bekas, menimbulkan masalah dalam hal
limbah
Penilaian Pasien
Klien tidak perlu keterangan khusus. Pemeriksaan yang menyeluruh,
hanya saja klien perlu penjelasan yang baik lisan ataupun instruksi
tertulis. Kondisi yang perlu dipertimbangkan untuk seleksi penggunaan
kondom dapat dilihat pada table berikut ini :
Sesuai untuk pria yang : Tidak sesuai untuk pria yang :
Ingin berpartisipasi dalam program KB
Alergi terhadap bahan dasar kondom
2 Tubektomi
Adalah pembedahan yang dilakukan pada saluran tuba palopi / operasi kecil
yang dilakukan pada wanita dengan cara member cincin atau mengikat
saluran tersebut.
3 Histerektomi
Merupakan tindakan bedah yang dilakukan dengan cara khusus, misalnya
jumlah anak sudah terlalu banyak, atau bahkan ada masalah dengan
kandungan lemah, atau memang keinginan sendiri ingin memutuskan tidak
memiliki anak lagi. Merupakan beberapa alasan mengapa ada wanita ingin
menggunakan metode kontrasepsi ini.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA TN “S” USIA 27 TAHUN
AKSEPTOR KB KONDOM DI POLINDES, SEBAMBAN O1
I. PENGKAJIAN
A Data Subjektif
Biodata Istri Suami
Nama : Ny. “R” Nama Suami : Tn. “S”
Umur : 24 Th Umur : 29 Tahun
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan :IRT Pekerjaan :Swasta
Alamat : Blok E Sebamban 01, PenghasilanRp 2.000.000
B Keluhan Utama
– Ibu mengatakan suaminya ingin menggunakan KB kondom.
C Riwayat Haid
– Lama haid : 6 hari
– Siklus : 28 hari
– Jumlah : 2 – 3x ganti pembalut
– Menarche : 10 tahun
– Disminorhe : Tidak ada
– Flaur albus : Kadang – Kadang
D Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan dia dan suaminya tidak pernah menderita penyakit
menular, misalnya Hepatitis, TBC, PMS, tidak pernah menderita penyakit
menurun, Hipertensi, Jantung, DM, Asma, menahun Hipertensi serta
jantung, DM.
F Riwayat KB
Ibu mengatakan sebelumnya pernah memakai KB suntik + 6 bulan,
namun berhenti karena ingin hamil dan sekarang ibu ingin menggunakan
KB lagi namun KB untuk suami.
– Pola Eliminasi :
BAK : Biasa, 3-4 kali sehari, warna kuning, bau kha urin.
BAB : 1-2x sehari, konsistensi lembek, bau khas feses, ibu tidak
mengalami kesulitan dalam BAB dan BAK.
– Pola Aktifitas : Setiap hari ibu melakukan pekerjaan sebagai ibu rumah
tangga dan ayah melakukan pekerjaan swastanya
– Pola Istirahat :
Tidur malam : 7 – 8 jam / hari
Tidur siang : 1 – 2 jam / hari
– Pola Personal Hygiene : Ibu dan ayah mandi 2-3x sehari. Gosok gigi
2x sehari, ganti pakaian dalam 2-3x sehari. Kebersihan diri ibu, ayah
dan keluarga baik
H Keadaan Psikososial
– Ibu mengatakan hubungannya dengan suami dan keluarga serta
masyarakat baik.
I Keadaan Spiritual
– Ibu mengatakan ibadah yang dilakukannya dan suami sesuai dengan
agama yang dianutnya. Tidak ada masalah apapun dalam
– penggunaan KB dengan agama yang dianut.
J Data Objektif
a Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TD : 120/80 mmHg
N : 88 x/m
S : 370C
R : 24 x/m
BB : 60 kg
TB : 168 cm
b Pemeriksaan Khusus
Inspeksi
Kepala : Bersih, rambut hitam
Muka : Bentuk wajah bulat, tidak pucat dan oedema
Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Telinga : Simetris, bersih tidak ada serumen
– Hidung : Simetris kiri – kanan, tidak terdapat polip
– Mulut : Bersih, mukosa mulut lembab
– Leher : Tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid dan vena
jugularis.
Palpasi
– Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena
jugularis
– Tungkai : Tidak terdapat odema
K Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
Do :
Pemeriksaan Suami :
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/80 mmHg
N : 88 x/m
S : 370C
R : 24 x/m
BB : 60 kg
TB : 168 cm
V. INTERVENSI
Dx / Masalah Intervensi Rasional
Dx : Tujuan :
Asuhan – Membantu ibu menunda
Kebidanan Pada kehamilannya
Tn. “S” Usia 27 – Membantu ibu dan suami
tahun Akseptor untuk mendapatkan
Baru KB Kondom informasi mengenai KB
kondom
Kriteria Hasil :
KU : Baik
Kesadaran : CM
TD :110/70-130/90
mmHg
N : 60-100 x/m
RR : 16-24x/m
S : 36,5-37,5ºC
Intervensi :
– Jalin hubungan baik dengan Agar ibu dan suami merasa
pasien nyaman dengan asuhan yang
kita berikan dan memudahkan
tenaga kesehatan memberikan
asuhan yang standar.
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal / jam Dagnosa / masalah Implementasi
02-08- 2012 Dx : – Menjalin hubungan baik dengan
10.30 wita Asuhan Kebidanan klien saat memberikan asuhan, misalnya
Pada Tn. “S” usia 27 memperkenalkan diri, dengan ramah ,
tahun, Akseptor Baru menyapa dengan sopan , dan
KB Kondom mendengarkan alasan klien datang, serta
menjawab sesuai pertanyaan atau
keluhan klien dengan senyum ramah
– Menanyakan tujuan kunjungan
kepada klien, agar mengetahui apa yang
diinginkan klien
– Menjelaskan hasil pemeriksaan
yang telah dilakukan seperti :
KU : Baik
Kesadaran : CM
TD : 120/80 x/m
N : 88 x/m
RR : 37,5 ºc
BB : 60 kg
TB : 168 kg
Ibu dalam keadaan baik / normal
– Memberikan KIE tentang
keadaan mengenai keuntungan,
kerugian, dan efek samping KB kondom
Keuntungan : efektif bila digunakan
dengan benar, tidak mengganggu ASI,
tidak menggaggu kesehatan klien, tidak
mempunyai pengaruh sistemik, murah
dapat dibeli secara umum, tidak perlu
resep dokter atau pemeriksaan
kesehatan khusus, mencegah penularan
IMS, mencegah ejakulasi dini, saling
berinteraksi atau bekerja sama sesama
pasangan
Kerugian : cara penggunaan sangat
mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi
, agak mengganggu hubungan seksual (
karena mengurangi sentuhan langsung ),
harus selalu tersedia setiap kali
berhubungan seksual, beberapa klien
malu untuk membeli kondom di tempat
umum.
Efek samping / maslah yang bisa terjadi
kondom rusak atau diperkiraan bocor
sebelum berhubungan, kondom bocor
atau dicurigai ada curahan divagina saat
berhubungan, dicurigai adanya reaksi
alergi, mengurangi kenikmatan hubungan
seksual
– Menjelaskan cara penggunaan
kondom yang benar
Gunakan kondom setiap akan melakukan
hubungan seksual Agar efek
kontrasepsinya lebih baik, tambahkan
spersimida kedalam kondom Jangan
menggunakan gigi, benda tajam seperti
pisau,silet, gunting, atau benda tajam
lainnya , pada saat membuka Pasangan
kondom saat penis sedang ereksi
,tempelkan ujungnya pda glands penis
dan tempatkan bagian penampung
sperma, pada ujung ureter, lepaskan
gulungan karetnya dengan jalan
menggeser gulungan tersebut kearah
pangkal penis “ pemasangan ini harus
dilakukan sebelum penetrasi penis ke
vagina ”
Bila kondom tidak mempunyai tempat
penampungan sperma pada bagian
ujungnya, maka saat memakai,
longgarkan sedikit bagian ujungnya, agar
tidak terjadi robekan saat ejakulasi
Kondom dilepas sebelum penis
melembek Pegang bagian pangkal
kondom sebelum mencabut penis
sehingga kondom tidak terlepas pada
saat penis dicabut dan dilepaskan
kondom diluar vagina agar tidak terjadi
tumpahan cairan sperma disekitar
vagina.
Gunakan kondom hanya satu kali pakai
Buang kondom bekas pakai pada tempat
yang aman
– Memberikan kondom sesuai
kebutuhan klien dan jaringan disimpan
ditempat yang panas karena dapat
menyebabkan kondom menjadi rusak
atau robek saat digunakan.
VII. EVALUASI
Tanggal / Jam Dx / Masalah Evaluasi
02– 08 – 2012 Dx : S : klien ( ibu dan suami ) mengerti
Jam 10.45 WITA Asuhan Kebidanan Pada dengan penjelasan yang telah
Tn. “S” usia 27 tahun, diberikan
Akseptor Baru KB
Kondom O : klien tanpak mengerti, senang
dan
mampu mengulangi penjelasan
yang diberikan
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/80 mmHg
N : 88 x/m
S : 37,0 C
R : 24 x/m
BB : 60 kg
TB : 168 cm
P:
– Menganjurkan pada ibu dan
suami datang apabila ada keluhan.
– Menganjurkan ibu dan suami
datang apabila ingin membeli kondom.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada hasil penelitian di atas menunjukan teori dan jurnal penelitian tidak
ada kesenjangan antara penguna kondom dan kejadian IMS. Karena Hasil
penelitian didapatkan bahwa dari total 65 responden, hampir setenganya dari
responden tidak memakai kondom dan terinfeksi penyakit IMS, yaitu sebanyak
32 responden (49,23%).
B. Kesimpulan
Pada hasil teori dan jurnal penelitian di atas dapat di simpulkan bahwa
Kondom memiliki fungsi double protection yaitu selain untuk mencegah
penularan IMS juga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi. Hingga saat ini
kondom merupakan alat kontrasepsi yang paling efektif untuk mengurangi risiko
penularan penyakit seksual. Bahkan vasektomi atau pemotongan saluran
sperma pada pria pun tidak mampu mencegah IMS. Dan pada penatalaksanaan
asuhan kebidanan yang di jelaskan di atas sudah sesuai dengan jurnal
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Hupatena, Ronald. (2003). AIDS, PMS dan Perkosaan. Jakarta: Rineka Cipta