You are on page 1of 24

Makalah asuhan keperawatan pada klien post

laparatomy + colostomy (ilius obstuksi)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan makalah “Asuhan Keperawatan Post Laparatomy + Colostomy (Ilius Obstruksi)


pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memberikan gambaran bagaimana asuhan keperawatan

pada klien post laparatomy + colostomy (ilius obstuksi)


Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat masukan dari beberapa pihak

klien, diangkat kasusnya dari buku Kapita Selekta Kedokteran, Anatomi dan Fisiologi Evelyn, dan

tidak lupa pula penulis berterima kasih kepada:

1. Dosen penguji yang telah memberi bimbingan dan petunjuk pada penulis

2. Penguji klinik yang telah memberikan waktu bimbingan pada penulis

Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi semua pihak terutama
bagi para perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan.

Padang, 25 Juli 2007

Penulis

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Ilius obstruksi adalah penyumbatan pada usus dimana peristaltic usus yang dihambat

sebagian akibat pengaruh toxin yang mempengaruhi kontra otonom pergerakan usus.
Biasanya penderita lieus obstruksi bisa diakibatkan oleh tyroid perforasi yaitu lubang

pada lembaran jaringan yang utuh pada dinding lambang atau usus yang merupakan keadaan gawat
darurat

Pada penderita ileus obstuksi dilakukan tindakan operasi laparatomy yaitu insisi dinding
abdomen.

Berdasarkan keterangan diatas penulis tertarik untuk menetapkan asuhan keperawatan


pada klien post laparatomi + colostrums (ileus obstruksi) melalui proses keperawatan yang

diterapkan dan dilaksanakan berupa pengkajian, perencanaan, penatalaksanaan dan evaluasi.

2. Tujuan
a. Tujuan umum

Untuk memperoleh gambaran umum tentang proses penerapan asuhan keperawatan pada Tn. S
dengan psot laparatomi + colostrums (ileus obstuksi)

b. Tujuan khusus
 Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan post laparatomi + colostomy (ileus obstruksi)

 Mampu menganalisa data dan memprioritaskan masalah pad aklien post laparatomy + colostomy

(ilius obstruksi)

 Mampu menyusun rencana atau intervensi keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien sesuai

dengan prioritas masalah

 Mampu melakukan implementasi keperawatan sesuai dengan intervensi pada klien post
laparatomy + colostomy (ilius obstruksi)

 Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan


 Mampu mendokumentasikan dalam laporan asuhan keperawatan.

TINJAUAN TEORITIS

1. Defenisi
Ileus adalah tersumbatnya perjalanan usus, sedangkan ilius obstruksi adalah dimana terjadi bila

sumbatan mencegah aliran normal dan isi usus melalui aliran usus ( Kapita Selekta Kedokteran)
Laparatomi adalah suatu tindakan pembedahan dengan pembedahan perut, membuka selaput perut

dengan operasi (Kapita Selekta Kedokteran)


Ileus obstruksi dibagi menjadi dua yaitu :

1. Obstruksi tinggi bila mengenai usus halus

2. Obstruksi rendah bila mengenai usus besar

(Kapita Selekta Kedokteran)

2. Etiologi
 Perlekatan pada jaringan perut seperti pembedahan abdomen

 Intususepsi, dimana usus menyusup kedalam bagian lain yang ada di bagian usus
 Hernia, protusi melalui area yang lemah dalam usus memutar dan kembali ketempat semula

 Valvulus, aliran usus tersumbat


 Tumor yang berada dalam dinding usus meluas ke lumen usus

(Kapita Selekta Kedokteran)

3. Tanda dan Gejala


 Sakit perut berupa kolik (nyeri)

 Perut kembang

 Abdomen dengan jelas terlihat mengalami distensi

 Suhu tubuh tinggi


 Peristaltik usus meningkatkan

 BAB dan flatus tidak ada karena sumbatan


(Kapita Selekta Kedokteran)

4. Anatomi Fisiologis
Usus halus terletak di daerah umbilicus dan dikelilingi usus besar, panjang usus halus + 3,6 cm

Usus halus dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

- Duodenum

- Yeyenum
- Ileum
 Duodenum (Usus 12 jari)

Panjang + 25 cm berbentuk seperti sepatu kuda melengkung ke kiri dan lingkungan ini terdapat
pangkreas. Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjer

yang disebut brunner, fungsinya untuk memproduksi getag intestinum


 Yeyunum

0/5 bagian atas adalah yeyenum, yeyenum terletak di region abdominalis sistra
 Ileum

3/5 bagian akhir adalah ileum dan terletak di region abdominalis dekstra sebelah bawah

Fungsi usus halus

- Menerima zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler darah dan saluran urine
- Menyerap protein dalam bentuk asam amino

- Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida


(Anatomi dan Fisiologi, Evelyn C)

5. Patafisiologi
Ileus obstruksi terjadi karena perlengkapan, intususpensi (penyumbatan lumen usus),
valvolus (lumen usus yang tersumbat), hernia (aliran usus yang tersumbat), dan tumor (lumen usus
menjadi tersumbat sebagain).
Dengan adanya perlengkapan, intususpensi, volvalus, hernia dan tumor maka akan terjadi
distensi dan retensi cairan yang akan menyebabkan obsorbsi cairan menurun sehingga akan
menyebabkan sekresi lambung meningkat dan terjadi penurunan tekanan vena dan arteriola tekanan
kedalam tumor usus, sehingga dilakukan pemedahan pengangkatan calon / colostomy.
Dengan dilakukannya operasi laparatomy maka akan terjadi efeknya antara lain perforasi
dinding usus yang akan menyebabkan distensi abdomen, refleks muntah yang akan menyebabkan
terjadinya dehidrasi, terus akan terjadi oedema kongesti yang akan menyebabkan peritonitis,
nekrosis yang menyebabkan penurunan fungsi usus dan bisa terjadi rupture yang akan
meningkatnya leukosit.
(Kapita Selekta Kedokteran)

6. WOC
Tumor
Perlengkapan Hernia
Intususepsi Volvulus
Aliran usus Lumen Usus
Penyempit Lumen tersumbat menjadi
an lumen usus terhambat
usus tersumbat sebagian
Perputaran lengkung usus

Ileus Obstruksi

Distensi dan retensi cairan

Absorbsi cairan menurun

Sekresi lambung meningkat  mual – muntah

Penurunan tekanan vena dan arteriola

Colostomy Mk : Gangguan
Mk :-Perubahan /ggn body image Tekanan arteriola kedalam tumor usus pemenuhan
- Perubahan pola eliminasi nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh

Terjadinya penyumbatan pada usus

Obstruksi tinggi (usus halus)

Obstruksi rendah (usus besar)


Sakit perut berupa volik (nyeri) Perut kembung Suhu Koli
tubuh Distensi k
mening Nekro Abdomen jara
kat sis ng
terja
di

Reflek Penurunan
Penuruna gerakanl
n fungsi muntah
peristaltik
usus usus
Mk : Gangguan nyaman nyeri Peristaltik
Kekurangan
usus Perut
cairan
menurun kembung

MK : B MK : -
Dehidrasi
Ganggua AB x Nyaman
n pola flatus (-) nyeri
eliminasi - Mual-
muntah

Malaise umum
MK : Gangguan
mobilitas fisik

Colosromy
Mk : - Perubahan / gangguan bodi
image
- Perubahan pola eliminasi

7. Penatalaksanaan
a. Persiapan

Pipa lambung harus dipasang untuk mengurangi muntah, mencegah aspirasi dan mengurangi

distensi abdomen (dekompresi) kemudian lakukan juga resusitasi cairan dan elektrolit untuk

perbaikan keadaan umum, setelah keadaan optimum tercapai dilakukan laparatomy


b. Operasi

Dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dari organ-organ vital berfungsi setelah memuaskan.
c. Pasca bedah

Pengobatan pasca beda sangat penting terutama dalam hal cairan elektrolit kita harus mencegah
terjadinya gagal ginjal dan harus memberikan kalori yang cukup, perlu diingat bahwa pasca bedah

usus pasien masih dalam keadaan peristaltic.

PENGKAJIAN TEORITIS

A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Terdiri dari nama, umur, pekerjaan, suku bangsa, agama, status perkawinan, alamat, penanggung

jawab.
2. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD)


Kaji apakah klien pernah sakit perut atau sering sakit perut dan sering muntah-muntah, apakah ada

perlengketan pada jaringan perut, apakah ada tumor yang berada dalam dinding usus meluas ke
lumen usus.

b. Riwayat Kesehatan Sekarang (RKS)

Biasanya klien mengalami sakit perut, perut terasa kembung, dinding-dinding abdomen tampak

lebih jelas, terjadinya muntah, suhu tinggi, BAB dan flatus tidak ada.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga (RKK)

Apakah anggota keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit herediter seperti : hipertensi,
jantung, ginjal, DM, hati dan paru.

B. Pemeriksaan Fisik
Rambut : Pada klien ileus obstruksi tidak ada kelainan pada rambut seperti : rontok, kulit kepala kotor.

Telinga : Biasanya tidak ditemukan kelainan

Mata : Biasanya tidak ditemukan kelainan

Hidung : Biasanya tidak ditemukan kelainan

Mulut : Biasanya klien tidak mengalami kesukaran dalam menelan


Lidah : Biasanya tidak terjadi peradangan

Tonsil : Biasanya tidak terjadi peradangan


Leher : Biasanya tidak terjadi peradangan

Thorak : Biasanya tidak terjadi pembesaran


aru I : apakah simetris Ki-Ka

P : Apakah fremitus Ki-Ka

P : Sonor / tidak

A : Vesikuler
antung I : apakah Iktus teraba / tidak

P : Apakah iktus teraba / tidak


P : Batas jantung Ki-Ka

A : Apakah bunyi jantung normal / tidak


Abdomen I : apakah perut membuncit / tidak

P : Apakah terdapat distensi abdomen atau tidak


P : Tympani

A : Apakah bising usus normal / tidak


Biasanya pada klien ileus obstruksi terdapat perut membuncit, terdapat distensi abdomen dan

biasanya bising ususnya tidak normal.

1. Genitalis : Kaji kebersihan, apakah ada kelainan / tidak

2. Ektremitas atas dan bawah : kelengkapan, kekuatan / kemampuan (biasanya terdapat kelainan).

C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan labor, Hb, leukosit, natrium, kalium

D. Riwayat Sosial Ekonomi


Hubungan klien dengan keluarga dan orang lain / masyarakat

E. Riwayat psikologis
Apakah klien cemas akan keadaannya, biasanya pada pasien ileus obstruksi cemas akan

keadannnya.

Pengkajian Data Dasar


 Aktivitas / istirahat

Kaji apa terjadi kelemahan dan kesulitan dalam beraktivitas / melakukan pekerjaan biasanya terjadi
kelemahan.

 Sirkulasi

Kaji apa tachikardi, berkeringat, pucat, biasanya terjadinya tachikardi, keringat dan pucat

 Eliminasi
Kaji kemampuan difekasi, bising usus, biasanya terjadi ketidakmampuan dan defekasi. Terjadi

distensi abdomen dan bising usus yang normal


 Makanan / cairan

Kaji nafsu makan klien, mual / muntah biasanyta terjadi anoreksia


 Nyeri / kenyamanan

Kaji apakah ada nyeri pada abdomen, biasanya nyeri pada abdomen tiba-tiba terasa kram.
 Pernafasan

Kaji jenis pernafasan klien, biasanya kelin terjadi takipnoe

Kemungkinan Diagnosa

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan efek dari insisi bedah

2. Resti infeksi berhubungan dengan adanya luka insisi


3. Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan kontrol usus eliminasi

4. Gangguan pemenuhan kebutuhan tidur berhubungan dengan efek dari laparatomi


5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan fisik

6. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pengobatan
(Doegoes, Rencana Asuhan Keperawatan)

Intervensi keperawatan

Dx 1 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan efek indisi bedah

Tujuan : Gangguan rasa nyaman nyeri klien tertasi dalam waktu 2 x 24 jam dengan kriteria hasil

- Klien tidak nyeri lagi

- Klien tidak meringis lagi


- Klien tidak gelisah lagi

- TTV normal
1. Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik nyeri

Rasional : Berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan penyembuhan, perubahan pada
karakteristik nyeri menunjukkan terjadinya peritonitis

2. Pertahankan istirahat dengan posisi semi fowler

Rasional : Menghilangkan ketegangan abdomen yang bertambah dengan posisi telentang

3. Selidiki dan laporkan perubahan nyeri dengan tepat


Rasional : Intervensi dirni pada kontrol nyeri memudahkan pemulihan otot jaringan dengan menurunkan

ketegangan otot memperbaiki sirkulasi


4. Beri aktivitas hiburan

Rasional : Fokus perhatian dapat beralih dapat menghilangkan kemampuan kejang.


5. Beri analgetik sesuai indikasi

Rasional : Menghilangkan nyeri

Implementasi
Adalah melaksanakan tindakan keperawatan berdasarkan rencana asuhan keperawatan
yang telah disusun dengan mendelegasikan uyntuk mengatasi masalah

Evaluasi
Merupakan tahap akhir dari proses keperawatan untuk menjadi intifikasi hasil yang

ditetapkan, menilai sejauh mana masalah klien teratasi. Hal ini dapat dilaksanakan dengan
membandingkan hasil yang didapatkan dengan kriteria yang sudah diterapkan.

Daftar Pustaka
1. Arif Mansyur “Kapita Selekta Kedokteran”
2. Doengoes 2000 “Rencana Asuhan Keperawatan” EGC, Jakarta

3. Evelyn C, “Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis”

TINJAUAN KASUS

A. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Umur : 52 tahun

Suku Bangsa : Minang

Agama : Islam

Alamat : Solok
Status Perkawinan : Kawin

No MR : 54.04.72
Ruang Rawat : CP

Tanggal Masuk : 10 Juli 2007


Tanggal Pengkajian : 23 Juli 2007
Diagnosa Medik : Post Laparatomi + Colostrum (Ileus Obstruksi)

B. Alasan Masuk
Nyeri pada seluruh perut sejak + 2 hari yang lalu (sebelum masuk RS) dan klien rujukan dari

Rumah Sakit Solok

C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD)

Pada tahun 2001 klien pernah dirawat di RS Solok dengan diagnosa Tupus selama + 1 bulan, klien

pulang dikarenakan kurangnya biaya pengobatan, kemudian klien melanjutkan pengobatannya

secara tradisional.

2. Riwayat Kesehatan Sekarang (RKS)

Klien rujukan RS Solok pada tanggal 10 Juni 2007 dengan keluhan BAB encer sebelum masuk RS

Solok, demam (+), BAB berlendir, pada saat BAB, klien mengatakan nyeri pada anus, pada waktu
dilakukan pengkajian tanggal 23 Juli 2007 didapatkan klien post laparatomi dan terdapat colostomy

disebelah kanan, nyeri pada luka laparatomi, klien tampak gelisah, klien tampak cemas dengan
penyakitnya, luka post laparatomi + 20 cm, luka post laparatomi kotor, terdapat pust, klien

terpasang infuse RL, klien mengatakan kalau malam sering terbangun (susah tidur), diit klien MC

6 x 200 cc dan tidak ada makan makanan tambahan lainnya.

D. Pemeriksaan Fisik
1. Pengukuran tanda-tanda vital

: 100/60 mmHg

: 36,5 0C
: 88 x/i

: 22x/i
: 50 kg

: 155 cm

2. Rambut dan hygiene kepala

: Bersih dan berubahn


: Bersih tidak berketombe
3. Mata

: Lengkap Ki-Ka

: Simetris Ki-Ka
: Tidak oedema

: Ikterik
: Anemis

: Bereaksi terhadap cahaya


4. Mulut dan gigi

: Kotor

: Tidak lengkap dan ada caries

: Kotor

: Tidak ada peradangan

5. Leher

bening : Tidak ada pembesaran

d : Tidak ada pembesaran


6. Dada / Thorak

I : Simteris Ki-Ka

P : Fremitus Ki-Ka

P : Sonor Ki-Ka

A : Vesikuler / normal

7. Kardiovaskuler

I : Iktur tidak terlihat

P : Iktus teraba 2 jari


P : Batas jantung normal BJ I : 100, BJ II : 60

A : Irama jantung teratur / normal


8. Pencernaan dan abdomen

I : Tidak membuncit, ada luka post laparatomy + 20 cm terdapat coloromy


P : Hepar tidak teraba

P : Tympani
A : Bising usus (+) / normal

9. Genito urinaria

Tidak ada kelainan, klien tidak terpasang kateter

10. Ektremitas atas dan bawah (otot sendi dan tulang)

mitas atas : lengkap Ki-Ka, klien terpasang infuse sebelah kiri dan tidak ada oedema

mitas bawah : Lengkap Ki-Ka, dan tidak oedema

11. Sistem persyarafan

Tidak ada gangguan, kesadaran klien compos mentis sooperatif

12. Pemeriksaan kulit

Kulit klien warna sawo matang, kulit berkerut dan kering, pada daerah kolostomo dan laparatomi
tampak memerah karena air didalam kantong colostomy sering menembus.

E. Aktivitas sehari-hari
1. Eliminasi

Sehat : 6-7 x sehari konsistensi biasa

Sakit : 3-4 x sehari konsistensi seperti air teh

: Sehat : 2 x sehari konsistensi lembek warna kuning

Sakit : 10 x sehari konsistensi encer warna kuning, setelah dilakukan colostomy defikasinya + 150 cc / jam
dan konsistensi cair.

2. Makan dan Minum

Sehat : 3 x sehari komposisi nasi + l;auk pauk + sayiur mayur

Sakit : MC 100 cc/2 ham (MC 6 x 200 cc)


Sehat : 7-8 gelas / hari air kopi + air putih

Sakit : + 1500 cc / hari susu + air putih


3. Kebersihan diri

Sehat : 2 x sehari pakai sabun tanpa bantuan


Sakit : 1 x sehari di bantu keluarga dan perawat

gi : Sehat : 2 x sehari tanpa bantuan


Sakit : 1 x sehari dibantu keluarga dan perawat

but : Sehat : 1 x 2 hari pakai shampoo tanpa bantuan


Sakit : 1 x 3 hari di bantu keluarga dan perawat

4. Istirahat dan tidur

Sehat : 7-8 jam tanpa gangguan

Sehat : 4-5 jam sering terbangun karena maresa nyeri

Sehat : 1 – 2 jam sehari

Sakit : 2 – 3 jam sehari sering terbangun karena merasa nyeri

F. Data Psikologis
Selama dirawat klien tampak cemas dengan kondisinya, klien selalu mengatakan kapan bisa pulang

dan keluarga klien juga sering menanyakan tentang keadaan klien, klien berharap agar klien cepat
sembuh dan ingin cepat berkumpul dengan keluarga di rumah.

G. Data Sosial Ekonomi


Klien berasal dari keluarga ekonomi menengah kebawah, klien berobat menggunakan KS,

hubungan klien dengan keluarga baik. Klien bekerja sebagai petani dengan anak 4 orang, selama

dirawat klien ditemani oleh anak-anak dan istrinya secara bergantian.

H. Data Spiritual
Klien menganut agama Islam, saat sehat klien selalu melakukan ibadah shalat, tapi sejak klien

dirawat klien tidak pernah melaksanakan ibadah shalat karena kondisinya saat ini.

I. Data Penunjang
Tanggal 13 Juli 07

- Gula darah puasa : 126


- Ureum darah : 86 (20-40)

- Kreatinin : 1,4 (0,6-1,1)


- Natrium : 137 (135-149)

- Kalium : 3,4 (3,5-6)


- Clorida serum : 103 (334-395)

- Protein total : 54 (6,87)


- Albumin : 2,9 (3,8-8,7)

- Globulin : 2,5 (1,3-2,7)

Tanggal 17 Juli 07

- Hb : 10,89 % (12-14)
- Leukosit : 12,800 (5000-10000)

- Ureium darah : 54
- Kreatinin darah : 1,2

- Natrium : 128
- Kalium : 2,8

- Clorida serum : 102

- Protein total : 6,4

- Albumin : 3,87

- Globulin : 2,53

J. Program Dokter
- Redresing 2 x sehari
- MC 6 x 200 cc

- IVFD RI 10 tts / menit


- Ceftazidine 2 x 1 gr

ANALISA DATA
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
1 DO : Aktual infeksi Proses
- Adanya luka jahitan + 20 cm inflamasi
- Terdapat kemerahan pada daerah sekitar
luka
- Leukosit : 12.800
- Adanya pust pada luka
DS :
- Klien mengatakan daerah luka terasa
gatal
- Klien mengatakan cemas dengan
keadaannya lukanya.
2 DO : Gangguan Proses
- Diit klien MC 6 x 200 cc pemenuhan pengobatan
- Klien tidak ada makan makanan nutrisi kurang
tambahan lain dari kebutuhan
- Klien tampak lesu tubuh
- Hb : 10,9 g%
- Konjungtiva anemis
- BB : 50 kg
DS :
- Keluarga klien mengatakan klien tidak
ada makan makanan ta,mbahan lain selain
dittnya
3 DO : Ansietas Kurangnya
- Klien tampak meringis tingkat sedang pengetahuan
- Keluarga klien tampak cemas tentang
- Klien tampak cemas dengan keadaan penyakitnya.
penyakitnya
- Keluarga klien sering bertanya tentang
penyakit yang diderita oleh klien
DS :
- Keluarga klien mengatakan takut dengan
keadaan penyakitnya
4 DO : Gangguan pola Kebocoran
- Klien tampak lesu tidur kantong /
- Klien sering menguap cidera stoma
- Klien tidur hanya 4-5 jam
- Sklera ikterik
- Konjungtiva anemis
DS :
- Keluarga klien mengatakan klien sering
terbangun dan tidak bisa tidur

DAFTAR DIGANOSA KEPERAWATAN


Tanggal masuk Diagnosa Keperawatan
23-7-07 Aktual infeksi berhubungan dengan proses inflamasi

23-7-07 Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan proses pengobatan

23-7-07 Ansietas tingkat sedang berhubungan dengan kurangnya


pengetahuan tentang penyakit

23-7-07 Gangguan pola tidur berhubungan dengan kebocoran kantong


/ cidera stoma

RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Aktual infeksi Infeksi teratasi - Pantau tanda-tanda - Untuk mengetahui
berhubungan dalam waktu 3 x vital keadaan umum klien
dengan proses 24 jam dengan dan tanda-tanda
inflamasi kriteria hasil infeksi
- Tidak ada lagi - Observasi terhadap - Untuk mengetahui
tanda-tanda tanda dan gejala sejauh mana
infeksi infeksi terjadinya infeksi
- Pertahankan - Untuk melindungi
perawatan luka luka dari
aseptic kontaminasi silang
selama penggantian
balutan
- Menambah
- Jelaskan hal-hal pengetahuan klien
yang dapat dan keluarga, karena
menyebabkan suatu yang kotor
infeksi pada luka dapat mempercepat
kepada klien dan berkembang baiknya
keluarga kuman
- Untuk mengatasi
- Kolaborasikan terjadinya infeksi
dengan tim
kesehatan lain dalam
pemberian antibiotik
2 Gangguan Kebutuhan nutrisi - Lakukan pengkajian -Mengidentifikasi
pemenuhan dapat terpenuhi nutrisi dengan kekurangan /
nutrisi kurang kembali dalam seksama kebutuhan tubuh
dari waktu 3x24 jam untuk membantu
kebutuhan dengan kriteria memilih intervensi
tubuh - Berat badan - Auskultasi bising - Kembalinya fungsi
berhubungan meningkat usus usus menunjukkan
dengan proses - Konjungtiva kesiapan untuk
pengobatan tidak anemis memulai makan lagi
-
Menurunkan insiden
kram abdomen, mual
- Beri makan cairan - Meningkatkan feses
perlahan ileum

- Anjurkan klien - Membantu


untuk makan buah- mengkaji kebutuhan
buahan nutrisi dalam bahan
- Kolaborasikan pencernaan dan
dengan anti diit fungsi usus
dalam pemberian
makanan
3 Ansietas Rasa cemas dapat - Jelaskan pada - Menambah
berhubungan diatasi dengan keluarga klien pengetahuan pada
dengan kriteria tentang penyakit dan keluarga klien
kurangnya - Keluarga klien prosedur perawatan tentang penyakit dan
pengetahuan tidak cemas lagi klien prosedur
tentang - Keluarga klien perawatannya
penyakitnya mengerti tentang - Ciptakan - Memberikan
penyakit yang lingkungan yang ketenangan bagi
dideritanya nyaman klien dan
keluarganya keluarganya.
- Libatkan keluarga - Mengajarkan
dalam proses keluarga klien
perawatan klien tentang cara
perawatan yang
benar pada klien
- Diskusikan - Meningkatkan
pentingnya masukan penyembuhan dan
cairan adekuat normalisasi fungsi
- Evaluasi usus
kemampuan emosi - Faktor-faktor ini
dan fisik pasien mempengaruhi
kemampuan pasien
untuk menguasai
tugas-tugas dan
keinginannya.
4 Gangguan Pola tidur klien - Berikan sistem - Untuk
pola tidur dapat teratasi dan kantong adekuat, meminimalkan
berhubungan tidak terganggu kosongkan kantong kebocoran
dengan sebelum tidur - Klien akan mampu
kebocoran - Biarkan klien istirahat lebih baik
kantong / mengetahui bahwa bila merasa aman
cidera stoma stoma tidak akan tentang stoma
cidera bila tidur - Kafein dapat
- Batasi masukan memperlambat klien
makanan / minuman untuk tidur
mengandung kafein - Meningkatkan
- Beri analgetik relaksasi dan
sesuai indikasi kesiapan untuk tidur
- Nyeri
mempengaruhi
kemampuan klien
untuk tetap tidur

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ Dx
Implementasi Evaluasi TT
Tanggal Kep
23-07-07 I - Memantau tanda-tanda S:
vital - Klien mengatakan daerah
- Mengobservasikan luka terasa gatal
terhadap tanda dan gejala - Klien mengatakan cemas
infeksi dengan keadaan luka
- Mempertahankan O:
perawatan luka aseptic - TD : 100/60 mmHg
- Menjelaskan hal-hal - N : 88x/menit
yang dapat menyebabkan - Terdapat kemerahan pada
infeksi pada keluarga daerah luka
- Mengkolaborasikan - Klien tampak meringis
dengan tim kesehatan lain - Leukosit 12.800
dalam pemberian - Adanya pust pada luka
antibiotik warnanya kuning kehijauan
A : Masalah belum teratasi
P : intervensi di lanjutnya
II - Melakukan pengkajian S:
nutrisi dengan seksama - Keluarga klien mengatakan
- Mengauskultasi bising klien tidak ada makan
usus makanan tambahan lain
- Memberi makanan cairan selain diitnya
perlahan-lahan O:
- Menganjurkan klien - Diit klien MC 6x20 CC
untuk makan buah- - Klien tidak ada makan-
buahan makanan tambahan lain
- Kolaborasikan dengan - Klien tampak lesu
ahli dit dalam pemberian - Hb : 10,9 g%
makanan - Konjungtiva anemis
- BB 50 kg
A : Masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
III - Menjelaskan pada S:
keluarga tentang penyakit - Keluarga klien mengatakan
dan prosedur perawatan takut dengan keadaan
klien penyakit klien
- Menciptakan lingkungan O:
yang nyaman - Klien tampak meringis
- Melibatkan keluarga - Keluarga klien tampak
dalam proses perawatan cemas
klien - Keluarga klien sering
- Mendiskusikan bertanya tentang penyakit
pentingnya masukan yang diderita oleh klien
cairan adekuat A : Masalah belum teratasi
- Mengevaluasi P : Intervensi di lanjutkan
kemampuan emosi dan
fisik pasien
IV - Memberikan sistem S:
kantong adekuat,
kosongnya kantong - Kurang klien mengatakan
sebelum tidur klien sering terbangun dan
- Membiarkan klien tidak bisa tidur lagi
mengetahui bahwa stoma O:
tidak akan cidera bila - Klien tampak lesu
tidur - Klien tampak menguap
- Membahas masukan - Klien tidur hanya 4-5 jam
makanan atau minuman - Konjungtiva anamis
mengandung kafein - Sklera ikterik
- Memberi semangat pada A : Masalah belum teratasi
klien kelanjutan P : Intervensi dilanjutkan
kebiasaan ritual sebelum
tidur
- Memberikan analgetik
sesuai indikasi
24-7-07 I - Mengukur tanda-tanda S:
vital - Klien mengatakan daerah
- Mengobservasi terhadap luka masih terasa gatal
tanda dan gejala infeksi - Mereka mengatakan cemas
- Mempertahankan mulai berkurang
perawatan luka aseptic O:
- Menjelaskan hal-hal - TD : 100/70 mmHg
yang dapat menyebabkan - N : 94x/menit
infeksi pada keluarganya. - Masih terdapat kemerahan
- Mengkolaborasikan pada daerah luka
dengan tim kesehatan - Leukosit 12.800
lainnya dalam pemberian - Adanya post pada luka
antibiotik. yang bewarna kuning
kehijauan
A : Masalah belum teratasi
P : Interpensi dilanjutkan
II - Melakukan pengkajian S:
nutrisi - Keluarga klien mengatakan
- Mengauskultasi bising klien tidak akan makan-
usus makanan tambahan laian
- Memberi makanan cairan selain diitnya
perlahan-lahan O :.
- Diit klien MC 6x200 CC
- Menganjurkan klien - Klien tidak ada makan
untuk makan buah- makanan tambahan lain
buahan - Klien tampak lesu
- Kolaborasi dengan ahli - Konjungtiva masih anemis
diit dalam pemberian - Hb : 10,9 g%
makanan - BB : 50 kg
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan
III - Menciptakan lingkungan S :
yang nyaman - Keluarga klien mengatakan
- Melibatkan keluarga dan sudah tidak takut lagi
perawatan klien dengan keadaan penyakit
- Mengevaluasi klien
kemampuan emosi dan O:
fisik klien - Klien masih tampak
meringis
- Keluarga klien sudah tidak
cemas lagi
- Keluarga klien sudah tidak
bertanya lagi tentang
penyakit klien
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

IV - Memberikan sistem S:
tentang adekuat, - Keluarga klien mengatakan
kosongkan kantong klien masih sering
sebelum tidur terbangun dan tidak bisa
- Membiarkan klien tidur
mengetahui bahwa sama O:
tidak akan cidera bila - Klien masih tampak lesu
tidur - Klien sering menguap
- Membatasi masukan - Klien tidur 4-5 jam/hari
makanan / minuman - Sklera klien masih ikterik
mengandung kafein - Kunjungtiva masih anemis
- Memberikan semangat A : Masalah belum teratasi
pada klien kelanjutan P : intervensi dilanjutkan.
kebiasaan ritual sebelum
tidur
- Memberikan analgetik
sesuai indikasi
25-7-07 I - Mengukur tanda-tanda S:
vital - Klien mengatakan daerah
- Mengobservasi terhadap luka sudah tidak gatrilagi
tanda dan gejala infeksi O:
- Mempertahankan - TD : 100/60 mmHg
perawatan luka aseptic - N : 90x/i
- Mengkolaborasi dengan - Kemerahan sudah
tim kesehatan lainnya berkurang
dalam pemberian - Klien tidak meringis lagi
antibiotik - Pus sudah berkurang
A : Masalah sebagian
teratasi
P : intervensi dilanjutkan

II - Melakukan pengkajian S:
nutrisi dengan seksama - Keluarga klien mengatakan
- Mengauskultasi bising tidak ada makan-makanan
usus tambahan lain selain diitnya
- Memberi makanan cairan O:
perlahan-perlahan - Diit klien MC 6x20 cc
- Menganjurkan klien - Diit habis dimakan
untuk makan buah- - Klien tidak ada makan
buahan makanan tambahan lain
- Kolaborasi dengan ahli - Klien tampak lesu
diit dalam pemberian - Konjungtiva anemis
makanan - BB 50 kg belum bertambah
A : Masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
III - Menciptakan lingkungan S :
yang nyaman - Keluarga klien mengatakan
- Melibatkan keluarga sudah tidak takut lagi
dalam perawatan biasa dengan keadaan perawatan
- Mengurangi kemampuan klien
emosi dan fisik klien O:
- Klien masih tampak
meringis
- Keluarga klien sudah tidak
cemas lagi
- Keluarga klien sudah tidak
bertanya lagi tentang
penyakit klien

A : Masalah sebagian
teratasi
P : intervensi dilanjutkan
IV - Memberikan sistem S:
kantong adekuat, - Keluarga klien
kosongkan kantong mengatakan klien sering
sebelum tidur terbangun dan tidak bisa
- Membiarkan pasien tidur
mengetahui bahwa O:
stoma tidak akan cidera - Klien tampak lesu
bila tidur - Klien masih sering
- Membatasi masukan menguap
makanan / minuman - Klien tidur hanya 6-7
mengandung kafein jam/hari
- Memberi semangat - Sklera tidak ikterik lagi
pada klien, lanjutkan - Kunjungtiva tidak anemis
kebiasaan ritual lagi
sebelum tidur A : Masalah sebagian
- Memberi analgetik teratasi
sesuai indikasi P : Intervensi dilanjutkan.

You might also like