Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Griffin bahwa manajemen adalah seperangkat aktivitas yang
meliputi perencanaan dan pembuatan keputusan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengawasan, yang diarahkan pada organisasi manusia,
keuangan, fisik dan sumber-sumber informasi organisasi dengan maksud
untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi secara efektif dan efisiensi.
Manajemen sarana dan prasarana secara sederhana yaitu proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang menggunakan semua sarana dan
prasarana secara efektif dan efisien. Perlengkapan sekolah atau yang sering
disebut fasilitas sekolah dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu sarana dan
prasarana.
Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang
secara tidak langsung menunjang proses pendidikan di sekolah. Dalam
pendidikan misalnnya lokasi atau tempat, bangunan sekolah, lapangan
olahraga, ruang dan sebagainya. Sedangkan sarana pendidikan adalah semua
perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan
dalam proses pendidikan di sekolah, seperti: ruang, buku, perpustakaan,
labolatorium dan sebagainya.
Dengan demikian harus ada keseimbangan antara komponen-komponen
diatas. Untuk mencapai keseimbangan tersebut, diperlukan pengelola yang
mengerti dan memahami prinsip-prinsip dalam pegelolaan sarana prasarana
sekolah untuk tercapainya tujuan pendidikan tertentu.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud Manajemen Sarana Prasarana dan adminitrasi
institusi ?
b. Apa tujuan Manajemen Sarana Prasarana dan adminitrasi Pendidikan ?
1
c. Apa saja ruang Lingkup Manajemen Sarana Prasarana dan adminitrasi
Pendidikan ?
d. Prinsip-Prinsip Manajemen Sarana Prasarana dan Adminitrasi
pendidikan?
e. Proses-Proses Manajemen Sarana Prasarana dan Adminitrasi
Pendidikan?
f. Macam-macam Manajemen Sarana Prasarana dan Adminitrasi
Pendidikan ?
C. Tujuan
Mahasiswa mampu menjelaskan sarana prasarana dan administrasi
pendidikan yang akan didirikan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2. Adminitrasi institusi
Administrasi sarana merupakan segenap proses penataan yang
bersangkut paut dengan pengadaan, pendayagunaan, dan pengelolaan
sarana pendidikan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif
dan efisien. Sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses
belajar mengajar. Menurut rumusan Tim Penyusun Pedoman Pembakuan
Media Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang
dimaksud dengan sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang
diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun
yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan berjalan lancar,
teratur, efektif, dan efisien.
Perlu dibedakan antara alat pelajaran, alat peraga, dan media
pendidikan. Alat pelajaran adalah semua benda yang dapat dipergunakan
secara langsung oleh guru maupun murid dalam pproses belajar mengajar
(buku tulis, gambar-gambar). Alat peraga adalah semua alat bantu
pendidikan dan pelajaran (benda atau perbuuatan dari yang paling konkrit
sampai yang paling abstrak) untuk mempermudah pemberian pengertian
pada siswa. Media pendidikan adalah perantara proses belajar mengajar
untuk lebih mempertinggi efektivitas dan efisiensi pendidikan, dapat
sebagai pengganti peranan guru.
4
serana dan serana pendidikan yang berkualitas tnggi, sesuai dengan
kebutuhan sekolah, dan dengan dana yang efisien.
2. Untuk mengupayakan pemakaian sarana prasarana sekolah secara tepat
dan efisien.
3. Untuk menupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah,
sehingga keberadaannya selalu dan kondisi siap pakai setiap di perlukan
oleh semua personel sekolah.
5
pembelajaran lain pada satuan pendidikan dinyatakan dalam daftar yang
berisi jenis minimal peralatan yang harus tersedia.
4. Standar jumlah peralatan diatas, dinyatakan dalam rasio minimal jumlah
peralatan perepeserta didik.
5. Standar buku perpustakaan dinyatakan dalam jumlah judul dan jenis
buku diperpustakaan satuan pendidikan.
6. Standar teks buku pelajaran diperpustakaan dinyatakan dalam rasio
minimal jumlah buku teks pelajaran untuk masing-masing mata pelajaran
diperpustakaan satuan pendidikan untuk setiap peserta didik.
7. Kelayakan isi, bahasa, penyajian dan kegunaan buku teks pelajaran
dinilai oleh BSNP dan ditetapkan oleh Peraturan Menteri.
8. Standart sumber belajar lainnya untuk tahap dinyatakan dalam rasio
jumlah sumber belajar terhadap peserta didik sesuai dengan jenis sumber
belajar dan karakteristik satuan pendidikan
9. Standart rasio luas ruang kelas dan luas bangunan per peserta didik
dirumuskan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
10. Standart kualitas bangunan maksimal pada satuan pendidikan dasar dan
menengah adalah kelas B sedangkan pada satuan pendidikan tinggi
adalah kelas A.
11. Pada daerah rawan gempa bumi atau tanahnya labil, bangunan satuan
pendidikan harus memenuhi ketentuan standart bangunan tahan gempa.
12. Standart kualitas bangunan satuan pendidikan mengacu pada ketetapan
Menteri yang menangani urusan pemerintahan dibidang pekerjaan
umum.
13. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan menjadi tanggung jawab
satuan pendidikan yang bersangkutan, serta dilakukan secara berkala dan
berkesinambungan dengan memperhatiakan masa pakai yang ditetapkan
dengan Peraturan Menteri.
6
D. Prinsip-Prinsip Manajemen Sarana Prasarana dan Adminitrasi
pendidikan
Agar tujuan-tujuan manajemen perlengkapan bisa tercapai ada beberapa
prinsip yang perlu di perhatikan dalam mengelola perlengkapan di sekolah,
prinsip-prinsip yang dimaksud adalah :
1. Prinsip Pencapaian Tujuan
Pada dasarnya manajemen perlengkapan sekolah di lakukan dengan
maksud agar semua fasilitas sekolah dalam keadaan kondisi siap pakai.
Oleh sebab itu, manajemen perlengkapan sekolah dapat di katakan
berhasil bilaman fasilitas sekolah itu selalu siap pakai setiap saat, pada
setiap seorang personel sekolah akan menggunakannya.
2. Prinsip Efisiensi
Dengan prinsip efisiensi semua kegiatan pengadaan sarana dan prasarana
sekolah di lakukan dengan perencanaan yang hati, sehingga bisa
memperoleh fasilitas yang berkualitas baik dengan harga yang relatif
murah. Dengan prinsip efisiensi berarti bahwa pemakaian semua fasilitas
sekolah hendaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat
mengurangi pemborosan. Maka perlengkapan sekolah hendaknya di
lengkapi dengan petunjuk teknis penggunaan dan pemeliharaannya.
Petunjuk teknis tersebut di komunikasikan kepada semua personil
sekolah yang di perkirakan akan menggunakannya. Selanjutnya, bilaman
di pandang perlu, di lakukan pembinaan terhadap semua personel.
3. Prinsip Administratif
Di Indonesia terdapat sejumlah peraturan perundang-undangan yang
berkenaan dengan sarana dan prarana pendidikan sebagai contoh adalah
peraturan tentang inventarisasi dan penghapusan perlengkapan milik
negara. Dengan prinsip administratif berarti semua perilaku pengelolaan
perlengkapan pendidikan di sekolah itu hendaknya selalu memperhatikan
undang-undang, peraturan, instruksi, dan pedoman yang telah di
berlakukan oleh pemerintah. Sebagai upaya penerapannya, setiap
penanggung jawab pengelolaan perlengkapan pendidikan hendaknya
7
memahami semua peraturan perundang-undangan tersebut dan
menginformasikan kepada semua personel sekolah yang di perkirakan
akan berpartisipasi dalam pengelolaan perlengkapan pendidikan.
4. Prinsip Kejelasan Tanggung Jawab
Di Indonesia tidak sedikit adanya kelembagaan pendidikan yang sangat
besar dan maju. Oleh karena besar, sarana dan prasarananya sangat
banyak sehingga manajemennya melibatkan banyak orang. Bilaman hal
itu terjadi maka perlu adanya pengorganisasian kerja pengelolaan
perlengkapan pendidikan. Dalam pengorganisasiannya, semua tugas dan
tanggung jawab semua orang yang terlibat itu perlu dideskripsikan
dengan jelas.
5. Prinsip Kekohesifan
Dengan prinsip kekohesfan berarti manajemen perlengkapan pendidikan
di sekolah hendaknya terealisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah
yang sangat kompak. Oleh kerena itu, walaupun semua orang yang
terlibat dalam pengelolaan perlengkapan itu telah memiliki tugas dan
tanggung jawab masing-masing, namun antara satu dengan yang lainnya
harus selalu bekerja sama dengan baik.
8
pengadaan, pendistribusian, penggunaan dan pemeliharaan, inventarisasi, dan
penghapusan sarana dan prasarana pendidika. Dalam makalah ini tentu tidak
mungkin membahasnya secara keseluruhan dan rinci. Berikut ini hanya
dibahas tiga hal sangat penting, yaitu: pengadaan sarana dan prasarana,
pemeliharaan sarana dan prasarana, penghapusan sarana dan prasarana
sekolah.
Akhir- akhir ini banyak sekali uraian tentang langkah-langkah
manajemen sarana prasarana sekolah sebagaimana di kemukakan oleh para
teoritisi penggelolaan perlengkapan pendidikan. Stoops dan Johnson (1967)
pernah menggungkapkan bahwa langkah-langkah manajemen sarana
prasarana pendidikan itu meliputi analisis kebutuhan, analisis anggaran,
seleksi, penetapan kebutuhan, pembelian, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pemakaian, inventarisasi dan pemeliharaan. Sementara pakar
manajemen pendidikan lainnya menyimpulkan bahwa manajemen sarana
prasarana pendidikan disekolah itu meliputi analisis dan penyusunan
kebutuhan, pengadaan, penyaluran, pemakaian dan pemeliharaan,
inventarisasi dan penghapusan.
Kegiatan seperti analisis dan penyusunan kebutuhan, pembelian,
penerimaan perlengkapan sekolah yang pada dasarnya dilakukan oleh
pengelola perlengkapan pendidikan sebagai perencanaan pengadaan
perlengkapan. Oleh karena itu, semua kegiatan tersebut dapat dikategorikan
dengan pengadaan perlengkapan pendidikan. Begitu perlengkapan sekolah
yang diadakan itu diterima, lalu semuanya disimpan untuk di distribusikan
kepada unit-unit yang akan memakainya. Sementara dipakai, semua
perlengkapan sekolah hendaknya selalu dipelihara, sehingga secara
keseluruhan dalam keadaan siap pakai. Selanjutnya secara periodik semua
perlengkapan sekolah tersebut di inventarisasikan. Apabila dalam
inventarisasinya ternyata ada sejumlah perlengkapan yang sudah tidak layak
pakai maka perlu dilakukan penghapusan. Pada gilirannya nanti, semua hasil
inventarisasi dan penghapusan tersebut dijadikan analisis kebutuhan untuk
pengadaan perlengkapan sekolah pada masa berikutnya.
9
1. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengadaan sarana dan prasarana sekolah biasanya dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan pendidikan program
sekolah, menggantikan barang-barang yang rusak, hilang, di hapuskan,
atau sebab-sebab lain yang dapat di pertanggung jawabkan. Dengan
pengadaan tersebut diharapkan dapat menjaga tingkat persediaan barang
setiap tahun anggaran mendatang. Berkenaan dengan pengadaan sarana
dan prasarana pendidikan di sekolah ada tiga hal yang perlu dipahami.
Pertama, bahwa pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah
harus melalui perencanaan yang hati-hati. Kedua, bahwa banyak cara
dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah. Ketiga,
bahwa pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus
diadministrasikan dengan tertib, sehingga semua pegeluaran uang yang
berkenaan dengan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah itu dapat dipertanggungjawabkan baik kepada Pemerintah,
Yayasan Pembina, maupun masyarakat.
10
2) Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk
periode tertentu, misalnya untuk satu triwula atau satu tahun
ajaran.
3) Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan
perlengkapan yang tersedia sebelumnya.
4) Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran
sekolah yang tersedia. Apabila dana yang tersedia tidak
mencukupi untuk pengadaan semua kebutuhan itu, maka perlu
dilakukan seleksi terhadap semua kebutuhan perlengkapan yang
telah direncanakan dengan melihat urgensi setiap perlengkapan
yang dibutuhkan. Semua perlengkapan yang urgen segera
didaftar.
5) Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan yang
urgen dengan dana atau anggaran yang tersedia, maka perlu
dilakukan seleksi lagi dengan cara membuat skala prioritas.
6) Penetapan rencana pengadaan akhir.
11
1) Pengadaan perlengakapan dengan cara membeli, baik secara
langsung di Pabrik, di Toko, maupun melalui pemesanan
terlebih dahulu.
2) Pengadaan perlengkapan dengan cara mendapatkan hadiah atau
meminta sumbangan kepada orang tua murid, lembaga-lembaga
sosial tertentu yang tidak mengikat.
3) Pengadaan perlengkapan dengan cara tukar menukar barang
lebih yang dimiliki sekolah dengan barang lain yang belum
dimiliki sekolah.
4) Pengadaan perlengkapan dengan cara meminjam/menyewa.
12
b. Ditinjau dari waktu pemeliharaannya ada dua macam pemeliharaan
sarana dan prasarana pendidikan di sekolah:
1. Pemeliharaan sehari-hari, Sepeti menyapu, mengepel lantai,
membersihkan pintu.
2. Pemeliharaan berkala, misalnya pengontrolan genting,
pengapuran tembok
13
1. Penyusunan alokasi barang;
2. Pengiriman barang;
3. Penyerahan barang.
14
sarana pendidikan yang apabila dipakai satu kali atau beberapa kali
bisa habis dipakai atau berubah sifatnya.
b. Sarana Pendidikan yang Tahan Lama.
Sarana pendidikan yang tahan lama, yaitu kesekuruhan bahan atau
alat yang dapat digunakan secara terus-menerus dalam waktu relatif
lama, sepeti bangku, kursi, mesin tulis, computer, dan peralatan
keluarga.
2. Ditinjau dari Bergerak Tidaknya Pada Saat Digunakan.
a. Sarana Pendidikan yang Bergerak.
Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang
bisa digerakkan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan
pemakaiannya, seperti lemari arsip, bangku, dan kursi yang bisa
digerakkan atau dipindahkan ke mana saja.
b. Sarana Pendidikan yang Tidak Bergerak.
Sarana pendidikan yang tidak bergerak, yaitu semua sarana
pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk
dipindahkan, seperti tanah, bangunan, sumur, dan menara, serta
saluran air dari PDAM/semua yang berkaitan dengan itu seperti
pipanya, yang relatif tidak mudah untuk dipindahkan ke tempat-
tempat tertentu.
3. Ditinjau dari Hubungannya dengan Proses Belajar Mengaajar
Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua jenis
sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung
digunakan dalam proses belajar mengajar, seperti kapur tulis, spidol (alat
pelajaran), alat peraga, alat praktik, dan media/sarana pendidikan yang
lainnyayang digunakan guru/dosen dalam mengajar. Kedua, sarana
pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses
belajar mengajar, seperti lemari arsip di kantor.
Adapun prasarana pendidikan bisa diklasiifikasikan menjadi dua macam.
Pertama, prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk
proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang
15
praktik ketrampilan, dan ruang labolatorium. Kedua, prasarana
pendidikan keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar
mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya belajar
belajar mengajar, seperti ruang kantor, kantin, masjid/mushala, tanah,
jalan menuju lembaga, kamar kecil, rang usaha kesehatan, ruang guru,
ruang kepala sekolah dan tempat parkir kendaraan.
Sarana dan prasarana pendidikan dalam lembaga pendidikan islam
sebaiknya dikekola dengan sebaik mungkin sesuai ketentuan-ketentuan
berikut ini:
1. Lengkap, siap dipakai setiap saat, kuat dan awet.
2. Rapi, indah, bersih anggun, dan asri sehingga menyejukkan
pandangan dan perasaan siapapun yang memasuki kompleks
lembaga pendidikan islam.
3. Kreatif, inovatif, responsive, dan variatif sehingga dapat merangsang
timbulnya imajinasi peserta didik.
16
BAB III
PROFIL KAMPUS
A. SEJARAH
Pada tahun 1983, Yayasan STIKES X menyelenggarakan program
khusus D-III Keperawatan, yang perkuliahannya dilaksanakan di Gedung
DPD Golkar Kota X di Jalan Dhoho X
Seiring berkembangnya waktu dan semakin tingginya kepercayaan
masyarakat terhadap Yayasan X Kediri, pada tahun 1988 dibangun
Gedung Perkuliahan di Jalan Soekarno-Hatta X. Sementara Kampus baru
masih dalam tahap pembangunan, perkuliahan dilaksanakan di RSUD X.
Pada tahun 1989, gedung perkuliahan selesai dibangun dan semua
kegiatan akademik dipindahkan di gedung baru. Selanjutnya mengingat
tingginya kebutuhan Praktisi Tenaga Kesehatan Lingkungan maka pada
tahun 1992/1993 didirikan Akademi baru bernama Akademi Penilik
Kesehatan Teknologi Sanitasi (APK-TS) berdasarkan SK Menkes Rl
Nomor:HK.00.06.1.1.2577.
Pada tahun 1992 berdasarkan SK Menkes Rl Nomor :
HK.00.06.1.1.3594 APK-TS berubah menjadi Akademi Kesehatan
Lingkungan (AKL).
Dalam perjalanannya berdasarkan masukan Stake Holder di
lapangan tentang kebutuhan tenaga Ahli Gizi, maka pada tahun 1994
didirikan Akademi Gizi X berdasarkan SK Menkes Rl Nomor :
HK.00.06.1.2.1659.
Dalam rangka menggali potensi dan partisipasi masyarakat serta
untuk memenuhi kebutuhan tenaga bidan di wilayah Kabupaten X dan
sekitarnya, pada tahun 2000 didirikan Akademi Kebidanan X berdasarkan
SK Menkes Rl Nomor: HK.00.06.1.3.1050.
Dengan modal semangat yang tinggi, serta didukung oleh sarana
dan prasarana yang lengkap, tenaga dosen dan administrasi dengan jumlah
dan kualifikasi yang memadai maka pada tanggal 31 Oktober 2005
berdasarkan SK Mendiknas Rl Nomor. 164/D/O/2005 dan rekomendasi
PPSDM Depkes Rl Nomor: HK.03.2.4.1.03862 berdiri STIKES X dengan
program studi:
1. S1 llmu Keperawatan
2. D-IIIKeperawatan (perubahan bentuk dari Akademi Keperawatan)
3. D-lll Kebidanan (perubahan bentuk dari Akademi Kebidanan)
Selanjutnya berdasarkan SK Dirjen Dikti No. 1042/D/T/2009, STIKES
X memiliki satu prodi baru yaitu D-IV Bidan Pendidik. Sehingga sampai
17
dengan saat ini pendidikan yang diselenggarakan oleh Yayasan X terdiri
dari:
1. STIKES X dengan 4 (empat) Prodi yang tersebut diatas.
- S1 llmu Keperawatan (Terakreditasi BAN-PT)
- D-III Keperawatan (Akreditasi A Kemenkes RI)
- D-lll Kebidanan (Terakreditasi A Kemenkes RI)
- D-IV Bidan Pendidik (Terakreditasi BAN-PT)
2. Akademi Kesehatan Lingkungan (Terakreditasi B Depkes RI)
3. Akademi Gizi (Terakreditasi A Kemenkes RI)
18
C. SARANA DAN PRASARANA
1. Fasilitas Pendididkan
Kualifikasi Dosen : D4 Keperawatan, D4, S1 & S2 Kebidanan, S1
Keperawatan, S2 Keperawatan, S2 Keperawatan dan Spesialis
Keperawatan, S2 dan S3 Kesehatan dan Sarjana Lain sesuai
dengan bidangnya
Ruang Kuliah ber-AC
Laboratorium : Keperawatan, Kebidanan, Kimia, Biomedik,
Kesehatan Lingkungan, Gizi, Bahasa dan Komputer
Perpustakaan dengan fasilitas internet, Sistem Outomasi dan
Katalog Online
Lahan Praktek : Rumah Sakit Tipe A dan B, puskesmas, Bidan
Praktek dan daerah Binaan
Bea Siswa bagi mahasiswa berprestasi dari Yayasan X
Bea Siswa dari Kopertis
Pelayanan Kesehatan Masyarakat (KHHC)
Unit Kegiatan Mahasiswa (Musik, Olahraga, Tari, dll)
Mushola
Lokasi : Kampus strategis berada di jalur kendaraan umum dan
biaya hidup murah
D. LABORATORIUM
Laboratorium-laboratorium STIKES X :
1. Laboratorium Keperawatan
2. Laboratorium Kebidanan
3. Laboratorium Mikrobiologi
4. Laboratorium Gizi
5. Laboratorium Bahasa
6. Laboratorium Komputer
19
E. PERPUSTAKAAN
a. Tugas pokok
Unit perpustakaan mempunyai tugas pokok melaksanakan
pelayanan perpustakaan di lingkungan STIKes berdasarkan kebijakan
yang telah ditetapkan oleh Ketua STIKes.
b. Tanggung Jawab
Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Unit Perpustakaan menyelenggarakan fungsi :
1. Merencanakan pelaksanaan, mendokumentasikan dan mengevaluasi
pelayanan perpustakaan
2. Merencanakan pelaksanaan, mendokumentasikan dan mengevaluasi
penatausahaan perpustakaan
c. Uraian Tugas
1. Membuat perencanaan strategik kegiatan-kegiatan perpustakaan
2. Mengelola sumber-sumber informasi penunjang kegiatan akademik
yang ada di lingkungan STIKes
3. Melakukan koordinasi kegiatan tata usaha perpustakaan
4. Melakukan koordinasi kegiatan pelayanan sirkulasi dan referensi
perpustakaan
5. Melakukan koordinasi pengelolaan teknis kegiatan perpustakaan
6. Melakukan pembinaan dan usaha pengembangan sumber daya
manusia yang terdiri dari pustakawan dan pegawai perpustakaan
7. Merancang, merencanakan, melaksanakan dan mengembangkan e-
library (perpustakaan digital)
8. Melaksanakan kerjasama dengan pihak-pihak terkait
9. Melaksanakan sirkulasi peminjaman, pengembalian bahan pustaka
dan pendaftaran anggota
10. Membuat sistem penulisan surat, laporan, pembukuan dan
inventarisasi kantor, serta sistem pengarsipan
11. Melakukan layanan referensi dan membuat statistik
sirkulasi/referensi
20
12. Mengambil bahan koleksi yang telah rusak untuk diserahkan kepada
bagian pemeliharaan
13. Memberikan informasi umum dan khusus misalnya penggunaan
dokumen dan konsultasi
14. Membantu penelusuran dokumen dan penggunaan katalog
15. Merancang, memelihara, dan mengembangkan sistem web internet
di perpustakaan
16. Memfasilitasi pencarian bahan pustaka dan referensi melalui akses
internet
17. Menyusun laporan rutin : tiap bulan, tiap tri wulan, dan akhir tahun
sesuai dengan kalender akademik
18. Melakukan tata arsip, tata persuratan dan statistik perpustakaan
19. Mengagendakan surat masuk dan keluar, mengarsip, mengetik
perpustakaan
20. Mendata buku baru baik yang berupa pembelian, hadiah maupun
buku pengganti
21. Mendata skripsi dan karya ilmiah lainnya sekaligus mengolahnya
F. ADMINISTRASI UMUM
Bagian Administrasi Umum (B.A.U) di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKES) “X” dibawah dan bertanggung jawab kepada
Pembantu Ketua II dalam melaksanakan tugasnya.
Bagian Administrasi Umum (B.A.U) mempunyai tugas
memberikan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh civitas
akademika Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) “X”.
21
Untuk mencapai tujuan pendidikan, STIKES “X” maka disusunlah
peraturan-peraturan akademik yang merupakan ketentuan yang mengikat
semua civitas akademika (Dosen, Karyawan, Mahasiswa, Orang Tua,
Stakeholder maupun pihak-pihak lain yang menjalin kerja sama dengan
STIKES “X”). Dengan disusun peraturan akademik pendidikan yang
diselengarakan dapat berjalan lancar dengan visi, misi dan tujuan
pendidikan yang diharapkan.
H. TENAGA PENDIDIK
22
6. Esa Risi Suazini, Amd. Keb., S. KM., M. KM
7. Intan Rina Susilawati, S. ST
8. Rosita Alvia, S. ST
9. Titi Purwitasari Handayani, S. ST
10. Fitri Hanriyani, S. ST
11. Lina Humaeroh, S. ST
12. Ernawati, S.ST
13. Lina Marlina, AMK
14. Naning Suryani, S. ST
15. Siti Nurhayati, S. ST
23
4. Wahyudin, S. Kp., M. Kes
Program Studi D3 Analis Kesehatan, ada 7 tenaga pendidik:
1. Titin Supriatin, S. Pd.Kim., M. P. Kim
2. Gina Nafsa Mutmaina, S. ST
3. Nenden Sumartini, S. Pd.Kim., M. P. Kim
4. Dadang, S. Si., M. Si
5. Wahyu Mulyana, S. Pd.Kim., M. P. Kim
6. Muslih Abdul Mujib, S. Si., M. Si
7. H. Sujudiana, S. Pd
I. KEUANGAN
JENIS JUMLAH
Pendapatan SPP 11,979,107,000
Pendapatan sumbangan wajib 216,960,000
Pendapatan sumbangan 180,260,000
pengembangan
Pendapatan administrasi 41,675,000
Pendapatan skripsi 197,787,000
Pendapatan Ners 452,255,000
Pendapatan semester pendek 138,185,000
Pendapatan yudisium 36,400,000
Pendapatan penjualan seragam, jas 32,655,000
lab.
Pendapatan pelantikan 46,288,000
24
J. KRS ( KARTU RENCANA STUDY)
Kartu Rencana Studi
Sop Pengisian KRS dan Pembayaran Mahasiswa
1. Mahasiswa konsultasi dengan Penasehat Akademik (PA).
2. PA menentukan jumlah SKS yang diambil dan jumlah pembayaran
3. Mahasiswa membayar ke Bank Muamalat Cabang X menggunakan
blanko dari Bank
4. Blanko pembayaran diserahkan ke Biro Keuangan (BAF)
5. Kunjungi web resmi STIKES X
6. Klik link Kartu Rencana Studi (KRS) yang ada disebelah kanan
halaman website di widget LINK INTERNAL
7. Untuk mengisi formulir ini, Anda harus memiliki akun di Google
8. Isilah mata kuliah sesuai dengan semester yang akan Anda tempuh
9. Klik di sini untuk membuka formulir KRS.
25
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran
26
pendidikan dan dapat memacu peserta didik yang tidak pandai secara
akademis.
27