Professional Documents
Culture Documents
Definisi
- Bentuk terberat dari reaksi alergi obat dan kegawat daruratan yang potensial
mengancam jiwa.
- Reaksi hipersensitivitas yang berat secara general ataupun sistemik
- Ana : jauh dari
- Phylaxis : perlindungan
Reaksi anaphylaxis
Epidemiologi
Insidensi :
Obat :
- Penicilin
- Insulin
- Antitoxin
Venom
- Wasp
- Hornet
- Ant stings
Makanan :
- Seafood
- Kacang
Diagnosis
- gejala sistemik atau gejala umum yang terjadi beberapa detik atau menit setelah dari
allergen ataupun pencetus
- lab finding : indikasi kehadiran IgE : antibody yang di suspect causative agent , plasma
histamin meningkat.
Differential diagnosis
1. Reaksi vasovagal
2. Infark miokard acute
3. Reaksi histerik
4. Sindrom angioderm
5. Sindrom karsinoid
6. Hipoglikemia
Prevention
Pasien yang pernah mengalami reaksi anaphylaxis memiliki risiko terjadinya hal yang sama
bila terpapar oleh hal yang serupa pula
Edukasi :
- Informasi penyakit
- Riwayat alergi obat sebelumnya
- Indikasi pemberian
- Riwayat alergi obat sebelumnya
- Muncul reaksi
- Setelah penyuntikan observasi pasien
1. Diberikan epinephrine 1:1000 : 0,01 ml- 0,03 ml /kgBB melalui subkutan setiap 25-
20 menit sampai 3-4 kali.
2. Jika kondisi memburuk naikan dosis sampai 0,5 ml , namun harus diperhatikan jika
ada kelainan jantung.
3. Jika pencetus : alergen : suntikan immunotherapy , penisilin, sengatan serangga, maka
berikan epinephrin 1:1000 0,3 ml /kgBB dibekas tempat suntikan untuk absorbsi
alergen.
1. Sistem pernapasan
- Jika ada edema laring maka lakukan trakeostomi , namun efek sampingnya dapat
menyebabkan iritas pada dinding laring.
- Oksigen 4-6 L/ menit
- Bronkodilator : jika terdapat gejala asma berupa salbutamol, dan aminofilin, diberikan
selama kurang lebih 15 menit.
2. Sistem kardiovaskular
- Jika terjadi shock : berikan cairan kristaloid ( Nacl 0,9 % ) dan koloid ( plasma,
dekstran 0,5-1 l )
- Oksigen mutlak
- Beri natrium bikarbonat jika terjadi asidosis metabolik.
Komplikasi
Prognosis
dyspnea
O2 turun
swelling
BP 02 turun
Upper Deeper
menurun
dermis: dermis
urtikaria
Penurun Kerusakan
angioede stridor an jaringan
ma kesadara
n
FARMAKOLOGI
Anti Histamin
Histamin : merupakan mesenger kimiawi yang memerantarai daerah respon cellular yang
luas, termasuk reaksi alergi dan peradangan, sekresi asam lambung, dan kemungkinan
neurotransmisi bagian otak.
Lokasi : ada pada semua jaringan terutama : paru-paru, kulit, dan saluran pencernaan.
Sintesis : perubahan histidine yang dibantu oleh enzim dekarboksilase menjadi histamin.
Reseptor H1 :
Reseptor H1 & H2 :
- sistem kardiovaskular
- kulit
Reseptor H2 : lambung
ANTI HISTAMIN
Aminophyllin
Merupakan obat golongan anti asthmatic. Termasuk obat metilxantin. Ada 3 metilxantin yang
penting adalah teofilin, teobromin, dan kafein. Aminophyllin merupakan preparat
teofilinyang sering digunakan untuk tujuan teurapetik.
a. Struktur
o Teofilin = 1,3 dimetil-xantin
o Teobromin = 3,7 dimetil-xantin
o Kafein = 1,3,7-trimetil-xantin
b. Farmako dinamik
Efek pada susunan saraf pusat
Efek kardiovaskular
Efek saluran cerna
Efek pada ginjal
Efek pada otot polos
Efek pada otot rangka.
c. Mekanisme aksi
Kortikosteroid
Kortikosteroid telah digunakan untuk mengobati asma sejak 1950 dan dianggap bekerja
melalui efek anti inflamasi yang luas. Yang diperantarai inhibisi pembentukan sitokin sitokin
inflamatorik.
a. Mekanisme Aksi
b. Indikasi
Meredakan bersin;
Rinorea;
Ruam dan;
Kognesi nasal
c. Kontra Indikasi
DM
Tukak duodenum
Infeksi Berat
Hipertensi
d. Efek samping
Bersin;
Sakit kepala;
Epistaksis dan;
Infeksi jarang oleh candida albicans.
e. Obat kortikosteroid Nasal
Beklometason;
Budesonid;
Siklesonid;
Flunisolid;
Flutikason;
Mometason;
Triamsinolon.
f. Sediaan
Oral
Parental (IV, IM)
Topikal kulit/mata (saleo, krim, lotion)
Aerosol
g. Dosis
h. Pemakaian Klinis
Dimulai dengan dosis oral 30 – 60 mgpredison perhari atau dosis intravena 1
mg/kg metil prednisolon setiap 6 – 12 jam.
Dosis harian diturunkan setelah obstruksi saluran napas membaik.
Pada sebagian pasian terapi kortikosteroid stemik dapat dihentikan dalam 7 –
10 hari, tetapi ada juga yang memburuk ketika diturunkan dosisnya.
Karena penekanan adrenal oleh kortikosteroid berikatan dengan dosis dan
karena sekresi kortikosteroid endogen memiliki variasi diural, kortikosteroid
biaanya diberikan pada saat pagi hari setelah sekresi hormon
adrenokortikotropik endogen memuncak.
Namun untuk mencegah asma malam hari, kortiko steroid oral atau inhalan
paling efektif jika diberikan malam hari.
Dosis harian rata rata 4 semprotan 2 kali sehari beklometason (400 mcg/hari)
Kortikostreid inhalan tidak bersifat menyembuhkan, jadi jika di hentikan
pemakaian maka akan terjandi kekambuhan lagi bahkan setelah 2 tahun atau
lebih diberi dosis tinggi.
Maka dari itu kortikosteroid inhalan dijuluki “controller” . efektif jika
digunakan.
Beklometason
a. Kontraindikasi
Hipersensitivitas;
Acute infeksi yang tidak terkontrol oleh antimikroba kemoterapi.
b. Farmako kinetik
o Absorbsi : Mudah diserap setelah aplikasi lokal.
o Distribusi : secara cepat ke jaringan tubuh.
o Metabolisme : Utama di hati dan ada juga di jaringan lain seperti pencernaan
dan paru – paru.
o Eksresi : Utama di Urin dan ada juga di feces.
c. Nama dagang
Becloment Easyhaler;
Becloment nasal aqua;
Beconase;
Cleniderm;
Cyclosom.
Autonomic Drugs
Definisi
Prototype obat kelompok adrenergic. Bronkodilator kerja cepat yang efektif
untuk penyakit asma. Agonis direseptor α dan β untuk vasokontriktor kuat dan
perangsang jantung. Adrenergic agent yang merupakan bagian dari adrenoreceptor
agonist.
Indikasi
Epinephrine 1:1.000.
- Pengobatan dan pencegahan dari serangan jantung.
- Stimulate the heart in syncope.
- Resusitasi dalam serangan jantung.
- Jarang digunakan sebagai vasopressor, kecuali dalam pengobatan syok
anafilaxis.
Epinephrine 1:10.000
- Emergency treatment of acute hypersensitivity (reaksi anafilaktoid terhadap
obat, animal serums, sengatan serangga dan allergen lainnya)
- Untuk mengurangi gejala-gejala serum sickness, urticaria, angioneurotic
edema dan respiratory distress akibat bronkospasm.
Kontraindikasi
Cardiac dilatasi.
Insufisiensi coronary.
Shock during general anesthesia.
Organic brain damage.
Diabet.
Hipertensi.
Cardiovascular disorder.
Efek Samping
Sediaan
Parenteral: 1: 1.000 (1mg/ml) untuk SC dan IM. 1:2.000 (0.5mg/ml).
1:10.000 (0.1mg/ml) untuk IV dan 1:100.000 (0.01mg/ml).
Autoinjector Parenteral: 1:1.000 (1mg/ml) dan 1:2.000 (0.5mg/ml).
Oftalmik: obat tetes mata (0.1, 0.5, 1 dan 2%).
Hidung: obat tetes dan semprot (0.1%).
Aerosol untuk bronkospasm: 0.22mg/semprot. Larutan untuk aerosol nebulizer
(1:100).
Overdose
Vomitting, headache dan dysnpnea.
MOA
Untuk MOA dari obat epinephrine, efeknya tergantung dari berikatan dengan
reseptor epinephrine yang mana. Karena setiap reseptornya target organ dan efeknya
akan berbeda.
Farmakokinetik
Absorpsi
- Oral: tidak efektif karena tidak mencapai dosis terapi.
- SC: absorpsi lambat, karena vasokontriksi local.
- IM: absorpsi cepat.
- Inhalasi: efek terbatas, terutama saluran pernafasan.
Biotransformasi dan Sekresi
- Degradasi terjadi dalam hati.
- Biotransformasi dimulai oleh enzim COMT dan MAO, dan cepat
diinaktivasi oleh hati kembali.
- Sekresi dengan urine.
Theurapetic Gasses
Manfaat
Pada pasien PPOK, dapat mengurangi sesak nafas saat aktivitas,
meningkatkan kemampuan beraktivitas.
Memperbaiki hemodinamik paru.
Menurunkan cardiac output.
Meningkatkan fungsi jantung.
Memperbaiki fungsi neurpsikiatrik.
Memperbaiki metabolism otot.
- Angina.
- Infark miokard tanpa komplikasi.
- Sesak nafas tanpa hipoksemia.
Terapi Oksigen Jangka Panjang
PPOK dan kor pulmonal.
Rekomendasikan untuk pemberian O2 dan Fi O2 24-28% dan dapat
ditingkatkan secara bertahap.
Kontraindikasi
Pasien yang tidak menerima terapi yang adekuat.
Pasien dengan keterbatasan jalan nafas yang berat dengan keluahan utama
tetap dengan Pa O2 60mmHg dan tidak mempunyai hipoksa kronik.
Pasien yang meneruskan merokok, karena kemungkinan prognosis yang buruk
dan dapat meningkatkan resiko kebakaran.
Reseptor Adrenergik
Crystalloid
Merupakan cairan elektrolit yang mengandung molekul besar, merupakan saline. contoh =
ringger laktat, ringger solution.
a. Mekanisme kerja
Berpindah dari intravaskular ke interstisial, kemudian di distribusikan ke
kompartement ekstravaskular.
Hanya 25% cairan dari pemberian awal yang berada di intravaskular sehingga
membutuhkan volume 3-4 kali dari volume plasma yang hilang.
Untuk meningkatkan volume ekstrasel.
Jika berlebihan bisa menyebabkan edema otak dan tekanan intrakranial.
Ringger laktat
a. Farmako Dinamik
Mengandung kosentrasi isotonik dalam air intuk injeksi.
Diberikan untuk penggantian cairan ekstraseluler dan elektrolit.
Setiap 100 mL larutan mengandung 600 mg klorida, anhydrous sodium lactate
310 mg, potasium chloride 30 mg dan kalsium dihidrate 20 mg.
b. Penyimpana pada suhu 25 derajat.
c. Efek samping
Reaksi alergi contoh localised dan generalisata urticaria dan pruritus.
Periorbital, wajah oedema.
Batuk, bersin, dan kesulitan bernafas.
d. Kontra Idikasi
Pasie dengan gagal jantung kongestif, hiperkalemia, insufisiensi ginjal berat.
e. Perhatian khusus
Tidak diberikan bersamaan dengan transfusi darah melalui set pemberian yang
sama karena resikokoagulasi.
Tidak digunakan untuk asidosis laktat.
Tidak digunakan untuk kehamilan.
f. Dosis :
Dosis tergantung pada usia, berat badan, dan keadaan klinis.
Diberikan secara intra vena infus.
Digunakan sebagai pengganti cairan dan elektrolit.
Koloid
Merupakan cairan yang terdiri dari elektrolit dan makromolekul, terdiri dari albumin dan
plasma.
Contoh : Dextran dan gelatine.
Fungsi :
Resusitasi cairan pada penderita dengan syok hemorragic sebelum transfusi tersedia.
Resusitasi cairan pada hiperalbuminemia berat, contoh : Luka bakar.
Spesific Immunotherapy
Merupakan bentuk treatment jangka panjang yang dapat menurunkan gejala allergic
rhinitis, allergic asthma, conjunctivis hipersensitivitas, sengatan serangga.
Indikasi
Allergic rhinitis dan asthma yang
- Membutuhkan obat dosis tinggi
- Multiple medication
- Mengalami efek samping obat
Kontraindikasi
- Patient with uncontrolled or severe asthma
- Penyakit kardiovaskular yang signifikan (angina tidak stabil, infark miokard,
hipertensi yang tidak terkontrol
Dosis dan pemberian
- Dosis awal 0,5 ml konsentrasi 1 : 10.000 – 1 : 1.000.000 berat / volume, diberikan
1-2 kali seminggu secara disuntikan selama 6-10 bulan
Patient selection
- Pasien yang tidak bisa tidur
- Mengganggu kualitas kerja / sekolah
Mekanisme
- Produksi sel T regulator untuk pengeluaran sitokin anti inflamasi dan IL-10
- IL-10 berfungsi untuk menurunkan alergen spesifik immunoglobulin E (IgE),
meningkatkan IgG yang berperan untuk respon imun sekunder, menurunkan
pelepasan sitokin proinflamasi dari sel mast, eosinofil, dan sel T
- Menurunkan sel mast, eosinofil, basofil setelah terpapar alergen
- Menurunkan pelepasan mediator (histamin) dari basofil dan sel mast
Efek samping
- Kemerahan dan bengkak ditempat suntikan
- Dapat terjadi peningkatan gejala alergi, bersin, hidung tersumbat, gatal-gatal
- (jarang) reaksi anafilaksis seperti bengkak ditenggorokan, mengi sesak dada,
mual, dan pusing
- Reaksi serius terjadi 30 menit setelah suntik
Patomekanisme
Ani, 10 tahun
Keluar mediator
RHINITIS ALLERGY
permeabilitas vaskular
dikucek
hiperpigmentasi
transversal nasal
bridge (+)
Diberi injeksi obat
Reaksi hipersensitifitas
Keluar mediator
Shock Anafilaktik
Bradikinin&leukotrien
Permeabilitas vaskular↑
Hypovolemia Angioedema
Perfusi jaringan↓
Weakness&Dizzy
BHP
IIMC
1. Q.S Al-Hadid : 22
Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri semuanya
telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sungguh
yang demikian itu mudah bagi Allah.