You are on page 1of 3

Tugas Farmakologi

Nama : Samnil Astuti Fitri


Nim : 1511226006
ANALGETIK DAN ANTIPIRETIK
A. ANALGETIKA
Analgetik adalah obat yang digunakan untuk meredakan rasa nyeri.
Obat analgetik dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu obat golongan opioid
dan NSAID. Golongan Opioid bekerja pada sistem saraf pusat, sedangkan
golongan NSAID bekerja di reseptor saraf perier dan sistem saraf pusat.
1. Tramadol
Tramadol merupakan analgetik yang bekerja di sentral yang
memiliki afinitas sedang pada reseptor mu(μ) dan afinitasnya lemah
pada reseptor kappa dan delta opioid. Obat golongan opioid sendiri
telah banyak digunakan sebagai obat anti nyeri kronis dan nyeri non-
maligna.
Tramadol mengikat reseptor μ-opiod, sehingga menyebabkan
potensi kerja tramadol menjadi lebih rendah bila dibandingkan dengan
morfin. Reseptor opioid akan diaktifkan oleh peptide endogen dan juga
eksogen ligand. Reseptor-reseptor ini terdapat pada banyak organ,
seperti thalamus, amygdala dan juga ganglia dorsalis.
Melalui pengikatan dengan neuron dopaminergik maka akan
memodulasi terjadinya hiperkarbia, hipoksemia, miosis dan juga
pengurangan motilitas pada saluran cerna.
Tramadol memperlambat pengosongan lambung, meskipun
efeknya kecil dibandingkan dengan opioid lain.12 Selain itu, tramadol
juga dapat menyebabkan sensasi berputar, konstipasi, pusing, dan
penurunan kesadaran. Penggunaan tramadol sebaiknya dihentikan bila
didapatkan gejala seperti kejang, nadi lemah, dan kesulitan bernafas.
Dibandingan dengan analgesik NSAID, Tramadol lebih aman
untuk digunakan karena tidak memiliki efek yang serius terhadap
pencernaan, sistem koagulasi, dan ginjal.
2. Ketorolak
Ketorolak merupakan salah satu obat analgetik dari golongan
NSAID yang merupakan suatu grup yang terdiri dari berbagai struktur
kima yang memiliki potensi sebagai antiinflamasi, antipiretik dan
analgetik.
Keuntungan dari penggunaan analgesik ketorolak adalah obat ini
tidak menyebabkan depresi ventilasi atau kardiovascular. Selain itu,
ketorolak hanya memiliki sedikit atau tidak ada efek pada dinamika
saluran empedu, menjadikan obat ini lebih berguna sebagai analgesik
pada pasien spasme gangguan empedu

B. ANTIPIRETIK
Antipiretik adalah obat yang menurunkan suhu tubuh yang tinggi.
Jadi analgetik-antipiretik adalah obat yang mengurangi rasa nyeri dan
serentak menurunkan suhu tubuh yang tinggi. Rasa nyeri hanya
merupakan suatu gejala, fungsinya memberi tanda tentang adanya
gangguan-gangguan di tubuh seperti peradangan, infeksi kuman atau
kejang otot. Rasa nyeri disebabkan rangsang mekanis atau kimiawi, kalor
atau listrik, yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan dan melepaskan
zat yang disebut mediator nyeri (pengantara).
1. Aspirin (asam asetilsalisilat atau asetosal)
Mempunyai efek analgetik, anitipiretik, dan antiinflamasi. Efek
samping utama : perpanjangan masa perdarahan, hepatotoksik (dosis
besar) dan iritasi lambung. Diindikasikan pada demam, nyeri tidak
spesifik seperti sakit kepala, nyeri otot dan sendi (artritis rematoid).
Aspirin juga digunakan untuk pencegahan terjadinya trombus (bekuan
darah) pada pembuluh darah koroner jantung dan pembuluh darah
otak.
2. Asetaminofen (parasetamol)
Merupakan penghambat prostaglandin yang lemah. Parasetamol
mempunyai efek analgetik dan antipiretik, tetapi kemampuan
antiinflamasinya sangat lemah. Intoksikasi akut parasetamol adalah N-
asetilsistein, yang harus diberikan dalam 24 jam sejak intake
parasetamol.
3. Ibuprofen
Mempunyai efek analgetik, antipiretik, dan antiinflamasi, namun
efek antiinflamasinya memerlukan dosis lebih besar. Efek sampingnya
ringan, seperti sakit kepala dan iritasi lambung ringan.
4. Asam mefenamat
Mempunyai efek analgetik dan antiinflamasi, tetapi tidak
memberikan efek antipiretik.

You might also like