You are on page 1of 8

A.

Kondisi Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908

Rusaknya ekonomi Eropa akibat peperangan dan berkembangnya


teknologi pelayaran pada abad ke-15 menyebabkan negara-negara di
Eropa melakukan ekspedisi untuk mencari sumber-sumber ekonomi
baru ke seluruh dunia.

Awal dimulainya penjajahan Belanda di Indonesia dimulai sejak


didirikannya Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) pada tanggal
20 Maret 1602. Sejak VOC berdiri, dimulailah berbagai bentuk
kekerasan yang menimpa rakyat Indonesia. Di berbagai daerah, VOC
melakukan tindakan dengan melaksanakan politik devide et impera
(adu domba), yaitu saling mengadu domba antara kerajan yang satu
dan kerajaan yang lain atau mengadu domba di dalam kerajaan itu
sendiri.

Bangsa Indonesiamakin menderita ketika Daendels (1808–1811) berkuasa.


Penderitaan berlanjut karena Belanda kemudian menerapkan Cultuurstelsel
(tanam paksa).
Penderitaan yang dialami bangsa Indonesia menyadarkan beberapa orang
Belanda yang tinggal atau pernah tinggal di Indonesia. Di antaranya Baron Van
Houvell, Edward Douwes Dekker, dan Mr. Van Deventer. Edward Douwes
Dekker, terkenal dengan nama samaran Multatuli, menulis buku ”Max Havelaar”
pada tahun 1860. Buku ini menggambarkan bagaimana penderitaan rakyat Lebak,
Banten akibat penjajahan Belanda. Mr. Van Deventer mengusulkan agar
pemerintah Belanda menerapkan politik Balas Budi ”Etische Politic”.
Politik Balas Budi bukan untuk kepentingan rakyat Indonesia melainkan untuk
kepentingan pemerintah Belanda.
B. Perintis Kebangkitan Nasional dalam Perjuangan Kemerdekaan
Republik Indonesia

Dokter Wahidin Soedirohusodo merupakan dokter lulusan


STOVIA (Sekolah Kedokteran Jawa). Menurutnya, salah satu cara
untuk membebaskan diri dari penjajahan, rakyat harus cerdas.
Budi Utomo berasal dari kata Sansekerta, yaitu bodhi atau budhi
berarti ”keterbukaan jiwa”, ”pikiran”, ”kesadaran”, ”akal”, atau
”pengadilan”, yang juga bisa berarti ”daya untuk membentuk dan
menjunjung konsepsi dan ide-ide umum”. Adapun perkataan utomo
berasal dari utama, yang dalam bahasa Sanskerta berarti ”tingkat
pertama” atau ”sangat baik”.

C. Mewujudkan Persatuan dan Kebanggaan sebagai Bangsa Wujud


Nilai Kebangkitan Nasional

1. Mewujudkan Persatuan Indonesia

Berdasarkan istilah, persatuan dan kesatuan berasal dari kata satu yang
berarti utuh atau tidak terpecah-belah. Persatuan dapat diartikan
sebagai perkumpulan dari berbagai komponen yang membentuk
menjadi satu. Kesatuan merupakan hasil perkumpulan tersebut yang
telah menjadi satu dan utuh dengan demikian, kesatuan erat
hubungannya dengan keutuhan. Persatuan dan kesatuan mengandung
arti bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi
satu kebulatan yang utuh dan serasi.
Tahap-tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia itu yang
paling menonjol ialah sebagai berikut.

a) Perasaan Senasib

Perasaan senasib sebagai bangsa akan meningkatkan rasa


persatuan dalam seluruh rakyat Indonesia.

b) Kebangkitan Nasional

Kebangkitan nasional adalah sesi pergerakan perjuangan bangsa


Indonesia yang mulai menyadari kondisi dan potensi sebagai suatu
bangsa. Ciri dari kebangkitan nasional adalah perjuangan bangsa
Indonesia lebih diwarnai perjuangan untuk kepentingan nasional
bukan hanya kepentingan daerah.

c) Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda merupakan penegas bagi bangsa Indonesia untuk
mewujudkan sebuah negara yang memiliki identitas dan dicintai
rakyatnya.

d) Proklamasi Kemerdekaan

Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 merupakan


titik puncak perjuangan rakyat Indonesia.

Disepakati mengenai bentuk negara, yaitu negara kesatuan


Republik Indonesia dan masyarakatnya berada dalam satu bangsa yang
terdiri atas berbagai suku/ras/etnis, budaya, agama dan norma-norma
kehidupan yang mencerminkan Bhinneka Tunggal Ika.
Kemunduran jiwa dan semangat kebangsaan pada diri pemuda
menurut laporan dari Kemenpora RI, ada 10 (sepuluh) masalah pada
generasi muda/pemuda:

a. masih maraknya tingkat kekerasan di kalangan pemuda,


b. adanya kecenderungan sikap ketidakjujuran yang makin membudaya,
c. berkembangnya rasa tidak hormat kepada orang tua, guru, dan pemimpin,
nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah sebagai berikut.

1) Nilai Religius

a. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai


dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
b. Hormat dan menghormati serta bekerja sama antara pemeluk
agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-
beda sehingga terbina ke- rukunan hidup.
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

2) Nilai Kemanusiaan

a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan


kewajiban antara sesama manusia.
b. Saling mencintai sesama manusia.
c. Mengembangkan sikap tenggang rasa.

3) Nilai Produktivitas

a. Perlindungan terhadap masyarakat dalam beraktivitas menuju kemakmuran.


b. Sarana dan prasarana yang mampu mendorong masyarakat
untuk kreatif dan produktif.
c. Terciptanya undang-undang untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

4) Nilai Keseimbangan

a. Menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang


proporsional, tidak memaksakan kehendak, saling toleransi,
tolong-menolong, rukun, damai, menghormati, perbedaan
agama dan kepercayaan, persahabatan, serta membela dan
melindungi yang lemah.
b. Keseimbangan antara kehidupan jasmani dan rohani.

e) Nilai Demokrasi
Pilar utama dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa
dalam masyarakat, adalah sebagai berikut.
a. Rasa cinta tanah air.
b. Jiwa patriot bangsa.
c. Tercapainya kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
d. Pemahaman yang benar atas realitas adanya perbedaan dalam
keberagaman.
e. Tumbuhnya kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.

f) Nilai Kesamaan Derajat


Masyarakat menilai bahwa upaya penegakkan HAM yang paling
menonjol adalah penegakan hak mengeluarkan pendapat,
kebebasan beragama, perlindungan dan kepastian hukum, serta
bebas dari perlakuan tidak manusiawi.

g) Nilai Ketaatan Hukum

Setiap warga negara tanpa pandang bulu wajib menaati setiap


hukum dan peraturan yang berlaku. Begitupun terhadap lembaga-
lembaga penegak hukum, agar lebih independen, tidak
terkontaminasi dengan kekuasaan/politik praktis agar adanya
persamaan di depan hukum (equality before the law) dapat
terwujud.
2. Kebanggaan sebagai Bangsa Indonesia
Modal utama untuk tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah persatuan dan kesatuan di antara bangsa
Indonesia

Indonesia negeri zamrud di khatulistiwa, seperti


digambarkan dalam lagu ”Rayuan Pulau Kelapa” karya Ismail
Marzuki. Ada pula lagu pop yang menggambarkan indahnya
Indonesia seperti dinyanyikan Koes Plus yang berudul
”Nusantara” dan ”Kolam Susu”.
Keunggulan-keunggulan yang dimiliki bangsa Indonesia,
di antaranya adalah:

1) Jumlah dan potensi penduduknya yang cukup besar, yaitu


menempati urutan keempat di dunia setelah RRC, India, dan
Amerika Serikat.
2) Semangat Kebangkitan Nasional dan Sumpah Pemuda mendorong
bangsa Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang lepas
dari penjajahan.
3) Memiliki keanekaragaman dalam berbagai aspek kehidupan sosial
budaya, seperti adat istiadat, bahasa, agama, kesenian.
4) Semboyan Bhinneka Tunggal Ika menyatukan bangsa Indonesia
sehingga sekalipun terdapat berbagai keanekaragaman namun
prinsipnya kita tetap satu pandangan.
5) Memiliki tata krama atau keramahan yang tidak dimiliki oleh bangsa
lain sehingga sangat menarik bangsa-bangsa lain di dunia untuk
datang ke Indonesia.

Apa yang telah diperjuangkan dan ditorehkan para pemuda dalam


mendorong Kebangkitan Nasional 1908 akan makin berarti apabila kita
sebagai generasi penerus bangsa mampu menorehkan prestasi di
berbagai bidang.
Upaya mencari kebenaran dari sebuah berita sebaiknya dilakukan,
bertanya pada guru dan orang yang lebih dewasa
Rasa nasionalisme yang tinggi akan membawa kita menjadi
bangsa yang lebih baik dengan terus berkarya dan membangun
kebanggaan untuk bangsa dan negeri tercinta Indonesia.
TUGAS REMEDIAL PKN

DISUSUN OLEH :
NAMA : APRIANI KURNIA PUTRI
NO ABSEN :10
KELAS : VIII.6

SMP NEGERI 1 KALIANDA


LAMPUNG SELATAN
TP. 2017 - 2018

You might also like