You are on page 1of 2

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Amnioskopi adalah pemeriksaan air ketuban yang dilakukan dengan mempergunakan alat
"amnioskope" (alat bening seperti kaca) melalui jalan lahir. Dengan memasukkan alat ini melalui
kanalis servikalis (pintu luar rahim) akan dapat diperhatikan tentang jumlah air ketuban dan
kekeruhan air ketuban. Berkurangnya air ketubah dan kekeruhan menunjukkan bahwa janin
pernah mengalami gangguah pernapasan (asfiksia intrauterin) karena fungsi placenta (ari-ari)
yang kurang sempurna. Tujuan diagnosis yaitu pemeriksaan maturitas paru-paru dan
pemeriksaan kromosom. Tujuan terapi dimaksudkan untuk antara lain dekompresi pada kasus
hidramnion. Kebijakan Amnioskopi : Tindakan amnioskopi yang akan dilakukan harus
dilaporkan kepada konsulen obgin, tindakan amnioskopi dilakukan oleh dokter ahli atau dokter
dibawah pengawasan dokter ahli, setiap tindakan amnioskopi dilakukan di unit maternal instalasi
maternal perinatal. Prosedur Amnioskopi : pasien tidur terlentang, dokter melakukan
pemeriksaan biometri dan viabilitas janin, dokter menentukan dan menandai titik pungsi dan
lain-lain, Indikasi Amniokopi : toksemia, postmaturitas, kesalahan perkembangan intra-uterin,
kecurigaan insufiensi plasenta, diabetes meternal. Kontraindikasi : plasenta previa. Kepentingan
Klinis Bidang : jernih atau seperti susu : normal, kuning : curiga inkompatibilitas rhesus,
penyakit hemolitik bayi baru lahir, hijau : adanya mekonium; curiga hipoksia janin; semakin
homogen dan semakin gelap warna cairan ketuban, semakin lama proses asfiksi sudah
berlangsung; semakin pekat kandungan mekonium (seperti “sup kacang polong”), semakin berat
afiksasinya. Resiko amniostesis sangat kecil : uptur iatrogenik : 1%, nyeri : 5% sebelum cukup
bulan, 25% pada usia cukup bulan atau postmatur. Amnioskopi : Dengan amnioskopi air ketuban
dapat berwarna kuning, hiaju muda, hijau tua. Warna hijau tua menunjukkan bayi dalam keadaan
bahaya ( distress ). Dengan amniocentesis dapat ditentukan umur janin dan sex janin.
3.2 Saran

semoga pembaca mampu memahami apa itu amnioskopi, tujuan amnioskopi,


kebijakan Amnioskopi, prosedur amnioskopi, indikasi, kontraindikasi, kepentingan klinis
bidang, ruangan amnion dan komplikasi sehingga bisa meminimalisir keadaan yang tidak
diinginkan. Namun makalah ini belum sempurna, masih banyak terdapat kekurangan, oleh
karena itu dimohon untuk memberikan kritik dan saran yang membagun bagi makalah ini.

You might also like