You are on page 1of 4

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Tugas Psikologi Persepsi


Sinestesi
Meidy Aisyah
17415004
PENGERTIAN SINESTESI

Sinestesi berasal dari bahasa yunani lama yaitu synaesthesia. Syn berarti bersama dan
aisthesis berarti sensasi. Sinestesi adalah suatu fenomena yang berkaitan dengan keberjalanan suatu
sistem saraf di mana stimulasi yang dirasakan oleh salah satu indera (pengelihatan, pendengaran)
dapat memicu sensasi lain pada indera lainnya. Orang yang merasakan fenomena ini disebut dengan
Synestheses.

Contoh sinestesi:

Ketika saya mendengar lagu dangdut saya dapat merasakan rasa gatal di kulit atau lagu tersebut
dapat saya visualkannya menjadi bentuk totol-totol.

Hanya sebagian kecil dari jenis sinestesia telah dievaluasi dengan penelitian ilmiah.
Kesadaran persepsi synesthetic bervariasi pada setiap orang. Ditulis, pada abad ke 17 ada seorang
tuna netra yang menyatakan mampu mendengar penyakit cacar air, yakni seperti bunyi terompet.
Akan tetapi, hingga akhir abad ke 19, tidak ada penelitian sistematis mengenai sinesthesia. Baru
pada tahun 1883 ilmuwan Inggris, Francis Galton, melakukan penelitian dengan membandingkan
persepsi para sinesthetiker yakni pengidap sinesthesia.

KARAKTERISTIK

Ada dua jenis sinestesia yang dibedakan berdasarkan sensasi yang dirasakan oleh masing-
masing individu, yaitu sinestesia proyeksi dan sinestesia asosiatif. Pada sinestesia proyeksi, orang
yang memproyeksikan akan melihat warna dan bentuk sebenarnya saat dirangsang, seperti yang
biasa diterima sebagai sinestesia; sedangkan pada sinestesia asosiatif orang akan merasakan
hubungan yang sangat kuat dan tak sadar antara stimulus dan rasa yang memicu. Misalnya, dalam
bentuk umum chromesthesia (suara ke warna) orang yang memiliki sinestesia proyeksi dapat
mendengar terompet dan melihat segitiga oranye dalam ruang sementara orang yang memiliki
sinestesia asosiatif mungkin mendengar terompet dan berpikir sangat kuat bahwa kedengarannya
"oranye”.
SINESTESI DAN PENYEBABNYA

Penelitian lebih lanjut menunjukan, sekitar 90 persen penderita kelainan persepsi


sinesthesia adalah wanita. Para peneliti juga menduga, sinethesia adalah penyakit keturunan, akibat
kelainan pada kromosom X. Itulah sebabnya, mayoritas penderitanya adalah wanita. Selain itu,
kebanyakan wanita pengidap sinesthesia tergolong cerdas dan kidal.

Pengidap sinethesia tidak sakit jiwa, hanya saja memiliki kelainan berupa tercampurnya
persepsi pancaindera. Para sinesthetiker ibaratnya menangkap persepsi lingkungan lebih luas
ketimbang orang normal. Kesan yang ditumbulkan dari pencerapan informasi, diolah dalam
spektrum kemungkinan yang lebih lebar. Tidak adanya sebagian pemisah persepsi pancaindera
itulah, yang diduga memunculkan gambaran ganjil tsb. Persepsi pancaindera menjadi bercampur
aduk, sehingga muncul gambaran, kue yang enak itu rasanya segiempat, atau angka lima itu empuk
dan musik rock warnanya merah.

Untuk mengerti lebih jauh fenomena sinethesia tsb, bagian psikologi dan psikiatri sekolah
tinggi kedokteran di Hannover Jerman, melakukan penelitian terhadap sekitar 40 pengidap
sinesthesia. Mula-mula gelombang otaknya direkam dan dibandingkan dengan manusia normal.
Penelitian yang dipimpin prof.Hinderk Emrich itu, juga menanyai responden penelitian menyangkut
pengalaman mereka. Para sinesthetiker secara konsisten menunjukan persepsi yang tetap. Jika
seorang penderita sinesthesia menggambarkan hari Senin dengan warna biru misalnya, bagi mereka
setiap hari Senin warnanya biru. Warna ini tidak muncul di depan matanya, akan tetapi terpatri di
dalam pancainderanya. Prof.Emrich mengharapkan, fenomena ini dapat menjadi kunci, bagi
pengertian mekanisme yang bertanggung jawab atas kesatuan pancaindera manusia.
SUMBER

Van Campen, Cretien (2007). The Hidden Sense: Synesthesia in Art and Science.Cambridge,
Massachusetts: MIT Press

Cyrowic, Richard. (2002). Synesthesia: A union of Senses 2nd Edition Cambridge. MIFF press;
Harrison, John E.; Simon Baron-Cohen(1996). Synaesthesia: classic and contemporary readings.

http://m.kaskus.co.id/thread/000000000000000016327761/synesthesia-suatu-kelainan-yang-unik

You might also like