You are on page 1of 24

RESPIRASI TUMBUHAN

Respirasi berasal dari kata latin yaitu respirare yang berarti bernafas.

Reaksi respirasi merupakan reaksi katabolisme yang memecah molekul-molekul gula


menjadi molekul anorganik berupa CO2 dan H2O (Salisbury, 1995).

Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik


menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah reaksi
redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai
oksidator mengalami reduksi menjadi H2O.

Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi
melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi
kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan.

Respirasi sudah diketahui sejak abad XVIII :

• 1772 J.Priestley : Tumbuhan dapat memurnikan udara kotorkotor

• Lavoisier : RespirasiO2CO2+ H2O

• Ingenhousz : Tumbuhan dan hewan terjadi pertukaranO2danCO2dengan atmosfir.

Secara umum, respirasi karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut:

C6H12O6 + O2 → 6CO2 + H2O + energi

Reaksi di atas merupakan persamaan rangkuman dari reaksi-reaksi yang terjadi dalam proses
respirasi. Reaksi tersebut terlihat sangat sederhana, terlihat seakan respirasi merupakan reaksi
tunggal, sehingga mungkin dapat agak menyesatkan karena respirasi yang sebenarnya
bukanlah reaksi tunggal. Respirasi merupakan rangkaian dari banyak reaksi komponen, yang
masing-masingnya dikatalisis oleh enzim yang berbeda.

Substrat Respirasi:

Substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau
senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya
dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi adalah
intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi.

Substrat respirasi terdiri dari:

 Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel tumbuhan
tinggi.
 Beberapa jenis gula seperti Glukosa, fruktosa dan sukrosa
 Pati
 Lipid
 Asam-asam Organik
 Protein (digunakan dalam keadaan dan spesies tertentu)

Bagian tumbuhan yang aktif melakukan respirasi yaitu bagian yang sedang tumbuh
seperti:

 Kuncup bunga
 Tunas
 Biji yang berkecambah
 Ujung batang
 Ujung akar

Penggolongan Respirasi

Respirasi dapat digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan ketersediaan O2 di udara, yaitu
respirasi aerob dan respirasi anaerob.

1. Respirasi aerob merupakan proses respirasi yang membutuhkan O2 dari udara.

Prosesnya meliputi :

 Absorbsi oksigen,
 Memecah senyawa organik, misal glukosa (KH) menjadi senyawa yang lebih
sederhana (CO2 & H2O),
 Membebaskan energy. Sebagian energi dipakai untuk proses kehidupan,sebagian
hilang sebagai panas.
 Membebaskan CO2 dan H2O

Pada sel yang masih hidup respirasi terjadi pada sitoplasma & mitokondria.

1. Respirasi anaerob merupakan proses repirasi yang berlangsung tanpa membutuhkan


O2. Respirasi anaerob sering disebut juga dengan nama fermentasi. Respirasi anaerob
biasanya terdapat pada tanaman tinggi hanya terjadi jika persediaan O2 bebas di
bawah minimum., pada biji-bijian yang tampak kering (jagung, padi, biji bunga
matahari), buah-buahan yang berdaging seperti buah apel & peer dapat bertahan
berbulan-bulan di dalam penyimpanan, dimana hanya terdapat H & N saja, buah terus
menghasilkan CO2. Hasil respirasi anaerob pd tanaman tingkat tinggi adalah asam
sitrat, asam malat, asam oksalat, asam lartarat, asam susu.

Kurangnya O2 atau kelebihan CO2 tampak pada kegiatan respirasi biji- bijian, akar & batang
yang terpendam dalam tanah. Jika kadar CO2 naik sampai 10 % & kadar O2 turun sampai 0
% maka respirasi terhenti.

Kuosien Respirasi (KR)

Kuosien Respirasi (KR) : angka perbandingan antara volume CO2 yang dibebaskan dengan
volume O2 yang diabsorpsi secara simultan oleh jaringan dalamperiode waktu tertentu pada
suhu & tekanan tertentu.

KR = Vol CO2 : Vol O2


KR : Glukosa = 1, Lemak = 0,7, Protein = 0,7 < KR < 1

Titik kompensasi : titik yang menunjukkan kecepatan Fotosintesis yang dilakukan tumbuhan
sama dengan kecepatan respirasinya

Contoh Perhitungan Nilai Kuosien Respirasi(KR):

1. Gula : C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 +H2O, KR = 6 mol CO2 = 1.06 mol O2


2. Asam lemak (asam palmitat): C16H32O2 + 11O2 →C12H22O11 + 4CO2 + 5H2O

KR = 4 mol CO2 = 0.36, 11 mol O2

KR memberi petunjuk tentang jenis substrat yang dioksidasikan & jenis metabolisme yang
sedang berlangsung.

KR > 1 : sel kekurangan O2, repirasi aerob dibantu respirasi anaerob agar menambah energy

KR < 1 : sebagian / semua CO2 yang dihasilkan dalam respirasi digunakan langsung oleh
organisme ybs, misal untuk fotosintesis.

Manfaat Respirasi Bagi Tumbuhan

Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut terlihat dalam
proses respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik, dari proses pemecahan
tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang penting sebagai ”Building Block”.
Building Block merupakan senyawa-senyawa yang penting sebagai pembentuk tubuh.
Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam amino untuk protein; nukleotida untuk asam
nukleat; dan prazat karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak,
sterol, karotenoid, pigmen flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu
lainnya, seperti lignin.

Telah diketahui bahwa hasil akhir dari respirasi adalah CO2 dan H2O, hal ini terjadi bila
substrat secara sempurna dioksidasi, namun bila berbagai senyawa di atas terbentuk, substrat
awal respirasi tidak keseluruhannya diubah menjadi CO2 dan H2O. Hanya beberapa substrat
respirasi yang dioksidasi seluruhnya menjadi CO2 dan H2O, sedangkan sisanya digunakan
dalam proses anabolik, terutama di dalam sel yang sedang tumbuh. Sedangkan energi yang
ditangkap dari proses oksidasi sempurna beberapa senyawa dalam proses respirasi dapat
digunakan untuk mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.

Faktor- faktor yang mempengaruhi laju respirasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi adalah suhu, kelembaban, ketersediaan jumlah


dan jenis subsrat, ketersediaan O2 (Salisbury, 1995)

Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

1. Ketersediaan substrat

Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam melakukan respirasi.
Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju
yang rendah pula. Demikian sebliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju
respirasi akan meningkat.

1. Ketersediaan Oksigen

Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut
berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang
sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju
respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih
rendah dari oksigen yang tersedia di udara.

1. Suhu

Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana
umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC,
namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.

1. Tipe dan umur tumbuhan

Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolsme, dengan demikian


kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan
muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian
pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.

Proses Respirasi

Proses respirasi diawali dengan adanya penangkapan O2 dari lingkungan. Proses transport
gas-gas dalam tumbuhan secara keseluruhan berlangsung secara difusi. Oksigen yang
digunakan dalam respirasi masuk ke dalam setiap sel tumbuhan dengan jalan difusi melalui
ruang antar sel, dinding sel, sitoplasma dan membran sel. Demikian juga halnya dengan CO2
yang dihasilkan respirasi akan berdifusi ke luar sel dan masuk ke dalam ruang antar sel. Hal
ini karena membran plasma dan protoplasma sel tumbuhan sangat permeabel bagi kedua gas
tersebut.

Setelah mengambil O2 dari udara, O2 kemudian digunakan dalam proses respirasi dengan
beberapa tahapan, diantaranya yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus asam sitrat,
dan transpor elektron.

Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga tahap :

1. Glikolisis, yaitu tahapan pengubahan glukosa menjadi dua molekul asam piruvat
(beratom C3), peristiwa ini berlangsung di sitosol. As. Piruvat yang dihasilkan
selanjutnya akan diproses dalam tahap dekarboksilasi oksidatif. Selain itu glikolisis
juga menghasilkan 2 molekul ATP sebagai energi, dan 2 molekul NADH yang akan
digunakan dalam tahap transport elektron.Dalam keadaan anaerob, As. Piruvat hasil
glikoisis akan diubah menjadi karbondioksida dan etil alkohol. Proses pengubahan ini
dikatalisis oleh enzim dalam sitoplasma. Dalam respirasi anaerob jumlah ATP yang
dihasilkan hanya dua molekul untuk setiap satu molekul glukosa, hasil ini berbeda
jauh dengan ATP yang dihasilkan dari hasil keseluruhan respirasi aerob yaitu 36 ATP.
Peristiwa perubahan :

Glukosa berubah menjadi Glukosa – 6 – fosfat berubah menjadi Fruktosa 1,6 difosfat
berubah menjadi 3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat Þ Asam piravat.

Jadi hasil dari glikolisis : 2 molekul asam piravat, 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai
sumber elektron berenergi tinggi dan 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.

Enzim-enzim yang berperan dalam GLikolisis yaitu Heksokinase, Fosfoheksokinase,


Fosfofruktokinase, Aldolase, triosa fosfat isomerase, triosa fosfat
dehidrogenase, fosfogliseril kinase, fosfoglisero mutase, Enolase, dan piruvat kinase.

Manfaat glikolisis:

1. Mereduksi 2 molekul NAD+ menjadi NADH untuk setiap molekul heksosa yang
dirombak.
2. Setiap molekul heksosa yang dirombak akan dihasilkan 2 molekul ATP, jika
substratnya berupa glukosa- P-, glukosa 6-P, atau fruktosa-6-P maka akan dihasilkan
3 molekul ATP.
3. Melalui glikolisis akan dihasilkan senyawa- senyawa antara yang dapat menjadi
bahan baku untuk sintesis berbagai senyawa yang terdapat dalam tumbuhan.

1. Dekarboksilasi oksidatif, yaitu pengubahan asam piruvat (beratom C3) menjadi Asetil
KoA (beratom C2) dengan melepaskan CO2, peristiwa ini berlangsung di sitosol.
Asetil KoA yang dihasilkan akan diproses dalam siklus asam sitrat. Hasil lainnya
yaitu NADH yang akan digunakan dalam transpor elektron.

1. Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran asam
piruvat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia. Siklus asam sitrat
(daur krebs) terjadi di dalam matriks dan membran dalam mitokondria, yaitu tahapan
pengolahan asetil KoA dengan senyawa asam sitrat sebagai senyawa yang pertama
kali terbentuk. Beberapa senyawa dihasilkan dalam tahapan ini, diantaranya adalah
satu molekul ATP sebagai energi, satu molekul FADH dan tiga molekul NADH yang
akan digunakan dalam transfer elektron, serta dua molekul CO2.

Fungsi utama Siklus Krebs adalah:

1. Mereduksi NAD+ dan FAD menjadi NADH dan FADH2 yang kemudian dioksidasi
untuk menghasilkan ATP.
2. Sintesis ATP secara langsung, yakni 1 molekul ATP untuk setiap molekul piruvat
yang dioksidasi
3. Pembentukan kerangka karbon yang dapat digunakan untuk sintesis asam- asam
amino tertentu, yang kemudian dapat dikonversi untuk membentuk senyawa yang
lebih besar.

1. Transfer elektron, yaitu serangkaian reaksi yang melibatkan sistem karier elektron
(pembawa elektron). Proses ini terjadi di dalam membran dalam mitokondria. Dalam
reaksi ini elektron ditransfer dalam serangkaian reaksi redoks dan dibantu oleh enzim
sitokrom, quinon, piridoksin, dan flavoprotein. Reaksi transfer elektron ini nantinya
akan menghasilkan H2O.
Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2 (NADH +
H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs
yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air,
sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.

Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui stomata
pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan tingkat tinggi.

Lintasan Pentosa Fosfat

Lintasan reaksi yang berbeda dengan glikolisis dan Siklus Krebs ini disebut Lintasan Pentosa
fosfat (LPF) karena terbentuk senyawa yang terdiri dari 5 atom karbon. Lintasan ini juga
disebut sebagai Lintasan Fosfoglukonat. Berlangsung di sitosol.

Rangkaian reaksi: reaksi pertama pada LPF melibatkan glukosa-6-P( hasil penguraian pati
oleh enzim fosforilase yang diikuti oleh enzim fosfoglukomutase pada glikolisis atau hasil
penambahan fosfat terminal ATP pada glukosa atau hasil langsung reaksi fotosintesis).
Glukosa-6-P segera dioksidasi(didehidrogenasi) oleh enzim dehidrogenase untuk membentuk
senyawa 6-fosfogluko-nonlakton, yang kemudian dihidrolisis menjadi 6-fosfoglukonat oleh
suatu enzim laktonase. Senyawa 6-fosfoglukonat kemudian mengalami dekarboksilasi
oksidatif untuk menghasilkan ribulosa-5-P oleh enzim 6-fosfoglukonat dehidrogenase.

Reaksi-reaksi selanjutnya dari LPF akan menghasilkan pentose posfat. Reaksi- reaksi ini
dipacu oleh enzimisomeras, epimerase, transketolase dan transaldolase

Fungsi LPF:

1. Produksi NADPH, dimana senyawa ini kemudian dapat dioksidasi untuk


menghasilkan ATP
2. Terbentuknya senyawa erithrosa-4-P, dimana senyawa ini merupakan bahan baku
esensial untuk pembentukan senyawa fenolik seperti sianin dan lignin
3. Menghasilkan ribulosa-5-P yang merupakan bahan baku unit ribosa dan deoksiribosa
pada nukleotida pada RNA dan DNA.

Zat penghambat respirasi

Zat yang dapat menghambat proses respirasi yaitu

1. sianida,
2. fluoride,
3. Iodo asetat,
4. CO diberikan pd jaringan
5. Eter, kloroform, aseton, formaldehida dapat menambah respirasi dlm waktu pendek.

https://fistum07.wordpress.com/respirasi-tumbuhan/
Respirasi pada Tumbuhan
RESPIRASI PADA TUMBUHAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pengertian sehari-hari, bernafas sekedar diartikan sebagai proses pertukaran gas di
paru-paru. Tetapi secara biologis, pengertian respirasi tidaklah demikian. Pernafasan lebih menunjuk
kepada proses pembongkaran ataupembakaran zat sumber energi di dalam sel-sel tubuh untuk
memperoleh energy atau tenaga. Zat makanan sumber tenaga yang paling utama adalah
karbohidrat.

Dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang telah berdiri sendiri salah satunya adalah fisiologi
tumbuhan. Fisiologi tumbuhan yang mempelajari perikehidupan tumbuhan sudah demikian pesat
berkembangnya juga didukung oleh beberapa ilmu seperti anatomi tumbuhan, morfologi tumbuhan,
dan sistematika tumbhan. Fisiologi tumbuhan itu sendiri merupakan ilmu yang mempelajari atau
mencari keterangan-keterangan mengenai kehidupan tumbuhan. Untuk mempertahankan
kehidupannya, tumbuhan perlu mempunyai suatu penyediaan energy yang berkesinambungan.
Energi-energi tersebut diperoleh dari mengambil energy kimia yang terbentuk dalam molekul
organik yang disintesis oleh fotosintesis. Suatu proses pelepasan energi yang menyediakan energi
bagi keperluan seperti itu disebut dengan respirasi. Respirasi sel tumbuhan berupa oksidasi molekul
organic oleh oksigen dari udara membentuk karbondioksida dan air.

Tumbuhan juga menyerap O2 untuk pernafasannya, umumnya diserap melalui daun


(stomata). Pada keadaan aerob, tumbuhan melakukan respirasi aerob. Bila dalam keadaan anaerob
atau kurang oksigen, jaringan melakukan respirasi secara anaerob. Misal pada akar yang tergenang
air. Pada respirasi aerob, terjadi pembakaran (oksidasi) zat gula (glukosa) secara sempurna, sehingga
menghasilkan energy jauh lebih besar (36 ATP) dari pada respirasi anaerob (2 ATP saja). Demikian
pula respirasi yang terjadi pada jazad renik (mikroorganisma). Sebagian mikroorgaanisma melakukan
respirasi aerobik (dengan zat asam), anerobik (tanpa zat asam) atau cara keduanya (aerobic
fakultatif).
Oleh karena permasalahan-permasalahan di atas, maka hal ini menjadikan penulis
menyusun makalah ini guna membahas lebih dalam mengenai respirasi pada tanaman.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan di atas maka dapat disusun
rumusan masalah yang dapat dijadikan sebagai acuan dan tolok ukur. Rumusan masalah tersebut
antara lain adalah :

1. Bagaimanakah pengertian dari respirasi ?

2. Bagaimanakah penggolongan respirasi ?

3. Bagaimanakah respirasi anaerob pada tumbuhan tingkat tinggi beserta hasilnya ?

4. Bagaimanakah pengaruh genangan air terhadap tanaman darat ?

5. Bagaimanakah reaksi khemis pada respirasi aerob ?

6. Bagaimanakah perbedaan fotosintesis dengan respirasi ?

7. Bagaimanakah tahapan respirasi ?

8. Bagaimanakah pengertian fosforilasi, glikolisis, dan lingkaran krebs ?

9. Bagaimanakah faktor yang mempengaruhi laju transpirasi ?

10. Bagaimanakah zat penghambat respirasi ?

C. Bagaimanakah Tujuan

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengertian dari respirasi

2. Mengetahui penggolongan respirasi

3. Mengetahui respirasi anaerob pada tumbuhan tingkat tinggi beserta hasilnya

4. Mengetahui pengaruh genangan air terhadap tanaman darat


5. Mengetahui reaksi khemis pada respirasi aerob

6. Mengetahui perbedaan fotosintesis dengan respirasi

7. Mengetahui tahapan respirasi

8. Mengetahui pengertian fosforilasi, glikolisis, dan lingkaran krebs

9. Mengetahui faktor yang mempengaruhi laju transpirasi

10. Mengetahui zat penghambat respirasi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Respirasi
Respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi. Respirasi
dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel hewan dan manusia.
Respirasi dilakukan baik pada siang maupun malam hari. Sebagaimana kita ketahui dalam semua
aktivitas makhluk hidup memerlukan energy begitu juga dengan tumbuhan. Respirasi terjadi pada
seluruh bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat tinggirespirasi terjadi baik pada akar,
batang maupun daun dan secara kimia pada respirasi aerobic pada karbohidrat (glukosa) adalah
kebalikan fotosintesis. Pada respirasi pembakaran glukosa oleh oksigen akan menghasilkan energy
karena semua bagian tumbuhan tersusun atas jaringan dan jaringan tersusun atas sel, maka respirasi
terjadi pada sel (Campbell, 2002).
Tumbuhan hijau bernapas dengan mengambil oksigen dari lingkungan, tidak semua
tumbuhan bernapas dengan menggunkan oksigen.Tumbuhan tak berklorofil benapas tanpa
memerlukan oksigen. Tujuan proses pernapasan, yaitu untuk memperoleh energi. Pada peristiwa
bernapas terjadi pelepasan energi. Tumbuhan yang bernapas secara anaeraob mendapatkan energy
dengan cara menguraikan bahan – bahan tertentu dimana mereka hidup. Dalam proses pernapasan
aerob / anaerab.akan dihasilkan gas karbondioksida dan uap air. Gas dan uap air tersebut
dikeluarkan dari tubuh. Oksigen diperlukan dan karbondioksida yang dihasilkan masuk dan keluar
dari tubuh secara difusi. Gas – gas tersebut masuk dan keluar melalui stomata yang ada pada
permukaan daun dan inti sel yang ditemukan pada kulit batang pegangan. Akar yang berada dalam
tanah juga dapat melakukan proses keluar masuknya gas. Tumbuhan yang hidup di daerah
rawa/berlumpur mempunyai akar yang mencuat keluar dari tanah. Akar ini disebut akar napas.
Kandungan katalis disebut juga enzim, enzim sangat penting untuk siklus reaksi respirasi (sebaik-
baiknya proses respirasi ). Beberapa reaksi kimia membolehkan mencampur dengan fungsi dari
enzim atau mengkombinasikan sisi aktifnya. Penggunaan ini akan dapat dilihat hasilnya pada
inhibitor dari aktivitas enzim (Kimball, 1983).
Mahluk hidup memerlukan respirasi untuk mempertahankan hidupnya, begitu pula pada
tumbuhan. Respirasi pada tumbuhan menyangkut proses pembebasan energy kimiawi menjadi
energy yang diperlukan untuk aktivitas hidup tumbuhan. Pada siang hari, laju proses fotosintesis
yang dilakukan tumbuhan sepuluh kali lebih besar dari laju respirasi. Hal itu menyebabkan seluruh
karbondioksida yang dihasilkan dari respirasi akan digunakan untuk melakukan proses fotosintesis.
Respirasi yang dilakukan tumbuhan menggunakan sebagian oksigen yang dihasilkan dari proses
fotosintesis, sisanya akan berdifusi ke udara melalui daun. Reaksi yang terjadi pada proses respirasi
sebagai berikut : C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 6 H2O
Reaksi penguraian glukosa sampai menjadi H2O, CO2 dan energy melalui tiga tahap, yaitu
glikolisis, daur Krebs, dan transport electron respirasi. Glikolisis merupakan peristiwa perubahan
glukosa menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber electron
berenergi tinggi dan 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa. Daur Krebs (daur tri karboksilat)
atau daur asam sitrat merupakan penguraian asam piruvat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta
energy kimia. Reaksi ini terjadi disertai dengan rantai transportasi electron respiratori. Produk
sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang keluar tubuh melalui stomata pada tumbuhan.
Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Proses respirasi ini menghasilkan senyawa-
senyawa yang penting sebagai pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam amino
untuk protein, nukleotida untuk asam nukleat, dan karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil
dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatic
tertentu lainnya, seperti lignin. Sedangkan energi yang ditangkap dari proses oksidasi dalam proses
respirasi dapat digunakan untuk mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Ketersediaan substrat
Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju
yang rendah pula. Demikian sebaliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi
akan meningkat.
b. KetersediaanOksigen
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut
berbeda bagi masing-masing spesies. Bahkan, pengaruh oksigen berbedaan antara organ satu
dengan yang lain pada tumbuhan yang sama.
c. Suhu
Umumnya, laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10°C. Namun,
hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
d. Tipe dan umur tumbuhan
Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolism sehingga kebutuhan
tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda
menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibandingkan tumbuhan yang tua (Ross, 1995).
B. Penggolongan respirasi
Ditinjau dari kebutuhannya akan oksigen, respirasi dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu :
1. Respirasi Aerobik (aerob)
Respirasi aerob yaitu respirasi yang menggunakan oksigen-oksigen bebas untuk
mendapatkan energi. Persamaan reaksi proses respirasi aerob secara sederhana dapat dituliskan :
C6H12O6 + 6H2O –>>6H2O + 6CO2 + 675 kal. Dalam kenyataan reaksi yang terjadi tidak sesederhana
itu. Banyak tahapan yang terjadi dari awal hingga terbentuknya energi.
2. Respirasi Anaerobik (anaerob)
Respirasi anaerobic adalah reaksi pemecahan karbohidrat untuk mendapatkan energy tanpa
menggunkan oksigen. Respirasi anaerobic menggunakan senyawa tertentu misalnya asam fosfoenol
piruvat atau asetaldehida, sehingga pengikat hydrogen dan membentuk asam laktat atau alcohol.
Respirasi anaerobic terjadi pada jaringan yang kekurangan oksigen, akantumbuhan yang terendam
air, biji-biji yang kulit tebal yang sulit ditembus oksigen, sel-sel ragi dan bakteri anaerobik. Bahan
baku respirasi anaerobic pada peragian adalah glukosa. Selain glukosa, bahan baku seperti fruktosa,
galaktosa dan malosa juga dapat diubah menjadi alkohol. Hasil akhirnya adalah alcohol,
karbondioksida dan energi. Glukosa tidak terurai lengkap menjadi air dan karbondioksida, energi
yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan respirasi aerobik. Reaksinya :
C6H12O6 Ragi >> 2C2H5OH + 2CO2 + 21 Kal.
Dari persamaan reaksi tersebut terlihat bahwa oksigen tidak diperlukan. Bahkan bakteri
anaerobic seperti klostidrium tetani (penyebab tetanus) tidak dapat hidup jika berhubungan dengan
udara bebas. Infeksi tetanus dapatterjadi jika luka tertutup sehingga member kemungkinan bakteri
tambah subur (Lukman, 1997).
C. Respirasi anaerob pada tumbuhan tingkat tinggi beserta hasilnya.
Terjadi jika persediaan oksigin bebas di bawah minimum. Tiap jaringan tanaman
mempunyai tanggapan lain terhadap hal ini. Contohnya : kecambah jagung yang tidak dapat
mempertahankan hidupnya di dalam suatu tempat yang tidak ada oksiginnya sama sekali, sedangkan
buah apel dan pir dapat bertahan berbulan-bulan didalam penyimpanan, dimana hanya ada
hidrogen. Buah-buahan tersebut menghasilkan CO2 sebagai tanda bahwa masih terjadi respirasi
terus.
Hasil dari respirasi tersebut yaitu asam sitrat, asam malat, asam oksalat, asam tartarat,
asam susu.
D. Pengaruh genangan air terhadap tanaman darat.
Tanaman yang biasa hidup di darat bila tergenang air agak lama akan terancam
kehidupannya. Hal ini karena respirasi aerob terhenti sama sekali, sedangkan respirasi anaerob tak
mungkin mencukupi energi yang dibutuhkannya, serta akumulasi dari hasil akhir respirasi itu lama-
kelamaan merupakan racun bagi jaringan-jaringan tesangkut.
E. Reaksi hemis pada respirasi aerob
F. Perbedaan fotosintesis dan respirasi
1. Fotosintesis
Proses penyusunan atau anabolisme atau asimilasi. Berlangsung optimal pada siang hari. Reaksi :
6CO2 + 6H2O  C6H12O6 + 6O2 + 38 ATP. Tempat berlangsung : Kloroplas
2. Respirasi
Proses pembongkaran atau katabolisme atau disimilas. Proses optimal pada malam hari. Reaksi :
C6H12O6 + 6O2  6CO2 + 6H2O + 675 kal. Tempat berlangsung : mitokondria
G. Tahapan respirasi
1. Penangkapan oksigen dari lingkungan
2. Proses transport gas – gas dalam tumbuhan secara keseluruhan berlangsung secara difusi.
3. Oksigen masuk ke dalam setiap sel tumbuhan dengan jalan difusi melalui ruang antar sel, sitoplasma
dan membran sel.
4. CO2 yang dihasilkan berdifusi ke luar sel dan masuk ke dalam ruang antar sel.
5. Setelah mengambil O2 dari udara, kemudian digunakan dalam proses respirasi dengan beberapa
tahapan, antara lain : Glikolisis, dekarboksilasi ksidatif, siklus asam sitrat dan transpor elektron.
H. Fosforilasi, glikolisis, dan lingkaran krebs.
1. Fosforilasi
Yaitu penambahan fosfat pda molekul-molekul glukosa. Proses fosforilasi : penambahan 1
fosfat oleh ATP terbentuk glukosa 6 fosfat kemudian ATP menyusut menjadi ADP. Proses ini
berlangsung memerlukan enzim heksokinase dan bantuan ion-ion Mg2+. Hasilnya : fruktosa 1,6-
difosfat
2. Glikolisis
Berasal dari kata latin “ glykos” yaitu gula, “lysis” yaitu pemecahan.Tahapan perubahan
glukosa menjadi dua molekul asam piruvat terjadi di sitosol. Karbohidrat diubah menjadi heksosa
fosfat , dipecah menjadi dua molekul triosa fosfat, kemudian dioksidasi menjadi dua molekul piruvat.
Glikoslisis menghasilkan sejumlah kecil ATP dan NADH. Glukosa  Glukosa 6-fosfat Fruktosa 1,6
difosfat 3-fosfogliseral dehid (PGAL)
/ Triosa fosfat Asam piravat. Hasil : 2 molekul asam pivarat, 2 molekul NADH sebagai sumber
elektron berenergi tinggi dan 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.
3. Lingkaran krebs
Lingkaran krebs merupakan urutan kejadian dari oksidasi asam piruvat secara aerob. Piruvat
yang dihasilkandari glikolisisditransport ke matriks mitokondria melalui protein transport khusus.
Kemudian didekarboksilasi dalam suatu reaksi oksidasi oleh enzim piruvat dehidrogenase. Hasilnya :
NADH, CO2 dan Asam Asetat dalam bentuk Asetil koA

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

a. Respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi. Respirasi dilakukan
oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel hewan dan manusia. Mahluk hidup
memerlukan respirasi untuk mempertahankan hidupnya, begitu pula pada tumbuhan. Laju respirasi
dapat dipengaruhi oleh ketersediaan substrat, ketersediaan oksigen, suhu, tipe dan umur tumbuhan.
Ditinjau dari kebutuhannya akan oksigen, respirasi dapat dibedakan menjadi respirasi aerob dan
respirasi anaerob.

B. Saran

1. Diharapkan supaya pemberian materi tiap-tiap kelompok jelas, sehingga tiap kelompok bisa
mendapatkan giliran maju untuk presentasi dan tidak berulang kali membuat bahan presentasi jika
belum mendapat kesempatan maju pada salah 1 materi yang dibahas.
2. Diharapkan dikegiatan perkuliahan tidak hanya presentasi terus menerus, tetapi dosen juga harus
menerangkan materi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2012. http://google.com. Diakses tanggal 29 Novemeber 2012

Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu tanah. Akademi ke Presindo : Jakarta.

Karama, A, S, etl. 1994. Penggunaan pupuk organic pada tanaman pangan. Simposium Hortikultura
Nasional.

Lakitan, B. 1995. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Rajawali Press : Jakarta

Mengkel, Ry, et,al. 1979. The principle of plant nutrition potast in werbloafen. Bren Switzerland.

Mayers, Ry, et.al. 1997. The Syncronisation of Nutritent Mineralization and Plant Nutrient Demand in
Management of tropical soil fertility. Agronomy journal 87: 642-648.

Nandu, M. 1981. Studies on the appropriate proportion of organic and chemical fertilizer thesis. Agriculture
University Cormbatre.

Novitan. 2002. Petunjuk pemupukan yang efektif. Jakarta : Agromedia Pustaka.


RESPIRASI PADA TUMBUHAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Semua sel aktif melakukan respirasi sepanjang hidupnya, menyerap oksigen dan melepaskan karb
ondioksida. Namun respirasi adalah lebih dari sekedar pertukaran gas. Respirasi adalah proses oksid
asi reduksi yang mengoksidasi senyawa senyawa menjadi karbondioksida, sedangkan oksigen yang
diserap direduksi menjadi air (H2O). Proses utama respirasi adalah mobilitas senyawa organikdan ok
sidasi senyawa-senyawa tersebut secara terkendali untuk menghasilkan
Energi bagi pemeliharaan dan perkembangan tumbuhan.
Menurut Theodorus (2010) respirasi pada tumbuhan menyangkut proses pembebasan energi kimiawi
menjadi energi yang diperlukan untuk aktivitas hidup tumbuhan. Energi ini diproleh dengan cara men
yadap energi kimia yang terbentuk dalam molokul organik yang disintesis oleh proses fotosintesis. Fis
iologi tumbuhan merupakan cabang biologi yang mempelajari tentang proses metabolisme yang terja
di di dalam tubuh tumbuhan yang menyebabkan tumbuhan tersebut dapat hidup. Laju proses-
proses metabolisme ini dipengaruhi oleh faktor-faktor
lingkungan mikro disekitar tumbuhan tersebut. Fotosintesis dan respirasi merupakan proses metaboli
sme dasar yang terjadi didalam sel hidup.
Dalam makalah ini,penulis membahas tentang, respirasi pada tumbuhan,alat respirasi pada tumbuha
n dan proses respirasi pada tumbuhan.Proses respirasi padatumbuhan ini terdiri atas dua bagian, yait
u respirasi aerob dan respirasi anaerob. Dimana menurut Anas (2012) respirasi aerob adalah respira
si yang membutuhkanoksigen (O2). Respirasi aerob ini terjadi dalam matriks mitokondria. Proses res
pirasi aoerob terbagi atas empat, yaitu glikolisis, dekarbosilasi oksi-
datif, siklus asam sitrat/siklus krebs, dan transfer elektron. Sedangkan, menurut Anas (2012) respiras
i anaerob adalah respirasi yang tidak memerlukan oksigen(O2). Respirasi anaerob terjadi pada sitopl
asma, proses respirasi anaerob adalah fermentasi.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Menjelaskan pengertian resprasi.
2. Menjelaskan alat respirasi pada tumbuhan.
3. Menjelaskan proses respirasi pada tumbuhan.

1.3. Tujuan Makalah


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan dan mempresentasikannya dalam diskusi
kelas.
2.Memahami pengertian respirasi, alat respirasi pada tumbuhan dan mekanisme proses respi-
rasi pada tumbuhan.

1.4. Manfaat Makalah


Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Sebagai bahan informasi bagi penulis tentang respirasi pada tumbuhan, alat respirasi pada
tumbuhan dan proses-proses yang terjadi dalam respirasi.
2. Sebagai bahan informasi tambahan dalam mata kuliah Fisiologi Tumbuhan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Respirasi Pada Tumbuhan


Menurut Luqman (2012) respirasi pada tumbuhan adalah proses penguraian bahan makanan
yang menghasilkan energi. Respirasi dilakukan oleh semua penysunan tubuh, baik sel
sel tumbuhan maupun sel hewan dan manusia. Respirasi dilakukan baik pada siang maupun
malam hari. Sebagaimana kita ketahui dalam semua aktivitas makhluk hidup memerlukan energi begi
tu juga dengan tumbuhan. Menurut Theodorus (2010) respirasi pada tumbuhan menyangkut prose
s pembebasan energi kimiawi menjadi energi yang diperlukan untuk aktivitas hidup
tumbuhan. Energi ini diproleh dengan cara menyadap energi kimia yang terbentuk
dalam molokul organik yang disintesis oleh proses fotosintesis. Proses pelepasan
energi yang menyediakan energi bagi keperluan sel itu dikenal dengan istilah
proses respirasi. Menurut Tarigan (2012) respirasi pada tumbuhan adalah proses
pertukaran gas O2 dengan CO2 sebagai hasil metabolisme normal dan zat yang
dibutuhkan atau diperlukan dalam pernapasan itu sendiri. Respirasi merupakan
pembakaran (metabolisme atau disimilasi) dimana energi yang disimpan tadi di
Kembalikan lagi untuk mengembalikan proses-proses kehidupan atau respirasi
adalah proses pembokaran energi yang tersimpan untuk dimanfaatkan dalam proses-
proses kehidupan. Sedangkan Agustina (2012) respirasi pada tumbuhan adalah pertukaran gas dan
respirasi sel. Pertukaran gas adalah proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbon
dioksida melalui alat pernapasan tumbuhan.
Respirasi sel adalah penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa lebih seder hana dengan mem
bebaskan energi. Mitokondria adalah tempat dimana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsun
g. Senyawa kompleksnya dapat berupa karbohidrat, lemak, dan protein. Energi yang didapatkan dari
proses respirasi digunakan untuk aktifitas metabolisme tubuh tumbuhan.

2.2. Alat Respirasi Pada Tumbuhan


Alat respirasi tumbuhan letaknya tersebar. Tumbuhan dapat melakukan pertu-
karan gas melalui stomata, lenti sel, dan rambut akar. Pada tumbuhan tertentu,
respirasi dilakukan melalui alat khusus,misalnya akar napas pada tumbuhan bakau maupun
beringin. Berikut ini akan dijelaskan alat-alat repirasi tumbuhan.
v Stomata
Stomata atau mulut daun terdiri atas celah atau lubang yang dikelilingi oleh dua sel penjaga dan
terletak di daun. Stomata berfungsi sebagai tempat pertukaran gas pada tumbuhan, sedangkan sel
penjaga berfungsi untuk mengatur, membuka dan menutupnya stomata. Stomata pada daun dapat
dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Stomata Pada Daun


Sumber :

v Lentisel
Lentisel merupakan lubang-lubang yang terdapat pada batang. Lenti sel mengakibatkan sel-sel tetap
hidup di dalam batang melalui pertukaran gas dengan udara luar. Lentisel pada batang dapat dilihat
pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Lentisel Pada Batang


Sumber :
v Rambut Akar
Selain untuk menghisap air dan garam-garam mineral, rambut akar berfungsi sebagai alat
pernapasan. Sel-sel rambut akar akan mengambil oksigen pada pori-pori tanah. Rambut akar dapat
dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Rambut Akar


Sumber :
v Alat Pernapasan Khusus
Kemampuan tumbuhan beradaptasi terhadap lingkungan menghasilkan alat
pernapasan khusus. Tumbuhan bakau yang hidup dilingkungan air lautmempunyai
akar yang tumbuh keatas permukaan tanah untuk memperoleh oksigen dan mengeluarkan karbon dio
ksida. Akar tersebut disebut akar napas. Pohon beringin dan anggrek mempunyai akar gantung untuk
bernapas. Akar tersebut tumbuh dari batang dan menggantung kearah tanah. Pada saat masih
menggantung, akar ini menyerap uap air dan gas dari udara. Akan tetapi setelah masuk ke tanah,
akar tersebut berfungsi menyerap air dan garam mineral. Tumbuhan yang hidup di air seperti enceng
gondok dan kangkung, batangnya mempunyai rongga-rongga udara yang besar berfungsi untuk
menyalurkan oksigen.

Gambar 2.4. (akar pohon bakau dan akar pohon beringin)


Sumber :
2.3. Proses Respirasi Pada Tumbuhan
Proses respirasi pada tumbuhan dapat digolongkan menjadi dua jenis berdasar-kan ketersediaan O2
di udara, yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob.
1. Respirasi Aerob
Respirasi aerob merupakan proses respirasi yang membutuhkan O2 dari udara. Proses pada respiras
i ini melibatkan absorbsi oksigen, memecah senyawa organik, misalnya glukosa (KH) menjadi senya
wa yang lebih sederhana (CO2 & H2O), membebaskan energi sebagian energi dipakai untuk proses
kehidupan, sebagian hilang sebagai panas, dan membebaskan CO2 dan H2O. Peristiwa ini terjadi
pada sel yang masih hidup respirasi terjadi pada sitoplasma dan mitokondria. Proses
respirsi aerob pada tumbuhan ini dibedakan menjadi empat yaitu glikolisis, dekar-
boksilasi asam piruvat, siklus krebs (reaksi asam laktat) dan rantai transport elekt-ron. Berikut akan
dijelaskan proses respirasi aerob pada tumbuhan.
a. Glikolisis
v Proses Glikolisis
Glikolisis adalah serangkaian reaksi biokimia dimana glukosa dioksidasi menjadi molekul asam piruva
t. Glikolisis adalah salah satu proses metabolisme yang paling universal yang kita kenal, dan terjadi
(dengan berbagai variasi) di banyak
jenis sel dalam hampir seluruh bentuk organisme. Proses glikolisis sendiri meng-
hasilkan lebih sedikit energi per molekul glukosa dibandingkan dengan oksidasi
aerobik yang sempurna. Glikolisis secara harfiah berarti pemecahan glukosa. Jalur
glikolisis ditemukan di dalam sitosol dari sel, mempunyai dua peranana yaitu pemecahan monosa
karida untuk menghasilkan energi dan menyediakan satuan pembentuk untuk sintesa senyawa yang
diperlukan sel seperti gliserol untuk sintesa trigliserida atau lemak. Sebelum glikolisis dapat
berlangsung, sebuah sel harus memperoleh glukosa. Glukosa ini disimpan sebagai
glikogen. Glikogen menjadi glukosa (atau bentuk monosakarida lain). Hasil glikolisis adalah dua unit
senyawa yang mengandung tiga atom karbon yaitu asam piruvat. Sebagian sel-sel mengubah asam
piruvat menjadi asam laktat.
Glikolisis dimulai dengan penambahan satu gugus fospat ke glukosa, sehingga menjadi lebih reaktif.
Satu gugus fospat yang lainnya di tambahkan ke senyawa glukosa-fospat yang baru terbentuk yang
kemudian dipecah menjadi senyawa karbon yang mengandung tiga atom karbon. Senyawaan ini
diubah melalui serangkaian tahapan menjadi dua molekul piruvat. Maka dalam glikolisis sebuah sel
memulai dengan satu molekul glukosa dan menghasilkan dua molekul yang mengandung tiga atom
karbon yakni piruvat. Di dalam proses ini empat hidrogen(mengandung total empat elektron)
dikeluarkan dan empat ATP terbentuk. Elektron dan hidrogen ditangkap oleh pembawa (carrier)
dalam hal ini NAD. Setiap NAD (bentuk teroksidasi) menerima dua elektorn dan satu ion hidrogen,
menghasilkan NADH + H+ (bentuk tereduksi). Maka salah satu hasil akhir dari glikolisis adalah juga
sintesa dari dua NADH + H+, dengan pelepasan dua ion hidrogen.
Di dalam glikolisis, reaksi pertama melibatkan satu ATP menyumbangkan satu gugus fospat ke
glukosa. Pada tahap ketiga, satu lagi ATP digunakan menambah satu gugus fospat kedua. Maka
untuk memulai jalur ini, satu sel memakai dua ATP. Pada saat molekul yang mengandung tiga atom
karbon diubah menjadi piruvat, masing-masing menghasilkan dua ATP, sehingga total ada 4 ATP.
Energi bersih yang dihasilkan sejauh ini dari glikolisis adalah dua ATP, karena dua ATP digunakan
didalam proses dan empat ATP di hasilkan. Masih ada ATP yang akan terbentuk; ini hanya
menyatakan sebanyak 5% dari total produksi ATP yang mungkin dari satu molekul glukosa. Energi
kimia yang disimpan di dalam ikatan NADH akhirnya dapat ditransfer ke ATP. Pada umumnya setiap
NADH + H+ menyumbangkan energy yang cukup untuk menghasilkan 2,5 ATP. Maka NADH + H+
adalah satu bentuk dari energi potensial untuk sel. Pada akhirnya sel memakai energi di dalam
NADH+ H+ membentuk ATP (Simanjuntak dan Silalahi, 2003).
Glikolisis terdiri dari 2 fase: Fase preparasi (preparatory phase), yaitu fosforilasi glukosa dan
konversinya menjadi gliseraldehid 3-fosfat. Fase pembayaran (payoff phase), yaitu konversi oksidatif
gliseraldehid 3-P menjadi piruvat disertai pembentukan ATP dan NADH.
Hasil reaksi glikolisis:
Glukosa + 2NAD+ + 2ADP + 2Pi ———-> 2Piruvat + 2NADH + 2H+ + 2ATP + 2H2O

Enzim yang terlibat dalam glikolisis adalah heksokinase, fosfoheksoisomerase, fosfofruktokinase, a


ldolase, triosafosfat, dan isomerase. Proses glikolisis dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.4. Proses Glikolisis


Sumber :
Keterangan Gambar :
a) Tahap penggunaan energi:
(1) Penambahan gugus fosfat pada molekul glukosa dengan bantuan enzim heksokinase sehingga
terbentuk glukosa 6-fosfat.
(2) Glukosa 6-fosfat diubah menjadi isomer nya yaitu fruktosa 6-fosfat.
(3) Fosfofruktokinase mentransfer gugus fosfat dari ATP ke fruktosa 6-fosfat fruktosa 1,6 bisfosfat.
(4) Aldolase membagi molekul gula (fruktosa 1,6 bisfosfat) menjadi 2 molekul gula yang berbeda
dan merupakan isomernya.
(5) Dua molekul gliseraldehid postat masing-masing akan masuk pada tahapan glikolisis
selanjutnya.
b) Tahap pelepasan energi:
(1) Triosafosfat dehidrogenase mengkatalisis pemindahan elektron dan H+ dari substrat
(gliseraldehid fosfat) ke NAD+ membentuk NADH.
(2) Glikolisis menghasilkan ATP. Gula telah diubah menjadi senyawa asam organik oleh
fosfogliserokinase.
(3) Gugus fosfat dipindahkan sehingga menjadi 2-fosfogliserat oleh fosfogliseromutase.
(4) 2-fosfogliserat melepaskan molekul H2O sehingga terbentuk fosfoenol piruvat kinase oleh
enolase.
(5) Piruvat kinase mentransfer gugus fosfat sehingga menghasilkan 2 ATP lagi.

b. Dekarboksilasi Asam Piruvat


v Proses Dekarboksilasi Asam Piruvat
Dekarboksilasi asam piruvat merupakan suatu tahapan proses reaksi/ pemecah-
an pembongkaran senyawa kimia kompleks yang mengandung energi tinggi men-jadi senyawa
sederhana yang mengandung energi lebih rendah, yang merupakan
lanjutan dari proses glikolisis (proses pengubahan molekul sumber energi, yaitu glukosa yang
mempunyai 6 atom C manjadi senyawa yang lebih sederhana, yaitu asam piruvat yang mempunyai 3
atom C).
Menurut Wapedia (2010) dekarboksilasi merujuk pada reaksi kimia yang menyebabkan gugus
karboksil (-COOH) terlepas dari senyawa semula menjadi karbon dioksida (CO2). Setelah melalui
reaksi glikolisis, jika terdapat molekul oksigen yang cukup maka asam piruvat akan menjalani
tahapan reaksi selanjutnya, yaitu siklus Krebs yang bertempat di matriks mitokondria. Jika tidak
terdapat molekul oksigen yang cukup maka asam piruvat akan menjalani reaksi fermentasi. Akan
tetapi, asam piruvat yang mandapat molekul oksigen yang cukup dan akan meneruskan tahapan
reaksi tidak dapat begitu saja masuk ke
dalam siklus Krebs, karena asam piruvat memiliki atom C terlalu banyak, yaitu 3 buah. Persyaratan m
olekul yang dapat menjalani siklus Krebs adalah molekul tersebut harus mempunyai dua atom C (2
C). Karena itu, asam piruvat akan menjalani reaksi dekarboksilasi oksidatif (Joker 2009). Menurut
Nurqonaah (2009), Dekarbosilasi adalah reaksi yang mengubah asam piruvat yang beratom 3 C
menjadi senyawa baru yang beratom C dua buah, yaitu asetil koenzim-A (asetil ko-A). Reaksi
dekarboksilasi oksidatif ini (disingkat DO) sering juga disebut
sebagai tahap persiapan untuk masuk ke siklus Krebs. Reaksi DO ini mengambil tempat di interme
mbran mitokondria. Pertama-tama, molekul asam cuka yang dihasilkan reaksi glikolisis akan
melepaskan satu gugus karboksilnya yang sudah teroksidasi sempurna dan mengandung sedikit
energi, yaitu dalam bentuk molekul CO2. Setelah itu, 2 atom karbon yang tersisa dari piruvat akan
dioksidasi menjadi asetat (bentuk ionisasi asam asetat). Selanjutnya, asetat akan mendapat transfer
elektron dari NAD+ yang tereduksi menjadi NADH. Kemudian, koenzim A (suatu senyawa yang
mengandung sulfur yang berasal dari vitamin B) diikat oleh asetat dengan ikatan yang tidak stabil dan
membentuk gugus asetil yang sangat reaktif, yaitu asetil koenzim-A, yang siap memberikan asetatnya
ke dalam siklus Krebs untuk proses oksidasi lebih lanjut (Lihat gambar ). Selama reaksi transisi ini,
satu molekul glukosa yang telah menjadi 2 molekul asam piruvat lewat reaksi glikolisis menghasilkan
2 molekul NADH. Perubahan piruvat menjadi asetil Ko A dapat dilihat pada gambar 2.6. dan Gambar
2.7. Mekanisme dekarboksilasi asam piruvat.

Gambar 2.6. Perubahan Piruvat Menjadi Asetil Ko A


Sumber :

Gambar 2.7. Mekanisme Piruvat Menjadi Asetil Ko A


Sumber :

c. Daur Asam Sitrat (Siklus Krebs)


v Proses Asam Sitrat (Siklus Krebs)
Proses siklus krebs terbagi atas beberapa tahapan. Pertama-tama asetil ko-A
(koenzim A) hasil dari reaksi antara(dekarboksilasi oksidatif) masuk kedalam siklus dan bergabun
g dengan asam oksaloasetat membentuk asam sitrat. Setelah "mengantar"asetil masuk ke dalam sikl
us Krebs, ko-A memisahkan diri dari asetil
dan keluar dari siklus. Kemudian, asam sitrat mengalami pengurangan dan pena-
mbahan satu molekul air sehingga terbentuk asam isositrat. Lalu, asam isositrat
mengalami oksidasi dengan melepas ion H+ yang kemudian mereduksi NAD+ menjadi NADH, dan m
ele-paskan satu molekul CO2 dan membentuk asam α-ketoglutarat.
Setelah itu,asam α-ketoglutarat kembali melepaskan satu molekul CO2 dan
teroksidasi dengan melepaskan satu ion H+ yang kembali mereduksi NAD+ menjadi NADH. Selain itu
, asam α-ketoglutarat mendapatkan tambahan satu ko-A
dan membentuk suksinil ko-A. Setelah terbentuk suksinil ko –A molekul ko-A
kembali meninggalkan siklus,sehingga terbentuk asam suksinat. Pelepasan ko-A
dan perubahan suksinil ko-A menjadi asam suksinat menghasilkan cukup energi
untuk untuk menggabungkan satu molekul ADP dan satu gugus fosfat anorganik menjadi satu
molekul ATP. Kemudian,asam suksinat mengalami oksidasi dan melepaskan dua ion H+, yang
kemudianditerima oleh FAD dan membentuk
FADH 2 dan terbentuklah asam fumarat. Satu molekul air kemudian ditambahkan ke asam fumarat d
an menyebabkan perubahan susunan (ikatan) substrat pada
asam fumarat, karena itu asam fumarat berubah menjadi asam malat.Terakhir, asam malat menga
lami oksidasi dan kembali melepaskan satu ion H+ yang kemudian diterima oleh NAD+ dan
membentuk NADH,dan asam oksaloasetat kembali terbentuk. Asam oksaloasetat ini kemudian
akankembali mengikat asetil ko-A dan kembali menjalani siklus Krebs.Siklus Krebs ini dari setiap
molekul glukosa akan menghasilkan 2 ATP, 6 NADH, 2FADH2 dan 4 CO2. Selanjutnya, molekul
NADH dan FADH2 yang terbentuk akan menjalani rangkaian terakhir respirasi aerob, yaitu rantai
transpor elektron. Siklus krebs dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar : 2.8. Mekanisme Siklus Krebs


Sumber :

v Reaksi-Reaksi Dalam Siklus Krebs


Pertama-tama asetil ko-A bereaksi dengan oksaloasetat dan menjadi sitrat
dengan melibatkan enzim sitrat sintase, reaksi berlangsung dengan terjadinya kon-densasi asetil ko-
A dengan oksaloasetat dan membentuk sitril ko-A, kemudian
sitril ko-A dihidrolisis menjadi sitrat dan ko-A.

Gambar 2.9. Tahap Pertama


Tahap kedua, sitrat menjadi cis-sitrat dengan melibatkan enzim acanitase,
yaitudengan menghidrolisis sitrat yang merupakan isomer dari isositrat dan meng-
hasilkan cis-asositat sebagai intermedietnya.

Gambar 2.10. Tahap kedua reaksi


Sumber
Tahap ketiga, cis-aconitate menjadi isositrat, dalam reaksi ini juga melibatkan
Enzim aconitase dengan saling menukarkan atom H dengan gugus OH dari tahap kedua di atas.

Gambar 2.11. Tahap reaksi ketiga


Sumber :
Tahap keempat, terjadinya reaksi isositrat menjadi α ketoglutarat dengan
melibatkan enzim isositrat dehidrogenase, melalui proses dekarboksilasioksidatif dari isositrat
menjadi oksalosuksinat sebagai intermedietnya. Lalu CO2 meninggalkan oksalosuksinat yang
kemudian berubah menjadiα-ketoglutarat. Reaksi ini menghasilkan NADH.

Gambar 2.12. Tahap keempat


Sumber
Tahap kelima,α-ketoglutarat menjadi suksinil ko-A dengan melibatkan enzimα-
ketoglutarat dehidrogenase. Reaksi ini hampir sama dengan reaksi dekarboksilasioksidatif dari
piruvat menjadi asetil ko-A oleh kompleks piruvat dehidrogenase. Reaksi ini menghasilkan 1NADH.

Gambar 2.13. Tahap Kelima


Sumber :
Tahap keenam, suksinil ko-A. Menjadi suksinat yang melibatkan enzim suksinil ko-A sintase, dengan
reaksi fosforilasi ikatan thioester dari suksinil dan ko-
Ayang banyak energinya. Langkah ini merupakan satu-satunya yang memberikanenergi tinggi. GTP
dihasilkan oleh beberapa reaksi thioester dan fosforilasi dari GDP.

Gambar 2.14.: Tahap Keenam


Sumber :
Tahap ketujuh, suksinat menjadi fumarat dengan melibatkan enzim suksinat dehidrogenase dengan r
eaksi oksidasi dua atom hidrogen dari suksinat terlepas menuju penerima, FAD. Lalu reaksi ini
menghasilkan fumarat dan FADH2.

Gambar 2.15: Tahap Ketujuh


Sumber :
Tahap kedelapan, fumarat menjadi L-malat dengan melibatkan enzim Lmalase, dimana pada
masuknya H2O ke dalam fumarat yang kemudian menghasilkan L-malat.

Gambar 2.16. Tahap Kedelapan


Sumber
Tahap kesembilan, L-malat menjadi oksaloasetat dimana pada reaksi initerjadi oksidasi malet yang
dihidrogenasi menjadi bentuk oksaloasetat denganakseptor
NAD. Reaksi ini melibatkan enzim malat dehidrogenase dan menghasilkan NADH2.

Gambar 2.17. Tahap Kesembilan


Sumber :
Tahap terakhir, reaksi oksaloasetat dengan asetil ko-A menjadi sitrat denganmelibatkan enzim sitrat
sintase melalui reaksi kondensasi oksaloasetat dengan asetilko-A menjadi sitril ko-A. Lalu sitril ko-A
dihidrolisis lagi menjadi sitrat dan ko-A.

Gambar 2.18. Hasil Akhir Siklus Krebs


Sumber :

Jika dilihat dari siklus Krebs pada gambar 1 dapat dikatakan kalau setelah
terjadi proses terakhir ini reaksi kembali terulang terus-menerus dan menghasikan energi.
v Hasil Siklus Krebs
Pada akhir siklus krebs ini akan terbentuk kembali asam oksaloasetat yang berikatan dengan
molekul asetil koenzim A yang lain dan berlangsung kembali siklus krebs, karena selama reaksi
oksidasi pada molekul glukosa hanya dihasilkan 2 molekul asetil koenzim A, maka siklus Krebs harus
berlangsung sebanyak dua kali. Jadi hasil bersih dari oksidasi 1 molekul glukosa akan dihasilkan 2
ATP dan 4 CO2 serta 8 pasang atom H yang akan masuk ke rantai transpor elektron.
2. Respirasi anaerob
Respirasi anaerob merupakan proses repirasi yang berlangsung tanpa membutuhkan O2. Respirasi
anaerob sering disebut juga dengan nama fermentasi. Respirasi anaerob biasanya terdapat pada
tanaman tinggi hanya terjadi jika persediaan O2 bebas di bawah minimum, pada biji-bijian yang
tampak kering (jagung, padi, biji bunga matahari), buah-buahan yang berdaging seperti buah apel &
peer dapat bertahan berbulan-bulan di dalam penyimpanan, dimana hanya terdapat H & N saja, buah
terus menghasilkan CO2.
Hasil respirasi anaerob pada tanaman tingkat tinggi adalah asam sitrat, asam malat, asam oksalat,
asam lartarat, asam susu. Respirasi anaerob merupakan salah satu proses katabolisme yang tidak
menggunakan oksigen bebas sebagai penerima
atom hidrogen (H) terakhir, tetapi menggunakan senyawa tertentu (seperti : etanolasam laktat). Pada
kondisi aerobik (tersedia oksigen) sistem enzim mitokondria mampu mengkatalisis oksidasi asam pir
uvat menjadi H2O dan CO2 serta mengha-silkan energi dalam bentuk ATP(Adenosin Tri Phosphat).
Pada kondisi anaerobik (tidak tersedia oksigen), suatu sel akan dapat mengubah asam piruvat
menjadi CO2 dan etil alkohol serta membebaskan energi (ATP). Atau oksidasi asam piruvat dalam
sel otot menjadi CO2 dan asam laktat serta membebaskan energi (ATP). Bentuk proses reaksi yang
terakhir disebut, lazim dinamakan fermentasi. Proses ini juga melibatkan enzim-enzim yang terdapat
di dalam sitoplasma sel. Respirasi anaerobik adalah reaksi pemecahan karbohidrat untuk
mendapatkan energi tanpa menggunakan oksigen. Respirasi anaerobik menggunakan senyawa
tertentu misalnya asam fosfoenol piruvat atau asetal dehida, sehingga pengikat hidrogen dan
membentuk asam laktat atau alcohol. Respirasi anaerobik terjadi pada jaringan yang kekurangan
oksigen, akan tumbuhan yang terendam air, biji – biji yang kulit tebal yang sulit ditembus oksigen, sel
– sel ragi dan bakteri anaerobik. Bahan baku respirasi anaerobik pada peragian adalah glukosa.
Selain glukosa, bahan baku seperti fruktosa, galaktosa dan malosa juga dapat diubah menjadi
alkohol. Hasil akhirnya adalah alkohol, karbon dioksida dan energi. Glukosa tidak terurai lengkap
menjadi air dan karbondioksida, energi yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan respirasi aerobik.
Pada respirasi anaerob, tahapan yang ditempuh meliputi :
1. Tahapan glikolisis, dimana 1 molekul glukosa ( C6 ) akan diuraikan menjadi asam piruvat, NADH
dan 2 ATP.
2. Pembentukan alkohol (fermentasi alkohol), atau pembentukan asam laktat
(fermentasi asam laktat).Akseptor elektron terakhir bukan oksigen, tetapi senyawa lain seperti :
alkohol, asam laktat.
3. Energi ( ATP ) yang dihasilkan.
Reaksi Respirasi Anaerob :
C6H12O6 Ragi >> 2C2H5OH + 2CO2 + 21Kal n sekitar 2 ATP.
Proses respirasi pada anaerob adalah fermentasi. Fermentasi pada respirasi anaerob terbagi atas
dua jenis, yaitu : fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat. Berikut ini akan dijelaskan mengenai
fermentasi alcohol dan fermentasi asam laktat.
a. Fermentasi Alkohol
Proses fermentasi pada alkohol ini terjadi pada beberapa mikroorganisme seperti jamur (ragi),
dimana tahapan glikolisis sama dengan yang terjadi pada respirasi aerob. Setelah terbentuk asam
piruvat ( hasil akhir glikolisis ), asam piruvat mengalami dekarboksilasi (sebuah molekul CO2
dikeluarkan ) dan dikatalisis oleh enzim alkohol dehidrogenase menjadi etanol atau alkohol dan
terjadi degradasi molekul NADH menjadi NAD+ serta membebaskan energi/kalor. Proses ini
dikatakan sebagai "pemborosan" karena sebagian besar energi yang terkandung dalam molekul
glukosa masih tersimpan di dalam alkohol. Itulah sebabnya, alkohol/etanol dapat digunakan sebagai
bahan bakar. Fermentasi alkohol pada mikroorganisme merupakan proses yang berbahaya bila
konsentrasi etanolnya tinggi.

Secara sederhana, reaksi fermentasi alkohol ditulis :


2CH3COCOOH ----------> 2CH3CH2OH + 2CO2 + 28 kkal
asam piruvat etanol/alkohol
b. Fermentasi asam laktat.
Pada sel hewan ( juga manusia ) terutama pada sel-sel otot yang bekerja keras , energi yang tersedia
tidaklah seimbang dengan kecepatan pemanfaatan energi karena kadar O2 yang tersedia tidak
mencukupi untuk kegiatan respirasi aerob ( reaksi yang membutuhkan oksigen ). Proses fermentasi
asam laktat dimulai dari lintasan glikolisis yang menghasilkan asam piruvat. Karena tidak tersedianya
oksigen maka asam piruvat akan mengalami degradasi molekul (secara anaerob) dan dikatalisis oleh
enzim asam laktat dehidrogenase dan direduksi oleh NADH untuk menghasilkan energi dan asam
laktat.
Secara sederhana reaksi fermentasi asam laktat ditulis sebagai berikut.
2CH3COCOOH ----------> 2CH3CHOHCOOH + 47 kkal
Asam piruvat Asam laktat

2.4. Substrat Respirasi


Substrat respirasi adalah setiap bahan organik tumbuhan yang teroksidasi
sebagian (menjadi senyawa teroksidasi) atau reteduksi sempurna (menjadi karbondioksida dan uap
air) dalam metabolisme respiratoris. Umumnya substrat untuk respirasi adalah zat yang tertimbun
dalam jumlah yang relatif banyak dalam sel tumbuhan dan bukan zat yang merupakan senyawa
antara hasil dari penguraian. Hasil penguraian biasanya disebut metabolik antara.
Karbohidrat merupakan substrat utama respirasi dalam sel-sel tumbuhan dengan glukosa sebagai
molekul pertama. Substrat respirasi yang paling penting di antara karbohidrat adalah sukrosa
(disakarida= glukosa dan fruktosa) dan pati (sering terdapat dalam sel tumbuhan sebagai cadangan
karbohidrat).
Dalam beberapa jaringan tumbuhan, selain karbohidrat, senyawa lain kadang-kadang dapat menjadi
substrat respirasi. Pada biji-biji tertentu, seperti jarak, mengandung lemak yang sangat tinggi sebagai
bahan cadangan yang terdapat di dalam jaringan endosperma yang mengelilingi embrio. Selama
beberapa hari pertama perkecambahan, lemak ini akan diubah menjadi sukrosa yang selanjutnya
diserap dan direspirasi oleh embrio yang sedang tumbuh.
Pada keadaan tertentu dalam beberapa jaringan tumbuhan juga, beberapa asam organik dapat
digunakan sebagai substrat respirasi, misalnya asam organik berkerbon empat (asam malat) yang
ditimbun dalam daun tumbuhan sukulen familia Crassulaceae, asam malat ini direspirasi menjdi
karbondioksida dan air melalui mekanisme khusus; asam organik berkarbon dua (asam glikolat),
yang ditimbun dalam daun yang disinari sebagian besar tumbuhan tinggi juga dapat digunakan untuk
respirasi. Protein jarang direspirasi kecuali dalam keadaan tertentu. Protein berperan sebagai
substrat respirasi selama tahap awal perkecambahan biji yang mengandung protein tinggi sebagai
cadangan makanan. Protein akan diubah menjadi asam-asam amino yang kemudian asam amino
diubah menjadi senyawa antara respirasi karbohidrat.Dengan demikian, asam amino direspirasi oleh
jalur yang digunakan oleh respirasi glukosa.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan pada bab II adalah sebagai
berikut:
1. Respirasi adalah reaksi oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan energi. Energi
ini digunakan untuk aktivitas sel dan kehidupan tumbuhan seperti sintesis (anabolisme), gerak,
pertumbuhan, perkembangan. Energi kimia yang dihasilkan dari proses respirasi adealah energi
kimia dalam bentuk ATP atu senyawa berenergi tinggi lainnya (NADH dan FADH). Proses respirasi
selalu berlangsung sepanjang waktu selama tumbuhan hidup.
2. Berdasarkan kebutuhannya terhadap oksigen, respirasi pada tumbuhan dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu: respirasi aerob dan anaerob.

3. Mekanisme respirasi aerob meliputi proses glikolisis, dekarboksilasi oksidatif piruvat, siklus krebs,
sistem transpor elektron dan fosforilasi oksidatif, serta jalur pentosa fosfat.
v Glikolisis
Proses yang berlangsung di luar mitokondria dan secara anaerob. Dalam proses ini terjadi
pengubahan 1 molekul glukosa (6 C) menjadi 2 asam
piruvat (3C). Dalam proses glikolisis dihasilkan 2 asam piruvat, 2 ATP, dan 2 NADH.

v Dekarboksilasi Oksidatif
Dekarboksilasi oksidatif merupakan reaksi antara yaitu antara glikolisis
dengan siklus krebs. Dalam proses ini terjadi perubahan dari 2 asam piru-vat (3 C) menjadi 2 asetil
Ko Enzim A (2 C). Hasil dari proses ini adalah 2 asetil Ko Enzim A, dan 2 NADH.

v Siklus Krebs atau Asam Sitrat


Siklus Krebs terjadi di mitokondira. Dalam proses ini terjadi perubaha dari 2 asetil ko enzim A menjadi
2 CO2.Proses ini berlangsung secara aerob.

v Hasil dari proses ini adalah 2 CO2, 2 FADH, dan 6 NADH.

Sehingga
Proses Glikolisis ------------------ 2ATP, 2NADH ---------------------- 8 ATP
Proses Dekarboksilasi Oksidatif ---- 2NADH ------------------------ 6 ATP
Proses Siklus Krebs ---------------- 2FADH, 6NADH, 2ATP ------ 22 ATP
Hasil --------------------------------------------------------------------------------- 38 ATP

4. Respirasi anaerob adalah respirasi yang tidak memerlukan oksigen ( O 2), respirasi anaerob i
ni terjadi pada sitoplasma, pada respirasi ini terjadi penguraian senyawa organik. Respirasi anaerob
menghasilkan energi yang lebih kecil yaitu 2 ATP. Proses respirasi anaerob ini adalah : Fermentasi.

You might also like