You are on page 1of 4

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

PEMBERIAN NEBULAZER
PADA PASIEN DENGAN ASMA BRONCHIALE DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)
RSUD KOTA SALATIGA
Inisial Pasien : Tn. I ( Tahun)
Diagnosa Medis : Asma Bronchiale
No. Register : 387346
Tanggal Masuk : 8 Maret 2018, Pukul: 05.28 WIB
Tanggal pengkajian : 8 Maret 2018, Pukul: 05.28 WIB

1. Diagnosa Keperawatan dan Dasar Pemikiran


a. Diagnosa Keperawatan
DS:
Pasien mengatakan :
- Merasa sangat sesak nafas sejak 7 hari yang lalu. Sesaknya semakin
memberat sejak 1 hari yang lalu.
- Sesaknya sering kambuh jika dirinya kelelahan, dan cuaca dingin
- Alergi terhadap cuaca dingin dan aspirin
- Memiliki riwayat asma
- Mengalami batuk sejak 7 hari yang lalu
- Dahaknya sulit dikeluarkan namun dahaknya berwarna putih

DO: - Pasien tampak sesak nafas berat


- Terdengar suara wheezing di lobus kanan dan kiri atas
- TTV
RR : 32 x/menit
TD : 130/80 mmHg
N : 112 x/menit
SpO2: 92%
- Irama nafas cepat dan dangkal
- Inspirasi memendek dan ekspirasi memanjang
- Pengembangan dada simetris
- Taktil fremitus kanan = kiri
- Tampak menggunakan otot bantu pernafasan
- Tampak retraksi dinding dada

Diagnosa keperawatan: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan


bronkospasme
b. Dasar pemikiran
Serangan asma terjadi akibat meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap
rangsangan. Terjadi penyempitan jalan nafas karena konstriksi otot-otot polos bronkhia
dan edema mukosa serta hipersekresi.

2. Tindakan Keperawatan yang Dilakukan


Pemberian tindakan nebuliser dengan obat yang diberikan yaitu ventolin pulmicort dan
ventolin 2 amp dan cairan NaCl 2 cc. Ketiganya dimasukkan ke dalam masker nebulizer.
3. Prinsip-prinsip Tindakan
 Bersih
 Dosis obat dan pengenceran harus tepat
 Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan Nebuleizer:
- Menganjurkan posisi duduk / setengah duduk saat serangan asma muncul.
- Gunakan inhaler / nebulizer sesuai dengan dosis yang diperintahkan dari dokter.
- Anjurkan saat menarik nafas posisi masker / inhaler langsung dihirup dan saat
mengeluarkan nafas masker / inhaler bisa dilepas.
- Anjurkan untuk berkumur – kumur setelah melakukan terapi nebulizer / dengan
inhaler untuk menghindari efek samping dari obat.
4. Analisa Tindakan Keperawatan
Pada pasien dengan asma bronchial terjadi penyempitan bronkus (bronkospasme) yang
menyebabkan suplai oksigen menjadi tidak adekuat. Oleh karena itu perlu dilakukan
tindakan untuk memperlebar bronkus sehingga aliran oksigen menjadi lancar. Salah satu cara
yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan obat bronkodilator dengan bantuan alat
nebuliser. Obat yang diindikasikan yaitu ventolin, pulmicort 2 amp yang dimasukkan ke
dalam alat nebuliser dan dicampur dengan Nacl 2 cc.

5. Bahaya – bahaya yang mungkin muncul terjadi akibat tindakan tersebut dan cara
pencegahannya :
1. Bahaya – bahaya yang mungkin muncul adalah efek samping dari penggunaan obat –
obat nebulizer seperti nausea, vomiting, tremor, tachycardia, hipertensi, osteoporosis dini
karena obat – obat yang digunakan adalah obat jenis kortekosteroid dalam jangka
panjang. Sedangkan pada penggunaan inhalasinya dalam jangka panjang sendiri juga
dapat menimbulkan efek seperti iritasi pada saluran nafas (faring), sakit kepala, suara
parau, jamur di sekitar mulut (kandidiasis).
2. Pencegahan :
Setelah terapi nebulasi dianjurkan untuk berkumur untuk menghindari efek samping.
Pemberian nebulizer harus sesuai dengan indikasi dan obat harus sesuai dengan dosis
yang tepat. Pemberian NaCl untuk mengurangi iritasi pada saluran nafas. Sepanjang
penggunaan obat secara tepat kemungkinan efek samping bisa dihindari. Jarak antara
pemberian inhalasi jangan terlalu dekat karena untuk menghindari penumpukan dosis
obat yang minimal 2 jam berikutnya.
6. Hasil yang Didapat dan Maknanya
S : - Pasien mengatakan sesaknya berkurang sedikit
O : - TTV
TD : 125/70 mmHg
N : 100 x/menit
RR : 25 x/menit
Spo2 : 97 %
- Pasien duduk dengan posisi fowler
- Pasien masih terlihat tersengal-sengal ketika bernafas
A: Masalah keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi:
- Anjurkan kepada pasien untuk sebisa mungkin menghindari allergen atau hal-hal
yang memicu kekambuhan penyakitnya

Setelah dilakukan tindakan keperawatan nebulisasi pada pasien yang mengalami


bronkospasme jalan nafas pasien kembali bebas ditunjukkan dengan adanya peningkatan
pada SPO2. Dari yang semula hanya 92% naik menjadi 97%, sehingga nafas pasien kembali
efektif.

7. Tindakan Lain yang Dapat Dilakukan


- Mandiri:
o Observasi tanda-tanda vital.
o Berikan posisi yang nyaman, tinggikan tempat tidur 450 (semi fowler)
- Kolaboratif:
o Kolaborasi pemberian oksigen 3 liter per menit
o Kolaborasi pemeriksaan RO Thorax
8. Evaluasi Diri
Pemberian obat bronkodilator dengan menggunakan nebulizer dapat dilakukan secara
mandiri tanpa hambatan. Masker oksigen yang digunakan terkadang tidak sesuai dan pasien
tidak merasa nyaman sehingga masker oksigen harus dipegang dengan tangan.
9. Kepustakaan
Price, Sylvia Anderson. 2014. Patofisiologi Asma Buku I. Jakarta: EGC.
Brunner & Suddarth. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8. Jakarta: EGC.
Doenges E. Marlynn. Rencana Asuhan Keperawatan , 2012, Jakarta: EGC.
Gallo & Hudak. 2017. Keperawatan Kritis, edisi VI. Jakarta: EGC
Noer Staffoeloh et all. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, 2016. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.

Surakarta, Januari 2011


Pembimbing, Mahasiswa,

Roro Lintang Suryani


22020110200052

You might also like