Professional Documents
Culture Documents
Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, sehingga saya dapat
menyelesaikan pembuatan tugas ini dengan judul “kelenjar tiroid”. Tugas ini dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah. Dalam tugas ini saya membahas tentang kelenjar
tiroid
BAB I
I.1. Latar Belakang
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang mempertahankan tingkat metabolisme di berbagai
jarinan agar optimal sehingga mereka berfungsi normal. Hormon tiroid merangsang konsumsi
oksigen pada sebagian besar sel di tubuh , membantu mengatur metabolisme lemak dan
karbohidrat, dan penting untuk pertumbuhan dan pematangan normal.
Kelenjar tiroid tidak esensial bagi kehidupan, tetapi ketiadaannya menyebabkan perlambatan
perkembangan mental dan fisik, berkurangnya daya tahan terhadap dingin, serta pada anak–
anak timbul retardasi mental dan kecebolan. Sebaliknya, sekresi tiroid yang berlebihan
menyebabkan badan menjadi kurus, gelisah, takikardia, tremor, dan kelebihan pembentukan
panas.
Fungsi tiroid diatur oleh hormone perangsang tiroid dari hipofisis anterior. Sebaliknya ,
sekresi hormone ini sebagian diatur oleh umpan balik inhibitorik langsung kadar
hormontiroid yang tinggi pada hipofisis serta hipotalamus dan sebagian lagi melalui
hipotalamus. Dengan cara ini, perubahan–perubahan pada hipofisis serta hipotalamus dan
sebagian lagi melalui hipotalamus. Dengan cara ini, perubahan–perubahan.
Dalam hal ini perawat dituntut untuk dapat profesional dalam menangani hal-hal yang terkait
dengan hipotirod misalnya saja dalam memberikan asuhan keperawatan harus tepat dan
cermat agar dapat meminimalkan komplikasi yang terjadi akibat hipotiroid.
I.2. Tujuan
1. 1. Tujuan Umum
Menjelaskan tentang konsep disfungsi Tiroid serta pendekatan asuhan keperawatannya.
1. 2. Tujuan Khusus
2. Mengidentifikasi definisi dari tiroid.
3. Mengidentifikasi etilogi hipotiroid.
4. Mengidentifikasi manifestasi klinis hipotiroid.
5. Menguraikan patofisiologi hipotiroid.
6. Mengidentifikasi penatalaksaan serta pencegahan pada hipotiroid.
7. Mengidentifikasi pengkajian pada klien dengan tiroid.
8. Mengidentifikasi diagnosa pada klien dengan tiroid.
9. Mengidentifikasi intervensi pada klien dengan tiroid.
I.3. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari tiroid?
1. Bagaimana etilogi dari hipotiroid?
2. Apakah manifestasi klinis darihipotiroid?
3. Bagaimana patofisiologi padahipotiroid?
4. Bagaimana penatalaksaan serta pencegahan pada hipotiroid?
5. Bagaimana pengkajian pada klien dengan hipotiroid?
6. Bagaimana diagnosa pada klien dengan hipotiroid?
7. Bagaimana intervensi pada klien dengan hipotiroid?
BAB II
KELENJAR TIROID
PENDAHULUAN
Tubuh kita terdiri dari sistem-sistem yang memiliki peran penting bagi tubuh. Salah satunya
system endokrin. System ini meliputi system dalam tubuh manusia yang terdiri dari beberapa
kelenjar penghasil hormone, disebut dengan system atau kelenjar endokrin.
Kelenjar tiroid termasuk dalam system endokrin selain kelenjar hipofise, kelenjar paratiroid,
kelenjar suprarenal, pulau langerhans, dan kelenjar kelamin. Kelenjar ini berbentuk seperti
kupu-kupu dan terletak di pangkal leher tepat di bawah jakun.
Kelenjar tiroid merupakan pengendali utama metabolisme tubuh. Kelenjar ini bertugas
menghasilkan, menyimpan, dan melepaskan hormone tiroid ke dalam peredaran darah.
Hormon tiroid terdiri dari hormon tiroksin (T4) dan tri-iodotironin (T3). Hormon-hormon
inilah yang memproduksi energi dari zat gizi dan oksigen sehingga mampu mempengaruhi
fungsi seluruh sel, jaringan, dan organ dalam tubuh.
Agar jumlah hormon yang dihasilkan tidak berlebih atau kurang, kelenjar tiroid bekerjasama
dengan hipotalamus dan kelenjar hipofise yang terletak di otak.
Gangguan dalam mekanisme pengaturan ini dapat menyebabkan terjadinya disfungsi tiroid.
Namun banyak orang yang masih belum mengetahui gejala maupun dampak dari disfungsi
tiroid. Akibatnya lebih dari separuh penderita disfungsi tiroid di dunia tidak menyadari
kondisi mereka.
II.1.PENGERTIAN
Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm dan terletak di leher, tepat
dibawah jakun. Kedua bagian tiroid dihubungkan oleh ismus, sehingga bentuknya
menyerupai huruf H atau dasi kupu-kupu.
Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid tidak terlihat dan hampir tidak teraba, tetapi bila
membesar, dokter dapat merabanya dengan mudah dan suatu benjolan bisa tampak dibawah
atau di samping jakun.
II.2.ETIOLOGI
Adanya gangguan fungsional dalam pembentukan hormon tyroid merupakan faktor penyebab
pembesaran kelenjar tyroid antara lain :
1. Defisiensi iodium
2. Pada umumnya, penderita penyakit struma sering terdapat di daerah yang kondisi air
minum dan tanahnya kurang mengandung iodium, misalnya daerah pegunungan.
3. Kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa hormon tyroid.
4. Penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia (seperti substansi dalam kol, lobak, kacang
kedelai).
5. Penghambatan sintesa hormon oleh obat-obatan (misalnya :thiocarbamide, sulfonylurea
dan litium).
Iodium diserap oleh usus halus bagian atas dan lambung, dan kira-kira sepertiga hingga
setengahnya ditangkap oleh kelenjar tiroid, sedangkan sisanya dikeluarkan lewat air kemih.
Hormon tiroid dibentuk melalui penyatuan satu atau dua molekul iodium ke sebuah
glikoprotein besar yang disebut tiroglobulin yang dibuat di kelenjar tiroid dan mengandung
asam amino tirosin. Kompleks yang mengandung iodium ini disebut iodotirosin. Dua
iodotirosin kemudian menyatu untuk membentuk dua jenis hormon tiroid dalam darah yaitu :
1. Tiroksin (T4), merupakan bentuk yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid, hanya memiliki
efek yang ringan terhadap kecepatan metabolisme tubuh.
2. Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam bentuk aktif, yaitu
triiodotironin (T3).
T3 dan T4 berbeda dalam jumlah total molekul iodium yang terkandung (tiga untuk T3 dan
empat untuk T4 ). Sebagian besar (90%) hormon tiroid yang dilepaskan ke dalam darah
adalah T4, tetapi T3 secara fisiologis lebih bermakna. Baik T3 maupun T4 dibawa ke sel-sel
sasaran mereka oleh suatu protein plasma.
1. A. Pembentukan dan Sekresi Hormon Tiroid
Ada 7 tahap, yaitu:
1. Trapping
Proses ini terjadi melalui aktivitas pompa iodida yang terdapat pada bagian basal sel folikel.
Dimana dalam keadaan basal, sel tetap berhubungan dengan pompa Na/K tetapi belum dalam
keadaan aktif. Pompa iodida ini bersifat energy dependent dan membutuhkan ATP. Daya
pemekatan konsentrasi iodida oleh pompa ini dapat mencapai 20-100 kali kadar dalam serum
darah. Pompa Na/K yang menjadi perantara dalam transport aktif iodida ini dirangsang oleh
TSH.
1. Oksidasi
Sebelum iodida dapat digunakan dalam sintesis hormon, iodida tersebut harus dioksidasi
terlebih dahulu menjadi bentuk aktif oleh suatu enzim peroksidase. Bentuk aktif ini adalah
iodium. Iodium ini kemudian akan bergabung dengan residu tirosin membentuk
monoiodotirosin yang telah ada dan terikat pada molekul tiroglobulin (proses iodinasi).
Iodinasi tiroglobulin ini dipengaruhi oleh kadar iodium dalam plasma. Sehingga makin tinggi
kadar iodium intrasel maka akan makin banyak pula iodium yang terikat sebaliknya makin
sedikit iodium di intra sel, iodium yang terikat akan berkurang sehingga pembentukan T3
akan lebih banyak daripada T4.
1. Coupling
Dalam molekul tiroglobulin, monoiodotirosin (MIT) dan diiodotirosin (DIT) yang terbentuk
dari proses iodinasi akan saling bergandengan (coupling) sehingga akan membentuk
triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4).
1. Penimbunan (storage)
Produk yang telah terbentuk melalui proses coupling tersebut kemudian akan disimpan di
dalam koloid. Tiroglobulin (dimana di dalamnya mengandung T3 dan T4), baru akan
dikeluarkan apabila ada stimulasi TSH.
1. Deiodinasi
Proses coupling yang terjadi juga menyisakan ikatan iodotirosin. Residu ini kemudian akan
mengalami deiodinasi menjadi tiroglobulin dan residu tirosin serta iodida. Deiodinasi ini
dimaksudkan untuk lebih menghemat pemakaian iodium.
1. Proteolisis
TSH yang diproduksi oleh hipofisis anterior akan merangsang pembentukan vesikel yang di
dalamnya mengandung tiroglobulin. Atas pengaruh TSH, lisosom akan mendekati tetes
koloid dan mengaktifkan enzim protease yang menyebabkan pelepasan T3 dan T4 serta
deiodinasi MIT dan DIT.
Namun dalam keadaan tertentu jumlah protein pengikat bisa berubah. Pada seorang lansia
yang mendapatkan kortikosteroid untuk terapi suatu penyakit kronik cenderung mengalami
penurunan kadar T3 dan T4 bebas karena jumlah protein pembawa yang meningkat.
Sebaliknya pada seorang lansia yang menderita pemyakit ginjal dan hati yang kronik maka
kadar protein binding akan berkurang sehingga kadar T3 dan T4 bebas akan meningkat.
v Gejala Hipotiroid :
Mudah lelah
Mengantuk
Kedinginan
Berat badan cenderung bertambah walaupun pola makan wajar dan olah raga teratur
Depresi
Konstipasi
Nyeri otot dan sendi
Kulit kering bersisik
Rambut dan kuku menipis dan rapuh
Penurunan libido
Gangguan menstruasi
v Penyebab Hipotiroid bisa bermacam-macam, yaitu :
Penyakit autoimun
Hipotiroid akibat autoimun ini dikenal dengan Tiroiditis Hashimoto. Pada kondisi ini tubuh
menyerang kelenjar tiroid karena menganggapnya sebagai sel asing. Hal ini menyebabkan
sel-sel dalam kelenjar tiroid mati dan tidak dapat menghasilkan hormone tiroid.
Kelainan congenital
v Kelenjar tiroid tidak berfungsi secara normal sejak lahir
Konsumsi obat-obatan, seperti lithium yang sering digunakan untuk terapi gangguan
mood.Hipertiroid adalah kebalikan dari hipotiroid. Kelenjar tiroid bekerja terlalu aktif
sehingga menghasilkan hormone tiroid secara berlebihan. Akibatnya, metabolisme tubuh
menjadi lebih cepat. Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita.
v Gejala Hipertiroid :
Denyut jantung sangat cepat (lebih dari 100 kali per menit)
Keringat berlebih dari biasanya
Tangan gemetar
Peningkatan frekuensi buang air besar
Pertumbuhan kuku yang sangat cepat
Rambut rontok
Kulit tipis dan halus
Penurunan berat badan meskipun pola makan normal
Cemas, mudah tersinggung
Terjadi gangguan menstruasi
v Penyebab Hipertiroid :
Penyakit Grave
Merupakan salah satu penyakit autoimun. Tubuh menyerang sel-sel kelenjar tiroid tapi tidak
mematikan sel, justru membuat antibodi (thyrotropin receptor antibody) yang merangsang
kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid secara berlebih.
Sehingga terjadi pembengkakan pada pada salah satu organ tubuh. Salah satu ciri khasnya
mata yang menonjol keluar dari rongga mata da tatapan seperti ketakutan.
Tiroiditis
Peradangan pada kelenjar tiroid yang menyebabkan produksi hormone berlebihan. Sehingga
dapat berakibat terjadinya hipertiroidisme yang berlangsung selama berminggu-minggu
sampai beberapa bulan.
Adenoma hipofise
Tumor pada kelenjar hipofise yang menyebabkan produksi TSH berlebihan menyebabkan
kelenjar tiroid memproduksi hormon secara berlebihan.
Hipertiroidisme Hipotiroidisme
v Kekurangan tiroid
Salah satu penyebab goiter alias gondok yang paling sering di dunia ialah kekurangan
yodium. Kelenjar tiroid tidak dapat menghasilkan hormon tiroid memadai tanpa yodium yang
cukup.
Untuk mengatasi, di Indonesia, zat ini biasanya ditambahkan pada bahan yang digunakan
sehari-hari, seperti garam. Jika kekurangan yodium, kelenjar pituitary melepaskan TSH
merangsang kelenjar tiroid meningkatkan produksinya.
Rangsangan berlebihan dalam jangka waktu lama mengakibatkan kelenjar
tiroid membesar.Imammengatakan, gejala hipotiroid (kekurangan tiroid), antara lain lemah,
lesu, sulit berpikir, dan mengantuk terus. Metabolisme tubuh melemah. Gejala ini kerap tidak
disadari.
Kekurangan tiroid pada perempuan hamil dalam waktu panjang menyebabkan bayi yang
dilahirkan mengalami hipotiroid. Jika terlambat diintervensi, bayi akan terganggu
pertumbuhan otaknya.
Penyebab lain goiter ialah tiroiditis Hashimoto akibat otoimun. Terjadi perusakan kelenjar
tiroid oleh sistem kekebalan tubuh sendiri sehingga produksi hormon tiroid rendah.
Menurut Imam, jika hipotiroid disebabkan defisiensi yodium, akan diberikan suplemen
yodium oral. Penanganan hipotiroidisme bisa dengan terapi sulih hormon. Biasanya
digunakan L-tiroksin, bentuk sintetis dari T4.
v Kelebihan tiroid
Sebagian besar kelebihan hormon tiroid (hipertiroidisme) disebabkan penyakit Graves yang
merupakan penyakit autoimun. Dalam hal ini, sistem kekebalan tubuh menghasilkan
protein thyroid simulating immunoglobulin (TSI) yang menyerupai TSH. TSI juga
merangsang kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid dan menyebabkan goiter.
Pada penderita, metabolisme tubuh akan meningkat. Penderita kerap kepanasan, kelelahan di
malam hari, kesulitan tidur, tangan bergetar, dan detak jantung tidak beraturan.
Terapi dilakukan dengan yodium radioaktif sehingga goiter mengecil. Hipertiroid dapat pula
disebabkan gangguan sekresi TSH oleh kelenjar di otak.
Pembesaran kelenjar tiroid bisa juga akibat tumor jinak maupun ganas (kanker). Untuk itu,
diperlukan tes fungsi tiroid guna memastikan keaktifan kelenjar tiroid. Jika kelenjar tiroid
membesar merata dan terjadi hipertiroid, dokter akan melanjutkan dengan tes penyakit
Graves. Jika terjadi hipotiroid, kemungkinan terjadi tiroiditis Hashimoto. Untuk memastikan,
dapat dilakukan tes darah. Cara lain lewat pemindaian, ultrasonografi tiroid, maupun biopsi
aspirasi jarum halus
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN KELENJAR TIROID
Penyakit akibat gangguan kelenjar tiroid umum terjadi,namun untungnya dapat di diagnosa
dengan cepat dan di obati dengan hasil yang sangat baik. Penyakit tiroid timbul sebagai
gangguan fungsi (hipofungsi atau hiperfungsi) atau sebagai lesi masa (perbesaran
neoplasmaatau nonneoplastik,yang di kenal sebagai goiter).
III.1. TINJAUAN GANGGUAN KELENJAR TIROID
1. A. HIPERTIROIDISME
Hipertiroidisme digambarkan sebagai suatu kondisi dimana terjadi kelebihan sekresi hormon
tiroid. Tirotoksikosis mengacu pada manivestasi klinis yang terjadi bila jaringan tubuh di
stimulasi oleh peningkatan hormon ini. Hipertiroidisme merupakan kelainan endokrin yang
dapat di cegah.
v Patofisiologi
Hipertiroidisme mungkin karena overfungsi keseluruhan kelenjar, atau kondisi yang kurang
umum, mungkin disebabkan oleh fungsi tunggal atau multiple adenoma kanker tiroid. Juga
pengobatan miksedema dengan hormon tiroid yang berlebihan dapat menyebabkan
hipertiroidisme.
Bentuk hipertiroidisme yang paling umum adalah penyakit Graves (goiter difus toksik yang
mempuyai tiga tanda penting yaitu :
Hipertiroidisme
Perbesaan kelenjar tiroid (goiter)
Eksoptalmos (protrusi mata abnormal)Penyebab lain hipertiroidisme dapat
Mencakup goiter nodular toksik, adenoma toksik (jinak), karsinoma tiroid,tiroiditis subakut
dan kronis, dan ingesti TH.Dampak hipertiroidisme terhadap berbagai sistem tubuh adalah
sebagai beikut :
Sistem integument seperti diaphoresis, rambut halus, jarang dan kulit lembab.
Sistem pencernaan seperti berat badan menurun, nafsu makan meningkat dan diare.
Sistem muskuloskeletal seperti kelemahan.
Sistem pernapasan seperti dispnea dan takipnea.
Sistem kardiovaskular seperti palpitasi, nyeri dada.
Metabolik seperti peningkatan laju metabolisme tubuh,intoleran terhadap panas dan
suhu sub febris.
Sistem neurologi seperti mata kabur, mata lelah, insomnia.
Sistem reproduksi seperti amenore, volume menstruasi berkurang dan libido meningkat.
Psikologis/Emosi seperti gelisah, iritabilitas, gugup/nervous.
1. B. HIPOTIROIDISME
Penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid sebagai akibat kegagalan mekanisme kompensasi
kelenjar tiroid dalam memenuhi kebutuhan jaringan tubuh akan hormon-hormon tiroid.
v Patofisiologi
Hipotiroidisme dapat terjadi akibat pengangkatan kelenjar tiroid dan pada pengobatan
tirotoksikosis dengan RAI. Juga terjadi akibat infeksi kronis kelenjar tiroid dan atropi
kelenjar tiroid yang bersifat idiopatik. Prevalensi penderita hipotiroidisme meningkat pada
usia 30 sampai 60 tahun, empat kali lipat angka kejadiannya pada wanita di bandingkan pria.
Hipotiroidisme kongenital di jumpai satu orang pada empat ribu kelahiran hidup. Jika
produksi hormon tiroid tidak adekuat maka kelenjar tiroid akan berkompensasi untuk
meningkatkan sekresinya sebagai respons terhadap rangsangan hormon TSH. Penurunan
sekresi hormon kelenjar tiroid akan menurunkan laju metabolisme basal yang akan
mempengaruhi semua sistem tubuh. Proses metabolik yang di pengaruhi antara lain :
Pembentukan eritrosit yang tidak optimal sebagai dampak dari menurunnya hormon tiroid
memungkinkan klien mengalami anemi. Dampak hipotiroidisme terhadap berbagai sistem
tubuh adalah sebagai berikut :
Pada kondisi ini dimana pembesaran kelenjar tidak disertai penurunan atau peningkatan
sekresi hormon-hormonnya maka dampak yang di timbulkannya hanya bersifat lokal yaitu
sejauh mana pembesaran tersebut mempengaruhi organ di sekitarnya seperti pengaruhnya
pada trakhea dan esophagus.
v Patofisiologi
Berbagai faktor di identifikasi sebagai penyebab terjadinya hipertropi kelenjar tiroid termasuk
di dalamnya defisiensi jodium, goitrogenik glikosida agent (zat atau bahan ini dapat menekan
sekresi hormon tiroid) seperti ubi kayu, jagung, lobak, kangkung, kubis bila di konsumsi
secara berlebihan, obat-obatan anti tiroid, anomali, peradangan dan tumor/neoplasma.
Sedangkan secara fisiologis, menurut Benhard (1991) kelenjar tiroid dapat membesar sebagai
akibat peningkatan aktifitas kelenjar tiroid sebagai upaya mengimbangi kebutuhan tubuh
yang meningkat pada masa pertumbuhan dan masa kehamilan Berdasarkan kejadiannya atau
penyebarannya ada yang di sebut Struma Endemis dan Sporadis. Secara sporadis dimana
kasus-kasus struma ini di jumpai menyebar diberbagai tempat atau daerah.
Bila di hubungkan dengan penyebab maka struma sporadis banyak disebabkan oleh faktor
goitrogenik, anomali dan penggunaan obat-obatan anti tiroid, peradangan dan neoplasma.
Secara endemis, dimana kasus-kasus struma ini dijumpai pada sekelompok orang di suatu
daerah tertentu, dihubungkan dengan penyebab defisiensi jodium.
v Juga akan di jumpai penurunan visus akibat penekanan saraf optikus dan adanya tanda-
tanda radang atau infeksi pada konjunktiva dan atau kornea
v Fotopobia dan pengeluaran air mata yang berlebihan merupakan tanda yang lazim
1. Amati manifestasi klinis hipertiroidisme pada berbagai sistem tubuh seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya
2. Palpasi kelenjar tiroid, kaji adanya pembesaran, bagaimana konsistensinya, apakah dapat
digerakkan serta apakah nodul soliter atau multipel
3. Auskultasi adanya “bruit”
4. C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang utama dijumpai pada klien dengan hipertiroidisme adalah :
Observasi setiap 4 jam nadi apikal, tekanan darah dan suhu tubuh
Anjurkan kepada klien agar segera melaporkan pada perawat bila mengalami nyeri dada,
palpitasi, dispnea dan vertigo.
Upayakan agar klien dapat istirahat
Bantu klien memenuhi kebutuhan sehari-hari sesuai kebutuhan
Batasi aktivitas yang melelahkan klien
Kolaborasi pemberian obat-obat antitiroid.
Kolaborasi tindakan pembedahan bila dengan tindakan konservatif
v Diagnosa Keperawatan : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan efek hiperkatabolisme Tujuan : Setelah perawatan di rumah sakit, klien akan
mempertahankan status nutrisi yang optimal Intervensi Keperawatan :
Prevalensi penderita hipotiroidisme meningkat pada usia 30 sampai 60 tahun, empat kali lipat
angka kejadiannya pada wanita di bandingkan pria. Hipotiroidisme kongenital di jumpai satu
orang pada empat ribu kelahiran hidup. Jika produksi hormon tiroid tidak adekuat maka
kelenjar tiroid akan berkompensasi untuk meningkatkan sekresinya sebagai respons terhadap
rangsangan hormon TSH.
Penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid akan menurunkan laju metabolisme basal yang
akan mempengaruhi semua sistem tubuh. Proses metabolik yang di pengaruhi antara lain :
Penurunan hormon tiroid juga akan mengganggu metabolisme lemak dimana akan terjadi
peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida sehingga klien berpotensi mengalami
atherosklerosis Akumulasi proteoglicans hidrophilik di rongga intertisial seperti rongga
pleura, cardiak dan abdominal sebagai tanda dari mixedema. Pembentukan eritrosit yang
tidak optimal sebagai dampak dari menurunnya hormon tiroid memungkinkan klien
mengalami anemi.
5. Sistem muskuloskeletal seperti nyeri otot, kontraksi dan relaksasi otot yang melambat.
6. Sistem neurologi seperti fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata.
III.3. HIPERTROFI KELENJAR TIROID
Kelenjar tiroid mengalami pembesaran akibat pertambahan ukuran sel/jaringan tanpa di sertai
peningkatan atau penurunan sekresi hormon-hormon kelenjar tiroid. Disebut juga sebagai
goiter nontosik atau simple goiter atau struma Endemik.
Pada kondisi ini dimana pembesaran kelenjar tidak disertai penurunan atau peningkatan
sekresi hormon-hormonnya maka dampak yang di timbulkannya hanya bersifat lokal yaitu
sejauh mana pembesaran tersebut mempengaruhi organ di sekitarnya seperti pengaruhnya
pada trakhea dan esophagus.
1. A. PATOFISIOLOGI
Berbagai faktor di identifikasi sebagai penyebab terjadinya hipertropi kelenjar tiroid termasuk
di dalamnya defisiensi jodium, goitrogenik glikosida agent (zat atau bahan ini dapat menekan
sekresi hormon tiroid) seperti ubi kayu, jagung lobak, kangkung, kubis bila di konsumsi
secara berlebihan, obat-obatan anti tiroid, anomali, peradangan dan tumor/neoplasma.
Sedangkan secara fisiologis, menurut Benhard (1991) kelenjar tiroid dapat membesar sebagai
akibat peningkatan aktifitas kelenjar tiroid sebagai upaya mengimbangi kebutuhan tubuh
yang meningkat pada masa pertumbuhan dan masa kehamilan.
Berdasarkan kejadiannya atau penyebarannya ada yang di sebut Struma Endemis dan
Sporadis. Secara sporadis dimana kasus-kasus struma ini di jumpai menyebar diberbagai
tempat ada daerah. Bila di hubungkan dengan penyebab maka struma sporadis banyak
disebabkan oleh faktor goitrogenik, anomali dan penggunaan obat-obatan anti tiroid,
peradangan dan neoplasma. Secara endemis, dimana kasus-kasus struma ini dijumpai pada
sekelompok orang di suatu daerah tertentu, dihubungkan dengan penyebab defisiensi jodium.
3. Kebiasaan hidup sehari-hari mencakup aktifitas dan mobilitas, pola makan, penggunaan
obat-obat tertentu, istirahat dan tidur.
4. Keluhan klien seperti berat badan turun meskipun napsu makan meningkat, diare, tidak
tahan terhadap panas, berkeringat banyak
5. Pemeriksaan fisik :
a. Amati penampilan umum klien, amati wajah klien khususnya kelainan pada mata.
v tanda Von Graefes : jika klien melihat kebawah maka palpebra superior sukar atau sama
sekali tidak dapat mengikuti bola mata
1. C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang utama dijumpai pada klien dengan hipertiroidisme adalah :
a) Observasi setiap 4 jam nadi apikal, tekanan darah dan suhu tubuh
b) Anjurkan kepada klien agar segera melaporkan pada perawat bila mengalami nyeri
dada, palpitasi, dispnea dan vertigo.
1. E. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Batasi aktivitas, hindarkan aktivitas yang melelahkan
v Intoleransiaktivitas
Intoleransiaktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses kognitif
1. Atur interval waktu antara aktivitas dengan 1. Mendorong aktivitas sambil memberikan
kelelahan dan penurunan proses kognitif. kesempatan untuk mendapatkan istirahat yang
2. Bantu aktiviatas perawatan mandiri ketika adekuat.
pasien berada dalam keadaan lain. 2. Dengan membersihkan trakheostomy,
menghindari terjadinya penumpukan sekret dan
agar jalan nafas bersih
3. Berikan stimulasi melalui percakapan dan 3. Meningkatkan perhatian tanpa terlalu
aktivitas yang tidak menimbulkan stress. menimbulakan stree pada pasien.
Intervensi Rasional
BAB IV
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN.
Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm dan terletak di leher, tepat
dibawah jakun. Kedua bagian tiroid dihubungkan oleh ismus, sehingga bentuknya
menyerupai huruf H atau dasi kupu-kupu.
Kelenjar tiroid termasuk dalam system endokrin selain kelenjar hipofise, kelenjar paratiroid,
kelenjar suprarenal, pulau langerhans, dan kelenjar kelamin. Kelenjar ini berbentuk seperti
kupu-kupu dan terletak di pangkal leher tepat di bawah jakun.
Hormon tiroid terdiri dari hormon tiroksin (T4) dan tri-iodotironin (T3). Hormon-hormon
inilah yang memproduksi energi dari zat gizi dan oksigen sehingga mampu mempengaruhi
fungsi seluruh sel, jaringan, dan organ dalam tubuh.
3.2 SARAN.
Dengan adanya tugas ini penulis dapat lebih memahami tentang kelenjar Tiroid dan dapat
melakukan perawatan yang baik serta menegakkan asuhan keperawatan yang baik dengan
adanya hasil tugas ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bacaan untuk menambah wawasan
dari ilmu yang telah di dapatkan dan lebih baik dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA